IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 21 JUNI 2017
(SERI
119)
Subtema: BERADA DI TEMPAT KUDUS.
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera
dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita
dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Segera saja kita memperhatikan
firman penggembalaan dalam Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh rasul
Paulus kepada jemaat di Kolose.
Saya akan membawa oleh-oleh
dari Sumatera dari pemberitaan firman yang terakhir di Sumatera. Yang sudah
mendengar, tidak apa-apa mendengar terus supaya nanti firman itu lebih mantap
dalam kehidupan kita semua.
Kolose 1: 21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan
yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu
yang jahat,
Kita kembali memperhatikan
kalimat: “Yang dahulu hidup jauh dari
Allah.”
Ini menunjuk kepada:
-
Bangsa kafir = orang-orang yang tidak bersunat.
-
Orang fasik dengan segala perbuatan fasik mereka.
Lebih jauh kita perhatikan
tentang YANG DAHULU HIDUP JAUH DARI ALLAH.
Efesus 2: 1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena
pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Yang dahulu hidup jauh dari
Allah banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah
dosa adalah maut (Roma 6: 23).
Efesus 2: 2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti
jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang
sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di
antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti
kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah
orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
Tiga hal penyebab terjadinya
dosa, sehingga seseorang menjadi hidup jauh dari Allah, yaitu:
1. Mengikuti jalan dunia ini.
Dunia ini mempunyai
arus, mempunyai pengaruh atau magnet atau daya tarik yang sangat kuat untuk
mempengaruhi dan menghanyutkan kerohanian anak-anak Tuhan sampai dibawa kepada kematian
rohani.
Mati rohani,
berarti; tidak dapat berbuat apa-apa.
Sesuai dengan Injil
Matius 4, Yesus menghadapi 3 kali ujian dari Setan, ujian yang ketiga
Setan membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi, kemudian Setan itu memperlihatkan
kerajaan dunia dan kemegahan dunia, menunjukkan bahwa dunia ini mempunyai arus,
mempunyai magnet, daya tarik yang sangat kuat untuk mempengaruhi,
menenggelamkan kehidupan rohani anak-anak Tuhan hingga sampai nanti dibawa pada
kematian rohani. Tetapi syarat untuk menerima kerajaan dunia dan kemegahan
dunia, Setan berkata: “Engkau harus menyembah aku”, tetapi Yesus
berkata: “Enyah engkau Iblis, engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan
kepada Dia sajalah engkau berbakti”, setelah itu dia pergi.
Sebetulnya sewaktu
Setan membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi, itu bagus, sama halnya
seperti kita malam ini, kita berada di atas gunung yang tinggi, bagus. Gunung
yang sangat tinggi itu gunung Sion, tetapi kalau ibadah dan pelayanan itu
mengarah kepada kerajaan dunia dan kemegahannya, mengarah kepada perkara di
bawah, perkara lahiriah, itu sama dengan menyembah kepada Setan.
Yang benar; ibadah
itu harus mengarah kepada Kristus sebagai kepala, wujudnya nanti penyatuan
anggota tubuh yang berbeda-beda.
2. Mentaati penguasa kerajaan angkasa.
Pertanyaannya;
siapakah orang-orang yang mentaati penguasa kerajaan angkasa?
Jawabnya: Yaitu
orang-orang yang dikuasai roh pendurhakaan.
Mendurhaka =
memberontak atau berani melawan kepada Allah. Jadi orang yang memberontak,
orang yang berani melawan Tuhan, menunjukkan bahwa dia sedang dikuasai oleh roh
pendurhakaan.
Seringkali kita
karena pahitnya hidup yang disebabkan oleh kesalahan sendiri akhirnya kita mempersalahkan
Tuhan, menyalahkan ibadah, menyalahkan pelayanan, menyalahkan firman, menyalahkan
gembala, akhirnya kita tidak segan-segan untuk memberontak, menunjukkan bahwa
dia sedang dikuasai roh pendurhakaan.
3.
Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Perlu untuk
diketahui;
-
Hidup menurut keinginan daging; memikirkan hal-hal yang dari daging, berarti
tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh, itulah perkara di atas, perkara rohani,
yaitu ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di
dalamnya.
-
Hidup menurut keinginan daging menunjukkan bahwa ia berada di bawah
hukum Taurat, berarti; mata ganti mata, gigi ganti gigi, arti rohaninya;
kejahatan dibalas kejahatan = orang yang berbuat salah tidak luput dari
penghukuman.
Ibadah Taurat disebut juga ibadah lahiriah, menjalankan ibadah secara
lahiriah, yaitu mulut memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan =
mempersembahkan tubuh jasmaninya kepada Tuhan, tetapi manusia batiniahnya tidak
dipersembahkan kepada Tuhan. Inilah ibadah yang tidak mengandung janji atau
ibadah yang sia-sia.
Sekarang kita akan melihat ...
Keberadaan yang dahulu hidup jauh dari Allah.
Efesus 2: 11-12
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu --
sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak
bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat
lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak
termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan
yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
Keadaan dari orang-orang yang
dahulu hidup jauh dari Allah: “Tanpa
Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam
ketentuan-ketentuan yang dijanjikan (bukan ahli waris), tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.”
Keadaan orang yang seperti ini
akan binasa, berujung pada kematian yang kekal.
Efesus 2: 13
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu,
yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah
Kristus.
Tetapi sekarang di dalam
Kristus Yesus, yang dahulu hidup jauh sudah menjadi dekat oleh darah Kristus.
Malam ini kita boleh mendekat
kepada Tuhan lewat ibadah Doa Penyembahan, oleh karena darah salib Kristus, semua
oleh karena kemurahan hati Tuhan.
Dahulu waktu kita masih jauh
dari Tuhan, kita jauh dari ibadah, jauh dari pelayanan, jauh dari kegiatan Roh,
jauh dari pengorbanan; banyak perbuatan kejahatan, kenajisan, kefasikan,
kelicikan, dusta, dan sebagainya, waktu masih jauh. Tetapi sekarang kita berada di dalam rumah Tuhan,
beribadah dan
melayani, semua karena darah salib Kristus, bukan
karena gagah hebat kuat, bukan karena kita pintar, cerdas, bukan karena kita
punya ini dan itu, tetapi oleh karena kemurahan Tuhan, darah salib. Mari kita
manfaatkan kemurahan hati Tuhan.
Sekarang kita lihat lebih jauh
...
Ibrani 10: 19
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita
sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
Oleh darah salib Kristus, kita sekarang
penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus.
Masuk ke dalam tempat kudus =
dekat dengan Tuhan.
Kalau kita kaitkan dengan Pengajaran
Tabernakel, tempat kudus -> Ruangan Maha Suci.
Sedangkan di dalam Ruangan Maha
Suci terdapat satu alat, yaitu TABUT PERJANJIAN. Inilah alat yang paling utama
dari semua peralatan di dalam Tabernakel.
Tabut perjanjian terdiri dari dua
bagian:
YANG PERTAMA: PETI DARI TABUT PERJANJIAN -> sidang
mempelai wanita Tuhan.
Wahyu 21: 9-11
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat
yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu,
lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan
kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas
sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang
kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan
cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis,
jernih seperti kristal.
Pengantin perempuan mempelai
Anak Domba adalah gambaran dari gunung Sion atau Yerusalem yang baru, dengan
dua keadaannya, yaitu:
1.
Kota yang kudus.
2.
Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah.
Sekarang tentang: KOTA YANG KUDUS.
Wahyu 21: 2
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang
baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan
yang berdandan untuk suaminya.
Kota yang kudus, yaitu
Yerusalem yang baru, yang berhias bagaikan pengantin perempuan.
Pendeknya; kota yang kudus (Yerusalem
yang baru) memiliki perhiasan rohani sebagai harta yang indah.
Mari kita lihat PERHIASAN
ROHANI.
2 Timotius 1: 14
(1:14) Peliharalah harta yang indah, yang telah
dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.
Perhiasan rohani, yaitu harta
yang indah, itulah karunia-karunia Roh Kudus.
1 Korintus 12: 4-10
(12:4) Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
(12:5) Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
(12:6) Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi
Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
(12:7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan
penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
(12:8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan
karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama
memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
(12:9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan
iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
(12:10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk
mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat,
dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam
roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa
roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh
itu.
Ada rupa-rupa karunia, jadi
karunia itu tidak hanya satu, banyak karunia-karunia. Juga ada banyak jenis
pelayanan dari hamba-hamba Tuhan yang dipercaya Tuhan.
Tetapi semua itu sumbernya dari
Allah yang mengerjakannya. Jadi bukan hamba Tuhan. Hamba Tuhan itu hanya alat
sekalipun dipercaya karunia-karunia Roh Kudus dengan pelayanan yang berbeda-beda.
Dan di tengah-tengah pelayanan itu banyak mujizat, sumbernya dari Tuhan.
Kalau hamba Tuhan memahami hal
ini, maka hamba Tuhan tidak boleh sombong. Anak Tuhan juga tidak boleh sombong,
tidak boleh ada penonjolan di tengah ibadah dan pelayanan.
Ada 9 karunia-karunia Roh
Kudus:
1.
Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat.
2.
Karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
3.
Kepada yang seorang roh yang sama memberikan iman.
4.
Kepada yang lain ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
5.
Kepada yang seorang roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat.
6.
Karunia untuk bernubuat.
7.
Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh.
8.
Karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh.
9.
Karunia untuk menafsirkan bahasa roh.
1 Korintus 12: 11
(12:11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang
satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara
khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Sembilan karunia itu semuanya
dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama.
Jadi karunia-karunia Roh Kudus
itu dikaruniakan kepada setiap hamba-hamba Tuhan namun sumbernya dari Roh yang
satu dan yang sama. Kalau sumbernya dari Roh yang satu dan yang sama, maka pekerjaan
Tuhan itu menjadi tertib, tidak tumpang tindih, kemudian tidak ada penonjolan
di situ, tidak ada yang merasa diri lebih hebat, tidak ada yang merasa diri
lebih bisa, mampu dari pada yang lain, sehingga ibadah dan pelayanan itu
tertib, saling melengkapi satu dengan yang lain.
Kalau sumbernya dari dua roh,
terjadi pergesekan, ada yang lebih hebat. Tetapi kalau sumbernya dari Roh yang
satu dan yang sama, semuanya tertib.
Tujuan memiliki perhiasan rohani
(karunia Roh Kudus).
Wahyu 21: 2
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang
baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan
yang berdandan untuk suaminya.
Tujuannya adalah untuk membawa
masuk dalam pesta nikah Anak Domba, berarti anggota-anggota tubuh yang
berbeda-beda menjadi satu, dengan kata lain terwujudnya pembangunan tubuh
Kristus yang sempurna.
Jadi tujuannya adalah untuk
mendandani kita. Siapa yang berdandan? Itulah pengantin perempuan mempelai Anak
Domba yang layak masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Jadi sekarang ini kita sedang
didandani supaya apa? Supaya kita nanti dibawa masuk dalam pesta nikah Anak
Domba.
Kita bersyukur ada perhiasan
rohani yang dipercayakan kepada hamba-hamba Tuhan supaya terwujudnya
pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Yang berdandan untuk suaminya,
berarti dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba, sebab yang layak masuk dalam
pesta nikah Anak Domba adalah mereka yang berdandan untuk suaminya. Kalau
saudara perhatikan dalam suatu pernikahan, pengantin perempuan harus didandani.
1 Korintus 12: 12-13
(12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu dan
anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan
satu tubuh, demikian pula Kristus.
(12:13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang
Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis
menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
Dibaptis menjadi satu tubuh dan
kita semua diberi minum dari Roh yang satu dan yang sama, berarti telah
menikmati karunia-karunia Roh Kudus yang sumbernya dari roh yang satu dan yang
sama, sampai akhirnya anggota tubuh yang berbeda itu menjadi satu.
Mengapa satu? Karena kita semua
diberi minum dari satu Roh, telah menikmati pelayanan dari sembilan karunia
yang sumbernya dari Roh yang satu dan yang sama.
1 Korintus 12: 20-22
(12:20) Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu
tubuh.
(12:21) Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan:
"Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada
kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau."
(12:22) Malahan justru anggota-anggota tubuh yang
nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan
Setiap anggota tubuh saling
membutuhkan satu dengan yang lain, berarti tidak boleh dikuasai roh egosentris,
kepentingan pribadi.
Kita harus melayani dengan
jujur dan polos, karena orang jujur yang polos dipimpin oleh ketulusan hatinya,
dipimpin oleh Roh Kudus.
1 Korintus 12: 23-24
(12:23) Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut
pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan
terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.
(12:24) Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota
kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada
anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus,
Justru kepada salah satu
anggota yang kurang terhormat kita berikan penghormatan khusus dan kepada salah
satu anggota yang kurang elok, kita harus memperhatikannya secara khusus.
Mungkin cara bicaranya kurang
elok, perkataannya kurang elok, sikap dan perbuatannya kurang elok, ini
membutuhkan perhatian khusus, supaya jangan terlanjur-lanjur di dalam perkataan
yang kurang elok, di dalam tindakan perbuatan yang kurang elok. Justru harus
diperhatikan. Tidak boleh diabaikan, tidak boleh dicueki.
Kalau pun misalnya ada yang
keluar dari penggembalaan, itu biarlah cara Tuhan, jangan cara saya. Karena kalau
ilalang dicabut, nanti gandum juga tercabut. Hari-hari ini kita telah menikmati
pemberitaan tentang gunung Sion, Yerusalem yang baru, dari sana keluar
pengajaran salib.
Jadi siapa yang bertahan di
sana adalah orang-orang yang sungguh-sungguh memikul salib. Yang tidak
bertahan, Tuhan sendiri yang akan menyingkirkannya, bukan saya. Kalau saya
nanti bahaya, resikonya banyak.
Hari-hari ini kita sedang
berbicara tentang gunung Sion, berarti Tuhan telah menyatakan gunung tempat
kita beribadah ini adalah gunung Sion. Bukan semata-mata pemberitaan firman
yang disampaikan dalam setiap ibadah itu suatu kebetulan, tetapi betul-betul
itu adalah pernyataan kasih Tuhan kepada GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, tidak ada kebetulan. Termasuk
pelayanan di Medan (persekutuan hamba-hamba Tuhan) tidak ada kebetulan. Semua
betul-betul firman itu tersusun rapi dari Tuhan dan tepat pada sasarannya.
Jadi yang kurang elok harus
diperhatikan, kalau dia mau diperhatikan, puji Tuhan.
1 Korintus 12: 25
(12:25) supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh,
tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
Jadi supaya tidak terjadi perpecahan
dari anggota tubuh yang berbeda, maka satu dengan yang lain harus saling
memperhatikan.
Jangan bawa pengertian dan
perasaan masing-masing dalam beribadah dan melayani Tuhan.
1 Korintus 12: 26
(12:26) Karena itu jika satu anggota menderita, semua
anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.
Kalau salah satu anggota tubuh
yang berbeda itu menderita, maka semua anggota yang lain harus merasakannya.
Sebaliknya, kalau salah satu anggota yang berbeda itu dihormati, kita semua
harus bersukacita, jangan iri, dengki. Harus juga turut merasakannya. Yang satu
dihormati, yang satu harus juga turut merasakannya.
Perhiasan rohani memperlengkapi
hamba-hamba Tuhan untuk membawa anggota tubuh yang berbeda itu menjadi satu,
menjadi pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.
Jadi saudara yang berkorban
untuk pekerjaan Tuhan di Sumatera kemarin, tidak usah kecut hati, tidak usah
merasa sudah dirugikan, saudara tidak perlu memikirkan itu, karena apa yang
sudah kita kerjakan, semuanya diberkati oleh Tuhan. Mereka diberkati, kita
harus korban, supaya mereka mengenal Pengajaran Mempelai. Kalau Yesus tidak
korban, manusia berdosa tidak akan tertolong, harus ada yang berkorban, jangan
pernah merasa rugi, jangan pernah merasa dirugikan.
Tentang: KOTA ITU PENUH DENGAN
KEMULIAAN ALLAH.
Wahyu 21: 11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan
cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis,
jernih seperti kristal.
Penuh dengan kemuliaan Allah,
berarti bercahaya seperti cahaya permata yaspis.
Permata yaspis itu jernih
seperti kristal. Kristal = transparan = tampil apa adanya = luar dan dalam
sama, tidak ada yang ditutup-tutupi, tidak berlaku munafik. Ini menunjuk kepada
orang yang jujur dan polos.
Perlu untuk diketahui;
kejujuran dan kepolosan adalah motor penggerak sehingga seseorang
berkobar-kobar, berapi-api melayani Tuhan.
Keluaran 3: 2-3
(3:2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya
di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah:
semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
(3:3) Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke
sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar
semak duri itu?"
Kalau berkobar-kobar,
berapi-api di tengah ibadah dan pelayanan, itu suatu penglihatan yang hebat.
Jadi jangan rugi untuk
berkobar-kobar, berapi-api beribadah dan melayani Tuhan, itu suatu penglihatan
yang hebat.
Berapi-api, berkobar-kobar
tetapi tidak terbakar, tidak hangus, tidak hancur, itu suatu penglihatan yang
hebat. Biasanya kalau banyak berkorban hancur-hancuran, itu ukuran dunia,
tetapi di dalam Tuhan tidak.
Berkobar-kobar, berapi-api,
bernyala-nyala, itu suatu penglihatan yang hebat, kita tidak hangus, kita tidak
hancur.
Jadi, jangan pernah merasa rugi
untuk melayani Tuhan dengan segala jerih payah, dengan segala apa yang kita
miliki, itu suatu penglihatan yang hebat, tidak hancur kita, tidak rugi kita,
Tuhan tidak tidur, Tuhan punya mata, Tuhan melihat, maka kita melayani bukan
melayani gembala, bukan melayani manusia, kita melayani Tuhan.
Keluaran 3: 4-5
(3:4) Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang
untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu
kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."
(3:5) Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat:
tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu,
adalah tanah yang kudus."
Ada dua tanda melayani dengan
berapi-api:
1.
Ada hadirat Tuhan.
Di mana ada hadirat
Tuhan, di situ ada berkat. Di tengah api itu Tuhan berbicara, berarti ada
hadirat Tuhan, membawa hadirat Tuhan. Kita ketahui selama tabut perjanjian ada
di rumah Obed-Edom, selama itu pula rumah Obed-Edom diberkati.
Selama pelayanan
kita membawa hadirat Tuhan, selama itu pula pelayanan kita memberkati.
Sedikit kesaksian;
selepas kita tinggalkan Bakal Batu, Bakal Gajah, desa itu dihujani dengan hujan
berkat, karena sudah hampir satu bulan terjadi musim kemarau, sementara sidang
jemaat di sana kehidupan mereka dari bertani. Jadi begitu kita tinggalkan desa
itu, desa itu diberkati sekali. Dimana ada Tuhan, di situ ada berkat. Itu kalau
dari Tuhan, tanda berkobar-kobar berapi-api melayani Tuhan. Itu tidak bisa
dipungkiri.
2.
Berdiri di tempat kudus.
Berarti
pendiriannya benar, tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci.
Syaratnya:
melepaskan kasut -> cara hidup yang lama.
Kuasa bila melayani
dalam kemuliaan...
Keluaran 3: 6-8
(3:6) Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu,
Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya,
sebab ia takut memandang Allah.
(3:7) Dan TUHAN berfirman: "Aku telah
memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah
mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku
mengetahui penderitaan mereka.
(3:8) Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan
mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke
suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan
madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang
Hewi dan orang Yebus.
Berkuasa melepaskan orang-orang
yang sengsara yaitu: orang yang diperbudak oleh dosa.
Tuhan mengutus Musa untuk
melepaskan bangsa Israel dari perbudakan dosa. Kalau seseorang diperbudak dosa
tanpa hari perhentian, tanpa ibadah dan pelayanan, itu akan memahitkan
seseorang. Karena dosa, hidup seseorang menjadi pahit.
Tetapi banyak orang Kristen
tidak menyadari hal itu, sehingga dia tetap menjauh dari Tuhan, tetapi di sini
kita melihat, kuasa bila melayani dalam kemuliaan: berkuasa melepaskan orang
yang sengsara yaitu orang yang diperbudak dosa. Tuhan mengutus Musa melepaskan
bangsa Israel dari perbudakan kerja paksa, dari pengerah-pengerah. Jadi
kekejaman bangsa Mesir memperbudak bangsa Israel disebut pengerah-pengerah.
Pengerah-pengerah itu berarti
lebih pahit dari tindasan-tindasan, sudah ditindas tetapi masih juga diambil
keuntungan yang besar walaupun bangsa Israel tertindas.
Tandanya kelepasan: berada di
tanah perjanjian sebagai milik pusaka yang diwariskan kepada bangsa Israel.
Milik pusaka yang diwariskan
-> ibadah dan pelayanan. Itulah tanda kelepasan: ada di dalam ibadah dan
pelayanan.
Tetapi anehnya banyak orang
melepaskan diri dari ikatan Roh, dari kegiatan ibadah pelayanan untuk menikmati
kebebasan dunia. Sebetulnya kebebasan dunia itu jerat bagi dia, sebabnya Tuhan
berfirman kepada bangsa Israel: “Apabila engkau masuk di tanah Kanaan dengan
tujuh penduduk negeri Kanaan yang besar itu, jangan bercampur baur dengan
mereka, jangan kawin mengawinkan, jangan menyembah allah mereka, sebab itu
menjadi jerat bagimu.”
Kita bersyukur ada di tengah
ibadah dan pelayanan, menunjukkan kalau itu tanda kelepasan.
Jangan berusaha untuk
melepaskan diri dari ikatan Roh, dari ibadah dan pelayanan untuk menikmati
kebebasan dunia, itu jerat. Jangan sekali-sekali memiliki pemikiran seperti
itu.
Wahyu 21: 11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan
cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis,
jernih seperti kristal.
Berkobar-kobar, berapi-api
melayani Tuhan disebut dengan permata yaspis, permata yang paling indah.
Jadilah permata yang paling
indah, itulah permata hati Tuhan.
Tabut perjanjian terdiri dari dua
bagian:
YANG KEDUA: TUTUP PENDAMAIAN DENGAN KEDUA KERUB DI
ATASNYA -> Tuhan Yesus Kristus.
Tetapi kita tidak berbicara
tentang kedua kerub di atas tutup pendamaian. Kita hanya berbicara tentang
tutup pendamaian.
Tutup pendamaian -> pribadi
Yesus sebagai Imam Besar.
Tugas Imam Besar adalah untuk
memperdamaikan dosa manusia.
Ibrani 9: 12-14
(9:12) dan Ia telah masuk satu kali untuk
selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba
jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan
dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
(9:13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu
jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka
disucikan secara lahiriah,
(9:14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh
yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai
persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari
perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang
hidup.
Tugas dari Imam Besar adalah
memperdamaikan dosa bahkan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan yang
sia-sia.
Kalau hati nurani telah
disucikan dari perbuatan yang sia-sia, maka perasaan kita menjadi benar,
sehingga dengan demikian kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup, terlepas
dari penyembahan berhala.
Ibrani 4: 14-15
(4:14) Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar
Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita
teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
(4:15) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam
besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya
sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Berpegang pada pengakuan iman,
berpegang teguh kepada Pengajaran Mempelai, itulah Pengajaran Tabernakel.
Kuat terhadap ujian, kuat
terhadap cobaan, itulah orang-orang yang berpegang teguh kepada pengakuan iman,
berpegang teguh kepada Tuhan, tidak berpegang kepada yang lain-lain.
Banyak orang setelah menghadapi
ujian, menghadapi cobaan yang begitu banyak, justru tidak berpegang pada
pengakuan iman, justru dia lepaskan pengakuan imannya kepada Tuhan, hanya
karena ujian-ujian, hanya karena uang, hanya karena kedudukan, hanya karena
jabatan, hanya karena ijazah, hanya karena harta dan kekayaan, dia lepaskan
pengakuan imannya kepada Tuhan, dia lepaskan Pengajaran Mempelai dalam
terang-Nya Tabernakel.
Tetapi orang yang dosanya sudah
diperdamaikan oleh Imam Besar, hati nurani yang jahat telah disucikan, orang
yang seperti ini tetap berpegang teguh pada pengakuan iman, berpegang teguh
kepada Tuhan lewat Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel, sekalipun
banyak mengalami ujian. Ujian satu belum selesai, muncul ujian kedua dan
seterusnya, tetapi tetap berpegang pada pengakuan iman. Iman kepada Tuhan lewat
Pengajaran Mempelai. Dan orang yang seperti ini tidak berbuat dosa.
Ibrani 4: 16
(4:16) Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian
menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan
kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Sampai akhirnya kita penuh
keberanian menghampiri takhta kasih karunia, dari sanalah kita menerima rahmat dan
menemukan kasih karunia untuk mendapatkan pertolongan kita pada waktunya.
Jadi tunggu waktu Tuhan.
Tunggulah waktu Tuhan. Saya tahu kita ini banyak menderita, banyak mengalami
pergumulan-pergumulan, tunggu waktu Tuhan. Pertolongan Tuhan tepat pada waktunya.
Jangan paksakan waktu kita menjadi
waktu Tuhan, tetapi waktu Tuhan adalah waktu kita. Tunggulah waktu Tuhan.
Sabarlah. Nanti indah pada waktunya.
1 Korintus 5: 18-20
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan
perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah
mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
(5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya
oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
(5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus,
seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus
kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
Itu tugas pendamaian;
memperdamaikan dosa manusia kepada Allah.
Kita diutus di bumi provinsi
Banten untuk memperdamaikan dosa manusia kepada Allah. Utusan-utusan Tuhan
menjadi pengantara antara Allah dengan manusia, itulah tutup pendamaian ->
imam besar, tugasnya; untuk memperdamaikan dosa manusia.
Hamba-hamba Tuhan, imam-imam
diutus di rumah, di tengah ibadah dan pelayanan, di tempat perkuliahan, di
tempat bekerja, dimanapun kita berada, tugasnya hanya satu: untuk
memperdamaikan dosa manusia kepada Allah, menjadi pengantara antara Allah dan
manusia. Tugas dari seorang pelayan Tuhan; menjadi pendamaian terhadap dosa,
bukan menimbulkan dosa, berarti menjadi korban. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment