IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 04 OKTOBER 2013
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema: SUAMI MENGASIHI ISTERI ADALAH SALIB DARI PIHAK SUAMI
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam nama Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di rumah Tuhan,
beribadah melayani kepada Tuhan.
Kembali kita memeriksa Maleakhi 2: 10-11.
Maleakhi 2: 10-11
(2:10) Bukankah kita sekalian mempunyai satu bapa?
Bukankah satu Allah menciptakan kita? Lalu mengapa kita berkhianat
satu sama lain dan dengan
demikian menajiskan perjanjian nenek moyang kita?
(2:11) Yehuda berkhianat, dan perbuatan keji dilakukan di
Israel dan di Yerusalem, sebab Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang
dikasihi TUHAN dan telah menjadi suami anak perempuan allah asing.
Yehuda menjadi suami bagi anak perempuan allah asing.
Menjadi suami anak perempuan allah asing = kawin campur =
pasangan yang tidak seimbang.
Oleh karena kawin campur ini, umat Israel berkhianat satu
sama lain dan terjadi perceraian.
Sesungguhnya, perceraian itu tidak dikehendaki oleh
Tuhan, sebab oleh karena perceraian seseorang berkhianat kepada pasangannya,
sebagaimana bangsa Israel berkhianat satu sama lain.
Saya tambahkan sedikit; salah satu pengalaman yang
menyakitkan adalah apabila pasangan berkhianat.
Hal ini bukan hanya harus dipahami tetapi harus
betul-betul ditelaah dengan baik, supaya apa yang menjadi kerinduan Tuhan juga
kerinduan kita terwujud; kita tidak berkhianat kepada Tuhan, juga tidak
berkhianat kepada sesama, sekaligus kepada pasangan masing-masing.
Matius 19: 5-6
(19:5) Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan
meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya
itu menjadi satu daging.
(19:6) Demikianlah mereka bukan
lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh
diceraikan manusia."
Apa yang telah dipersatukan oleh Allah tidak boleh
diceraikan manusia, apa pun alasannya, sebab suami isteri yang telah
dipersatukan oleh Allah, mereka itu bukan lagi dua, melainkan menjadi satu
daging.
Satu daging, berarti; tidak terpisahkan, seperti tubuh
dengan kepala tidak bisa dipisahkan.
Lebih jauh kita melihat; HUBUNGAN SUAMI ISTERI.
Efesus 5: 31
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan
ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya, kemudian
bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging, satu kesatuan
yang tidak bisa dipisahkan.
Suami yang telah meninggalkan ayahnya dan ibunya, bersatu
dengan isterinya, dan keduanya menjadi satu daging, sehingga sekalipun ada
masalah di dalam nikah rumah tangga itu, suami dan isteri tidak mungkin lagi
kembali kepada ayah dan ibu mereka, dengan kata lain masalah itu tidak boleh
dibebankan kepada ayah dan ibu, itulah komitmen dalam nikah / suami isteri yang
telah dipersatukan.
Oleh sebab itu, untuk menikah memang harus ada komitmen,
tidak hanya sebatas meninggalkan ayah dan ibunya, tetapi apa saja yang
menghambat kesatuan antara suami dengan isteri / kesatuan tubuh dengan kepala
harus ditinggalkan karena suami isteri adalah satu daging.
Efesus 5: 32
(5:32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan
ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Rahasia nikah itu besar, berarti; hubungan antara Kristus
dengan jemaat, rahasianya besar, sebab dua hati yang berbeda, dua keinginan
yang berbeda harus disatukan.
Suami isteri menjadi satu daging karena yang
mempersatukan suami dan isteri adalah salib Kristus.
Kalau menurut iilmiah, 1+1=2, tetapi kalau kita berbicara
nikah, 1+1 hasilnya tetap 1, karena telah disatukan / diikat oleh salib
Kristus.
SUAMI DAN ISTERI
DISATUKAN OLEH SALIB KRISTUS.
Mari kita lihat; SALIB
DARI PIHAK SUAMI.
Efesus 5: 25
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus
telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
Suami mengasihi
isterinya sebagaimana Kristus mengasihi jemaat.
Berarti,
Kristus = suami = kepala, sedangkan jemaat = isteri = tubuh.
Supaya
penyatuan tubuh dengan kepala terwujud, maka salib dari pihak suami adalah
mengasihi isteri.
Kasih seorang suami, seperti Kristus kepada
jemaat; menyerahkan diri-Nya baginya = mengorbankan diri-Nya untuk tubuh
Kristus (sidang jemaat).
BUKTI YANG PERTAMA.
Efesus 5: 26
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya
dengan memandikannya dengan air dan firman,
Menyucikannya
dan memandikannya dengan air dan firman, supaya menguduskan sidang jemaat,
itulah tubuh-Nya.
1 Petrus 1: 15-16
(1:15) tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam
seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
(1:16) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku
kudus.
Hendaklah kudus
di dalam seluruh hidup, itu adalah kerinduan Tuhan, supaya sama seperti Dia di
dalam kekudusan.
Hidup manusia
terdiri dari dua bagian:
1.
Tubuh, jiwa dan
roh
Berarti, tubuh, jiwa dan roh manusia hendaknya kudus.
2.
Hati, pikiran
dan perasaan (pertimbangan-pertimbangan)
Itu juga harus di dalam kekudusan.
Inilah yang
menjadi kerinduan Tuhan bagi kita sekaliannya, supaya kita menjadi sama dengan
Dia di dalam kekudusan.
Kembali kita memperhatikan
perkataan: “... memandikannya dengan air dan firman” (Efesus 5: 26)
Memandikan
dengan air dan firman à baptisan air / baptisan Kristus.
Roma 6: 3-4
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang
telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
(6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama
dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita
akan hidup dalam hidup yang baru.
Baptisan air /
baptisan Kristus, berarti satu di dalam kematian dan satu di dalam kebangkitan
Kristus.
-
Kuasa kematian
Yesus Kristus; mengubur hidup yang lama.
-
Kuasa
kebangkitan Yesus Kristus; hidup dalam hidup yang baru, berarti yang lama sudah
berlalu.
Berarti
memandikannya dengan air dan firman, itulah bukti bahwa Yesus mengasihi
tubuh-Nya lewat kuasa kematian dan kebangkitan-Nya (pengorbanan-Nya).
Tujuan dimandikan
dengan air dan firman.
Efesus 5: 26-27
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan
memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di
hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu,
tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Supaya
menempatkan jemaat di hadapan-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau
yang serupa itu = supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Mazmur 45: 14
(45:14) Keindahan belaka puteri raja itu di dalam,
pakaiannya berpakankan emas.
Hidup suci
tanpa cacat cela atau kerut atau yang serupa itu adalah pakaian mempelai.
Jadi, tujuan
Kristus memandikan dengan air dan firman adalah supaya kita kelak menjadi
mempelai wanita Tuhan.
Kita lihat
pernyataan Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Korintus.
2 Korintus 11:
2
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu
ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk
membawa kamu sebagai perawan suci kepada
Kristus.
Rasul Paulus
telah mempertunangan sidang jemaat di Korintus kepada satu laki-laki, sehingga
Rasul Paulus berusaha untuk membawa sidang jemaat di Korintus sebagai perawan
suci kepada Kristus, sebagai Mempelai Pria Sorga.
Perawan suci =
hidup suci, tanpa cacat cela atau kerut atau yang serupa itu, itulah pakaian
mempelai.
Kristus telah
mengasihi tubuh-Nya, lewat pengorbanan-Nya, lewat kematian dan kebangkitan-Nya,
Ia memandikan tubuh-Nya, supaya Ia menempatkan sidang jemaat di hadapan-Nya
dengan cemerlang tanpa cacat cela atau kerut atau yang serupa itu.
Kasih seorang suami, seperti Kristus kepada
jemaat; menyerahkan diri-Nya baginya = mengorbankan diri-Nya untuk tubuh
Kristus (sidang jemaat).
BUKTI YANG KEDUA.
Efesus 5: 28
(5:28) Demikian juga suami
harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang
mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
Suami mengasihi
isteri seperti mengasihi dirinya sendiri.
Efesus 5: 29
(5:29) Sebab tidak pernah
orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama
seperti Kristus terhadap jemaat,
Mengasihi,
berarti; tidak membenci isterinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, itulah
tubuh-Nya.
Suami mengasihi
isteri, berarti menyatakan dua hal;
YANG PERTAMA: MENGASUHNYA (suami mengasuh isterinya).
Kisah Para
Rasul 7: 20-21
(7:20) Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata
Allah. Tiga bulan lamanya ia diasuh di rumah ayahnya.
(7:21) Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya
dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya
sendiri.
Puteri Firaun
mengasuh Musa seperti anaknya sendiri.
Kemudian, kita
melihat; di tengah-tengah puteri Firaun mengasuh Musa.
Kisah Para
Rasul 7: 22
(7:22) Dan Musa dididik
dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa
dalam perkataan dan perbuatannya.
Musa dididik
dalam segala hikmat orang Mesir.
Puteri Firaun
adalah puteri seorang raja, maka secara otomatis, puteri Firaun mendidik Musa
juga dengan sistem kerajaan. Berarti, didikan yang diterima Musa bukanlah
sembarang didikan.
Jika seorang
raja mendidik anaknya, berbeda dengan orang awam. Kalau seorang raja mendidik
anaknya penuh dengan kedisiplinan, dan itu terlihat sekali, untuk menghadap
seorang raja saja, maka seseorang harus merangkak dari jarak 100 meter, sampai
dia tiba di hadapan raja.
Berbeda dengan
orang awam, kalau anaknya makan sambil menonton, anaknya makan sambil
berbicara, atau sambil angkat kaki, itu semua dibiarkan, karena itu adalah hal
biasa.
Tetapi bagi
seorang raja mendidik anaknya begitu disiplin dan tidak sembarangan.
Oleh sebab itu;
Musa berkuasa dalam perbuatan juga Musa berkuasa dalam perkataan.
Sikap yang urakan
menunjukkan bahwa seseorang tidak memiliki kuasa. Perkataan yang asal keluar
dari mulut, menunjukkan bahwa perkataannya tidak berkuasa.
Oleh sebab itu,
saya selalu menghimbau, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, bahkan cara
berpikir, sudut pandang, gerak-gerik haruslah disiplin, segala sesuatu yang
diperbuat bertujuan untuk hal positif, supaya perbuatan itu berkuasa, supaya
perkataan itu berkuasa.
Berkuasa dalam
perbuatan, berkuasa dalam perkataan = menjadi kesaksian = menjadi kitab yang
tertulis.
2 Korintus 3:
2-3
(3:2) Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam
hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan
kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh
dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh
daging, yaitu di dalam hati manusia.
Menjadi kitab
yang tertulis / kitab pujian, bisa dibaca oleh orang lain = menjadi kesaksian,
sebab firman itu telah mendarah daging, tetapi bukan ditulis oleh tinta,
melainkan dimeteraikan oleh Roh Kudus.
Kalau firman
mendarah daging, inilah yang disebut kitab yang tertulis, kitab Kristus, kitab
pujian, yang bisa dibaca oleh orang lain, mulai dari perkataan, sikap, tingkah
laku, gerak-geriknya.
-
Kalau seorang
anak hormat kepada orang tua, kita langsung mengingat hukum yang kelima pada
kesepuluh hukum Taurat, yang tertulis dalam Keluaran 20.
-
Atau
sebaliknya, kalau seorang isteri tunduk kepada suami, kita langsung teringat
dengan firman yang tertulis dalam Efesus 5: 22.
-
Kalau seorang
suami mengasihi isteri, itu jelas tertulis dalam Efesus 5: 25.
-
Semua tampak
jelas, termasuk kalau sidang jemaat setia kepada Tuhan, baik dalam ibadah
pelayanan, setia dalam segala perkara, seperti yang dikerjakan Yesus Kristus
sebagai Anak, Ia taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib, itu
tertulis dalam Filipi 2.
Itu terjadi
dengan sidang jemaat di Korintus menjadi surat Kristus, surat pujian karena
terlihat dari perbuatan-perbuatan seperti di atas.
Saudaraku,
biarlah kiranya tubuh kita diasuh oleh Tuhan, jiwa kita diasuh oleh Tuhan, roh
kita juga diasuh oleh Tuhan, supaya menjadi kesaksian, berkuasa dalam
perkataan, berkuasa dalam perbuatan.
Manusia tidak
bisa mengubah manusia, bahkan saya sendiri tidak bisa mengubah sidang jemaat,
tetapi sidang jemaat bisa berubah kalau tubuh, jiwa dan rohnya mau diubahkan.
Tetapi kalau kita sombong, suka bermegah, sering menyatakan kelebihan, saya
kira, itu menunjukkan bahwa seseorang tidak mau diasuh.
Sekarang, kita
kembali melihat; DIDIKAN.
Ibrani 12: 7-8
(12:8) Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang
harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
(12:9) Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita
beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati;
kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya
kita boleh hidup?
(12:10) Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang
pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita
untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
Seorang anak
harus dididik oleh ayahnya, lewat ganjaran dan hajaran.
Tidak ada anak
yang tidak dididik oleh ayahnya. Kalau anak tidak diberi didikan, berarti bebas
dari ganjaran, bebas dari hajaran, maka disebutlah anak gampangan, anak di luar
nikah.
Bapa di dalam
Roh, itulah Bapa di dalam sorga, mendidikan saya dan saudara sebagai anak-anak
Tuhan, berarti tidak terlepas dari ganjaran dan hajaran.
Didikan,
berarti prosesnya adalah hajaran dan ganjaran. Demikian juga supaya tiga oknum
Allah tinggal di dalam kita, maka kita harus melalui ganjaran dan hajaran
sebagai proses.
Sebagai contoh;
·
untuk memperoleh buah anggur, maka prosesnya
adalah lewat pemerasan, itu adalah gambaran dari pada salib Kristus.
Anggur à kasih Allah.
Berarti supaya seseorang tinggal di dalam kasih, prosesnya adalah lewat
ganjaran, itulah pemerasan, yang disebut salib Kristus. Ketika Allah menyatakan
kasih-Nya kepada manusia, Ia mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, demikian juga
supaya kita dapat mengasihi sesama, maka kita harus terlebih dahulu mengasihi
Tuhan. Kasih itu kita terima melalui didikan, yaitu lewat proses pemerasan,
itulah salib Kristus / ganjaran.
·
Mengumpulkan minyak.
Minyak à urapan Roh Kudus.
Supaya memperoleh minyak zaitun, maka terlebih dahulu pohon zaitun dan buah
dari pohon zaitun itu ditumbuk sebagai proses untuk memperoleh minyak zaitun.
Ketika terjadi tumbukan, maka pohon zaitun, termasuk buah dari pohon zaitun
itu hancur, itu à jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk. Jadi,
ganjaran ini adalah proses untuk menerima minyak urapan.
·
Mengumpulkan gandum.
Matius 3: 12
(3:12) Alat penampi
sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan
gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api
yang tidak terpadamkan."
Untuk mengumpulkan gandum dalam lumbung, maka harus melalui pengirikan,
supaya terlepas dari debu jerami dan debu dari sekam, arti rohaninya; untuk
terpisah dari dosa kejahatan, harus melalui pengirikan.
Pengirikan = penumbukan. Jadi, semua harus melalui proses penumbukan,
supaya memperoleh hasil yang diinginkan oleh Tuhan dan kita juga tentunya.
Saya bersyukur, jikalau sampai pada malam hari ini saya dapat bertahan
berdiri tegak di hadapan takhta kasih karunia, bertahan melayani Tuhan, itu
semua karena kasih karunia, kemurahan hati Tuhan. saya dididik, berarti banyak
proses yang saya lalui, baik dalam menghadapi sidang jemaat, baik menghadapi
nikah, baik juga menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan oleh karena
kesalahan, maupun oleh karena aniaya firman. Dan saya kira, supaya memperoleh
hasil yang baik, memang harus dididik, berarti menerima hajaran dan ganjaran.
Pengalaman adalah guru yang terbaik bagi seorang murid yang baik. Jadi,
untuk menjadi murid yang baik, belajarlah menghargai guru, yaitu didikan dan pengalaman
yang dilalui.
Menghargai nabi, berarti; memperoleh upah nabi, doa nabi berkuasa atasnya =
berhasil.
Sebaliknya kalau menolak dididikan, maka Tuhan pun menolak doanya, bahkan sekalipun
seorang nabi yang berdoa untuk dia.
Apalah artinya kita beribadah, tetapi tidak mau dididik. Kita sudah tahu
yang baik dan akhirnya melepaskan apa yang ada di dunia ini, tetapi tidak mau melepaskan
seluruhnya, mungkin karena kesombongan, harga diri, keangkuhan hidup dan lain
sebagainya, sehingga kerohaniannya tanggung-tanggung / mendua hati, sedangkan
orang yang mendua hati tidak mendapatkan apa-apa.
Kalau satu kandang penggembalaan berjalan karena kekuatan mamon atau berjalan
hanya karena aturan yang ada kaitannya dengan adat istiadat, saya tidak bangga.
Tetapi kalau di dalam satu kandang penggembalaan berjalan karena hasil
didikan, saya bangga sekali, sebab berkenan di hadapan Tuhan dan dihormati
manusia, inilah pelayanan dengan sistem Kerajaan di dalam satu kandang
penggembalaan.
1 Tesalonika 2: 7-8
(2:7) Tetapi kami
berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati
anaknya.
(2:8) Demikianlah
kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil
Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.
Berada dalam asuhan Tuhan, itu menunjukkan bahwa seseorang dikasihi oleh
Tuhan dengan kasih sayang dan kasih setia.
Suami
mengasihi isteri, berarti menyatakan dua hal;
YANG KEDUA: MERAWATINYA (suami merawat isterinya).
Lukas 10: 33-35
(10:33) Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam
perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya
oleh belas kasihan.
(10:34) Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya,
sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang
itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan
dan merawatnya.
(10:35) Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada
pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari
ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
Seorang Samaria
merawat seorang yang terluka; ia membalut luka-luka itu, kemudian dibawa ke
penginapan dan selanjutnya dirawat.
-
Sebelum
dibalut, terlebih dahulu luka itu disiram dengan MINYAK dan ANGGUR.
·
Minyak à urapan Roh-El Kudus.
Pekerjaan dari Roh Kudus adalah Dia menghibur yang susah, Dia menolong, Dia
mengajari, Dia menopang, dan sebagainya.
·
Anggur à kasih.
1 Korintus 13: 3-9
(13:3) Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu
yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku
tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
Kalau hidup tanpa kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya, seperti yang
dialami oleh Rasul Paulus sekalipun ia membagi-bagikan segala sesuatu yang ada
bahkan menyerahkan tubuh untuk dibakar, tetapi jika tidak memiliki kasih,
sedikitpun tidak ada faedahnya.
Adapun kasih itu ...
1 Korintus 13: 4-7
(13:4) Kasih itu sabar;
kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak
sombong.
(13:5) Ia tidak melakukan
yang tidak sopan dan tidak mencari
keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan
tidak menyimpan kesalahan orang lain.
(13:6) Ia tidak
bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
(13:7) Ia menutupi segala
sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
1.
|
Sabar
|
8.
|
Tidak pemarah
|
2.
|
Murah hati
|
9.
|
Tidak menyimpan kesalahan orang lain
|
3.
|
Tidak cemburu
|
10.
|
Tidak bersukacita karena ketidakadilan
|
4.
|
Tidak memegahkan diri
|
11.
|
Menutupi segala sesuatu
|
5.
|
Tidak sombong
|
12.
|
Percaya segala sesuatu
|
6.
|
Tidak melakukan yang tidak sopan
|
13.
|
Mengharapkan segala sesuatu
|
7.
|
Tidak mencari keuntungan diri sendiri
|
14.
|
Sabar menanggung segala sesuatu
|
Sebagaimana orang Samaria sabar menanggung apa yang diderita oleh orang
yang dipukuli sampai setengah mati, itulah kasih.
-
Kemudian, orang
Samaria itu memberikan DUA DINAR UNTUK MERAWAT.
Dua dinar à belas kasihan Tuhan. Belas kasihan Tuhan lewat uluran
dua tangan Tuhan, itulah yang merawat saya dan saudara.
Pendeknya; dirawat, berarti; menerima belas kasih Tuhan lewat uluran dua
tangan Tuhan.
Yesaya 46: 4
(46:4) Sampai masa
tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu
terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.
Berada dalam gendongan DUA TANGAN TUHAN, berarti; MENANGGUNG, MEMIKUL dan
MENYELAMATKAN.
Biarlah kiranya kita senantiasa merasakan uluran dua tangan Tuhan yang
menanggung, memikul dan menyelamatkan kita semua.
Kalau kita dirawat, luka-luka batin dibalut oleh Tuhan, Roh Kudus
menghibur, kasih-Nya menanggung kita sekalian, supaya kita dipulihkan.
Andai saja Tuhan tidak merawat kita sampai malam hari ini, maka segala
luka-luka akan semakin bertambah besar, segala derita karena sakit penyakit
akan bertambah parah, dan sebagainya, tetapi Tuhan tidak membiarkan itu, Tuhan
rawat kita, Dia menanggung kita, Dia mendidik kita sampai akhirnya kita
diselamatkan.
Luka batin itu tidak mudah disembuhkan ...
Sedikit kesaksian; sebelum saya terpanggil menjadi seorang hamba Tuhan,
saya seringkali mengalami luka batin.
Luka itu semakin membesar dan bertambah besar, dan itu menunjukkan bahwa
seseorang masih mengingat kesalahan orang lain sehingga kejahatan dibalas dengan
kejahatan.
Coba saudara review berapa banyak luka-luka batin yang saudara alami, dan
andai saja Tuhan tidak membalut luka-luka batin itu, entah apa yang terjadi
pada diri kita saat ini.
Tuhan mengasihi
kita, Dia kepala, Dia suami. Biarlah apa yang kita terima malam hari ini dapat
kita rasakan dan kita semakin maju di dalam Tuhan.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment