IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 08 DESEMBER 2017
“KITAB MALEAKHI”
Subtema: DIBENTUK SESUAI DENGAN KEHENDAK-NYA.
Shalom saudaraku…
Selamat malam,
salam sejahtera bagi kita sekalian, salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus
Kristus, oleh karena kemurahan hati-Nya, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci. Kiranya kasih karunia damai
sejahtera Allah menjadi bahagian kita malam ini dan seterusnya.
Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah
Pendalaman Alkitab dari…
Maleakhi 4:5
(4:5) Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia
kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.
Sesungguhnya Tuhan akan mengutus nabi Elia kepada kita
menjelang datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan dahsyat.
Dengan demikian, Tuhan menunjukkan kasih karunia-Nya
dan rahmat-Nya kepada kita sekaliannya.
Matius 11:10-14
(11:10) Karena tentang dia ada tertulis:
Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan
jalan-Mu di hadapan-Mu.
(11:11) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di
antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang
lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan
Sorga lebih besar dari padanya.
(11:12) Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis
hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba
menguasainya.
(11:13) Sebab semua nabi dan kitab Taurat
bernubuat hingga tampilnya Yohanes
(11:14) dan--jika kamu mau menerimanya--ialah
Elia yang akan datang itu.
Perhatikan kalimat: “Dan jika kamu mau menerimanya ialah Elia yang akan datang itu” à Yohanes pembaptis, sebab
semua nabi dan kitab Taurat bernubuat tentang hal itu sehingga kita tidak perlu
ragu dalam hal itu.
Markus 9:11-12
(9:11) Lalu mereka bertanya kepada-Nya:
"Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?"
(9:12) Jawab Yesus: "Memang Elia akan
datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya, bagaimanakah dengan yang
ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan
dihinakan?
"Memang Elia akan datang dahulu dan
memulihkan segala sesuatu.”
Lukas 1:16-17
(1:16) ia akan membuat banyak orang Israel
berbalik kepada Tuhan, Allah mereka,
(1:17) dan ia akan berjalan mendahului Tuhan
dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada
anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang
benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak
bagi-Nya."
Ia akan membuat banyak orang Israel berbalik
kepada Tuhan Allah mereka, antara lain;
-
“Membuat hati
bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya.”
-
“Hati
orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar.”
Kesimpulannya; di dalam pemulihan ada belas
kasih dan kebenaran. Dengan demikian Yohanes pembaptis menyiapkan
suatu umat yang layak bagi Tuhan.
Lukas 3:4-5
(3:4) seperti ada tertulis dalam kitab
nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun:
Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.
(3:5) Setiap lembah akan ditimbun dan setiap
gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang
berlekuk-lekuk akan diratakan,
Tanda – tanda pemulihan :
-
“Setiap lembah akan
ditimbun”, artinya; tidak terlihat lagi lobang yang menampung banyaknya
masalah.
-
“Setiap gunung dan
bukit akan menjadi rata”, artinya; tidak terlihat lagi kesombongan,
ketinggian hati, keangkuhan dan kecongkakan.
-
“Yang berlik-liku akan
diluruskan”, artinya; tidak ada lagi dosa dusta, kemunafikan, kelicikan dan
lain sebagainya.
-
“Yang berlekuk-lekuk
akan diratakan”, artinya; tidak ada lagi gelombang-gelombang yang
menimbulkan masalah.
Lukas 3:6
(3:6) dan semua orang akan melihat keselamatan
yang dari Tuhan."
Pada akhirnya semua orang akan melihat
keselamatan yang dari Tuhan itu.
Maleakhi 3:17-18
(3:17) Mereka akan menjadi milik
kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan.
Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya
yang melayani dia.
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali
perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada
Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Kehidupan yang dipulihkan ada belas kasih dan kebenaran.
-
Tanda belas kasih:
seperti bapa mengasihi anaknya.
-
Tanda kebenaran: seperti
anak yang melayani bapanya berarti tidak lagi mendurhaka kepada bapa.
Mendurhaka = memberontak = melawan kepada bapa.
Sehingga, kehidupan yang dipulihkan ini
menjadi milik kesayangan Tuhan sendiri, berarti disebut juga bangsa yang
terpilih, milik kesayangan Tuhan, bangsa yang kudus à orang-orang yang melayani Tuhan. Pada
akhirnya kita dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang fasik,
antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah
kepada-Nya.
Maleakhi 4:6
(4:6) Maka ia akan membuat hati bapa-bapa
berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya
jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.
Kehidupan yang dipulihkan terlepas dari
penghukuman yang membinasakan.
Pertanyaannya: Mengapa Yohanes pembaptis
disebut Elia yang akan datang itu?
Kita akan melihat jawabannya…
Lukas 1:17
(1:17) dan ia akan berjalan mendahului Tuhan
dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada
anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan
dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya."
Yohanes pembaptis berjalan mendahului Tuhan
dalam roh dan kuasa Elia.
Sekarang kita akan melihat kuasa Elia…
Wahyu 11:3
(11:3) Dan Aku akan memberi tugas kepada dua
saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh
hari lamanya.
Tuhan memberikan tugas kepada dua saksi Allah,
salah satunya adalah Elia yaitu; “Bernubuat dan berkabung.”
Wahyu 11:5-6
(11:5) Dan jikalau ada orang yang hendak
menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan semua musuh
mereka. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu
harus mati secara itu.
(11:6) Mereka mempunyai kuasa menutup langit,
supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa
atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan
segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya.
Keadaan Elia saat bernubuat dan berkabung
dibagi menjadi dua bagian;
Yang pertama.
-
“Keluarlah api dari
mulut mereka, menghanguskan semua musuh mereka.”
-
“Jikalau ada orang
yang hendak menyakiti hati mereka, maka mereka harus mati secara itu.”
Yang kedua.
-
“Mereka
mempunyai kuasa menutup langit supaya jangan turun hujan selama mereka
bernubuat.”
-
“Mereka
mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah.”
-
“Mereka
mempunyai kuasa untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka.”
Kita akan melihat, tentang: Mereka akan
memukul bumi dengan segala jenis malapetaka.
Saudaraku, hal ini sudah pernah terjadi menimpa
Mesir dan Firaun, namun hal ini akan terjadi lagi menimpa dunia ini menjelang
datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat. Maka kita patut bersyukur kalau
pada Maleakhi 4:5, Tuhan telah mengutus utusan-Nya kepada kita semua.
Sebab…
Markus 9:13
(9:13) Tetapi Aku berkata kepadamu: Memang
Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, sesuai
dengan yang ada tertulis tentang dia."
Memang Elia sudah datang, namun orang
memperlakukan dia menurut kehendak mereka (kurang menghargai utusan Tuhan).
1 Samuel 4:8
(4:8) Celakalah kita! Siapakah yang menolong
kita dari tangan Allah yang maha dahsyat ini? Inilah juga Allah, yang telah
menghajar orang Mesir dengan berbagai-bagai tulah di padang gurun.
Allah pernah menghajar Mesir dan Firaun dengan
berbagai-bagai tulah / malapetaka secara khusus dengan sepuluh tulah, adapun
kesepuluh tulah tersebut:
1.
Air menjadi darah… Keluaran
7:14-25.
2.
Katak… Keluaran
8:1-15.
3.
Nyamuk… Keluaran
8:16:19.
4.
Lalat pikat… Keluaran
8:24-25.
5.
Penyakit sampar pada
ternak… Keluaran 9:1-7.
6.
Barah… Keluaran
9:8-12.
7.
Hujan es…Keluaran
9:13-35.
8.
Belalang … Keluaran
10:1-20.
9.
Gelap gulita … Keluaran
10:21-29.
10. Anak sulung mati dari orang Mesir… Keluaran
12:29-42.
Inilah 10 tulah yang pernah terjadi menimpa
Mesir dan Firaun, namun hal inipun akan terjadi lagi menjelang datangnya hari
Tuhan, itu sebabnya tadi saya katakan bahwa hari Tuhan itu besar dan dahsyat
dan itu juga dinyatakan di dalam Wahyu 6; langit akan digulung, gunung
dan bumi akan bergeser dari tempatnya, matahari, bulan dan bintang akan menjadi
gelap, jadi hari Tuhan itu besar dan dahsyat. Kemudian, tidak ada orang yang
bisa melarikan diri dari hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu, sesuai dengan apa yang dinyatakan Yohanes
pembaptis kepada ahli-ahli Taurat, orang Farisi termasuk kepada orang-orang
Yahudi pada saat dia hendak membaptis di sungai Yordan terkhusus kepada mereka
yang tidak mau bertobat, mereka itu digambarkan seperti ular beludak.
Namun, kita semua bukanlah ular, kehidupan
kita adalah kehidupan yang mau memberi diri dipulihkan, diluruskan. Beda dengan
ular, berjalan
berliku-liku, dari kepala sampai ekor.
Maka supaya ular dapat diluruskan, maka sepotong kayu harus ditusuk dari mulut sampai
ekornya.
Sepotong kayu -> salib Kristus.
Penyebab terjadinya sepuluh tulah.
Keluaran 5:1
(5:1) Kemudian Musa dan Harun pergi menghadap
Firaun, lalu berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel:
Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang
gurun."
Musa diutus untuk menghadap Firaun dan
berkata; Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang
gurun.
Respon / jawaban dari Firaun kepada Musa.
Keluaran 5:2
(5:2) Tetapi Firaun berkata: "Siapakah
TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel
pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang
Israel pergi."
Jawab Firaun kepada Musa; "Siapakah
TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel
pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang
Israel pergi."
Jawaban ini dibagi menjadi dua bagian;
-
"Siapakah TUHAN
itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi?
-
“Tidak
kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel
pergi."
Jadi, jelas dari pernyataan / jawaban Firaun
kepada Musa yang dibagi menjadi dua bagian ini, jelas Firaun menunjukkan
kekerasan hatinya
kepada Tuhan, dia tidak mau mengenal Tuhan, tidak mau mendengar firman Tuhan
dan tidak mau membiarkan bangsa Israel pergi dari Mesir.
Saya ulangi; Firaun tidak mau mengenal
Tuhan, Firaun tidak mau mendengarkan firman Tuhan, Firaun tidak mau membiarkan bangsa
Israel keluar dari Mesir, itu urutannya. Orang yang tidak mau
mengenal Tuhan pasti tidak mau mendengar firman Tuhan, orang yang tidak mau
mendengar firman Tuhan otomatis dia bertahan di dunia ini dengan segala
kesibukan-kesibukan, dengan segala perkara-perkara yang ada di bumi ini, dia
tidak mau memperhatikan perkara di atas (perkara di sorga), dia tidak peduli
ibadah dan pelayanan.
Inilah untuk yang pertama kali, Musa menghadap
Firaun, namun pada ayat 3, Musa juga
memohon supaya Firaun mengizinkan bangsa Israel pergi ke padang gurun untuk
beribadah di sana. Justru oleh karena permintaan yang mendesak ini, Firaun
semakin menindas bangsa Israel, semakin memperberat kerja paksa atas Israel…Keluaran
5:9. Bangsa Israel harus mengumpulkan jerami sebagai alat pembakaran untuk membakar batu bata, mereka tidak
diberikan lagi jerami, tetapi hasil pekerjaan tidak boleh berkurang. Biasanya pada saat
masa-masa transisi, di situ pergumulan semakin berat, awal mula kita
menyerahkan diri, menyerahkan hati, menyerahkan segenap hidup kita kepada Tuhan,
di situ tantangan semakin berat sekali sehingga banyak anak-anak Tuhan ragu.
Kalau saudara ingat awal pertama mulai
menyerahkan diri kepada Tuhan, itu masa-masa yang sangat sulit sekali. Tidak
sedikit di antara kita yang ingin pulang, ingin meninggalkan pelayanan ini.
Saya juga masih ingat waktu pertama kali memasuki sekolah Alkitab, pada bulan
pertama, kedua dan ketiga, itu sangat sakit rasanya, sepertinya tertindas, tetapi
setelah lewat masa tiga bulan, saya mulai merasakan hubungan saya dengan Tuhan
mulai intim sekalipun banyak pergumulan.
Jadi, masa transisi itu masa yang sulit,
perasaan kita semakin tertindas, tetapi beda, sekarang beberapa di antara kita
yang dulu ingin pulang sekarang mengaku dan jujur, untung mereka tidak jadi
pulang. Masa transisi adalah masa yang semakin berat untuk mengambil keputusan,
semakin ingin keluar dari perbudakan dosa, semakin ingin keluar meninggalkan
dunia ini untuk beralih kepada Tuhan kepada terang, semakin kita diperhadapkan
kepada situasi yang berat. Tetapi kita harus berani mengambil keputusan untuk
maju terus bersama Tuhan.
Kemudian, Musa menghadap Firaun untuk yang
terakhir kali…
Keluaran 11:4-5
(11:4) Berkatalah Musa: "Beginilah firman
TUHAN: Pada waktu tengah malam Aku akan berjalan dari tengah-tengah Mesir.
(11:5) Maka tiap-tiap anak sulung di tanah
Mesir akan mati, dari anak sulung Firaun yang duduk di takhtanya sampai kepada
anak sulung budak perempuan yang menghadapi batu kilangan, juga segala anak
sulung hewan.
Pada waktu tengah malam, Tuhan akan berjalan
dari tengah-tengah Mesir, maka tiap-tiap anak sulung dari Mesir akan mati. Baik
anak sulung Firaun yang duduk dari takhtanya sampai kepada anak sulung budak
perempuan yang menghadapi batu kilangan juga segala anak sulung hewan. Tuhan
memberitahukan hal itu kepada Musa untuk
disampaikan kepada Firaun. Tuhan
akan menulahi Mesir dengan tulah yang terakhir yaitu; tiap-tiap anak sulung
dari Mesir akan mati:
-
Anak sulung Firaun yang
duduk di takhtanya.
-
Anak sulung budak
perempuan yang menghadapi batu kilangan.
-
Anak sulung hewan.
Jadi, semua anak sulung yang di Mesir akan
mengalami kematian sebagai tulah kesepuluh. Apa yang disampaikan Tuhan kepada
Musa, itu juga yang disampaikan oleh Musa kepada Firaun.
Sehingga…
Keluaran 11:6
(11:6) Dan seruan yang hebat akan terjadi di
seluruh tanah Mesir, seperti yang belum pernah terjadi dan seperti yang tidak
akan ada lagi.
Oleh karena kematian dari anak sulung di Mesir, maka terdengarlah seruan yang hebat, oleh
karena di seluruh tanah Mesir seperti yang belum pernah terjadi dan tidak akan
terjadi lagi. Ini keadaan orang Mesir yang tidak menghargai ibadah dan
pelayanan.
Dulu, sebelum terpanggil menjadi hamba Tuhan,
saya banyak mengalami penderitaan karena pukulan, karena kesalahan, sehingga
seruan yang hebat, tangisan yang hebat, seringkali saya alami. Namun saya
bersyukur dan tentu kita semua bersyukur, Tuhan menjadikan kita semua anak
sulung sebab Tuhan memberikan hak kesulungan ini kepada kita semua supaya kita
bebas dari tangisan karena penderitaan oleh karena kesalahan sendiri. Ini yang
dialami oleh orang Mesir. Kita bersyukur, Tuhan jadikan kita sebagai anak
sulung, buktinya Tuhan berikan ibadah dan pelayanan ini sebagai hak kesulungan.
Hak kesulungan -> ibadah dan pelayanan.
Waktu di dalam kebodohan kita seringkali
bersungut-sungut karena harus memikul salib di tengah-tengah ibadah
dan pelayanan ini, tetapi sekarang kita sudah memahami betul rencana Tuhan
begitu indah, maka salib memang harus kita pikul, supaya perjalanan hidup kita
ke depan lurus. Sama seperti Yohanes pembaptis dia diutus mendahului Tuhan
untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan, dia tidak peduli dengan kemegahan dunia,
kerajaan dunia, dia tidak peduli dengan pakaian halus dan kerajaan apapun di
dunia. Dia siap dan rela untuk menderita untuk menyerukan apa yang Tuhan mau,
dialah suara yang berseru-seru di padang gurun. Padang gurun itu padang
gersang, kering-kering, tidak menghasilkan apa-apa, tetapi dia rela menderita hanya
untuk menyuarakan supaya terjadi pertobatan, dia rela sangkal diri dan pikul
salibnya. Tuhan berkata; untuk apa kamu melihat pakaian halus, untuk apa kamu
pergi ke istana, tetapi kalau kamu mau melihat nabi Yohanes itu benar, karena dia berseru-seru
untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Nabi Yohanes, sangkal diri dan pikul
salib, kita juga yang mendengar seruan dari nabi Yohanes juga harus sangkal
diri dan pikul salib. Jadi beda, tangisan kita sekarang dengan tangisan sebelum
di dalam Tuhan beda, dulu tangisan karena pukulan, sekarang tangisan ini karena
begitu besarnya luapan / keharuan dalam hati oleh karena kemurahan yang kita
rasakan, kasih karunia demi kasih karunia telah kita rasakan, Tuhan membawa
kita pada kasih karunia yang satu kepada kasih karunia yang lain sampai tidak
terasa air mata mengalir, ini air mata keharuan oleh karena kemurahan Tuhan.
Kemudian…
Keluaran 11:7
(11:7) Tetapi kepada siapa juga dari orang
Israel, seekor anjingpun tidak akan berani menggonggong, baik kepada manusia
maupun kepada binatang, supaya kamu mengetahui, bahwa TUHAN membuat perbedaan
antara orang Mesir dan orang Israel.
Betapa mulianya Tuhan dan oleh karena
kemuliaan yang dinyatakan kepada kita, anjing sekalipun tidak berani menggonggong.
Dulu tidak ada harganya, sikapnya pun lebih parah dari anjing, kalau anjing
berkelamin di depan umum, tidak ada sopannya, tidak punya etika, itu yang
membuat air mata / tangisan, tetapi beda sekarang setelah di dalam Tuhan.
Keluaran 11:8
(11:8) Dan semua pegawaimu ini akan datang
kepadaku dan sujud kepadaku serta berkata: Keluarlah, engkau dan seluruh rakyat
yang mengikut engkau; sesudah itu aku akan keluar." Lalu Musa meninggalkan
Firaun dengan marah yang bernyala-nyala.
Kemudian, akibat tulah yang kesepuluh Musa
memberitahukan kepada Firaun yaitu; “Semua pegawaimu ini akan datang
kepadaku dan sujud kepadaku serta berkata: “Keluarlah,
engkau dan seluruh rakyat yang mengikut engkau” hal itu disampaikan kepada
Firaun dengan marah yang bernyala-nyala, lalu Musa meninggalkan Firaun.
Keluaran 11:9-10
(11:9) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
"Firaun tidak akan mendengarkan kamu, supaya mujizat-mujizat yang Kubuat
bertambah banyak di tanah Mesir."
(11:10) Musa dan Harun telah melakukan segala
mujizat ini di depan Firaun. Tetapi TUHAN mengeraskan hati Firaun, sehingga
tidak membiarkan orang Israel pergi dari negerinya.
Namun, Firaun tetap tidak mendengarkan
perkataan Musa, bahkan sekalipun tanda-tanda heran telah terjadi Firaun tetap
mengeraskan hati. Pendeknya, Firaun tidak membiarkan bangsa Israel pergi dari
tanah Mesir. Setan terlalu pandai, licik tetapi tidak tulus, Setan tidak
membiarkan umat Tuhan beribadah kepada Tuhan, Setan justru tawarkan segala
perkara-perkara yang ada di bumi ini, kesibukan yang ada di bumi ini,
pekerjaan, bahkan pekerjaan itu lebih menggiurkan lagi.
Kesimpulannya; Tuhan menimpakan malapetaka (10
tulah) atas Mesir karena kekerasan hati Firaun.
1 Samuel 15:23
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti
dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim.
Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai
raja."
Kedegilan / kekerasan hati = dosa penyembahan
berhala.
Jadi, sekalipun kita tidak mendirikan arca /
terafim dalam bentuk apapun di rumah kita masing-masing, tetapi kalau orang
keras hati, degil, itu adalah dosa penyembahan berhala, di dalam dosa
penyembahan berhala itu akan terlihat pendurhakaan, memberontak, berani melawan
Allah dan tidak mau mendengar firman Tuhan dan tidak mau melepaskan diri dari
dunia dengan segala perbudakan-perbudakan di dalamnya, itu adalah pendurhakaan.
Roma 9:14-16
(9:14) Jika demikian, apakah yang hendak kita
katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!
(9:15) Sebab Ia berfirman kepada Musa:
"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan
dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."
(9:16) Jadi hal itu tidak tergantung pada
kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.
Tuhan menaruh belas kasihan kepada siapa Tuhan
mau menaruh belas kasihan, kemudian Tuhan akan bermurah hati kepada siapa Ia
mau bermurah hati. Jadi, hal itu tidak tergantung kehendak seseorang /
usaha seseorang tetapi tergantung kepada kemurahan hati Allah saja. Jadi, kemurahan Tuhan berlaku
atas seseorang itu kehendak Tuhan, bukan karena kehendak kita. Yang kita
rindukan sebetulnya adalah belas kasih / kemurahan Tuhan supaya kita tidak lagi
bergantung kepada kekuatan manusia, tidak lagi mengandalkan kekuatan diri
sendiri, itulah orang yang mengandalkan / merindukan kemurahan.
Roma 9:17-18
(9:17) Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun:
"Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan
kuasa-Ku di dalam engkau, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh
bumi."
(9:18) Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada
siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendaki-Nya.
Sebaliknya, Ia menaruh belas kasih kepada
siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendaki-Nya.
Jadi, kemurahan hati Tuhan itu adalah kehendak Tuhanlah yang jadi.
Jadi, hati-hati orang yang bertahan dengan
kebenaran sendiri, serta mementingkan dirinya sendiri, kemudian mengandalkan
kemampuan, kekuatannya sendiri, hati-hati, orang semacam ini tidak pernah
merasakan belas kasih / kemurahan. Kemurahan Tuhan bukan tergantung pada
kehendak manusia, Tuhan menaruh belas kasih kepada siapa dia mau menaruh belas
kasih.
Roma 9:19-20
(9:19) Sekarang kamu akan berkata kepadaku:
"Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkan-Nya? Sebab siapa yang
menentang kehendak-Nya?"
(9:20) Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu
membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya:
"Mengapakah engkau membentuk aku demikian?"
Manusia tidak dapat membantah Allah, karena
manusia adalah ciptaan Tuhan. Jadi, Tuhan berhak untuk melakukan segala sesuatu
kepada ciptaan-Nya, tergantung kehendak-Nya. Pada ayat 19, yaitu; “Jika
demikian, apa lagi yang masih disalahkan-Nya? Sebab siapa yang menentang
kehendak-Nya?" Pertanyaan semacam ini menunjukkan seolah-olah Tuhan itu
egois.
Jadi, jangan pernah kita mempersalahkan yang
membentuk, terserah Tuhan, Tuhan membentuk saya dan sidang jemaat, dengan cara
yang berbeda-beda dan saya tidak bisa mempersalahkan cara Tuhan membentuk.
Kebanyakan orang seperti itu, selalu merasa ketika menghadapi pergumulan, bahwa
pergumulannya yang paling berat dari pergumulan orang lain, padahal Tuhan jauh
lebih tahu cara untuk membentuk manusia, yang pasti manusia tidak boleh
membantah Tuhan, kehendak Dia yang jadi. Jangan ada orang yang iri melihat keberhasilan
orang lain, dan jangan iri melihat orang yang berhasil karena kecurangannya.
Keluaran 5:1-2
(5:1) Kemudian Musa dan Harun pergi menghadap
Firaun, lalu berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah
umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun."
(5:2) Tetapi Firaun berkata: "Siapakah
TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel
pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang
Israel pergi."
Jadi, dari sejak semula Firaun telah berusaha menggagalkan rencana Allah. Setan juga dari sejak semula
berusaha untuk merusak rencana Allah, dialah pembunuh manusia dari sejak semula (di
taman Eden), Setan berusaha untuk membelokkan rencana Tuhan melalui
ajaran-ajaran sesat…Kejadian 3:1-5. Nabi-nabi
palsu adalah kaki, tangan Setan, termasuk antikris, ini harus diketahui dengan
pasti, dengan baik jangan sampai keluar dari rencana Allah yang besar. Jangan
bertahan di dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya, itu cara Setan
untuk menggagalkan rencana Allah.
Yesaya 45:9
(45:9) Celakalah orang yang berbantah dengan
Pembentuknya; dia tidak lain dari beling periuk saja! Adakah tanah liat
berkata kepada pembentuknya: "Apakah yang kaubuat?" atau yang
telah dibuatnya: "Engkau tidak punya tangan!"
Perlu untuk diketahui; manusia itu “Tidak lain dari beling periuk saja.”
Periuk itu terbuat dari tanah liat dan manusia
digambarkan tidak lebih tidak kurang, dari beling periuk saja. Beling periuk
adalah bejana tanah liat yang sudah hancur = kehidupan dengan keadaan yang rapuh. Bagaimana mungkin kita bisa
berbantah-bantah dengan Tuhan? Bagaimana mungkin kita bisa membantah kepada si
pembentuk? Hanya karena tidak memahami rencana Tuhan. Seharusnya kita memohon
belas kasih Tuhan supaya kita kembali kepada wujud semula. Kita ini hidup
karena kemurahan, kalau bukan karena kemurahan, maka kita sudah binasa. Satu
detik saja Tuhan tidak memperhatikan kita, di luar sana kita habis. Manusia itu hanya
beling periuk saja (kehidupan yang sudah hancur). Bagaimana mungkin kita bisa
berani berbantah kepada yang membentuk?
Ulangi baca: Adakah tanah liat berkata kepada
pembentuknya?
-
"Apakah
yang kaubuat?"
Tuhan berbuat sesuai
dengan kehendak-Nya, tidak perlu bertanya. Kalau beling periuk bertanya seperti
ini, berarti tidak tahu diri. Namun kenyataannya banyak di antara kita tidak
tahu diri, sebetulnya kita hidup oleh kemurahan.
-
"Engkau
tidak punya tangan!"
Yang dibentuk
mempersalahkan yang membentuk, seolah tangan Tuhan itu tidak berkuasa untuk
menjadikan yang tidak ada menjadi ada, seolah-olah tangan Tuhan tidak berkuasa
untuk melepaskan manusia dari perbudakan dosa, seolah-olah tangan Tuhan tidak
berkuasa untuk menyatakan kemuliaan-Nya.
Bukan tangan Tuhan yang
kurang panjang untuk memberi pertolongan, tetapi beling periuk tidak tahu diri,
manusia yang rapuh hina karena dosa tidak tahu diri berani berbantah-bantah
dengan Tuhan dan tidak menghargai utusan Tuhan. Jadi, seolah-olah tangan Tuhan
tidak sempurna.
Persamaan dari ayat 9, kita lihat lagi
pada…
Yesaya 45:10
(45:10) Celakalah orang yang berkata kepada
ayahnya: "Apakah yang kauperanakkan?" dan kepada ibunya: "Apakah
yang kaulahirkan?"
Ini keadaan dari orang yang tidak tahu diri.
Digambarkan seperti seorang anak yang berkata
kepada ayahnya; "Apakah yang kauperanakkan?"
Sebelum menjadi hamba Tuhan saya pernah
mempersalahkan bapa saya, karena dia tidak memperdulikan isteri dan kedua
anaknya namun setelah dipanggil menjadi hamba Tuhan saya minta ampun kepada
Tuhan, sebab seandainya bapa tidak ada, anak tidak mungkin ada. Jadi,
seandainya pun seorang anak tidak mendapatkan figur seperti seorang ayah yang
sebagaimana layaknya / mestinya di dalam Tuhan, tidak perlu dengan
pertanyaan; "Apakah yang
kauperanakkan?"
Tadi di atas saya sudah sampaikan; Tuhan
membentuk si A dan si B berbeda-beda caranya; si A mungkin tidak mendapatkan
sosok seorang ayah sebagaimana mestinya, yang lain mungkin mendapatkan sosok
ayah sebagaimana mestinya, berarti dia mendapat belas kasih, tetapi dalam hal
lain dia mengalami pergumulan. Masa kita menyalahkan cara Tuhan membentuk kita
semua yang dibentuk? Kita tidak pantas untuk menyalahkan orang tua, ayah,
karena itu cara Tuhan membentuk tanah liat.
Kemudian, berkata kepada ibunya; "Apakah
yang kaulahirkan?" Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang tidak benar, seorang
anak, sebelum
ia dilahirkan Tuhan telah membentuk dan menenun, memintal janin di dalam rahim
ibunya. Jadi, tidak pantas kita berucap dan berkata apakah yang engkau
lahirkan? Hari-hari ini saya melihat banyak anak-anak mendurhaka bukan saja
kepada Tuhan tetapi kepada orang tuanya. Ketika dia mendurhaka kepada kedua orang
tuanya berarti dia sedang mempersalahkan rencana Tuhan di dalam membentuk kehidupannya.
Mungkin ada di antara kita tidak mendapatkan sosok seorang ayah yang
semestinya, mungkin ada juga diantara kita tidak mendapatkan sosok seorang ibu
yang semestinya, tetapi itulah cara Tuhan membentuk kehidupan kita semua, tidak
boleh dipersalahkan. Ketika kita mendurhaka kepada orang tua berarti kita
mempersalahkan cara Tuhan membentuk kita.
Yesaya 29:15
(29:15) Celakalah orang yang menyembunyikan
dalam-dalam rancangannya terhadap TUHAN, yang pekerjaan-pekerjaannya terjadi
dalam gelap sambil berkata: "Siapakah yang melihat kita dan siapakah yang
mengenal kita?"
Tuhan melihat segala sesuatu, tidak ada yang
tersembunyi di hadapan
Tuhan, maka kita sebagai hamba atau sebagai imam harus dengan tulus karena
takut akan Tuhan, karena kalau seorang hamba tidak tulus maka sia-sia semuanya,
karena dari Tuhan kita mendapatkan upah bukan dari manusia.
Yeyasa 29:16
(29:16) Betapa kamu memutarbalikkan segala
sesuatu! Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk, sehingga
apa yang dibuat dapat berkata tentang yang membuatnya: "Bukan dia yang
membuat aku"; dan apa yang dibentuk berkata tentang yang membentuknya:
"Ia tidak tahu apa-apa"?
Orang yang lari dari rencana Tuhan tidak mau
menerima cara Tuhan membentuk dia, berarti dia sedang memutarbalikkan fakta.
Perlu untuk diketahui; tanah liat tidak sama
seperti tukang periuk (manusia bukan Tuhan) oleh sebab itu apakah manusia boleh
memutarbalikkan fakta, atau yang dibentuk dapat berkata tentang yang
membentuknya; “Bukan dia yang membuat aku”, kemudian perkataan kedua; “Ia
tidak tahu apa-apa.”
Perlu untuk diketahui; langit, bumi dan segala isinya
itu ciptaan Tuhan, manusia, dibentuk dari segumpal tanah liat, kita ada
sebagaimana kita ada itu karena Tuhan yang membentuk dengan dua tangan-Nya.
Jadi, tidak mungkin kita berani berkata, bukan Dia yang membuat aku, apalagi
dengan berani berkata, Dia tidak tahu apa-apa. Sebelum kita lahir di bumi ini
Tuhan sudah membuat suatu rencana dalam kehidupan setiap orang. Jadi, betapa
manusia yang digambarkan seperti beling periuk, memutar balik fakta
hanya karena dia tidak mau dibentuk. Ini harus dipahami dengan baik.
Roma 9:21
(9:21) Apakah tukang periuk tidak mempunyai
hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk
dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan
yang biasa?
Pendeknya, Tuhan berhak dan berkuasa atas
manusia, seperti tukang periuk yang mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk
membuat dari segumpal tanah;
-
Suatu benda untuk dipakai
guna tujuan yang mulia.
-
Suatu benda yang lain
untuk dipakai guna tujuan yang biasa.
Tuhan berkehendak kepada setiap orang, kepada
si A dengan tujuan yang mulia, kepada si B mungkin dengan tujuan yang biasa,
kehendak Tuhan yang jadi. Sebab itu di atas tadi saya telah sampaikan; yang
kita rindukan, dambakan hanyalah belas kasih, guna tujuan yang mulia. Kemudian,
itu bukan datang dari manusia, tetapi datang dari Tuhan yang membentuknya dan
itulah kasih karunia. Sebab itu kalau saya ajukan suatu pertanyaan; siapa yang
ingin digunakan dengan tujuan yang mulia? Pasti kita semua mengharapkan itu.
Tetapi terkadang kita keliru dan lupa terhadap kasih karunia, kita ini terlalu
lebih mengandalkan kekuatan manusia, lupa terhadap kasih karunia/kemurahan
Tuhan.
Jalan keluarnya.
Roma 9:22-24
(9:22) Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya
dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap
benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan--
(9:23) justru untuk menyatakan kekayaan
kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya
untuk kemuliaan,
(9:24) yaitu kita, yang telah dipanggil-Nya
bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain,
Kita dipanggil-Nya untuk menyatakan
kemuliaan-Nya.
Jadi, Tuhan hendak menyatakan kemuliaan kepada
orang-orang yang dipanggil-Nya, sebab itu Ia menunjukkan kesabaran-Nya kepada
kita semua, maka pada masa kesabaran ini, adalah kesempatan bagi kita sekaliannya
untuk menghargainya. Kesempatan datang satu kali tidak dua kali. Esau adalah
contoh yang tidak menghargai kesempatan, tidak menghargai kemurahan, dia sibuk berburu
daging, sampai ia kehilangan hak kesulungan dan berkat dari hak kesulungan. Ketika
dia mencari berkat yang satu itu ia ditolak, sebab ia tidak mendapat kesempatan untuk memperbaiki kesalahan sekalipun dengan meraung-raung, menangis. Dengan
segala kesabaran Tuhan sedang mempersiapkan kita sekaliannya. Hargai panjang
sabar Tuhan, ini adalah kesempatan bagi kita semua. Kedatangan Tuhan sudah
tidak lama lagi, angin ribut, badai ada di mana-mana, dari Sabang sampai Merauke,
tidakkah saudara takut dan gentar melihat hal itu? Untuk sementara waktu Serang
dan Cilegon memang sepertinya aman, tetapi suatu kali kelak angin ribut, badai,
akan menghancurkan semuanya ini. Maka kita butuh meterai dari Tuhan, di dahi
sebagai tanda milik kepunyaan-Nya. Sesudah menerima meterai, maka
pohon-pohonan, laut, bumipun akan dirusak, masa kesabaran / panjang sabar Tuhan
adalah kesempatan bagi kita sekaliannya.
Yeremia 18:1-3
(18:1) Firman yang datang dari TUHAN kepada
Yeremia, bunyinya:
(18:2) "Pergilah dengan segera ke rumah
tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku
kepadamu."
(18:3) Lalu pergilah aku ke rumah tukang
periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan.
Yeremia diutus pergi ke rumah tukang periuk
untuk memperdengarkan perkataan-perkataan Tuhan kepadanya.
Saudaraku, Tuhan telah mengutus utusan-Nya
mendahului Tuhan, seperti Yohanes pembaptis menyuarakan suara Tuhan di padang
gurun. Tentu perkataan Tuhan itu harus diperhatikan sungguh-sungguh, terkhusus
kepada mereka yang ingin dibentuk untuk menjadi alat kemuliaan Tuhan.
Yeremia 18:4
(18:4) Apabila bejana, yang sedang dibuatnya
dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya
kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.
Kita ini digambarkan beling periuk yang tidak
menyadari dirinya, menyalahkan rencana Tuhan, mempersalahkan tangan Tuhan yang
membentuk dirinya, tetapi perlu untuk diketahui; apabila bejana tanah liat yang
dibuatnya itu rusak (beliung periuk), maka tukang periuk itu mengerjakannya
kembali menjadi bejana yang lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.
Dulu, sebelum terpanggil kehidupan kita seperti beling periuk, hancur, rusak
berkeping-keping, karena tidak berada di tangan Tuhan (lepas, hancur).
Sekarang, kita dipanggil untuk dibentuk kembali menjadi bejana yang lain
menurut apa yang baik pada pemandangan-Nya bukan apa yang baik pada pemandangan
kita, jadi tidak bisa kita persalahkan Tuhan. Dulu waktu ada uang, bicara
seenaknya, tingkah lakunya seenaknya, tetapi dia tidak tahu dia beling periuk
saja, namun sekarang beling periuk diperbaiki menjadi bejana yang lain menurut
pada pemandangan Tuhan bukan menurut apa yang baik menurut pemandangan kita.
Jadi, jangan bersungut-sungut lagi dengan apa yang kita alami dan rasakan,
sekarang kita di dalam Tuhan.
Kalau kita tahu betapa baiknya dan indahnya
rencana Tuhan, indahnya hati kita ini tidak akan lagi berani untuk bertingkah
yang tidak baik selain hanya bisa mengucap syukur dengan segala keharuan yang
dalam dari hati dan tanpa kita sadari air mata mengalir.
Yeremia 18:5-6
(18:5) Kemudian datanglah firman TUHAN
kepadaku, bunyinya:
(18:6) "Masakan Aku tidak dapat bertindak
kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman
TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di
tangan-Ku, hai kaum Israel!
Seperti tanah liat di tangan tukang periuk,
seperti itulah kehidupan kita di tangan Tuhan, Tuhan membentuk kita sesuai
dengan kehendak-Nya menurut apa yang baik di pemandangan-Nya. Tuhan mau menjadikan
apa, bentuk apa terserah Dia, kehendak Dia yang jadi.
Yeremia 18:7-8
(18:7) Ada kalanya Aku berkata tentang suatu
bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan mencabut, merobohkan dan
membinasakannya.
(18:8) Tetapi apabila bangsa yang terhadap
siapa Aku berkata demikian telah bertobat dari kejahatannya, maka menyesallah
Aku, bahwa Aku hendak menjatuhkan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap
mereka.
Cara Tuhan membentuk tanah liat begitu unik,
ada kalanya Tuhan berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan
yaitu; bahwa Tuhan akan mencabut, merobohkan dan membinasakan sesuai dengan
suratan Roma; upah dosa adalah maut, tetapi kalau kita mau bertobat Tuhan akan
menyesal, Tuhan akan mencabut rencana-rencana itu, menjauhkan rancangan
kebinasaan yaitu mencabut, merobohkan dan membinasakan, asal mau bertobat.
Di atas tadi saya sudah sampaikan dengan
jelas, Yohanes pembaptis diutus oleh Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi
Tuhan, jalan yang berliku-liku akan diluruskan. Waktu manusia di luar Tuhan
berarti dikuasai si jahat, sehingga dia berjalan seperti ular berliku-liku,
tetapi kalau kita mau bertobat, memikul salib bagaikan sebatang kayu dimasukkan
dari mulut sampai ke ekor, maka Tuhan akan menyesal, dan menjauhkan perkataan
yang akan membinasakan (mencabut kemudian merobohkan dan membinasakan), itu
akan dijauhkan dari kehidupan kita semua. Apakah kita mau diluruskan? Baik cara
pikir, sudut pandang hati kita diluruskan, niat jahat diluruskan, perasaan yang
jahat dan najis diluruskan? Ayo, bertobatlah, sangkal diri dan pikul salib
saja. Kalau dahulu hidup kita persis seperti ular, biarlah sebatang kayu yaitu:
salib yang meluruskan kehidupan kita. Salib yang kasar itu tidak enak bagi
daging tetapi hasilnya memuaskan.
Yeremia 18:9-10
(18:9) Ada kalanya Aku berkata tentang suatu
bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan membangun dan menanam mereka.
(18:10) Tetapi apabila mereka melakukan apa
yang jahat di depan mata-Ku dan tidak mendengarkan suara-Ku, maka menyesallah
Aku, bahwa Aku hendak mendatangkan keberuntungan yang Kujanjikan itu kepada
mereka.
Tetapi ada kalanya juga Tuhan berbicara
tentang suatu kerajaan bahwa Dia akan membangun dan menanam mereka, tetapi
apabila mereka melakukan yang jahat di mata Tuhan, tidak mau mendengar suara
Tuhan maka Tuhan menyesal dengan rencana itu, Tuhan tidak akan membangun dan
menanam mereka, Tuhan tidak akan mengatakan pemulihan kepada mereka, sebaliknya
kebinasaan akan menimpa mereka. Sekarang mau bertobat dan menyesal dalam
kesalahan yang dahulu, atau bertahan dalam kejahatan. Tuhan sudah mengutus
utusan-Nya untuk mendahului Dia supaya memperdengarkan firman-Nya kepada kita
semua, seperti Yeremia diutus ke tukang periuk, untuk mendengarkan apa yang
hendak dikatakan Tuhan kepadanya. Tidak mungkin kita bisa menghargai Tuhan
kalau utusan Tuhan tidak dihargai, sesuatu yang mustahil. Kalau kita tidak dengar-dengaran
sesuatu yang mustahil kita dapat dengar-dengaran kepada firman-Nya. Biarlah
Tuhan menyatakan kemurahan hati-Nya kepada kita semua dan menyadari diri bahwa
kita adalah beling periuk yang rindu kasih karunia. Malam ini Tuhan sudah
mengutus utusan-Nya dan memperdengarkan firman-Nya, Tuhan mau memulihkan dan
mempersiapkan kita semua untuk menjadi alat kemuliaan-Nya dengan segala
kesabaran dan menantikan pertobatan kita semua. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment