IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 06 JUNI 2017
“KITAB KOLOSE”
(Seri
118 )
Subtema: MENJADI
PERMATA YANG PALING INDAH.
Shalom...
Selamat malam, salam
sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan
untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Biarlah hati kita dilawat
oleh Allah sehingga dengan segala kerendahan hati kita mau menundukkan diri di
bawah kaki Tuhan.
Segera kita memperhatikan
firman penggembalaan dari surat yang dikirim oleh rasul Paulus kepada jemaat di
Kolose...
Kolose 1: 21
(1:21)
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati
dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Terlebih dahulu kita
perhatikan kalimat: “Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.”
Ini menunjuk kepada:
-
Bangsa kafir = orang-orang yang tidak bersunat.
-
Orang fasik dengan segala perbuatan fasik mereka.
Yang dahulu hidup jauh dari
Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka, dan itu terlihat dari
setiap perbuatan jahat mereka.
Pendeknya; orang yang masih
berbuat kejahatan, kenajisan menunjukkan bahwa ia masih hidup jauh dari Allah
sekalipun ia berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Efesus 2:1
(2:1)
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Yang dahulu hidup jauh dari
Allah banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah
dosa adalah maut...Roma 6:23.
Efesus 2: 2-3
(2:2)
Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu
mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di
antara orang-orang durhaka.
(2:3)
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup
di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang
jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti
mereka yang lain.
Penyebab-penyebab
terjadinya dosa/pelanggaran.
1.
“Mengikuti jalan dunia ini.”
Menunjukkan bahwa dunia ini mempunyai arus
yang sangat kuat untuk mempengaruhi atau menghanyutkan dan menenggelamkan
kerohanian dari pada anak-anak Tuhan sampai dibawa pada kematian rohani. Kalau
anak Tuhan mengalami kematian rohani, ia tidak dapat berbuat apa-apa di hadapan
Tuhan.
2.
“Mentaati penguasa kerajaan angkasa.”
Pertanyaannya; siapakah mereka yang mentaati
penguasa kerajaan angkasa? Jawabnya: yaitu mereka yang dikuasai oleh roh
pendurhakaan.
Mendurhaka = memberontak atau melawan kepada
Allah.
3.
“Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti
kehendak daging.”
Perlu untuk diketahui;
-
Hidup menurut keinginan daging memikirkan hal-hal yang
dari daging, berarti tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh, yaitu perkara di
atas atau perkara rohani, itulah ibadah dan pelayanan.
-
Hidup menurut keinginan daging menunjukkan bahwa ia
berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat berarti; “Mata ganti
mata, gigi ganti gigi”, arti rohaninya; kejahatan dibalas kejahatan.
Pendeknya; orang yang hidup menurut hukum
Taurat tidak mengenal belas kasih atau jauh dari kasih karunia. Itu sebabnya
mereka yang berada di bawah hukum Taurat berujung pada kebinasaan. Hukum Taurat
itu tidak menyelamatkan tetapi membinasakan, karena hukum Taurat itu merangsang
dosa di dalam anggota-anggota tubuh.
Kemudian, ibadah Taurat = ibadah lahiriah,
berarti; mulut memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan =
mempersembahkan tubuh jasmaninya kepada Tuhan tetapi manusia batinnya tidak
dipersembahkan kepada Tuhan. Orang yang menjalankan ibadah lahiriah adalah
orang yang tidak akan pernah mengalami keubahan dalam hidup sebab ibadah Taurat
itu ibadah lahiriah = pelayanan tubuh, persis seperti huruf-huruf yang tertulis
pada loh-loh batu. Huruf itu mati Roh yang menghidupkan, sedangkan pelayanan Roh
adalah pelayanan yang senantiasa mengalami keubahan. Pelayanan Roh berarti
firman itu telah dimeteraikan oleh Roh Kudus, lalu
ditukik dalam hati, sehingga menjadi surat pujian, surat Kristus
yang dapat dibaca, dikenal oleh setiap orang. Jadi sangat rugi sekali kalau
seseorang masih berada di bawah hukum Taurat.
Efesus 2:3
(2:3)
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup
di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang
jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti
mereka yang lain.
Sebetulnya oleh karena dosa
dari ketiga hal itu, jelas di sini dikatakan; “Pada dasarnya mereka itu adalah orang-orang yang harus
dimurkai.”
Efesus 2: 11-12
(2:11)
Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi
menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia, --
(2:12)
bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak
mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan
dan tanpa Allah di dalam dunia.
Keadaan dari orang-orang yang
dahulu hidup jauh dari Allah; “Tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan
Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan,
tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.”
Pendeknya; BINASA, berujung
pada kematian yang kekal.
Efesus 2:13
(2:13)
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh",
sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
“Tetapi
sekarang di dalam Kristus Yesus, yang dahulu "jauh", sudah menjadi
"dekat" oleh darah Kristus.”
Kalau kita perhatikan khotbah-khotbah
yang terdahulu; tentang yang dahulu jauh dari Allah sekarang sudah menjadi
dekat, ukurannya adalah sedekat kasih Mempelai, sedekat antara tubuh
dengan kepala.
Efesus 2:14
(2:14) Karena
Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang
telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
Kesimpulannya; oleh karena
darah salib Kristus Ia telah mempersatukan kedua belah pihak.
Pihak
yang jauh à bangsa kafir, pihak yang dekat à bangsa Israel.
Sebetulnya ini adalah
sesuatu yang tidak masuk akal, karena baik yang jauh maupun yang dekat
masing-masing ada di dalam kelemahannya, itu sebabnya saya katakan mustahil
kedua pihak dapat dipersatukan.
Misalnya, kalau si A hidup
di dalam kelemahannya, si B hidup dalam kelemahannya, maka si A dan si B tidak
dapat bersatu, tetapi kenyataannya mereka dapat dipersatukan. Kalau kita lihat pihak
yang jauh itulah bangsa kafir, digambarkan seperti anjing dan babi yang senantiasa
mengulangi kesalahannya...2 Petrus 2:22, sedangkan pihak yang dekat
itulah bangsa Israel bermegah dalam hukum Taurat tetapi tidak hidup di dalamnya.
Itulah kelemahan masing-masing.
Efesus 2:15-16
(2:15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia
telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk
menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan
itu mengadakan damai sejahtera,
(2:16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di
dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada
salib itu.
Kedua pihak dipersatukan
dengan jalan merubuhkan tembok pemisah yaitu perseteruan. Kemudian perseteruan
ini dipicu oleh hukum Taurat.
Efesus 2:14
(2:14) Karena
Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang
telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
Pihak yang jauh dan pihak
yang dekat telah dipersatukan, dengan jalan merubuhkan tembok pemisah yaitu
perseteruan yang dipicu oleh hukum Taurat.
Jadi hukum Taurat itu tidak
sanggup mempersatukan kedua pihak justru menjadi tembok pemisah yang memicu
terjadinya perseteruan.
Sebagai
bukti-buktinya.
a.
Roma 8:3
(8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan
hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah.
Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging
yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam
daging,
Hukum
Taurat itu tidak berkuasa bahkan lemah tak
berdaya oleh daging dengan segala keinginan hawa
nafsunya.
b.
Roma 7:5
(7:5) Sebab waktu kita masih hidup di dalam
daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam
anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut.
Hukum
Taurat itu justru merangsang dosa. Dalam
hukum Taurat ada sembilan kali kata “jangan” tetapi justru kata
“jangan” itu dosa dirangsang, jadi betul-betul hukum Taurat itu tidak
berdaya tidak dapat mempersatukan kedua belah pihak.
Pendeknya, dengan matinya
Yesus di atas kayu salib Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala
perintah dan ketentuannya untuk menciptakan kedua pihak menjadi satu kesatuan
baru di dalam diri-Nya.
Kita kembali membaca...
Kolose 1:22
(1:22) sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh
jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak
bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Selanjutnya di sini darah
salib itu bukan hanya mempersatukan kedua pihak (kafir dan Israel), tetapi juga
sekaligus menempatkan gereja Tuhan kudus tak bercacat dan tak bercela di
hadapan-Nya.
Kesimpulannya; setelah
kedua pihak dipersatukan, selanjutnya meningkat sampai kepada kesucian. Jadi
malam ini kita masuk di ayat 22.
Efesus 5:25-27
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana
Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia
menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan
jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang
serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Perhatikan kalimat; “Cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa
itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela” = kudus tidak bercela, berarti; telah disucikan oleh
air dan firman.
Disucikan oleh air firman, dibutuhkan
air yang banyak, kalau mandi dengan air yang sedikit tidak mungkin bersih dan
suci. Maka dalam setiap pemberitaan firman tidak cukup hanya menyampaikan satu
dua ayat, tetapi ayat itu harus saling menerangkan,
antara ayat satu ke ayat yang lain terus dijelaskan sampai terjadi pembukaan
rahasia firman. Kalau rahasia firman terbuka, maka segala yang terkandung dalam
hati tersingkap, dengan kata lain apa yang terselubung akan tersingkap dosa
akan terbongkar tuntas.
Kemudian dalam Mazmur
113:119 dikatakan; jika tersingkap firman-firman Mu akan memberi terang
/ menerangi kegelapan (kegelapan adalah tempat yang paling efektif untuk menyembunyikan
dosa). Selain menerangi kegelapan juga memberi pengertian kepada orang bodoh
supaya tidak lagi mengulangi kesalahan, kejahatan, kenajisan, sebagai perbuatan
bodoh.
Jadi, ketika jemaat itu
ditempatkannya cemerlang tanpa cacat, kerut atau yang serupa itu = kudus tidak
bercela menunjukkan bahwa sidang jemaat telah disucikan oleh air dan firman, berarti
dalam hal ini dibutuhkan air yang banyak, air sedikit tidak mungkin suci. Maka
sidang jemaat tidak boleh berharap supaya khotbah itu cepat-cepat selesai itu
sesuatu pemikiran yang keliru dari seorang yang tidak mengetahui kebenaran.
Mari kita lihat air yang
banyak..
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air
kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta
Allah dan takhta Anak Domba itu.
Air yang banyak itulah sungai
air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta
Anak Domba.
Kita lihat dulu...
Tentang: “Sungai air
kehidupan yang mengalir keluar dari TAKHTA ALLAH” à pengajaran salib = firman yang keras dan tegas (makanan
keras).
Makanan keras dibutuhkan
oleh orang-orang yang dewasa, sedangkan anak-anak tidak membutuhkan makanan
keras. Yang dibutuhkan oleh anak-anak adalah susu bukan makanan keras. Orang
dewasa butuh makanan keras karena orang dewasa memiliki panca indera yang
terlatih antara lain; mata yang terlatih, hidung yang terlatih, telinga
yang terlatih, mulut yang terlatih, dan pipi yang terlatih, sehingga dengan demikian dapat
membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik...Ibrani 5:13-14.
Biarlah kita tetap berada
di atas gunung Sion supaya kita boleh menerima pengajaran salib dan kita
berjalan menempuh jalan salib sesuai dengan ajaran yang kita terima di atas
gunung Sion.
Hari ini sepertinya pengajaran
salib itu diabaikan tetapi suatu kali nanti bangsa-bangsa akan berduyun-duyun
mencari gunung Sion mencari pengajaran salib. Kalau kita tidak berada di atas
gunung Sion kita tidak akan mungkin berjalan menempuh jalan salib. Kita
menempuh jalan salib karena kita menerima pengajaran salib yang keluar dari
atas gunung Sion. Bagi orang yang percaya pada pengajaran salib, ia tidak akan dipermalukan.
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir:
gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan
menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke
sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta
berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia
mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya;
sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Suatu kali nanti khususnya
dihari-hari terakhir, bangsa-bangsa akan berduyun-duyun naik ke atas gunung
Sion sebab mereka rindu pengajaran salib.
Hari ini sepertinya
pengajaran salib diabaikan, tetapi suatu kali nanti gunung Sion akan tegak di
hulu gunung-gunung oleh karena pengajaran salib dan juga menjulang tinggi di
atas bukit-bukit, artinya; pengajaran salib mampu mengatasi segala persoalan di
atas muka bumi ini.
Tidak ada permasalahan yang
tidak dapat diselesaikan oleh pengajaran salib asal kita sungguh-sungguh saja
di dalamnya. Jangan sampai kita mundur dari ibadah dan pelayanan oleh karena
masalah itu sendiri, itu adalah kebodohan dan kerugian sendiri, tetapi justru
kita harus menyelesaikan masalah ini dengan jalan kita tetap berada di atas
gunung Sion karena dari sana keluar pengajaran salib untuk menjawab segala
keraguan, kegelisahan, keluh kesah dan masa depan kemudian memberi jalan keluar
dari setiap masalah, memulihkan hidup, ibadah, pelayanan, nikah jasmani dan
nikah rohani dipulihkan, berkat berkelimpahan menjadi bagian kita semua.
1 Petrus 2:6-7
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci:
"Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah
batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan
dipermalukan."
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka
yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan,
telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu
sandungan."
Siapa yang percaya kepada
pengajaran salib tidak akan dipermalukan. Batu yang terpilih itulah pribadi
Yesus yang disalibkan itulah pengajaran salib. Hari ini sepertinya kita boleh
mengalami kesusahan, hari ini sepertinya kita boleh mengalai penderitaan, hari
ini sepertinya kita tidak memiliki apa-apa, namun tetaplah berada di atas gunung Sion, berpegang teguh pada
pengajaran salib; karena ia tidak akan dipermalukan.
Semakin lama saya melayani
Tuhan di atas gunung Sion, saya ini bukan semakin dipermalukan tetapi
sebaliknya semakin dipermuliakan karena saya percaya pada pengajaran salib,
saya tidak akan pernah mundur selangkahpun dari gunung Sion dari pengajaran
salib, apapun harganya saya tetap bayar, termasuk harga diri.
Kita lihat dulu pengakuan
salah seorang raja besar yang telah menerima pengajaran salib.
Mazmur 37:25-26
(37:25) Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi
tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya
meminta-minta roti;
(37:26) tiap hari ia menaruh belas kasihan dan
memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.
Daud berkata; “Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua,
tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya
meminta-minta roti.”
Saudaraku, dari sejak muda dan sampai tua semakin
hari Daud semakin diberkati, semakin dipermuliakan. Saya juga mengalami hal
yang sama, semakin lama, semakin umur bertambah tua semakin dipermuliakan bukan
semakin dipermalukan. Mereka yang ada di gunung Sion mereka itu diberkati, bahkan
anak cucunya diberkati.
Tentang: Sungai air kehidupan yang mengalir
keluar dari TAKHTA ANAK DOMBA à Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
2 Korintus 4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih
tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
(4:4) yaitu
orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman
ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang
adalah gambaran Allah.
Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus itu adalah firman Pengajaran yang rahasia-Nya
dibukakan yang berkuasa untuk menyelamatkan jiwa kita semua, karena Injil yang tertutup itu hanya diperuntukkan bagi mereka yang
ditentukan untuk binasa.
2 Korintus 3:14
(3:14) Tetapi
pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu
masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa
disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
Hanya cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus yang dapat
menyingkapkan segala rahasia yang terkandung dalam hati, yang dapat
menyingkapkan segala yang terselubung.
Kalau dosa yang terselubung
itu belum dibongkar secara tuntas kerugiannya adalah pikiran menjadi tumpul,
berarti pikiran itu tidak lagi cemerlang, tidak memikirkan perkara-perkara di
atas / perkara-perkara rohani dengan segala kegiatan di dalamnya, karena sudah
tumpul. Kalau pikiran tumpul tidak dapat digunakan lagi, tidak bisa memikirkan
yang benar dan baik di mata Tuhan.
Kita patut bersyukur
kepada Tuhan, sebab kita
dapat menikmati sungai air kehidupan yang mengalir dari
takhta Anak Domba? Satu-satunya yang sanggup menyingkapkan selubung hanya
cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, firman Pengajaran yang rahasia-Nya
dibukakan.
Kembali kita
memperhatikan....
Ibrani 1:1
(1:1) Setelah pada zaman
dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek
moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi,
Zaman dahulu Allah berulang
kali berbicara kepada nenek moyang bangsa Israel dengan perantaraan nabi-nabi-Nya.
Kalau Allah berulang kali berfirman menunjukkan bahwa bangsa Israel juga
berulang kali melakukan kesalahan, sementara ketika Allah berfirman itu juga
dengan berbagai cara; cara membujuk, cara kesabaran, cara kesetiaan dan lain
sebagainya, tetapi toh juga mereka mengulangi kesalahan yang sama.
Sekarang kita bandingkan
zaman Allah Anak dan zaman akhir...
Ibrani 1:2-3
(1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah
berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan
sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan
alam semesta.
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar
wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh
kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di
sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Pada zaman akhir ini cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus berkuasa untuk mengadakan penyucian terhadap
dosa. Kalau firman itu telah mengadakan penyucian terhadap dosa tentu Allah
tidak lagi berulang-ulang dalam hal menyampaikan firman yang sama. Kenapa ayat
yang sama diulang-ulang? Karena dosa yang sama masih di ulang-ulang.
Kita bisa melihat di sini
kuasa dari cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus:
1.
Menjadikan alam semesta yaitu langit dan bumi.
2.
Menopang segala yang ada karena firman Allah itu penuh
kekuasaan (yang tidak ada menjadi ada).
Kita
hidup karena firman Allah menopang hidup kita.
Minggu malam telah saya
sampaikan; bangsa Israel dipelihara oleh Tuhan selama 40 tahun di padang gurun,
setiap hari mereka memungut manna itu segomer untuk tiap-tiap orang itulah yang
memelihara hidup mereka.
Kita ada sebagaimana kita
ada malam ini itu karena firman Allah yang menopang kita. Pada saat kita
mendengar firman lewat Ibadah Doa Penyembahan kita serasa
ditopang kembali, Tuhan tidak biarkan kita jatuh dalam dosa apapun. Kemudian
jumat dalam Ibadah Pendalaman Alkitab kita kembali ditopang oleh firman-Nya,
yang masih muda ikut Ibadah Kaum Muda Remaja (setiap hari sabtu), ditopang kembali oleh firman Allah,
kemudian dalam Ibadah Raya Minggu kita kembali di topang oleh firman Allah, yang berkuasa menopang hidup kita, memelihara hidup kita,
sehingga tidak sempat terjatuh dan terpuruk.
Kuasa penyucian
dari air kehidupan (air yang banyak).
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia
menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan
mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
“Jernih
bagaikan Kristal.” Kristal
artinya; transparan, tampil apa adanya / luar dan
dalam sama, tidak ada yang ditutupi à orang jujur dan polos.
Hidup ini jangan penuh
dengan trik dan intrik, harus tampil apa adanya, tidak ada rekayasa dalam hidup, dan tanpa kemunafikan.
Sekarang kita lihat orang jujur dan polos.
Amsal 11:3
(11:3) Orang
yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh
kecurangannya.
Orang jujur dan polos
adalah orang-orang yang dipimpin oleh ketulusan hatinya, sedangkan pengkhianat
dirusak oleh kecurangannya.
Wahyu 21:11
(21:11) Kota
itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang
paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Kejujuran, kepolosan yang
dipimpin oleh ketulusan hati itu adalah permata yaspis, permata yang paling
indah di hadapan Tuhan
Keindahan yang dibuat-buat
di dalam hidup, itu bukan permata yaspis, tetapi kejujuran dan kepolosan seseorang yang menjadikan ia permata yaspis, permata
yang paling indah. Tulus itu api Roh Kudus, sehingga seseorang berkobar-kobar dan berapi-api melayani Tuhan.
Lebih jauh kita lihat..
Wahyu 21:18
(21:18) Tembok
itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen,
bagaikan kaca murni.
Kejujuran dan kepolosan
yang dipimpin oleh ketulusan hati itulah yang menjadi perisai (iman) kita semua. Tembok -> perisai = iman. Kalau ada trik dan intrik
tidak punya perisai, mudah sekali hatinya ditembusi oleh anak panah Si jahat. Jadi tembok = perisai = iman.
Wahyu 21:19
(21:19) Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis
permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam,
dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud,
Ada 12 batu dasar dari tembok Yerusalem, dasar yang
pertama adalah batu permata yaspis.
Kenapa kita berkobar-kobar melayani Tuhan? Karena dasarnya
adalah kejujuran dan kepolosan yang dipimpin oleh ketulusan hati. Jadi kobaran
api Roh Kudus adalah permata yaspis. Jangan sampai kita melayani dengan
terpaksa, dengan kepura-puraan, dengan trik dan intrik, supaya kita semua
menjadi permata yaspis, permata yang paling indah, lebih indah dari pada segala
yang indah-indah di dunia ini.
Bunga bakung yang tumbuh di
ladang tidak memintal, yang hari tumbuh besok akan kering, lebih indah dari
pada pakaian Salomo karena Tuhan sendiri yang memintal, bahkan
pakaian Salomo tidak seindah dari bunga bakung.
Matius 6:28-29
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga
bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
(6:29) namun
Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian
seindah salah satu dari bunga itu.
Salomo dalam segala
kemegahannya pun tidak berpakaian seindah bunga bakung yang tumbuh di ladang
tanpa bekerja dan memintal. Kalau kita beribadah dan melayani Tuhan di dalam
rumah Tuhan, dipelihara oleh Tuhan, lebih indah dari pada semarak raja Salomo. Jadi
keindahan dari pada permata yaspis melebihi dari keindahan-keindahan yang ada
di bumi ini. Terbukti dari perkataan Mempelai Laki-Laki terhadap mempelai
perempuan, seperti Sulamit; “Aku hitam tetapi aku manis.”
Jadilah permata yaspis,
permata yang paling indah, lebih indah dari yang ada di bumi ini, termasuk
lebih indah dari keindahan Salomo. Raja yang paling kaya adalah raja Salomo,
kekayaan Salomo tidak dapat ditandingi
oleh siapapun sampai pada saat ini. Hidup kita semua yang ada di rumah
Tuhan, lebih indah dan berharga dari yang berharga di dunia ini, percaya saja.
Jadilah indah, berharga, jangan murahan lagi. Amin.
Tuhan yesus kristus
kepala gereja mempelai pria sorga memberkati
Pemberita firman oleh;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U, Sitohang
No comments:
Post a Comment