IBADAH RAYA MINGGU, 11 MEI 2014
Tema: JEMAAT DI FILADELFIA (dari
Wahyu 3: 7-13)
(Seri 03)
Subtema: YESUS
TAMPIL SEBAGAI “YANG KUDUS”
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Kita bersyukur untuk malam hari ini, oleh karena
perkenanan Tuhan kita boleh beribadah melayani Tuhan, sekaligus mempersembahkan
korban kepada Tuhan.
Kita kembali memeriksa sidang jemaat di Filadelfia dari
Wahyu 3: 7-13.
Namun malam hari ini kita hanya akan membaca ayat 7 saja.
Wahyu 3: 7
(3:7) "Dan
tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia:
Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang
memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup;
apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
Untuk sidang jemaat di
Filadelfia, Yesus tampil sebagai “Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud” untuk
menyelidiki, mengoreksi dan menyucikan dosa-dosa sidang jemaat di Filadelfia.
Seperti yang sudah-sudah, sebelum sidang
jemaat di Filadelfia, Tuhan mengoreksi sidang jemaat yang ada di Asia kecil,
dan penampilan Yesus terhadap 7 sidang jemaat di Asia kecil ini berbeda-beda,
sesuai dengan keadaan, yaitu kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan dari
sidang jemaat itu sendiri.
Sekali lagi saya
katakan; Yesus tampil sebagai Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud untuk menyelidiki, mengoreksi dan menyucikan dosa-dosa
sidang jemaat di Filadelfia.
Untuk kesempatan malam
hari ini, kita perhatikan ...
Keterangan: “YANG KUDUS”
Menunjukkan bahwa
Tuhan itu kudus adanya. Kudus, berarti; aktivitasnya kesucian.
1 Petrus 1: 15-16
(1:15) tetapi hendaklah
kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus,
yang telah memanggil kamu,
(1:16) sebab ada tertulis: Kuduslah
kamu, sebab Aku kudus.
Kerinduan Tuhan terhadap
gereja-Nya; “hendaklah menjadi kudus dalam seluruh hidup.”
Seluruh hidup,
berarti;
1.
Tubuh, jiwa dan roh dalam kekudusan.
2.
Hati, pikiran dan perasaan dalam kekudusan.
3.
Seluruh anggota tubuh, mulai dari kepala sampai ujung kaki, semua dalam kekudusan, baik kepala
dengan segala yang ada di dalamnya (pikiran), mata, telinga, mulut, hati, kaki,
tangan, seluruhnya dalam kekudusan.
Dengan hidup dalam
kekudusan, maka; MENJADI SAMA DENGAN ALLAH.
Kita tidak akan pernah
menjadi sama dengan Allah, kalau hanya sebatas pintar, cerdas, hebat, kaya,
mampu, merasa bisa, merasa hebat dan kuat. Justru ketika kita merasa bisa dan mampu, seseorang akan semakin jauh dari Allah
sesuai dengan Yeremia 17:5-6.
Untuk menjadi sama
dengan Dia, hanya dengan satu cara, yaitu DALAM KEKUDUSAN SAJA.
Jadi, terlalu bodoh
kalau selama ini kita sibuk dengan perkara – perkara yang tidak penting yaitu;
merasa bisa dari orang lain.
Biarlah hal ini
diperhatikan dan dipahami dengan baik, supaya kita betul-betul sama dengan Dia
karena hidup dalam kekudusan.
Sekarang kita melihat
...
Hal yang harus diperhatikan supaya hidup
dalam kekudusan.
1 Petrus 1: 14
(1:14) Hiduplah sebagai
anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu
kebodohanmu,
Gereja Tuhan, sidang
jemaat, disebut juga anak-anak Tuhan, oleh sebab itu sebagai anak-anak Tuhan, hiduplah dalam ketaatan.
Ibrani 5: 8
(5:8) Dan sekalipun Ia
adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat
dari apa yang telah diderita-Nya,
Yesus Kristus, sebagai
Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah didierita-Nya.
Jadi, kalau sidang
jemaat mengalami penderitaan, itu adalah suatu pelajaran yang baik, suatu
pelajaran yang indah, dan itu benar; ketika kita tidak mau belajar untuk
menjadi taat dari apa yang diderita, maka jauh dari kasih karunia.
Sedangkan kalau
dikaitkan dengan pola Tabernakel, pemakaian Tuhan itu;
-
dimulai dari
penderitaan, terkena pada mezbah korban bakaran (halaman).
-
sampai berada
dalam ruangan suci; menerima
karunia-karunia dan jabatan dari Roh Kudus,
-
sampai
puncaknya masuk dalam ruangan maha suci,
menjadi mempelai wanita Tuhan.
Sekali lagi;
penderitaan / sengsara karena salib / aniaya karena firman itu adalah pelajaran
yang baik, pendidikan yang sangat mulia.
Kalau kita belajar
menjadi taat dari apa yang kita derita, maka pemakaian Tuhan akan semakin
terlihat. Semakin hebat penderitaan yang dialami oleh seorang imam, maka
semakin hebatlah pemakaian Tuhan atas seorang imam.
Itu sebabnya kalau
seseorang merasa diri hebat, ia tidak akan menjadi sama dengan Allah, justru
semakin jauh dari Allah.
Kalau Yesus saja
sebagai Anak belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, mengapa
saya dan saudara tidak?
Filipi 2: 8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Yesus Kristus taat
sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Kalau menjadi taat
dari apa yang diderita adalah orang yang SETIA, seperti Yesus taat sampai mati
bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Sekarang kita lihat
...
Filipi 2: 5-7
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan,
(2:7) melainkan telah mengosongkan
diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Di sini kita
perhatikan keberadaan Yesus Kristus sebagai
Anak Tunggal Bapa; terlebih
dahulu Ia MENGOSONGKAN DIRI.
Ketika Yesus
mengosongkan diri, yang terjadi; Ia melepaskan segala hak dan milik-Nya, Ia
meninggalkan sorga, Ia tidak mempertahankan sorga yang mulia dan segala yang
ada di dalamnya.
Kalau seseorang
mempertahankan harga dirinya, berarti masih mempertahankan segala apa yang dimiliki,
sebaliknya kalau seseorang
tidak mempertahankan segala
apa yang ia miliki, berarti ia sedang mengosongkan diri.
Kemudian
Pada saat Yesus turun ke bumi…
YANG PERTAMA: MENGAMBIL
RUPA SEORANG HAMBA, bukan mengambil rupa sebagai tuan.
Saya merindukan sidang
jemaat di kandang penggembalaan ini menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat
juga dalam Kristus Yesus. Maksudnya,
hendaklah mengambil rupa sebagai hamba.
Kita
akan melihat, ketika MENGAMBIL RUPA SEBAGAI SEORANG HAMBA
(PELAYANAN).
Lukas 22: 24-26
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran
di antara murid-murid Yesus, siapakah yang
dapat dianggap terbesar di antara mereka.
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja
bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa
atas mereka disebut pelindung-pelindung.
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi
sebagai yang paling muda dan pemimpin
sebagai pelayan.
Kalau sidang jemaat
merasa lebih besar dari orang lain, pasti di situ terjadi perselisihan-perselisihan,
terjadi pertengkaran-pertengkaran, karena ia merasa diri hebat, merasa diri
bisa, merasa diri mampu, merasa diri lebih dipakai = mengambil rupa
seorang tuan.
Kalau mengambil rupa
sebagai tuan, persis seperti;
-
raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka .
-
dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka
disebut pelindung-pelindung.
Tetapi kita bukanlah
orang dunia (manusia duniawi), sekalipun kita masih ada /
tinggal di dunia ini.
Bandingkan jika mengambil rupa
seorang hamba.
-
“... yang
terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda ...”
Berarti, tidak merasa lebih pintar, tidak merasa lebih
mampu, sebab pengertian orang muda adalah sedikit pengalaman,
bahkan belum berpengalaman.
Jadi,
yang terbesar di dalam Tuhan hendaklah menjadi sebagai yang paling muda,
artinya; senantiasa mau diajar dan selalu belajar.
-
“... pemimpin
sebagai pelayan.”
Seorang pemimpin yang benar di dalam Tuhan adalah bila ia melayani
Tuhan dengan sungguh – sungguh.
Jadi dalam hal ini, pengertian pemimpin disini bukan hanya sebatas
mengatur dan menunjuk – nunjuk, melainkan seorang yang menyadari diri sebagai
seorang pelayan yang melayani Tuhan dengan sungguh – sungguh.
Sesungguhnya
selama kita masih berada di dunia ini, kita hanyalah hamba, tidak lebih tidak
kurang, kelak nanti berada di dalam kerjaan seribu tahun damai, barulah menjadi
raja – raja, memimpin bersama dengan Yesus Kristus.
Jauh lebih baik mengabdi kepada Tuhan / melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, tanda bahwa saya dan saudara
adalah pemimpin di dalam Tuhan, bukan pemimpin di dunia.
Tuhan mau memberi yang terbaik kepada saya dan saudara, Tuhan mau memakai
kita menjadi pemimpin yang besar, seperti Yesus yang menjadi pemimpin sepanjang
masa, tidak ada yang melebihi kepemimpinan Yesus.
KEMUDIAN PADA SAAT
YESUS TURUN KE BUMI.
YANG KEDUA : MENJADI SAMA DENGAN MANUSIA.
Filipi 2: 7-8
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Keadaan-Nya saat
menjadi sama dengan manusia; Ia merendahkan diri serendah – rendahnya.
Biarlah kiranya, saya
dan saudara, satu dengan yang lain saling merendahkan diri.
Bahkan dalam Roma 12:10 mengatakan; “hendaklah kamu saling mengasihi sebagai
saudara, dan mendahului dalam memberi hormat”.
Saling mendahului
memberi hormat berarti; tidak menanti – nanti penghormatan dari orang lain, ini
menggambarkan kerendahan hati seseorang.
Kemudian dalam Matius 3:12 mengatakan; “dan barangsiapa meninggikan diri akan
direndahkan, dan barangsiapa merendahakan diri akan ditinggikan.”
Perlu untuk diketahui
...
Matius 18: 1-5
(18:1) Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada
Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar
dalam Kerajaan Sorga?"
(18:2) Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan
menempatkannya di tengah-tengah mereka
(18:3) lalu berkata: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi
seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
(18:4) Sedangkan barangsiapa
merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam
Kerajaan Sorga.
(18:5) Dan barangsiapa
menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."
Barangsiapa tidak
bertobat dan menjadi seperti
anak kecil, ia tidak akan masuk dalam Kerajaan Sorga.
Menjadi seperti anak kecil = merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Tuhan.
Jadi, yang empunya
Kerajaan Sorga adalah anak kecil, yaitu; orang –
orang yang bertobat / orang – orang yang merendahkan
diri.
Untuk merendahkan diri dan menjadi
sama seperti anak kecil itu sebetulnya perkara kecil, soal sepele, bila dibanding
dengan perkara sihir, anjing
– anjing, kikir, penyembah berhala, penakut, sesuai dengan yang tertulis dalam
kitab Wahyu 9:21 / Wahyu 21:8.
Sebab dengan
jelas dikatakan orang – orang yang melakukan perkara itu tidak masuk dalam
kerajaan surga.
Kalau kita mau
merendahkan diri dan menjadi sama seperti anak kecil, berarti sedang menyambut
kedatangan Tuhan pada kali yang kedua.
Sambutlah kedatangan
Tuhan pada kali yang kedua, sebagai Raja dan mempelai Pria sorga, dengan cara;
merendahkan diri dan menjadi sama seperti anak kecil.
Kelebihan – kelebihan dari orang
kecil / orang – orang yang merendahkan diri:
Amsal 30:24-28
30:24. Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat
cekatan:
30:25 semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas,
30:26 pelanduk, bangsa yang lemah,
tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu,
30:27 belalang yang tidak mempunyai
raja, namun semuanya berbaris dengan teratur,
30:28 cicak yang dapat kautangkap dengan tangan,
tetapi yang juga ada di istana-istana raja.
Kelebihan – kelebihan dari orang
kecil / orang – orang yang merendahkan diri antara lain:
1.
Menghargai firman Tuhan yang adalah kebenaran.
Yang mewakili orang – orang yang kecil dan rendah hati adalah semut.
Menyediakan
makanannya = menghargai firman Allah yang adalah kebenaran.
2.
Menghargai kasih Allah Bapa yang wujudnya lewat
pengorbanan Yesus Kristus Anak Tunggal Bapa.
Pelanduk
yang membuat / mendirikan rumah di atas batu artinya; berdiri di atas korban
Kristus.
Batu
gambaran dari pribadi Yesus Kristus yang dikorbankan, Dialah batu yag mahal itu
namun dibuang oleh – oleh tukang bangunan.
3.
Menghargai pimpinan
dari Allah Roh Kudus.
Belalang berbaris
dengan teratur artinya; memberi diri dipimpin oleh kuasa Roh El Kudus = hidup
didalam pengurapan Allah Roh Kudus.
Kehidupan
yang diurapi oleh Roh Kudus, tidak perlu diajar (diatur, dipimpin supaya
teratur dan terpimpin), sesuai dengan 1
Yohanes 2:27, sebab Roh Kudus itu sendiri yang akan mengajar dalam segala
sesuatunya, sedangkan ajarannya tidak ada yang salah.
4.
Menjadi mempelai
wanita Tuhan.
Cicak yang
tinggal / berada diistana raja menggambarkan bahwa Yesus Kristus tampil sebagai
raja atas kehidupan yang telah disempurnakan, yaitu mempelai wanita Tuhan,
sesuai dengan Wahyu 19:6-8.
Dengan
menghargai firman Allah, kemudian
memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus
/ hidup dalam Roh, selanjutnya tinggal / memiliki kasih Allah, membawa kehidupan orang – orang kecil / orang – orang
yang rendah hati, masuk kedalam kerajaan surga, dengan kata lain, menjadi mempelai wanita Tuhan.
Sungguh berbahagia bila seseorang
hidup di dalam kerendahan hati / merendahkan diri serendah – rendahnya
dihadapan Tuhan, sebab orang yang semacam ini menyambut kedatangan Tuhan
sebagai raja dan Mempelai Pria Surga karena telah terlebih dahulu menghargai
Allah Tri Tunggal dengan tabiat – tabiat-Nya, yaitu;
-
Allah Bapa dengan
tabiat-Nya ; KASIH.
-
Allah Roh Kudus
dengan tabiat-Nya; MENGURAPI.
-
Allah Anak dengan
tabiat-Nya;MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH BAPA = HIDUP BENAR SESUAI DENGAN FIRMAN
TUHAN.
Tantangan untuk hidup dalam kekudusan.
1 Petrus 1: 14
(1:14) Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu
pada waktu kebodohanmu,
Tantangan untuk hidup
dalam kekudusan adalah HAWA NAFSU dan KEINGINAN DAGING.
Di dalam daging ini terdapat banyak kelemahan-kelemahan, oleh sebab itu, firman Tuhan
mengatakan; ”roh memang penurut tetapi daging lemah.”
Dapat kita simpulkan; daging / tubuh adalah musuh dalam selimut,
sebab tubuh / daging tinggal di dalam hidup manusia, oleh sebab itu daging sama
seperti binatang buas yang sekali waktu siap untuk menerkam.
Galatia 5: 16-18
(5:16) Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak
akan menuruti keinginan daging.
(5:17) Sebab keinginan
daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan
Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan
apa yang kamu kehendaki.
(5:18) Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin
oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
Keinginan daging
berlawanan dengan keinginan Roh, sebaliknya keinginan Roh berlawanan dengan
keinginan daging, karena kedua-duanya itu bertentangan, itu sebabbnya keinginan
untuk melakukan yang baik itu tidak tercapai.
Kita seringkali
menginginkan menjadi pribadi yang baik, benar, suci, dalam perkataan, sikap,
tingkah laku, itu adalah keinginan Roh, tetapi karena
masih hidup menurut hawa nafsu dan
keinginan daging, kita tidak mampu melakukannya
hal – hal yang benar.
Galatia 5: 19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran,
hawa nafsu,
(5:20) penyembahan
berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,
kepentingan diri sendiri, percideraan, roh
pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta
pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti
yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian,
ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Ada 15 perbuatan
daging, itulah kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam daging, itulah yang
disebut hawa nafsu daging
dan keinginan daging.
Salah satu dari
perbuatan daging itu adalah kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah.
Saya berharap, roh
pemecah ini tidak ada di antara kita. Jangan pengaruhi orang lain dengan hal
yang tidak baik, supaya tidak terjadi perpecahan di
dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan.
Galatia 5: 22-23
(5:22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
(5:23) kelemahlembutan,
penguasaan diri. Tidak ada hukum yang
menentang hal-hal itu.
Kalau hidup menurut
keinginan Roh, berarti terlihat 9 BUAH ROH KUDUS, dan kalau kita hidup di
dalamnya, tidak ada hukum yang menentang hal
– hal itu.
Berarti, setiap orang kalau memiliki
9 buah Roh Kudus (hidup dalam 9 Roh), tidak ada yang menentang dia, isteri
tidak menentang suami, sebaliknya suami tidak akan menentang isteri, dan
orang
– orang lain tidak akan menentang.
KESIMPULANNYA; Hidup dalam Roh = taat dari apa yang diderita = taat kepada kebenaran, untuk hidup dalam
kekudusan.
Galatia 5: 24-25
(5:24) Barangsiapa menjadi milik
Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging
dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
(5:25) Jikalau kita hidup
oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin
oleh Roh,
Untuk menjadi milik
Kristus, ia telah menyalibkan daging dengan
segala hawa nafsu dan keinginan-keinginannya.
Sengsara salib =
aniaya firman = menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, maka
dengan demikian ia menjadi milik Kristus, taat dalam penderitaan
/ taat kepada kebenaran, untuk
selanjutnya menjadi milik Kristus.
Untuk menjadi milik Kristus, berarti
seseorang harus hidup dalam Roh / memberi diri dipimpin oleh Roh, yang sama dengan
penyaliban atas tubuh, sehingga Roh Kudus dengan sepenuhnya menguasai hidup.
Galatia 5: 26
(5:26) dan janganlah kita
gila hormat, janganlah kita saling
menantang dan saling mendengki.
Oleh sebab itu, yang
harus kita perhatikan supaya tetap hidup didalam
pengurapan dari Allah Roh kudus;
-
JANGAN KITA
GILA HORMAT.
Apa itu gila hormat? Yaitu mencari posisi / tempat yang terhormat, mencari penghormatan
/ menanti – nantikan penghormatan dari orang lain = tidak rendah hati.
-
JANGAN SALING
MENANTANG, berarti terlepas dari roh
menantang.
Orang yang menantang, adalah orang yang
congkak, sombong karena merasa diri hebat,
seperti Goliat menantang Daud dengan segala barisan Allah.
Barangkali seseorang terlihat diam, namun hatinya suka merongkol, dongkol, akhirnya
nafasnya bau jengkol,
kemudian hatinya suka
bete (badmood), capek, akhirnya nafasnya
bau pete.
Jengkol
dan pete adalah makanan tradisi / makanan khas daerah di Indonesia.
-
JANGAN SALING
MENDENGKI, berarti juga = jangan saling
membenci, iri hati dan selisih.
Dengan menjauhkan diri dari ketiga
perkara tersebut maka seseorang sedang mempertahankan pengurapan dari Allah Roh
Kudus, dengan kata lain memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus.
Roma 8:4-7
(8:4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam
kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan
hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal
yang dari Roh.
(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi
keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
(8:7) Sebab keinginan
daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada
hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
Kesimpulan dari hidup
menurut Roh adalah TAAT PADA KEBENARAN.
Taat pada apa yang
diderita = taat pada kebenaran, sebab kebenaran yang sejati berasal dari salib.
Keinginan daging
adalah perseteruan terhadap Allah karena tidak taat kepada kebenaran
(tidak takluk kepada hukum Allah).
Orang yang hidup
menurut keinginan daging = tidak taat kepada kebenaran, sebaliknya hidup
menurut Roh = taat kepada kebenaran, sebab orang yang hidup menurut Roh
menyalibkan hawa nafsu dan keinginan daging.
Salib adalah kebenaran
yang sejati, diluar salib tidak ada kebenaran.
Roma 8: 8-10
(8:8) Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin
berkenan kepada Allah.
(8:9) Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan
dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak
memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
(8:10) Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh
memang mati karena dosa, tetapi roh adalah
kehidupan oleh karena kebenaran.
Jadi, Roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
Artinya; setiap orang
yang memberi diri dipimpin oleh Roh = taat kepada kebenaran = telah menyalibkan
hawa nafsu dan keinginan daging (taat dari apa
yang diderita), sebab darah dan daging tidak mewarisi kerajaan surga.
Pada kesempatan ini kita telah
melihat penampilan Yesus sebagai Yang
Kudus, untuk mengoreksi, menyelidiki dan menyucikan sidang jemaat di filadelfia.
Dan jika Tuhan berkemurahan, penampilan Yesus sebagai yang kudus telah
mengoreksi, menyelidiki dan menyucikan kita semua.
Di minggu yang akan
datang, kita akan melihat penampilan Yesus
sebagai Yang Benar untuk mengoreksi,
menyelidiki dan menyucikan sidang jemaat di Filadelfia.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA,
MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U.
Sitohang
No comments:
Post a Comment