IBADAH DOA
PENYEMBAHAN, 04 DESEMBER 2018
KITAB KOLOSE
(Seri:37)
Subtema: BEJANA PEMBASUHAN TEMBAGA.
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya,
oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah
Doa Penyembahan. Dan saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan,
bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat
video internet, live streaming, Youtube,
Facebook, di dalam maupun luar negeri, dimanapun anda berada kiranya Tuhan
memberkati kita sekaliannya.
Namun kita mohonkan kemurahan Tuhan supaya nyata lewat
pembukaan firman Tuhan sehingga nanti firman itu membawa kita rendah di kaki
salib, tersungkur di bawah kaki salib-Nya, sujud menyembah Allah yang hidup,
Allah Abraham, Ishak, Yakub, Allah Israel, Tuhan dan Juruselamat.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim Rasul Paulus kepada jemaat di
Kolose. Malam ini sebagai pendahuluan, oleh karena kemurahan hati Tuhan malam
ini kita akan memasuki pasal yang baru yaitu Kolose 3, setelah kita melewati pasal 1 dan pasal 2, dan
pasal yang kedua diakhiri pada minggu yang lalu, dan tentu kita diberkati oleh
Tuhan. Dan kita berharap kemurahan-Nya juga dinyatakan, berkat-Nya kembali
dinyatakan lewat pembukaan rahasia firman Tuhan.
Kemudian Kolose
3:1-17 jika dikaitkan dengan Pola Tabernakel terkena pada KOLAM PEMBASUHAN TEMBAGA.
Saudaraku perintah
untuk membuat bejana pembasuhan tembaga tertulis di dalam Keluaran 30:17-21, kemudian praktek atau pelaksaan pembuatan bejana pembasuhan tembaga tertulis di dalam Keluaran 38:8.
Terlebih dahulu kita memperhatikan PERINTAH UNTUK MEMBUAT BEJANA PEMBASUHAN
TEMBAGA ...
Keluaran 30:17-18
(30:17) Berfirmanlah TUHAN kepada
Musa: (30:18) "Haruslah
engkau membuat bejana dan juga alasnya dari tembaga, untuk pembasuhan, dan
kautempatkanlah itu antara Kemah Pertemuan dan mezbah, dan kautaruhlah air ke
dalamnya.
Di sini kita melihat ada suatu perintah untuk membuat bejana pembasuhan dan juga alasnya atau kakinya dari tembaga.
Kemudian disini selanjutnya kita perhatikan kedudukan
dari bejana pembasuhan tembaga ditempatkan diantara kemah pertemuan atau ruangan
suci dan mezbah korban bakaran.
Selanjutnya bejana pembasuhan tembaga ditaruh atau diisi air ke dalamnya. Inilah perintah untuk membuat bejana
pembasuhan dan juga alasnya atau kakinya dari tembaga.
Kegunaan bejana
pembasuhan tembaga:
Keluaran 30:19-20
(30:19) Maka Harun dan
anak-anaknya haruslah membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya.
(30:20) Apabila mereka masuk ke
dalam Kemah Pertemuan, haruslah mereka membasuh tangan dan kaki dengan air,
supaya mereka jangan mati. Demikian juga apabila mereka datang ke mezbah itu
untuk menyelenggarakan kebaktian dan untuk membakar korban api-apian bagi
TUHAN,
Selanjutnya para imam terlebih dahulu untuk membasuh tangan dan membasuh kaki mereka sebelum mengadakan
pelayanan di dua tempat, yaitu;
-
Di
dalam ruangan suci atau kemah pertemuan.
Saudaraku di dalam kemah pertemuan atau
ruangan suci, di dalamnya terdapat tiga macam alat atau tiga macam perabotan
yaitu;
1. Meja roti sajian,
berbicara tentang persekutuan dengan firman Allah dan perjamuan suci lewat IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB.
2. Pelita emas,
berbicara tentang persekutan dengan Roh Kudus dan kesaksiannya lewat IBADAH
RAYA MINGGU.
3. Mezbah dupa,
berbicara tentang persekutan yang indah dengan kasih Allah lewat IBADAH DOA
PENYEMBAHAN.
Puji Tuhan malam ini kita akan sujud
menyembah di kaki salib Tuhan, sujud menyembah Allah yang hidup, kesempatan
yang Tuhan berikan ini adalah suatu kemurahan bagi kita. Kiranya kita semua
menjadi rumah doa bagi segala suku, kaum, bangsa, dan bahasa lewat pengajaran
mempelai dalam terangnya Tabernakel.
-
Sebelum
mereka datang ke mezbah korban bakaran,
untuk;
· Menyelenggarakan
kebaktian.
· Membakar
korban api-apian bagi Tuhan.
Jadi tangan dan kaki para imam sebelum melayani Tuhan
di dalam RUANGAN SUCI dan melayani Tuhan di hadapan MEZBAH KORBAN BAKARAN terlebih
dahulu membasuh dua tangan dan membasuh dua kaki.
Tangan
-> perbuatan atau kelakukan hidup.
Kaki
-> perjalanan hidup seorang imam.
Jangan sampai kita melayani Tuhan tetapi kelakuan dan
perbuatannya jahat sama seperti Hofni dan Pinehas dua anak imam Eli mereka
tidak berubah dari kejahatannya, mereka tidak berubah dari kenajisannya,
akhirnya Tuhan bunuh mereka.
Jangan sampai kita beribadah dan melayani dengan
kebiasaan, tidak menghargai korban Kristus, tidak menghargai kemurahan Tuhan,
tetapi bukan saja orang yang melayani pekerjaan Tuhan juga sidang jemaat dalam
beribadah juga harus dengan sungguh-sungguh.
Sekarang pengertian
rohani dari bejana pembasuhan tembaga ...
Bejana pembasuhan dari tembaga bicara soal tiga hal
yaitu;
1. Baptisan air.
2. Pembaharuan.
3. Penyucian.
Marilah kita ikuti tiga perkara ini satu persatu.
Tentang: BAPTISAN
AIR.
Roma 6:3
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa
kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam
kematian-Nya?
Baptisan Kristus adalah baptisan di dalam kematian-Nya, sedangkan kematian Tuhan
Yesus Kristus adalah kematian terhadap
dosa.
Roma 6:4-5
(6:4) Dengan demikian kita
telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya,
sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan
Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. (6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama
dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan
kebangkitan-Nya.
Kalau kita satu
dalam kematian-Nya otomatis kita juga satu
di dalam kebangkitan-Nya, itu merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan. Demikianlah kita akan hidup di dalam hidup yang baru.
Itulah berbicara tentang baptisan Kristus. Mati, hari
ketiga bangkit demikianlah kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Roma 6:10
(6:10)
Sebab
kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya,
dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.
Kesimpulannya; kematian-Nya adalah kematian terhadap
dosa satu kali dan untuk selama-lamanya, jadi Dia tidak perlu disalibkan
berkali-kali. Kemudian kehidupan-Nya (kebangkitan-Nya) adalah kehidupan bagi
Allah, hidup dalam kebenaran. Itulah sedikit saja tentang baptisan air.
Titus 2:14
(2:14) yang telah menyerahkan
diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk
menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat
baik.
Saudaraku Ia telah mati, Ia telah menyerahkan diri-Nya
bagi kita, tujuannya; untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat kepunyaannya
sendiri yang rajin berbuat baik -> orang-orang yang melayani Tuhan.
Jadi baptisan itu tidak behenti di kolam pembasuhan
tetapi pengudusan itu terus berlangsung untuk selanjutnya dijadikan umat pilihan
yang rajin berbuat baik -> orang-orang yang melayani pekerjaan Tuhan.
Titus 2:15
(2:15) Beritakanlah semuanya
itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu. Janganlah
ada orang yang menganggap engkau rendah.
Selanjutnya disini ada suatu perintah kepada mereka
yang melayani pekerjaan Tuhan yaitu yang rajin berbuat baik, yaitu; “beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan
yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu.” Selanjutnya; “janganlah ada orang yang menganggap engkau
rendah.”
Imam-imam yang melayani pekerjaan Tuhan rajin berbuat
baik, tidak dipandang rendah, dihargai oleh Tuhan, dihormati oleh manusia asal
kita rajin berbuat baik.
Itulah sedikit tentang baptisan Kristus (baptisan air), selanjutnya kita
dijadikan sehingga
milik kepunyaan-Nya yang rajin berbuat baik. Jangan malas berbuat baik, kalau
rajin berbuat baik berarti tidak malas berbuat baik. Tandanya; beritakanlah
semuanya itu, yang dimaksud beritakanlah semuanya itu itulah baptisan Kristus,
baptisan di dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Kemudian nasihatilah dan
yakinkanlah orang dengan segala wibawa dari Tuhan, jadi bukan wibawa yang
dibuat-buat. Kalau wibawa yang dibuat-buat itu, itu tidak permanen terkadang
bisa dewasa, terkadang bisa lemah lembut, terkadang bisa rendah hati, terkadang
bisa berbuat baik, itu wibawa yang dari manusia. Tapi wibawa dari Tuhan sifatnya
permanen sehingga dengan demikian orang tidak menanggap kita rendah.
Tentang: PEMBAHARUAN.
2 Korintus 4:16
(4:16) Sebab itu kami tidak
tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun
manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
Ketika pembaharuan manusia batiniah terjadi maka
manusia lahiriah merosot, tapi sekalipun manusia batiniah dari Rasul Paulus
merosot dia tidak tawar hati, artinya
dia
tidak malu merendahkan diri, dia tidak gengsi sangkal diri pikul salib.
Sebaliknya kalau lahiriahnya belum merosot itu sinyal bahwa manusia batiniahnya
belum dibaharui, orang yang seperti ini ingin supaya keberadaannya diakui
bahkan dihormati, disanjung, dan lain sebagainya.
Ini cara berfikir yang pendek, tapi Rasul Paulus tidak
demikian. Semakin hari kemurahan itu semakin nyata dalam hidupnya, apa
buktinya?
2 Korintus 4:17
(4:17) Sebab penderitaan
ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi
segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
Saudaraku ciri-ciri ketika manusia batiniah dibaharui
dari hari ke sehari; banyak menanggung
penderitaan dalam melayani pekerjaan Tuhan itulah yang disebut sengsara salib dan aniaya karena firman, bukan penderitaan karena pukulan, karena
kesalahan.
Kehidupan yang sudah mengalami pembaharuan manusia
batiniah banyak menanggung penderitaan itulah yang disebut sangkal diri dan pikul salib.
Tetapi yang perlu diketahui dibalik
penderitaan Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya, sementara penderitaan ringan
tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan Tuhan berikan.
2 Korintus 4:18
(4:18) Sebab kami tidak
memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang
kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Selanjutnya Rasul Paulus berkata; “kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan,”
yaitu kerajaan sorga.
Berarti Rasul Paulus memiliki pandangan yang jauh ke
depan disebutlah dengan pandangan nubuatan.
Alasan Rasul Paulus memperhatikan yang tidak kelihatan;
yang kelihatan itu sifatnya sementara
sedangkan yang tidak kelihatan itu
sifatnya kekal, abadi, bahagia untuk selama-lamanya di dalam kerajaan yang
kekal.
2 Korintus 5:1
(5:1) Karena kami tahu,
bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah
menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman
yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.
Kesimpulannya dari pembacaan ayat ini; memperhatikan
yang tidak kelihatan mewarisi kerajaan sorga, sedangkan yang mewarisi kerajaan
sorga adalah manusia batin. Karena kemah di bumi ini suatu kali dibongkar
supaya kita beralih kepada kemah yang abadi.
Itulah sebabnya Rasul Paulus tidak memperhatikan yang
kelihatan, yang sifatnya lahiriah, termasuk kedudukan, jabatan, pendidikan yang
tinggi, uang yang banyak, karena itu sifatnya sementara. Melainkan Rasul Paulus
memperhatikan yang tidak kelihatan yang sifatnya kekal, kalau sifatnya kekal
maka kebahagiaan yang ada di dalamnya juga kekal, selama-lamanya, tidak
berakhir. Sebab itu dia tidak malu ketika dia mengalami pembaharuan manusia
batiniah, sementara manusia lahiriahnya merosot dia tidak malu, rupanya dia
memiliki pandangan nubuatan.
Karena dalam 2
Korintus 5:1; kemah tubuh kita suatu kali dibongkar supaya nanti beralih
pada kemah yang abadi. Jadi tidak ada artinya kebenaran yang terlihat rapih
diluar tetapi batinnya tidak baik, di dalamnya penuh dengan tulang belulang,
kejahatan, kenajisan, trik intrik, sandiwara, dan lain sebagainya.
Itu sebabnya berkali-kali saya sampaikan tidak ada
artinya kita menjalankan ibadah Taurat, ibadah lahiriah, tidak mengandung
janji, kemah tubuh kita ini akan dibongkar, tidak mungkin kita bisa berdiam
selamanya disini. Dan ketika kemah di bumi dibongkar nanti kita akan beralih
kepada kemah yang abadi, berarti segala sesuatunya kekal, termasuk kebahagiaan.
Biarlah kita boleh mengalami penyucian oleh air dan
firman termasuk pandangan ini juga harus disucikan supaya kita senantiasa
memperhatikan yang tidak kelihatan, bukan memperhatikan yang kelihatan, jadi
mata ini juga harus disucikan.
Tentang: PENYUCIAN.
Efesus 5:26
(5:26) untuk menguduskannya,
sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
Jadi senantiasa disucikan dimandikan oleh air dan firman.
Efesus 5:27
(5:27)
supaya
dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang
tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan
tidak bercela.
Sesudah mengalami penyucian oleh air dan firman, lalu
Tuhan menempatkan jemaat di hadapan-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut
atau serupa itu = kudus tidak bercela.
Itulah penyucian oleh air dan firman.
2 Timotius 2:21
(2:21) Jika seorang
menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk
maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan
disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.
Jadi kehidupan yang sudah disucikan oleh air dan firman
Tuhan selanjutnya dipakai untuk menjadi alat
kemuliaan Tuhan.
Jadi penyucian itu arahnya supaya Tuhan pakai menjadi
alat kemuliaan, tidak mungkin Tuhan memakai hamba Tuhan yang tidak hidup di
dalam kesuciannya. Orang jahat menyucikan kejahatan dengan kejahatan itu sesuatu
yang mustahi , menyucikan kenajisan dengan kenajisan itu sesuatu yang mustahil,
pencuri menginsafkan pencuri itu sesuatu hal yang mustahil, penjahat
menginsafkan penjahat itu sesuatu hal yang mustahil.
Oleh sebab itu sesudah mengalami penyucian oleh air dan
firman selanjutnya menjadi alat kemuliaan Tuhan, melayani pekerjaan Tuhan. Kita melayani pekerjaan Tuhan, memuji
kemuliaan-Nya, ibadah dan pelayanan ini bukan ibadah pelayanan manusia, kita
ini melayani pekerjaan Tuhan. Jadi kita disucikan untuk maksud yang mulia,
melayani pekerjaan Tuhan.
Yang dahulu menganggap kecil darah Yesus sekarang
jangan lagi, kiranya kita senantiasa disucikan oleh air dan firman dengan
limpah untuk maksud yang mulia, dipakai menjadi alat yang mulia, melayani
pekerjaan Tuhan.
2 Timotius 2:22
(2:22) Sebab itu jauhilah
nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan
damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang
murni.
Untuk mempertahankan kesucian memperhatikan dua hal;
1. Jauhilah nafsu orang muda.
Kita lihat dulu sedikit nafsu orang muda
...
Yohanes 21:15-17
(21:15) Sesudah sarapan Yesus
berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi
Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar
Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya:
"Gembalakanlah domba-domba-Ku." (21:16)
Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes,
apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan,
Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya:
"Gembalakanlah domba-domba-Ku." (21:17)
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah
engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk
ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata
kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku
mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah
domba-domba-Ku.
Saudaraku seorang gembala harus bertanggung
jawab di hadapan Tuhan, gembala yang bertanggung jawab adalah gembala yang
mengasihi Tuhan. Sebab itu karena Tuhan melihat keberadaan Simon Petrus dengan
keadaan tidak mengasihi Tuhan sepenuhnya sehingga pertanyaan yang sama diulang
sebanyak tiga kali; Pertanyaan yang
pertama: “apakah
engkau mengasihi Aku?" lalu Simon menjawab "Benar Tuhan, Engkau tahu.” Pertanyaan yang kedua kali; "Simon, anak Yohanes, apakah engkau
mengasihi Aku?" jawab Simon; "Benar
Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Untuk yang ketiga
kalinya Yesus bertanya dengan pertanyaan yang sama; "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Dari
pertanyaan itulah Petrus sadar bahwa Tuhan tau bahwa dia kurang mengasihi
Tuhan, sehingga Dia menangis sejadi-jadinya.
Jadi orang yang bertanggung jawab adalah
orang yang mengasihi Tuhan dengan segenap hati.
Yohanes 21:18
(21:18) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan
ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau
akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa
engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
Ketika masih muda Simon Petrus mengikat
pinggangnya sendiri kemudian berjalan kemana saja yang ia kehendaki, artinya; hidup menurut kebenaran sendiri dan melangkah menurut keinginan sendiri,
itu nafsu orang muda, liar susah untuk dikendalikan.
Maka pentingnya kita hidup menurut
kebenaran dari sorga dari Allah turun ke bumi, jadi kebenaran itu dari Tuhan.
Kemudian pentingnya kita mengikuti maunya Tuhan, hindarilah nafsu orang muda.
Kalau menghindari nafsu orang muda berarti
kerohanian yang sudah dewasa, tua rohani. Keadaan tua rohani; menanggung penderitaan yang tidak harus
ditanggung, ini kedewasaan rohani.
Ini syarat untuk tetap memperhatahankan
kesuciaan dari seorang imam.
2. Mengejar perkara-perkara
antara lain;
-
KEJARLAH KEADILAN.
Orang yang adil berarti tidak berlaku
curang, berarti tidak
membeda-bedakan satu dengan yang lain. Membeda-bedakan, misalnya yang miskin dipandang
sebelah mata, itu tidak adil. Ada lagi sikap yang tidak adil. Untuk hal-hal
yang lahiriah ia banyak berkorban, ia banyak berjuang tetapi untuk pekerjaan
Tuhan tidak, itu namanya tidak adil. Untuk kesenangan sendiri jamnya banyak (waktunya banyak), tetapi untuk pekerjaan
Tuhan tidak, itu namanya tidak adil.
-
KEJARLAH KESETIAAN.
-
KEJARLAH KASIH.
-
KEJARLAH DAMAI bersama-sama dengan
mereka yang berseru kepada Tuhan
dengan hati yang murni.
Jadi saudara kalau ada teguran karena suatu dosa, jangan
mengulangi kesalahan yang sama. Sebab itu perhatikan hal yang keempat; kejarlah
damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang
murni.
Inilah pendahuluan dari Kolose 3:1-17, mari kita tersungkur di bawah kaki salib. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment