IBADAH NATAL PPT (Persekutuan Pengajaran Tabernakel)
Sesi ke II
29 Desember 2017
Tema: Pada mulanya
adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah
Allah. (Yohanes 1: 1).
Shalom saudaraku…
Selamat siang bagi kita semua.
Salam sejahtera, salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan hati
Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Natal PPT (Persekutuan Pengajaran
Tabernakel) bukan karena gagah hebat, bukan karena kuat, namun oleh karena kemurahan
Tuhan, dan kemurahan itu mendorong kita untuk menghargai segala sesuatu yang
dipercayakan Tuhan, baik karunia, jabatan, baik rahasia firman yang dibukakan,
kita hargai. Tadi malam kita sudah melihat Pilatus, yang tidak mengerti tentang
kebenaran, tetapi lebih aneh lagi kalau hamba Tuhan, dan sidang jemaat tidak
mau
menghargai firman Tuhan sebagai kebenaran.
Kiranya kita jangan sampai acuh
tak acuh terhadap pemberitaan firman, sehingga kedatangan kita dari jauh tidak
menjadi sia-sia, segala sesuatu diganti oleh Tuhan. Kalau pun saya boleh
berdiri untuk melayani Tuhan, bukan karena gagah hebat, bukan untuk menampilkan
diri, jauhlah itu dari diri saya. Tetapi betul-betul, tadi malam sudah saya
saksikan, mengingat kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, pak Trump telah
dipakai Tuhan, supaya pada akhirnya anak Tuhan dibenci, Israel dibenci,
akhirnya semua keturunan Israel kembali ke tempat asal, untuk didata kembali.
Kedatangan Tuhan sudah tidak
lama lagi, oleh sebab itu mari kita lebih sungguh-sungguh lagi memperhatikan
diri kita, memperhatikan sidang jemaat sebagai tanggung jawab yang dipercayakan
oleh Tuhan.
Tidak boleh lagi bermain-main,
tidak boleh lagi melayani karena kebiasaan, biar berdarah-darah, tidak ada
artinya. Tadi malam kita sudah melihat. Kiranya dapat dipahami, jangan lagi
acuh tak acuh kepada pemberitaan firman Tuhan, dari Tuhan untuk kita,
menyatakan kemuliaan-Nya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan. Kita perhatikan
kawanan domba Allah harus kita tanggungjawabi dengan sungguh-sungguh.
Terima kasih untuk kesaksian
dari Bapak pendeta Si Laen, dan terima kasih untuk persembahan pujian dari bere
saya, Grace dari Tangerang, suaranya bagus.
Di tengah kita ada beberapa
hamba Tuhan yang sudah berumur 70 tahun tetapi mau mendengar orang muda,
terimakasih Om Mamahit, terimakasih, 70 tahun juga, mau menerima pelayanan dari
orang muda.
Oleh sebab itu saya beri
penghormatan setinggi-tingginya. Saya juga beri penghormatan kepada rekan-rekan
hamba Tuhan yang hadir pada siang hari ini.
Mungkin yang pertama hadir
tetapi nanti akan lanjut PPT entah di Tangerang, entah di mana saja, jika kita
bersatu hati, PPT akan berjalan bersama-sama disertai dengan kerendahan hati.
Tidak ada tandingan-tandingan tetapi kerinduan kita membawa Pengajaran ini, sidang
jemaat kepada Tuhan sebagai mempelai perempuan-Nya.
Ayo kembali kepada Pengajaran Mempelai, sebab uang, harta kekayaan, kedudukan,
jabatan, ijazah yang tinggi, tidak pernah berkata; akulah jalan, akulah
kebenaran, akulah hidup. Yesus yang disalibkan saja yang berkata Akulah jalan,
kebenaran dan hidup, salib-Nya saja. Jadi, bukan perkara lahiriah. Yang
terlebih dahulu; Firman-Nya, bukan hasil karya, maka segalanya ada. Jadi, jangan
dibalik, bukan kerjaan yang dicari dulu, tetapi Kerajaan Sorga, bukan hasil
karya, bukan itu, tetapi yang terlebih dahulu adalah Firman.
Kalau hanya kebiasaan, sibuk
sana, sibuk sini, biar berdarah-darah, tidak ada artinya. Ayo kembali, kita
diluruskan sekarang oleh firman, bukan manusia yang meluruskan. Tadi saya
dengar doa Pdt. Tony dari penggembalaan Cinere, hanya Tuhan yang bisa
menyucikan manusia, sidang jemaat tidak mungkin bisa menyucikan gembalanya,
hanya firman Tuhan.
Kembalilah ke firman, jangan
lagi mendahulukan yang lain-lain, jangan lagi mendahulukan yang ada ini,
dahulukan saja firman, segalanya nanti ada, sebab Kerajaan Sorga bukan soal
makan minum dan pakaian, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita, semuanya
itu dikerjakan oleh Roh. Kita ini ada di dalam kegiatan Roh. Ibadah dan pelayanan
adalah kegiatan Roh, di situ ada kebenaran, di situ ada damai sejahtera, di
situ ada sukacita, maka semuanya ditambahkan.
Kita segera memperhatikan tema
yang sudah terpampang dari Yohanes 1: 1.
Yohanes 1: 1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Sebagai pendahuluan, supaya
kita tidak salah, dalam Pengajaran Tabernakel, Yohanes 1: 1 terkena pada pintu gerbang.
Arti rohani pintu gerbang
adalah menerima atau percaya kepada Yesus sebagai kepala lewat Injil,
firman Allah yang kita dengar pada siang hari ini.
Yohanes 1: 12
(1:12) Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya
kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
Menerima Yesus berarti percaya
di dalam nama-Nya (percaya di dalam nama Yesus), tidak percaya kepada yang
lain-lain.
Efesus 1: 22-23
(1:22) Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di
bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala
dari segala yang ada.
(1:23) Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan
Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Percaya kepada Kristus sebagai
kepala yang berkuasa menyelamatkan tubuh. “Keselamatan tidak ada di dalam
siapapun juga selain di dalam Dia” ...
Kisah Para Rasul 4: 12. Itulah soal pintu gerbang.
Kita kembali memperhatikan ...
Yohanes 1: 1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Kalimat pertama: “Pada mulanya adalah Firman.”
Kalimat yang kedua: Firman itu bersama-sama dengan Allah, seolah-olah
ada dua oknum di sini, antara firman dengan Allah, tetapi kenyataannya pada
kalimat yang ketiga, ternyata “Firman itu
adalah Allah.”
Siang hari ini kita akan memperhatikan
kalimat yang kedua; “Firman itu
bersama-sama dengan Allah.”
Sekarang pertanyaannya; kalau
memang firman itu adalah Allah, mengapa pada kalimat yang kedua
dikatakan; Firman itu bersama-sama dengan
Allah. Seharusnya cukup seperti ketika Allah berkata kepada Musa: Aku adalah Aku.
Ini yang harus kita cermati
pada saat kesempatan siang hari ini.
Mari kita lihat jawaban yang
pasti dari Tuhan sendiri kepada kita.
Ibrani 1: 2
(1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara
kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang
berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
“Oleh Dia, Allah
telah menjadikan alam semesta”, artinya:
pekerjaan Allah ditopang oleh firman, itu sebabnya firman itu bersama-sama
dengan Allah.
Amsal 8: 27-29
(8:27) Ketika Ia mempersiapkan langit, aku di sana,
ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya,
(8:28) ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan
mata air samudera raya meluap dengan deras,
(8:29) ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya
air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi,
Yesus sendiri mengakuinya
kepada kita. Apa yang ditulis pada Yohanes
1: 1, diakui oleh Anak dalam Amsal 8:27-29,
jadi ketika Tuhan mempersiapkan langit, ketika Tuhan menggaris kaki langit pada
permukaan air samudera raya, ketika Tuhan menetapkan awan-awan di atas, ketika
Tuhan menetapkan mata air samudera raya meluap dengan deras, ketika Tuhan menentukan
batas kepada laut supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Tuhan
menetapkan dasar-dasar bumi, Yesus yang
adalah Firman ada di sana bersama-sama dengan Allah.
Amsal 8: 30
(8:30) aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan,
setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di
hadapan-Nya;
Anak Tunggal Bapa yang adalah Firman selalu bersama-sama dengan Allah.
Awalnya kita bingung mengapa
firman bersama-sama dengan Allah, sekarang kita telah memperoleh jawabnya.
Barulah kita kembali ...
Ibrani 1: 3
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar
wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang
penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di
sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Di sini kita dengan jelas
melihat bahwa, pekerjaan Allah ditopang oleh Firman. Pekerjaan Allah tidak mungkin selesai kalau
tidak ditopang oleh firman Allah, karena Firman Allah itu berkuasa untuk
menjadikan segala sesuatu, oleh sebab itu firman harus bersama-sama dengan
Allah.
Kita menyelenggarakan ibadah
natal PPT
(Persekutuan Pengajaran Tabernakel), ini
terselenggara karena ditopang oleh firman, ini pekerjaan Allah, ini bukan
pekerjaan saya Daniel. Oleh sebab itu, supaya pekerjaan ini selesai dan dapat
dikerjakan dengan baik, firman harus menopang, firman harus bersama-sama dengan
Allah, harus ada firman di dalamnya.
Jadi, dalam sebuah kebaktian,
tidak cukup hanya kesaksian-kesaksian. Hari-hari ini saya melihat pelayanan di
akhir-akhir ini sudah mulai melenceng. Gembala-gembala mengundang artis-artis
yang terkenal datang ke gerejanya, beribadah selama 3 jam semua kesaksian-kesaksian,
bergantian, tidak ada firman. Sedangkan di sini kita lihat, pekerjaan Allah
selesai karena ditopang oleh firman.
Jangan keliru lagi, walaupun
itu gereja besar dan mewah, kalau di dalamnya hanya kesaksian, tanpa ditopang firman,
itu bukan pekerjaan Allah, saya berani mengatakan itu. Terserah. Tetapi ini
firman.
Dalam hal ini kita mulai
diluruskan oleh firman, oleh sebab itu firman harus bersama-sama dengan Allah.
Kalau ibadah tanpa ditopang firman,
itu bukan pekerjaan Allah. Jangan lagi terkesima dengan kesaksian-kesaksian,
tetapi terkesimalah terhadap pembukaan rahasia firman.
Sekarang kita bandingkan pekerjaan
Allah tanpa ditopang firman.
Ibrani 1: 1
(1:1) Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali
dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan
nabi-nabi,
Pada zaman dahulu, zaman Taurat,
pribadi Yesus belum ditampilkan, oleh sebab itu Allah berulang kali dan dalam
pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang bangsa Israel dengan perantaraan
nabi-nabi-Nya.
Kalau Allah berulang kali dan
dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang bangsa Israel, menunjukkan
bahwa bangsa Israel berulang-ulang melakukan kesalahan.
Kalau seandainya bangsa Israel tidak
berulang-ulang melakukan kesalahan, tidak mungkin Allah berbicara
berulang-ulang lewat perantaraan nabi-nabi-Nya.
Pendeknya, kalau pekerjaan
Allah tidak ditopang oleh firman, akan terjadi kesalahan-kesalahan, persekutuan
akan terjadi miskomunikasi. Itu hebatnya firman kalau kita simak, kita
diluruskan dari cara berpikir yang lama.
Apa kekuatan kesaksian? Itu
bukan firman, itu kesaksian manusia. Kalau kesaksian Yesus, itu firman yang
hidup. Jangan dulu tersinggung, tetapi itu kenyataannya.
Kalau tidak ditopang firman,
pekerjaan Allah akan terus terjadi kesalahan, maka tidak jarang antar hamba
Tuhan satu dengan yang lain terjadi miskomunikasi, pelayanan tumpang tindih
karena minum dari roh yang berbeda-beda.
Biarpun Tuhan Allah berbicara
dengan cara begini, cara begitu, yang lembut, yang tegas, tetap saja bangsa
Israel berulang-ulang melakukan kesalahan. Kalau kita perhatikan kitab Tawarikh yang terakhir, sampai akhirnya
oleh karena kebebalan mereka, mereka dibuang ke Babel, baik rajanya, imamnya,
sampai kepada rakyatnya, semua tidak menghargai firman, mengejek, mengolok-olok
nabi-nabi-Nya.
Mari kita lihat persamaan bila pekerjaan Allah tanpa
ditopang firman.
Kejadian 1: 1-2
(1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
(1:2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita
menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Di sini kita melihat belum ada
penampilan firman walaupun langit dan bumi sudah tercipta, akhirnya langit dan
bumi dalam keadaan tiga hal, yaitu; belum
berbentuk, kosong, gelap gulita.
Kalau pekerjaan Allah tanpa
ditopang firman, tiga hal ini akan terlihat. Pada kitab Ibrani 1:1 nenek moyang bangsa Israel berulang-ulang melakukan kesalahan,
mengapa? Barulah kita tahu alasannya, pekerjaan Allah tanpa ditopang firman, sehingga
tiga hal terlihat, yaitu; belum berbentuk, kosong, gelap gulita.
Maka ibadah tidak boleh tidak
ada firman, harus ada firman.
Jangan undang artis-artis hanya
untuk menarik jiwa-jiwa. Memang, mohon maaf saya sebutkan saja satu golongan,
yaitu orang kaya cepat sekali tertarik, apalagi dengan gedung gereja mewah,
tetapi yang pasti kalau pekerjaan Allah tidak ditopang oleh firman = belum
berbentuk, kosong, gelap gulita.
Kita lihat tiga hal ini satu
per satu.
Tentang: BELUM BERBENTUK.
Lukas 24: 36-40
(24:36) Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang
hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada
mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!"
(24:37) Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa
mereka melihat hantu.
(24:38) Akan tetapi Ia berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati
kamu?
(24:39) Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah
ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya,
seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."
(24:40) Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan
tangan dan kaki-Nya kepada mereka.
Hantu tidak ada tulang dan dagingnya,
berarti tidak ada wujudnya/tidak berbentuk. Seperti
itulah pekerjaan Allah kalau tidak ditopang firman; seperti hantu, tidak
berbentuk.
Padahal awal mula manusia
diciptakan segambar serupa dengan Allah, itu bentuk manusia. Sekali lagi saya
tandaskan, kalau hidup rohani tidak berbentuk, sama seperti hantu.
Kejadian 2: 22-23
(2:22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari
manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia
itu.
(2:23) Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia,
tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab
ia diambil dari laki-laki."
Allah membentuk atau membangun
seorang perempuan dari tulang rusuk Adam, lalu Adam berkata: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging
dari dagingku” artinya; segambar serupa dengan Allah = berbentuk, ada
wujudnya.
Kalau hantu, tidak ada daging,
tidak ada tulang = tidak berbentuk, tidak ada wujudnya.
Lukas 24: 38-40
(24:38) Akan tetapi Ia berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati
kamu?
(24:39) Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah
ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan
tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."
(24:40) Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan
tangan dan kaki-Nya kepada mereka.
Kehidupan yang tidak berbentuk;
tidak merasakan korban Kristus.
Yesus; menunjukkan dua tangan
dan dua kaki yang terpaku sedangkan Hantu tidak ada tulang dan dagingnya tidak
berbentuk, artinya; tidak bisa
merasakan apalagi menghargai korban Kristus.
Seram sekali kalau melayani
seperti Hantu; tidak pernah merasakan salib Kristus, Hantu di mana-mana tidak
bisa berkorban.
Oleh sebab itu Yesus berkata:
lihat, rabalah Aku. Ayo kita belajar melihat dan meraba korban = menghargai
korban Kristus.
Saya bukan menyombongkan diri,
sebetulnya kami ini masih kecil, tetapi kami mau belajar meninggikan korban,
kami mau menyatakan kemuliaan Allah lewat Pengajaran ini. Kami habis-habisan
melakukan itu, setelah Natal Sekolah Minggu, natal Pemuda Remaja, Natal di
dalam gereja kami 24-25, kemudian Ibadah Natal PPT, kami harus lakukan. Ini
bukan persungutan, tetapi belajar untuk meraba, merasakan korban Kristus,
belajar untuk pikul salib. Sebaliknya, kalau kerohaniannya seperti Hantu, tidak
bisa meraba korban Kristus, sampai kapanpun. Oleh sebab itu saya selalu
anjurkan panitia, hormati hamba Tuhan ya, hargai korban, angkat kopernya. Hargai!
Itu selalu saya anjurkan. Hormati hamba-hamba Tuhan yang datang.
Belajar untuk meraba, merasakan
korban Kristus. kiranya dapat dipahami dengan baik.
Matius 16: 21-22
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada
murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak
penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu
dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
(16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan
menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu
sekali-kali takkan menimpa Engkau."
Pada saat Yesus memberitahukan
penderitaan-Nya bahwa ahli-ahli Taurat, tua-tua, imam-imam kepala akan
menyalibkan Yesus dan mati terbunuh di atas kayu salib, hari ketiga Dia
bangkit.
Kita lihat di sini, reaksi Simon
Petrus: menarik Yesus ke samping, lalu berkata: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan
menimpa Engkau.”
Mengapa ada reaksi semacam ini?
Kita lihat, kerohanian seperti
apa dia.
Matius 16: 23
(16:23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada
Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab
engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang
dipikirkan manusia."
Kerohanian seperti hantu, tidak
bisa meraba, merasakan korban Kristus, tidak bisa menghargai korban Kristus
sebagai kemurahan. Padahal bertahun-tahun Simon Petrus ikut Yesus, langsung diajar
oleh guru Agung yaitu; Yesus Kristus.
Tetapi rohaninya masih seperti
hantu, sehingga ia tidak bisa menghargai korban Kristus.
Maka kalau saya hamba Tuhan,
melayani tanpa menghargai korban Kristus; asal-asalan saja, yang penting jumlah
jiwa banyak, tetapi Tuhan tahu, Tuhan tidak bisa didustai. Saya bisa mendustai
jemaat, hamba Tuhan paling gampang mendustai jemaat, tetapi Tuhan tidak bisa
didustai. Kita semua, hamba Tuhan, imam-imam (pelayan-pelayan Tuhan), memberi
pertanggungjawaban kepada Tuhan, bukan kepada manusia.
Tadi Allah menciptakan langit dan
bumi tetapi tanpa ditopang oleh firman, sehingga mengulangi kesalahan terus
menerus, ternyata penyebabnya karena kerohaniannya belum berbentuk, yaitu;
rohani Hantu (Setan), tidak bisa menghargai korban Kristus/tidak mau rugi.
Mari kita lihat ...
Lukas 24: 38
(24:38) Akan tetapi Ia berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati
kamu?
Kalau rohaninya seperti Setan,
yang ada selalu takut, terkejut, tidak berani mengambil keputusan, dan
tidak berani mengambil resiko.
Tadi malam saya sudah saksikan;
tahun 2015 PPT sudah dideklarasikan, sekarang sudah 2017 berarti sudah berumur
2 tahun, tetapi Natal PPT sudah tiga kali terlaksana. Lalu saya berbincang
dengan bapak pendeta Si Laen, beliau berkata; “Asal rendah hati saja.” Sebaliknya, kalau kerohaniannya seperti
Setan, menghadapi sesuatu akan terkejut, menghadapi soal makan, minum takut,
kuatir.
Sekarang, tentang: KOSONG.
Matius 12: 43-45
(12:43) "Apabila roh jahat keluar dari manusia,
ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia
tidak mendapatnya.
(12:44) Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah
yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong,
bersih tersapu dan rapi teratur.
(12:45) Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain
yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka
akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian
juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini."
Di sini kita melihat, rumah
dalam keadaan bersih tersapu dan rapi teratur, puji Tuhan. Tetapi
sayangnya kosong.
Kosong artinya di dalamnya
tidak ada isi, yaitu tiga oknum Allah, yaitu Tuhan Yesus Kristus (kasih,
firman dan Roh Kudus).
Kalau soal bersih tersapu rapi
teratur, orang dunia paling hebat, tetapi di dalamnya tidak ada Tuhan Yesus
Kristus.
Seorang resepsionis, kalau
menerima tamu, terlihat rapi teratur, orang dunia paling hebat soal rapi
teratur, tetapi kosong. Tidak ada Tuhan Yesus Kristus di dalamnya. Tidak ada
kasih, tidak ada firman, tidak ada Roh Kudus, tidak ada artinya hanya rapi
teratur dan bersih tersapu. Itu adalah mayat hidup; hidup tetapi mati, mati
tetapi hidup, karena kosong.
Kalau kondisi rohani semacam
ini selalu dipertahankan, hati-hati, sebab Setan di situ akan terkenang terus,
akan teringat terus.
Saudara lihat resepsionis
perempuan dengan rok dan baju yang tidak rapi (sexy), Setan ingat terus dengan
yang seperti ini; rapi memang tetapi Setan ingat terus yang seperti ini. Dia
cari tempat perhentian tidak ketemu, dia ingat rumah yang kosong, lalu dia ajak
tujuh roh yang lebih jahat lagi dan masuk ke dalamnya, kondisi orang itu lebih
parah dari yang semula. Apa artinya rapi teratur seperti bersih tetapi kosong?
Ini harus menjadi pelajaran
bagi kita. Punya tata kerama, sopan santun, etika, itu bagus. Tetapi jangan
kosong. Setan yang pernah keluar akan terkenang, dan akhirnya mengajak tujuh
roh yang lebih hebat dan keadaan orang itu lebih parah dari yang semula.
Itulah sedikit tentang kosong.
Kemudian, tentang: GELAP GULITA.
Keluaran 10: 21-23
(10:21) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
"Ulurkanlah tanganmu ke langit, supaya datang gelap meliputi tanah Mesir,
sehingga orang dapat meraba gelap itu."
(10:22) Lalu Musa mengulurkan tangannya ke langit dan
datanglah gelap gulita di seluruh tanah Mesir selama tiga hari.
(10:23) Tidak ada orang yang dapat melihat
temannya, juga tidak ada orang yang dapat bangun dari tempatnya
selama tiga hari; tetapi pada semua orang Israel ada terang di tempat
kediamannya.
Tulah kesembilan menimpa Mesir
yaitu gelap gulita selama tiga hari.
Pada saat gelap gulita menimpa
Mesir, yang terjadi ada dua:
1.
“Tidak ada orang yang melihat temannya.”
2.
“Tidak ada orang yang bangun di tempatnya.”
Itu yang terjadi kalau keadaan
seseorang gelap gulita.
Yang pertama; Tidak ada orang yang melihat temannya =
tidak mampu mengasihi sesama. Kalau misalnya punya mata tetapi tidak melihat
sesama = tidak mengasihi sesama, itu sudah gelap gulita. Cuek, acuh tak acuh,
tidak peduli terhadap sesama = tidak mengasihi, itu sedang berada dalam gelap
gulita. Ini resiko kalau pekerjaan Allah tanpa ditopang firman, gelap gulita,
tidak mampu mengasihi sesama, berarti bertentangan dengan loh batu yang kedua.
Sebab inti dari 10 hukum Allah yang tertulis pada dua loh batu hanya satu, yaitu
kasih. Kasih kepada Tuhan (loh batu yang pertama), dan kasih kepada
sesama (loh batu yang kedua).
Barulah yang kedua; Tidak ada orang yang bangun dari tempatnya.
Tidak ada yang bangun, tidak
ada yang bangkit, semuanya terpuruk, tidak ada yang bisa melayani Tuhan,
senantiasa berada dalam kondisi terpuruk, tidak ada yang bisa keluar dari sana.
Tadi malam kita sudah melihat, orang yang tidak berdaya tetapi tidak mau keluar
dari sana, Tuhan katakan, sedang duduk di kursi Gabata, atau sedang
duduk di kursi Litostrotos.
Pada dasarnya manusia itu lemah
tak berdaya. Tadi malam (setelah ibadah natal PPT – Sesi I) saya bersaksi
kepada koko isteri saya yang pertama. Saya bilang, saya hanya punya Nokia (zaman
dulu), tetapi bukan untuk merendah, bukan. Kenapa saya gunakan telepon genggam zaman
dulu? Karena saya menyadari bahwa saya lemah, tak berdaya. Saya sadar itu. Oleh
sebab itu saya hanya mau miliki Nokia zaman dahulu saja, kalau tidak setiap
hari saya hanya memainkan layar android saja. Saudaraku, menggunakan android
itu tidak cukup hanya dua jam, itu bisa sampai 4-5 jam. Jangankan 5 jam, 3 jam
saja saya memainkan layar android, kapan saya cari firman? Kapan saya
tersungkur di kaki salib?
Hamba Tuhan tidak cukup satu jam
menyembah di kaki salib supaya mendapatkan pembukaan rahasia firman. Ini
rahasia saya bocorkan. Itu rahasia hamba Tuhan. Banyak duduk dan tersungkur di
kaki salib supaya kita mampu mengasihi sesama, mampu mengasihi Tuhan.
Perjalanan padang gurun itu di luar kemampuan daging. Kalau itu di luar
kemampuan daging, katakan saya menyerah Tuhan, saya tidak mampu. Kita harus
berjuang, jangan membiarkan diri tak berdaya, nanti Tuhan katakan; hei, engkau sedang duduk di kursi Gabata
atau duduk di kursi Litostrotos.
Sadari diri, kalau memang tidak
berdaya, ya sudah menyerah, saya tidak sanggup punya android. Tetapi tolong
jangan salahkan kalau saya tidak punya android. Saya juga tidak menyalahkan
siapapun. Saya hanya berkata, kalau saya punya android, nanti saya sibuk dengan
android, lalu tertawa sendiri. Biasanya orang tertawa bersama-sama dengan orang
lain, tetapi ini tertawa dalam kesendirian. Ini tidak waras. Kembalilah ke
firman.
Tidak ada di sini istilah
menghakimi, saya hanya bercerita tentang pengalaman saya, saya hanya mau
belajar mengasihi Tuhan dan sesama. Itu saja.
Seorang ahli Taurat berkata
kepada Yesus: “Benar Tuhan, Allah itu esa, Esa pula Dia yang menjadi
pengantara antara Allah dengan manusia, oleh sebab itu kasihilah Tuhan Allahmu
dengan segenap hatimu, jiwamu, akal budimu, dan kasihilah sesamamu seperti
mengasihi dirimu sendiri karena Esa Dia menjadi pengantara”, Dia tidak
mewakilkan korban-Nya itu kepada yang lain karena tidak layak. Imamat Lewi
tidak sempurna, akhirnya Imam Besar menurut peraturan Melkisedek menyempurnakan
segala yang ada.
Inilah enaknya kita bersekutu.
Diluruskan oleh firman, tidak ada yang lebih pintar, hanya Tuhan yang pintar.
Saya terus ingat doa Pa Tony (doa pembuka); Tuhan saja yang ditampilkan. Ya,
saya mau tampilkan Tuhan saja.
Jadi, resiko kalau gelap
gulita; tidak bisa mengasihi Tuhan, tidak bisa mengasihi sesama.
Kita lihat dulu ...
Ayub 10: 22
(10:22) ke negeri yang gelap gulita, tempat yang kelam
pekat dan kacau balau, di mana cahaya terang serupa dengan kegelapan."
Gelap gulita itu tempat yang
kelam, pekat, dan kacau balau.
Kelam pekat, kelamnya itu
begitu pekat, tidak ada di situ kebenaran. Selain pekat, juga yang ada kacau
balau. Kalau dalam keadaan terang tidak mungkin kacau karena semua melihat; berarti
mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Apalagi dalam keadaan gelap
gulita; tabrak sana, tabrak sini, kalau tidak ditabrak ya menabrak, sehingga
kacau balau.
Selain itu “Di mana cahaya
terang serupa dengan kegelapan.”
Terang menjadi serupa dengan
kegelapan itu kan aneh. Ini ditujukan kepada hamba-hamba Tuhan. Kalau hamba
Tuhan ada dalam kegelapan, terang itu seperti gelap, sudah tidak bisa lagi
membedakan mana terang dan gelap, sama.
Inilah pengakuan Ayub, begitu
hebatnya penderitaan yang dialami sampai tidak tahu mana terang, mana gelap.
Gelap dan terang sama itulah yang terjadi apabila hamba Tuhan tidak berada
dalam terang.
Wahyu 12: 10, 12
(12:10) Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga
berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di
hadapan Allah kita.
(12:12) Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di
dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan
laut! karena Iblis telah turun
kepadamu, dalam geramnya yang
dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya
sudah singkat."
Mengapa terjadi gelap gulita?
Karena bumi ini adalah tempatnya Setan. Sebab setelah Setan dikalahkan, dia
dilemparkan ke bumi dan ke laut, itu sebabnya bumi dalam keadaan gelap gulita, sehingga
terjadilah seperti yang saya sampaikan di muka tadi.
Kita sudah lihat tentang; belum berbentuk, kita sudah lihat tentang;
kosong, kita sudah lihat tentang; gelap gulita. Mengapa terjadi? Karena pekerjaan Allah
tidak ditopang oleh firman.
Ayo, kita harus kembali kepada
firman. Kalau mungkin sempat hilaf, tidak sengaja hanya mengundang artis,
mengundang orang terkenal, pengusaha, lalu bersaksi tanpa firman, itu bukan
pekerjaan Allah, itu pekerjaan daging, manusia, inilah yang terjadi, sehingga
bangsa Israel terus berulang-ulang melakukan kesalahan. Sangat disedihkan
sekali kalau bangsa Israel berulang-ulang melakukan kesalahan, kita kembali ke
firman. Mengapa sidang jemaat berulang-ulang melakukan kesalahan, ternyata
karena kondisi rohani mereka; gelap gulita, kosong, tidak berbentuk? Kembali ke
firman. Pekerjaan Allah harus ditopang oleh firman, itu sebabnya firman
bersama-sama dengan Allah.
Saya sempat bingung; kalau
memang firman adalah Allah, mengapa harus ada penyebutan firman bersama-sama
dengan Allah. Cukup Aku adalah Aku, seperti ketika Allah mengutus Musa kepada
Firaun. Ternyata Tuhan punya maksud dibalik ini semua.
Kesimpulannya, firman memang
harus bersama-sama dengan Allah.
Mari kita lihat ...
Jalan keluar supaya lepas dari tidak
berbentuk, gelap gulita dan kosong.
Ibrani 1: 1-3
(1:1) Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali
dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan
nabi-nabi,
(1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara
kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang
berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar
wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh
kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di
sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Allah bekerja karena ditopang
dengan firman, maka segalanya ada. Kemudian firman itu berkuasa untuk
mengadakan penyucian terhadap dosa. Manusia tidak bisa menyucikan manusia,
manusia tidak bisa menyucikan dirinya sendiri.
Berapa banyak motivator di
televisi, tidak mampu menyucikan orang-orang yang mengikuti acara motivator
tetapi firman, sanggup menopang pekerjaan Allah bahkan sanggup mengadakan penyucian terhadap dosa,
sesuai Efesus 5:27.
Disucikan oleh air dan firman,
berarti kalau mau bersih harus disucikan dengan air dan firman yang banyak.
Tidak cukup menyampaikan satu dua ayat lalu ditambahkan dengan cerita isapan
jempol, dan dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat
kosong. Mana mungkin firman satu dua ayat lalu ditambahkan dengan cerita si
kancil, si kura-kura, si buaya, untuk menyucikan kondisi rohani yang gelap gulita, tidak berbentuk, kosong.
Saya kadang-kadang melihat
hamba Tuhan terlalu pinter-pinteran. Tidak ada lagi modal kotbah karena sibuk
sana, sibuk sini, akhirnya menyampaikan satu dua ayat, lalu ditambahkanlah
cerita si kancil, si kura-kura, si buaya. Bagaimana mungkin si kancil bisa menyucikan
dosa manusia? Ayo sadar, kembali ke firman.
Kalau pernah terjadi, minta
ampun kepada Tuhan. Tidak bisa si kancil, si buaya menyucikan kondisi rohani
sidang jemaat yang gelap gulita, kosong, tidak berbentuk? Kita belajar introspeksi
diri, jangan salahkan siapa-siapa lagi. Kembali ke firman.
Saya juga kembali ke firman.
Oleh sebab itu saya sampaikan kepada sidang jemaat, om ini tidak mau
keluar-keluar kemana-mana. Saya belajar bertanggung jawab. Dan belajar untuk setia,
sebab firman Allah berkuasa untuk mengadakan yang tidak ada menjadi ada.
Percaya saja.
Enak ya, Tuhan baik kepada kita,
Tuhan perhatikan kita. Di muka tadi sudah saya katakan, sehebat apapun
motivator, tidak bisa menyucikan manusia.
Banyak ahli dan orang berilmu,
yaitu; doktor, sampai profesor ternyata tidak sanggup mengendalikan dirinya. Hanya
firman Allah yang sanggup mengadakan penyucian terhadap dosa.
Ibrani 1: 3
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar
wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh
kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di
sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Jadi, tadi firman itu
mengadakan menyucikan dosa. Karena Ia, yang adalah firman disebut juga dengan Cahaya
Kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah.
Mari kita lihat; CAHAYA INJIL
TENTANG KEMULIAAN KRISTUS.
2 Korintus 4: 3
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup
juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
Kalau Injil masih tertutup (tidak
terjadi pembukaan rahasia firman/tidak menyampaikan Cahaya Injil tentang Kemuliaan
Kristus) maka Ia tertutup untuk mereka, yaitu; orang-orang yang ditentukan
untuk binasa.
Jadi injil yang tertutup itu
hanya berlaku kepada orang-orang yang ditentukan untuk binasa.
Hati-hati. Harus berjuang di
dalam pembukaan rahasia firman. Tidak cukup menyampaikan satu dua ayat lalu
ditambahkan dengan cerita perjalanan wisata antar Negara dan benua, dan cerita
ini, itu, tidak usah terkesima dengan cerita itu, terkesimalah dengan Cahaya Injil
tentang Kemuliaan Kristus.
Sidang jemaat mau binasa atau
selamat, mau cari pembukaan rahasia firman atau yang mewah-mewah saja (perkara
lahiriah)? Kalau saya sidang jemaat, saya akan cari hamba Tuhan yang ada
pembukaan rahasia firman, memiliki Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus
supaya tidak binasa. Itu kalau saya. Tergantung iman masing-masing.
2 Korintus 4: 4
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang
pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat
cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Tadi mengapa firman itu sanggup
mengadakan penyucian dosa? Karena firman itu adalah cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus.
Kita bandingkan sedikit ...
2 Korintus 3: 14
(3:14) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul,
sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika
mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus
saja yang dapat menyingkapkannya.
Kalau ibadah tanpa pembukaan
rahasia firman, maka selubung itu tetap menyelubungi. Tetapi kalau yang
disampaikan itu adalah Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus (terjadi
pembukaan rahasia firman), maka yang terselubung, dosa yang disembunyikan akan
tersingkap, dosa dibongkar dengan tuntas.
Itu kalau cahaya injil tentang
kemuliaan Kristus yang disampaikan. Kalau injil yang tertutup, maka ibadah
mereka hanya seperti ibadah Taurat.
Ibadah Taurat itu huruf
tertulis pada dua loh batu; mati, sebab roh yang menghidupkannya.
Maka, mengapa saya bertahan
dengan cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus,
saya ingin diselamatkan. Sidang jemaat di pundak saya, juga harus mendapat keselamatan,
bukan hanya saya.
Sidang jemaat itu kawanan domba
Allah, bukan milik gembala, bukan milik pendeta. Jadi kalau diberi jabatan
gembala, maka saya akan menuntun domba-domba, di depan untuk menyampaikan Cahaya
Injil tentang Kemuliaan Kristus, menyampaikan firman Pengajaran yang
rahasia-Nya dibukakan dalam terang-Nya Roh El-Kudus atau Pengajaran Mempelai
dalam terang-Nya Tabernakel.
Dahulu saya masih
bertanya-tanya; apa ini Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus? Tetapi dengan
sabar terus saya teliti, saya selidiki keselamatan yang diberikan oleh Tuhan,
barulah saya mengerti. Hari-hari ini Allah berbicara lewat Anak-Nya yang
tunggal, Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus atau lewat pembukaan rahasia
firman dalam ketekunan tiga macam ibadah pokok.
Ayo, saya kira, kita tidak
terlalu anti dengan Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus. Saya kira kita
tidak boleh anti kepada pembukaan rahasia firman.
Jangan lagi bertahan satu dua
ayat lalu ceritakan wisata antar negara, tidak usah lagi seperti itu. Kita
belajar untuk mengenal Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus, tentang
pembukaan rahasia firman, untuk menyingkapkan segala yang terselubung, dosa
dibongkar dengan tuntas. Kalau dosa dibongkar dari sidang jemaat, gembala enak
untuk melayani sidang jemaat, tidak susah. Tidak perlu takut kepada sidang jemaat,
tidak perlu menjilat jemaat, tidak perlu tunduk kepada sidang jemaat. Untuk apa
banyak jemaat tetapi gembalanya takut kepada sidang jemaat. Sampai hari ini
saya tidak takut kepada sidang jemaat.
Itu saksinya, ada anak rohani
(sidang jemaat) saya, sempat dia mau coba-coba berontak, sempat mau keluar, dalam
hal ini saya tidak takut biar perpuluhannya besar, persembahannya besar.
Sebetulnya dia pemain bass, akhirnya diganti, saya turunkan tiga bulan, kalau
mau naik, sungguh-sungguh bertobat karena saya memiliki modal yaitu; Cahaya Injil
tentang Kemuliaan Kristus, tetapi kepada saya dulu, baru enak menyampaikannya.
Jadi jangan lagi bertahan dalam
satu dua ayat disertai dengan dongeng. Tidak usah terkesima apabila seorang
hamba Tuhan menceritakan wisata antar negara, tidak usah. Sudah lama, sudah
basi. Kita kembali kepada cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, supaya terjadi
penyucian terhadap dosa.
Hanya cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus saja yang dapat membongkar dosa dengan tuntas. Kalau satu dua
ayat ditambah dengan dongeng tidak bisa, bahkan seorang motivatorpun tidak
bisa.
Saya diluruskan firman, juga kita
semua pasti diluruskan firman.
Kita lihat dulu ...
Amsal 8: 30
(8:30) aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan,
setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di
hadapan-Nya;
Yang menjadi kesenangan, yang
menjadi kesukaan Allah adalah firman.
Itu yang harus juga terjadi
dalam kehidupan kita. Yang menjadi kesukaan hamba Tuhan, yang menjadi kesukaan
sidang jemaat adalah firman. Kalau Allah saja menyukai firman, maka kita
umat-Nya juga harus ikut teladan-Nya, yaitu menyukai firman. Saya berjuang
untuk hal ini, saya menyembah, berlutut di kaki salib Tuhan, biarlah saya
terlebih dahulu menyukai firman, cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, supaya
sidang jemaat juga menyukai, menyenangi firman, jangan menyukai yang lain-lain.
Kalau Allah saja menyukai
firman, maka harusnya kita menyukai firman, menyukai Cahaya Injil tentang Kemuliaan
Kristus, saya berjuang menyampaikan Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan di dalam kandang penggembalaan yang Tuhan
percayakan sampai betul-betul menikmatinya.
Ayo, kita belajar menyukai
firman, supaya pikiran jangan tumpul oleh ilah zaman ini.
Kita menyukai, kita menyenangi,
bahkan tadi, senantiasa firman itu bermain-main di hadapan-Nya. Jadi itu sudah
suatu kenikmatan dalam kehidupan kita dalam mengikuti Tuhan.
Kalau anak Tuhan tidak lagi
menikmati firman, itu perlu dipertanyakan, apalagi hamba Tuhan.
Mari kita lihat soal MENYUKAI
FIRMAN.
Mazmur 1: 1-2
(1:1) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut
nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak
duduk dalam kumpulan pencemooh,
(1:2) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan
yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Itu tanda kalau hamba Tuhan,
sidang jemaat, pelayan Tuhan menyukai firman, dia renungkan firman itu siang
dan malam. Seekor lembu siang hari makan rumput, malam hari dikunyah kembali
sampai memperoleh sari-sarinya (firman mendarah daging), supaya kita tidak
menjadi haram, tidak menjadi najis di hadapan Tuhan.
Imamat 11: 3
(11:3) setiap binatang yang berkuku belah, yaitu yang
kukunya bersela panjang, dan yang memamah biak boleh kamu makan.
Binatang yang tidak haram boleh
dimakan, yaitu; binatang yang berkuku
belah dua, bersela panjang dan yang memamah biak, itu yang boleh kita
makan, itu yang boleh kita nikmati, sehingga kita tidak haram, tidak najis di
hadapan Tuhan.
Imamat 11: 4-6
(11:4) Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari
yang memamah biak atau dari yang berkuku belah: unta, karena memang memamah
biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
(11:5) Juga pelanduk, karena memang memamah biak,
tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
(11:6) Juga kelinci, karena memang memamah biak,
tetapi tidak berkuku belah, haram itu bagimu.
Binatang yang memamah biak
tetapi tidak berkuku belah dua; unta,
pelanduk dan kelinci, memamah
biak tetapi tidak berkuku belah dua, itu tidak boleh dimakan, itu haram.
Imamat 11: 7
(11:7) Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku
belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu
bagimu.
Sebaliknya, babi hutan,
berkuku belah dua (bersela panjang) tetapi tidak memamah biak, itu haram.
Jadi, supaya saya sebagai hamba
Tuhan, supaya pelayan Tuhan tidak haram, tidak najis di hadapan Tuhan, selain
merenungkan firman Tuhan siang dan malam (tandanya firman itu mendarah daging),
juga harus melayani Tuhan sungguh-sungguh sesuai dengan karunia jabatan yang
Tuhan percayakan.
Kuku belah dua; firman nabi, firman Kristus, melayani sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan
yang dipercayakan oleh Tuhan. Tidak cukup hanya mengerti firman, tetapi juga harus
dengan bersungguh-sungguh melayani sesuai dengan karunia-karunia Roh Kudus, dan
jabatan-jabatan yang dipercayakan. Sebaliknya, melayani sesuai dengan
karunia-karunia dan jabatan, tapi harus juga dimamah biak, firman itu mendarah
daging, firman itu disukai. Inilah hamba Tuhan, pelayan Tuhan yang tidak haram.
Kalau dia hanya sibuk melayani tetapi
firman tidak mendarah daging, maka dia haram, tidak layak untuk dikonsumsi.
Maka saya sampaikan juga kepada sidang jemaat, kalau saya sibuk, sibuk, sibuk tetapi
saya tidak mampu memberi contoh teladan, jangan nikmati, itu haram. Atau saya
mengerti firman tetapi tidak sungguh-sungguh melayani sesuai karunia-karunia
dan jabatan-jabatan yang dipercayakan; itu haram.
Memang sedikit sakit firman
yang kita terima, tetapi itu fakta. Kalau Allah menyukai firman, maka kita juga
belajar menyukai firman.
Jemaat yang saya layani memang
tidak seberapa, belum banyak, tetapi saya mau belajar untuk setia dari satu jiwa,
lalu Tuhan kirim dua, tiga, lalu seterusnya, dimana awalnya saya berusaha
terlebih dahulu untuk menyukai firman, lalu sidang jemaat menyukai firman, sehingga
seorang gembala tidak stress melayani Tuhan.
Ayo, supaya kita tidak menjadi
haram, dari kita (para gembala) dulu pertama-tama menyukai firman, supaya nanti
oleh Dia (oleh Firman), Allah menjadikan segala sesuatu.
Saya sendiri heran, dari
perbuatan Allah yang ajaib sebab yang tidak ada menjadi ada. Memang mungkin
bagi saudara yang ada ini adalah sederhana tetapi saya sendiri heran, karena
firman menjadikan segala sesuatu. Pekerjaan Allah tidak bisa terlaksana kalau
tidak ditopang oleh firman. Kalau memang firman berkuasa untuk menopang, ayo
kita kembali menikmati Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus, bukan lagi injil
yang tertutup.
Saya kira rekan-rekanku hamba-hamba
Tuhan yang sudah lebih senior, saya beri penghormatan, tetapi kita harus
menghormati lebih tinggi firman Pengajaran Mempelai, jangan bertahan di kursi
Gabata, jangan bertahan di kursi Litostrotos.
Barulah dalam Kejadian 1 ...
Kejadian 1: 3, 6, 9, 11, 14,
20, 24, 26, 29, 31
(1:3) Berfirmanlah Allah: "Jadilah
terang." Lalu terang itu jadi.
(1:6) Berfirmanlah Allah: "Jadilah
cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air."
(1:9) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah
segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan
yang kering." Dan jadilah demikian.
(1:11) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah
tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis
pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada
tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.
(1:14) Berfirmanlah Allah: "Jadilah
benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah
benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap
dan hari-hari dan tahun-tahun,
(1:20) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah
dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di
atas bumi melintasi cakrawala."
(1:24) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi
mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan
segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.
(1:26) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita
menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh
bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
(1:29) Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku
memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan
segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
(1:31) Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya
itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari
keenam.
Setelah firman menopang
pekerjaan Allah, semuanya jadi baik.
Kemudian, di sini kita melihat,
Allah berfirman sebanyak sembilan kali, itulah Cahaya Injil tentang Kemuliaan
Kristus, itulah firman Kristus (firman yang diurapi).
Mengapa Allah tidak berfirman
sebanyak 10 kali atau 20 kali, sebab lebih banyak tentu lebih baik? Namun Allah
berfirman cukup sembilan kali. Angka 9 adalah angka Roh Kudus disebut dengan
Firman Kristus (firman yang diurapi), itulah ayat menjelaskan ayat. Itulah Cahaya
Injil tentang Kemuliaan Kristus.
Saya kira tidak boleh
bermain-main kalau memang untuk yang lebih baik. Keputusan ada di tangan kita,
mau lanjut menyukai Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus atau tidak.
Kita kasihi suami, anak,
isteri, orang-orang di sekitar kita, supaya semuanya baik.
Iman kita juga timbul karena Cahaya
Injil tentang Kemuliaan Kristus (firman Kristus) = terjadi pembukaan rahasia
firman. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment