IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 30 APRIL 2014
Tema: DARI KITAB KOLOSE
(Seri 10)
Subtema: KASIH DALAM ROH
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita boleh berada di
dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, sekaligus mempersembahkan korban.
Sebelum kita membawa diri kita masing-masing untuk sujud
menyembah Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan sabda Tuhan dari surat
Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1: 8
(1:8)
Dialah juga yang telah menyatakan kepada kami
kasihmu dalam Roh.
Jemaat di Kolose memiliki kasih dalam Roh, sesuai dengan surat yang dituliskan oleh Rasul Paulus di dalam Kolose 1: 8.
Sebagai hasil dari sebuah pelayanan, Epafras menyatakan hal itu kepada Rasul Paulus.
Berbicara mengenai kasih dalam Roh, terlebih dahulu kita
melihat kasih yang dikaitkan dengan 10 hukum Allah yang
ditulis pada dua loh batu;
-
Hukum 1-4 ditulis pada
loh batu yang pertama à hubungan manusia dengan Tuhan = kasih kepada Tuhan.
-
Hukum 5-10 ditulis
pada loh batu yang kedua à hubungan manusia dengan sesama = kasih kepada sesama.
Jadi, inti dari 10 hukum Allah hanya satu yaitu kasih, berarti, 1 dari 10 / sepersepuluh adalah kasih.
Oleh karena kasih, Allah memelihara bangsa Israel selama
40 tahun di padang gurun, mereka diberi makan manna segomer tiap-tiap orang, adapun
segomer = sepersepuluh efa (Keluaran 16:16, 35-36).
Tindakan kasih dalam Roh dikaitkan dengan kisah orang muda yang kaya.
Matius 19: 17-20
(19:17)
Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang
baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup,
turutilah segala perintah Allah."
(19:18)
Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri,
jangan mengucapkan saksi dusta,
(19:19) hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
(19:20)
Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya
itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?"
Orang muda yang kaya tersebut sanggup melakukan seluruh
hukum yang tertulis pada loh batu yang kedua = kasih kepada sesama yang
kelihatan.
Selanjutnya, kita melihat SEJAUH MANA KASIHNYA KEPADA
TUHAN.
Matius 19: 21-22
(19:21)
Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah
segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan
beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
(19:22)
Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah
ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.
Orang muda yang kaya tersebut tidak dapat mengasihi Tuhan
yang tidak kelihatan, kasih-Nya hanya kepada yang kelihatan = kasih yang terbatas.
Matius 22: 36-39
(22:36) "Guru, hukum manakah yang terutama dalam
hukum Taurat?"
(22:37) Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
(22:38) Itulah hukum yang
terutama dan yang pertama.
(22:39)
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu,
ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri.
Hukum yang terutama dan yang pertama adalah MENGASIHI TUHAN DENGAN SEGENAP HATI, SEGENAP JIWA,
SEGENAP AKAL BUDI.
Selanjutnya, hukum yang kedua; mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Kesimpulannya, kalau kita menggunakan rumus ini (hukum
yang terutama dan hukum yang kedua); orang muda tersebut melangkahi hukum yang
pertama dan yang terutama = jatuh dalam dosa penyembahan berhala.
Ini setara dengan melakukan banyak pekerjaan tetapi tidak
dengar-dengaran kepada suara gembala.
Kita kembali memperhatikan ...
Matius 19: 22
(19:22)
Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah
ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.
Orang muda yang kaya tersebut lebih mengasihi hartanya
dari pada mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan = penyembahan berhala.
Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan,
apa saja kalau itu melebihi dari Tuhan, itu adalah berhala, baik itu pekerjaan,
harta, kekayaan, apa saja.
Disini kita
melihat, orang muda itu sedih sebab hartanya banyak, ini
menunjukkan bahwa hatinya terikat kepada
hartanya, yaitu perkara yang ada di bawah, perkara lahiriah.
Matius 6: 21
(6:21)
Karena di mana hartamu berada, di situ juga
hatimu berada.
“...di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada”, berarti; kalau harta kita adalah perkara-perkara lahiriah, perkara-perkara yang di yang dibawah, di situlah hati kita.
Itu sebabnya orang muda yang kaya tersebut tidak mampu
mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan.
Demikian halnya ketika bangsa Israel jatuh dalam
penyembahan berhala.
Keluaran 32: 3-4
(32:3)
Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga
mereka dan membawanya kepada Harun.
(32:4)
Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan
dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka:
"Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah
menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
Bangsa Israel jatuh dalam dosa penyembahan berhala,
mereka mendirikan patung lembu emas tuangan, lalu mempersembahkan korban
bakaran dan korban keselamatan di atas mezbah.
Kemudian, pada saat mereka menyembah patung anak lembu
emas tuangan itu, Harun berkata kepada bangsa Israel: “Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari
tanah Mesir!”
Dalam hal ini, bangsa Israel keliru dan bodoh, mereka
lupa ingatan.
Kita bandingkan dengan ...
Keluaran 20: 1-2
(20:1)
Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
(20:2)
"Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari
tempat perbudakan.
Perkataan Tuhan pada saat memberikan 10 hukum kepada
bangsa Israel adalah: “Akulah TUHAN,
Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan”, inilah
yang benar.
Perkataan bangsa Israel tidak sesuai dengan pernyataan
Tuhan ketika Tuhan memberikan 10 hukum kepada bangsa Israel.
Kesimpulannya; perkataan bangsa Israel bertolak belakang
dengan perkataan Tuhan.
Memang, kalau seseorang hanya mengasihi yang kelihatan,
namun tidak mengasihi Tuhan, pasti bertolak belakang dengan Tuhan dalam segala
perkara.
Yesaya 55: 8
(55:8)
Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu,
dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah
firman TUHAN.
Rancangan Tuhan bertolak belakang dengan rancangan
manusia, jalan manusia bertolak belakang dengan jalan Tuhan.
Yesaya 55: 9
(55:9)
Seperti tingginya langit dari bumi,
demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu
dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
Ukuran / perbandingan rancangan Tuhan dengan rancangan manusia, jalan Tuhan dengan jalan manusia, setinggi langit dari bumi.
Begitu jauh perbedaan rancangan Tuhan dengan rancangan manusia, jalan Tuhan dengan jalan manusia, sebab jarak antara langit dengan bumi tidak ada orang yang dapat memastikannya
(mengukurnya), seperti bumi dengan bulan dapat diukur oleh manusia.
Oleh sebab itu, PERLU UNTUK DIKETAHUI;
Yesaya 55: 6-7
(55:6) Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui;
berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!
(55:7)
Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan
rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN,
maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi
pengampunan
CARILAH ALLAH dan KEMBALILAH KEPADA DIA, Dialah Gembala
yang memelihara jiwa.
Berarti, kalau kembali kepada Allah = tergembala dengan
baik dalam kandang penggembalaan.
Di dalam kandang penggembalaan, kawanan domba terpelihara
dengan baik. Kalau kita menyatakan diri sebagai kawanan domba dalam kandang
penggembalaan, biarlah kita tergembala dengan baik,
berarti dengar – dengaran dan mengikuti geraknya firman penggembalaan.
Sekarang kita melihat; HUKUM YANG TERUTAMA dan YANG
PERTAMA (Keluaran 20: 3-10).
Hukum 1-4 ditulis pada loh batu yang pertama.
Sekarang kita melihat;s
Hukum Yang
Pertama.
Keluaran 20: 3-4
(20:3) Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
(20:4)
Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di
atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
JANGAN ADA
PADAMU ALLAH LAIN DI HADAPAN-KU.
Berarti, jangan membuat patung atau yang menyerupai apa pun
di langit, di bumi atau di bawah bumi.
Hukum Yang
Kedua.
Keluaran 20: 5
(20:5) Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah
kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang
membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga
dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
JANGAN
SUJUD MENYEMBAH KEPADA BERHALA DAN BERIBADAH KEPADA BERHALA.
Alasannya; Allah sangat cemburu kepada mereka yang
menyembah berhala.
Kecemburuan Allah menunjukkan bahwa sesungguhnya Allah sangat mengasihi manusia buatan tangan-Nya
sendiri.
Itu sebabnya ketika manusia itu jatuh dalam dosa
perzinahan/dosa penyembahan berhala, Allah itu sangat cemburu, karena
penyembahan berhala = menduakan hati Tuhan.
Oleh
karena penyembahan berhala, kutuk
berlangsung sampai kepada keturunan yang
keempat.
Hukum Yang
Ketiga.
Keluaran 20: 7
(20:7) Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan
sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut
nama-Nya dengan sembarangan.
JANGAN MENYEBUT NAMA TUHAN ALLAHMU DENGAN SEMBARANGAN.
Kalau sedang berselisih, bertengkar satu dengan yang
lain, jangan dikait-kaitkan dengan nama Tuhan, sebab itu sama dengan menyebut
nama Tuhan dengan sembarangan. Kemudian, kalau sedang menikmati
keinginan – keinginan daging, lalu dikait-kaitkan
dengan nama Tuhan, itu sama dengan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan.
Dan Tuhan memandang bersalah orang yang demikian.
Hukum Yang
Keempat.
Keluaran 20: 8-10
(20:8) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
(20:9)
enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
(20:10)
tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan
sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau
hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang
di tempat kediamanmu.
INGAT DAN
KUDUSKANLAH HARI SABAT.
Hari sabat adalah hari ketujuh, hari perhentian bagi
Tuhan Allah.
Jika dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada
ruangan suci, sebagai tempat perhentian lewat ketekunan dalam tiga macam
ibadah, sebab sesuai dengan tiga macam alat mediator yang terdapat pada ruangan
suci.
-
Alat yang pertama: MEJA
ROTI SAJIAN
Artinya;
hari perhentian bagi Tuhan Allah, lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai
perjamuan suci.
-
Alat yang kedua: PELITA
EMAS
Artinya;
hari perhentian bagi Tuhan Allah, lewat Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
-
Alat yang ketiga: MEZBAH
DUPA
Artinya;
hari perhentian bagi Tuhan Allah, lewat Ibadah Doa Penyembahan.
Kesimpulannya; menguduskan hari Sabat = beribadah dan
menyembah kepada Tuhan Allah yang hidup.
Artinya; mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan.
Selanjutnya, kalau kita beribadah melayani sesuai dengan
pola Kerajaan Sorga, berarti beribadah menurut gambar dan bayangan dari apa
yang ada di dalam Kerajaan Sorga.
Ibrani 8: 5
(8:5)
Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan
dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa,
ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya,
"bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan
kepadamu di atas gunung itu."
Beribadah dan melayani Tuhan sesuai dengan pola
Tabernakel adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, dan ini
harus dijalankan dengan baik, artinya; tidak boleh menjalankan ibadah sesuai
dengan hati manusia, sesuai dengan sebutan-sebutan karena rencana-rencana yang
dibuat manusia.
Kalau beribadah sesuai dengan sebutan-sebutan yang dibuat
manusia, itu bukanlah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di Sorga.
Sekarang kita memperhatikan PRIBADI YANG MENGASIHI TUHAN, yang
tidak kelihatan2 Korintus 4: 18
(4:18)
Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan,
melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya kepada Tuhan, Rasul Paulus tidak memperhatikan yang kelihatan melainkan yang tak kelihatan.
Artinya; mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan dengan segenap hati, jiwa, akal budi = lebih mengasihi Tuhan,
dari segala-galanya.
Kalau seseorang mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan, maka
perhatiannya fokus pada perkara – perkara sorgawi, yaitu perkara rohani;
Dalam 2
Korintus 4, terdapat dua perikop, yaitu;
1.
harta rohani dalam
bejana tanah,
2.
jangan tawar hati juga
dalam menghadapi maut.
Dari dua
perikop diatas, dengan jelas dapat kita lihat, perkara - perkara yang berasal dari atas/perkara-perkara rohani (yang tertuliis dalam 2 Korintus 4).
Yang
pertama.
2 Korintus 4: 3-4
(4:3) Jika
Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka,
yang akan binasa,
(4:4)
yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah
zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Harta yang pertama adalah CAHAYA INJIL TENTANG KEMULIAAN
KRISTUS = FIRMAN PENGAJARAN MEMPELAI = firman pengajaran yang rahasianya
dibukakan.
Jikalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, maka
segala yang terselubung akan tersingkap.
Berarti, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan =
firman penyucian.
Perlu untuk diketahui; jika injil yang diberitakan itu
tertutup, maka tertutup untuk mereka yang akan binasa.
Tertutup artinya; tidak terjadi pembukaan rahasia firman
Tuhan, sedangkan apabila terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, maka segala
sesuatu yang terselubung akan tersingkap.
Kita bersyukur kepada Tuhan, karena kita senantiasa
digembalakan oleh firman pengajaran mempelai, firman pengajaran yang rahasianya
dibukakan, sehingga segala sesuatu yang terselubung semuanya tersingkap, tidak
ada yang tersembunyi.
Sesuai dengan Efesus 5: 26-27, Ibrani
10:22 firman Tuhan menyucikan hati nurani yang jahat dan membasuh perbuatan yang sia-sia, sehingga
sidang jemaat di tempatkan di hadapan-Nya dengan cemerlang, tanpa cacat cela
atau kerut atau yang serupa itu = kudus, tidak bercela.
2 Korintus 4: 2
(4:2)
Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak
berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan
kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.
Rasul Paulus menolak segala perbuatan yang tersembunyi
(terselubung), justru lewat firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, dia
rela untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.
Kalau segala yang terselubung telah tersingkap, seorang
pelayan Tuhan jujur dalam pemberitaan firman Tuhan; tidak licik dan tidak
memalsukan firman Tuhan demi meraup keuntungan sendiri / memperkaya diri.
Ada beberapa perkara yang berasal dari atas/perkara
rohani (yang tertuliis dalam 2 Korintus 4).
Yang kedua.
2 Korintus 4: 7-10
(4:7)
Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa
kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
(4:8)
Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak
terjepit; kami habis akal, namun tidak
putus asa;
(4:9) kami
dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian,
kami dihempaskan, namun tidak binasa.
(4:10)
Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan
Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
Harta dalam bejana tanah liat, yaitu MEMBAWA KEMATIAN
YESUS KRISTUS di dalam tubuh kita masing - masing, sehingga dengan demikian kita memiliki kekuatan yang
berlimpah-limpah.
Sesungguhnya bejana tanah liat itu rapuh, mudah hancur,
tetapi oleh karena harta yang ada di dalam bejana tanah lia, kita memiliki
kekuatan yang melimpah-limpah dari Allah, antara lain;
1.
ditindas, namun tidak terjepit
2.
habis akal, namun tidak putus asa
3.
dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian
4.
dihempaskan, namun tidak binasa
Ada beberapa perkara yang berasal dari atas/perkara
rohani (yang tertuliis dalam 2 Korintus 4).
Yang ketiga:
BERIBADAH MELAYANI SESUAI DENGAN POLA
TABERNAKEL
Ada beberapa perkara yang berasal dari atas/perkara
rohani (yang tertuliis dalam 2 Korintus 4).
Yang ketiga:
SETIA SAMPAI MATI, BAHKAN SAMPAI MATI DI ATAS
KAYU SALIB.
KESIMPULANNYA;
Mengasihi sesama yang kelihatan dan hati
terikat dengan segala perkara-perkara lahiriah, perkara
– perkara yang di bawah, itu bersumber dari
manusia lahiriah.
Sedangkan mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan dengan
segala perakara-perkara/harta yang berasal dari sorga/dari atas bersumber dari
manusia batiniah = KASIH DALAM ROH.
Itu sebabnya, saya menghimbau kembali, seberat atau
sebesar apapun pekerjaan yang kita kerjakan, tetapi kalau tidak
dengar-dengaran, itu tidaklah baik. Sama seperti orang muda yang kaya tadi;
mengasihi sesama tetapi tidak mengasihi Tuhan.
Kalau kita mengasihi Tuhan, maka kita pasti mengasihi
perkara di atas, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah pelayanan.
Kita lihat; MANUSIA BATINIAH.
2 Korintus 4: 16-18
(4:16)
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia
lahiriah kami semakin merosot, namun manusia
batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
(4:17)
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan
kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan
kami.
(4:18)
Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan,
karena yang kelihatan adalah sementara,
sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Ketika manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari,
manusia lahiriah akan semakin merosot,
dan ketika manusia lahiriah merosot; maka rela menanggung pendertiaan yang sifatnya sementara untuk
memperoleh yang sifatnya kekal, yaitu kerajaan Surga.
Dampak positif memiliki kasih di dalam Roh.
2 Korintus 3: 2-3
(3:2) Kamu
adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan
yang dapat dibaca oleh semua orang.
(3:3)
Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat
Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta,
tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan
pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
Kalau memiliki kasih dalam Roh; sidang
jemaat menjadi surat Kristus, surat pujian yang bisa
dibaca/dikenal oleh setiap orang.
Surat pujian
berarti; firman itu bukan ditulis dengan
tinta, melainkan dimeteraikan oleh Roh Kudus.
2 Korintus 3: 6-8
(3:6)
Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian
baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum
yang tertulis mematikan, tetapi Roh
menghidupkan.
(3:7)
Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu.
Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun
pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel
tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang
demikian
(3:8)
betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!
Rasul Paulus menjadi pelayan-pelayan dari suatu
perjanjian baru, artinya melayani Tuhan dengan pelayan Roh.
Pelayanan
Roh, berkuasa mengubahkan manusia batiniah (bagian dalam yang tidak kelihatan).
Kalau
hanya meneteskan air mata namun manusia batiniah tidak dibaharui, itu adalah
pelayanan tubuh, pelayanan yang tidak berkuasa.
Tuhan telah
memberikan harta / perkara – perkara dari atas, dari sorga (perkara rohani),
antara lain;
-
Firman pengajaran mempelai, yang disebut juga firman pengajaran
yang rahasianya dibukakan / cahaya injil tentang kemuliaan Kristus.
-
Harta dalam bejana tanah liat yaitu; membawa kematian Yesus ke
dalam diri kita masing - masing,
sehingga dengan demikian kita memiliki kekuatan yang berlimpah – limpah dari
Allah.
-
Ibadah dan pelayanan sesuai dengan gambaran dan bayangan dari apa
yang ada di surga.
Dan biarlah
kiranya kita mengerjakannya dengan setia sebagai tanda ucapan syuku kepada
Tuhan, supaya terlepas dari penyembahan berhala.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
NB: MOHON MAAF FIRMAN BELUM TEREDIT DENGAN BAIK OLEH BAPAK GEMBALA. MOHON MAAF ATAS SEGALA KEKURANGAN KAMI, KARENA MENGINGAT WAKTU YANG KURANG BAGI BAPA GEMBALA. TERIMA KASIH.
No comments:
Post a Comment