IBADAH KAUM MUDA
REMAJA, 08 DESEMBER 2018
STUDY YUSUF
(Seri:148)
Subtema: PENGANTARA YANG BERTANGGUNG JAWAB.
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya,
oleh karena kemurahan hati Tuhan kita masih diijinkan untuk mengusahakan dan
memelihara ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan ini. Ini suatu kemurahan
bagi kita supaya lewat ibadah ini kita dipelihara, dibela, dilindungi oleh
Tuhan, dimana hari-hari ini adalah hari-hari yang jahat, dimana kedatangan
Tuhan sudah tidak lama lagi, sebab itu biarlah kita makin sungguh-sugguh lagi
memperhatikan tanda-tanda zaman ini, jangan menganggap sepele dengan keadaan
yang sedang terjadi ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, pemuda
remaja, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman
Tuhan lewat live streaming, video
internet, Youtube, Facebook, dimanapun anda berada, di dalam ataupun di luar
negeri, kiranya Tuhan memberkati kita. Kita mohonkan belas kasih Tuhan kiranya
kasih dan kemurahan-Nya dinyatakan lewat pembukaan firman Tuhan malam ini bagi
kita.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Pemuda Remaja tentag study Yusuf.
Kejadian 37:51-52
(41:50) Sebelum datang tahun
kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang
dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu,
sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada
kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim,
sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri
kesengsaraanku."
Sebelum datang tujuh tahun kelaparan lahirlah bagi
Yusuf dua orang anak laki-laki; yang sulung bernama Manasye, anak yang kedua bernama Efraim.
Selanjutnya kita akan memperhatikan arti rohani nama
kedua anak laki-laki Yusuf dimulai dari anak yang sulung yaitu; MANASYE.
Manasye artinya; Allah membuat Yusuf lupa sama sekali
kepada dua hal:
HAL YANG PERTAMA: Yusuf
lupa sama sekali kepada kesukarannya.
Saudaraku kesukaran Yusuf pada masa mudanya terdiri
dari tiga fase;
Fase yang pertama: KETIKA YUSUF TINGGAL BERSAMA-SAMA
DENGAN SAUDARA-SAUDARANYA.
Kisah Yusuf dan saudara-saudaranya itu ditulis dengan
jelas di dalam Kejadian 37, yang
terdiri atas;
a.
Ayat
1-11; Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya.
b.
Ayat
12-36; Yusuf dijual ke tanah Mesir.
Sekarang kita kembali memperhatikan ...
Kejadian 37:14
(37:14) Kata Israel kepadanya:
"Pergilah engkau melihat apakah baik keadaan saudara-saudaramu dan keadaan
kambing domba; dan bawalah kabar tentang itu kepadaku." Lalu Yakub
menyuruh dia dari lembah Hebron, dan Yusuf pun sampailah ke Sikhem.
Yakub menyuruh Yusuf untuk melihat apakah baik atau
sehat keadaan saudara-saudaranya dan kambing domba yang digembalakan itu.
Selanjutnya Yusuf harus membawa kabar tentang hal itu kembali kepada Yakub
menunjukkan bahwa Yusuf adalah seorang
pengantara.
Sejenak kita melihat tentang PENGANTARA ...
1 Yohanes 2:1-2
(2:1)
Anak-anakku,
hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika
seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu
Yesus Kristus, yang adil. (2:2) Dan
Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja,
tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Jika seseorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang
pengantara kepada Bapa yaitu Yesus Kristus yang adil, Ia adalah pendamaian
untuk segala dosa seluruh dunia.
Seandainya Yesus tidak diutus untuk memperdamaikan dosa
manusia maka celakalah manusia berdosa, binasalah manusia berdosa.
Ibrani 7:25, 27
(7:25) Karena itu Ia sanggup
juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada
Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka. (7:27) yang tidak seperti imam-imam
besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri
dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya
satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri
sebagai korban.
Sebagai pengantara Yesus Kristus telah mempersembahkan
diri-Nya sebagai korban untuk memperdamaikan dosa kita. Sedangkan imam besar
Harun setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya dan dosa
bangsanya.
Ibrani 7:26
(7:24) Tetapi, karena Ia
tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain. (7:26) Sebab Imam Besar yang
demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang
terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat
sorga,
Imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain
menunjukkan dua hal kepada kita;
1.
Ia Imam Besar yang bertanggung jawab.
2.
Ia Imam Besar dalam keadaan yang
saleh, tanpa salah, tanpa noda, terpisah dari orang-orang berdosa, lebih tinggi
dari tingkat-tingkat sorga.
Jadi kalau kita melihat dua keadaan ini jelas
imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain atau lebih tepatnya tidak
terwakilkan oleh siapapun.
Ibrani 7:25
(7:25) Karena itu Ia sanggup
juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada
Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
Dengan demikian Ia sanggup menyelamatkan dengan
sempurna semua orang tanpa terkecuali yang oleh Dia diperdamaikan kepada Allah.
Jadi imamat-Nya betul-betul tidak beralih kepada orang lain.
Puji Tuhan mari kita semua yang sudah melayani Tuhan
belajar bertanggung jawab dengan apa yang Tuhan percayakan kepada kita
masing-masing. Kemudian yang kedua dalam keadaan yang saleh, tanpa salah, tanpa
noda, terpisah dari orang-orang berdosa baik perbuatan maupun perkataan.
2 Korintus 5:20-21
(5:20)
Jadi
kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan
perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu
didamaikan dengan Allah.
(5:21) Dia yang tidak mengenal
dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita
dibenarkan oleh Allah.
Utusan-utusan Tuhan membawa berita pendamaian dan
rela menjadi korban, pendeknya
menjadi korban untuk kebaikan orang lain.
Syarat
untuk menjadi seorang pelayan Tuhan, membawa berita pendamaian, berarti rela
menjadi korban.
Yohanes 7:7
(7:7) Dunia tidak dapat
membenci kamu, tetapi ia membenci Aku, sebab Aku bersaksi tentang dia, bahwa
pekerjaan-pekerjaannya jahat.
Ketika Yesus diutus ke bumi terlihatlah kejahatan-kejahatan
yang ada di dalam dunia itu, sehingga oleh kesaksian itu Dia dibenci, tetapi
itu adalah resiko bagi seorang utusan Tuhan, itu resiko bagi seorang imam.
Kita kembali membaca ...
Kejadian 37:14
(37:14) Kata Israel kepadanya:
"Pergilah engkau melihat apakah baik keadaan saudara-saudaramu dan keadaan
kambing domba; dan bawalah kabar tentang itu kepadaku." Lalu Yakub
menyuruh dia dari lembah Hebron, dan Yusuf pun sampailah ke Sikhem.
“Lalu Yakub menyuruh
dia dari lembah Hebron, dan Yusuf pun sampailah ke Sikhem.”
Pendeknya; Yusuf akhirnya pergi ke Sikhem. Sikhem
artinya; bahu atau pundak. Bahu gunanya untuk memikul satu beban, yaitu sebuah
tanggung jawab.
Tuhan kita Yesus Kristus juga pernah menggunakan
bahu-Nya untuk memikul kayu salib/ menanggung segala perkara manusia. Jadi bahu
berguna untuk memikul sebuah tanggung
jawab.
Kaum muda remaja sebagai anggota sidang jemaat harus
mempunyai rasa tanggung jawab itu, demikian juga saya sebagai hamba Tuhan yang
telah menerima jabatan gembala harus menjadi contoh teladan dalam hal memberi
tanggung jawab kepada sidang jemaat, karena Tuhan juga mengetahui sampai dimana
rasa tanggung jawab kita masing-masing, Tuhan melihat sampai dimana rasa
tanggung jawab saya sebagai gembala sidang.
Itu sebabnya Yusuf menuruti perkataan Yakub sekalipun
dia sadar bahwa saudara-saudaranya itu sangat membenci dia. Saudara-saudara
Yusuf adalah gembala dengan hati yang tidak bersih karena mereka penuh dengan
iri hati, penuh dengan kebencian, penuh dengan hawa nafsu tetapi ia sadar ia
harus rela diutus untuk melihat keadaan saudara-saudaranya dan keadaan dari
kambing domba yang digembalakan itu, selanjutnya membawa kabar itu kepada
Yakub, ini sebuah tanggung jawab.
Tanggung jawab sebagai anggota sidang jemaat juga Tuhan
melihat, Tuhan mengetahui masing-masing tanggung jawab kita, sampai dimana
kedudukan atau posisi dari tanggung jawab kita masing-masing di hadapan Tuhan.
Perlu untuk diketahui; bertanggunng jawab adalah titik
permulaan dimana akan terjadi nanti suatu perkara yang lebih besar Tuhan
nyatakan.
Matius 25:14-15
(25:14) "Sebab hal Kerajaan
Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil
hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. (25:15) Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang
lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya,
lalu ia berangkat.
Kerajaan
sorga ada kaitannya dengan sebuah tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan.
Disini kita melihat tuan dari hamba-hamba tersebut
mempercayakan kekayaannya kepada hamba-hambanya; kepada HAMBA YANG PERTAMA dipercaya
lima talenta, kepada HAMBA YANG KEDUA dipercaya dua talenta, kepada HAMBA YANG KETIGA dipercaya satu talenta,
dengan catatan masing-masing menurut
kesanggupan dari hamba-hamba itu. Artinya; Tuhan Yesus sebagai tuan dari
hamba-hamba Tuhan tidak memaksa ketika Ia mempercayakan tanggung jawab kepada
kita. Tuhan itu sifatnya dalam hal mempercayakan tugas-tugas yang akan
ditunaikan hamba-hamba Tuhan tidak sistem paksa tetapi menurut kepercayaan dan
kerelaan hati.
Diawali tentang:
HAMBA YANG PERTAMA dan HAMBA YANG KEDUA.
Matius 25:26-17
(25:16) Segera pergilah hamba
yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima
talenta. (25:17) Hamba yang
menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.
Hamba
yang pertama memperoleh laba lima talenta, sedangkan hamba yang kedua
memperoleh laba dua talenta, sesuai dengan tanggung jawab yang dipercayakan
oleh tuannya.
Pendeknya; hamba
yang pertama dan hamba yang kedua bertanggung jawab terhadap kepercayaan
tuannya. Itulah tentang Sikhem, yang artinya bahu, ada kaitannya dengan
tanggung jawab. Tuhan kita Yesus Kristus juga pernah memikul tanggung jawab di
atas bahu-Nya, Dia harus memberi suatu pertanggungan jawab kepada Bapa yang
mengutus Dia.
Yang sudah melayani pekerjaan Tuhan belajar untuk
bertanggung jawab, sesuai dengan kesanggupan masing-masing.
Kita ada di dalam penggembalaan ini bukan suatu
kebetulan, Tuhan hendak menyatakan kasih-Nya kepada kita, Tuhan mau ajari kita
menjadi hamba-hamba yang bertanggung jawab sesuai dengan apa yang telah
dipercayakan Tuhan kepada kita tanpa paksaan.
Tentang: HAMBA YANG KETIGA.
Matius 25:18
(25:18) Tetapi hamba yang
menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu
menyembunyikan uang tuannya.
Hamba yang ketiga menerima satu talenta lalu pergi dan
mengubur talenta itu ke dalam tanah, berarti hamba yang ketiga ini tidak bertanggung jawab terhadap
kepercayaan tuannya.
Ciri-ciri hamba yang
tidak bertanggung jawab:
Matius 25:24
(25:24) Kini datanglah juga hamba
yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah
manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang
memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
Hamba yang ketiga itu berkata; “Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di
tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat
di mana tuan tidak menanam.”
Pendeknya; hamba yang ketiga itu mempersalahkan tuannya itu dan berkata
sebagai manusia yang kejam.
Sering kali orang Kristen, anak-anak Tuhan ketika dia
gagal, ketika dia tidak sanggup lagi berbuat sesuatu, tidak sanggup memberi
suatu pertanggung jawaban, langsung mempersalahkan Tuhan.
Itulah kondisi dari hamba yang ketiga ini.
Tuhan mempercayakan firman Allah kepada kita, maka apa
yang sudah kita terima malam ini juga harus kita tanggung jawabi, sejauh mana
Tuhan punya keinginan dan merencanakan rencana-Nya dalam kehidupan kita
masing-masing.
Hamba yang ketiga berkata kepada tuannya; “… yang menuai di tempat di
mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak
menanam.”
Saudaraku kalau ini dibuat menjadi suatu alasan berarti
hamba yang ketiga ini lupa dengan kesepakatan pertama, antara tuan dan hamba
tadi, adapun kesepakatan itu yaitu; masing-masing
menurut kesanggupannya.
Jadi memang ketika kita lalai, dan tidak sanggup memberi
suatu pertanggungan jawab lagi kepada Tuhan disitulah sering kali kita serang
balik, langsung mempersalahkan Tuhan, menuduh Tuhan yang bukan-bukan.
Misalnya; sebagai seorang pemimpin pujian kalau memang
tidak sanggup dari awal tolak saja, sebagai seorang pembaca firman kalau tidak
sanggup tolak saja, jangan nanti ketika gagal langsung dengan cepat mau persalahkan
Tuhan. Sebenarnya Tuhan
bukan tukang paksa, Tuhan mempercayakan masing-masing menurut kesanggupannya
saja, jangan sampai ketika kita tidak sanggup, kita salahkan Tuhan.
Seorang pemimpin pujian dituntut harus memimpin pujian
dengan baik, pemain musik dituntut menjadi seorang pemain musik yang baik,
singer dituntut menjadi seorang singer yang baik, yang mengetik kotbah,
mengedit kotbah, menerbitkan kotbah dalam Buli-Buli Emas Berisi Manna, lewat
media cetak majalah, lewat media elektronik blogspot (http://gptserangcilegon.blogspot.com/),
live streaming, video internet,
Youtube, Facebook, juga harus mengerjakannya dengan baik, kalau memang tidak sanggup segera mengundurkan diri
saja. Artinya
kalau kita dituntut jangan kita mempersalahkan Tuhan, dengan uring-uringan,
bersungut-sungut, ngomel, bahkan
mengolok-olok.
Tadi malam kita sudah dengar firman, jangan kita sibuk
membawa hidup kita ke ladang orang yang pemalas, minggu sebelumnya juga jangan
kita sibuk membawa hidup kita ke ladang dunia, sebab ladang dunia menghasilkan
onak dan duri.
Matius 25:26
(25:26) Maka jawab tuannya itu: Hai
kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai
di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak
menanam?
Kalau tidak sanggup memberi suatu tanggung jawab sesuai
dengan kepercayaan Tuhan disebut hamba yang jahat dan malas.
Malas itu adalah perbuatan jahat, sebaliknya orang jahat itu pasti
malas, tidak ada orang yang
jahat
yang rajin.
Selanjutnya tuan dari hamba-hamba itu berkata; “jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di
tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak
menanam?”
Menuai tidak menabur, memungut tidak menanam adalah
kesepakatan bersama antara tuan dengan hamba tersebut.
Sekarang bandingkan
dengan hamba yang pertama dan hamba yang kedua ...
Matius 25:21-23
(25:21) Maka kata tuannya itu
kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia;
engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung
jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
(25:22) Lalu datanglah hamba yang
menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku;
lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. (25:23)
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku
yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara
yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang
besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Hamba yang pertama dan yang kedua disebut hamba yang baik dan setia karena bertanggung jawab terhadap apa yang dipercayakan
tuannya.
Dampak positif bila
bertanggung jawab:
1.
DIPERCAYAKAN TANGGUNG JAWAB DALAM
PERKARA YANG LEBIH BESAR.
Inilah yang menjadi doa dan kerinduan saya
supaya kita betul-betul bertanggung jawab, sebab inilah titik permulaan
akhirnya nanti Tuhan mempercayakan tanggung jawab dalam perkara yang lebih
besar lagi.
Kita semua memberi suatu pertanggungan
jawab hanya kepada Tuhan bukan kepada manusia. Kalau andai kata tuan dari
semua hamba-hamba Tuhan adalah seorang pendeta atau seorang ketua sinode, maka
hamba-hamba Tuhan bisa berlaku licik, karena hamba Tuhan pimpinanya adalah
manusia bukan Tuhan. Manusia hanya bisa melihat apa yang didepan mata tetapi
Tuhan melihat hati.
Tuhan mengetahui kedudukan kita di dalam
hal bertanggung jawab sampai dimana, jadi kita tidak bisa main akal-akalan
dalam hal melayani pekerjaan Tuhan, karena tuan dari hamba-hamba Tuhan adalah
Tuhan Yesus Kristus langsung.
2.
MASUK DAN TURUT DI DALAM KEBAHAGIAAN
YANG DIALAMI OLEH TUAN DARI HAMBA-HAMBA TUHAN TERSEBUT.
Jadi kebahagiaan yang dialami oleh tuannya
itu juga akan dialami oleh hamba-hamba Tuhan.
Saat ini Yesus Kristus duduk di sebelah
kanan Allah Bapa berarti berada dalam suasana kerajaan sorga, di dalam
kebahagiaan yang kekal, apa yang dialami oleh Tuhan Yesus Kristus sebagai tuan
dari hamba-hamba Tuhan itu juga kebahagiaan yang akan kita alami nanti, Tuhan
sendiri yang berkata; “hai hambaku yang
baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang
kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”
Kembali kita membaca ...
Kejadian 37:15-16
(37:15) Ketika Yusuf berjalan
ke sana ke mari di padang, bertemulah ia dengan seorang laki-laki, yang
bertanya kepadanya: "Apakah yang kaucari?" (37:16) Sahutnya: "Aku mencari saudara-saudaraku. Tolonglah
katakan kepadaku di mana mereka menggembalakan kambing domba?"
Tadi Yakub menyuruh Yusuf untuk melihat
saudara-saudanya di Sikhem, tetapi ketika Yusuf tiba di Sikhem ia tidak melihat
saudara-saudaranya ada disana. Namun sekalipun demikian ia tidak segera pulang
sebab Yusuf adalah seorang gembala yang bertanggung jawab.
Ada kalanya kita menyerah dengan situasi dan segera menggunakan berbagai macam
alasan, namun Yusuf bukan model hamba Tuhan yang seperti itu, Yusuf bukan orang
yang mudah menyerah, Yusuf bukan orang yang menunda-nunda waktu, Yusuf adalah
seseorang yang bertanggung jawab, dia menggunakan waktu sedemikian rupa.
Sikhem itu bahu, kaitannya dengan suatu beban yang
harus dipikul, yaitu; tanggung jawab. Jadi Yusuf adalah seorang gembala yang bertanggung jawab.
Ciri-ciri pribadi
yang bertanggung jawab: disini kita melihat Yusuf berjalan kesana kemari di padang,
artinya; Yusuf berusahan mencari dan
menemukan saudara-saudaranya itu.
Pendeknya, pribadi yang bertanggung jawab:
-
Pantang menyerah.
-
Tidak mudah putus asa.
-
Tidak mudah kecewa ketika dikecewakan.
Kemudian detik-detik kesusahan Yusuf saat mencari
saudara-saudaranya di padang bertemulah ia dengan seorang laki-laki, artinya;
Tuhan itu tidak membiarkan kita seorang
diri di dalam kesusahan sampai detik-detik terakhir
sekalipun.
Kembali lagi kita membaca ...
Kejadian 37:15-16
(37:15) Ketika Yusuf berjalan ke
sana ke mari di padang, bertemulah ia dengan seorang laki-laki, yang bertanya
kepadanya: "Apakah yang kaucari?" (37:16) Sahutnya: "Aku mencari saudara-saudaraku. Tolonglah
katakan kepadaku di mana mereka menggembalakan kambing domba?"
Saat Yusuf bertemu dengan seorang laki-laki lalu
laki-laki itu bertanya kepada Yusuf; "Apakah
yang kaucari?" Sahutnya; "Aku
mencari saudara-saudaraku. Tolonglah katakan kepadaku di mana mereka
menggembalakan kambing domba?"
Saudaraku ada dua sistem pengembalaan; penggembalaan dari pada Yusuf adalah
penggembalaan yang senantiasa kena mengena dengan Roh Kudus, sedangkan penggembalaan dari saudara-saudaranya
adalah penggembalaan yang sifatnya mengembara. Seharusnya saudara-saudara Yusuf
menggembalakan kambing domba ayah mereka di Sikhem tetapi kenyataannya mereka
tidak ada di Sikhem. Pada
saat kesusahan mencari saudara-saudaranya,
Yusuf
bertemu dengan seorang laki-laki dan
laki-laki itu bertanya; "Apakah yang
kaucari?"
Jadi jelas di dalam kesusahan Tuhan tetap memperhatikan
kita, ketika kita susah oleh karena sebuah tanggung jawab, Tuhan turut
memperhatikan kita. Jadi jangan bingung di dalam kesusahan oleh karena sebuah
tanggung jawab yang dipercayakan
oleh Tuhan, jangan lekas-lekas bersungut-sungut,
karena Tuhan
tetap memperhatikan kesusahan hati kita.
Mengapa disitu
ada seorang laki-laki? Apakah mereka sudah janjian sebelumnya? Tentu tidak. Apakah itu
suatu kebetulan? Tentu tidak, sebab
tidak
ada sesuatu yang kebetulan di dalam Tuhan.
Kita ada disini bukan suatu kebetulan, malam ini kita
dengar firman bukan suatu kebetulan, yang pasti Tuhan sedang memperhatikan kesusahan hati
kita oleh karena sebuah tanggung jawab.
Yusuf mencari saudara-saudaranya kesana kemari karena
dia sadar dia harus memberi suatu pertanggungan jawab kepada bapanya, demikian
juga Tuhan mengetahui dan memperhatikan sejauh mana tanggung jawab kita di
hadapan-Nya.
Kita akan melihat penolong yang lain ...
Yohanes 14:16-17
(14:16) Aku akan minta kepada
Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia
menyertai kamu selama-lamanya, (14:17)
yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak
melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia
menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
Roh Kudus adalah penolong yang lain yang diutus oleh
Bapa di sorga untuk menyertai kita, sehingga dalam kesusahan kita olah karena
sebuah tanggung jawab tidak perlu bingung, tidak perlu bersusah hati, apalagi
curhat kepada orang yang tidak mengenal Tuhan Yesus. Karena dunia tidak
mengenal Tuhan, tidak mengenal roh penolong yang lain yaitu Roh Kebenaran yang
akan menyertai. Roh Kudus adalah penolong yang lain yang akan menyertai kita,
kemudian diam di dalam kita. Itu seorang penolong yang lain.
Apakah pertemuan Yusuf dengan seorang laki-laki lain
adalah suatu kebetulan? Tentu tidak. Apakah Yusuf sudah membuat janji dengan
laki-laki itu? Tentu tidak. Jadi jelas dan sangat jelas Tuhan Roh-Nya mengerti kesusahan hati kita di dalam memikul
sebuah tanggung jawab.
Yohanes 14:15
(14:15) "Jikalau kamu
mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Semua
hamba-hamba Tuhan diutus untuk membawa berita pendamaian, Tuhan mengutus
Roh-Nya untuk menolong kita, menyertai orang yang mengasihi Tuhan untuk
melakukan perintah itu.
Kita kembali membaca ...
Kejadian 37:17
(37:17) Lalu kata orang itu:
"Mereka telah berangkat dari sini, sebab telah kudengar mereka berkata:
Marilah kita pergi ke Dotan." Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya itu
dan didapatinyalah mereka di Dotan.
Kemudian laki-laki itu akhirnya memberitahukan bahawa
saudara-saudaranya ada di Dotan, berarti di dalam kesusahan Roh Tuhan memberi jalan
keluar.
Dotan
artinya; pesta double atau kesukaan
dua kali lipat atau kesukaan yang berlimpah-limpah, sebab kasih Allah itu
berlimpah-limpah bagi kita.
Kita akan lihat bahwa Dotan itu betul-betul artinya adalah pesta double.
Contoh pesta double atau kesukaan yang
berlimpah-limpah; pada Injil Matius 13
ada tujuh macam perumpamaan;
1.
Perumpamaan benih (Matius 13:1-23).
2.
Perumpamaan lalang (Matius 13:24-30).
3.
Perumpamaan biji sesawi (Matius 13:31-32).
4.
Perumpamaan ragi (Matius 13:33-34).
5.
Perumpamaan harta terpendam (Matius 13:44).
6.
Perumpamaan mutiara berharga (Matius 13:45).
7.
Perumpamaan pukat (Matius 13:47-52).
Matius 13:9-11
(13:9) Siapa bertelinga,
hendaklah ia mendengar!" (13:10)
Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau
berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" (13:11) Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk
mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.
Kepada orang-orang Yahudi Tuhan berbicara dalam bentuk
perumpamaan, tetapi kepada murid-murid
diberi karunia untuk mengetahui rahasia kerajaan sorga.
Matius 13:12
(13:12) Karena siapa yang
mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa
yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Siapa yang mempunyai kepadanya akan diberi, sehingga ia
berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya
akan diambil dari padanya.
Satu talenta diambil dari hamba yang ketiga lalu
diberikan kepada hamba yang mempunyai sepuluh talenta, supaya siapa yang
mempunyai kepadanya semakin berkelimpahan.
Logisnya satu talenta diambil lalu diberikan kepada
hamba yang kedua supaya hamba yang kedua mempunyai tiga talenta, tetapi di
dalam Tuhan tidak seperti itu, kepada siapa yang mempunyai kepadanya akan
diberikan supaya semakin berkelimpahan. Tetapi disisi lain akan kehilangan dan
kehabisan sampai berada di titik nol.
Inilah kasih yang double, kasih yang berlimpah-limpah
dari Sikhem ke Dotan, tanggung jawab diperhatikan oleh Tuhan.
Kepada dua belas murid diberi karunia untuk mengetahui
rahasia kerajaan sorga, kepada orang Yahudi tidak, karena kepada siapa yang
mempunyai kepadanya akan diberikan supaya semakin berkelimpahan, tetapi disisi
lain akan semakin habis dan berada di titik nol seperti hamba yang ketiga.
Sebab itu jangan lekas putus asa, memang penggembalaan
saudara-saudara Yusuf itu sifatnya mengembara, tidak menetap dalam satu tempat
penggembalaan. Tetapi Yusuf tidak, dia seorang hamba Tuhan yang bertanggung
jawab, dia tidak mudah putus asa, dia tidak mudah kecewa ketika dikecewakan,
pantang menyerah di dalam melayani Tuhan.
Kepada yang empunya akan diberikan supaya semakin
berkelimpahan. Karena kasih Allah itu melimpah dalam kehidupan kita, walaupun
kita tidak setia Dia tetap setia , dan walaupun kita kurang mengasihi, Dia tetap
mengasihi. Jangan segera putus asa saat memikul tanggung jawab, walaupun berat
dan susah jangan patah semangat,
jangan mudah kecewa, jangan menyerah, tetap di dalam Tuhan apapun resikonya.
Mungkin ada diantara kita yang sudah mulai putus asa
atau pernah putus asa, ingat Sikhem adalah bahu terkait dengan tanggung jawab,
kalaupun susah dan sakit jangan putus asa dank arena adanya
tanggung jawab, ada seorang penolong yang lain memberi jawaban, memberi jalan
keluar untuk kita boleh berada dalam pesta
double yaitu Roh Tuhan.
Amsal 6:8
(6:8) ia menyediakan rotinya
di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.
Semut; walaupun ia tidak memiliki seorang pemimpin
namun ia bertindak dua hal;
1.
Menyediakan rotinya di
musim panas.
Musim
panas -> masa kemurahan Tuhan. Selagi Tuhan
berkemurahan, ayo kita kumpulkan firman Allah sebanyak-banyaknya.
2.
Mengumpulkan makanannya
pada waktu panen.
Waktu panen adalah masa kesukaan, masa
terjadi kelepasan dan kemenangan terhadap dosa.
Beda dengan orang yang berada dalam kesusahan
karena diperhamba dosa, dia tidak butuh firman Allah.
Semut adalah
gambaran dari kehidupan yang bertanggung jawab.
Saudaraku firman Allah telah kita terima, oleh karena kemurahan
hati Tuhan besar kepada kita. Apa yang sudah dipercayakan oleh Tuhan kita
belajar untuk memberi pertanggungan jawab. Kalau kita setia memikul tanggung
jawab dalam perkara yang kecil maka Tuhan akan mempercayakan tanggung jawab
dalam perkara yang lebih besar, sampai kita sempurna, masuk dan turut di dalam
kebahagiaan tuannya. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment