IBADAH DOA PENYEMBAHAN 03 JANUARI 2018
(Seri
136)
Tema: MEMBANGUN DIRINYA DALAM KASIH.
Shalom…
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita sekaliannya oleh karena kemurahan Tuhan, kita diperkenankan untuk melangsungkan ibadah doa
penyembahan di awal tahun 2018. Inilah ibadah sulung kita kepada Tuhan, kita beri yang terbaik kepada Tuhan.
Kiranya Tuhan menyatakan isi
hati-Nya lewat pembukaan rahasia firman malam ini kepada kita, dan selanjutnya
membawa kita masuk dan rendah di bawah kaki salib Tuhan.
Segera kita memperhatikan
firman penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada
jemaat di Kolose.
Kolose 1:28
(1:28) Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap
orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk
memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
Topik dari nasihat dan ajaran yang disampaikan Rasul Paulus kepada tiap-tiap orang adalah pribadi Yesus Kristus yang disalibkan.
1 Korintus 1:23
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang
disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang
bukan Yahudi suatu kebodohan,
Rasul Paulus memberitakan
tentang Kristus yang disalibkan, Rasul Paulus tidak memberitakan tentang yang lain-lain, tidak memberitakan perkara lahiriah, tidak memberitakan
pelipat gandaan uang di dalam gereja (dalam rumah Tuhan).
Galatia 1:11-12
(1:11) Sebab aku menegaskan kepadamu,
saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia.
(1:12) Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan
bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh
penyataan Yesus Kristus.
Perhatikan kalimat “Tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus
Kristus”, artinya: apa yang didengar dan apa yang dilihat dari Tuhan itulah
yang dia sampaikan.
Jadi, dia memiliki sifat yang
tegas di dalam hal memberitakan pribadi Yesus yang disalibkan, jadi apa yang dilihat dari Tuhan
dan didengar dari Tuhan itu yang dia sampaikan, dia tidak menyampaikan yang
lain-lain.
Galatia 1:10
(1:10) Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan
manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya
aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.
Rasul Paulus memberitakan Injil
yaitu, pribadi Yesus Kristus yang disalibkan bukan untuk
menyukakan hati manusia melainkan untuk menyukakan hati Tuhan.
Efesus 1:15-16
(1:15) Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak
kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya,
(1:16) berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku,
supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaat
pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;
Rasul Paulus dipanggil oleh
kasih karunia-Nya dan dipilih dari sejak kandungan untuk memberitakan Yesus
yang disalibkan.
Rasul
Paulus berkata; “Sesaat pun aku tidak minta pertimbangan
kepada manusia.” Kesimpulannya; Rasul Paulus berpadanan dengan panggilannya.
Efesus 4:1
(4:1) Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang
dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah
dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.
Orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan
panggilan itu, artinya: melayani Tuhan disertai dengan pengorbanan. Dapat
mengikuti iramanya Tuhan di tengah-tengah pelayanan ini.
Orang yang tidak dapat
mengikuti irama di dalam melayani Tuhan = gong
yang berkumandang dan canang yang
bergemerincing, tidak ada nada tinggi dan rendah, yaitu; pengalaman Yesus
Kristus di dalam kematian dan kebangkitan-Nya.
Efesus 4:2-6
(4:2) Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut,
dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
(4:3) Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh
ikatan damai sejahtera:
(4:4) satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah
dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
(4:5) satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
(4:6) satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di
atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.
Kolose 3:12-13
Bukti panggilan selaras dengan
korban Kristus, yaitu:
1.
“Hendaklah orang-orang yang dipanggil dan dipilih.”
- Rendah hati, berarti baik perkataan, pikiran, perbuatan selalu di bawah, tidak di atas, tidak untuk menggurui.
- Lemah lembut, berarti tidak berlaku kasar dan urakan.
- Sabar, berarti menahan diri kepada keputusan yang tidak baik.
- Rendah hati, berarti baik perkataan, pikiran, perbuatan selalu di bawah, tidak di atas, tidak untuk menggurui.
- Lemah lembut, berarti tidak berlaku kasar dan urakan.
- Sabar, berarti menahan diri kepada keputusan yang tidak baik.
Kolose 3:12-13
(3:12) Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah
yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan,
kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
(3:13) Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan
ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap
yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah
demikian.
Bagian dari sabar itu
mengampuni orang lain, yaitu; orang yang menaruh dendam, mengampuni orang yang
menyakiti.
2.
“Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.”
Jadi, saling
membantu, saling memperhatikan, saling menopang, saling mendukung, itu adalah
perbuatan kasih. Dan itu harus ditampilkan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan
ini di hadapan Tuhan, tidak boleh egois.
3.
“Berusaha memelihara kesatuan roh oleh ikatan damai
sejahtera.”
Berarti, segala
sesuatu yang kita kerjakan di hadapan Tuhan tidak boleh ada kepentingan pribadi,
tidak boleh ada sesuatu yang tidak suci atau yang najis.
Itulah cara untuk
memelihara kesatuan roh oleh ikatan damai sejahtera.
Tujuan memelihara kesatuan roh
oleh ikatan damai sejahtera, menjadi:
-
Satu tubuh.
1 Korintus
12:12,14-16
(12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu dan
anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan
satu tubuh, demikian pula Kristus.
(12:14) Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu
anggota, tetapi atas banyak anggota.
(12:15) Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan
tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
(12:16) Dan andaikata telinga berkata: "Karena
aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk
tubuh?
Tubuh itu satu tapi
terdiri dari banyak anggota, misalnya ada kaki, tangan, telinga, mata, hidung,
dan sebagainya.
Dan anggota-anggota tubuh itu berbeda-beda baik bentuknya, baik fungsinya berbeda-beda, tetapi sekalipun demikian tetap disebut tubuh.
Bentuk kaki dengan
tangan tidak sama, fungsinya juga tidak sama, tapi itu semua disebut tubuh.
Tubuh itu satu
tetapi terdiri dari banyak anggota, berbeda-beda namun tetap satu tubuh.
1 Korintus 12:17
(12:17) Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di
manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?
Andaikata, seluruh
tubuh adalah mata dimanakah telinga?
Atau andaikata,
seluruh tubuh adalah telinga dimanakah hidung?
Kesimpulannya;
anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda itu tidak boleh dikuasai oleh:
- Roh egosentris.
- Tidak merasa diri lebih hebat, lebih mampu, lebih suci
dari yang lain.
- Tidak boleh minder, harus tetap percaya diri.
1 Korintus 12:18
(12:18) Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota,
masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang
dikehendaki-Nya.
Kita harus tahu bahwa
Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus suatu tempat
pada tubuh seperti yang dikehendaki-Nya.
Jadi, tempatnya
tangan, kaki, dan anggota-anggota tubuh yang lain sudah ditentukan sesuai kehendak-Nya.
Seandainya, mulut
ada di kening dan mata di bawah, maka orang akan susah makan, susah
minum, orang akan susah
bertindak sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan.
1 Korintus 12:19
(12:19) Andaikata semuanya adalah satu anggota, di
manakah tubuh?
Andaikata semuanya
(semua tubuh) adalah satu anggota dimanakah tubuh?
Kalau umpamanya
tubuh itu semuanya mata, tidak terlihat anggota yang lain, maka anggota-anggota
tubuh tidak boleh merasa diri lebih baik atau lebih diutamakan dari
anggota-anggota tubuh yang lain.
1 Korintus 12:27
(12:27) Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu
masing-masing adalah anggotanya.
Jadi, kesatuan dari
anggota tubuh yang berbeda beda disebutlah itu tubuh Kristus.
1 Korintus 10:17
(10:17) Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak,
adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.
Menjadi satu tubuh
karena kita mendapat bagian dari roti yang satu itu.
Roti yang satu itu à kepada pribadi Yesus yang disalibkan.
Pendeknya, kita
semua menjadi satu karena diikat oleh kasih Allah.
Anggota-anggota
tubuh yang berbeda tidak bisa disatukan dengan pikiran manusia, kemampuan
manusia, ilmu dan pengetahuan manusia, selain dengan
kasih Allah.
Kita telah menikmati Pengajaran
Mempelai dan Pengajaran Tabernakel yang akan membawa kita masuk dalam
pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi pengantin perempuan mempelai
Anak Domba, sebagai sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan kita di atas muka
bumi ini, artinya: makan dari roti yang satu itu adalah suatu kemurahan.
-
Satu roh.
1 Korintus 12:4
(12:4) Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
Ada rupa-rupa
karunia atau karunia yang berbeda-beda, tetapi satu Roh.
Karunia itu berbeda-beda tetapi sumbernya dari Roh yang satu dan yang sama.
1 Korintus
12:8-10
(12:8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan
karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama
memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
(12:9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan
iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
(12:10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk
mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat,
dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam
roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa
roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh
itu.
Ada 9 karunia:
1. Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat.
2.
Karunia untuk berkata-kata
dengan pengetahuan.
3.
Karunia iman.
4.
Karunia untuk menyembuhkan.
5. Karunia untuk mengadakan mujizat.
6. Karunia untuk bernubuat.
7. Karunia untuk membedakan bermacam macam roh.
8.
Karunia untuk berkata-kata
dengan bahasa roh.
9.
Karunia untuk menafsirkan
bahasa roh.
1 Korintus 12:11
(12:11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang
satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara
khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Sekalipun karunia
yang diterima oleh hamba-hamba Tuhan itu berbeda-beda tetapi sumbernya
dari Roh
yang satu dan yang sama.
Sehingga tidak
simpang siur, tidak menyilang (tidak cross), tidak sikut menyikut, tidak
tumpang tindih, justru saling melengkapi satu dengan yang lain, karena
bersumber dari Roh
yang satu dan yang sama.
Tetapi kalau sumbernya
dua apalagi banyak, di situ terjadi simpang siur, terjadi silang menyilang,
terjadi cross, terjadi tumpang tindih, sampai akhirnya siku menyikut, merasa
diri lebih baik dan lebih benar, lebih suci, lebih dewasa rohani dari yang
lain.
Kita patut
bersyukur karena kita mendapat suatu pelajaran yang baik, sebab topik dan
nasihat dari Rasul Paulus adalah pribadi Yesus yang disalibkan (kita berpadanan
pada panggilan), sampai akhirnya satu
tubuh, satu roh dan satu dalam hal yang lain.
Andaikata kita
menerima topik yang bukan tentang pribadi Yesus yang disalibkan, kita tidak
akan satu tubuh, dan tidak akan satu roh (anggota-anggota tubuh terpisah).
Sekali lagi saya
tandaskan, sekalipun karunia itu berbeda-beda tetapi sumbernya dari Roh yang satu dan yang sama, maka tidak simpang siur,
tidak tumpang tindih, tidak cross, dan tidak akan sikut menyikut, ibadah dan
pelayanan berjalan dengan baik.
Itulah yang harus
kita perhatikan dengan baik, supaya ibadah dan pelayanan ini berjalan dengan baik dan mulus.
-
Satu Tuhan.
Bukti kita satu
Tuhan yaitu;
beribadah dan melayani
kepada Tuhan yang sama, berarti terlepas dari berhala.
Bisa saja dalam
satu rumah tidak satu Tuhan, yang satu sibuk jalan-jalan, yang satu sibuk beribadah kepada Tuhan, itu tidak
satu Tuhan.
-
Satu iman.
Berarti, sudut
pandang tidak berbeda beda, kalau suami, isteri berbeda pandangan, maka akan menimbulkan persoalan.
Misalnya, yang satu
imannya kepada Tuhan dan yang lain imannya kepada harta atau segala perkara di
bawah ini. Saya merindu supaya kita semua satu iman, iman kepada Pengajaran Mempelai
dalam terang-Nya Tabernakel, supaya segala sesuatu yang kita perbuat selaras, dan
seirama.
Saudaraku, banyak sekali contoh
di dalam rumah
tangga tidak satu iman, yang satu berkata’ “Cari dahulu kerajaan sorga”, yang satu berkata “Dari mana bisa beribadah jika tidak ada uang”, berbeda pandangan.
-
Satu baptisan.
Roma 6:3
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang
telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
Baptisan Kristus adalah
baptisan di dalam kematian-Nya.
Roma 6:5
(6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa
yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama
dengan kebangkitan-Nya.
Jika kita menjadi satu dalam
kematian-Nya, maka kita satu dalam kebangkitan-Nya.
Roma 6:10
(6:10) Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap
dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan
bagi Allah.
Kematian Kristus
adalah kematian karena dosa, maka dosa tidak berkuasa lagi.
Kemudian,
kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah, hidup dalam kebenaran.
Itulah baptisan
Kristus, baptisan dalam kematian-Nya. Kalau satu di dalam kematian Kristus
otomatis kita juga satu dalam kebangkitan-Nya.
-
Satu Allah.
Efesus 4:6
(4:6) satu Allah dan Bapa dari semua, Allah
yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.
Satu Allah berarti;
-
Allah itu Bapa dari semua.
-
Allah yang di atas semua (Dia segala-galanya).
-
Allah oleh semua.
-
Allah di dalam semua.
Kalau satu dengan
yang lain satu Allah, semuanya enak.
Berbeda dengan
kalau kita di atas semua, kita oleh semua, kemudian saya di dalam semua, tidak
akan bersatu.
Kalau betul-betul kita satu Allah;
-
Allah itu Bapa dari semua, jangan sampai di
antara kita merasa jadi Bapa sebab
hanya da satu Bapa dan Rabi.
-
Allah yang di atas semua (Dia segala-galanya), tidak
ada yang lain. Supaya kita jangan berkata; “Karena saya.”
Kemarin, kita sudah mengerjakan ibadah Natal PPT (Persekutuan
Pengajaran Tabernakel), jangan sampai ada di antara kita mengatakan “Karena saya.”
-
Allah oleh semua.
Semua -> dari suku, kaum, bahasa dan bangsa.
Dari semua lapisan dan golongan (kaya, miskin, tua,
muda, hamba dan orang merdeka).
-
Allah di dalam semua.
Dampak positif menerima ajaran dengan topik Yesus
disalibkan.
Kolose 1:28
(1:28) Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap
orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk
memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
Untuk memimpin setiap orang
kepada kesempurnaan di dalam Kristus.
Efesus 4:15
(4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran
di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang
adalah Kepala.
Pertumbuhan rohani, mengarah
kepada Kristus sebagai kepala, syaratnya: berpegang kepada kebenaran, yaitu
pemberitaan firman tentang Kristus yang disalibkan.
Kalau berpegang kepada
pemberitaan firman tentang Kristus yang disalibkan, maka selanjutnya akan
bertumbuh di dalam segala hal, dalam setiap sendi-sendi kerohanian kita di hadapan
Tuhan.
Jangan sampai ada pertumbuhan
secara kuantitas, tetapi arah pelayanannya kepada yang lain, bukan kepada
Kristus sebagai kepala, itu sudah salah.
Segala sesuatu yang bertambah-tambah harus mengarah kepada Kristus sebagai kepala.
Tatanan itu tidak boleh diubah,
jangan sampai semakin kita mengerti firman tetapi kita gunakan untuk menggurui,
itu salah.
Efesus 4:16
(4:16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi
tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan
kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun
dirinya dalam kasih.
Kalau pertumbuhan mengarah
kepada Kristus, maka seluruh tubuh rapi tersusun dan diikat menjadi satu = membangun dirinya dalam kasih. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS SEBAGAI KEPALA DAN MEMPELAI PRIA
SORGA MEMBERKATI KITA.
Pemberita
firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment