IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 28 MEI 2014
Team: DARI KITAB KOLOSE
(Seri 13)
Subtema: LAYAK DAN BERKENAN BAGI ALLAH
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan masih
memungkinkan kita untuk berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, dan
sebentar kita akan merendahkan diri di bawah kaki Tuhan untuk sujud menyembah
Tuhan.
Kembali kita memperhatikan surat Paulus kepada jemaat di
Kolose.
Kolose 1: 10
(1:10)
sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta
berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala
pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah,
Jemaat di
Kolose layak dan berkenan kepada
Allah dalam segala hal karena pada ayat 9, Rasul Paulus memohon dalam doa
supaya jemaat di Kolose menerima segala hikmat dan pengertian yang benar untuk
mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna.
Sekarang kita melihat ...
Keadaan/kehidupan yang layak.
1 Tesalonika 2: 4
(2:4)
Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami
layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan
untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.
Rasul Paulus layak dan berkenan di hadapan Allah,
sehingga Tuhan mempercayakan Rasul Paulus
untuk memberitakan injil.
Kemudian, di tengah-tengah pemberitaan injil itu, Rasul
Paulus tidak menyukakan hati manusia, melainkan menyukakan hati Allah.
Perlu untuk diketahui; Tuhan menguji hati dan batin
setiap hamba-hamba Tuhan di tengah-tengah pemberitaan injil.
Dengan jelas Tuhan mengetahui pelayanan seorang hamba
Tuhan; apakah menyukakan manusia atau menyukakan Tuhan.
Sekarang kita melihat; PELAYANAN RASUL PAULUS DI
TENGAH-TENGAH PEMBERITAAN INJIL.
1 Korintus 1: 22
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
-
Orang-orang
Yahudi menghendaki TANDA, yaitu mujizat-mujizat
dari seorang hamba Tuhan yang sedang memberitakan injil.
- Orang-orang
Yunani mencari HIKMAT/PENGETAHUAN tentang firman
Tuhan (injil yang disampaikan).
Jikalau
hanya mempunyai pengetahuan tentang kebenaran firman Tuhan tetapi tidak
melakukannya = ahli Taurat.
1 Korintus 1: 23
(1:23)
tetapi kami memberitakan Kristus yang
disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk
orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
Dalam hal ini, Rasul Paulus memberitakan Kristus yang
disalibkan = pemberitaan firman tetang salib Kristus.
Berarti, benar sekali bahwa Rasul Paulus tidak menyukakan
manusia di tengah-tengah pemberitaan injil, melainkan menyukakan hati Tuhan.
Dan saya berupaya untuk mempertahankan hal yang demikian,
sehingga saya tidak memandang muka di tengah-tengah pelayanan, tidak melihat
siapa yang kaya, siapa yang miskin.
Sebab tadi jelas sekali dikatakan bahwa Tuhan menguji
hati dan batin dari setiap hamba-hamba Tuhan yang sedang memberitakan injil.
Dengan demikian Tuhan menyatakan keadilan-Nya, jangan
sampai kita melayani namun satu dengan yang lain merasa lebih berjasa.
Dampak dari pemberitaan injil tentang Kristus yang
disalibkan;
- bagi orang-orang
Yahudi adalah suatu BATU SANDUNGAN karena mereka tidak bertekun di
dalamnya,
-
sementara bagi orang-orang
Yunani (yang mewakili bangsa kafir) adalah SUATU KEBODOHAN.
Memikul
salib, melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, bagi orang yang hanya mencari
hikmat, itu adalah suatu kebodohan. Itu sebabnya bagi orang-orang dunia,
melayani dengan sungguh-sungguh adalah suatu kebodohan karena bagi mereka, hal
itu menghabiskan waktu, tenaga, uang, pikiran dan sebagainya, sehingga bagi
mereka ibadah dan pelayanan adalah suatu kebodohan.
1 Tesalonika 2: 3
(2:3)
Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan
atau dari maksud yang tidak murni dan juga
tidak disertai tipu daya.
Injil yang diberitakan oleh Rasul Paulus tidak lahir dari
kesesatan, tidak lahir dari ketidak-murnian, atau pemberitaan firman tentang
salib Kristus itu tidak lahir dari tipu daya.
Memang kalau melayani dengan kemurnian, seorang hamba
Tuhan tidak akan pernah menyukakan hati manusia selain menyukakan hati Tuhan,
itu sudah pasti. Demikian halnya sidang jemaat datang beribadah, juga imam-imam
yang melayani, bukan untuk menyukakan hati manusia, melainkan menyukakan hati
Tuhan.
Biarlah kita review ibadah dan pelayanan kita; mengapa
banyak hal yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan?
Penyebabnya adalah karena ia masih menyukakan hati
manusia.
Dengan demikian, hidup ini layak di hadapan Tuhan,
seperti Rasul Paulus dipercayakan untuk memberitakan injil terhadap sidang
jemaat di Kolose.
Sebaliknya, kalau hanya menyukakan hati manusia, itulah yang
menyebabkan seseorang tidak layak di hadapan Tuhan.
1 Tesalonika 2: 5-8
(2:5)
Karena kami tidak pernah bermulut manis --
hal itu kamu ketahui -- dan tidak pernah
mempunyai maksud loba yang tersembunyi -- Allah adalah saksi–
(2:6) juga
tidak pernah kami mencari pujian dari manusia,
baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat
demikian sebagai rasul-rasul Kristus.
(2:7)
Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu,
sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
(2:8) Demikianlah
kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil
Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu
telah kami kasihi.
Rasul Paulus betul-betul tidak menyukakan hati manusia
selain menyukakan hati Tuhan, sehingga dengan demikian, Rasul Paulus layak
untuk memberitakan injil.
Bukti-bukti bahwa Rasul Paulus layak di hadapan Tuhan:
-
tidak pernah bermulut manis di tengah-tengah pemberitaan
injil
-
tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi
artinya;
dalam pemberitaan injil, tidak ada kepentingan-kepentingan, tidak mencari
keuntungan-keuntungan.
“Allah adalah saksi”
-
tidak pernah kami mencari pujian dari manusia
-
selalu berlaku ramah di hadapan sidang jemaat
Sama seperti seorang ibu; mengasuh dan merawati
anak-anaknya, demikian halnya seorang hamba Tuhan yang telah menerima jabatan
gembala terhadap sidang jemaat dalam kandang penggembalaan.
Mengasuh dan merawati anak-anaknya adalah belas kasihan.
Sampai pada akhirnya, di tengah-tengah pemberitaan injil, Rasul Paulus dalam
kasih sayang yang besar, seluruh hidupnya dipersembahkan di tengah-tengah
pemberitaan injil.
Inilah hidup seorang hamba Tuhan, seorang yang layak dan
yang berkenan kepada Tuhan.
Saya berupaya, merindukan hal yang sama, sekalipun dunia
dan segala isinya diberikan kepada saya, saya tidak akan pernah meninggalkan
ibadah dan pelayanan, sebab saya tahu tujuan hidup saya.
1 Tesalonika 2: 9
(2:9)
Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja
siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara
kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu.
Pendeknya; Rasul Paulus berusaha dengan jerih lelah siang
dan malam di tengah-tengah pelayanan dalam pemberitaan injil.
Tanda bahwa seseorang layak dan berkenan bagi Allah.
1 Tesalonika 2: 1-2
(2:1) Kamu
sendiri pun memang tahu, saudara-saudara, bahwa kedatangan kami di antaramu
tidaklah sia-sia.
(2:2)
Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan
pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat.
Dalam memberitakan injil, Rasul Paulus dianiaya dan
dihina.
Pengalaman yang sama juga terjadi ketika Rasul Paulus
melayani sidang jemaat di Filipi.
Dianiaya dan dihina = sengsara salib/aniaya karena
firman.
Mari kita lihat kisah itu ...
Kisah Para Rasul 16: 20-24
(16:20)
Setelah mereka membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota itu,
berkatalah mereka, katanya: "Orang-orang ini mengacau kota kita ini,
karena mereka orang Yahudi,
(16:21)
dan mereka mengajarkan adat istiadat, yang kita sebagai orang Rum tidak boleh
menerimanya atau menurutinya."
(16:22)
Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar kota itu
menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka.
(16:23)
Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara
diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh.
(16:24)
Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan
mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka
dalam pasungan yang kuat.
Rasul Paulus dan Silas dianiaya dan dihina karena
memberitakan injil tentang Kristus yang disalibkan.
Aniaya karena firman = sengsara salib dalam pemberitaan
injil.
Kisah Para Rasul 16: 19
(16:19)
Ketika tuan-tuan perempuan itu melihat, bahwa harapan
mereka akan mendapat penghasilan lenyap, mereka menangkap Paulus dan Silas,
lalu menyeret mereka ke pasar untuk menghadap penguasa.
Harapan dari pedagang-pedagang yang ada di kota Filipi
akan mendapat penghasilan/meraup keuntungan yang banyak menjadi lenyap/sirna
oleh karena pemberitaan injil tentang Kristus yang disalibkan, lewat pelayanan
Rasul Paulus dan Silas.
Itulah yang menyebabkan Rasul Paulus dan Silas dianiaya
dan dihina; menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung = aniaya karena
firman.
Proses ketika pemberitaan firman tentang salib
disampaikan.
Kisah Para Rasul 16: 17-18
(16:17) Ia
mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya:
"Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan
kepadamu jalan kepada keselamatan."
(16:18)
Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika Paulus tidak tahan
lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu: "Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar
dari perempuan ini." Seketika itu juga keluarlah roh itu.
Rasul Paulus mengusir roh tenung dari seorang hamba
perempuan, sebab dengan tenungan-tenungannya, para pedagang di kota Filipi
memperoleh hasil yang besar.
Jadi, oleh karena roh tenung, maka para pedagang
memperoleh hasil, istilah sekarang sama dengan penglaris; berjualan disertai
dengan kuasa kegelapan.
Pada waktu saya membaca ayat 20-24, belum merasakan
apa-apa, kemudian, setelah saya membaca lebih jauh, ayat 16-18 ini, saya
merasakan perasaan yang lain. Tiba-tiba seluruh tubuh saya merinding dan kepala
saya terasa membesar. Setan tidak suka ditelanjangi, apalagi kalau yang
terselubung itu disingkapkan.
Semakin masuk pada ayat 17, semakin saya rasakan, pada
ayat 18 saya teringat Rasul Paulus mengusir roh itu, dan saya turut menengking,
mengusir segala roh jahat yang coba-coba mempengarui saya ketika membaca firman
Tuhan.
Tubuh saya lemah, tetapi roh yang ada padaku lebih besar
dari pada roh tenung.
Saya banyak melihat, gereja-gereja/sidang jemaat dalam
suatu kandang penggembalaan dibiarkan mengerjakan pekerjaannya dengan cara-cara
yang tidak baik untuk meraup, memperoleh keuntungan, dan terkadang gembala
sidang tutup mata dengan hal itu. Sesungguhnya itu tidak baik, secara rohani,
itu juga merupakan roh tenung.
Saya bersyukur, sejauh ini sidang jemaat dalam kandang
penggembalaan bekerja dengan menerima upah dengan hasil yang murni.
Sebetulnya, roh tenung itu berupaya mengganggu pelayanan
Rasul Paulus dan
Silas di tengah-tengah pemberitaan injil.
Jadi, saudaraku, jangan menaruh pengharapan kepada
sesuatu yang tidak baik, menaruh pengharapan kepada hal-hal yang jahat,
sekalipun mungkin saja hal itu memberi keuntungan.
Bisnis apa saja boleh dilakukan, tetapi kalau itu
berkaitan dengan hal-hal yang jahat (merugikan orang lain, menyakiti hati
Tuhan), hal itu mengganggu pemberitaan injil sehingga orang yang melakukan
demikian, tidak suka mendengar pemberitaan injil tentang Kristus yang
disalibkan.
Sekarang kita melihat;
Aniaya karena firman/sengsara salib yang dialami Rasul
Paulus.
Kisah Para Rasul 16: 22-24
(16:22)
Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar
kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka.
(16:23)
Setelah mereka berkali-kali didera, mereka
dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga
mereka dengan sungguh-sungguh.
(16:24)
Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat.
Ada beberapa hal aniaya karena firman/sengsara salib yang
dialami oleh Rasul Paulus dan Silas;
1. “pembesar-pembesar kota itu menyuruh
mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka”
Yesus
Kristus terlebih dahulu didera oleh tentara/prajurit-prajurit Romawi,
selanjutnya pakaian-Nya dikoyakkan, ditelanjangi, untuk menutupi dosa
ketelanjangan manusia.
Sesungguhnya,
sengsara salib/aniaya karena firman harus kita tanggung. Yang menanggung ini
bukan hanya gembala sidang, tetapi juga sidang jemaat untuk menutupi
kelemahan-kelemahan sesamanya.
Memang
sakit rasanya, tetapi itu adalah suatu keharusan.
2. “... mereka dilemparkan ke dalam penjara yang paling
tengah ...”
Penjara di
sini memberi pengertian dua hal;
-
Keterbatasan = hukuman
karena dosa seperti halnya yang dialami oleh Yesus Kristus
-
Kesendirian; terpisah
jauh dari orang lain. Hal ini pun pernah dialami oleh Yesus; dimulai dari taman
Getsemani, ia telah dikhianati oleh Yudas Iskariot, kemudian ditinggalkan oleh
murid-murid yang lain, selanjutnya Petrus menyangkal Yesus tiga kali, kemudian
Ia dihakimi di hadapan Imam Besar Kayafas, raja Herodes dan Pilatus, sampai
akhirnya Allah Bapa juga meninggalkan Dia untuk beberapa saat lamanya.
Itulah
pelayanan Rasul Paulus dan Silas di dalam pemberitaan injil.
Kalau
firman Tuhan itu dimeteraikan di dalam loh daging, loh hati manusia, kita semua
adalah surat Kristus, surat pujian yang bisa dibaca
oleh
setiap orang di tengah-tengah pengikutan kita kepada Tuhan.
Biarlah di
tengah-tengah kesendirian dan keterbatasan ini, kita mampu menolong orang lain
= surat Kristus.
3. “ ... membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang
kuat”
Bandingkan
dengan injil Yohanes 21: 18
(21:18) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau
masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa
engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
Dengan
perbandingan ayat ini, dapat kita simpulkan; kaki yang berada dalam pasungan
yang kuat menunjukkan sampai masa tua dan rambut putih berada dalam gendongan
tangan Tuhan, penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan = mengulurkan tangan.
Sewaktu
masih muda, Petrus mengikat pinggang sendiri dan berjalan ke mana saja ia mau.
Muda à kerohanian yang belum dewasa, belum banyak pengalaman.
Orang yang seperti ini berjalan ke mana saja ia mau = hidup dengan sesuka hati.
Dua kaki
Tuhan terpaku di atas kayu salib; tidak dapat melangkah sesuka hati, dengan
demikian sanggup menolong saya dan saudara. kalau kita menyerahkan diri
sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan, tidak mengambil jalan masing-masing; menjadi
teladan kepada siapa saja.
Jadi ikuti
saja suara penggembalaan supaya kita menjadi teladan.
Dampak positif dari penderitaan yang dialami oleh Rasul
Paulus.
Kisah Para Rasul 16: 25
(16:25)
Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa
dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah
dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.
Rasul Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian
kepada Allah, artinya; bertekun dalam pujian dan penyembahan = hidup dalam doa
penyembahan.
Pengalaman saya, setiap kali mengalami aniaya karena
salib; mudah sekali membawa diri rendah lewat doa penyembahan, tersungkur di
bawah kaki Tuhan. Di awal-awal perintisan pelayanan di Banten ini, pujian dan
doa terus dinaikkan setiap saat, setiap melangkah ke mana saja, sehingga tanpa
terasa air mata mengalir.
Memang terkadang ketika harus menanggung penderitaan yang
tidak harus ditanggung, seringkali tidak masuk akal, sehingga kita berpikir
mengapa harus begini dan begitu Tuhan.
Pengalaman kematian itu unik, tidak dapat diselami oleh
akal manusia, sehingga pertanyaan itu selalu terlontarkan. Yang Tuhan mau
supaya kita masuk dalam doa penyembahan, merendahkan diri di bawah kaki Tuhan,
tidak ada yang lain.
Kisah Para Rasul 16: 26-27
(16:26)
Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang
hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah
belenggu mereka semua.
(16:27)
Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara
terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka,
bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri.
Pada saat Rasul Paulus berdoa dan menyembah, terjadilah;
-
Gempa bumi yang hebat.
Artinya;
suatu kegerakan yang dahsyat terjadi di bumi sehingga banyak jiwa akan menerima
keselamatan.
-
Pintu-pintu penjara terbuka.
Berarti,
Tuhan membuka pintu kemurahan kepada mereka untuk menerima keselamatan.
-
Terlepaslah belenggu mereka.
Artinya;
bebas dari belenggu untuk melayani Tuhan.
Saudaraku,
apa yang membatasi kita, apa yang mengikat, membelenggu, maka seketika itu juga
akan terlepas, itulah kuasa dari doa penyembahan, inilah keuntungan dari doa
penyembahan.
Malam ini Tuhan menyatakan kasih-Nya supaya kita layak di
hadapan Tuhan, kita hidup dalam doa penyembahan, sehingga dengan kuasa doa penyembahan
itu membuka segala yang menutupi, segala yang merintangi. Tuhan lebih tahu dari
apa yang kita pikirkan.
Kepala penjara menyaksikan itu semua, dan akhirnya kepala
penjara tertolong, seisi rumahnya juga tertolong, sesuai dengan apa yang
tertulis dalam Kisah Para Rasul 16: 29-31, “Percayalah
kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu”,
itulah kuasa doa penyembahan dari seorang hamba Tuhan di tengah-tengah
pelayanan dalam pemberitaan injil tentang Kristus yang disalibkan.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment