IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 02 JUNI 2017
“KITAB MALEAKHI”
Subtema: HARI TUHAN HEBAT DAN DAHSYAT.
Shalom...
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua, salam
di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita
dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan
suci.
Segera
saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman alkitab
dari kitab Maleakhi...
Maleakhi
4:5
(4:5) Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia
kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.
Kesimpulan ayat 5 ini, sebelum kedatangan Tuhan
maka nabi Elia di utus untuk mendahului Tuhan.
Pertanyaannya; Kenapa Elia mendahului Tuhan? Dengan jelas
di sini dikatakan; “Karena hari Tuhan yang besar
dan dahsyat” sebab itu jangan bermain-main
di dalam mengikuti Tuhan, di dalam beribadah dan melayani Tuhan.
Dahsyat berarti tidak ada yang dapat menahannya,
seorangpun tidak, sekalipun dia adalah orang yang berilmu dan ahli dalam bidang
apapun, penguasa, perwira bahkan petinggi sekalipun di bumi ini, tidak ada yang
dapat menahan kuasa Tuhan yang begitu dahsyat.
Jadi, ibadah ini adalah sarana bagi kita, ibadah ini
merupakan wadah, untuk kita boleh selamat pada hari Tuhan yang akan datang
itu. Maka kalau saya lihat anak-anak Tuhan tidak sungguh-sungguh, tidak ada
penyerahan diri, menganggap enteng ibadah dan pelayanan, kemudian
bermain-main di dalam kesucian, sebetulnya kehidupan yang seperti ini sangat memprihatinkan,
dia tidak tahu apa yang dia perbuat. Hari ini saja hati kita terusik, kita
sudah panas, hari ini hati kita sedikit tersakiti kita sudah bersungut-sungut,
apalagi hari Tuhan yang akan datang, penghukumannya besar dan dahsyat.
Sejenak kita melihat....
Yesaya 13:6
(13:6)
Merataplah, sebab hari TUHAN sudah dekat, datangnya sebagai pemusnahan dari
Yang Mahakuasa.
Hari
Tuhan datang sebagai pemusnahan, sebagai penghukuman, sedangkan hukuman itu
begitu hebat dan dahsyat, siapa yang sanggup bertahan?
Yesaya
13:7-8
(13:7)
Sebab itu semua tangan akan menjadi lemah lesu, setiap hati manusia akan
menjadi tawar,
(13:8)
dan mereka akan terkejut. Sakit mulas dan sakit beranak akan menyerang mereka,
mereka akan menggeliat kesakitan seperti perempuan yang melahirkan. Mereka akan
berpandang-pandangan dengan tercengang-cengang, muka mereka seperti orang yang
demam.
Oleh karena hari Tuhan yang hebat dan dahsyat itu,
maka;
- “Semua tangan akan menjadi lemah lesu.”
Lemah lesu berarti tiada daya untuk mengerjakan
sesuatu kepada Tuhan.
- “Setiap hati manusia akan menjadi tawar” à dia hidup tanpa kasih, tidak
ada gairah melayani Tuhan dan sesama.
- “Mereka akan terkejut.”
Orang yang terkejut adalah orang yang tidak
menyangka, sesuatu yang tidak diinginkan terjadi di dalam hidupnya.
Biasanya orang kalau sudah terkejut bisa
tiba-tiba tertegun, tidak bisa berbuat apa-apa.
-
“Sakit
mulas dan sakit beranak akan menyerang mereka.”
Ini menunjukkan bahwa ia sedang mengandung dosa,
gambarannya; mereka akan menggeliat kesakitan seperti perempuan yang
melahirkan. Tidak ada perempuan yang tidak mengalami sakit bersalin, semua perempuan
pasti mengalami sakit bersalin.
Pendeknya, mereka tercengang-cengang, tertegun tidak
menyangka bahwa hari Tuhan itu hebat dan dahsyat.
Yesaya 13:9-11
(13:9)
Sungguh, hari TUHAN datang dengan kebengisan, dengan gemas dan dengan murka
yang menyala-nyala, untuk membuat bumi menjadi sunyi sepi dan untuk memunahkan
dari padanya orang-orang yang berdosa.
(13:10)
Sebab bintang-bintang dan gugusan-gugusannya di langit tidak akan memancarkan
cahayanya; matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit, dan bulan tidak akan
memancarkan sinarnya.
(13:11)
Kepada dunia akan Kubalaskan kejahatannya, dan kepada orang-orang fasik
kesalahan mereka; kesombongan orang-orang pemberani akan Kuhentikan, dan
kecongkakan orang-orang yang gagah akan Kupatahkan.
Hari
Tuhan itu datang dengan kebengisan dengan gemas, dengan murka yang
bernyala-nyala sebagai pembalasan terhadap orang berdosa yaitu; orang jahat,
fasik, sombong, angkuh dan orang-orang yang merasa diri hebat.
Yesaya 13:12-13
(13:12) Aku akan membuat orang lebih jarang dari
pada emas tua, dan manusia lebih jarang dari pada emas Ofir.
(13:13) Sebab itu Aku akan membuat langit
gemetar, dan bumipun akan bergoncang dari tempatnya, pada waktu amarah TUHAN
semesta alam, dan pada hari murka-Nya yang menyala-nyala.
Tuhan akan membuat dua hal pada hari Tuhan yang
menyala-nyala itu;
1. “Langit gemetar.”
2. “Bumi berguncang / tergeser dari tempatnya”
sesuai dengan penglihatan rasul Yohanes di pulau Patmos.
Firman para nabi disebut juga
firman nubuatan, berarti apa yang ditulis seorang nabi dalam kitabnya adalah
nubuatan yang akan terjadi. Perkara inipun telah dilihat
oleh rasul
Yohanes, sebab Tuhan memperlihatkan kepadanya
di Pulau Patmos, sehingga ia menulis apa yang dia lihat seperti apa
yang ditulis oleh nabi Yesaya.
Inilah hebatnya Alkitab yang
terdiri dari 66 kitab, Perjanjian Lama
dan Perjanjian
Baru.
Perjanjian Lama
yang ditulis seorang nabi, Perjanjian Baru
di tulis seorang rasul namun saling berkaitan. Begitu banyak penulis pada zaman
yang berbeda–beda, waktu berbeda-beda, tetapi mereka menulis saling berkaitan.
Semua tulisan itu mereka tulis menurut Ilham Roh Kudus, jadi sumbernya
dari roh yang satu dan yang sama. Jadi sekalipun berbeda zaman, ruang dan
waktu, sesuai dengan keadaan penulis tetapi saling berkaitan.
Kita bersyukur senantiasa kita
boleh menikmati pembukaan rahasia firman, ayat satu menjelaskan ayat yang lain,
sampai rahasia-Nya
terbuka. Maka dibutuhkan penyerahan diri kita untuk menantikan pembukaan
rahasia firman Tuhan, dibutuhkan kerinduan yang menyala, kalau jemaat tidak
rindu dikoreksi mana mungkin Tuhan membukakan rahasia firman Tuhan. Doakan
dengan segala kerinduan supaya Tuhan selalu membukakan rahasia firman-Nya, kalau
ditinjau dari kemampuan, saya terbatas, tetapi kalau kita berdoa, Tuhan pasti
tolong.
Wahyu 6:12-14
(6:12)
Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam,
sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam
bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
(6:13)
Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara
menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
(6:14) Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan
kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari
tempatnya.
Ketika Anak Domba membuka meterai yang keenam,
sesungguhnya terjadilah dua hal yaitu;
1. “Sesungguhnya terjadilah
gempa bumi yang dahsyat” sesuai dengan Yesaya 13
tadi.
Baru-baru ini terjadi gempa bumi berskala 5 koma
sekian skala richter. Sebetulnya sudah sering terjadi, tetapi baru-baru ini
terjadi lagi. Dengan gempa bumi tersebut penduduk kacau balau, bingung, kaget
tercengang, tidak dapat berbuat apa-apa, dua tangan letih dan lemas, hati
mereka lemas, mereka hanya bisa berpandang-pandangan. Itu baru gempa bumi 5 skala
richer, sedangkan penglihatan rasul Yohanes adalah gempa bumi yang dahsyat /
hebat.
Maka kalau saya pikir-pikir, abaikanlah
pikiranmu, perasaanmu, harga dirimu. Saya berkali kali saksikan andaikata ada
yang tawarkan (tidak mungkin ada) seluruh dunia ini menjadi milikku dari Timur,
Utara, Barat, Selatan, tetapi syaratnya yaitu; tinggalkan ibadah dan pelayanan,
saya akan berkata tidak!! Sungguh, karena saya
sudah tahu ketika saya jauh dari Tuhan pasti habis, hidup rohani ku digerogoti
oleh tabiat dagingku dan dagingku ditunggangi oleh perempuan kekejian, maka
saya tidak berani dan tidak mau.
Hidup ini tidak boleh seperti main judi, tidak
ada untung
menang di situ. Kalau orang seperti itu berarti hidupmu kau jadikan kelinci percobaan,
itulah orang angkuh, sombong, berani berbuat dosa seperti di
dalam kitab Yesaya tadi. Mengandalkan kemampuan itu namanya sombong,
angkuh.
Saya kira perlu kita memperbaiki cara berpikir
sudut pandang, main set kita masing-masing. Maka harus terjadi pembaharuan
manusia batiniah, hati nurani juga harus disucikan. Bagi orang
dunia, uang adalah
segala-galanya dan cita-citanya adalah segala-galanya,
tetapi di dalam Tuhan tidak seperti itu.
Akibat terjadi gempa bumi; “Tergeserlah
gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.”
Saat ini kita beribadah di gunung Tuhan tetapi
rupanya ada gunung yang bergeser itulah gunung yang di dalamnya salib tidak
ditegakkan. Dasar kita melayani adalah korban Kristus / Yesus yang disalibkan,
maka kita kuat, tidak lemah dengan pengaruh-pengaruh yang tidak baik dan tidak
suci dari orang yang tidak mengerti rencana Tuhan. Dasar pelayanan kita bukan
karena pengetahuan, bukan karena gagah dan hebat.
Untung saya bertahan didalam Firman Pengajaran
Mempelai,
waktu memulai pelayanan, banyak sekali pengaruh-pengaruh yang tak suci menurut
saya, ada orang menginginkan supaya saya bergabung dengan organisasinya dengan
alasan-alasan akan disupport beras selama masih merintis, tetapi Tuhan teguhkan
hatiku sampai hari ini dan kita boleh mengalami betapa Tuhan berkemurahan bagi kita
lewat pembukaan rahasia firman. Kalau tidak ada orang yang bertahan dalam
penderitaan, maka tidak ada orang yang menikmati pembukaan rahasia firman. Kita
sudah banyak berkorban baik tenaga pikiran waktu bahkan dana supaya orang juga
mengenal Firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel.
Kalau gunung-gunung tempat orang beribadah
tanpa
pengajaran salib itulah gunung yang tergeser nanti. Kemudian tidak hanya gunung
tergeser, juga daratan tergeser, berarti tidak terlihat lagi wujud dari daratan
itu. Itu pernah kita lihat pada zaman Nuh, banjir hebat melanda bumi selama
150 hari, ketika daratan tidak terlihat lagi maka tidak ada aktivitas. Mula-mula
Nuh menerbangkan burung gagak tetapi burung gagak itu sampai air kering datang
pergi, datang pergi, tidak memberi petunjuk. Lalu dilepaskan lagi burung merpati,
melihat tidak ada daratan, tidak ada tumpuan bagi kakinya dia kembali. Kalau daratan
tidak terlihat lagi permukaannya, maka aktivitas tidak
ada, bagaikan
orang yang dikuasai roh najis / air bah. Kalau kita perhatikan pembangunan bait
Allah dalam kitab Hagai, hampir tertunda oleh karena ikut campurnya
orang najis, tetapi puji Tuhan bukan karena gagah hebat dan kuatnya, tetapi
oleh karena perkenanan Tuhan, Zerubabel dimampukan
untuk membangun bait Allah yang di Yerusalem. Seorang buangan yang kembali ke
Yerusalem membangun bait Allah dari dasar, dari mulai dia meletakkan dasar,
itulah korban Kristus sampai rumah Tuhan selesai.
Lalu setelah air kering, berarti air kembali ke
habitatnya, terlihatlah daratan, maka Nuh dapat mendirikan mezbah dan
mempersembahkan korban bakaran dari binatang yang tidak haram. Selagi ada kesempatan
untuk beribadah dan melayani, namun tidak ada korban yang dipersembahkan kepada
Tuhan itu ibadah yang sangat menguatirkan. Kita mempersembahkan korban bakaran
di atas mezbah dan dibiarkan semalam-malaman sampai pagi, apinya tidak boleh
padam, berarti potongan daging yang dipersembahkan di atas mezbah korban
bakaran itu dibiarkan sampai hangus, daging tidak bersuara lagi. Sekali lagi saya
tandaskan, kalau ada daratan tetapi tidak mempersembahkan
korban di atas mezbah, ini daratan yang sangat menguatirkan sekali.
2.
“menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab
yang digulung.”
Akibatnya;
a. “Matahari
menjadi hitam bagaikan karung rambut.”
b. “Bulan
menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.”
c. “Bintang-bintang
di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya
yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
Tentang:
“Matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut.”
Ini
berbicara tentang kasih Allah Bapa telah berhenti, sehingga yang ditimbulkan
adalah gelap gulita, betul-betul gelap gulita. Gelap gulita berarti;
- Setiap
orang tidak dapat mengasihi Tuhan dan sesama.
- Setiap
orang tidak saling memperhatikan, maka ketika seseorang menderita, ia hanya
menanggung penderitaannya seorang diri -> ketika Yesus disalib terjadi kegelapan dari jam 12 sampai jam 3
sore.
- Tidak
terlihat lagi korban sehari-hari yaitu,
korban sembelihan dan korban santapan -> ketika aniaya antikris berlangsung selama 3,5 tahun.
Korban sembelihan -> ibadah dan pelayanan
yang disertai dengan sangkal diri dan pikul salibnya.
Korban santapan à
firman Allah sebagai kebenaran.
Inilah
keadaan bila nanti pekerjaan kasih Bapa itu berhenti, sehingga ketika terjadi
kekejian, terjadi kejahatan, maka kejahatan itu di luar pikiran manusia, juga
kalau terjadi pemerkosaan akan sangat
najis sekali, tujuh
kali lebih najis.
Tentang;
“Bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.”
Sesungguhnya
darah Yesus Kristus berkuasa untuk menebus dan mengampuni kita dari dosa. Maka,
selagi kesempatan ini masih berlaku bagi kita jangan disia-siakan selagi darah
Yesus masih berkuasa untuk mengadakan penebusan dan pengampunan terhadap dosa.
Setiap
orang dalam setiap hari harus mengalami pertobatan (tanda darah) dan mengakui
dosanya kepada Tuhan. Kalau seseorang mengakui dosanya, maka Dia adalah adil,
yang akan mengampuni setiap dosa. Setiap hari harus ada pengakuan terhadap
dosa. sesuai dengan 1 Yohanes 1:8-10, sebaliknya kalau seseorang tidak
mengaku dosa ia menjadikan Allah pendusta, kemudian di dalam dirinya tidak ada
kebenaran.
Maka, percikan darah itu
adalah suatu kesempatan bagi kita untuk boleh mengalami pengampunan dan
penebusan terhadap dosa, orang lain yang berbuat salah namun kita yang
menanggungnya, itu merupakan percikan, sehingga darah itu terus bekerja aktif untuk
mengadakan penebusan dan pengampunan terhadap dosa.
Penderitaan
badani itu untuk menghentikan lajunya dosa. Tuhan ijikan seseorang mengalami
penderitaan, Tuhan ijinkan juga seseorang mengalami sakit penyakit, bahkan
Tuhan ijinkan dia mengalami sesuatu yang tidak dia inginkan misalnya terpeleset
di jalan, itu juga penderitaan badani supaya ia merasakan bahwa darah Yesus
berkuasa mengampuni dan menebus dosa, menyadari kesalahan, supaya ia mengakui
dosanya. Jangan ada di antara
kita susah mengakui dosa, jangan susah-susah berkorban, jangan berpikir dua
kali untuk berkorban, karena Tuhan juga tidak berpikir dua kali untuk berkorban
karena darah-Nya akan bekerja aktif untuk terus mengadakan penyucian terhadap
dosa. Kalau Ia berpikir dua kali untuk berkorban maka hidup kita yang sengsara.
Kalau
kesempatan ini disia-siakan maka bulan berubah menjadi penghukuman kepada
manusia. Kalau seseorang menolak
dan menyia-nyiakan kepercayaan, darah Yesus akan berubah menjadi penghukuman, berarti: bulan berubah menjadi
darah.
Tentang;
“Bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara
menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.”
Bintang-bintang
à orang bijaksana. Orang bijaksana yaitu pemimpin-pemimpin
dalam rumah Tuhan yang menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Maka,
kalau hal ini terjadi, maksudnya kalau bintang-bintang berguguran bagaimana
nasib orang buta? Bukankah bintang tadi menuntun banyak orang dalam kebenaran? Seperti bintang Timur menunjukkan
kebenaran itu kepada orang Majus
sampai mereka tiba di tempat tujuan, lalu di situlah mereka membawa korban
persembahan kepada Tuhan yaitu; emas, kemenyan dan minyak mur?
Bagaimana
nasib kanak-kanak rohani, bagaimana dengan orang yang masih jauh dari Tuhan,
masih berada dalam kegelapan dosa? Sedangkan ketika
bintang itu dijatuhkan ke bumi ia langsung dijatuhkan kedalam lobang jurang maut. Dialah binatang
yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dimana binatang itu telah ditunggangi
oleh perempuan kekejian. Orang buta menuntun orang buta, jatuhnya dalam
kubangan yang sama.
Dalam
Wahyu 9:13 sepertiga bintang berguguran. Jadi satu dari tiga hamba Tuhan
gugur, bukan satu dari 10 tetapi satu dari 3 hamba Tuhan. Sementara penduduk
bumi presentasinya jauh lebih banyak dari hamba Tuhan, lalu kalau satu dari
tiga berguguran, bagaimana nasib penduduk bumi?
Jadi
perlu kita mempunyai suatu pengertian yang benar dari Tuhan dalam mengikuti dan
melayani Tuhan tidak boleh hantam kromo, tidak boleh serampangan ikut Tuhan,
iya, iya, tidak, tidak, tidak ada iya dan tidak.
Wahyu
8:10
(8:10)
Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah
bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari
sungai-sungai dan mata-mata air.
Ketika
bintang itu jatuh dari langit maka ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan
mata-mata air. Maka, sungai-sungai dan mata air nanti menjadi keruh tidak murni
lagi, kita yang mendengar ini supaya diperhatikan.
Sungai
air kehidupan dan sumber-sumber mata air itulah firman Allah, kalau itu ditimpa
bintang yang jatuh dari langit maka air itu tidak murni lagi, jadi tidak boleh
bermain-main ikut Tuhan. Pengertian yang seperti ini yang kita perlukan, bukan ijazah
mu nomor satu, sebab
jiwamu tidak bisa dibayar oleh sertifikatmu, ijazahmu, jiwamu, jiwaku tidak
bisa dibayar dengan uang yang banyak, jutaan triliun dolar, tidak bisa, berarti
pemahaman seperti ini kita butuhkan. Inilah yang saya sesalkan dari orang yang
tidak memahami betapa murninya sungai yang mengalir dari takhta Allah yang kita
nikmati sejauh ini.
Kita
boleh menikmati mata-mata air, Tuhanlah sumbernya, betapa murninya kita nikmati
air kehidupan itu, ini yang menyegarkan jiwa. Ketika Yesus memberikan air
kehidupan kepada perempuan Samaria, jiwanya disegarkan. Yang membuat jiwa tidak
segar adalah dosa, baik itu kejahatan atau dosa kenajisan. Kenajisan dari perempuan
Samaria; dia tidak cukup dengan satu laki-laki, tetapi sekarang jiwanya
disegarkan, keadaannya dipulihkan. Dulu merasa sumur Yakub sungguh sangat
dalam, firman dengan disertai lahiriahnya dia kira itu sudah menjadi suatu
ukuran di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, tidak paham, sesungguhnya itu air yang sudah dicampur-campur (tidak murni), sudah ditimpa oleh bintang yang jatuh dari
langit sehingga ia tidak bisa lepas dari dosa masa lalunya yaitu; dari satu
laki-laki sampai ke beberapa laki-laki, tetapi
begitu dia menerima air yang mengalir dari takhta Allah dan takhta Anak Domba, jiwanya
disegarkan, buktinya; dia tinggalkan tempayannya (tidak murni) dan menjadi kesaksian
bagi orang Samaria.
Wahyu
8:11
(8:11) Nama bintang
itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak
orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.
Kemudian
sepertiga dari semua air menjadi Apsintus, banyak orang mati karena air itu
sebab sudah menjadi pahit tidak lagi menyegarkan jiwa, tidak lagi memuaskan
rasa dahaga. Kalau orang sudah menerima ajaran lain, ajaran asing, hati dan
hidupnya; pahit. Kalau tumbuh akar pahit, yang keluar dari mulut pahit,
perbuatan, sikap juga pahit.
Wahyu
8: 12
(8:12)
Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakalanya dan terpukullah sepertiga dari
matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang, sehingga
sepertiga dari padanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang
dan demikian juga malam hari.
Ketika
sepertiga dari matahari, bulan dan bintang-bintang terpukul, maka sepertiga
dari siang hari tidak terang demikian juga malam hari. Maka semakin gelaplah kegelapan
itu.
Matius
6:22-23
(6:22) Mata adalah
pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
(6:23) jika matamu
jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa
gelapnya kegelapan itu.
Tadi
sepertiga bintang, matahari dan bulan terpukul jatuh, maka siang hari sepertiga
menjadi gelap, juga malam, betapa gelaplah kegelapan itu.
Kejahatan
itu akan semakin memuncak, kalau matamu jahat gelaplah seluruh tubuh, “Jadi jika terang yang
ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu”, kejahatan itu tidak
terlukiskan lagi.
Kalau
orang sudah pernah mencicipi kemurahan Tuhan lalu meninggalkan kemurahan itu, Simon
Petrus menuliskan...2 Petrus 2:20-22,
lebih
baik dia tidak pernah mengenal kebenaran dari pada kenal tetapi mengulangi kembali
kesalahan yang sama. Lebih baik dia tidak usah mengenal Pengajaran Mempelai dari
pada dia berbalik dari firman yang suci, maka kegelapan itu lebih gelap lagi,
artinya kejahatan itu tidak terlukiskan lagi nanti.
Itu
yang saya kuatirkan dari anak-anak Tuhan, maka engkau yang sempat gelap mata, pandanganmu pendek, namun engkau tetap bertahan, bersyukurlah itu kemurahan Tuhan. Dulu betapa
jahatnya, betapa najisnya kita, sekarang berada dalam terang itu jauh lebih baik
dari pada sempat mengenal kebenaran tetapi
dia meninggalkan perintah kudus, betapa jahatnya nanti kejahatan itu dia
lakukan.
Bersyukur
dan berbahagialah, berbahagialah si mandul tetapi yang akhirnya mempunyai anak. Anak
= keturunan = masa depan, mandul tetapi memiliki
masa depan itulah Sara, perempuan merdeka, melahirkan Ishak, dilahirkan oleh
karena janji, dilahirkan oleh Roh.
Yoel 3:14-16
(3:14)
Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari TUHAN di
lembah penentuan!
(3:15)
Matahari dan bulan menjadi gelap, dan bintang-bintang menghilangkan cahayanya.
(3:16)
TUHAN mengaum dari Sion, dari Yerusalem Ia memperdengarkan suara-Nya, dan
langit dan bumi bergoncang. Tetapi TUHAN adalah tempat perlindungan bagi
umat-Nya, dan benteng bagi orang Israel.
Rupanya
nabi Yoel juga menuliskan hari Tuhan dan pada saat itu, langit dan bumi
berguncang sebab hari Tuhan digambarkan dengan dua hal yaitu;
a. “Tuhan
mengaum dari Sion.”
Ini
berbicara tentang penghukuman dari Raja di atas segala raja, sebab Yesus
Kristus disebut juga dengan Singa dari Yehuda.
Saudaraku,
Yesus tampil sebagai Raja bagi kita semua, bagi umat Tuhan, terkhusus bagi
sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, buktinya; kita boleh duduk
makan sehidangan dengan-Nya malam ini. Tetapi kalau kita mengabaikan peristiwa semacam
ini maka pada hari Tuhan datang, Ia akan mengaum bagaikan singa yang mengaum
dari Sion. Itulah hari pembalasan hari penghukuman, begitu hebat dan dahsyat.
Tuhan
sudah berikan tiga macam ibadah pokok, kita boleh duduk makan sehidangan di
dalam kerajaan-Nya itu bukti Yesus tampil sebagai Raja, tetapi barangsiapa melewatkan peristiwa
semacam ini hati-hati.
b. “Dari
Yerusalem Ia memperdengarkan suara-Nya.”
Ini
berbicara tentang penghukuman atau penghakiman dari firman Allah yang keluar
dari mulut Tuhan. Saudaraku, Yerusalem adalah pusat kerajaan damai tempat kita
beribadah dan melayani, di situ kita boleh mendengarkan suara atau perkataan
dari mulut Tuhan. Tetapi kalau tidak berada
di Yerusalem (jauh dari ibadah dan pelayanan) dan tidak mendengar suara yang keluar
dari mulut-Nya itu beresiko tinggi.
Yohanes 12:47
(12:47)
Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku
tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia,
melainkan untuk menyelamatkannya.
Yesus datang bukan untuk menghakimi, tetapi untuk
menyelamatkan. Jadi, apabila ada orang
yang menolak firman Tuhan, Yesus bukan datang untuk menjadi hakimnya.
Yohanes 12:48
(12:48) Barangsiapa menolak Aku, dan tidak
menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah
Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.
Menolak Yesus, tidak menerima perkataan-Nya, sudah ada
hakimnya yaitu firman itu sendiri, firman yang pernah disampaikan itu, itu
hukumannya. Itu sebabnya dikatakan dari Yerusalem ia memperdengarkan suara-Nya,
ini penghukuman dari firman.
Ibadah dan pelayanan ini adalah tempat yang terindah
untuk kita menikmati setiap perkataan-perkataan
yang keluar dari mulut Allah, Dia memahami kita, perkataan itu menyentuh hati
kita, Dia mengerti kita. Malam ini saya yakin Dia tampil sebagai Imam Besar, melayani,
berdoa bagi kita. Firman yang disampaikan kepada kita sanggup menyentuh hati
kita masing-masing. Kalau gosip saja bisa disukai, kata-kata yang tidak berarti
/ tidak berguna / tidak membangun, di dengar, seharusnya lebih lagi perkataan yang
keluar dari mulut Allah karena itu cukup menyentuh hati kita. Firman Allah
memahami, mengerti hati kita, firman Allah dapat mengadakan yang tidak ada menjadi
ada, sanggup mengadakan segala sesuatu, tetapi kalau itu juga ditolak; “Barangsiapa menolak Aku,
dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang
telah Kukatakan”, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir
zaman.
Wahyu 19:13-15
(19:13)
Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah:
"Firman Allah."
(19:14) Dan semua pasukan yang di sorga
mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih
bersih.
(19:15) Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang
tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan
gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman
murka Allah, Yang Mahakuasa.
Dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam yang akan
memukul segala bangsa. Ini adalah bukti bahwa firman Allah tampil sebagai hakim,
menghakimi seluruh bumi yang menolak mendengarkan-Nya. Kemudian, di sini juga
dikatakan; “Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan
memeras anggur dalam kilangan anggur yaitu kegeraman murka Allah, Yang
Mahakuasa”, memeras anggur dalam kilangan anggur yaitu kegeraman murka
Allah, dalam Yesaya 5, itu dilukiskan dengan baik.
Yesaya 5:1-2,5-6
(5:1)
Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang
kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang
subur.
(5:2)
Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur
pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang
tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah
anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam.
(5:5)
Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada
kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu
dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak;
(5:6)
Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi,
sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan,
supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya.
Pendeknya,
tidak akan mengalami pemulihan lagi. Selagi ada kesempatan buat kita untuk berada di dalam kebun anggur
ini, sungguh-sungguhlah, supaya ada buah anggur yang manis untuk dicicipi dan
dinikmati oleh Yesus Kristus. Tetapi kalau tidak, di sini dengan jelas, Ia akan
memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang
Mahakuasa.
Tuhan
sudah berlaku baik kepada kita, sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga Ia mempunyai kebun anggur
di lereng bukit yang subur, kemudian Ia mencangkulnya, digarap dan dikerjakan
oleh firman sehingga batu tersingkir, kekerasan hati tersingkir, berhala-berhala
tersingkir. Tidak cukup sampai disitu, ia menanami dengan air anggur pilihan. Kemudian
Dia membangun menara jaga di tengah-tengahnya, menara jaga itu doa penyembahan,
kemudian menggali lobang tempat memeras anggur, lalu dinanti-Nya supaya buah
itu menghasilkan buah anggur yang manis, tetapi kenyataannya ia menghasilkan
buah anggur yang asam, ibadah
dan
pelayanannya tidak bisa dinikmati pengorbanannya tidak bisa dinikmati, tetapi berada
di dalam kebun anggur.
Akibatnya;
- Aku
akan menebang batang durinya sehingga kebun itu dimakan habis.
- Melanda
temboknya sehingga kebun itu diinjak-injak.
Ini berlaku selama tiga tahun setengah, pada masa
aniaya antikris, kalau tidak sungguh-sungguh nanti akan diberikan untuk diinjak-injak
bangsa-bangsa lain. Ada yang mengalami lehernya digorok oleh pedang antikris,
tetapi hidup kembali, tetapi ada juga yang teraniaya
terinjak-injak namun binasa yaitu mereka yang tidak masuk dalam ukuran.
Kemudian, di sini dikatakan; “Membuatnya ditumbuhi
semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi” à
tidak ada firman yang menyucikan sehingga akibatnya; tumbuh rumput malu dan
rumput berduri.
Kalau tumbuh rumput duri orang seperti ini suka
menusuk dan menyakiti perasaan orang lain kemudian Tuhan akan memerintahkan
awan-awan agar hujan tidak turun ke atasnya = tidak mendapat lagi kemurahan,
tidak lagi mengalami pemulihan pada hari Tuhan.
Yesaya 5:7
(5:7) Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam
ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya;
dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi
hanya ada keonaran.
Anggur yang manis tidak dapat dicicipi dengan baik,
ibadah, pelayanan, pengorbanan dan semuanya tidak dapat dicicipi dengan baik,
yang ada kelaliman dan hanya berbuat onar saja.
Kelaliman dan keonaran tidak membuat situasi kondusif,
tenang dan baik, itu sebabnya menjelang datangnya hari Tuhan, hambanya Elia
diutus mendahului, mengingat hari Tuhan seperti ini dahsyat begitu hebat, tidak
ada yang bisa menahan.
Maleakhi 4:5-6
(4:5)
Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari
TUHAN yang besar dan dahsyat itu.
(4:6) Maka ia akan membuat hati bapa-bapa
berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya
jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.
Tugas nabi Elia adalah untuk mengadakan pemulihan
supaya pada hari Tuhan yang dahsyat dan hebat itu bumi tidak dimusnahkan /
dibinasakan / saya dan saudara tidak dilemparkan dalam api neraka.
Saya dan saudara tidak dibinasakan kalau kita menikmati
pelayanan kuasa dari pada nabi Elia. Jadi mengingat hari Tuhan, maka Elia harus
mendahului hari Tuhan. Hari Tuhan hebat, dahsyat dan luar biasa, tidak ada yang
dapat menahannya, tidak ada yang bisa lari dan mengelak.
Wahyu 6:15-16
(6:15)
Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan
orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang
merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
(6:16) Dan mereka berkata kepada gunung-gunung
dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan
sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka
Anak Domba itu."
Pembesar-pembesar
serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan
semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah
batu karang di gunung. Permintaan mereka ada dua;
1. “Runtuhlah
menimpa kami.”
Mereka
menginginkan kebinasaan dari hari Tuhan yang hebat dan dahsyat, mereka lebih
baik mati dari pada melihat hari Tuhan.
2. “Sembunyikanlah
kami terhadap Dia yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak
Domba itu."
Wahyu 6:17
(6:17)
Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?
Tidak ada yang bisa bertahan, maka biarlah kita
menikmati pelayanan dari nabi Elia.
Kalau hari ini kita boleh menikmati firman nubuatan,
dosa ditunjuk-tunjuk terima saja, itu jauh lebih baik karena hari Tuhan tidak
ada yang bisa menahannya, karena hari Tuhan begitu hebat, dahsyat, tidak ada
yang bisa bertahan, tidak ada yang bisa lari dari hari Tuhan itu.
Tadi sudah saya sampaikan, hari Tuhan itu begitu
bengis begitu dahsyatnya sampai disebut hari pemusnahan, siapa yang dapat bertahan.
Karena begitu bengisnya mereka ingin mati, ingin mendapat tempat persembunyian,
tetapi tidak ada yang dapat luput satupun.
Hari ini adalah waktu yang tepat, jangan sampai bumi diguncang, nanti bergeser
dari tempatnya, jangan sampai langit diguncang, nanti langit menyusut. Lima skala
richter saja tangannya sudah letih lesu, hatinya sudah guncang, tetapi hari
Tuhan bukan lima skala richter tetapi hebat, dahsyat, tidak sanggup melihatnya,
lebih baik mati atau bersembunyi dari pada kita melihat. Amin.
Tuhan yesus kristus
kepala gereja mempelai pria surga memberkati
Pemberita firman oleh;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment