IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 14 MEI 2014
Team: DARI KITAB KOLOSE
(Seri 12)
Subtema: KEGUNAAN
HIKMAT DAN PENGERTIAN,
MENGETAHUI KEHENDAK TUHAN DENGAN SEMPURNA
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan masih
memungkinkan kita untuk berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan,
sekaligus mempersembahkan korban, dan malam hari ini kita diberi kesempatan
untuk sujud menyembah Tuhan.
Kembali kita memperhatikan surat Paulus kepada jemaat di
Kolose.
Kolose 1: 9
(1:9)
Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk
kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat
dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna,
Rasul Paulus berdoa dengan tidak henti-hentinya berdoa
untuk sidang jemaat di Kolose supaya mereka menerima segala hikmat
dan pengertian yang benar dari Tuhan
(roh hikmat dan Wahyu, sesuai dengan Efesus 1: 16-17).
Sejenak kita memperhatikan ...
1 Raja-raja 3: 12
(3:12)
maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya
Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat
dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti
engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau.
Tuhan memberikan “hati
yang penuh hikmat dan pengertian kepada Salomo.”
1 Raja-raja 3: 9, 11
(3:9) Maka
berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk
menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan
antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi
umat-Mu yang sangat besar ini?"
(3:11)
Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal
yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu,
melainkan pengertian untuk memutuskan hukum,
Kalau hati penuh hikmat dan pengertian, berarti; paham
untuk menimbang perkara, dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat,
selanjutnya dapat memutuskan hukum yang baik = bertindak dengan positif. Segala
tindakan positif mulai dari sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang,
gerak-gerik, semuanya positif.
Sebagai bukti;
1 Raja-raja 3: 27
(3:27)
Tetapi raja menjawab, katanya: "Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia; dia itulah ibunya."
Dengan hati penuh hikmat dan pengertian, Raja Salomo
dapat memutuskan hukum yang adil kepada dua perempuan sundal, sehingga masalah
terselesaikan.
Kalau masalah terselesaikan, berarti Tuhan menghapus air
mata.
Sebelum hukum itu diputuskan seadil-adilnya oleh raja
Salomo, dua perempuan tersebut bertengkar hebat bahwa masalah belum selesai
(sesuai dengan ayat 21-22).
Oleh sebab itu, dalam Amsal 10: 13 dikatakan, “Di
bibir orang berpengertian terdapat hikmat”
1 Raja-raja 3: 24
(3:24)
Sesudah itu raja berkata: "Ambilkan aku pedang,"
lalu dibawalah pedang ke depan raja.
Salomo memutuskan hukum dengan adil, dengan menggunakan sebilah pedang yang tajam, ini
menggambarkan firman Allah yang lebih tajam dari pedang bermata dua manapun.
Ibrani 4: 12
(4:12)
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua
mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan
jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum;
ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran
hati kita.
Firman Allah itu tajam, lebih tajam dari pedang bermata
dua mana pun, sehingga ia dapat menusuk amat dalam dan memisahkan 3 hal;
1.
Memisahkan
jiwa dan roh, artinya; firman
Allah sanggup menyucikan dosa dari jiwa dan roh manusia
2.
Memisahkan
sendi-sendi dan sumsum, artinya;
firman Allah sanggup menyucikan dosa manusia yang berada di dalam celah-celah
dan bersembunyi dibalik kebenaran diri sendiri = kekerasan hati, seperti sumsum
di dalam tulang-tulang yang putih dan keras.
3.
Membedakan
pertimbangan dan pikiran hati manusia, artinya; firman Allah yang tajam sanggup membedakan
pertimbangan-pertimbangan yang salah dari manusia, juga dosa yang menguasai
hati dan pikiran yang tidak baik.
Sesungguhnya, posisi dosa tidak dapat dijangkau dan
dilihat oleh mata manusia, artinya; tidak seorangpun yang sanggup menyucikan
dosa apabila dosa itu berada dalam posisi tiga perkara di atas, bahkan seorang
psikiater, atau seorang motivator handal tidak sanggup menyucikan dosa manusia,
hanya firman Allah yang tajam saja yang sanggup mengoreksi dan menyucikan dosa
manusia.
Ibrani 4: 13
(4:13) Dan
tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di
hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang
dan terbuka di depan mata Dia, yang
kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Perlu untuk diketahui; tidak ada yang tersembunyi di
hadapan Tuhan, berarti tidak ada dosa yang bisa disembunyikan di hadapan Tuhan,
sebab segala sesuatu terlihat jelas, terbuka di depan mata Tuhan.
Kelak, setiap orang harus mempertanggung jawabkan segala
perbuatan-perbuatan yang terselubung di dalam tiga perkara tadi.
Jadi, tidaklah mudah sebetulnya kalau seseorang
pandai-pandai menyembunyikan dosa, justru merugikan diri sendiri.
Intinya; setelah disucikan, maka pribadi lepas pribadi
menjadi kehidupan yang murni di hadapan Tuhan.
Sebagaimana dalam Ibrani 10: 22, “... hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita
telah dibasuh dengan air yang murni.”
Adalah suatu keuntungan jika kita menjadi pribadi yang
murni.
Keuntungan menjadi pribadi yang murni.
Yakobus 3: 13
(3:13)
Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang
baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang
lahir dari kelemahlembutan.
Orang yang bijak dan berakal budi hidup dengan hati yang penuh hikmat, sedangkan hikmat itu berasal dari kelemahlembutan.
Namun kelemahlembutan di sini, bukan kelemahlembutan yang
dibuat-buat.
Banyak sekali kelemahlembutan yang dibuat-buat, itu
terjadi karena sesuatu hal, karena ada kepentingan-kepentingan, dan sebetulnya
itu tidak baik karena itu bukanlah hikmat.
Yakobus 3: 14-15
(3:14)
Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri,
janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!
(3:15) Itu
bukanlah hikmat yang datang dari atas,
tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan.
Menaruh perasaan iri hati dan mementingkan diri sendiri,
itu bukanlah hikmat yang berasal dari atas.
Atas di sini berarti;
-
Hormat kepada Bapa di
sorga.
-
Hormat kepada pemimpin
di atas muka bumi, terlebih pemimpin di dalam rumah Tuhan.
Oleh sebab itu, jangan memegahkan diri dengan kepentingan
diri sendiri dan iri hati, artinya; jangan hidup di dalamnya.
Sebab menaruh PERASAAN IRI HATI dan MEMENTINGKAN DIRI
SENDIRI datangnya dari;
-
dunia dengan segala arus dan pengaruh yang ada di dalamnya.
Sesuai 1
Yohanes 2: 16, “ ... semua yang ada di
dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup,
bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.”
-
daging, dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
-
setan-setan, itulah roh jahat dan roh najis.
Kalau seseorang hidup dalam kepentingan diri sendiri,
kemudian ada iri hati, selisih kepada yang lain, sebetulnya ia sedang
mempersembahkan persembahan kepada roh najis.
Yakobus 3: 16
(3:16)
Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala
macam perbuatan jahat.
Di mana ada iri hati dan kepentingan diri sendiri (roh
egosentris) di situ terjadi kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
Oleh sebab itu, sebagai anak-anak Tuhan, saya merindukan
supaya kita semua ada kesatuan hati, tanpa mementingkan diri sendiri untuk
mengerjakan pekerjaan Tuhan dalam kandang penggembalaan, sesuai dengan
kepercayaan Tuhan.
Yakobus 3: 17
(3:17)
Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni,
selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak
dan tidak munafik.
Hikmat yang berasal dari atas adalah;
1.
Murni
Berarti,
tanpa ragi kejahatan dan keburukan.
2.
Pendamai
Berarti,
memperdamaikan dosa manusia kepada Allah, tidak menimbulkan dosa bagi orang
lain = menjadi pendamaian.
3.
Peramah
Berarti,
ramah kepada orang lain, kepada siapa saja, tanpa terkecuali.
4.
Penurut
Berarti,
tidak membantah, cukup berkata “ya”.
5.
Penuh belas kasihan
Kalau
Kristus mengadakan penyelamatan terhadap tubuh-Nya, itu karena belas kasihan.
Penyelamatan
itu diadakan dengan dua cara, sesuai dengan Efesus 5: 26-28;
-
Menyucikan dengan air
dan firman
-
Mengasuh dan merawat
tubuh-Nya
Belas
kasihan, sama seperti seorang Samaria yang merawat dan menolong pemuda yang
turun dari Yerusalem ke Yerikho, yang ditangkap dan dipukuli oleh para penyamun
hingga setengah mati.
Banyak
orang di luaran sana yang belum memahami, belum mengerti firman pengajaran
mempelai, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, mereka hanya mengerti
bahwa pelayanan hanya sebatas tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat, oleh sebab
itu, mereka butuh belas kasihan.
6.
Buah-buah yang baik
Segala
sesuatu yang baik, yang kita buat dan kerjakan, itu adalah buah-buah yang baik.
7.
Tidak memihak
SEDIKIT
KESAKSIAN; satu kali ada dua orang pemuda sedang bermain-main saling tendang
menendang. Ketika mereka tendang nendang, saya tidak bertanya siapa yang
memulai, karena kalau saya melakukan hal itu, berarti saya menjadi hakim
(menyalahkan yang salah, membenarkan yang benar = memihak), sehingga akhirnya
yang lemah tidak mendapat keadilan, yang tertindas tidak mendapat keputusan
yang jujur.
Murni =
tidak memihak.
Saudaraku,
janganlah kita sakit hati kalau ada anggota keluarga yang ditegor, tetapi
biarlah kita memihak kepada Tuhan.
8.
Tidak munafik
Berarti,
di luar dan di dalam sama.
Kalau
munafik; di luar terlihat baik, namun di dalam penuh dengan kejahatan.
Itulah hikmat dari atas, dari sorga, pertama – tama
murni, bebas dari pengaruh yang tidak suci, yaitu: dunia, daging, setan, karena
hati nurani yang jahat telah disucikan oleh air firman yang murni dan kalau
kita patuh kepada pemimpin, maka pasti kita penuh dengan hikmat.
Hikmat itu hanya ada pada orang yang tenang, bukan orang
yang kacau. Yang membuat seseorang kacau adalah kalau sudah dicampur dengan
kata hati. Dalam kitab Mazmur 51: 8
dikatakan, “Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan
diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.”
Kegunaan hikmat dan pengertian.
Kolose 1: 9
(1:9)
Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk
kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang
benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan
sempurna,
Kegunaannya: untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan
sempurna.
Kalau kita hanya mengetahui bahwa Yesus melayani selama
3,5 tahun sebatas mengadakan tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat semata,
berarti ia belum mengenal, belum mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna.
1 Korintus 13: 8-10
(13:8)
Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir;
bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
(13:9)
Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
(13:10)
Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
Oleh karena kasih yang sempurna itu, saya dan saudara
menjadi dewasa secara rohani, karena kasih Allah tidak berkesudahan.
Nubuat akan berakhir, bahasa Roh akan berhenti,
pengetahuan akan lenyap, sebab pengetahuan dari manusia tidak lengkap, nubuat
dari manusia tidak sempurna.
Pengetahuan dan nubuat dari manusia tidak cukup untuk
mendewasakan gereja Tuhan, hanya kasih Allah yang tidak berkesudahan sanggup
menyempurnakan saya dan saudara sehingga menjadi dewasa rohani.
Oleh sebab itu, melayani jangan dicampur-campur dengan
pengetahuan yang berasal dari manusia dan dunia.
Jika melayani dengan pengetahuan yang berasal dari
manusia dan dunia, persis seperti nabi-nabi palsu yang fasih berbicara tentang
hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka = roh antikris (1 Yohanes 4: 1-7).
Kalau kita boleh menikmati pelayanan Imam Besar di
tengah-tengah ibadah pelayanan ini, itu adalah kasih Tuhan yang tidak
berkesudahan.
1 Korintus 13: 11
(13:11)
Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata
seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah
aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
Kedewasaan rohani dari gereja Tuhan akan terlihat sekali,
baik dalam perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang,
gerak-gerik, akan terlihat, menjadi teladan dalam kesetiaan, menjadi teladan
dalam kesucian, sehingga sanggup menanggung penderitaan yang tidak harus
ditanggung = melakukan kehendak Allah.
Berbanding terbalik dengan kerohanian anak-anak Tuhan
yang masih kanak-kanak; sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang,
gerak-gerik persis seperti anak-anak. Mudah tersinggung, mudah menangis, mudah
mengucapkan kata-kata yang tidak sepatutnya diucapkan, sehingga kerohanian yang
masih kanak-kanak tidak menjadi teladan dalam kesucian.
Biarlah kita segera beralih dari kanak-kanak dan berada
di dalam kedewasaan penuh secara kerohanian, barangkali di antara kita masih
ada yang berusia muda dan remaja.
1 Korintus 13: 12-13
(13:12)
Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu
gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal
dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti
aku sendiri dikenal.
(13:13)
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman,
pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
Saat ini kita melihat dalam cermin, suatu gambaran yang
samar-samar.
Firman Allah adalah cermin, bukan kaca spion. Kita bisa
melihat Kerajaan Sorga, tetapi itu masih dalam bentuk samar-samar.
Kalau kita memiliki iman, harap dan puncaknya adalah
kasih, yang membawa kita bertemu dengan Allah di awan nan permai, di situ kita
akan melihat dengan jelas, dan Tuhan melihat kita dengan jelas, bukan lagi
dengan samar-samar.
Sebab, suatu saat nanti akan terjadi suatu peristiwa yang
hebat, di mana manusia akan diubahkan dalam sekejap.
1 Korintus 13: 8-9
(13:8)
Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
(13:9)
Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
Pengetahuan manusia tidak sempurna, dan itu akan lenyap.
Resiko mereka yang mempertahankan pengetahuan manusia;
kerohaniannya tetap seperti kanak-kanak, sebab mereka mengambil keputusan
sesuai dengan pengetahuan mereka, bukan sesuai dengan hukum Allah sehingga
tidak sanggup menanggung penderitaan dan beban berat.
1 Korintus 1: 20-21
(1:20) Di
manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari
dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?
(1:21)
Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak
mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka
yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
Dengan mempertahankan hikmat dunia, yaitu pengetahuan dan
nubuat manusia, maka seseorang tidak mengenal dan tidak mengetahui kehendak
Allah dengan sempurna.
Pertolongan manusia tidak sempurna, dengan bukti; ketika
mengalami aniaya segera bertindak menegakkan hukum / menjadi hakim,
mempersalahkan yang salah dan membenarkan yang benar = tidak mengetahui
kehendak Tuhan dengan sempurna.
1 Korintus 1: 24
(1:24)
tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan
Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat
Allah.
Sesungguhnya, pemberitaan firman tentang salib Kristus
adalah hikmat Allah dan kekuatan Allah, baik bagi bangsa Yahudi maupun bagi
bangsa kafir.
Pemberitaan firman tentang salib, artinya; pemberitaan
firman yang menyelidiki, mengoreksi dosa-dosa yang terselubung di dalam jiwa
dan roh, di dalam sendi-sendi dan sumsum, juga di dalam pertimbangan dan
pikiran dan hati manusia yang salah.
1 Korintus 1: 22-23
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23)
tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi
suatu batu sandungan dan untuk orang-orang
bukan Yahudi suatu kebodohan,
Di sini kita melihat;
- Bagi orang
Yahudi, pemberitaan firman tentang Salib menjadi
batu sandungan, mereka tersandung dengan firman penyucian, firman yang keras
karena sifatnya menyelidiki, mengoreksi dan menyucikan dosa.
Orang
Yahudi hanya MENGHENDAKI TANDA-TANDA HERAN, MUJIZAT-MUJIZAT semata dan
teori-teori kemakmuran, yaitu pemberitaan firman tentang berkat berkelimpahan,
namun menolak untuk disucikan.
- Bagi
bangsa Kafir, pemberitaan firman
tentang Salib Kristus adalah suatu kebodohan karena bangsa kafir yang diwakili
oleh orang Yunani hanya MENGHENDAKI HIKMAT.
Kalau
memiliki hikmat namun menolak pemberitaan firman tentang salib Kristus, persis
seperti ahli Taurat yang mengerti firman tetapi tidak melakukannya.
Sama
seperti orang-orang duniawi, bagi mereka, sengsara salib adalah suatu
kebodohan, sehingga dapat terlihat dengan jelas; mereka yang lemah tidak
mendapat keadilan, sehingga mereka segera mencari keadilan, segera berperkara
di depan hukum (hakim di dunia), padahal Hakim yang Agung adalah Allah yang
hidup; Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub.
Sesungguhnya,
sumber hikmat adalah dari pemberitaan firman tentang salib.
Praktek menerima pemberitaan firman tentang salib
Kristus.
Matius 26: 42
(26:42)
Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku
jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Yesus harus meminum cawan Allah, Yesus tidak membiarkan
cawan itu berlalu tanpa Ia minum, dengan tujuan; supaya kehendak Allah jadi.
Minum cawan Allah artinya; menanggung penderitaan di atas
kayu salib.
Wujudnya.
Yesaya 53: 10
(53:10)
Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan
kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia
akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
Yesus diremukkan dengan kesakitan di atas kayu salib, sehingga
dengan demikian kehendak Tuhan akan
terlaksana oleh-Nya.
Dia menjadi korban penghapus dosa di atas kayu salib,
dengan demikian kehendak Tuhan
terlaksana.
Inilah praktek menerima pemberitaan firman tentang salib
Kristus.
Praktek pemberitaan firman tentang salib, tidak semudah
ketika menyampaikan firman Tuhan, namun sekalipun demikian, saya harus tetap
menyampaikannya supaya saya dan saudara terlihat praktek pemberitaan firman
tentang salib Kristus sampai akhirnya dewasa rohani dengan bukti mampu
menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Itulah kegunaan hikmat; mengerti dan mengenal kehendak
Allah dengan sempurna.
Lebih jauh melihat KEROHANIAN KANAK-KANAK dan KEROHANIAN
DEWASA.
Ibrani 5: 11-13
(5:11)
Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk
dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
(5:12)
Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi
pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah,
dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
(5:13)
Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia
tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
Kalau anak-anak Tuhan masih memerlukan susu, itulah
pemberitaan firman yang hanya menghendaki tanda-tanda heran, mujizat-mujizat
semata, atau yang disertai dengan dongeng nenek-nenek tua, cerita-cerita isapan
jempol, dan filsafat-filsafat manusia.
Susu diperlukan oleh anak-anak, bukan orang-orang dewasa,
sehingga kalau kita perhatikan di sini; kerinduan Tuhan tidak akan terwujud
kalau anak-anak Tuhan hanya memerlukan pemberitaan firman yang lucu-lucu, atau
yang hanya disertai dengan tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat semata.
Kalau ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi
pengajar, tetapi mengapa belum menjadi teladan baik dalam kesucian, baik dalam
perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik?
Itu karena anak-anak Tuhan masih memerlukan susu, bukan
pemberitaan firman tentang salib yang mendewasakan, sehingga kehendak Tuhan
terlaksana = menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung.
Bandingkan dengan anak-anak Tuhan yang dewasa rohani.
Ibrani 5: 14
(5:14)
Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan
yang baik dari pada yang jahat.
Makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yaitu
pemberitaan firman tentang salib Kristus = firman penyucian yang sifatnya
mengoreksi, menyelidiki dan menyucikan dosa.
Kelebihan gereja Tuhan yang dewasa rohani, memiliki
pancaindera yang terlatih, antara lain;
1.
Mata yang
terlatih
Berarti,
memiliki pandangan nubuatan, memandang jauh ke depan, yaitu menjadi mempelai
Tuhan.
Kalau
pandangan seseorang pendek, maka ia tidak mampu menyelesaikan masalah.
Tetapi
kalau memiliki pandangan nubuatan, berarti ia memandang jauh ke depan, dan
tujuan kita adalah menjadi mempelai wanita Tuhan.
2.
Telinga
yang terlatih
Berarti,
dengar-dengaran = mendengar suara gembala dan mengikuti geraknya firman
pengajaran yang membawa masuk pada pembangunan
tubuh
Kristus yang sempurna.
3.
Hidung
yang terlatih
Berarti,
hidup dalam doa penyembahan, sebab doa penyembahan adalah nafas kehidupan.
Untuk
membawa diri rendah di bawah kaki Tuhan dan sujud menyembah selama 1 jam, itu
bukanlah perkara mudah, namun itu adalah suatu keharusan.
4.
Mulut yang
terlatih
Berarti,
mulut mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan juruselamat = tidak hidup dalam
penyembahan berhala.
Berhala
adalah segala sesuatu yang melebihi Tuhan.
5.
Kulit yang
terlatih
Berarti,
tinggal di dalam kasih Allah.
Kasih
menutupi banyak sekali dosa, menutupi banyak sekali kekurangan,
dan
praktek kasih adalah korban, sesuai dengan 1
Korintus 13.
Inilah pancaindera yang terlatih dari anak-anak Tuhan
yang rohaninya dewasa.
Pribadi yang terlatih cukup menyenangkan hati Tuhan.
Kidung Agung 8: 8-10
(8:8) --
Kami mempunyai seorang adik perempuan, yang belum mempunyai buah dada. Apakah yang akan kami perbuat dengan adik
perempuan kami pada hari ia dipinang?
(8:9) Bila
ia tembok, akan kami dirikan atap perak di atasnya; bila ia pintu, akan kami
palangi dia dengan palang kayu aras.
(8:10) --
Aku adalah suatu tembok dan buah dadaku bagaikan menara. Dalam matanya ketika
itu aku bagaikan orang yang telah mendapat kebahagiaan.
Anak-anak Tuhan yang dewasa secara rohani, akan terlihat
dengan jelas layaknya perempuan yang dewasa, yaitu akan terlihat buah dadanya,
itulah kasih kepada Tuhan, kasih kepada sesama.
Buah dada à dua loh batu, artinya; KASIH.
Sehingga gereja Tuhan yang dewasa secara rohani itu
mendapat kebahagiaan yang kekal dalam kerajaan Sorga, lewat pesta nikah Anak
Domba, bersanding dengan Mempelai Pria Sorga. Terpujilah Tuhan kekal sampai
selama-lamanya. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment