IBADAH DOA
PENYEMBAHAN, 09 OKTOBER 2018
KITAB KOLOSE
Subtema: “IBADAH PELAYANAN TERPISAH
DARI DAGING”
Shalom
saudaraku.
Selamat
malam, salam sejahtera dan bahagia di dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus.
Oleh karena
kemurahan hati Tuhan kita diberi kesempatan untuk berada di bawah kaki salib
Tuhan, tersungkur menyembah Allah yang hidup, Allah Abraham, Ishak, Yakub,
Allah yang berkuasa, yang berdaulat atas kita sekaliannya.
Saya tidak
lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang
mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming, video internet,
youtube, facebook, di dalam negeri maupun di luar negeri dimanapun anda berada
kiranya Tuhan memberkati kita bersama-sama.
Kita berdoa
mohonkan belas kasih Tuhan, kiranya Tuhan menyatakan belas kasih dan
kemurahan-Nya lewat firman Allah yang akan kita terima sebentar.
Segera saja
kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat
yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Sekarang
kita akan memasuki Kolose fasal 2,
setelah satu tahun lebih kita menikmati firman penggembalaan untuk Ibadah Doa
Penyembahan dari Kolose 1:1-29 dan
kemudian Kolose 2:6-15. Maka sekarang kita akan memasuki Kolose 2:16 dan
seterusnya.
Namun
sebelum kita membaca Kolose 2:16,
terlebih dahulu saya memberitahukan bahwa Kolose 2:16-23; dalam susunan
Tabernakel terkena pada PINTU KEMAH.
PINTU KEMAH
itu berbicara tentang BAPTISAN ROH
KUDUS (kepenuhan Roh El-Kudus).
Saudaraku, PERINTAH untuk membuat Pintu Kemah
tertulis di dalam Keluaran 26:36-37, secara menyeluruh ditulis di dalam Keluaran
25 sampai pada Keluaran 31. Sedangkan PELAKSANAAN untuk membuat Pintu Kemah tertulis di dalam Keluaran
36:37-38, secara menyeluruh ditulis di dalam Keluaran 35 sampai
dengan Keluaran 40. Namun antara perintah dengan pelaksanaan untuk
membuat Pintu Kemah, sangat disayangkan karena ditandai dengan kejatuhan
dari bangsa Israel.
Sejaenak
kita memperhatikan..
Keluaran
32:1-4
(32:1) Ketika
bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka
berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari,
buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini,
orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir--kami tidak tahu apa
yang telah terjadi dengan dia." (32:2) Lalu berkatalah Harun kepada
mereka: "Tanggalkanlah anting-anting emas yang ada pada telinga isterimu,
anakmu laki-laki dan perempuan, dan bawalah semuanya kepadaku." (32:3)
Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga
mereka dan membawanya kepada Harun. (32:4) Diterimanyalah itu dari tangan
mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu
tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang
telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
Intinya;
bangsa Israel menyembah patung anak lembu emas tuangan/jatuh di dalam
penyembahan berhala.
Keluaran
32:5-6
(32:5) Ketika
Harun melihat itu, didirikannyalah mezbah di depan anak lembu itu. Berserulah
Harun, katanya: "Besok hari raya bagi TUHAN!" (32:6) Dan
keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan
korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum;
kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.
Saudaraku,
suasana yang terjadi di dalam penyembahan berhala ada dua:
1. Bangsa
itu duduk dan minum -> dosa merokok, narkoba, dan mabuk-mabukan.
2. Ditandai
dengan suasana sorak-sorai dan tari-tarian.
Keluaran
32:17-19
(32:17) Ketika
Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa: "Ada
bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan." (32:18) Tetapi
jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian
kekalahan--bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang
kudengar." (32:19) Dan ketika ia dekat ke
perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka
bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan
dipecahkannya pada kaki gunung itu.
Susana
sorak-sorai dan tari-tarian tersambung dengan bunyi orang bernyanyi
berbalas-balasan, seperti yang telah di dengar Musa setelah turun dari atas
gunung Sinai.
Apa yang
didengar oleh Musa menunjukkan bahwa bangsa Israel sedang berada di bawah kuasa
dosa, baik itu dosa kejahatan maupun dosa kenajisan. Persis seperti orang-orang
yang berada di bawah hukum taurat, beribadah tetapi berada di dalam sistem
taurat. Sekalipun beribadah, tetapi dosa juga tetap berlangsung.
Itulah pengertian
dari bunyi nyanyian berbalas-balasan -> keadaan bangsa Israel sedang berada
di dalam kuasa dosa.
Saya berdoa
untuk diri saya, istri dan kedua anak saya, tentu untuk seluruh sidang jemaat
supaya hal yang sedemikian tidak terjadi di dalam kehidupan kita masing-masing
karena kalau beribadah, tetapi dosa juga masih tetap berkuasa menunjukkan bahwa
mereka masih berada di bawah hukum taurat, sampai pada akhirnya akan terdengar
nyanyian berbalas-balasan.
Mari kita
melhat nyayian berbalas-balasan di dalam..
Matius 5:38
(5:38) Kamu
telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
“Mata ganti mata dan gigi ganti gigi,” ini adalah
sistem dalam hukum taurat. Artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan, inilah
yang disebut nyanyian berbalas-balasan. Jadi bukan bunyi nyanyian kemenangan
atau bunyi nyayian kekalahan yang didengarakan oleh Musa.
Awalnya
Yosua berkata kepada Musa; "Ada bunyi sorak
peperangan kedengaran di perkemahan." Tetapi pada saat
itu Musa meluruskan pandangan (yang didengar) Yosua. Itu sebabnya Musa berkata;
"Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian
kekalahan--bunyi orang menyanyi
berbalas-balasan, itulah yang kudengar." Menunjukkan bahwa
bangsa Israel berada di bawah hukum Taurat.
Kalau berada
di bawah hukum taurat, beribadah, tetapi dosa tetap berlangsung. Persis seperti
apa yang dinyatakan oleh Rasul Paulus, ia menginginkan sesuatu yang baik,
tetapi hukum dosa berlangsung di dalam tubuhnya. Menginginkan sesuatu yang
baik, tetapi kejahatan berlangsung atas tubuhnya, itulah keadaan dari
orang-orang yang beribadah di bawah hukum taurat.
Kalau kita
berada di dalam peperangan, pasti kita berkemenangan terhadap dosa. Imam-imam,
umat Tuhan disebut juga tentara Tuhan, dalam peperangan pasti berkemenangan
berarti musuh kalah. Pendeknya; di dalam peperangan ada yang menang dan ada
yang kalah. Tetapi di sini yang didengarkan oleh Musa bukan bunyi sorak
peperangan, tetapi bunyi nyayian berbalas-balasan.
Matius
5:39-42
(5:39) Tetapi
Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat
kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya
pipi kirimu. (5:40) Dan kepada orang yang
hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
(5:41)
Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil,
berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. (5:42) Berilah
kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau
meminjam dari padamu.
Saudaraku,
sebaliknya dalam ayat ini menunjukkan adanya bunyi sorak-sorai peperangan,
ditandai dengan kemenangan dan kekalahan. Antara lain;
1. Pada
ayat 39; “Janganlah kamu melawan orang yang berbuat
jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga
kepadanya pipi kirimu”
Saudaraku,
kalau pipi kanan ditampar maka memberi pipi kanan juga ditampar. Berarti;
betul-betul merasakan pengorbanan Tuhan ketika menerima kesalahan, kekurangan,
kejahatan orang lain.
Kalau
kita tanggung-tanggung mengampuni orang lain maka penyerahan kita juga untuk
merasakan pengorbanan Tuhan juga tanggung-tanggung. Kalau mengampuni orang
lain harus full, kalau pipi kanan ditampar maka beri juga pipi kiri, harus
full dalam hal mengampuni supaya dosa kalah. Sebaliknya kalau tidak full
merasakan pengorbanan Tuhan, di dalam pengampunan terhadap musuh, maka musuh
yang berkemenangan, kita kalah.
Itu
bukti sorak peperangan, ada yang menang dan ada yang kalah.
2. Pada
ayat 40; “Kepada orang yang hendak
mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu”
Saudaraku,
baju (pakaian) berguna untuk menutupi dosa dan baju itu juga
adalah perbuatan hidup. Kalau orang mengingini supaya kita mengampuni dosanya
maka jangan berhenti sampai di situ, sekaligus berikan jubahmu, berarti; layani
dia dengan kasih dari Allah dari Sorga.
Saudaraku,
jubah yang maha indah itu tidak berjahit, itu adalah kemurahan Tuhan yang kita
rasakan. Rasul paulus berkata di dalam 1 Korintus 15; semua karena
kemurahan, hidup ini oleh karena kemurahan, dan oleh karena kemurahan inilah
dia diberi kemampuan untuk mangasihi Tuhan, melayani Tuhan dengan segala jerih
payah dan pengorbanan, dia mampu untuk menutupi dosa, dia mampu untuk mengasihi
orang lain.
3. Pada
ayat 41; “Siapapun yang memaksa engkau
berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.”
Saudaraku,
kalau perjalanan itu semakin bertambah panjang maka di situ ada kesempatan
untuk kita berdamai dengan sesama, di situ ada kesempatan bagi kita
untuk menyelesaikan masalah dengan sesama. Berarti dosa dikalahkan, kita
berkemenangan di dalam peperangan. Itulah bunyi sorak peperangan, ada yang
menang ada yang kalah.
Kesimpulannya;
berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan jangan menolak orang yang mau
meminjam dari padamu.
Penyebab
terjadinya penyembahan anak lembu emas tuangan.
Keluaran
32:3-4
(32:3) Lalu
seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga
mereka dan membawanya kepada Harun. (32:4) Diterimanyalah
itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya
anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah
Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
Saudaraku,
semua anting-anting emas dipersembahkan untuk membuat patung anak lembu emas
tuangan.
Sekarang
kita bandingkan di dalam..
Keluaran
25:1-3
(25:1) Berfirmanlah
TUHAN kepada Musa: (25:2) "Katakanlah
kepada orang Israel, supaya mereka memungut bagi-Ku persembahan khusus; dari
setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu pungut persembahan khusus
kepada-Ku itu. (25:3) Inilah persembahan
khusus yang harus kamu pungut dari mereka: emas, perak, tembaga;
Persembahan emas
seharusnya dipersembahkan untuk pembangunan Tabernakel sebagai
persembahan khusus. Kalau emas tidak dipersembahkan untuk pembangunan rumah
Tuhan (tubuh Kristus) maka emas akan menjadi berhala di akhir zaman ini.
Pendeknya;
penyembahan berhala akan terikat dengan mamon. Kalau sudah terikat dengan mamon
maka tidak akan menjadi kehidupan yang dengar-dengaran kepada Tuhan sebab semua
emas itu berasal dari anting-anting, sementara anting-anting emas itu adalah
salah satu perhiasan rohani yang paling indah. Dengar-dengaran adalah perhiasan
rohani yang begitu manis dihadapan Tuhan.
Kalau Yesus
Kristus tidak dengar-dengaran maka kehendak Allah tidak terlaksana, binasalah
manusia. Tetapi karena Anak Domba Allah dengar-dengaran, kehendak Allah
terlaksana oleh-Nya, kehidupan kita dapat menerima pengampunan dan bertobat.
Pendeknya; Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa manusia.
Matius
23:16-18
(23:16) Celakalah
kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci,
sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu
mengikat. (23:17)
Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih
penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? (23:18) Bersumpah
demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada
di atasnya, sumpah itu mengikat.
Jadi di sini
kita perhatikan, ahli taurat dan orang-orang farisi yang disebut dengan
pemimpin-pemimpin orang Yahudi (pemimpin
orang buta) terikat dengan mamon. Melayani, tetapi terikat dengan perkara
lahiriah sehingga terlepas dari kesucian. Kalau terikat dengan mamon maka akan
terlepas dari kesucian, tidak dengar-dengaran seperti ahli taurat dan
orang-orang Farisi, merekalah yang disebut pemimpin-pemimpin buta.
Bangsa
Israel, baik anak laki-laki maupun anak perempuan, semua anting-anting emasnya
dipersembahkan untuk patung anak lembu.
Mana yang
lebih penting? Kesucian atau emas? Bukankah kesucian yang menguduskan segala
sesuatunya?
Maka kalau
kita hidup di dalam kesucian, segala sesuatu akan dikuduskan, termasuk emas itu
sendiri. Tidak terikat dengan emas, tidak terikat dengan mamon, tidak terikat
dengan berhala.
Itu yang
disebut dengan dikuduskan, senantiasa memperhatikan kesucian dan
dengar-dengaran.
Kisah Para
Rasul 2:38
(2:38) Jawab
Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing
memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka
kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Sudaraku, di
sini Rasul Paulus berkata; “Bertobatlah dan
hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus
untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.”
Bertobat kalau kita
kaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada MEZBAH KORBAN BAKARAN.
Dibaptis -> KOLAM PEMBASUHAN dan selanjutnya akan
menerima karunia Roh Kudus/dibaptis dengan Roh Kudus, berarti; kepenuhan Roh
El-Kudus.
Imam-imam harus
mengalami baptisan Roh Kudus, harus mangalami kepenuhan Roh Kudus. Kita sudah
melihat tadi ibadah taurat, beribadah tetapi dosa berlangsung, tidak terlihat
sorak peperangan, selain sorak nyanyian berbalas-balasan sehingga tidak ada
yang menang dan tidak ada yang kalah. Misalnya; kejahatan dibalas dengan
kejahatan dan kenajisan dibalas dnegan kenajisan. Tidak ada yang menang, tidak
ada yang kalah. Namun kalau berada di dalam peperangan pasti ada yang menang
dan pasti ada yang kalah sebab itu penting sekali kehidupan anak-anak Tuhan,
terlebih imam-imam atau seorang pelayan Tuhan mengalami baptisan Roh Kudus,
kepenuhan Roh El-kudus supaya terlepas dari ibadah taurat, tidak alagi ditandai
dengan dosa kejahatan dan tidak ditandai dengan dosa kenajisan. Dengan kata
lain supaya senantiasa berkemenangan terhadap dosa.
Kita tidak
ada daya untuk mengalahkan dosa dengan mengandalkan kekuatan manusia daging,
sehebat apapaun manusia di atas muka bumi ini, sepintar apapun, sekaya apapun,
dia tidak akan terpisah dari dosa kalau dia mengandalkan kekuatannya itu, tidak
mengandalkan Tuhan. Kalau hanya mengandalkan kekayaan, kekuatan, kepintaran
maka seseorang tidak akan pernah lepas dari segala jenis dosa. Maka kehidupan
anak-anak Tuhan di hari-hari terakhir ini harus betul-betul mengalami baptisan
Roh Kudus, (kepenuhan Roh Kudus) supaya terdengar oleh Tuhan bunyi sorak
peperangan dalam ibadah pelayanan ini, di dalam setiap peperangan rohani.
Kesimpulannya;
dibaptis dan dipenuhkan oleh Roh Kudus lepas dari halaman (ibadah taurat).
Ibadah
taurat itu berbau daging, hidup di dalam penyembahan berhala dan terikat dengan
perkara lahiriah. Sehingga kehidupan semacam ini mengabaikan kesucian dan tidak
dengar-dengaran. Melepaskan anting-anting emas artinya; tidak dengar-dengaran,
padahal anting-anting emas itu salah satu perhiasan rohani yang paling
berharga.
Kolose
2:16-17
(2:16) Karena
itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman
atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; (2:17) semuanya
ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah
Kristus.
Saudaraku,
di sini kita melihat ibadah taurat dengan aturan-aturan, antara lain:
1. Mengenai
makanan dan minuman.
2. Mengenai
hari raya, bulan baru, ataupun hari sabat.
Pada ayat 17, semuanya ini hanyalah bayangan
dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.
Saudaraku,
dua alat yang ada di halaman itu hanyalah bayangan (gambaran) dari ibadah di
sorga, sedangkan wujudnya adalah pribadi Tuhan Yesus Kristus dengan segala
perbuatan dan pengorbanan-Nya di atas kayu salib.
Di halaman
ada dua alat;
1. Mezbah
Korban Bakaran -> Pertobatan. Tanda bertobat; tidak lagi berbuat
dosa/tidak mengulangi dosa yang sama.
2. Bejana
Kolam Pembasuhan Tembaga berbicara tentang baptisan air yaitu; penyucian
oleh air dan firman Tuhan.
Saudaraku,
baptisan air itu tidak hanya berhenti pada kolam baptisan, tetapi lanjut sampai
pada penyucian air dan firman, kita dikuduskan dihadapan-Nya, menjadi kehidupan
yang suci, menjadi kehidupan yang cemerlang, tanpa cacat cela, tanpa dosa,
tanpa kerut, atau yang serupa itu, dengan kata lain kudus tidak bercela. Tetapi
dasarnya adalah Mezbah Korban Bakaran. Itu adalah gambaran dari salib,
sedangkan gambaran yang dikorbankan adalah pribadi Yesus Kristus yang disalib.
Jadi sudah jelas ibadah taurat itu adalah gambaran dan bayangan dari apa yang
ada di sorga, sedangkan wujudnya adalah pribadi Yesus Kristus.
Jadi
kalau ibadahnya taurat maka hanya sampai pada Kolam Baptisan.
Roma 14:1-3
(14:1) Terimalah
orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya. (14:2) Yang
seorang yakin, bahwa ia boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang
lemah imannya hanya makan sayur-sayuran saja. (14:3) Siapa
yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak
makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima
orang itu.
Saudaraku,
intinya di sini adalah jangan saling menghakimi sesama. Diumpamakan
dengan; orang yang imannya kuat maka segala jenis makanan boleh dimakan,
sedangkan imannya yang lemah hanya sekedar makan sayur-sayuran. Tetapi
sekalipun demikian jangan saling menghakimi.
Roma 14:4-6
(14:4) Siapakah
kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah
ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri,
karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri. (14:5) Yang
seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain,
tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang
benar-benar yakin dalam hatinya sendiri. (14:6) Siapa
yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan.
Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur
kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia
juga mengucap syukur kepada Allah.
Pendeknya;
apa saja yang kita lakukan, biarlah kita lakukan untuk Tuhan.
Jadi dasar
kita untuk memasuki Kolose 2:16 sampai seterusnya adalah Pintu Kemah
supaya kita tidak berada di bawah hukum taurat, penuh dengan rupa-rupa
peraturan.
Jadi apapun
yang kita kerjakan, kerjakanlah itu untuk Tuhan, jangan untuk dunia dan
arusnya, jangan untuk setan; roh jahat dan roh najis, jangan untuk daging dan
keinginannya, tetapi semuanya (segalanya) kita kerjakan untuk Tuhan. Segala
hormat dan kemuliaan hanya bagi Dia dari sekarang sampai selama-lamanya tetap
untuk Dia.
Ayo.. jangan
terlihat seperti dewasa, tetapi batinnya kanak-kanak. Kalau beribadah,
ibadahlah sungguh-sungguh. Maka tidak boleh kita menjalankan ibadah taurat.
Sebab itu saya tandaskan sekali lagi, setiap kita yang hadir, besar-kecil,
tua-muda, laki laki-perempuan harus betul-betul mengalami baptisan Roh Kudus,
mengalami kepenuhan Roh El-Kudus supaya kita bisa terpisah dari halaman, ibadah
taurat, ibadah yang bersifat daging. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daiel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment