IBADAH PENDALAMAN
ALKITAB, 23 SEPTEMBER 2021
KITAB RUT PASAL 4
(Seri: 5)
Subtema:
KRISTUS
KEPALA RUMAH TUHAN
Selamat
malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita
masing-masing, karena Kristus adalah Kepala yang memenuhkan segala sesuatunya.
Segala puji dan segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk
berada dalam perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan
suci.
Saya
juga tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung, di Malaysia,
bahkan umat ketebusan TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN
lewat live streaming video internet
Youtube, Facebook di dalam maupun di luar negeri, dimanapun berada.
Segera
kita sambut Firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai
dengan perjamuan suci itulah STUDY RUT.
Kita
masih berada pada Rut 4.
Rut 4:1-22 dibagi
dalam dua bagian:
-
Yang pertama: Ayat 1-12.
-
Yang kedua: Ayat 13-22.
Malam
kita kembali untuk memeriksa bagian yang pertama, yaitu: Rut 4:1-12, namun dalam kesempatan ini kita hanya membaca Rut
4:1-6, dengan perikop: “Rut menjadi
isteri Boas.”
Rut
4:1-6
(4:1) Boas telah pergi ke pintu gerbang dan
duduk di sana. Kebetulan lewatlah penebus yang disebutkan Boas itu. Lalu
berkatalah Boas: "Hai saudara, datanglah dahulu ke mari, duduklah di
sini." Maka datanglah ia, lalu duduk. (4:2)
Kemudian dipilihnyalah sepuluh orang dari para tua-tua kota itu, dan berkata:
"Duduklah kamu di sini." Maka duduklah mereka. (4:3) Lalu berkatalah ia kepada penebus itu: "Tanah milik
kepunyaan saudara kita Elimelekh hendak dijual oleh Naomi, yang telah pulang
dari daerah Moab. (4:4) Jadi
pikirku: baik juga hal itu kusampaikan kepadamu sebagai berikut: Belilah tanah
itu di depan orang-orang yang duduk di sini dan di depan para tua-tua bangsa
kita. Jika engkau mau menebusnya, tebuslah; tetapi jika engkau tidak mau
menebusnya, beritahukanlah kepadaku, supaya aku tahu, sebab tidak ada orang
yang dapat menebusnya kecuali engkau, dan sesudah engkau: aku." Lalu
berkatalah ia: "Aku akan menebusnya." (4:5) Tetapi kata Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu
dari tangan Naomi, engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang
yang telah mati itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik
pusakanya." (4:6) Lalu
berkatalah penebus itu: "Jika demikian, aku ini tidak dapat menebusnya,
sebab aku akan merusakkan milik pusakaku sendiri. Aku mengharap engkau
menebus apa yang seharusnya aku tebus, sebab aku tidak dapat
menebusnya."
Pada
akhirnya Boaslah yang menjadi penebus sesungguhnya atau penebus sejati, sebab
penebusan atas tanah milik pusaka Elimelekh jatuh ke tangan Boas. Tetapi di
dalam hal penebusan atas tanah itu, Boas juga turut memperoleh Rut, perempuan
Moab, menantu Naomi yang sudah menjadi janda itu.
Pertanyaannya:
MENGAPA RUT PEREMPUAN MOAB ITU TURUT DITEBUS?
Untuk
melihat jawabannya, mari kita membaca Rut 4:5.
Rut
4:5
(4:5) Tetapi kata Boas: "Pada waktu engkau
membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau memperoleh Rut juga,
perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama
orang itu di atas milik pusakanya."
Rut
juga turut ditebus oleh Boas dengan satu tujuan yang mulia, yaitu: Untuk
menegakkan nama Mahlon di atas tanah milik pusakanya. Mahlon adalah anak sulung
yang dilahirkan oleh Naomi bagi Elimelekh, dialah suami Rut. Berarti, oleh
penebusan yang dikerjakan oleh Boas silsilah Elimelekh tidak terputus.
Dengan
demikian, janji Firman TUHAN tergenapi yakni kehidupan yang ditandai kehidupan
yang papah, hina, dina, itulah suatu kehidupan yang ditandai dengan dosa mendapat
kesempatan untuk memperoleh tanah air Sorgawi sebagai milik pusaka untuk
selama-lamanya. Sebagaimana Elimelekh dan isteri serta kedua anaknya sempat
meninggalkan Betlehem, Efrata -- Betlehem artinya rumah roti, berarti sempat
meninggalkan rumah roti --, tetapi pada akhirnya baik Elimelekh maupun anak
laki-lakinya Mahlon mendapat kesempatan untuk memperoleh tanah air Sorgawi
sebagai milik pusaka untuk selama-lamanya.
Boas
rohani yakni TUHAN Yesus Kristus telah mengerjakan penebusan dosa di bukit
Golgota 2000 tahun yang lalu. Dan kita semua telah ditebus dari cara hidup yang
sia-sia bukan dengan barang fana, bukan pula dengan perak dan emas, melainkan
dengan darah yang mahal yaitu darah Kristus yang sama seperti darah Anak Domba
yang tak bernoda dan tak bercacat, sesuai dengan 1 Petrus 1:18-19.
Matius
20:28
(20:28) sama seperti Anak Manusia datang
bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan
nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Anak
Manusia datang ke dunia ini:
-
Bukan
untuk dilayani, melainkan untuk melayani.
Jadi
kita datang menghadap TUHAN bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani TUHAN
dan melayani pekerjaan TUHAN. Itu adalah pekerjaan penebusan dari seorang imam
atau pelayan TUHAN kalau memang ia terpanggil diutus TUHAN.
-
Untuk
memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Injil
Matius 20 jika dikaitkan dengan
Pengajaran Tabernakel terkena pada Tirai
atau Tabir Bait Suci. Tirai atau Tabir Bait Suci adalah pemisah antara Ruangan
Maha Suci dengan Ruangan Suci.
Terkait
dengan Tirai atau Tabir Bait Suci, kita akan baca dalam Matius 27, dengan
perikop: “Yesus mati.”
Matius
27:45-46
(27:45) Mulai dari jam dua belas kegelapan
meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. (27:46) Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring:
"Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku,
Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Kegelapan
meliputi seluruh daerah bukit Golgota dari jam dua belas sampai jam tiga sore,
berarti kegelapan itu berlangsung selama tiga jam. Angka tiga itu selalu
berbicara tentang pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Kemudian
pada jam tiga sore, berserulah Yesus dengan seruan: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku? Pendeknya, dengan seorang diri Yesus harus
menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib.
Terkait
dengan sengsara salib di Golgota, kita akan membaca ayat 47 sampai ayat 49.
Matius
27:47-49
(27:47)
Mendengar itu,
beberapa orang yang berdiri di situ berkata: "Ia memanggil Elia."
(27:48) Dan segeralah datang seorang
dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam,
lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum. (27:49) Tetapi orang-orang lain
berkata: "Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk
menyelamatkan Dia."
Sikap
dari orang-orang yang menyalibkan Yesus ditandai dengan:
-
Yang pertama: Beberapa orang berkata “Ia
memanggil Elia.”
Perkataan
itu menunjukkan bahwasanya mereka tidak menyadari bahwa sesungguhnya sebagai Anak Yesus taat, setia, dan dengar-dengaran
kepada Bapa di Sorga.
-
Yang kedua: Mereka memberi Yesus minum anggur asam.
Menunjukkan
sesugguhnya mereka tidak menyadari bahwasanya Yesus telah menanggung keonaran dan kelaliman mereka.
-
Yang ketiga: Beranggapan bahwa Yesus mengharapkan Elia untuk menyelamatkan Dia.
Menunjukkan
bahwasannya mereka tidak menyadari bahwa Yesus
berkuasa menyelamatkan manusia. Sebab Yesus datang ke dunia ini bukan untuk
dilayani melainkan untuk melayani, kemudian Yesus datang ke dunia ini untuk
mengadakan penebusan atas dosa. Itu sebabnya Dia menyerahkan/memberikan
nyawa-Nya untuk menjadi tebusan dosa.
Pendeknya,
orang-orang yang menyalibkan Yesus menunjukkan suatu sikap dan pandangan yang
keliru terhadap salib di Golgota.
Sekarang;
bagaimana sikap kita memandang salib di Golgota? Apakah kita juga keliru
memandang salib di Golgota? Seperti tiga sikap yang keliru yang ditunjukkan
oleh orang-orang yang menyalibkan Yesus.
Jadi
Injil Matius 20 kalau dikaitkan
dengan Pengajaran Tabernakel terkena kepada Tirai atau Tabir Bait Suci.
Matius
27:50
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara
nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. (27:51)
Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan
terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
Selanjutnya
Yesus kembali berseru dengan seruan yang sama: "Eli, Eli, lama sabakhtani?"
Jangan
kita keliru terhadap seruan Yesus ketika Ia mati di atas kayu salib.
Sesudah
berseru selanjutnya Yesus menyerahkan nyawa-Nya.
Pendeknya,
Yesus menyerahkan nyawa-Nya untuk penebusan atas dosa di atas kayu salib dan
pada saat itu Tirai atau Tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah
à Yesus
telah mengalami perobekan daging.
Tirai
à
Daging, itulah Yesus yang telah mengalami perobekan daging.
Kita
membaca Ibrani 10, dengan perikop: “Ketekunan.”
Ibrani
10:19-20
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah
Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
(10:20) karena Ia telah membuka
jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya
sendiri,
Oleh
darah salib Kristus kita sekarang penuh keberanian untuk dapat masuk ke dalam
tempat kudus. Sebab, Ia telah membuka jalan yang baru yang memberi hidup kekal
bagi kita semua, yaitu sengsara salib itulah pribadi Yesus yang mengalami
perobekan daging di atas kayu salib. Sehingga, dengan demikian; terbukalah
jalan yang baru dan jalan yang baru itu adalah jalan yang menuju hidup kekal.
Ibrani
10:21
(10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar
sebagai kepala Rumah Allah.
Singkat
kata, kita ini mempunyai seorang Imam
Besar, Dia juga kepala Rumah TUHAN.
Imam
Besar Agung tugasnya adalah melayani, berdoa dan memperdamaikan dosa kita. Kita
bersyukur kepada TUHAN sebab Dialah Imam Besar Agung.
Dalam
Injil Lukas 22, Yesus tampil sebagai Imam Besar untuk melayani, berdoa dan memperdamaikan
dosa murid-murid. Pada waktu itu murid-murid bertengkar karena menginginkan
menjadi suatu kehidupan yang terbesar menurut pemikiran masing-masing. Tetapi
kalau cara yang seperti itu dipertahankan akan memicu terjadinya perpecahan dan
perselisihan antara anggota tubuh yang satu dengan yang lain. Namun di situ
kita melihat Yesus tampil sebagai Imam Besar; melayani, berdoa, dan
memperdamaikan dosa mereka.
Mari
kita melihat sejenak Injil Lukas 22, dengan perikop: “Pecakapan waktu Perjamuan Malam.”
Lukas
22:24
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara
murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara
mereka.
Terjadilah juga
pertengkaran di antara murid-murid Yesus. Pendeknya,
murid-murid bertengkar hanya karena menginginkan siapa yang terbesar diantara
mereka, berlomba-lomba menjadi yang terbesar.
Kalau
berlomba-lomba mencari yang terbesar pasti di situ terjadi keributan, tejadi
kekacauan, terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Berbeda jika kita
berlomba-lomba untuk merendahkan diri serendah-rendahnya pasti ada damai
sejahtera. Maka kita semua setiap kali menghadap TUHAN jangan berlomba-lomba
menjadi yang terbesar, tetapi antara satu dengan yang lain saling merendahkan
diri serendah-rendahnya. Jangan merasa diri terlebih besar dari yang lain,
supaya jangan terjadi kekacauan.
Lukas
22:25-27
(22:25) Yesus berkata kepada mereka:
"Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang
menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. (22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar
di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai
pelayan.
Melihat
keadaan yang kacau akhirnya TUHAN memberi suatu pengertian tentang hal “yang terbesar.”
-
Yang terbesar menurut ukuran dunia adalah raja-raja
bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka, kemudian orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut
pelindung-pelindung. Inilah yang terbesar menurut ukuran dunia, tetapi di
dalam TUHAN tidak seperti itu.
-
Yang terbesar di dalam TUHAN yaitu yang terbesar hendaklah sebagai yang paling muda, kemudian seorang pemimpin sebagai pelayan. Jadi kalau mau menjadi pemimpin
harus mau menjadi pelayan.
Jadi,
ukuran yang terbesar di dalam dunia dengan ukuran yang terbesar di dalam TUHAN,
bertolak belakang.
Mana
yang anda pilih yang terbesar di dalam TUHAN atau yang terbesar di luar TUHAN
(dunia)? Jika saudara bijaksana kita mau menjadi yang terbesar menurut ukuran
TUHAN, di dalam TUHAN.
Lukas
22:27
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang
duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku
ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Yesus
tampil di tengah-tengah murid-murid sebagai pelayan.
Ini adalah pelayanan yang terbesar.
Lukas
22:28-32
(22:28) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama
dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. (22:29) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti
Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, (22:30)
bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu
akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. (22:31) Simon, Simon, lihat, Iblis
telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, (22:32) tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu
jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah
saudara-saudaramu."
Pada
ayat 27; Yesus tampil sebagai Imam
Besar untuk melayani dua belas murid.
Kemudian,
pada ayat 32; Yesus tampil sebagai
Imam Besar yang selalu berdoa
untuk dosa dari dua belas murid.
Lukas
22:37-38
(22:37) Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas
Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan terhitung di antara
pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang
digenapi." (22:38) Kata mereka:
"Tuhan, ini dua pedang." Jawab-Nya: "Sudah
cukup."
Sebab Aku berkata
kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku … Yesus
harus menggenapi hukum Taurat.
TUHAN
Yesus sudah menggenapi sepuluh hukum Taurat di atas kayu salib sehingga pada
saat Dia menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib Dia akan terhitung di
antara pemberontak-pemberontak, berarti dianggap dan menjadi sama seperti
pemberontak-pemberontak. Sebab, Dia mati di atas kayu salib bersama dengan dua
orang pemberontak yang juga disalibkan bersama dengan Dia.
"Tuhan, ini
dua pedang."Apa fungsi pedang? Pedang berfungsi untuk
digunakan sebagai senjata perang. Kalau ada perang maka tidak ada damai.
Tetapi,
jawab Yesus: "Sudah cukup." Dengan
demikian, Yesus tampil menjadi pendamaian.
Berarti,
Yesus tampil sebagai Imam Besar Agung, untuk:
-
Melayani.
-
Untuk mendoakan
murid-murid.
-
Pendamaian.
Ketiga
penampilan Yesus ini menunjukkan bahwa Yesus benar-benar, pure, murni adalah Imam Besar Agung. Sebab tugas dari seorang Imam
Besar Agung adalah …
1. Melayani.
2. Berdoa.
3. Memperdamaikan
dosa manusia di atas kayu salib.
Ketika
Yesus mengerjakan penebusan dan pendamaian di atas kayu salib maka Yesus harus
menangung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung, berarti Dia harus menjadi
korban, sebagaimana 2 Korintus 5:19-21.
2
Korintus 5:19
(5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan
diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia
telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Sebab Allah
mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus … Allah
mendamaikan dunia dengan diri Allah lewat korban Kristus.
Singkat
kata, Rasul Paulus berkata: Allah telah
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi seorang hamba TUHAN
diutus untuk membawa berita pendamaian.
Ayat
ini sinkron dengan 1 Petrus 2:9; Kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang
rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah. Tugas mereka adalah untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang
besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari terang yang ajaib. Jadi,
tugas dari imamat rajani adalah untuk memberitakan salib dimanapun dia berada.
Memberitakan
salib = Berita pendamaian. Kalau memberitakan ilmu pengetahuan itu belum
sempurna untuk memperdamaikan dosa manusia, tetapi kalau kita memberitakan
salib dimanapun kita berada berarti sempurna untuk memperdamaikan dosa manusia.
2
Korintus 5:20
(5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan
Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama
Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
… Dalam nama
Kristus kami meminta kepadamu. Rasul Paulus meminta kepada sidang
jemaat di Korintus dan berkata: Berilah dirimu
didamaikan dengan Allah. Inilah yang menjadi doa kerinduan kita supaya
sidang jemaat TUHAN berdamai dengan Allah, dimulai dengan:
-
Nikah terkecil; suami berdamai dengan
isteri/isteri berdamai dengan suami.
-
Kemudian nikah yang lebih besar yaitu
dalam penggembalaan; antara anggota tubuh yang satu dengan anggota tubuh yang
lain harus berdamai.
Itulah
bukti kalau kita sudah berdamai dengan Allah dan itulah doa kerinduan dari
seorang hamba TUHAN.
Jadi
kalau seorang hamba TUHAN diutus untuk membawa berita pendamaian (berita salib)
maka kerinduannya dan doanya juga supaya sidang jemaat berdamai dengan Allah.
Tiadalah mungkin seorang hamba TUHAN membawa berita salib, tetapi tidak
menginginkan pendamaian antara seorang dengan yang lain, itu sesuai yang
mustahil.
2
Korintus 5:21
(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah
dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh
Allah.
Dia yang tidak
mengenal dosa, jadi bukan tidak berdosa, tetapi tidak mengenal
dosa. Biarlah kiranya kita semua benar-benar oleh karena kuasa Firman sama
sekali kita tidak mengenal dosa dan dosa tidak mengenali kita dimanapun kita
ada dan dalam situasai kondisi apapun.
Dia yang tidak
mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita … Sebenarnya
Yesus Kristus memang Dia adalah Imam Besar Agung yang telah mengadakan
pendamaian terhadap dosa, Dia telah mengerjakan penebusan dan pendamaian itu,
dan Dia telah menanggung penderitaan itu di atas kayu salib sekalipun Dia tidak
mengenal dosa.
Dia
harus disamakan sebagai pemberontak-pemberontak, supaya Dialah yang menanggung
dosa itu. Karena sesungguhnya upah dosa adalah maut, sehingga kita terlepas
dari maut. Jadi TUHAN itu sangat mengasihi kita lebih dari binatang, lebih dari
yang ada ini, supaya di dalam Yesus Kristus kita dibenarkan oleh Allah. Jadi,
kita dibenarkan oleh Allah hanya karena sengsara salib.
Sudah
sangat jelas, bahwa; memang Dia telah membuka jalan yang baru itulah hidup
kekal kepada kita masing-masing, karena Dialah Imam Besar Agung yang telah
melayani, berdoa, dan memperdamaikan dosa kita masing-masing. Tetapi selain
Imam Besar Agung, Dia juga merupakan Kepala Rumah TUHAN.
Kita
lihat dahulu, tentang: KEPALA RUMAH TUHAN, di dalam Efesus 1, dengan perikop: “Doa untuk pengertian tentang kemuliaan
Kristus.”
Efesus
1:22
(1:22) Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya
di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai
Kepala dari segala yang ada.
Dan segala sesuatu
telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus … Yesus telah
meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya di atas kayu salib 2000 tahun yang
lalu.
… Dan Dia telah
diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.
Selanjutnya,
Kristus telah diberikan kepada jemaat sebagai Kepala. Kristus adalah Kepala,
berarti penyelamat jemaat sebagai tubuh-Nya, karena Dia akan memberikan
kemenangan atas tubuh.
Jadi,
Kristus adalah Kepala Rumah TUHAN dan Dialah yang menyelamatkan rumah TUHAN.
Rumah TUHAN itulah tubuh-Nya sendiri.
Efesus
1:23
(1:23) Jemaat yang adalah tubuh-Nya,
yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Sidang
jemaat (rumah TUHAN) adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Kristus Kepala. Jadi,
tubuh (rumah TUHAN) adalah kepenuhan Kepala. Kalau tubuh (rumah) tanpa Kepala,
maka rumah itu kosong. Sebab yang memenuhkan rumah TUHAN adalah Kepala. Jadi,
selain memberi kemenangan rumah itu dipenuhkan oleh Kepala.
Oleh
sebab itu, mulai dari sekarang belajar menempatkan Kristus sebagai Kepala
supaya hidup tidak kosong, tidak hampa.
Jangan
saudara pikir orang yang merasa pandai maka hidup dia sudah berisi, justru
orang-orang yang di luar TUHAN sekalipun merasa dirinya pandai pasti hidupnya
hampa. Orang yang merasa hebat, tetapi hidupnya di luar TUHAN, maka hidupnya
itu kosong.
Kosong
= Hampa, tidak ada apa-apanya. Kosong; terlihat besih tersapu oleh Firman Allah
dan rapi tersusun oleh Roh Kudus, tetapi tidak ada doa penyembahan di dalam
dirinya = Hampa. Kalau seseorang terlihat hebat, pandai dan suka mengajari,
tetapi ternyata kosong, itu semua tidak ada artinya.
Jadi
Kristus itu adalah kepenuhan dari pada rumah TUHAH, tubuh-Nya yaitu kepenuhan
Dia yang memenuhkan semua dan segala sesuatu. Kistus Kepala yang memenuhkan
rumah TUHAN, segala sesuatu dipenuhkan di dalam rumah TUHAN.
Oleh
sebab itu, tempatkan Kristus sebagai Kepala, jangan sampai tubuh menjadi:
-
Liangnya
serigala.
-
Sarangnya
burung,
Tetapi
biarlah Kristus menjadi Kepala atas tubuh, Dialah yang memenuhkan segala
sesuatu di dalam diri kita. Memenuhi semua dan segala sesuatu dipenuhkan dalam
kita.
-
Apa artinya orang pandai, tetapi serigala
jadi kepala?
-
Apa artinya orang hebat, tetapi burung
menjadi kepala?
Tidak
ada artinya = Hampa, kosong.
Terlihat
hebat tetapi burung menjadi kepala. Terlihat hebat, tetapi serigala jadi kepala
= Kosong. Berbahaya dan berisiko tinggi kalau menjadi suatu kehidupan yang
hampa (kosong).
Mari
kita melihat “rumah yang kosong” di dalam Matius 12, dengan perikop: “Kembalinya roh jahat.”
Matius
12: 43
(12:43) "Apabila roh jahat keluar dari
manusia, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian.
Tetapi ia tidak mendapatnya.
Apabila
roh jahat keluar dari manusia, maka roh jahat itu mengembara ke tempat-tempat
yang tandus mencari perhentian. Jadi, pekerjaan dari pada Iblis Setan adalah
mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian.
Mengembara ke
tempat-tempat yang tandus, tandus itu berarti tidak basah atau
kering-kering.
Kering-kering
jika dikaitkan dengan Injil Yohanes 15
terkait dengan cerita pokok anggur, inilah gambaran dari ranting yang kering;
tanpa persekutan dengan Kristus Kepala = Tubuh tanpa Kepala sehingga menjadi
tandus, menjadi kering-kering. Itulah yang dicari oleh Iblis Setan sebagai
tempat perhentiannya.
Tetapi ia tidak
mendapatnya. Jangan setan mendapati kita supaya kita jangan menjadi
tempat perhentiannya.
Matius
12:44
(12:44) Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke
rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah
itu kosong, bersih tersapu dan rapi teratur.
Lalu ia berkata:
Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Karena
ia tidak menemukan tempat perhentian, maka dia kembali ke rumah yang pernah dia
tinggalkan.
… Maka pergilah ia
dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapi teratur.
Saat
ia kembali ke rumah yang pernah dia tinggalkan itu, setan melihat bahwa rumah
itu kosong, bersih tersapu dan rapi teratur.
-
Bersih
tersapu,
jelas itu adalah penyucian Firman; semua dosa disapu.
Kalau
rumah sebagai kediaman masing-masing kotor maka disapu, kamar-kamar hati juga
disapu, harus tersapu bersih Jangan biarkan kotoran-kotoran ada di situ sebab
tidak enak dipandang mata. Berbeda dengan orang yang suka dengan dosa,
sekalipun ada kotoran dia akan suka di tempat yang kotor itu.
-
Kemudian, rapi teratur sama seperti belalang yang berbaris dengan rapi
teratur, ini gambaran dari suatu kehidupan yang dipenuhkan oleh Roh Kudus. Jadi
tidak perlu diajar oleh orang lain dia sebab sudah rapi teratur, inilah
pekerjaan dari Roh Kudus.
-
Sayangnya, rumah itu kosong
Kemudian;
-
Sudah bersih tersapu = Firman Allah.
-
Kemudian rapi teratur = penuh dengan Roh Kudus.
-
Tetapi kosong = Doa penyembahan tidak ada Mengapa tidak ada doa penyembahan?
Jawabnya, karena Kristus tidak menjadi Kepala atas rumah TUHAN, sehingga
menyebabkan kosong.
Bayangkan;
sudah hebat rapi teratur dan cekatan dalam melayani, kemudian sudah bersih
tersapu disucikan oleh Firman, tetapi kosong. Jelas dia tidak menempatkan
Kristus sebagai Kepala.
Terlalu
banyak orang Kristen terlihat pandai berbicara, terlihat seperti rapih teratur
dalam melayani TUHAN tetapi kosong, mengapa? Karena tidak menempatkan Kristu
sebagai Kepala, Dia suami dalam kebenaran dan keadilan.
Jadi,
jangan pernah merasa hebat sebab jika tidak ada TUHAN maka kosong. Kalau sudah
rapi teratur ya puji TUHAN, kemudian sudah bersih tersapu; disucikan oleh Firman
ya puji TUHAN. tetapi jangan kosong.
Matius
12:45
(12:45)
Lalu ia keluar dan
mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka
masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk
dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang
jahat ini."
Lalu ia keluar dan
mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan
berdiam di situ. Dia keluar lalu mengajak tujuh roh lain
yang lebih jahat dari pada dia, berarti kejatahannya 7 (tujuh) = Kejahatannya
sudah sempurna. Lalu kejahatan yang sempurna ini diajak masuk dan berdiam di
dalam rumah yang kosong dan akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaan semula.
Awalnya
kita tidak mengenal Firman dan tidak mengalami penyucian seperti tersapu
bersih, kemudian sebelum kita tergembala juga kita tidak pernah mengenal Roh
TUHAN, namun pada akhirnya setelah kita tergembala kita rapi teratur. Tetapi
hati-hati, tidak boleh berhenti sampai di situ.
… itu lebih buruk
dari pada keadaannya semula, itu sama seperti anjing dan babi.
Oleh
sebab itu, lebih baik mereka tidak mengenal kebenaran dari pada mengenal
kebenaran tetapi kehidupan mereka seperti anjing dan babi, supaya keadaan orang
itu jangan lebih buruk dari pada keadaan yang semula.
Kita
membaca 2 Petrus 2, dengan perikop: “Nabi-nabi
dan guru-guru yang palsu.”
2 Petrus 2:1-22 ini
terkait dengan guru-guru palsu dan nabi-nabi palsu, pemimpin-pemimpin yang
palsu. Bagaimana keadaan pemimpin-pemimpin yang palsu ini?
2
Petrus 2:17-18
(2:17) Guru-guru palsu itu adalah seperti mata
air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah
tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat. (2:18) Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa
dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja
melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan.
Inilah
gambaran dari seorang hamba TUHAN yang melacur di tengah ibadah dan pelayanan;
-
Melayani hanya karena uang, itulah pelacuran
secara rohani.
-
Melayani karena perut, itu berlaku cabul = Pelacuran
rohani.
2
Petrus 2:19
(2:19) Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada
orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan,
karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu. (2:20) Sebab jika mereka, oleh
pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan
diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya,
maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula.
Ciri-ciri
pelacuran di tengah ibadah dan pelayanan dari seorang hamba TUHAN: Menjanjikan
kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba
kebinasaan.
… Sebab jika
mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus,
telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia. Mereka
sudah dilepas dari kecemaran dunia oleh karena darah salib Kristus, tetapi
terlibat lagi bahkan keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula.
Sudah
disucikan oleh TUHAN; oleh darah salib, puji TUHAN. Tetapi terlibat lagi di
dalamnya, diulangi lagi dosa masa lalu, akhirnya keadaan mereka lebih buruk
dari yang semula, itu artinya tujuh roh yang lebih jahat itu sudah masuk di
dalam dirinya. Hati-hati.
1
Petrus 2:21-22
(2:21) Karena itu bagi mereka adalah lebih baik,
jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi
kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. (2:22) Bagi mereka cocok apa yang
dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya,
dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
Karena itu bagi
mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran …
Kalau memang toh kembali mengulangi
kesalahan yang sama sehingga keadaan mereka tujuh kali lebih jahat dari keadaan
semula, lebih baik tidak mengenal TUHAN Yesus.
Kalau
saya dan saudara kembali mengulangi tabiat yang lama sesudah disucikan oleh
darah salib, lebih baik jangan mengenal TUHAN. Sebab lebih sakit penderitaan
yang akan dialami, karena keadaannya lebih buruk dari pada keadaan yang semula.
Gambaran
dari kehidupan yang sudah dikuasai oleh tujuh roh jahat:
-
Anjing
kembali lagi ke muntahnya; anjing yang sudah muntah kembali lagi
menjilat muntahnya, kembali melakukan apa yang najis.
-
Babi
yang mandi kembali lagi ke kubangannya, itulah babi. Tidak
ada babi yang tidak suka berkubang; sudah mandi tetapi kembali lagi berkubang.
Inilah
peribahasa yang cocok bagi mereka.
Kalau
seperti ini perbuatan mereka, sudah jelas tujuh roh jahat sudah menguasai
mereka. Mengapa? Karena Kristus tidak menjadi Kepala, melainkan roh jahat dan
roh najis; serigala dan burung yang menjadi kepala.
Sekarang
kita BANDINGKAN kalau Kristus menjadi Kepala atas rumah TUHAN.
Efesus
4:9
(4:9) Bukankah "Ia telah naik"
berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?
Ayat 9 ini
berbicara tentang pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan.
-
Naik =
Kebangkitan.
-
Turun =
Kematian.
Efesus
4:10
(4:10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah
naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
Kristus
Kepala dari rumah TUHAN, Dialah yang memenuhkan segala sesuatu di dalam rumah
TUHAN; di dalam kehidupan kita sebagai Bait Suci Allah.
Kalau
Kristus sebagai Kepala pasti tidak kosong. Kita lihat ayat 11-13.
Efesus
4:11-12
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul
maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala
dan pengajar-pengajar, (4:12)
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus,
Tadi,
Dia memenuhkan segala sesuatu, dibuktikan dengan memberikan lima jabatan,
yaitu:
1.
Jabatan rasul.
2.
Jabatan nabi.
3.
Jabatan penginjil.
4.
Jabatan gembala.
5.
Jabatan guru.
Jadi,
sudah sangat jelas bahwa Kristus Kepala memenuhkan segala sesuatu di dalam
rumah TUHAN, di dalam kehidupan kita masing-masing, sebab Dia yang memberikan
lima jabatan.
Tujuannya
adalah untuk memperlengkapi orang-orang kudus …
-
Bagi pekerjaan pelayanan.
-
Bagi pembangunan tubuh Kristus.
Terwujudnya
pembangunan tubuh Kristus itu dibuktikan pada ayat 16.
Efesus
4:16
(4:16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi
tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya,
sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan
membangun dirinya dalam kasih.
Inilah
bukti bahwa terwujudnya pembangunan tubuh Kristus, yaitu: rapi tersusun dan
diikat menjadi satu tubuh.
Tubuh
itu anggotanya banyak, tetapi sekalipun anggotanya banyak kita adalah merupakan
satu tubuh Kristus. Karena Kristus juga adalah satu maka tubuh juga adalah
satu.
Jadi,
selain rapi tersusun juga diikat menjadi satu tubuh. Tubuh itu anggotanya
banyak, tetapi sekalipun banyak kita satu di dalam Kristus karena Kristus
adalah satu. Ini bukti bahwa terwujudnya pembangunan tubuh Kristus.
Selain
anggota tubuh yang berbeda menjadi satu, juga rapi tersusun. Kita lihat rapi
tersusun di dalam Efesus 2, dengan perikop: “Dipersatukan
di dalam Kristus.”
Efesus
2:19
(2:19) Demikianlah kamu bukan lagi orang asing
dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota
keluarga Allah,
Bangsa
kafir sudah masuk dalam kesatuan tubuh; dibawa masuk dalam pembangunan tubuh
Kristus = Kafir dan Israel sudah menjadi satu oleh darah salib.
Kemudian,
mari kita lihat kuasa dari darah salib.
Efesus
2:20
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul
dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. (2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh
bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
Di dalam Dia
tumbuh seluruh bangunan. Tumbuh berarti sampai dewasa, sampai
terwujudnya pembangunan tubuh Kristus, sampai terwujudnya kesatuan tubuh.
Di
dalam pertumbuhan rohani yang sehat pasti rapi tersusun; perkataannya rapi
tersusun, solah tingkah atau perbuatannya rapi tersusun, beribadah rapi
tersusun, melayani sesuai karunia-karunia jabatan Roh Kudus rapi tersusun.
Berarti, tidak asal-asal, tidak tumpang tindih, tidak sikut menyikut, melainkan
rapi tersusun, sebagaimana bata di atas bata semuanya rapi tersusun.
Kehidupan
yang rapi tersusun ini tidak terlepas dari dasar para rasul dan dasar para
nabi.
-
Dasar dari bangunan itu adalah pengajaran nabi.
Pengajaran
rasul berarti berbicara soal wahyu; memperlihatkan kerajaan Sorga dengan segala
sesuatu yang ada di dalamnya atau disebut juga memperlihatkan masa yang akan
datang. Dengan demikian, kita memahami dan mengerti apa yang akan terjadi.
Kalau
kita memahami apa yang akan terjadi maka kita juga bisa mengantisipasi/mengatasi
segala persoalan yang akan terjadi di depan mata, tentu saja kita tidak akan
berdiam diri terhadap segala persoalan, segala kesulitan-kesulitan yang semakin
bertambah-tambah yang akan terjadi di depan mata. Hanya orang bodoh yang
berdiam diri dalam menghadapi kesulitan-kesulitan di depan mata. Inilah bangunan yang dibangun di atas dasar
para rasul.
-
Kemudian, bangunan yang dibangun di atas dasar para nabi.
Tugas
nabi adalah bernubuat, berarti menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di
dalam hati = Membongkar dosa dengan tuntas.
Inilah
dasar dari bangunan yang rapi tersusun; menerima pengajaran rasul dan menerima
pengajaran nabi.
Setelah
dibangun di atas dasar pengajaran rasul dan penagaran nabi, maka Yesus Kristus
sebagai batu penjuru, pondasinya adalah korban Kristus, bukan yang lain-lain.
Apa
kelebihan kalau pondasi dari sebuah rumah adalah korban Kristus? Sama saja
dengan Matius 7:24-25; Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini
dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya
di atas korban Kristus.
Ketika
rumah itu dibangun di atas dasar korban Kristus, kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah
itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Berarti,
kuat menghadapi tiga jenis ujian, yaitu:
1. Turunlah
hujan, itu ujian yang datang dari
atas = Roh-roh jahat di udara, penghulu-penghulu di udara yang gelap dengan
segala tipu dayanya.
2. Datanglah
banjir à Dosa kenajisan.
3. Angin melanda rumah itu
tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu = Mampu menghadapi
angin-angin pengajaran palsu. Berarti, dewasa rohani.
Efesus
4:12-14
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus
bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, (4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, (4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang
diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu
manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
Keadaan
setelah sesuai kepenuhan Kristus yaitu yang sudah memenuhkan rumah TUHAN adalah
kerohanian kita tidak lagi anak-anak,
yang mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran palsu, oleh
permainan palsu dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, oleh permainan palsu
dari nabi-nabi palsu. Berarti, tidak mudah diombang-ambingkan oleh angin-angin
pengajaran palsu.
Kehidupan
yang dewasa rohani, yang sudah mengalami pertumbuhan rohani yang sehat, sesuai
dengan kepenuhan Kristus; pasti dewasa dan tidak lagi kanak-kanak, tidak lagi
mudah diombang-ambingkan pengajaran palsu oleh nabi-nabi palsu = Tidak kosong.
Kita
sangat bersyukur kepada TUHAN karena kasih-Nya limpah atas kita.
Yesus
Kristus adalah Anak Allah, tetapi Dia juga Imam Besar Agung. Tugas dari Imam
Besar Agung adalah melayani, berdoa dan memperdamaikan dosa. Tetapi, Dia juga
Kepala rumah TUHAN yang memenuhkan segala sesuatu. Itu sebabnya Dia memberikan
lima jabatan sebagai bukti bahwa Dia memenuhkan segala sesuatu.
Dia
penuhi rumah TUHAN untuk membawa kehidupan rumah TUHAN sampai kepada doa
penyembahan, berarti rapi tersusun = Anggota tubuh yang berbeda-beda menjadi
satu. Itulah doa penyembahan, itulah rumah TUHAN, itulah rumah Allah Yakub;
bukit Sion.
Jadi,
Boas rohani yakni TUHAN Yesus Kristus datang ke dunia ini bukan utuk dilayani
melainkan untuk melayani dan untuk menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan dosa.
Dialah Imam Besar Agung, Dialah Kepala rumah TUHAN.
Oleh
sebab itu, jangan kita berlomba-lomba menjadi yang terbesar, tetapi biarlah
kita mengikuti caranya TUHAN.
Minggu
yang akan datang kita masih tetap memperhatikan soal penebusan ini, jika TUHAN
kehendaki. Kita berdoa supaya kiranya TUHAN terus bukakan Firman-Nya untuk
selanjutnya membawa kita sampai kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi
tubuh mempelai disebut juga bukit Sion atau rumah Allah Yakub. Segala
sesuatunya diisi di dalamnya.
Kita
bersyukur kepada TUHAN, sebagai Kepala rumah TUHAN; Dia memenuhkan segala
sesuatu supaya rumah TUHAN jangan kosong, tetapi dewasa rohani.
Ciri-cirinya:
-
Kita semua telah mencapai kesatuan iman.
-
Kita semua telah mencapai pengetahaun yang benar tentang Anak Allah,
penggenapannya dari Filipi 3.
-
Kita semua telah mencapai kedewasaan penuh.
-
Kita semua telah mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan
kepenuhan Kristus.
Mulai
dari sekarang biasakan menempatkan Kristus sebagai Kepala, jangan pernah merasa
lebih baik, lebih benar, lebih suci. Jangan seolah-olah kita suka menggurui dan
mengajar, dan kalau Firman ini disampaikan jangan kembali menyerang dan
mengajar; jangan sudah diajar tetapi kembali mengajar.
Jangan
sampai seperti murid-murid yang berlomba-lomba menjadi yang terbesar sehingga
antara satu dengan yang lain saling mengajari, karena merasa yang tebesar,
sehingga terjadilah perselisihan. Tetapi puji TUHAN, setelah terjadi
peningkatan kualitas rohani, maka dari murid meningkat menjadi rasul. Akhirnya
tidak lagi terjadi percekcokan justru rela mati, barulah mereka mengenal
korban. Jadi bukan soal mengajarinya, mengajari tetapi kosong tidak ada
artinya.
Biarlah
Kristus Kepala untuk memenuhi segala sesuatunya di dalam kehidupan kita yang
kosong. Itulah Boas rohani yakni TUHAN Yesus Kristus yang sudah mengerjakan
penebusan dan pendamaian terhadap dosa di atas kayu salib 2000 tahun yang lalu.
Dialah
Kepala yang mampu menyelamatkan tubuh, karena kepala ular sudah diremukkan oleh
tumit Yesus di atas kayu salib 2000 tahun yang lalu. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA
SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment