IBADAH
RAYA MINGGU, 28 MEI 2017
“Wahyu pasal enam”
(Seri 21)
Subtema : GEMPA BUMI YANG DAHSYAT DAN LANGIT MENYUSUT.
Shalom...
Selamat malam, oleh karena
kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai
dengan kesaksian.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu pasal 6.
Wahyu 6:12-14
(6:12) Maka
aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya
terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung
rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
(6:13) Dan
bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara
menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
(6:14) Maka
menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah
gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam terjadi
dua hal;
a.
“Gempa
bumi yang dahsyat.”
b.
“Maka menyusutlah langit
bagaikan gulungan kitab yang digulung.”
Kejadian ini tentu membuat manusia dan setiap insan /
yang hidup akan menjadi takut dan gelisah, hidup menjadi tidak tenang, diliputi
ketakutan yang hebat dan luar
biasa.
Perkara di atas, perkara di sorga, itulah ibadah dan
pelayanan serta segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya, itu yang menjadi
pusat perhatian kita di hari-hari terakhir ini, bukan perkara di bawah /
perkara lahiriah supaya pada saat Anak Domba itu membuka meterai yang keenam
kita mendapat pembelaan dari Tuhan. Dia naik, duduk disebelah kanan Allah Bapa,
sebagai Raja yang tampil sebagai Pembela sekaligus Ia membawa tawanan-tawanan.
Keterangan: “GEMPA BUMI YANG
DAHSYAT.”
Ketika terjadi gempa bumi yang dahsyat dua
hal terlihat;
1.
“Tergeserlah gunung-gunung dari tempatnya.”
2.
“Tergeserlah pulau-pulau dari tempatnya.”
Kita akan melihat gunung-gunung dan pulau-pulau
yang akan tergeser itu.
Tentang: “Tergeserlah gunung-gunung dari tempatnya.”
Saya bersyukur malam ini berada di gunung Tuhan, beribadah dan
melayani, tentu sidang jemaat juga harus bersyukur, beribadah dan melayani di
atas gunung Tuhan, tetapi suatu kali nanti ada gunung yang tergeser dari
tempatnya. Maka mulai saat ini kita harus memperhatikan gunung tempat kita
beribadah, jangan sembarangan berada di atas gunung-gunung,
harus memperhatikan gunung tempat kita beribadah dan melayani Tuhan. Dulu kita
tidak memahami hal ini, sekarang oleh karena kemurahan Tuhan, kita boleh diberi
pengertian oleh Tuhan.
Kita lihat gunung
yang tergeser itu…
Wahyu 17:3-4
(17:3) Dalam
roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di
atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan
nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
(17:4) Dan
perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas,
permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala
kekejian dan kenajisan percabulannya.
Seorang perempuan duduk di atas seekor binatang
yang merah ungu, binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
Kemudian, wanita itu memakai kain ungu dan kain kirmizi, itu berbicara tentang pelayanan dalam
pengorbanan-pengorbanannya, tetapi sayangnya di tangan perempuan itu ada suatu cawan emas penuh
dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
Saudaraku, hati-hati dengan ibadah yang semacam
ini, banyak di antara kita yang tidak memahami bahwa ibadah seperti ini sedang
ditunggangi oleh perempuan tersebut.
Lebih jauh kita lihat…
Wahyu 17:5-6
(17:5) Dan
pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari
wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."
(17:6) Dan aku
melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi
Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.
Memang tadi perempuan itu memakai kain ungu dan
kirmizi (melayani di dalam kemuliaan juga disertai pengorbanan), namun pada
ayat 6 ini terlihatlah perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus
dan darah saksi-saksi Yesus, ketika rasul Yohanes melihat peristiwa itu, ia
sangat terheran. Banyak orang Kristen tidak menyadari bahwa sesungguhnya
ibadah-ibadah di bumi sedang ditunggangi oleh perempuan kekejian.
Wahyu 17:7-9
(17:7) Lalu
kata malaikat itu kepadaku: "Mengapa engkau heran? Aku akan mengatakan
kepadamu rahasia perempuan itu dan rahasia binatang yang memikulnya, binatang
yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh itu.
(17:8) Adapun
binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul
dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di
bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia
dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada,
namun tidak ada, dan akan muncul lagi.
(17:9) Yang
penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala itu
adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk,
Ketujuh kepala itu adalah
tujuh gunung, dimana tujuh gunung itu telah ditunggangi oleh perempuan
kekejian, maka yang dibutuhkan di sini adalah akal yang mengandung hikmat,
maka hikmat Tuhan telah dinyatakan pada kita saat ini.
Wahyu 18:2-3
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya:
"Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi
tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat
bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,
(18:3)
karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja
di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah
menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."
Perempuan kekejian disebut juga dengan babel. Babal
adalah tempatnya roh jahat dan roh najis bersembunyi.
Di sini kita melihat
keadaan dari tiga golongan:
1.
“Semua bangsa telah minum
dari anggur hawa nafsu cabulnya.”
2.
“Raja-raja di bumi telah
berbuat cabul dengan dia.”
3.
“Pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh
kelimpahan hawa nafsunya."
Wahyu 17:4-5
(17:4) Dan
perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas,
permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan
segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
(17:5) Dan
pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari
wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."
Tiga golongan di atas berlaku
cabul, karena di tangan perempuan itu ada suatu cawan emas penuh dengan;
-
“Kekejian.”
-
“Kenajisan percabulannya.”
Bayangkan, raja-raja akhirnya berlaku cabul.
Siapa raja-raja di bumi ini? Itu menunjuk kepada orang-orang yang melayani
Tuhan. Bisa saja orang yang melayani Tuhan itu terlihat dengan sopan saat
melayani Tuhan, tetapi kalau perkataannya sudah tidak baik, gerak-gerik tidak
baik, pakaian tidak mencerminkan bahwa dia seorang imamat rajani, itu
menunjukkan bahwa mereka telah berlaku cabul di hadapan Tuhan.
Ini harus menjadi pusat perhatian kita di
hari-hari terakhir ini. Bagaimana dengan kita malam ini, respon kita terhadap
firman Tuhan, apakah kita mau beribadah di atas gunung semacam ini atau
beribadah di atas gunung Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Kalau firman Tuhan disampaikan dan berbicara
tentang kenajisan, Setan tidak suka, maka kuasai hati dan pikiran saudara. Itu benar, Setan tidak
suka, jangan sampai ibadah ini ditunggangi oleh perempuan kekejian itu.
Matius 24:15
(24:15)
"Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut
firman yang disampaikan oleh nabi Daniel--para pembaca hendaklah
memperhatikannya--
Suatu kali nanti kekejian itu akan berdiri di
tempat kudus, yang membaca dan mendengar firman Tuhan harus memperhatikannya
dengan sungguh-sungguh, jangan bermain-main, supaya jangan salah beribadah.
Tadi, perempuan kekejian itu berdiri di tempat
kudus, ini harus menjadi perhatian kita.
Sekarang kita akan melihat saat perempuan kekejian berdiri di tempat kudus.
Daniel 12:11
(12:11) Sejak
dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang
membinasakan itu ada seribu dua ratus
dan sembilan puluh hari.
Ketika perempuan kekejian itu
berdiri di tempat kudus selama seribu dua ratus dan sembilan puluh hari, maka pada saat itu korban sehari-hari dihentikan.
Kita akan melihat korban sehari-hari...
Daniel 9:23
(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian itu
menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan
tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan
di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang
telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."
Korban sehari-hari dihentikan tepatnya pada pertengahan tujuh masa.
Adapun korban sehari-hari itu ialah;
a.
Korban
sembelihan à
ibadah dan pelayanan kita semua.
Saat kita berada dalam kegiatan Roh kita
ini bagaikan mempersembahkan korban sembelihan, jiwa kita hancur, hati kita
patah dan remuk saat memikul salib. Pendeknya,
ibadah dan pelayanan yang kita persembahkan adalah korban sembelihan. Sebab orang yang beribadah kepada
Tuhan pasti mengalami banyak penderitaan seperti yang tertulis di dalam kitab Timotius.
b.
Korban
santapan, itulah firman Allah sebagai makanan
rohani, itu akan dihentikan.
Korban sehari-hari
dihentikan artinya; korban sembelihan dan
korban santapan tidak terlihat
lagi, maka yang terlihat adalah;
1.
Firman
yang ditambahkan dan dikurangkan.
- Ditambahkan
artinya; menyampaikan satu dua ayat lalu ditambahkan dengan cerita-cerita
isapan jempol, takhayul-takhayul, dongeng-dongeng nenek tua, filsafat-filsafat
kosong manusia dan lain sebagainya.
Cerita
isapan jempol atau dongeng-dongeng nenek tua itu bisa saja menceritakan tentang,
si kancil, si kura-kura, si buaya, si
ular atau apa saja, tetapi masakan cerita seperti ini dapat menyucikan hati nurani
yang jahat / dosa yang terselubung?
- Dikurangkan
artinya; pemberitaan firman tentang salib diganti
dengan dua hal yaitu;
·
Teori
kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin harus kaya. Kalau ajaran
seperti ini ada dalam suatu gereja, menunjukkan bahwa disitu tidak ada lagi
korban sehari-hari.
·
Tanda-tanda
heran / mujizat-mujizat. Yang diutamakan adalah tanda-tanda heran atau
mujizat-mujizatnya, namun salib tidak ditegakkan.
Tidak salah di dalam satu tempat beribadah
itulah gunung Tuhan ada mujizat, yang sakit sembuh, setan di usir tetapi kita
beribadah tidak hanya mencari itu atau ibadah dan pelayanan tidak berhenti
sebatas itu, tetapi harus memuncak sampai pengajaran salib. Yesus melayani
selama 3,5 tahun tidak sebatas mengadakan mujizat tetapi memuncak kepada taat sampai mati, bahkan
sampai mati di atas kayu salib, itulah pengajaran salib, itu yang benar.
2.
Di
dalamnya terdapat perkara-perkara lahiriah.
Ini
berbicara tentang roh antikris. Kalau menurut 1 Yohanes 4:1-6 dari situ kita melihat mana roh antikris dan mana
roh yang berasal dari Tuhan. Kalau seorang hamba Tuhan hanya berbicara perkara
lahiriah / perkara di bawah,
itu adalah roh antikris yang berasal dari dunia. Tetapi kalau seorang hamba
Tuhan berbicara tentang pribadi Yesus yang disalibkan, itu berasal dari Tuhan.
3.
Yang
dibicarakan hanya soal uang / mamon.
Sesungguhnya uang/mamon membuat banyak orang susah,
karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.
Inilah gunung yang akan tergeser dari tempatnya. Nanti
kita akan lihat gunung yang tetap berdiri tegak.
Tentang: “Tergeserlah pulau-pulau dari tempatnya.”
Pulau-pulau disebut juga dengan daratan. Kalau pulau /
daratan sudah diliputi dengan air maka pulau-pulau / daratan tidak terlihat
lagi, berarti mengancam kehidupan manusia.
Kalau kita melihat kehidupan manusia itu persis seperti
semut kecil tidak berdaya tetapi Semut itu cekatan, sebab pada musim panas ia
mencari makanannya, pada musim dingin dan hujan, ia akan berada di tempatnya
untuk melindungi dirinya. Berarti kalau pulau-pulau / daratan sudah diliputi
oleh air mengancam kehidupan manusia.
Kejadian 7:24
(7:24) Dan berkuasalah air itu di atas bumi
seratus lima puluh hari lamanya.
Pada zaman Nuh air bah pernah terjadi selama seratus
lima puluh hari. Air bah berbicara tentang dosa kenajisan. Itu sebabnya tadi
saya katakan kalau daratan / pulau diliputi oleh air akan mengancam kehidupan
manusia.
Kejadian 8:5-9
(8:5) Sampai
bulan yang kesepuluh makin berkuranglah air itu; dalam bulan yang kesepuluh,
pada tanggal satu bulan itu, tampaklah puncak-puncak gunung.
(8:6) Sesudah lewat empat puluh hari, maka Nuh
membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu.
(8:7) Lalu ia melepaskan seekor burung gagak; dan
burung itu terbang pulang pergi, sampai air itu menjadi kering dari atas bumi.
(8:8) Kemudian dilepaskannya seekor burung
merpati untuk melihat, apakah air itu telah berkurang dari muka bumi.
(8:9) Tetapi burung merpati itu tidak mendapat
tempat tumpuan kakinya dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam
bahtera itu, karena di seluruh bumi masih ada air; lalu Nuh mengulurkan
tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera.
Pertama-tama Nuh melepaskan burung gagak, tetapi
nyatanya burung gagak itu pulang dan pergi, sampai air itu surut / daratan itu
kering, berarti burung gagak tidak dapat memberi petunjuk kepada Nuh dalam
bahteranya, maka Nuh melepaskan burung merpati. Setelah burung merpati
dilepaskan, maka terbanglah burung merpati itu melihat daratan / suasana yang
ada, ternyata tidak ada tumpuan pada kakinya karena daratan masih diliputi dengan air sehingga
ia kembali ke bahtera, kembali kepada Nuh.
Saudaraku, kalau daratan diliputi oleh air bah, tidak
ada aktivitas, tidak ada kegiatan, tidak ada yang bisa kita kerjakan di atas
muka bumi ini, berarti mengancam kelangsungan hidup manusia.
Pendeknya, dosa kenajisan itu
mengancam kelangsungan hidup manusia.
Kejadian 8:13-14
(8:13) Dalam
tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu,
sudahlah kering air itu dari atas bumi; kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu
dan melihat-lihat; ternyatalah muka bumi sudah mulai kering.
(8:14) Dalam
bulan kedua, pada hari yang kedua puluh tujuh bulan itu, bumi telah kering.
Pada akhirnya air sudah surut, maka terlihatlah
daratan, air kembali kepada habitatnya yaitu lautan.
Aktivitas Nuh setelah daratan kering…
Kejadian 8:20
(8:20) Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN;
dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram
diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas
mezbah itu.
Nuh mendirikan mezbah dan
ia mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan.
Jadi betul-betul dosa
kenajisan ini mengancam kelangsungan hidup manusia. Jadi, jangan mau tertipu
dengan perasaan yang dikuasai oleh roh najis dan pikiran yang dikuasai roh najis.
Nuh mempersembahkan korban bakaran. Apa itu korban
bakaran? Korban bakaran di persembahkan di atas mezbah korban bakaran sampai pagi dan
apinya tidak akan pernah padam. Berarti menghanguskan segala tabiat daging.
Malam ini kita datang kepada Tuhan untuk mempersembahkan korban di atas mezbah sampai daging ini hangus, tidak bersuara lagi.
Adapun Nuh, ia mempersembahkan korban
bakaran itu,
dari binatang yang tidak haram.
Kita lihat binatang yang tidak haram…
Imamat 11:3
(11:3) setiap
binatang yang berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang
memamah biak boleh kamu makan.
Binatang
yang tidak haram itu adalah binatang yang:
-
Berkuku belah dua dan
bersela panjang.
-
Memamah biak,
sama seperti lembu sapi.
Itulah yang dipersembahkan Nuh di atas mezbah.
Berkuku belah dua dan bersela panjang à firman Allah yang tertulis di dalam Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru.
-
Firman
Tuhan yang tertulis dalam Perjanjian
Lama
ditulis oleh para nabi.
Tugas
nabi adalah bernubuat/menyingkapkan segala rahasia yang terkandung dalam hati =
menyingkapkan segala dosa yang terselubung. Maka seorang nabi yang beroleh
mimpi harus menceritakan mimpi itu dengan benar, dan seorang nabi yang beroleh firman Tuhan harus menceritakan firman
Tuhan dengan benar...Yeremia 23:28.
Berarti, syarat untuk menjadi seorang nabi;
·
Jujur.
·
Tidak
boleh takut menceritakan firman Tuhan.
Banyak
hamba Tuhan tidak berani menyampaikan firman
para nabi, sebab ia takut jemaat mundur kalau
disampaikan firman para nabi.
-
Perjanjian baru ditulis oleh para rasul.
Rasul
à
orang – orang yang diurapi oleh Tuhan.
Roma
10:17
(10:17)
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Iman
timbul dari pendengaran, pendengaran akan firman Kristus. Berarti, firman Kristus adalah firman Iman.
Roma
10:4-5
(10:4) Sebab Kristus adalah kegenapan hukum
Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.
(10:5)
Sebab Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat: "Orang yang
melakukannya, akan hidup karenanya."
Kebenaran dari hukum Taurat; karena melakukan, berarti
mengandalkan kekuatan /
kemampuannya, tetapi kebenaran karena firman iman, dibenarkan oleh darah salib, karena kemurahan (kasih karunia).
Inilah binatang yang tidak haram yang dipersembahkan Nuh sebagai korban bakaran di atas
mezbah kepada Tuhan.
Kemudian, binatang
yang tidak haram ini memamah biak berarti; siang hari makan rumput malam hari dia
kunyah kembali, sampai memperoleh
sari-sarinya, jadi menikmati firman Allah sampai firman
itu mendarah daging = merenungkan firman itu siang dan malam. Jadi
firman Tuhan tidak hanya sebatas pengetahuan, kalau firman Tuhan hanya sebatas
pengetahuan orang seperti ini menjalankan
ibadahnya secara Taurat
/ lahiriah, tanpa keubahan.
Mazmur 1:1-2
(1:1)
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak
berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
(1:2) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN,
dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Binatang yang memamah biak itu ciri-cirinya;
-
“Tidak berjalan menurut nasihat orang fasik.”
-
“Tidak berdiri di jalan orang berdosa.”
-
“Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh.”
Inilah korban
persembahan yang dipersembahkan Nuh di atas mezbah karena daratan itu sudah
kering.
Kejadian 8:21-22
(8:21) Ketika
TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya:
"Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang
ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan
membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.
(8:22) Selama
bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan
panas, kemarau dan hujan, siang dan malam."
Setelah Tuhan mencium
persembahan yang harum dari Nuh maka
Tuhan berjanji;
-
“Takkan mengutuk bumi lagi.”
Kutuk nenek moyang terputus, dosa turunan
terputus.
-
“Takkan membinasakan manusia lagi.”
Biarlah kita mempersembahkan korban bakaran di atas
gunung Tuhan sama seperti Nuh mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan, selama masih ada kesempatan, karena suatu kali nanti
pulau-pulau akan tergeser dari tempatnya oleh banjir yang hebat, yaitu: roh
najis.
Keterangan: Ketika langit menyusut itu bagaikan gulungan kitab
yang digulung.
Wahyu 5:1
(5:1) Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di
atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah
luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai.
Gulungan kitab dengan ketujuh meterainya berarti firman
Allah yang belum terbuka rahasianya.
Wahyu 5:2-3
(5:2) Dan aku
melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring,
katanya: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka
meterai-meterainya?"
(5:3) Tetapi
tidak ada seorangpun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi,
yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.
Tidak ada seorangpun yang dapat membukakan gulungan
kitab dan ketujuh meterainya
atau tidak ada seorangpun yang dapat membukakan rahasia firman Tuhan baik;
-
Yang
di sorga à
para Malaikat.
-
Yang
di bumi à
hamba-hamba Tuhan yang sudah menerima lima jabatan bak itu rasul, nabi,
penginjil, gembala, guru, termasuk saya tidak dapat membuka rahasia firman dari
diri saya sendiri kalau Tuhan tidak mengaruniakannya.
-
Di
bawah bumi à
roh-roh yang ada di alam berzah itulah
setan-setan tidak sanggup membukakan rahasia firman.
Karena situasi seperti ini, rahasia firman Tuhan tidak
dibuka…
Wahyu 5:4
(5:4) Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena
tidak ada seorangpun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu
ataupun melihat sebelah dalamnya.
Rasul Yohanes menangis amat sedih, karena tidak ada yang
dapat menentukan rahasia firman.
Kerugian kalau tidak terjadi
pembukaan rahasia firman maka dosa / segala yang terkandung dalam hatipun tidak
tersingkap maka secara otomatis masalah tidak terselesaikan sehingga yang jahat
tetap jahat, yang suam tetap suam, yang najis tetap najis semua dosa inilah
yang menimbulkan ratap tangis dan dukacita.
Mazmur 119:130
(119:130) Bila tersingkap, firman-firman-Mu
memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
Sebaliknya, kalau terjadi pembukaan rahasia firman maka;
1.
“Memberi
terang.” Berarti,
tidak ada lagi dosa yang disembunyikan.
2.
“Memberi pengertian kepada
orang-orang bodoh”, supaya orang bodoh
tidak mengulangi kesalahannya sebagai perbuatan bodoh.
Maka dengan demikian tidak
ada lagi ratap tangis dan dukacita.
Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam selain gempa bumi terjadi, langit
juga menyusut seperti gulungan kitab. Maka kalau di dalam suatu ibadah
tidak terjadi pembukaan rahasia firman akan
menghadapi suasana yang sama saat Tuhan datang, yaitu: langit menyusut seperti gulungan kitab.
Kalau langit menyusut
binasalah manusia. Sesuai dengan yang tertulis
dalam 2 Korintus 4:3. “...Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia
tertutup untuk mereka yang akan binasa.”
Injil yang tertutup ->
firman Tuhan tanpa pembukaan rahasia.
Ketika langit menyusut tiga hal terjadi;
Wahyu 6:12-13
(6:12) Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu
membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat
dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi
merah seluruhnya bagaikan darah.
(6:13) Dan bintang-bintang di langit
berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang
mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
Ketika langit menyusut akan
terjadi tiga hal, yaitu:
1.
“Matahari hitam
bagaikan karung rambut.”
2.
“Bulan menjadi
merah seluruhnya bagaikan darah.”
3.
“Bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan
pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin
yang kencang.”
Tentang: “Matahari
hitam bagaikan karung rambut.”
Ini menunjukkan bahwa pekerjaan dari kasih Allah Bapa sudah berhenti
sehingga suasana yang terjadi menjadi gelap gulita. Kenapa orang gelap mata?
Karena kasih Bapa tidak ada lagi di dalam dirinya.
Kegelapan pernah terjadi
selama tiga kali:
1.
Pada saat Tuhan menulahi Mesir dengan tulah
kesembilan.
Keluaran
10:21-23
(10:21) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
"Ulurkanlah tanganmu ke langit, supaya datang gelap meliputi tanah Mesir,
sehingga orang dapat meraba gelap itu."
(10:22) Lalu Musa mengulurkan tangannya ke langit
dan datanglah gelap gulita di seluruh tanah Mesir selama tiga hari.
(10:23) Tidak ada orang yang dapat melihat
temannya, juga tidak ada orang yang dapat bangun dari tempatnya selama tiga
hari; tetapi pada semua orang Israel ada terang di tempat kediamannya.
Pada saat kegelapan itu terjadi di Mesir selama tiga hari, maka yang terjadi;
-
“Tidak ada
orang yang dapat melihat temannya” = tidak dapat mengasihi sesama.
-
“Tidak ada
orang yang dapat bangun dari tempatnya” selama
tiga hari berarti = tidur rohani.
Tidur rohani berarti, tidak ada kegiatan / pekerjaan pelayanan bagi
Tuhan = tidak dapat mengasihi
Tuhan.
2.
Pada saat Yesus disalibkan.
Matius 27:45-46
(27:45) Mulai dari jam dua belas kegelapan
meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga.
(27:46) Kira-kira jam tiga berserulah Yesus
dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku,
Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Dari jam dua belas sampai jam tiga sore terjadi kegelapan meliputi
Golgota. Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring; "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya:
Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Yesus menanggung penderitaan seorang diri di atas kayu salib,
tidak ada seorangpun yang dapat memahami diri-Nya, mulai dari imam-imam kepala,
ahli-ahli Taurat dan tua-tua termasuk bangsa Yahudi, juga imam besar sampai
kepada bangsa kafir oleh Pilatus, termasuk tentara-tentara Romawi. Pendeknya, baik bangsa Yahudi maupun bangsa kafir tidak memahami keberadaan Yesus
Kristus.
Karena pekerjaan kasih Bapa sudah berhenti,
Yesuslah yang menjadi korbannya. Memang ketika kasih itu dingin tidak ada orang
yang mengerti keadaan kita = seorang diri menanggung penderitaan.
3.
Pada masa aniaya antikris tepatnya pada pertengahan tujuh masa = 1260 hari dan kita sudah melihat tadi, Tuhan
sudah izinkan sampai pembinasa keji menguasai rumah Tuhan.
Buktinya; korban sehari-hari dihentikan tidak ada
lagi korban sembelihan dan santapan.
Jadi, yang pertama-tama merasakan penderitaan itu
adalah rumah Tuhan maka jangan heran kalau pada saat itu terjadi. Maka mulai
dari sekarang yang membaca dan yang mendengar firman Tuhan perhatikanlah firman
ini dengan sungguh-sungguh.
Matius 24:15
(24:15)
"Jadi apabila kamu melihat
Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh
nabi Daniel--para pembaca hendaklah memperhatikannya--
Kalau pembinasa keji berdiri di tempat kudus, maka anak-anak Tuhan jangan heran, karena hal
itu memang akan terjadi atas seijin Tuhan, tetapi hendaklah memperhatikannya.
Maka…
Matius 24:16-18
(24:16) maka orang-orang yang di Yudea haruslah
melarikan diri ke pegunungan.
(24:17) Orang yang sedang di peranginan di atas
rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya,
(24:18) dan orang yang sedang di ladang janganlah
ia kembali untuk mengambil pakaiannya.
Anak-anak Tuhan / pembaca harus memperhatikannya dari sejak sekarang.
Caranya:
-
“Orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan
diri ke pegunungan.”
Artinya; kerohanian yang
masih kanak-kanak / setengah-setengah dalam penyerahan dirinya kepada Tuhan
tingkatkan terus sampai ke gunung Sion.
-
“Orang yang sedang di peranginan di atas rumah
janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya.”
Arti rohaninya; orang yang
sudah ada di dalam kegiatan Roh Kudus jangan lagi memusatkan perhatiannya
kepada perkara di bawah / perkara lahiriah.
-
“Orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali
untuk mengambil pakaiannya.”
Arti rohaninya; orang yang
sudah melayani Tuhan jangan lagi kembali mengulangi kesalahan yang sama lagi.
Matius 24:19
(24:19) Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau
yang menyusukan bayi pada masa itu.
Kalau tiga hal ini tidak diperhatikan, maka disamakanlah hal ini
dengan….
-
“Sama seperti ibu-ibu yang sedang hamil” à orang yang sedang mengandung dosa.
Pada saat ia sedang
mengandung dosa, sementara pembinasa keji berdiri di tempat kudus, celakalah
orang seperti ini.
-
“Ibu-ibu yang sedang menyusukan pada masa itu” à masih di dalam pergumulan dan beban dosanya.
Tentang: “Bulan
menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.”
Darah adalah pekerjaan
dari penebusan / pengampunan terhadap dosa. Jadi kalau ada kesempatan bagi kita
saat ini untuk mendapat pengampunan dan penebusan terhadap dosa, jangan
disia-siakan selagi darah Yesus masih berlaku bagi kita, berarti jangan tinggalkan ibadah pelayanan, sebab satu
kali nanti bulan akan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah. Tuhan masih
memberi kesempatan kepada kita untuk mendapatkan pengampunandan penebusan terhadap
dosa.
Efesus 2:12-13
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak
termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan
yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus
kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah
Kristus.
Yang dahulu
"jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus yang sudah
memberi pengampunan terhadap dosa / telah menebus dosa kita.
Hanya darah Yesus yang
sanggup menyucikan dosa. Sehebat apapun detergen / kualitas sabun mandi tidak
dapat menyucikan kita dari dosa / mengampuni kita dari dosa
selain darah yang mahal yang tak bercacat dan bernoda. Maka kesempatan untuk
mendapatkan pengampunan dosa jangan disia-siakan,
jangan tinggalkan ibadah dan pelayanan. Dalam Ibrani 10:25-27, orang yang sudah mengerti tentang kebenaran terkhusus dalam tiga macam ibadah pokok tetapi
dengan sengaja meninggalkan ibadah dan pelayanan; darah Yesus tidak berlaku
atas dia. Maka kalau saat ini orang Kristen / anak Tuhan menolak darah
Yesus maka darah Yesus akan berbalik menjadi penghukuman sama seperti bulan
berubah menjadi darah. Bulan berubah menjadi darah karena awalnya menolak
kesempatan yang Tuhan berikan untuk mendapatkan pengampunan terhadap dosa, akhirnya berbalik berubah
menjadi penghukuman.
1 Yohanes 1:8-10
(1:8) Jika
kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan
kebenaran tidak ada di dalam kita.
(1:9) Jika
kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
(1:10) Jika
kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi
pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Sekarang kita datang kepada Tuhan dengan segala
kerendahan hati, kelemah lembutan mengakui segala dosa kita kepada Tuhan maka
darah Yesus masih berlaku menyucikan dosa kita.
Maka saya ulangi kembali
jangan sia-siakan kesempatan yang Tuhan berikan ini, selagi masih ada waktu
untuk mendapatkan pengampunan terhadap dosa, gunakan sebaik mungkin. Hati-hati
nyawa tidak bisa diganti dengan apa-apa, jangan sampai penyesalan terjadi,
sebab penyesalan selalu terlambat datangnya.
Justru harusnya kita
bersyukur dengan adanya pengalaman-pengalaman salib, aniaya karena firman, itu
juga merupakan percikan darah; orang lain yang berbuat salah tetapi kita yang
menanggungnya.
Sengsara salib /
menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung itulah percikan darah.
1 Petrus 4:1
(4:1). Jadi, karena Kristus telah menderita
penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran
yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia
telah berhenti berbuat dosa--,
“Barangsiapa
telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa.”
Kalau harus menanggung
banyak penderitaan, tujuannya hanya satu; menghentikan lajunya dosa / kuasa
dosa. Badan kita ini banyak menanggung penderitaan, mungkin karena lelah,
karena melayani Tuhan karena sakit penyakit, bisa saja karena ada suatu
teguran-teguran sehingga orang terjatuh / terpeleset itu juga penderitaan
badani, tetapi tujuannya hanya satu; supaya menghentikan lajunya dosa.
Jadi darah Yesus yang
sudah kita alami tadi, sengsara karena salib tadi, aniaya karena firman tadi
tujuannya untuk menghentikan lajurnya dosa, percikan darah untuk menghentikan
lajunya dosa. Jadi darah Yesus betul-betul berkuasa untuk menghentikan dosa
selagi masih ada waktu / kesempatan bagi kita, kalau tidak berubah menjadi penghukuman. Mari kita datang
mengakui seluruh kesalahan / dosa kita kepada Tuhan.
Kumpulan orang banyak mereka itu keluar dari
sengsara yang besar, artinya;
sengsara salib menjadi kesempatan bagi mereka untuk mencuci jubah sampai putih
bersih berkilau-kilauan...Wahyu 7:9, 14-15.
Saya sudah katakan tadi,
sehebat apapun detergen dan kualitas sabun
mandi tidak sanggup menyucikan dosa kita selain darah Yesus. Kiranya ini
diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Tentang: “Bintang-bintang
di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya
yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.”
Bintang-bintang di langit à hamba – hamba Tuhan / pemimpin-pemimpin dalam
rumah Tuhan / guru-guru dalam kebenaran, suatu kali nanti itu akan berguguran
karena ditiup oleh angin yang kencang.
Angin kencang à angin – angin pengajaran palsu.
Jangankan angin kencang, angin sepoi-sepoi saja dapat membuat kerohanian
seseorang tenggelam seperti Simon Petrus. Ketika Simon Petrus melihat Yesus
berjalan di atas air, ia ingin berjalan juga di atas air, kemudian Yesus memerintahkan dia berjalan di
atas air, untuk beberapa langkah dia berjalan di atas air, tetapi begitu dirasanya tiupan angin sepoi-sepoi (bukan angin kencang),
mulailah ia tenggelam, untung dia angkat dua tangan (menyerah). Saat kita
angkat tangan maka Tuhan turun tangan.
Jadi betul, bintang di
langit bisa berguguran, bukankah rasul juga bintang di langit, para nabi para
hamba Tuhan adalah
bintang di langit? Itu
baru angin sepoi apalagi kalau angin yang kencang, jelas-jelas firman yang ditambahkan merupakan
angin-angin pengajaran palsu, yang menyebabkan bintang-bintang di langit berguguran.
Digambarkan seperti buah pohon arah yang mentah.
Buah pohon ara yang mentah sebetulnya susah untuk berjatuhan, kalau buah pohon
ara yang mentah bisa berjatuhan berarti; betapa kencangnya angin itu
mengguncang pohon ara. Dan saya melihat angin sepoi-sepoi sedang ditiupkan di
dalam gereja-gereja dan inilah yang sedang meninabobokkan gereja-gereja. Kalau
dininabobokan maka tertidur rohani, kalau sudah tertidur rohani tidak bisa
berbuat apa-apa. Hamba-hamba Tuhan seringkali berkata, Tuhan menderita dan mati untuk kita,
maka anak-anak Tuhan tidak
perlu menanggungnya, sesungguhnya itu
angin sepoi-sepoi sedang ditiupkan, sebab saya
sendiri mendengar langsung, apalagi kalau digoncang angin
yang kencang,
kalau bintang saja bisa berguguran bagaimana sidang jemaat? Bukankan
bintang-bintang itu yang menuntun sidang jemaat? Maka kalau orang buta menuntun
orang buta maka jatuh dalam kubangan yang sama. Maka, di sini kita perlu saling
mendoakan satu dengan yang lain saya tidak merasa saya ini hebat, kuat, mampu,
pintar dan lain sebagainya, tetapi saya juga butuh doa dari sidang jemaat,
supaya saya menjadi bintang-bintang yang menuntun banyak orang kepada kebenaran, dan menjadi bintang-bintang yang tetap bertahan di cakrawala yang tidak
dapat diguncang oleh angin apapun.
Daniel 12:3
(12:3) Dan
orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang
kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Bintang-bintang itu adalah
orang-orang yang bijaksana, itulah pemimpin-pemimpin di rumah ibadat yang
menuntun banyak orang kepada kebenaran. Tetapi saudaraku, pada akhirnya saat
angin kencang itu bertiup bintang-bintang itu bisa berguguran. Maka saya mohon
tetap doakan saya, semua harus saling mendoakan.
Kita belajar supaya kita
semua menjadi bintang-bintang, mari kita lihat pernyataan Tuhan kepada Abraham…
Kejadian 13:16
(13:16) Dan
Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika
seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmupun akan dapat
dihitung juga.
Keturunan dari pada Abraham
di gambarkan dengan dua hal:
1.
Debu tanah.
Kejadian 3:14
(3:14) Lalu berfirmanlah
TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah
engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan
perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
Yang menjadi
sasaran / makanan empuk dari ular adalah debu tanah. Debu tanah adalah manusia
yang hina karena dosanya, dan dosa inilah yang membuat seseorang seperti Setan
penuh dengan trik dan intrik, kalau berjalan penuh dengan liku-liku. Dosa kalau
dipertahankan maka hidupnya akan seperti ular / setan.
Siapakah debu
tanah? Itulah orang berdosa, siapa orang berdosa itu? Kalau berjalan
berliku-liku. Ular mulai dari kepala sampai kepada ekornya menggapai bumi,
pikirannya hanya kepada perkara-perkara lahiriah tidak sedikitpun memikirkan
perkara rohani / perkara di atas, tidak mau memikul salib; sangkal diri dan
pikul salib. Ular hanya bisa diluruskan dengan sepotong kayu salib, ditusuk mulai dari mulut sampai ke perut.
Seseorang yang tidak mau memikul salib dia akan seperti ular berjalan.
Malam ini kita
diajar untuk memikul salib supaya kita tidak sama seperti keturunan yang
pertama dari Abraham yaitu debu tanah.
2.
Bintang-bintang di langit.
Kejadian 15:5
(15:5) Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta
berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau
dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah
banyaknya nanti keturunanmu."
Keturunan yang
kedua dari Abraham digambarkan seperti bintang-bintang di langit.
Bintang-bintang
di langit itulah orang yang bijaksana, menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Bintang-bintang à pemimpin-pemimpin dalam rumah Tuhan /
hamba-hamba Tuhan.
Untuk menjadi
bintang maka di awali dengan….
Filipi 2:5
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama,
menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
“Menaruh pikiran dan perasaan
yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.”
Inilah langkah awal untuk menjadi bintang-bintang di langit.
Simon Petrus hanya memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia,
sehingga ia menjadi batu sandungan di hadapan Tuhan. Biarlah kita menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus. Jangan memikirkan apa
yang dipikirkan oleh manusia supaya jangan menjadi batu sandungan di dalam
pekerjaan Tuhan.
Filipi 5:12-16
(2:12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu
senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan
gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang
waktu aku tidak hadir,
(2:13) karena Allahlah yang mengerjakan di dalam
kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
(2:14) Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak
bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,
(2:15) supaya kamu tiada beraib dan tiada
bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan
yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara
mereka seperti bintang-bintang di dunia,
(2:16) sambil berpegang pada firman kehidupan,
agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan
tidak percuma bersusah-susah.
Langkah berikutnya untuk menjadi bintang di langit.
-
“Senantiasa taat.”
Taat berarti patuh pada
ajaran firman Tuhan / menuruti firman Tuhan.
-
“Memiliki kemauan dan kerelaan yang datang dari
Tuhan.”
Jadi jangan sampai kita
melayani Tuhan kerana keinginan sendiri, tetapi kita melayani Tuhan karena
kemauan dan kerelaan yang datang dari Tuhan. Kalau melayani karena kepentingan
diri sendiri berarti nanti ujung-ujungnya yang terjadi adalah penonjolan diri,
kepentingan diri dan lain sebagainya. Tetapi kalau kita melayani oleh karena
kemauan dan kerelaan dari Tuhan maka apapun yang akan kita kerjakan semua untuk
Tuhan.
-
“Berpegang pada firman kehidupan.”
Firman kehidupan itu itulah pengajaran salib. Orang yang berpegang
kepada firman kehidupan / pengajaran salib senantiasa mengarahkan pandangannya
kepada yang di atas, senantiasa mengarahkan pandangannya kepada salib Kristus.
Pada saat bangsa Israel berada di padang gurun mereka pernah dipagut
oleh ular karena bersungut-sungut, sampai akhirnya mereka binasa tetapi supaya
mereka selamat / tidak binasa, maka Tuhan memerintahkan Musa untuk mendirikan tiang dari ular tembaga.
Yohanes 3:13-14
(3:13) Tidak ada seorangpun yang telah naik ke
sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.
(3:14) Dan sama seperti Musa meninggikan ular di
padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
(3:15) supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
“Sama seperti Musa meninggikan ular tembaga di
padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan”.
Biarlah kita senantiasa mengarahkan pandangan kita kepada ajaran salib
Kristus supaya kita memperoleh hidup yang kekal, tidak meninggikan perkara-perkara
daging yang ada di bawah ini.
Inilah anak-anak Abraham yang digambarkan seperti bintang-bintang di
langit.
Langkah selanjutnya; “Tetaplah
berada di atas gunung Tuhan”, supaya kita tetap tegak berdiri pada saat Ia
datang kali kedua.
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir:
gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan
menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke
sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta
berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia
mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya;
sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Gunung Sion
tegak berdiri di hulu gunung-gunung mengatasi gunung-gunung yang lain. Kenapa?
Karena dari Sion keluar pengajaran salib, itu yang membuat gunung Sion (gunung Tuhan) tetap berdiri
tegak mengatasi gunung-gunung lain.
Di awal tadi saya sudah sampaikan di hari-hari
terakhir ini kita harus mengetahui dimana tempat kita beribadah. Saya mau tetap
berdiri di atas gunung Tuhan, gunung Sion? Karena dari Sion keluar
pengajaran salib, di gunung lain hanya ada firman tetapi salibnya tidak
ditegakkan. Gunung Sion akan tetap bertahan sampai Tuhan datang, maka untuk yang
kesekian kali saya sampaikan, kita semua saat ini kita berada di atas gunung
Tuhan. Dan di hari-hari terakhir menjelang Tuhan datang pada kali kedua bangsa-bangsa akan berduyun-duyun ke gunung Sion untuk menikmati pengajaran salib.
Dan orang yang menikmati pengajar salib akan berjalan menempuh jalan salib,
tidak lagi menempuh jalan sesuai dengan keinginan sendiri supaya tidak binasa
dan tidak tersesat. Tempuhlah jalan salib, jangan berjalan sesuai
keinginan sendiri supaya tidak binasa.
“Gunung tempat
rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di
atas bukit-bukit...”
Menjulang tinggi di atas bukit-bukit artinya;
pengajaran salib yang kita terima di atas gunung Sion sanggup mengatasi
bukit-bukti persoalan, uang, harta, kedudukan, jabatan, tidak sanggup mengatasi
persoalan. Yang sanggup mengatasi masalah hanyalah pengajaran salib.
Jangan beribadah di tempat-tempat yang tidak ada
pengajaran salibnya, kalau hanya berbicara tentang mujizat, mengusir Setan,
tetapi salib tidak ditegakkan. Inilah gunung-gunung yang akan tergeser dari
tempatnya. Amin.
Tuhan yesus kristus kepala gereja mempelai pria sorga
memberkati
Pemberita
firman oleh;
Gembala
sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment