IBADAH PENDALAMAN
ALKITAB, 11 OKTOBER 2018
KITAB RUT
(Seri: 29)
Subtema: “BEKERJA DI DALAM TAHBISAN YANG BENAR”
Shalom saudaraku, selamat malam, salam sejahtera dan
bahagia menjadi bagian kita malam ini dan lewat pembukaan rahasia firman Tuhan
untuk melawat setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Tidak lupa juga saya menyapa anak-anak Tuhan, umat
Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube
maupun Facebook dimanapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita sekaliaannya.
Kita berdoa mohon kepada Tuhan dengan segala kerendahan
hati supaya kiranya Tuhan menyatakan kasih dan kemurahan-Nya lewat pembukaan
rahasia firman Tuhan malam ini.
Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan
untuk Ibadah Pendalaman Alkitab, dari Rut
2.
Sebelum kita membaca bagian-bagian yang harus disampaikan terlebih dahulu
saya menyampaikan bahwa Rut 2
terbagi atas dua bagian;
1. Rut 2:1-13;
Rut sedang memungut jelai atau gandum di ladang Boas -> aktifitas Rut atau
tahbisan Rut.
Tahbisan artinya; membaktikan diri kepada
Tuhan atau bekerja untuk Tuhan serta hidup dalam kesuciaan.
2. Rut 2:14-23;
Rut membawa tuaian jelai kepada Naomi -> hasil dari tahbisan yang benar.
Kalau tahbisan dari seorang pekerja Tuhan,
kalau tahbisan dari seorang imam benar maka hasil dari tahbisan itu juga benar,
akan menuai hasil dari tahbisan yang benar.
Sebab itu kita yang sekarang berada di
ladang Tuhan bekerja kepada Tuhan bekerjalah dengan benar dalam tahbisan yang
benar membaktikan diri kepada Tuhan disertai dengan kesucian, itu tahbisan yang
benar nanti akan menuai dari hasil tahbisan yang benar.
Kita loncat langsung ...
Rut 2:17-18
(2:17) Maka ia
memungut di ladang sampai petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan
ada kira-kira seefa jelai banyaknya.
(2:18)
Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya melihat apa
yang dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada
mertuanya sisa yang ada setelah kenyang itu,
Disini kita perhatikan bahwa Rut membawa hasil tuaian itu kepada Naomi mertuanya. Itu sebabnya
tadi saya katakan kalau tahbisan seorang imam benar maka ia akan menuai hasil
dari tahbisan yang benar.
Kita
sudah mengerti tentang tahbisan ayo semakin hari harus semakin dewasa, semakin
hari semakin suci, semakin hari semakin lemah lembut, semakin hari semakin
rendah hati. Bukan semakin tua umur semakin menantang, semakin melawan, merasa diri
hebat, merasa diri sudah mengerti firman Tuhan.
Ada sebagian besar yang saya didik sendiri dari kecil
jangan sampai umurmu makin dewasa makin keras semakin melawan.
Mazmur 126:4-6
(126:4) Pulihkanlah
keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!
(126:5) Orang-orang
yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
(126:6) Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti
pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Meterai dari sebuah pemulihan adalah membawa hasil tuaian.
Apa tanda kehidupan yang sudah mengalami pemulihan? Ada sorak sorai kemenangan.
Kemudian pemulihan yang dialami oleh Rut disini tidak
bersifat semu tetapi benar-benar real atau nyata.
Semu itu mendekati nyata, tetapi bukan semu bukan
mendekati nyata tetapi benar-benar real atau nyata.
Rut
masuk ke Betlehem pada saat permulaan musim menuai jelai gandum. Pendeknya, pemulihan
yang dialami oleh Rut tidak bersifat semu tapi benar-benar real atau nyata,
karena dia juga pada akhirnya turut menuai jelai pada musim menuai jelai.
Biarlah kiranya pemulihan yang real itu nyata dalam setiap
kehidupan kita jadi bukan seperti terlihat benar tetapi sebetulnya masih banyak
yang tidak beres, tetapi apa yang dialami Rut betul-betul nyata.
Jadi bukan pura-pura seperti benar, bukan pura-pura
seperti suci, bukan pura-pura seperti baik tetapi betul-betul dia sudah
dipulihkan.
Saudaraku selanjutnya sebuah tahbisan yang benar itu
terkait dengan tangisan atau mencucurkan
air mata sebagai tanda dalam PENGALAMAN KEMATIAN oleh kerendahan hati
seorang imam.
Kita berdoa supaya betul-betul kita ada dalam tahbisan
yang benar, supaya nanti betul-betul memperoleh tuaian hasil dari tahbisan yang
benar.
Keluaran 29:1-3
(29:1) "Inilah
yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka
memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua
ekor domba jantan yang tidak bercela,
(29:2) roti yang
tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan
roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung
gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu. (29:3) Kautaruhlah semuanya
dalam sebuah bakul dan kaupersembahkanlah semuanya dalam bakul itu, demikian
juga lembu jantan dan kedua domba jantan itu.
Untuk tahbisan imam-imam, Allah menuntut dan menentukan
korban-korban persembahan sebagai berikut;
1. Seekor
lembu jantan muda.
2. Dua
ekor domba jantan yang tidak bercela.
3. Roti
yang tidak beragi.
4. Roti
bundar yang tidak beragi yang diolah dengan minyak.
5. Roti
tipis yang tidak beragi yang diolesi dengan minyak.
Jadi kesimpulannya;
-
Ada tiga korban binatang, kegunaannya;
untuk menghapus dosa dan kesalahan manusia.
-
Ada tiga korban sajian atau roti apam
-> persekutuan dengan Kristus
sebagai roti hidup yang turun dari sorga.
Sekarang lebih dalam kita akan melihat tentang tiga
korban binatang dan tiga korban sajian atau roti apam.
Keterangan: TIGA MACAM KORBAN BINATANG, yaitu;
Yang pertama; KORBAN LEMBU JANTAN MUDA.
Keluaran 29:10-12
(29:10) Kemudian
haruslah kaubawa lembu jantan itu ke depan Kemah Pertemuan, lalu haruslah
Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala lembu jantan itu.
(29:11) Haruslah
kausembelih lembu jantan itu di hadapan TUHAN di depan pintu Kemah Pertemuan.
(29:12) Haruslah
kauambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan kaububuh dengan jarimu pada
tanduk-tanduk mezbah, dan segala darah selebihnya haruslah kaucurahkan pada
bagian bawah mezbah.
Mempersembahkan korban lembu jantan muda -> KORBAN
PENDAMAIAN.
Kemudian Harun dan anak-anaknya meletakkan kedua tangan
pada kepala lembu jantan muda -> persekutuan
dengan salib Kristus
(Korban Kristus).
2 Korintus 5:17
(5:17) Jadi siapa
yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu,
sesungguhnya yang baru sudah datang.
Siapa yang ada di dalam Kristus ia adalah ciptaan baru,
yang lama sudah berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang.
Apa alasan ini dinyatakan kepada kita??
2 Korintus 18-19
(5:18) Dan semuanya
ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan
diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
(5:19) Sebab Allah
mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan
pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada
kami.
Disini kita perhatikan Allah telah memperdamaikan
diri-Nya dengan manusia lewat korban Kristus atau Kristus dijadikan sebagai
korban pendamaian untuk menghapus dan menyucikan segala dosa manusia, tujuannya
ada dua;
1. Supaya
kita dibaharui,
disebutlah menjadi suatu kehidupan dalam pembaharuan seperti dalam ayat 17; kehidupan yang sudah dibaharui
berarti ciptaan baru dalam Kristus Yesus.
2. Mempercayakan
pelayanan pendamaian.
2 Korintus 5:21
(5:21) Dia yang
tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia
kita dibenarkan oleh Allah.
Berarti rela
menjadi korban untuk memperdamaikan dosa orang lain, seperti Yesus tidak
mengenal dosa telah dibuatnya menjadi dosa karena kita, supaya karena Dia kita
dibenarkan oleh Allah.
Jadi
setiap imam-imam yang
diutus harus membawa berita pendamaian berarti menjadi
korban tidak mengorbankan orang lain.
Pengalaman yang sama dapat kita lihat di dalam ...
Ibrani 9:13-14
(9:13) Sebab, jika
darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda
menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
(9:14) betapa
lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan
diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan
menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya
kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Sebagai pengantara Kristus telah mempersembahkan
diri-Nya sebagai persembahan yang tidak bercacat untuk menyucikan hati nurani
kita dari perbuatan yang sia-sia disebut dengan dosa warisan, dosa turunan,
dosa kutuk nenek moyang.
Kesimpulannya; kuasa dari korban pendamaian:
-
Menyucikan hati nurani kita dari perbuatan
yang sia-sia
-
Supaya kita dapat beribadah kepada
Allah.
Dengan demikian,
kita mengambil suatu kesimpulan, bahwa meterai dari ibadah pelayanan ialah menjadi korban
pendamaian.
Kalau kita senantiasa membawa berita pendamaian
pasti orang lain akan melihat
kita sebagai orang yang beribadah. Supaya kita diakui dengan sah dihadapan-Nya beribadah dan
melayani meterainya adalah membawa berita pendamaian.
Meterai ini harus melekat dalam diri kita
masing-masing terkhusus dalam diri seorang imam, atau seorang pelayan Tuhan.
Ibrani 9:15
(9:15) Karena itu
Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah
terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati
untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian
yang pertama.
Kristus adalah pengantara
dari suatu perjanjian baru. Pengantara berarti menjadi korban pendamaian supaya
mereka yang terpanggil atau yang
sudah
ditebus oleh darah Yesus dapat (layak) menerima bagian kekal
yang dijanjikan-Nya itu, sebab janji Allah bukan hanya kepada bangsa Israel
tetapi juga kepada bangsa kafir.
Kita bersyukur Tuhan tambahkan satu Rasul itulah
pribadi Rasul Paulus diutus kepada bangsa kafir menjadi pengantara membawa
berita pendamaian supaya mereka yang terpanggil (mereka yang sudah ditebus) oleh darah salib dapat (layak) menerima bagian yang
kekal yang dijanjikan-Nya
itu.
Maka seorang imam tidak boleh memikirkan kepentingan
diri sendiri tidak boleh egois, perhatikanlah sungguh-sungguh tidak boleh egois,
jangan lari
dari panggilan.
Ibarani 9:24
(9:24) Sebab
Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya
merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk
menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.
Bagian kekal yang dijanjikan itulah kerajaan sorga, sehingga
bahagia di dalam kerajaan sorga untuk selama-lamanya. Berdirilah teguh jangan
goyah, persekutuan kita dengan Kristus tidak sia-sia, ada upah jerih payah
sebab Tuhan adil, Tuhan melihat, Tuhan tau dari semua jerih payah. Allah kita
Allah yang hidup bukan allah yang mati, Dia masih bekerja sampai saat ini, Dia
tidak tertidur, Dia tidak terlelap, Dia melihat, Dia tau.
Yang kedua; KORBAN DOMBA JANTAN YANG PERTAMA YANG TIDAK
BERCACAT CELA.
Keluaran 29:15-16
(29:15) Kemudian
haruslah kauambil domba jantan yang satu, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya
meletakkan tangannya ke atas kepala domba jantan itu.
(29:16) Haruslah
kausembelih domba jantan itu dan kauambillah darahnya dan kausiramkan pada
mezbah sekelilingnya.
Dari darah domba
jantan yang disembelih diambil
lalu disiramkan pada mezbah sekelilingnya, ini korban domba
jantan yang pertama.
Sedangkan dua tangan yang diletakkan pada kepala domba
jantan pertama itu berbicara tentang persekutuan dengan salib Kristus. Apa
tandanya persekutuan dengan salib Kristus? Hati ditahan terhadap hal yang tidak
suci, yang tidak baik, yang tidak benar, yang jahat, yang najis, dan yang tidak
berkenan kepada Tuhan, itu tanda persekutuan dengan salib Kristus.
Belajar menahan hati kepada yang tidak baik itu tanda
persekutuan dengan salib Kristus, betul-betul menempatkan Kristus sebagai
kepala.
Keluaran 29:17
(29:17) Haruslah
kaupotong-potong domba jantan itu menurut bagian-bagian tertentu, kau basuhlah
isi perutnya dan betis-betisnya dan kautaruh itu di atas potongan-potongannya
dan di atas kepalanya.
Selanjutnya korban domba jantan yang pertama itu
dipotong-potong menurut bagian-bagian tertentu. Sedangkan isi perut dan betis
dibasuh lalu diletakkan di atas potongan-potongannya dan diatas kepalanya.
Keluaran 29:18
(29:18) Kemudian
haruslah kaubakar seluruh domba jantan itu di atas mezbah; itulah korban
bakaran, suatu persembahan yang harum bagi TUHAN, yakni suatu korban
api-apian bagi TUHAN.
Kemudian seluruhnya dibakar di atas mezbah menjadi
korban bakaran.
Imamat 6:9
(6:9)
"Perintahkanlah kepada Harun dan anak-anaknya: Inilah hukum tentang korban
bakaran. Korban bakaran itu haruslah tinggal di atas perapian di atas mezbah
semalam-malaman sampai pagi, dan api mezbah haruslah dipelihara menyala di
atasnya.
Korban bakaran harus tinggal di atas perapian di atas
mezbah korban bakaran semalam-malaman sampai pagi berarti sampai hangus, dari
kepala sampai ekor semuanya hangus.
Kesimpulannya; korban domba jantan yang pertama adalah
korban penyerahan diri dari Kristus, maka seorang imam dalam hal membaktikan
dirinya kepada Tuhan betul-betul ditandai dengan penyerahan diri secara total.
Kalau melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, ada
dalam tanda penyerahan sepenuh dari kepala sampai ekor, termasuk kulit dan tulang-tulangnya semua
hangus itulah korban domba jantan yang pertama.
Sebuah
tahbisan yang benar itu terkait erat dengan tangisan (mencucurkan air mata) itu berbicara tentang
kerendahan hati atau tanda dalam pengalaman kematian.
Air selalu mengalir ke bawah tidak pernah menanjak, itu
kerendahan hati atau tanda pengalaman kematian.
Jadi kesimpulannya; korban domba jantan pertama
adalah korban penyerahan diri dari Kristus.
Artinya; oleh korban-Nya kitapun dapat menyerahkan
segala kepentingan diri kita untuk taat kepada-Nya.
Filipi 2:4
(2:4) dan
janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi
kepentingan orang lain juga.
Jadi, sungguh sangat jelas,
bahwa seorang imam tidak lagi memikirkan kepentingan
dirinya sendiri, tetapi kepentingan
orang lain juga.
Kemudian ...
Filipi 2:5-7
(2:5) Hendaklah kamu
dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam
Kristus Yesus,
(2:6) yang walaupun
dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik
yang harus dipertahankan,
(2:7) melainkan
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan
menjadi sama dengan manusia.
Selanjutnya disini kita perhatikan tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus
dipertahankan.
Tandanya;
- Mengosongkan diri,
berarti berada dititik terendah
dan tidak suka bermegah.
- Mengambil rupa seorang
hamba bukan mengambil rupa seorang tuan.
Hamba dalam bahasa Yunani (gerika); dulos. Berarti tidak ada hak untuk
dirinya sendiri selain tuannya.
Tuan dari semua hamba-hamba Tuhan adalah
Tuhan Yesus Kristus, Dia yang berhak, kita semua adalah budak belian-Nya, kita
milik kepunyaan-Nya.
- Menjadi sama dengan
manusia dalam keadaan rendah hati.
Saudaraku memikul tanggung jawab selalu
dalam keadaan rendah hati dan lemah lembut.
Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam
keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Kemudian Dia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai
mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Demikian juga oleh korban-Nya kita menyerahkan segala
kepentingan diri kita untuk taat kepada-Nya, taat sampai mati bahkan sampai
mati di atas kayu salib.
Ibrani 5:7-8
(5:7) Dalam
hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan
ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut,
dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
(5:8) Dan
sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
“Sekalipun Ia adalah
Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya.”
Dia tidak mengundurkan diri dari segala sengsara, dari
segala penderitaan, tetapi Ia taat dari apa yang telah
diderita-Nya.
Kalau seseorang putus asa dari apa yang diderita maka
firman itu tidak hidup dalam hidupnya, jadi saat kapan kita bisa melihat firman
itu hidup? Saat
kita taat dari apa yang telah diderita. Kalau mundur dari penderitaan maka
sekalipun firman itu hidup maka firman itu tidak hidup di dalam hidup kita
masing-masing.
Ibrani 5:9
(5:9) dan sesudah
Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi
semua orang yang taat kepada-Nya,
Sampai pada akhirnya Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat
kepada-Nya.
Disini kita dapat melihat dua orang Rasul betul-betul
taat kepada Tuhan, dia tidak menjadi tawar hati, tidak menjadi kecewa, tidak
menjadi putus asa dari kesulitan-kesulitan yang dialami di tengah-tengah
pelayanannya kepada Tuhan.
Kisah Para Rasul 4:18-19
(4:18) Dan setelah
keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan
berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus.
(4:19) Tetapi Petrus
dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah
yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.
Majelis
mahkamah agama melarang Petrus dan Yohanes untuk mengajar tentang pribadi Yesus yang
disalibkan itu, tetapi mendengar itu mereka tidak menjadi surut hatinya
sebaliknya Petrus dan Yohanes berkata; "Silakan
kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu
atau taat kepada Allah.”
Kesimpulannya; Petrus dan Yohanes tidak menjadi tawar
hati, tidak putus asa, tidak menjadi kecewa manakala menghadapi
kesulitan-kesulitan, dia tetap taat kepada Allah taat dari apa yang telah dia
derita, taat dari kesulitan yang dialami. Dia tidak pusing dengan perasaan
manusia daging, tidak pusing dengan majelis mahkamah agama.
Kisah Para Rasul 4:20
(4:20) Sebab
tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami
lihat dan yang telah kami dengar."
Petrus dan Yohanes tidak pernah berhenti untuk
menyampaikan berita tentang salib Kristus, apa yang mereka beritakan itu sesuai
dengan apa yang mereka dengar sesuai dengan apa yang mereka lihat dari Tuhan.
Itulah korban domba jantan yang pertama itu berbicara
tentang penyerahan diri sepenuh, taat dari apa yang telah diderita. Ayo miliki
sikap yang tegas.
Yang ketiga: KORBAN DOMBA JANTAN YANG KEDUA.
Kita kembali membaca Keluaran 29.
Keluaran 29:19
(29:19) Kemudian
haruslah kauambil domba jantan yang lain, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya
meletakkan tangannya ke atas kepala domba jantan itu.
Selanjutnya korban domba jantan yang kedua
dipersembahkan kepada Tuhan. Harun
dan anak-anaknya meletakkan tanggannya ke atas kepala domba jantan yang kedua,
itu berbicara tentang persekutuan
dengan salib Kristus,
tandanya; menahan hati kepada yang tidak baik, yang tidak benar, yang tidak
suci, yang tidak berkenan.
Keluaran 29:22
(29:22) Dari domba
jantan itu haruslah kauambil lemaknya, ekornya yang berlemak, lemak yang menutupi
isi perutnya, umbai hatinya, kedua buah pinggangnya, lemak yang melekat
padanya, paha kanannya -- sebab itulah domba jantan persembahan pentahbisan
–
Korban domba jantan yang kedua itu berbicara tentang
KORBAN TAHBISAN KRISTUS.
Supaya kita juga nanti ditahbiskan oleh-Nya sebagai
imam, sebagai pelayan Tuhan
(hamba Tuhan). Membaktikan diri kepada Tuhan disertai
dengan kesucian.
Sekarang kita lihat tanda kehidupan yang sudah
ditahbiskan oleh Tuhan ...
Keluaran 29:20
(29:20) Haruslah
kausembelih domba jantan itu, kauambillah sedikit dari darahnya dan kaububuh
pada cuping telinga kanan Harun dan pada cuping telinga kanan anak-anaknya,
pada ibu jari tangan kanan dan pada ibu jari kaki kanan mereka, dan darah
selebihnya kausiramkanlah pada mezbah sekelilingnya.
Ciri-ciri imam yang sudah ditahbiskan oleh Tuhan;
1.
Sedikit
dari darahnya dan kaububuh pada cuping telinga kanan Harun dan pada cuping
telinga kanan anak-anaknya. Artinya; imam-imam dalam pelayanannya harus
dengar-dengaran. Dasar kita melayani Tuhan adalah dengar-dengaran. Kelebihan dari orang yang dengar-dengaran
tidak suka mendahului kehendak Tuhan.
Sebaliknya,
tidak dengar-dengaran banyak terjadi kesalahan disana sini.
2.
Sedikit darah dibubuhkan pada;
a. Ibu
jari atau induk jari tangan kanan.
b. Ibu
jari atau induk jari kaki kanan.
Ibu
jari tangan kanan, artinya; perbuatan yang benar dari seorang imam -> perbuatan salib.
Kemudian
ibu jari kaki kanan, artinya; perjalanan yang benar -> perjalanan salib.
Itulah seluruh tiga jenis tiga korban binatang;
1. KORBAN
LEMBU JANTAN
MUDA, sebagai korban pendamaian membawa berita pendamaian.
Kehidupan yang senantiasa membawa berita
pendamaian menjadi korban untuk membenarkan orang lain.
2. KORBAN
DOMBA JANTAN YANG PERTAMA, itu berbicara tentang penyerahan diri, menyerahkan
segala kepentingan diri untuk taat kepada Tuhan.
3. KORBAN
JANTAN YANG KEDUA adalah tahbisan dari seorang imam berarti berbakti kepada
Tuhan disertai dalam kesucian.
Tandanya; sedikit darah dibubuhkan pada
induk jari, perbuatan yang benar dari seorang imam -> perbuatan salib. Kemudian
dibubuhkan pada induk jari kaki kanan, itulah perjalanan yang benar dari
seorang imam -> perjalanan salib.
perjalanan
salib tidak melenceng ke kiri dan ke kanan.
Sekarang TIGA
MACAM KORBAN SAJIAN (ROTI APAM) -> persekutuan dengan firman Allah.
Kalau persekutuan kita benar dengan firman Allah maka
persekutuan itu berkuasa untuk mengubahkan seluruh kehidupan kita, sehingga
persekutuan kita dengan Allah Trinitas murni dan benar.
Jadi persekutuan dengan Allah Trinitas merupakan
persekutuan yang murni dan benar, diawali dengan firman Allah yang berkuasa
untuk mengubah seluruh kehidupan kita menjadi berkenan, hidup benar dan murni.
Baik kita lihat dulu persekutuan dengan firman Allah,
antara lain;
1. ROTI
YANG TIDAK BERAGI.
1 Korintus 5:6
(5:6)
Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri
seluruh adonan?
Sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan, artinya: sedikit dosa
dapat mempengaruhi orang lain, termasuk dosa kesombongan dan kebenaran diri
sendiri.
1 Korintus 5:7-8
(5:7)
Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu
memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu
Kristus.
(5:8)
Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula
dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi,
yaitu kemurnian dan kebenaran.
Saudaraku persekutuan kita dengan firman
Allah akan
melepaskan kita dari semua jenis ragi keburukan dan ragi kejahatan.
Roti yang tidak
beragi -> Kemurinan dan kebenaran.
2. ROTI
BUNDAR YANG TIDAK BERAGI YANG DIOLAH DENGAN MINYAK.
Bundar -> kebenaran dalam kasih Allah yang tidak berkesudahan, tidak ada
habis-habisnya, tidak ada ujung pangkal.
Tandanya kalau kasih Allah yang tidak
berujung pangkal ada dalam kehidupan kita; DIOLAH DENGAN MINYAK, artinya digarap dikerjakan oleh
Roh Kudus.
Kasih
yang tidak berujung pangkal yang tidak berkesudahan tandanya; dikerjakan oleh
kuasa Roh El Kudus, bukan lagi dikerjakan oleh keinginan daging, keinginan
manusia.
3. ROTI
TIPIS.
Ini berbicara tentang kebenaran di dalam tanda kerendahan hati.
Orang yang semakin
rendah hati akan
semakin sukar dijatuhkan dalam berbagai-bagai dosa. Sebaliknya semakin posisi
seseorang dalam ketinggian maka akan semakin mudah dijatuhkan, semakin tinggi
semakin mudah dijatuhkan. Tetapi sebaliknya semakin rendah sampai kepada titik
nol tidak ada lagi tempat untuk jatuh dalam dosa, karena sudah berada dititik
nol.
Kita belajar untuk semakin memiliki
kebenaran disertai dengan kerendahan hati, tidak perlu lagi menyombongkan diri,
tidak berguna, tidak berarti, membesar-besarkan sesuatu yang tidak baik, tidak
berguna, tidak berarti, tidak ada artinya bermegah. Sedikit ragi saja
mengkhamiri suatu adonan.
Kebenaran
dalam kerendahan hati menolong kehidupan kita sehingga tidak ada kesempatan
untuk jatuh dalam dosa. Semakin rendah semakin sedikit kemungkinan jatuh dalam
dosa, semakin kita rendah berada dititik nol maka tidak ada tempat lagi untuk
jatuh dalam dosa.
Setan tidak suka dengan seorang prajurit
yang rendah hati. Maka
seorang hamba Tuhan harus rendah
hati sebab pelayanan
sama dengan peperangan rohani maka seorang hamba yang rendah hati sangat
sukar dibidik oleh senjata musuh.
Ada dua musuh abadi;
1. Daging
dan keinginannya.
2. Setan,
itulah roh jahat dan roh najis.
Kalau kita merendah semakin
sukar jatuh dalam dosa, itu yang menyelamatkan kita dalam perjuangan rohani kita
bersama dengan Tuhan.
Keluaran 29:23-25
(29:23) kauambillah
juga satu keping roti, satu roti bundar yang berminyak dan satu roti tipis dari
dalam bakul berisi roti yang tidak beragi, yang ada di hadapan TUHAN.
(29:24) Haruslah
kautaruh seluruhnya ke atas telapak tangan Harun dan ke atas telapak tangan
anak-anaknya dan haruslah kaupersembahkan semuanya sebagai persembahan unjukan
di hadapan TUHAN.
(29:25) Kemudian
haruslah kauambil semuanya dari tangan mereka dan kaubakar di atas mezbah,
yaitu di atas korban bakaran, sebagai persembahan yang harum di hadapan TUHAN;
itulah suatu korban api-apian bagi TUHAN.
Perlu untuk diketahui; Roti yang tidak beragi,
kemudian roti bundar yang diolah dengan
minyak, serta roti tipis dioles
dengan minyak itu harus diletakkan di atas tangan Harun dan anak-anaknya.
Selanjutnya roti apam tersebut akan dipersembahkan di atas mezbah korban bakaran
sampai hangus.
Kebenaran dan
kemurnian
(roti
tanpa ragi),
kemudian kebenaran disertai kasih tidak
berkesudahan, serta kebenaran dalam
kerendahan hati kita tampilkan di hadapan Tuhan sampai hangus. Oleh karena ketiga kebenaran tersebut seorang imam/hamba Tuhan
rela sampai hangus biarlah itu terjadi, kita
tampilkan, kita unjukkan di hadapan Tuhan.
Kalau memang itu harus kita tampilkan biarlah kita
tampilkan sampai hangus. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment