IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 01 OKTOBER 2013
Tema: HAL BERDOA (dari Matius 6: 5-13)
(Seri 60)
Subtema: MENJADI GANTUNGAN BAGI ORANG LAIN ADALAH ANGGOTA TUBUH KRISTUS.
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah
Tuhan, kita dimungkinkan untuk menyembah Tuhan pada saat malam hari ini, kita
patut bersyukur tentunya.
Segera kita memperhatikan Matius 6: 5-13, sebagai firman
penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan.
Namun kita hanya membaca ayat 13 saja.
Matius 6: 13
(6:13) dan janganlah membawa kami ke dalam
pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah
yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)
Kita memperhatikan sebagian dari ayat 13, yaitu: “ENGKAULAH
YANG EMPUNYA ... KEMULIAAN SAMPAI SELAMA-LAMANYA”, untuk itu kita mengatakan:
“Amin.”
1 Petrus 4: 7-11
(4:7) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu
kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
(4:8) Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh
seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
(4:9) Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan
tidak bersungut-sungut.
(4:10) Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan
karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari
kasih karunia Allah.
(4:11) Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia
berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang
melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya
Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah
yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus
Kristus, Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya, untuk
itu kita mengatakan: “Amin”, karena
di dalam Kristus hanya ada “ya”
(tidak serampangan), untuk itu, sidang jemaat mengatakan: “Amin”, untuk memuliakan Allah.
SUPAYA ALLAH
DIMULIAKAN DALAM SEGALA SESUATU, ADA BEBERAPA HAL YANG HARUS KITA PERHATIKAN;
YANG KETIGA (Bagian D)
1 Petrus 4: 9
(4:9) Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak
bersungut-sungut.
MEMBERI TUMPANGAN KEPADA ORANG LAIN DENGAN TIDAK
BERSUNGUT-SUNGUT, berarti; memberi tumpangan dengan tidak terpaksa.
Memberi tumpangan = MENJADI GANTUNGAN bagi orang lain.
Saudaraku, lebih baik menjadi gantungan bagi orang lain
dari pada bergantung kepada orang lain / manusia.
Orang yang bergantung pada manusia / bergantung pada
kekuatannya adalah orang yang hatinya jauh dari Tuhan.
Lebih jauh kita melihat; MENJADI GANTUNGAN BAGI ORANG
LAIN.
Roma 12: 13
(12:13) Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah
dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
Menjadi gantungan bagi orang lain adalah suatu keharusan,
sebab dalam ayat ini dikatakan: “... usahakanlah dirimu untuk selalu
memberikan tumpangan!”
Jadi, kalau menjadi gantungan bagi orang lain, janganlah
terpaksa, justru harus diupayakan, sebab kalau kita menjadi gantungan dengan
terpaksa, biasanya orang yang semacam ini adalah orang yang merasa dibutuhkan, sedangkan
orang yang merasa dibutuhkan adalah orang yang bermegah, merasa diri bisa,
merasa diri mampu, dan sebagainya.
Ciri-ciri menjadi gantungan:
YANG
PERTAMA:
Roma 12: 14
(12:14)
Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
Memberkati dan jangan mengutuki orang yang menganiaya
(musuh).
SEDIKIT KESAKSIAN;
Beberapa minggu lalu saya mendapatkan teror lewat SMS,
karena dia tidak setuju kalau anaknya melayani Tuhan. Sebelumnya dia sudah
berkali-kali memperingati saya, bahkan mengancam dengan tindakan kekerasan,
tetapi saya selalu berusaha untuk membalasnya dengan bahasa yang lemah lembut /
bahasa kasih, sampai hari ini. Saya belajar untuk memberkati orang lain dan
tidak mengutuki orang yang menganiaya.
Matius 5: 44
(5:44)
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu
dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Memberkati
musuh, berarti; mengasihi dan sekaligus mendoakan mereka yang menganiaya
(musuh).
Matius 5: 45
(5:45) Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak
Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang
yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak
benar.
Oleh karena
perbuatan-perbuatan tersebut, sehingga menjadi anak-anak Tuhan yang memberi
dampak positif kepada semua orang (orang benar dan orang tidak benar).
Dampak positif:
1.
Menerbitkan matahari kepada semua orang (orang yang jahat
dan orang yang baik).
Matahari adalah salah satu benda penerang yang ada di cakrawala, dan
matahari adalah benda penerang yang paling besar.
Matahari adalah gambaran Allah Bapa, dengan tabiat-Nya: KASIH.
Ketika Yesus disalibkan di atas bukit Golgota, terjadi kegelapan di daerah
itu dari jam 12 sampai jam 3 sore (Lukas 23: 47-49).
Sekalipun daerah itu diliputi oleh kegelapan, namun Yesus menerbitkan
matahari kepada tiga golongan.
-
Golongan pertama: KEPALA PASUKAN, gambaran dari orang yang jahat / orang yang menganiaya.
BUKTI KALAU MATAHARI DITERBITKAN: kepala pasukan itu memuliakan Allah, dan
berkata: “Sungguh, orang ini adalah orang
benar!”
-
Golongan kedua: ORANG BANYAK YANG MELIHAT PERISTIWA SALIB
SEBAGAI TONTONAN à Kristen penonton.
Kristen penonton, artinya; orang yang hanya melihat tetapi tidak terlibat
di dalam pelayanan, tidak terbeban dalam pekerjaan Tuhan.
Kebanyakan orang Kristen memang disebut Kristen penonton, hanya melihat
peristiwa-peristiwa di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan,
tidak terbeban dalam pekerjaan Tuhan.
BUKTI KALAU MATAHARI DITERBITKAN: mereka (orang banyak) pulang sambil
memukul-mukul diri / menepuk-nepuk dada mereka masing-masing, artinya;
menyadari diri sebagai orang yang berdosa.
Kalau tidak terbeban dengan pekerjaan Tuhan, tidak terlibat di
tengah-tengah ibadah pelayanan, sebetulnya itu merupakan kejahatan (tanpa
disadari orang Kristen).
Namun Tuhan juga menerbitkan matahari kepada orang banyak, kepada Kristen
penonton.
-
Golongan ketiga: ORANG YANG MENGENAL YESUS.
Orang yang mengenal Yesus adalah orang yang mengenal secara pribadi, bukan
mengenal karena kata orang, bukan mengenal karena kesaksian-kesaksian lain, bukan
mengenal Yesus dari sisi lahiriah, yaitu mujizat-mujizat semata, tetapi
mengenal Yesus lebih dari pada itu.
Kalau kita mengenal Yesus , pasti kita mengenal Dia sebagai Mesias, Anak
Allah yang hidup, Dialah penghibur bagi umat Israel. Kemudian, kita mengenal
Dia sebagai Anak Domba Allah yang disembelih, berarti; Dia yang menanggung dosa
di atas kayu salib, Dia juga Raja yang berkuasa, Dia juga Imam Besar yang
melayani / berdoa untuk umat-Nya, Dia juga gembala Agung yang memberi makan,
minum dan nafas bagi kawanan domba, Dia juga Kepala (mempelai pria / suami)
yang merawat dan mengasuh tubuh-Nya, dan sebagainya.
Itu adalah orang yang mengenal Yesus secara pribadi, bukan mengenal Yesus
karena perkara-perkara lahiriah (mujizat-mujizat semata).
BUKTI KALAU
MATAHARI DITERBITKAN: Melihat semuanya itu, artinya: menyaksikan segala
kemurahan Tuhan / kasih karunia Tuhan.
Salib Kristus
-> kasih karunia Allah.
Dampak positif:
2.
Menurunkan hujan kepada semua orang (orang benar dan
orang yang tidak benar).
Hujan yang turun di atas tanah gersang akan memulihkan keadaan.
Tanah yang gersang adalah tanah yang kering. Tanah yang kering adalah tanah
yang tidak menghasilkan.
Kemudian, kalau kita perhatikan dalam Ulangan 11, hujan yang turun di atas
tanah yang gersang mengumpulkan tiga hal;
-
Gandum à firman Tuhan.
Gandum yang turun daru langit = roti yang turun dari sorga = roti hidup,
itulah pribadi Yesus Kristus.
-
Anggur à kasih Allah
Supaya buah anggur dapat dikumpulkan, prosesnya lewat pemerasan. Ketika
Yesus disalibkan, itu adalah proses pemerasan.
-
Minyak à urapan Roh kudus.
Supaya minyak itu dikumpulkan, maka terlebih dahulu pohon zaitun itu
ditumbuk dan selanjutnya diperas.
Ditumbuk, berarti; mengambil bagian dalam penderitaan Yesus Kristus, sehingga lewat
pemerasan itu, Roh Kemuliaan turun atasnya.
Ciri-ciri menjadi gantungan:
YANG KEDUA:
Roma 12: 15
(12:15) Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan
menangislah dengan orang yang menangis!
“Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan
menangislah dengan orang yang menangis!”, berarti; SEHATI SEPIKIR DAN SEPERASAAN.
Biasanya, orang
yang sehati sepikir turut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
Roma 12: 16
(12:16) Hendaklah kamu sehati
sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara
yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.
Janganlah menganggap dirimu pandai!
Di sini
ditandaskan; sehati sepikirlah dalam hidupmu bersama.
Saudaraku, kita
semua adalah anggota-anggota tubuh Kristus, tetapi merupakan satu kesatuan di
dalam Kristus.
Berarti, kalau
kita semua adalah anggota-anggota tubuh Kristus, pasti merasakan apa yang dirasakan
oleh anggota tubuh (sesama) yang lain. Kecuali kalau ia bukan anggota tubuh
Kristus, maka ia tidak akan pernah merasakan apa yang dirasakan sesama
anggota tubuh yang lain.
1 Korintus 12:
14
(12:14) Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu
anggota, tetapi atas banyak anggota.
Perlu kita
pahami; tubuh tidak terdiri dari satu anggota, tetapi tubuh itu terdiri dari
banyak anggota, ada tangan, ada mata, ada telinga, ada hidung, dan sebagainya.
1 Korintus 12:
15-16
(12:15) Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan
tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
(12:16) Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku
bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk
tubuh?
Oleh sebab itu,
sebagai anggota tubuh, tidak boleh mementingkan diri sendiri;
-
seperti kaki
berkata: “Karena aku bukan tangan, aku
tidak termasuk tubuh”,
-
seperti telinga
berkata: “Karena aku bukan mata, aku
tidak termasuk tubuh”
1 Korintus 12:
17
(12:17) Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di
manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?
Andaikata tubuh
seluruhnya mata, maka anggota tubuh yang lain tidak terlihat.
Kalau anggota
tubuh yang lain tidak terlihat, artinya; tidak merasakan apa yang dirasakan
oleh anggota-anggota yang lain.
Sebagai contoh;
-
Andaikata tubuh
seluruhnya adalah MATA, maka PENDENGARAN tidak ada.
Kalau hanya melihat, tetapi tidak mendengar, itu tidaklah baik.
Ibarat seorang murid, melihat seorang guru sedang mengajar, tetapi tidak mendengar (
tidak menggunakan telinganya), ini adalah contoh seorang murid yang gagal.
-
Andaikata tubuh
seluruhnya TELINGA, di manakah PENCIUMAN?
Mendengar, tetapi tidak merasakan aroma bau, tidak merasakan aroma wangi.
Kalau tidak merasakan aroma, di situlah seseorang akan gagal, sebab ia tidak
sadar kalau ia sedang berbau busuk. Kalau sidang jemaat hanya bisa mendengar,
tetapi tidak memiliki penciuman, berarti tidak menyadari bahwa dirinya bau.
Saya sedih sekali kalau keadaan sidang jemaat berbau busuk, tetapi ia tidak
menyadari.
Ini adalah
dampak negatif kalau seseorang tidak merasa bahwa dia adalah anggota tubuh
Kristus.
1 Korintus 12:
19
(12:19) Andaikata semuanya adalah satu anggota, di
manakah tubuh?
Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
Artinya; kalau
hanya mementingkan diri
sendiri, maka tidak terlihat kesatuan tubuh Kristus,
dengan kata lain tanpa kesatuan hati.
1 Korintus 12:
20
(12:20) Memang ada banyak
anggota, tetapi hanya satu tubuh.
Yang benar adalah
banyak anggota tetapi hanya satu tubuh / satu kesatuan di dalam Kristus Yesus,
berarti ada kesatuan hati.
Syarat
supaya sehati sepikir.
Roma 12: 16
(12:16) Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu
bersama; janganlah kamu memikirkan
perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah
dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
-
YANG PERTAMA: Janganlah kamu memikirkan perkara-perkara
yang tinggi, tetapi arahkanlah
dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.
Apa yang dimaksud dengan perkara-perkara yang sederhana? Ibaratnya, kalau berhitung, yang sederhana itu dimulai dari angka
1.
Angka 1 = yang terutama. Hukum yang terutama adalah mengasihi Tuhan dengan
segenap hati,
jiwa, akal budi, dan dengan segenap kekuatan. Itu sederhana bukan?
Mengasihi Tuhan, aplikasinya; lewat ibadah pelayanan.
Bukankah manusia hidup untuk beribadah dan melayani Tuhan? Sebagaimana rencana Allah terhadap bangsa Israel, dimana mereka dibebaskan dari tanah Mesir, tanah perbudakan, dengan
satu tujuan; supaya mereka dapat beribadah melayani Tuhan,
di negeri yang telah dijanjikan-Nya.
Orang yang beribadah, orang yang melayani Tuhan adalah orang yang mampu mengasihi
Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan.
Oleh sebab itu, tidak perlu kita memikirkan angka-angka yang begitu tinggi, sementara angka 1 (yang terutama) diabaikan.
Kesederhanaan hati seseorang terlihat ketika
ia mengarahkan dirinya kepada perkara-perkara yang sederhana.
Selanjutnya, kembali dengan kesaksian tadi; orang yang meneror saya lewat
SMS, menganjurkan saya supaya untuk bekerja, supaya saya memiliki uang yang banyak.
Kemudian dia berkata jangan memanfaatkan sidang jemaat. Tetapi menurut apa
yang saya tahu, tidaklah seperti itu, sebab seorang
hamba Tuhan harus mengarahkan diri kepada perkara-perkara yang sederhana saja, itulah yang saya tahu.
Arahkanlah pikiran kepada perkara-perkara yang sederhana, jangan memikirkan perkara-perkara yang tinggi.
Biasanya orang yang mengarahkan pikirannya kepada perkara-perkara yang
tinggi adalah orang yang sama dengan tabiatnya, yaitu orang yang sombong /
tinggi hati. Orang yang sombong / tinggi hati tidak pernah memikirkan anggota-anggota
tubuh yang lain, tidak memikirkan ibadah dan pelayanan.
Orang yang memikirkan
apa yang tidak perlu dipikirkan adalah orang yang dikuasai roh najis.
-
YANG KEDUA: Janganlah menganggap dirimu pandai.
Orang yang menganggap diri pandai, adalah orang yang jauh dari Tuhan.
Orang yang menganggap diri pandai, adalah orang yang mengandalkan
kekuatannya.
Orang yang menganggap diri pandai, adalah orang yang tinggi hati, sombong,
angkuh.
Orang yang menganggap diri pandai, adalah orang yang keras hati, tidak
dengar-dengaran.
Kalau menganggap diri pandai, ia sama seperti orang Yunani; beribadah hanya untuk mencari hikmat, Sehingga pemberitaan tentang salib
Kristus bagi orang Yunani adalah suatu kebodohan.
Melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, dianggap suatu kebodohan, mengabdikan diri kepada Tuhan dengan sepenuhnya, dianggap
sebagai kebodohan, waktunya diberi kepada Tuhan lebih banyak, dianggap suatu kebodohan, itulah
orang Yunani.
Yunani ->
orang kafir (bukan Yahudi).
Tetapi, orang yang tidak menganggap diri pandai adalah orang yang mau merendahkan
diri, orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu, itulah orang
yang mau mendengar firman Tuhan dan melakukannya.
Oleh sebab itu, jangan pernah menganggap diri pandai, supaya kita mendapat
kedudukan sesuai dengan tatanan yang sudah Tuhan tentukan di dalam Kerajaan
Sorga.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA
GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment