IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 23 JUNI 2017
Subtema: HARI
TUHAN.
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Segera kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab adalah kitab Maleakhi.
Kita masih tetap di kitab Maleakhi. Rupanya banyak hal yang Tuhan
tunjukkan di dalam Maleakhi 4: 5-6.
Namun saya tidak tahu sejauh
mana Tuhan berbicara kepada kita, tetapi kita berharap, lewat doa supaya Tuhan
tetap berkemurahan atas kita semua.
Saudaraku, hari-hari ini saya
banyak merenung betapa baiknya Tuhan Yesus kepada kita semua. Tuhan menyatakan
diri-Nya lewat firman Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel. Di situ
kita bisa melihat segala kekayaan Sorgawi,
melihat keagungan-Nya, kemuliaan-Nya dinyatakan kepada kita di dalam
rencana-Nya yang besar dan luar biasa.
Dahulu kita tidak mengerti
rencana Tuhan, dahulu kita tidak memahami segala sesuatu perbuatan-Nya yang
ajaib, tetapi setelah kita lama digembalakan oleh Pengajaran Mempelai, kita
semakin mengerti rencana-Nya luar biasa, maka kita semakin mengerti kasih-Nya
begitu dalam dan luar biasa dalam kehidupan kita. Dahulu, sebelum kita mengerti
itu, kita banyak mengambil jalan masing-masing, bertindak sesuai dengan
keinginan sendiri, melakukan kebenaran menurut perasaan manusiawi, tetapi semakin
lama kita digembalakan oleh Pengajaran Mempelai, semakin kita mengerti rencana
Tuhan, semakin mengerti kebaikan Tuhan, semakin mengerti pembukaan firman.
Tuhan menyatakan lewat
firman-Nya tentang gunung Sion, berarti kita sekarang berada di atas gunung Sion, sebab dari sana keluar Pengajaran
Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, semua ditandai darah salib Kristus, supaya
kita menempuh jalan salib, jalan kebenaran dan hidup.
Saudaraku, siapa yang tidak
sungguh-sungguh berada di atas gunung Sion, maka Tuhan sendiri yang akan
menyingkirkan dirinya, bukan saya. Kalau saya yang menyingkirkannya, itu ibarat
mencabut ilalang, maka yang ikut tercabut adalah gandum, itu suatu kerugian
besar. Jadi kalau tidak sungguh-sungguh di hari-hari terakhir ini, maka Tuhan
sendiri yang akan menyingkirkan dia dari gunung Sion, bukan saya. Di situlah
saya semakin memahami, semakin mengerti betapa luar biasa kasih Tuhan kepada
saya, tentu kepada kita semua. Hanya ada kata yang keluar dari mulut: luar
biasa.
Maka kita pun harus semakin
sungguh-sungguh menghargai kemurahan Tuhan. Sungguh-sungguh dengan tanda
penyerahan diri yang lebih lagi dari waktu-waktu yang lalu.
Siapapun kita harus lebih
sungguh-sungguh lagi. Kita semua ada di atas gunung Tuhan. kalau tidak
sungguh-sungguh, saya katakan sekali lagi malam ini: Tuhan sendiri akan
menyingkirkan dia dari atas gunung Sion, bukan saya, karena Tuhan sudah
menyatakan diri-Nya, lewat firman-Nya bahwa kita sekarang ada di atas gunung
Sion.
Saya tidak ragu mengatakan itu.
Setiap kali firman dinyatakan, semua tergenapi, tidak ada yang tidak tergenapi,
itu tandanya bahwa kita betul-betul berada di atas gunung Sion, dan kita menikmati Pengajaran Mempelai dan Pengajaran
Tabernakel yang ditandai dengan salib, itulah pengajaran salib.
Gunung tempat kita beribadah
adalah gunung Sion, bukan gunung yang biasa-biasa. Saat ini banyak gunung
meletus dan tergeser dari tempatnya. Tadi pagi ada gempa bumi di NTT. Walaupun
dengan skala richter yang rendah, tetapi itu akan terus terjadi setelah Tuhan
nyatakan firman itu, maka kita lihat kegenapan-kegenapannya. Tidak ada lagi
kata-kata yang keluar selain mengucap syukur, kalau ada lebih dari itu, kita
akan ungkapkan kata itu.
Saudara sendiri sudah
melihatnya. Semakin kita melihat kasih-Nya yang besar, hati kita semakin
hancur, maka kita menjalankan ibadah ini bukan suatu rutinitas, bukan ibadah
lahiriah, tetapi betul-betul ibadah yang mengandung janji, maka kita akan lebih
lagi menghargainya.
Baik, nanti kita akan melihat
di sini, hari Tuhan dalam Maleakhi 4: 5.
Maleakhi 4: 5
(4:5) Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia
kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.
Tuhan mengutus nabi Elia
menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu.
Menjelang, berarti; hari-hari
ini. Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir menjelang datangnya hari Tuhan,
hari-hari di mana kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi. Dan kita sudah
merasakan kuasa dari pelayanan nabi Elia. Kita sudah melihat kuasanya lewat
pembukaan rahasia firman.
Kita lihat dulu HARI TUHAN.
Yesaya 2: 12-17
(2:12) Sebab TUHAN semesta alam menetapkan suatu hari
untuk menghukum semua yang congkak dan angkuh serta menghukum semua yang meninggikan
diri, supaya direndahkan;
(2:13) untuk menghukum semua pohon aras di Libanon
yang tumbuh meninggi dan tetap menjulang, dan menghukum semua pohon tarbantin
di Basan;
(2:14) untuk menghukum semua gunung yang tinggi-tinggi
dan semua bukit yang menjulang ke atas;
(2:15) untuk menghukum semua menara yang tinggi-tinggi
dan semua tembok yang berkubu;
(2:16) untuk menghukum semua kapal Tarsis dan semua
kapal yang paling indah.
(2:17) Manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang
yang angkuh akan direndahkan; hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari
itu.
Pada saat hari Tuhan tiba, Dia
akan menghukum orang yang sombong, menghukum orang yang angkuh,
menghukum orang yang suka bermegah, menghukum orang yang merasa diri
bisa, mampu, kuat, dan perlu untuk diketahui; hanya Tuhan saja lah
yang Mahatinggi pada hari itu.
Ayo belajar mulai dari sekarang
merendahkan diri. Pada saat beribadah merendahkan diri. Perkataan selalu di
bawah. Sikap, sola tingkah, gerak-gerik selalu di bawah. Biarlah hanya Tuhan
saja yang Agung dan Mulia, mulai dari sejak sekarang.
Lebih jauh kita melihat ORANG
SOMBONG dalam ...
Yesaya 13: 6-8
(13:6) Merataplah, sebab hari TUHAN sudah dekat,
datangnya sebagai pemusnahan dari Yang Mahakuasa.
(13:7) Sebab itu semua tangan akan menjadi lemah lesu,
setiap hati manusia akan menjadi tawar,
(13:8) dan mereka akan terkejut. Sakit mulas dan sakit
beranak akan menyerang mereka, mereka akan menggeliat kesakitan seperti
perempuan yang melahirkan. Mereka akan berpandang-pandangan dengan
tercengang-cengang, muka mereka seperti orang yang demam.
Pada saat hari Tuhan tiba,
maka: semua tangan akan menjadi lemah
lesu, setiap hati manusia akan menjadi tawar, mereka akan terkejut, sakit mulas
dan sakit beranak akan menyerang mereka, mereka akan menggeliat kesakitan
seperti perempuan yang melahirkan, mereka akan berpandang-pandangan dengan
tercengang-cengang, muka mereka seperti orang yang demam.
Artinya; hari Tuhan itu begitu
hebat dan dahsyat, dan pada saat itu seseorang tidak bisa berbuat apa-apa.
Pendeknya; tidak ada kesempatan
untuk menyelamatkan dirinya pada hari Tuhan yang hebat dan dahsyat.
Yesaya 13: 9-13
(13:9) Sungguh, hari TUHAN datang dengan kebengisan,
dengan gemas dan dengan murka yang menyala-nyala, untuk membuat bumi menjadi
sunyi sepi dan untuk memunahkan dari padanya orang-orang yang berdosa.
(13:10) Sebab bintang-bintang dan gugusan-gugusannya
di langit tidak akan memancarkan cahayanya; matahari akan menjadi gelap pada
waktu terbit, dan bulan tidak akan memancarkan sinarnya.
(13:11) Kepada dunia akan Kubalaskan kejahatannya, dan
kepada orang-orang fasik kesalahan mereka; kesombongan orang-orang pemberani
akan Kuhentikan, dan kecongkakan orang-orang yang gagah akan Kupatahkan.
(13:12) Aku akan membuat orang lebih jarang dari pada
emas tua, dan manusia lebih jarang dari pada emas Ofir.
(13:13) Sebab itu Aku akan membuat langit gemetar, dan
bumi pun akan bergoncang dari tempatnya, pada waktu amarah TUHAN semesta alam,
dan pada hari murka-Nya yang menyala-nyala.
Pada saat hari Tuhan tiba, ia
akan membuat:
a.
Langit gemetar.
b.
Bumi akan bergoncang dari tempatnya.
Sehingga;
-
Bintang-bintang dan gugusan-gugusannya di langit tidak akan
memancarkan cahayanya.
-
Matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit.
-
Bulan tidak akan memancarkan sinarnya.
Jadi betul-betul tidak ada lagi
kesempatan untuk menyelamatkan diri pada hari Tuhan tiba.
Obaja 1: 15
(1:15) Sebab telah dekat hari TUHAN menimpa segala
bangsa. Seperti yang engkau lakukan, demikianlah akan dilakukan kepadamu,
perbuatanmu akan kembali menimpa kepalamu sendiri.
Tuhan menghukum orang-orang
yang congkak, orang yang tinggi hati.
“Seperti yang engkau lakukan, demikianlah akan dilakukan kepadamu”,
itu adalah hari pembalasan Tuhan kepada orang yang congkak, orang yang angkuh,
tinggi hati dan sombong. Pendeknya; hari Tuhan itu adalah hari pembalasan.
Jadi, hari Tuhan itu adalah
hari pembalasan kepada orang yang congkak. Siapa orang yang congkak? Orang yang
tidak menghargai tiga macam ibadah pokok, tidak menghargai ibadah dan pelayanan,
tidak menghargai segala kegiatan Roh, kepada mereka Tuhan balaskan.
Maka orang yang menyepelekan
ibadah dan pelayanan. Hati-hati. Hari Tuhan adalah hari pembalasan kepada mereka.
Amos 5: 18-19
(5:18) Celakalah mereka yang menginginkan hari TUHAN!
Apakah gunanya hari TUHAN itu bagimu? Hari itu kegelapan, bukan terang!
(5:19) Seperti seseorang yang lari terhadap singa,
seekor beruang mendatangi dia, dan ketika ia sampai ke rumah, bertopang dengan
tangannya ke dinding, seekor ular memagut dia!
Hari Tuhan itu begitu bengis.
Gambaran dari hari Tuhan:
-
Seperti seseorang yang lari terhadap singa.
-
Seekor beruang mendatangi dia.
-
Ketika ia sampai ke rumah, bertopang dengan tangannya
ke dinding, seekor ular memagut dia.
Itu gambaran hari Tuhan. betul-betul tidak ada
kesempatan untuk menyelamatkan diri.
Hari ini adalah hari yang baik,
kesempatan yang baik bagi kita untuk mendapatkan keselamatan, mendapatkan
pertolongan.
Amos 5: 20
(5:20) Bukankah hari TUHAN itu kegelapan dan bukan
terang, kelam kabut dan tidak bercahaya?
Jadi kesimpulannya, hari Tuhan
itu adalah kegelapan, bukan terang.
Bintang-bintang, matahari dan
bulan tidak bercahaya lagi, begitu kelam, tidak ada kesempatan untuk
mendapatkan kemurahan.
Kalau hari ini kita masih ada
kesempatan untuk beribadah, jangan ditunda-tunda untuk beribadah, untuk
melayani Tuhan. Jangan tunggu hari esok, baik dalam hal berkorban, jangan
ditunda-tunda.
Hari ini adalah hari terakhir
menjelang kedatangan Tuhan. kita sudah merasakan kuasa Elia. Itulah firman para
nabi. Tuhan utus supaya kita mendapatkan pertolongan pada hari Tuhan.
Tadi, sebelum saya sampaikan
firman ini: saya sangat merasakan kemurahan Tuhan begitu luar biasa. Tuhan
sudah menyatakan kepada kita bahwa kita benar-benar ada di atas gunung Sion. Tempat
kita beribadah adalah benar-benar gunung Sion. Saya tidak ragu mengatakan itu,
karena Tuhan yang mengatakan itu berkali-kali di hari-hari ini.
Hari Tuhan itu kelam, tidak
bercahaya. Kita akan lihat itu nanti.
Zefanya 1: 14
(1:14) Sudah dekat hari TUHAN yang hebat itu, sudah
dekat dan datang dengan cepat sekali! Dengar, hari TUHAN pahit, pahlawan pun
akan menangis.
“Sudah dekat hari TUHAN”, berarti kedatangan Tuhan sudah tidak lama
lagi. Maka menjelang datangnya hari Tuhan itu pelayanan dan kuasa nabi Elia
diutus kepada kita semua.
Kemudian, “Datang dengan cepat sekali”. Mengapa ada pernyataan “Datang dengan cepat
sekali” ? supaya kita siap sedia. Tidak ada lagi waktu untuk
menunda-nunda dalam hal sesuatu yang baik yang harus kita lakukan kepada Tuhan.
“Dengar”, apa arti dengar? Perhatikan sungguh-sungguh. Jangan diabaikan
firman Tuhan malam ini.
Kemudian, hari Tuhan itu pahit.
Kalau pahit, tidak enak, tidak manis.
Karena mendengar dan
memperhatikan jauh lebih baik dari pada mempersembahkan korban sembelihan dan
korban bakaran. Maka dengar, perhatikan, hari Tuhan itu pahit, tidak manis.
“Sudah
dekat dan datang dengan cepat sekali”, tidak ada lagi waktu untuk
menunda-nunda sesuatu yang baik yang harus kita lakukan kepada Tuhan.
“Dengar”. Mendengar dan memperhatikan jauh lebih baik dari korban
bakaran dan korban sembelihan. Jangan sombong lagi dengan korban bakaran dan
korban sembelihan.
Kadang-kadang kita bermegah
seperti kapal yang indah, seperti menara yang tinggi gagah hebat, oleh karena korban sembelihan dan korban bakaran.
“Pahlawan pun akan menangis”, yang gagah perkasa saja juga akan
meringis.
Tetapi yang pasti, hari Tuhan
itu tidak bercahaya. Matahari, bulan, dan bintang tidak akan memancarkan
cahayanya.
Andaikata saya pandai bersilat
lidah dengan cerita firman yang ditambahkan dan dikurangkan, maka saudara pasti
kagum tetapi keliru, tetapi Tuhan malam ini menyatakan ketulusan hati-Nya, itu
yang saya syukuri.
Coba saudara renungkan, bila
saya bersilat lidah, saya sampaikan firman ditambahkan dan dikurangkan, lalu
saudara kagum, tetapi saudara keliru, saudara merasa bahwa itu hebat, tetapi keliru, sia-sia semua.
Supaya kita tidak binasa, Tuhan
sudah ingatkan ini. Dengar, hari Tuhan itu pahit, tidak manis, pahlawan saja
meringis. Siapa pahlawan? Pemimpin, perwira, pejabat tinggi meringis, apalagi
orang yang lemah secara lahiriah, tidak punya apa-apa?
Wahyu 6: 12-14
(6:12) Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka
meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan
matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah
seluruhnya bagaikan darah.
(6:13) Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke
atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia
digoncang angin yang kencang.
(6:14) Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab
yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
Jadi, hari Tuhan itu tepatnya
pada saat Anak Domba membuka meterai yang keenam.
Dua hal yang terjadi pada saat
meterai yang keenam dibuka:
1.
Terjadilah gempa bumi yang dahsyat.
2.
Menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung.
Keterangan: TERJADILAH GEMPA BUMI YANG DAHSYAT.
Pada saat terjadi gempa bumi
yang dahsyat, dua hal terlihat, yaitu:
a.
Tergeserlah gunung-gunung dari tempatnya.
b.
Tergeserlah pulau-pulau dari tempatnya.
Tentang: TERGESERLAH
GUNUNG-GUNUNG DARI TEMPATNYA.
Saat ini banyak terjadi
gunung-gunung api yang sudah meletus di bumi Indonesia Raya dari Sabang sampai
Merauke.
Dan sekarang, gunung Sinabung
masih aktif merusak semua tanaman, termasuk tanaman bawang di Paropo. Jeruk
dirusak, hasilnya tidak maksimal. Itu baru gunung meletus. Merusak hasil bumi.
Kemudian, terjadi gempa bumi
tadi pagi di NTT, walaupun dengan skala richter yang ringan, dan itu akan terjadi terus dan seterusnya. Bumi tidak akan
bisa lagi diperbaiki oleh siapapun, baik oleh ilmuwan, baik oleh orang yang
berpengetahuan. Saat ini kita berada di atas gunung yang tinggi, di atas gunung
Tuhan, yang disebut gunung Sion, dari sana keluar pengajaran, dan pengajaran
yang kita terima menuntun kita sehingga kita menempuh jalan salib.
Gunung Sion berdiri tegak di
hulu gunung-gunung, berarti mengatasi gunung-gunung lain tempat orang
beribadah. Kemudian, gunung Sion menjulang tinggi di atas bukit-bukit, artinya
sanggup mengatasi persoalan di atas muka bumi ini. Itu gunung Sion, tempat kita
beribadah dan melayani Tuhan sekarang.
Tetapi gunung-gunung yang lain,
tempat orang beribadah yang tidak ada pengajaran mempelai dan pengajaran
Tabernakel, inilah yang akan tergeser nanti, gunung tempat beribadah yang tidak
ada pengajaran, ini yang akan tergeser. Kalau hanya firman ditambahkan dan dikurangkan,
inilah gunung yang akan tergeser nanti dari tempatnya.
Seberapa besar, seberapa
megahnya nanti gunung itu, Tuhan akan geser dari tempatnya, kalau tidak
berkenan di hadapan Tuhan.
Kalau tidak menghargai
pengajaran salib, itu adalah suatu kesombongan, itu adalah suatu kecongkakan,
itu adalah ketinggian hati.
Kalau hanya memperhatikan
seperti menara yang tinggi, hanya memperhatikan seperti kapal yang indah, kalau
hanya memperhatikan seperti pohon aras di Libanon menjulang terus dan menjulang
terus, tidak ada artinya kalau hanya firman ditambahkan dan dikurangkan tanpa Pengajaran
Mempelai, tidak ada artinya.
Tentang: PULAU-PULAU TERGESER
DARI TEMPATNYA.
Daratan disebut juga pulau. Ketika
pada zaman Nuh pernah terjadi air bah yang hebat, sehingga daratan itu ditutupi
dengan air bah, itu berbicara tentang kenajisan. Kemudian, singkat cerita,
setelah daratan itu menjadi kering, berarti air kembali ke habitatnya, laut. Di
situlah terlihat Nuh mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan. tidak
berhenti sampai di situ, Nuh juga mula-mula menjadi petani kebun anggur.
Sebaliknya, daratan
(pulau-pulau) tanpa ladang anggur dan daratan tanpa korban bakaran,
inilah yang akan digeser.
Tuhan mau cicipi buah anggur
yang manis lewat persekutuan yang indah kepada Tuhan. Tuhan mau cicipi buah
anggur yang manis, ibadah dan pelayanan kita. Sekaligus Tuhan mau melihat
persembahan korban bakaran kita semua. Korban bakaran berarti daging itu sampai
hangus, tidak bersuara lagi, sebab potongan daging dari korban bakaran itu
dibiarkan di atas mezbah korban bakaran sampai pagi, apinya tidak padam,
berarti potongan daging itu sampai hangus. Itu selama daratan ada. Tetapi kalau
ibadah tanpa buah anggur yang manis, ibadah tanpa mempersembahkan korban
bakaran, maka yang ada di situ adalah air bah, nah ini yang akan digeser. Apa
buktinya air bah? Lihat, bentuk pakaiannya tidak rapi, pakaiannya transparan,
mini, itu semua adalah air bah. Baik laki-laki, baik perempuan, juga merawat
tubuhnya hanya untuk memuaskan hawa nafsunya. Itu juga daratan yang sudah
digenangi oleh air bah.
Kalau gembala membiarkan air
bah semacam ini, maka daratan seperti ini akan tergeser dari tempatnya. Tetapi
di akhir-akhir ini gembala seolah-olah tidak melihat hal itu.
Daratan harus jadi ladang
anggur. Daratan harus mempersembahkan korban bakaran. Tidak boleh daratan
digenangi oleh air bah. Tuhan tulus mengasihi kita, tidak pura-pura.
Keterangan: MENYUSUTLAH LANGIT BAGAIKAN GULUNGAN KITAB
YANG DIGULUNG.
Maka yang terjadi adalah:
a.
“Matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut.”
Matahari itu
berbicara tentang kasih Allah Bapa. Hari ini kita bisa merasakan kasih Allah.
Kasih Allah itu fungsinya antara lain;
- Menutupi banyak sekali dosa (1 Petrus 4: 8).
- Mengikat, mempersatukan dan menyempurnakan (Kolose
3: 14).
Itu pekerjaan dari kasih Allah Bapa. Tetapi kalau
kasih Allah Bapa itu tidak dihargai, maka pekerjaan kasih Allah Bapa itu suatu
kali nanti akan berubah menjadi hitam bagaikan karung rambut. Kalau kasih Allah
itu menjadi hitam bagaikan karung rambut, berarti pekerjaan dari kasih Allah
itu sudah berhenti, maka yang terjadi adalah kegelapan.
Kegelapan pernah terjadi tiga kali;
1.
Ketika kegelapan terjadi di Mesir (tulah kesembilan), maka satu dengan
yang lain tidak dapat mengenali sesamanya, kemudian tidak ada seorang pun yang
dapat bangkit dari tempatnya. Kesimpulannya: tidak dapat mengasihi sesama,
tidak dapat mengasihi Tuhan (tidak dapat melayani Tuhan).
2.
Kegelapan yang kedua pada saat Yesus disalibkan terjadi kegelapan dari jam 12 sampai jam 3 sore. Kegelapan di sini
berarti ketika seseorang menanggung penderitaan, tidak ada lagi orang yang
memahami dirinya, berarti menanggung penderitaan seorang diri, seperti Yesus
menanggung seorang diri di atas kayu salib, dan itu terlihat dari seruan-Nya: “Eli,
Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau
meninggalkan Aku?”
Itu kegelapan yang
kedua, menanggung penderitaan seorang diri. Berarti yang lain tidak lagi saling
memperhatikan. Kalau pekerjaan dari kasih Allah Bapa berhenti, seperti itu,
tidak ada lagi saling mengerti, dan hal itu sudah saya lihat sekarang, tidak
ada lagi yang peduli dengan sesamanya. Sebab kemungkinannya ada dua: (1) kalau
dia tolong, dia akan repot, (2) memang kasih sudah semakin dingin.
3.
Kegelapan yang ketiga, pada masa aniaya antikris, kekejian yang akan
terjadi itu di luar batas kekejian. Kemudian, perempuan kekejian itu berdiri di
tempat kudus, di tangannya juga ada cawan emas berisi hawa nafsu percabulannya.
Maka kalau terjadi kenajisan pada saat itu, maka kenajisan itu begitu najisnya.
Itulah ketika pekerjaan kasih Allah Bapa berhenti, bagaikan karung rambut. Maka situasi seperti ini,
seseorang tidak akan lagi mendapat kesempatan untuk menyelamatkan diri,
pertolongan dari Tuhan tidak akan ada lagi.
b.
“Bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.”
Pekerjaan dari
darah Yesus adalah untuk menebus dan mengampuni kita dari dosa. Selagi
ada waktu, selagi ada kesempatan kita untuk mengakui dosa, akui saja. Kalau
kita mengakui dosa, maka Dia adil dan setia akan mengampuni dosa kita.
Sebaliknya, kalau kita tidak mau mengakui dosa, kebenaran tidak ada di dalam
diri kita, maka kita jadikan Allah pendusta.
Jadi orang yang
tidak menghargai darah salib, suatu kali nanti akan mendapat penghukuman,
sehingga sebagai gambarannya, bulan seluruhnya berubah menjadi darah. Kemudian,
perlu untuk diketahui, dalam 1 Petrus 4: 1, penderitaan badani adalah
untuk menghentikan dosa. Jadi kalau hari ini kita harus menderita, badan kita
menderita, itu merupakan percikan darah, jauh-jauh datang beribadah, itu
penderitaan badani, itu percikan darah, ini kesempatan yang baik untuk kita
kerjakan. Tetapi kalau kita tidak menghargai percikan darah, maka nanti bulan
seluruhnya berubah menjadi darah, berubah menjadi penghukuman. Selagi kita ada
kesempatan untuk menanggung penderitaan, ayo jalani saja. Itu percikan darah.
Itu kesempatan bagi kita untuk menebus kita dari dosa.
1 Yohanes 1:
8-9, mengaku. 1 Petrus 4: 1, penderitaan badani
adalah percikan darah. Sebab bulan akan berubah menjadi darah, kalau tidak
menghargai percikan darah, kalau tidak mau mengakui dosa.
c.
“Kemudian, bintang-bintang berguguran.”
Bintang-bintang
-> orang bijaksana yang menuntun orang pada kebenaran, tetapi sekali waktu
nanti bintang-bintang akan berguguran apabila diguncang oleh angin yang
kencang.
Saudaraku, jumlah
bintang yang berguguran adalah sepertiga, satu dari tiga akan berguguran.
Sementara jumlah hamba Tuhan dengan jumlah sidang jemaat jauh sekali
perbedaannya. Umat Tuhan, sidang jemaat jauh lebih banyak dari pada jumlah
hamba-hamba Tuhan, pemimpin-pemimpin di dalam rumah Tuhan. lalu kalau satu dari
tiga hamba Tuhan berguguran, bagaimana nasib orang buta? Bagaimana nasib orang
yang masih berada dalam kegelapan? Jadi semakin mengerikan sekali.
Saya ini adalah
manusia biasa. Hamba Tuhan yang menerima jabatan gembala, tetapi manusia biasa.
Selama saya masih mendiami kemah ini, masih ada rasa ini dan itu. Mari kita saling
mendoakan, supaya jangan menjadi bagian dari sepertiga bintang yang jatuh
berguguran. Bagaimana nasib orang buta? Masih banyak orang yang berada dalam
kegelapan, sehingga disebut bangsa yang diam di dalam kegelapan.
Lihat, sewaktu
bintang itu berguguran, dia dilemparkan ke jurang maut, dia sudah ada,
kemudian tidak ada, kemudian ada lagi. Itulah nabi-nabi palsu.
Dia akhirnya menjadi nabi-nabi palsu. Bagaimana nasib orang buta yang masih
dalam kegelapan? Bagaimana nasib daratan yang digenangi oleh air bah? Bagaimana
nasib gunung (tempat ibadah) yang hanya
ada ditambahkan dan dikurangkan?
Itu hari Tuhan, tetapi tadi
kita sudah membaca, menjelang hari Tuhan, Tuhan mengutus nabi Elia.
Kapan menjelang hari Tuhan? ya
hari-hari ini, karena hari-hari ini adalah hari-hari terakhir.
Maka berkali-kali saya katakan,
Tuhan baik. Saya berkali-kali mengatakan, kita ini sekarang ada di gunung
Tuhan, di gunung Sion, buktinya apa? menjelang hari Tuhan, Tuhan utus nabi Elia
dengan kuasanya yang penuh.
Kurang apa lagi Tuhan? kita
tidak pernah bisa jadikan Tuhan berhutang karena menjelang hari Tuhan, Tuhan
sudah utus nabi Elia.
Ayo, saya juga punya
pergumulan. Kita semua punya pergumulan. Kalau pakai mulut, tidak akan selesai
masalah. Orang tua kita, adik kakak kita. Kita yang sudah menerima kuasa Elia,
maka kita yang akan menolong keluarga kita, siapa lagi? Supaya yang jauh
menjadi dekat. Gumuli saja. Jangan biarkan keluarga kita ada dalam api neraka.
Sekarang kita sudah merasakan kuasa
Elia, menurunkan api dari Sorga untuk menghanguskan tabiat daging. Betapa
hebatnya firman itu menghanguskan tabiat daging kita.
Awal pertama sebelum kita
menerima kuasa Elia, kita melawan, dosa ditunjuk melawan, saya minta kumis
dicukur melawan, semua melawan, tetapi sekarang, betapa hebatnya kuasa Elia
menghanguskan tabiat daging kita semua.
Yeremia 23: 28-29
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan
mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku
itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman
TUHAN.
(23:29) Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah
firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?
Firman Tuhan itu sama seperti
dua hal:
1.
Sama seperti api.
Fungsi api:
membakar dan menghanguskan tabiat daging.
2.
Sama seperti palu.
Fungsi palu:
menghancurkan dan meluluhlantahkan tabiat daging, teramat lebih kekerasan hati.
Firman yang benar harus
disampaikan, sebab tidak ada sangkut pautnya jerami dengan gandum. Jerami untuk
dibakar, gandum untuk dikumpulkan di dalam lumbung, diselamatkan.
Praktek untuk menerima firman dengan
kuasa Elia.
Yoel 2: 28-31
(2:28) "Kemudian dari pada itu akan terjadi,
bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu
laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat
mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.
(2:29) Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan
perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.
(2:30) Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di langit
dan di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap.
(2:31) Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan
bulan menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu.
Terlebih dahulu saya sampaikan,
bahwa hari Tuhan itu adalah hari yang hebat dan dahsyat, tidak ada orang yang
bisa menyelamatkan dirinya pada hari itu, sebab hari itu adalah hari kekelaman,
matahari, bulan dan bintang tidak bercahaya.
Tetapi bagi mereka yang sudah
menerima kuasa Elia ...
Yoel 2: 32
(2:32) Dan barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN
akan diselamatkan, sebab di gunung Sion dan di Yerusalem akan ada keselamatan,
seperti yang telah difirmankan TUHAN; dan setiap orang yang dipanggil TUHAN
akan termasuk orang-orang yang terlepas."
Tetapi mereka yang senantiasa
berada di gunung Sion dan di Yerusalem, mendapat keselamatan dari Tuhan.
Tetaplah berada di gunung Sion,
tetaplah berada di Yerusalem, beribadah dan melayani Tuhan. terimalah Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, layanilah Tuhan dengan
sungguh-sungguh.
Siapa yang tidak
sungguh-sungguh, habis nanti pada hari Tuhan.
Jangan cengeng saat dikoreksi,
jangan cengeng saat ditegur, itulah keadaan dari orang-orang yang berada di
atas gunung Sion. Tetap di gunung Sion, tetap di Yerusalem.
Tanda-tanda yang terjadi
terhadap orang yang berada di gunung Sion dan yang melayani Tuhan:
1.
Tuhan akan mencurahkan Roh-Nya ke atas semua manusia.
2.
Laki-laki dan perempuan akan bernubuat.
3.
Orang tua akan mendapat mimpi/penglihatan.
4.
Teruna-teruna akan mendapat penglihatan-penglihatan.
Kemudian, kalimat berikutnya: “Baik
ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada
hari-hari itu.”
Apa maksudnya Tuhan akan
mencurahkan Roh-Nya ke atas semua manusia?
Kisah Para Rasul 1: 2, 6-8
(1:2) sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia
telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya.
(1:6) Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ:
"Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi
Israel?"
(1:7) Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui
masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.
(1:8) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus
turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Kalau Roh Kudus dicurahkan,
maka kerajaan Israel dipulihkan.
Tandanya: menjadi saksi di;
Yerusalem, Yudea, Samaria, dan ujung bumi.
Suasana kerajaan Israel dipulihkan.
Maleakhi 4: 6
(4:6) Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik
kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku
datang memukul bumi sehingga musnah.
Hati bapa berbalik kepada anak,
sebaliknya hati anak berbalik kepada bapa.
Hati mereka telah
disatukan, dengan demikian, kerajaan Israel dipulihkan.
Ibrani 10: 25
(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi
marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari
Tuhan yang mendekat.
Jangan menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah, justru semakin giat. Alasannya hanya satu, karena
hari ini adalah hari-hari terakhir, menjelang hari Tuhan yang mendekat. Justru
semakin giat dan semakin menasihati.
Pertemuan-pertemuan ibadah,
berarti ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Siapa yang mengerti ketekunan ibadah? Yaitu dia yang giat -> orang-orang yang berada di atas gunung Sion,
karena dari Sion keluar Pengajaran...Yesaya 2:2-3. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment