Subtema: MENYELIDIKI ISI HATI
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN Yesus yang memungkinkan kita untuk berada di atas gunung TUHAN yang kudus, beribadah dalam rumah TUHAN, beribadah lewat Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai perjamuan suci.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN yang juga bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon lewat live streaming; Youtube, Facebook atau media sosial apapun, baik di dalam negeri, maupun di luar negeri, dimanapun berada. Bersama-sama kita membuka hati kita untuk diisi penuh dengan Firman Allah, jadikan diri ini bejana untuk dipakai dalam kemuliaan TUHAN, melayani sesuai dengan tahbisan yang TUHAN percayakan. Namun jangan lupa berdoa dalam roh, mohonlah kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita, pribadi lepas pribadi.
Mari kita sambut KITAB MALEAKHI sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Maleakhi 2:8-9
(2:8) Tetapi kamu ini menyimpang dari jalan; kamu membuat banyak orang tergelincir dengan pengajaranmu; kamu merusakkan perjanjian dengan Lewi, firman TUHAN semesta alam. (2:9) Maka Aku pun akan membuat kamu hina dan rendah bagi seluruh umat ini, oleh karena kamu tidak mengikuti jalan yang Kutunjukkan, tetapi memandang bulu dalam pengajaranmu.
Para imam menyimpang dari jalan, karena mereka tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan.
Yeremia 2:8
(2:8) Para imam tidak lagi bertanya: Di manakah TUHAN? Orang-orang yang melaksanakan hukum tidak mengenal Aku lagi, dan para gembala mendurhaka terhadap Aku. Para nabi bernubuat demi Baal, mereka mengikuti apa yang tidak berguna.
Di sini kita melihat; para imam (pemimpin umat Israel) mengikuti apa yang tidak berguna, itu berarti mereka tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan = para imam menyimpang dari jalan TUHAN.
Sebagai bukti…
Para imam tidak lagi bertanya; dimanakah TUHAN?
Persis seperti orang yang merasa terpelihara oleh karena berkat.
Orang-orang yang melaksanakan hukum (penegak hukum) yakni pemimpin sidang jemaat, tidak mengenal TUHAN lagi = sudah melupakan TUHAN.
Para gembala mendurhaka / memberontak kepada TUHAN
Para nabi bernubuat demi Baal.
Hal ini sama saja dengan menyampaikan Firman Allah demi berhala-berhala yang ada di dunia ini (perkara-perkara di bawah).
Demikianlah keadaan para imam pada zaman Yeremia, mereka menyimpang dari jalan.
Sekarang kita akan bandingkan dengan zaman nabi Yesaya…
Yesaya 56:10-11 dengan perikop: “Pemimpin-pemimpin yang fasik”
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja; (56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.
Di sini kita melihat; para pemimpin umat Israel mengambil jalannya sendiri. Itu berarti, mereka tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan = menyimpang dari jalan TUHAN, sehingga mereka disebut:
Orang-orang buta, berarti; tidak tahu apa-apa.
Anjing-anjing bisu tidak tahu menyalak.
Berbaring melamun dan suka tidur saja.
Anjing-anjing pelahap tidak tahu kenyang.
Kita akan mengikuti penjelasan demi penjelasan di atas. Penjelasan yang pertama yaitu; orang-orang buta, berarti; tidak tahu apa-apa, telah diterangkan beberapa minggu yang lalu.
Sekarang kita perhatikan..
Keterangan: ANJING-ANJING BISU TIDAK TAHU MENYALAK.
Bisu tidak tahu menyalak artinya; sebagai seorang pemimpin, tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikan:
Firman Allah yang tajam, disebut juga pedang tajam bermata dua.
Firman Pengajaran yang benar dan murni.
Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
Malam ini kita mengikuti kembali…
Penjelasan tentang: Firman Allah yang tajam.
Ibrani 4:12
(4:12) Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Firman Allah; hidup, kuat dan lebih tajam dari pedang bermata dua manapun, mana kala ia menusuk amat dalam, dua hal terjadi, yaitu….
Mengadakan perceraian atau pemisahan. Itu artinya…
Suami harus lebih mengasihi TUHAN dari isterinya.
Kalau suami lebih mengasihi isteri dari pada TUHAN, maka suami tidak layak dihadapan TUHAN.
Isteri harus lebih mengasihi TUHAN dari suami.
Kalau isteri lebih mengasihi suami dari pada TUHAN = isteri tidak layak dihadapan TUHAN
Orangtua harus lebih mengasihi TUHAN dari pada anak-anaknya.
Kalau orangtua lebih mengasihi anak dari pada TUHAN, dia adalah orangtua yang sangat mengerikan dan tidak layak dihadapan TUHAN.
Anak-anak harus lebih mengasihi TUHAN dari kedua orangtuanya.
Kalau anak lebih mengasihi orangtuanya dari TUHAN, maka dia adalah anak yang mendurhaka kepada TUHAN = tidak layak dan tidak berkenan kepada TUHAN.
Itu sebabnya, dalam Matius 10:37 di situ jelas dikatakan; musuh orang ialah seisi rumahnya.
Kalau isteri menolak untuk beribadah, suami punya otoritas untuk mengajak ibadah. Kalau suami tidak beribadah, isteri juga bisa berdoa kepada TUHAN, untuk ajak ke gereja (beribadah kepada TUHAN). Siapapun yang tidak mau beribadah, ajak dia. Apalagi seorang suami, dia punya otoritas, sebab dia kepala, dia yang harus menentukan tubuh, bukan tubuh yang menentukan kepala.
Kalau saudara tidak lebih mengasihi TUHAN dari manusia yang ada di bumi ini, entah itu suami, isteri, orangtua, anak, menantu, mertua, satu kali nanti; dunia dan arusnya yang begitu deras akan menghanyutkan mu. Saya tidak mengancam, tetapi, cepat atau lambat hal itu akan terjadi.
Apa yang sudah diterangkan pada minggu yang lalu, kiranya itu dimeteraikan oleh Roh TUHAN, ditukik oleh ujung jari TUHAN di dalam loh daging di hati kita masing-masing, sehingga kita semua menjadi surat pujian, surat Kristus, yang dapat dilihat dan dikenal oleh siapapun, baik perkataan maupun perbuatan. (2 Korintus 3:3-4).
Sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita = menyelidiki isi hati dan niat hati
Penjelasan tentang: Firman Allah sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita = menyelidiki isi hati dan niat hati.
Ibrani 4:13
(4:13) Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Kata: Tidak ada yang tersembunyi di hadapan TUHAN → pedang tajam sanggup menyelidiki segala isi hati, termasuk niat-niat di hati kita masing-masing.
Mari kita lihat kisah yang terkait dengan: TUHAN menyelidiki isi hati…
1 Samuel 13:13-14
(13:13) Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya. (13:14) Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."
TUHAN tahu isi hati dan niat-niat hati, secara khusus pribadi Saul, dimana Saul adalah pribadi yang tidak mengikuti perintah Allah = tidak taat kepada Firman TUHAN.
Orang yang tidak taat kepada Firman adalah orang bodoh dan dampak dari kebodohan akan ditanggung oleh setiap orang.
Sebelum kita lanjutkan, saya sampaikan dengan tandas; kita harus belajar untuk menjadi satu kehidupan yang taat, setia dan dengar-dengaran. Pemuda, kalau engkau hendak memilih calon isteri, berdoa kepada TUHAN, tanya TUHAN, itu jauh lebih bagus. Kalau pemuda bertanya kepada TUHAN, itu namanya taat, setia dan dengar-dengaran dan TUHAN akan memberitahukan segala sesuatu.
Umpama; om saya mau menikah. Tentu saya akan tanya, siapa calon isterimu, siapa calon suamimu? Apakah engkau sudah sampaikan kepada dia mengenai tekun dalam tiga macam ibadah pokok? Apakah engkau sudah sampaikan keadaan ibadah di dalam kandang penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon seperti apa? Jangan dikemudian hari seperti membeli kucing dalam karung; kaget-kagetan. Begitu menikah, seorang suami, seorang isteri tidak tahu soal ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok (soal penggembalaan) yang dihubungkan dengan salib di Golgota. Ini akibat (resiko) kalau tidak taat, tidak dengar-dengaran kepada Allah = perbuatan bodoh.
Belajar untuk bertanya, miliki roh taat dengar-dengaran. Jangan hanya terharu pada saat dengar Firman TUHAN, lalu menangis, tetapi sesudah ibadah, kembali kepada habitat daging, dimana ada perasaan daging, keinginan daging yang jahat, bahkan daging ini tidak lebih dan tidak kurang hanya sebatas takhta dari iblis setan. Itu sebabnya, daging harus dihancurkan, supaya wujud daging tidak nampak. Semakin daging dibesar-besarkan, semakin setan sangat menikmati takhtanya.
Jadi, sangat jelas sekali bahwa; TUHAN tahu isi hati Saul, bahkan niat hati Saul yaitu; Saul adalah orang yang tidak mengikuti perintah TUHAN = pribadi yang tidak taat kepada TUHAN.
Singkat kata, pedang tajam sudah menusuk amat dalam, menyelidiki segala sesuatu yang ada di dalam hati Saul, termasuk niat hatinya.
Sesungguhnya, jauh sebelumnya, perintah Allah itu telah disampaikan dengan perantaraan nabi Samuel.
1 Samuel 10:1
(10:1) Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri:
TUHAN mengurapi Saul untuk menjadi raja atas Israel.
Tugas Saul sebagai raja: menyelamatkan umat Israel dari tangan musuh-musuh disekitarnya.
Pendeknya, untuk kita sekarang; orang-orang yang dipercayakan TUHAN sebagai imamat rajani harus memperhatikan orang-orang yang disekitarnya.
1 Samuel 10:2-6
(10:2) Apabila engkau pada hari ini pergi meninggalkan aku, maka engkau akan bertemu dengan dua orang laki-laki di dekat kubur Rahel, di daerah Benyamin, di Zelzah. Mereka akan berkata kepadamu: Keledai-keledai yang engkau cari itu telah diketemukan; dan ayahmu tidak memikirkan keledai-keledai itu lagi, tetapi ia kuatir mengenai kamu, katanya: Apakah yang akan kuperbuat untuk anakku itu? (10:3) Dari sana engkau akan berjalan terus lagi dan sampai ke pohon tarbantin Tabor, maka di sana engkau akan ditemui oleh tiga orang laki-laki yang naik menghadap Allah di Betel; seorang membawa tiga ekor anak kambing, seorang membawa tiga ketul roti dan yang lain lagi sebuyung anggur. (10:4) Mereka akan memberi salam kepadamu dan memberikan kepadamu dua ketul roti yang akan kauterima dari mereka. (10:5) Sesudah itu engkau akan sampai ke Gibea Allah, tempat kedudukan pasukan orang Filistin. Dan apabila engkau masuk kota, engkau akan berjumpa di sana dengan serombongan nabi, yang turun dari bukit pengorbanan dengan gambus, rebana, suling dan kecapi di depan mereka; mereka sendiri akan kepenuhan seperti nabi. (10:6) Maka Roh TUHAN akan berkuasa atasmu; engkau akan kepenuhan bersama-sama dengan mereka dan berubah menjadi manusia lain.
Tanda Saul diurapi TUHAN sebagai raja atas Israel, ada 3:
YANG PERTAMA
Pada hari Saul diurapi, ia bertemu dengan dua orang laki-laki di dekat kubur Rahel. Kemudian dua laki-laki tersebut menyampaikan pesan kepada Saul, yakni:
Memberitahukan bahwa keledai-keledai yang engkau cari telah ditemukan.
Memberitahukan kekuatiran seorang ayah terhadap anaknya, yaitu Saul.
Jadi ayah Saul kuatir kepada Saul.
Peristiwa ini berbicara tentang KASIH ALLAH BAPA kepada anaknya.
Demikian juga kita mengetahui bahwasanya; Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)
YANG KEDUA
Saul ditemui tiga orang laki-laki yang naik menghadap Allah di Betel.
Laki-laki yang pertama membawa tiga ekor anak kambing.
Laki-laki yang kedua tiga ketul roti.
Laki-laki yang ketiga sebuyung anggur.
Selanjutnya, Saul akan menerima dua ketul roti dari laki-laki tersebut.
Hal ini berbicara tentang FIRMAN ALLAH. Dua ketul roti → Firman Allah.
Saudara, dua ketul roti sebenarnya membayangkan kita kepada dua kali pemecahan roti yang terjadi pada Perjanjian Baru.
Yesus memberi makan lima ribu orang laki-laki dengan lima roti dan dan dua ikan (Matius 14:17-19)
5 ketul roti bayangan dari kedatangan Yesus yang pertama ke dalam dunia ini sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. 5 ketul roti → 5 luka utama Yesus
Yesus memberi makan empat ribu orang laki-laki dengan tujuh roti dan beberapa ikan (Matius 15:34-37)
7 ketul roti bayangan dari kedatangan Yesus yang kedua sebagai Raja untuk gereja TUHAN yang sempurna. 7 ketul roti yang dipecah-pecahkan → kesempurnaan gereja TUHAN.
YANG KETIGA
Saul sampai ke Gibea Allah, tempat kedudukan pasukan Filistin. Ketika masuk kota itu, Saul akan berjumpa dengan rombongan nabi. Kemudian, pada saat itulah Roh TUHAN berkuasa atas Saul dan iapun berubah menjadi manusia lain, itu berarti; tidak sama dengan manusia duniawi yang hidup secara manusiawi.
Kalau imam-imam/pelayan TUHAN/hamba TUHAN; diurapi, pasti dia berubah menjadi manusia lain, baik karakternya, perbuatannya, solah tingkah, tutur sapa, pola pikir, mainset, isi hati, semuanya tidak akan sama lagi dengan manusia duniawi yang menjalankan hidup secara manusiawi.
Jadi, kita semua menjadi manusia lain manakala Roh TUHAN berkuasa atas kita sepenuhnya. Dengan lain kata; manakalah Roh TUHAN berkuasa dengan sepenuhnya, maka kita semua akan berada di bawah pengaruh yang besar dari Roh TUHAN itu sendiri.
Pendeknya, tanda Saul diurapi TUHAN adalah:
Penuh dengan KASIH ALLAH → Allah Bapa.
Penuh dengan FIRMAN ALLAH Anak Allah.
Penuh dengan ROH ALLAH → Roh Kudus.
Itulah tanda bahwa Saul telah diurapi oleh TUHAN sebagai raja (pemimpin) atas Israel. Tugasnya; menyelamatkan Israel dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Kehidupan yang diurapi; sangat suka memperhatikan orang yang disekitarnya (sesamanya).
Jadi saudara, biarpun saudara dilumuri oleh minyak goreng satu drum, kalau saya dan saudara tidak peduli dengan TUHAN dan sesama, tidak peduli dengan ibadah dan pelayanan (kegiatan Roh), maka, pengurapan TUHAN tidak berlaku atas dia, sekalipun dia sudah bermandikan berton-ton minyak goreng atau minyak zaitu, atau minyak apa saja.
Sekarang ini kan gereja-gereja sibuk dengan pengurapan lewat minyak yang dilemparkan. Kalau itu memang betul-betul pengurapan, niscaya pasti memperhatikan pekerjaan TUHAN dan kegiatan Roh, pasti memperhatikan sesamanya; suka tolong menolong. Itulah cara merawat minyak urapan.
1 Samuel 10:7
(10:7) Apabila tanda-tanda ini terjadi kepadamu, lakukanlah apa saja yang didapat oleh tanganmu, sebab Allah menyertai engkau.
Apabila tiga tanda itu terjadi pada Saul, selanjutnya Samuel berkata: lakukan apa saja yang didapat oleh tanganmu, pasti berhasil, karena TUHAN menyertai.
Saudara jangan berpikir untuk berhasil, tetapi di luar TUHAN. Mungkin bisa berhasil dengan mengandalkan kekuatan, kemampuan, tetapi keberhasilan itu menjerumuskan mu ke depannya. Tetapi, segala sesuatu yang kita peroleh dari TUHAN, itu justru yang memelihara hidup kita. Kalau datang dari kehendak daging = menjerumuskan, artinya, bisa diperbaiki TUHAN, tetapi bayar harga terlebih dahulu.
Pemain musik, layani TUHAN dengan sungguh-sungguh. Multimedia; layani TUHAN dengan sungguh-sungguh. Apa saja yang sudah ditemukan oleh tangan kita, kerjakan saja, pasti berhasil, sebab TUHAN menyertai.
1 Samuel 10:8
(10:8) Engkau harus pergi ke Gilgal mendahului aku, dan camkanlah, aku akan datang kepadamu untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Engkau harus menunggu tujuh hari lamanya, sampai aku datang kepadamu dan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan."
Sesudah diurapi, untuk beberapa waktu kemudian, selanjutnya Saul harus pergi ke Gilgal sebagai raja untuk memimpin perang menghadapi orang Filistin, mendahului Samuel. Dan ia harus menunggu Samuel selama tujuh hari di sana. Mengapa? Karena Samuel akan memberitahukan kepada Saul apa yang harus dilakukan olehnya.
Berarti, untuk melakukan sesuatu, Saul harus menunggu Samuel sampai tujuh hari lamanya di Gilgal. Apapun yang terjadi, enak tidak enak situasi yang dihadapi, genting atau tidak genting, dia harus tunggu Samuel selama tujuh hari.
Saudara dan saya juga sama, kita harus menunggu waktunya TUHAN supaya kita tahu apa yang harus kita lakukan. Enak atau tidak enak, tetaplah tunggu waktunya TUHAN. Jangan sampai, sebelum waktunya TUHAN, kita bertindak, mengambil keputusan sesuai dengan kehendak sendiri, kepentingan sendiri, selera sendiri atau sesuai dengan keinginan di hati, itu beresiko tinggi.
Inilah Firman TUHAN yang disampaikan oleh Samuel kepada Saul. Dan kita sudah melihat, setelah pedang tajam menembusi, nampaklah bahwa isi hati dan niat hati Saul adalah seorang yang tidak mendengar dan tidak mengikuti perintah TUHAN dengan lain kata; Saul tidak taat kepada Firman Allah.
Syarat untuk mengetahui apa yang harus dilakukan oleh Saul:
Terlebih dahulu Samuel harus mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada TUHAN.
KORBAN BAKARAN itu berarti; potongan daging terbakar sampai hangus = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah = kasih kepada TUHAN.
Kalau kita betul-betul mengasihi TUHAN berarti harus sampai hangus, jangan tanggung-tanggung; sebagian daging hangus, sebagian mentah. Penyerahan diri kepada TUHAN juga jangan tanggung-tanggung, harus 100%, 80% saja binasa apalagi 30%. Melayani TUHAN baik sebagai pemimpin pujian, pemain musik, singer, kolektan, multimedia, dan lain sebagainya, harus sampai mati di situ, barulah kita tahu kehendak Allah yakni; apa yang harus kita lakukan untuk seterusnya (ke depan). Tiadalah mungkin kita tahu apa yang harus kita lakukan ke depan, kalau tidak terlebih dahulu mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN.
KORBAN KESELAMATAN
Imamat 7:11-13
(7:11) "Inilah hukum tentang korban keselamatan, yang harus dipersembahkan orang kepada TUHAN. (7:12) Jikalau ia mempersembahkannya untuk memberi syukur, haruslah beserta korban syukur itu dipersembahkannya roti bundar yang tidak beragi yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi yang diolesi dengan minyak, serta roti bundar dari tepung yang terbaik yang teraduk, yang diolah dengan minyak. (7:13) Ia harus mempersembahkan persembahannya itu beserta dengan roti bundar yang beragi, di samping korban syukur yang menjadi korban keselamatannya.
Korban keselamatan dalam bentuk ucapan syukur, mempersembahkan..
Roti bundar yang tidak beragi, diolah dengan minyak.
Ragi → kejahatan dan kehidupan yang lama.
Ragi berikutnya; ragi Herodes dan ragi Saduki dan ragi Farisi.
Roti tipis yang tidak beragi yang diolesi dengan minyak.
Roti tipis berbicara tentang kerendahan di hati. Kalau kita merendahkan diri, tidak ada kesempatan bagi setan untuk menjatuhkan kehidupan kita. Semakin rendah hati, semakin tidak ada tempat untuk jatuh. Kejatuhan terjadi bila kita ada di ketinggian. Kalau berada di ketinggian pasti akan jatuh dan kalau jatuh pasti sakit. Kalau jatuhnya dari tempat yang lebih tinggi, pasti lebih sakit lagi.
Roti bundar dari tepung yang terbaik, yang teraduk, yang diolah dengan minyak.
Roti bundar berarti lingkaran yang tidak ada ujung pangkalnya. Hal ini berbicara soal kasih kepada TUHAN, kasih yang tiada batas harus dipersembahkan.
Kemudian pada ayat 13 dikatakan; Ia harus mempersembahkan persembahannya itu beserta dengan roti bundar yang beragi. Artinya; pada saat kita mempersembahkan ketiga roti tersebut (yang di atas tadi), harus berani mengakui dosa, mengakui kesalahan, mengakui ragi-ragi yang ada di dalam diri. Kalau tidak ada keberanian, tidak ada keubahan. Ambil keputusanmu mulai dari sekarang, TUHAN sudah dalam perjalanan-Nya, tidak lama lagi Ia tiba untuk kedua kalinya.
Imamat 7:14
(7:14) Dan dari padanya, yakni dari setiap bagian persembahan itu haruslah dipersembahkannya satu roti sebagai persembahan khusus bagi TUHAN. Persembahan itu adalah bagian imam yang menyiramkan darah korban keselamatan.
“.. dari setiap bagian persembahan itu haruslah dipersembahkannya satu roti sebagai persembahan khusus bagi TUHAN.” Persembahan khusus dipersembahkan sesudah mempersembahkan sepersepuluh.
Kalau satu dari sepuluh dipersembahkan, masih sisa sembilan. Dari yang sembilan ini, saudara bisa persembahkan kepada TUHAN sebagai persembahan khusus. Ini adalah bagian imam yang menyiramkan darah korban keselamatan pada dinding-dinding Mezbah Korban Bakaran.
Mempersembahkan korban keselamatan terdiri dari korban sajian dan korban binatang. Ketika korban binatang ini dipersembahkan sebagai korban keselamatan kepada TUHAN, sebagai tanda ucapan syukur, suka rela, itu harus dihabisi pada hari pertama dan hari kedua, tidak boleh dibiarkan sampai hari ketiga, kalau ada orang yang memakannya dihari ketiga, itu menjadi kekejian dihadapan TUHAN (tidak layak dihadapan TUHAN). Dan potongan daging dari korban keselamatan itu tidak boleh tersentuh kenajisan. (Imamat 7:15-21)
Sekali lagi saya tandaskan, kita harus menghargai korban keselamatan sebagai ucapan syukur kita kepada TUHAN. Itu berarti,, kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar. Besok juga demikian, tetapi jangan tunggu sampai hari ketiga, sebab itu adalah kekejian bagi TUHAN. Jangan tunda-tunda untuk mengerjakan keselamatan.
Kemudian syaratnya; potongan daging dari korban keselamatan itu tidak boleh kena dengan sesuatu yang najis. Banyak hal yang menajiskan kehidupan anak-anak TUHAN, tepatnya pada saat dia hidup di dalam percabulan yaitu; menjadi satu daging dengan perempuan cabul. Misalnya; meninggalkan ibadah dan pelayanan demi perkara lahiriah, itu percabulan dan percabulan semacam ini menajiskan seseorang. Jadi, ketika mempersembahkan korban keselamatan kepada TUHAN, sesuatu yang najis tidak boleh tersentuh.
Jalan menuju Sorga memang sempit, tetapi ujungnya selamat. Lebarlah jalan untuk kebebasan daging (menikmati keinginan daging yang jahat) tetapi ujungnya kebinasaan. Pilih mana?
Inilah yang terlebih dahulu harus dipersembahkan oleh Samuel, sehingga dengan demikian, apa yang ia dengar dan yang dia lihat dari TUHAN, itu yang diberitahukan kepada Saul, supaya Saul tahu apa yang harus dia lakukan terkait dengan barisan perang yang dia pimpin untuk menghadapi barisan perang orang Filistin.
Bukankah dalam mengikuti TUHAN, kita sedang berperang dengan musuh kita? Tetapi ingat, perjuangan kita bukan melawan darah dan daging (sesama manusia), tetapi melawan pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap, yaitu; roh-roh jahat di udara (Efesus 6:12).
Bagaimana mungkin kita bisa menghadapi strategi dari setan, sementara TUHAN tidak memberitahu sesuatu yang harus dilakukan untuk menghadapi setan. Tetapi, setelah korban bakaran dan korban keselamatan itu dipersembahkan oleh Samuel dihadapan TUHAN, nanti ia akan memberitahukan segala sesuatu apa yang harus dilakukan oleh Saul.
Itulah pentingnya kita semua harus berada pada kedudukan yang tepat yaitu; menjadi suatu kehidupan yang taat dan dengar-dengaran, tidak boleh tidak.
Kita lihat kebenarannya, apakah Saul menunggu tujuh hari lamanya sesuai dengan perintah TUHAN? Apakah ia memperhatikan perintah ini?
1 Samuel 13:5-12
(13:5) Adapun orang Filistin telah berkumpul untuk berperang melawan orang Israel. Dengan tiga ribu kereta, enam ribu orang pasukan berkuda dan pasukan berjalan kaki sebanyak pasir di tepi laut mereka bergerak maju dan berkemah di Mikhmas, di sebelah timur Bet-Awen. (13:6) Ketika dilihat orang-orang Israel, bahwa mereka terjepit -- sebab rakyat memang terdesak -- maka larilah rakyat bersembunyi di gua, keluk batu, bukit batu, liang batu dan perigi; (13:7) malah ada orang Ibrani yang menyeberangi arungan sungai Yordan menuju tanah Gad dan Gilead, sedang Saul masih di Gilgal dan seluruh rakyat mengikutinya dengan gemetar. (13:8) Ia menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan dia. (13:9) Sebab itu Saul berkata: "Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu." Lalu ia mempersembahkan korban bakaran. (13:10) Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam kepadanya. (13:11) Tetapi kata Samuel: "Apa yang telah kauperbuat?" Jawab Saul: "Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas, (13:12) maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran."
Saul tidak memperhatikan perintah TUHAN Allah = tidak taat kepada Firman Allah, sebab ia memberanikan untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada TUHAN. Sesungguhnya, itu adalah tugas Samuel sebagai imam TUHAN, bukan tugas raja.
Seandainya, ada diantara kita mengambil keputusan sebelum waktunya TUHAN, karena memang mengeraskan hati, tidak taat dan tidak dengar-dengaran, lalu oleh karena perbuatan bodoh itu menanggung resikonya, jangan putus asa, selagi masih ada waktu dan kesempatan untuk memperbaiki yang rusak ini. Artinya, mulai dari sekarang, belajarlah dari apa yang terjadi, supaya kita semua tetap menunggu waktunya TUHAN, jangan ambil keputusan sendiri, tanpa menunggu waktunya TUHAN.
Ada beberapa di antara kita mengambil keputusan menurut kepentingan sendiri dan saya sangat yakin engkau sangat menderita dengan keputusan itu. Tetapi, selagi masih ada kesempatan untuk memperbaiki, belajarlah dari kesalahan sebagai pengalaman hidup, itu guru yang terbaik. Jangan bertahan dengan kekerasan di hati, dengan keangkuhan hidup, kesombongan. Belajarlah untuk merendahkan diri, mempersembahkan korban keselamatan disertai dengan mengakui kesalahan-kesalahan. Kemudian, daging dari korban keselamatan itu, janganlah tersentuh dengan kenajisan.
Ingat, untuk kesekian kali saya sampaikan; TUHAN sudah datang, dalam proses perjalanan-Nya dan saya tidak capek atau bosan menyampaikan hal ini, supaya jangan ada satupun diantara kita yang terhilang, oleh karena mengambil keputusan tanpa menunggu waktunya TUHAN.
Alasan Saul mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan: Saul merasa terjepit, sementara barisan Filistin sudah berkumpul melawan Israel.
Di atas tadi kita sudah melihat, orang Filistin berkumpul untuk berperang melawan Israel dengan;
Tiga ribu kereta
Enam ribu orang pasukan berkuda
Pasukan jalan kaki sebanyak pasir di laut.
Kalau jumlah yang banyak ini mengepung bangsa Israel tentu bangsa Israel terjepit. Dalam keadaan terjepit, bangsa Israel melarikan diri, bersembunyi di balik gua-gua, celah-celah gunung, dan lain sebagainya, bahkan ada yang menyeberang Sungai Yordan. Sementara orang Israel yang tinggal bersama dengan Saul di Gilgal; dihantui rasa takut dan gentar menghadapi orang Filistin.
Inilah alasan Saul untuk secepatnya bertindak bodoh, mengambil keputusan tanpa menunggu waktunya TUHAN. Dia memberanikan diri untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada TUHAN.
Kalau saya dan saudara belajar untuk taat dengar Firman, dengar-dengaran kepada TUHAN dan wakil TUHAN, bukan berarti martabat kita menjadi rendah. Justru, ketika kita mau merendahkan diri; taat dan dengar-dengaran, itu adalah pribadi yang sangat berkenan kepada TUHAN.
Jangan pernah merasa diri bisa dan mampu, itu pengertian yang membodohi dirimu. Jangan mau dibodoh-bodohi dengan pengertian yang bodoh, akhirnya, gengsi bertanya kepada TUHAN, merasa bisa. Padahal, waktu engkau bertanya kepada TUHAN, di situ TUHAN menjawab.
Jangan berpikir, gembalaku bukan S3, jadi tidak perlu bertanya. Tetapi, persoalannya bukan S1, S2, atau S3, ini semua ada kaitannya dengan Sorga, di dalamnya Allah bertakhta. Kalau tidak ada kaitannya, tidak perlu kita mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan sesuai dengan waktunya TUHAN.
Pendeknya, Saul tidak taat karena rasa takutnya kepada orang Filistin.
1 Samuel 13:13
(13:13) Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
Tidak taat kepada Firman Allah adalah perbuatan bodoh, dan oleh karena perbuatan bodoh seseorang menanggung resiko besar-besaran.
Sekali lagi saya sampaikan, yang mau menikah, belajar bertanya kepada TUHAN, lihat siapa calon isterimu atau suamimu. Sesudah itu, tanya TUHAN, jangan pernah berpikir saya bisa mengubah dia (calon isteri atau suami); tidak segampang itu. Atau saudara sebagai seorang isteri (wanita), merasa karena memiliki gelar S3, nanti saya bisa ubahkan suami saya; tidak segampang itu.
Ikuti saja cara TUHAN menggembalakan kawanan domba. Mau dengar suara daging atau dengar suara gembala? Kalau mau dengar suara gembala, Gembala Agung akan tolong, kalau suara daging saudara, karena tidak mau terpisah dengan daging saudara, resiko besar nanti, penuh dengan tetesan air mata untuk mendoakan resiko yang ditanggung itu. Setiap hari yang ada hanyalah tangisan. Saya tidak sedang menakuti atau mengancam, perhatikanlah sungguh-sungguh.
Bandingkan dengan pribadi Yesus…
Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Sebagai manusia, Yesus telah merendahkan diri-Nya. Tidak berhenti sampai di situ; Ia taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib. Hal ini bertolak belakang dengan Saul.
Ibrani 5:7
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
Yesus adalah Imam Besar Agung, Dia telah mempersembahkan doa dan permohonan disertai dengan ratap tangis. Itu berarti; Dia menanggung banyak penderitaan di atas kayu salib.
Ibrani 5:8
(5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
Sebagai Allah dan sebagai manusia, Yesus belajar dari apa yang telah diderita-Nya.
Jadi, Manusia Yesus dengan manusia Saul kontradiksi (bertolak belakang).
Matius 26:38
(26:38) lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."
Inilah pengalaman Yesus sebagai manusia, Yesus berkata; hatiku sangat sedih. Selain hati sedih, kemudian, mau mati rasanya. Itulah rasa sebelum Yesus menderita sengsara dan mati di atas kayu salib. Dan hal itu diceritakan kepada murid-murid supaya mereka berjaga-jaga, artinya berada pada tingkat ibadah yang tertinggi (doa penyembahan).
Matius 26:39, 42
(26:39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Kepada kehendak Allah, Yesus berkata: “Ya Bapa.”
Singkat kata, kehidupan yang taat, tidak suka menggunakan segudang alasan ini dan itu, untuk tidak taat kepada Firman Allah.
Yesus tidak berkata; cawan ini berat Bapa, sedikit kuranginlah anggur di dalam cawan ini. Untuk kehendak Allah ini Dia tetap taat kepada kehendak Allah. Demikian juga kita, sebaiknya dan sebisa-bisanya, jangan gunakan alasan ini dan itu, walaupun susah dan berat, sehingga kita tetap taat kepada TUHAN. Tetapi lihatlah, Saul tidak demikian, dia menggunakan alasan; bangsa itu sudah meninggalkan saya, keadaan saya sudah terjepit, sehingga saya mengalami ketakutan dan secepatnya mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Tetapi, Samuel berkata: “perbuatanmu itu bodoh.”
Dari semula saja Samuel sudah berkata, setelah diurapi tiga peristiwa akan terjadi pada hari itu, kemudian, ia akan tampil sebagai raja memimpin pasukan Israel untuk menghadapi barisan Filistin. Tetapi Saul harus menunggu Samuel selama tujuh hari lamanya di Gilgal. Apapun resiko yang terjadi, apapun suasana yang ada, apapun pengalaman-pengalaman yang sedang menggoda, tunggu waktunya TUHAN. Jangan mengambil keputusan sesuai dengan kehendak sendiri.
Jauh sebelumya, Samuel sudah sampaikan kepada Saul, tetapi memang Saul ini tidak taat kepada TUHAN.
Ketidaktaatan Saul berikutnya (yang kedua) ada pada 1 Samuel 15:3-35.
Perintah TUHAN kepada Saul (ayat 3): “tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai." Apakah ditumpas oleh Saul?
1 Samuel 15:9
(15:9) Tetapi Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak mau mereka menumpas semuanya itu. Tetapi segala hewan yang tidak berharga dan yang buruk, itulah yang ditumpas mereka.
Saul dan rakyatnya tidak mau menumpas semuanya = Saul tidak taat.
1 Samuel 15:10-11
(15:10) Lalu datanglah firman TUHAN kepada Samuel, demikian: (15:11) "Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku." Maka sakit hatilah Samuel dan ia berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman.
TUHAN memberitahukan ketidaktaatan Saul ini kepada Samuel, sehingga Samuel sakit hati (hatinya hancur) karena Saul. Dalam keadaan sakit hati, ia bergumul dan berdoa semalam suntuk. Hal itu manusiawi.
Seorang gembala yang tulus hatinya dalam melayani TUHAN / memimpin sidang jemaat sebagai kawanan domba Allah, bilamana ada domba yang tidak taat kepada Allah, wajar saja hatinya hancur. Dan tidak sedikit hamba-hamba TUHAN yang tulus hatinya penuh dengan pergumulan, tetesan air mata, bahkan doa semalam-malaman.
Jangan berpikir; kenapa Samuel sampai begitu amat? Saudara, Samuel adalah hamba TUHAN, saya kan hanya domba, apa hubungannya? Itu pikiran picikmu, karena ketika Samuel sakit hatinya, itu adalah hal yang wajar, karena Samuel adalah hamba TUHAN yang tulus dan bertanggungjawab, kalau ada domba yang hilang, ia akan kecewa.
Jangan berpikir seperti Saul lagi; terlalu picik. Kalau saudara berpikir seperti itu, berarti kaitanmu dengan Sorga tidak ada. Kehidupan yang picik tidak ada kaitannya dengan Sorga dan isi Sorga, sebab itu, jangan berpikir cetek.
1 Samuel 15:19-20
(15:19) Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?" (15:20) Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas.
Di sini kita melihat: Saul dalam keadaan tidak taat kepada Firman, mengambil keputusan yang salah, tetapi masih juga membela diri; merasa diri benar, merasa diri paling suci, merasa dengar-dengaran, merasa sudah melakukan Firman TUHAN. Padahal Samuel sendiri sudah berkata; mengapa engkau tidak taat kepada Firman? Karena membiarkan Agag raja Amalekh hidup, dan rakyat dibiarkan mengambil lembu kambing, domba-domba yang tambun-tambun untuk selanjutnya dipersembahkan kepada TUHAN.
Saudaraku, tidak ada artinya mempersembahkan korban persembahan, kalau tidak taat dan dengar-dengaran kepada TUHAN. Jadi, jangan kebenaran diri sendiri dijadikan sebagai tolak ukur. Misalnya; banyak membawa korban dan persembahan baik tenaga, pikiran dan waktu, jangan itu dijadikan sebagai tolak ukur, itu kebenaran diri sendiri.
Saudara sudah banyak mendapat pengertian, tetapi dalam satu kesempatan, dalam satu suasana saudara masih tetap terbawa perasaan lalu membela yang salah dan membenarkan yang salah itu dengan alasan karena sudah capek dijadikan budak-budak; itu pengertian yang salah, itu sama dengan pembelaan diri dalam keadaan tidak taat.
1 Samuel 15:22-23
(15:22) Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. (15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."
Yang terpenting: mendengar dan memperhatikan suara TUHAN itu jauh lebih baik daripada mempersembahkan korban baik itu tenaga, waktu, pikiran. Jangan sampai pengorbanan seseorang dijadikan sebagai tolak ukur, karena itu adalah kebenaran diri sendiri.
Jadi karena Saul menolak firman (tidak taat kepada firman) maka TUHANpun menolak Saul sebagai raja.
1 Samuel 15:24
(15:24) Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.
Jadi ternyata ketidaktaatan Saul ini penyebabnya adalah ia takut kepada rakyat.
Saul ini adalah raja yang tidak tegas; ia takut kepada rakyatnya. Lagi pula tadi Saul merasa diri benar, merasa dia sudah mendengar firman TUHAN, tapi setelah diultimatum yakni; ditolak TUHAN sebagai raja, akhirnya dia mengaku dosa.
Jadi setelah diultimatum baru dia mengaku dosa, tapi sudah terlambat. Apa artinya setelah ditolak baru mengaku dosa? Seharusnya selagi ada kesempatan disitu kita mau mengaku dosa.
Saul merasa melakukan firman, tetapi pada akhirnya setelah ditolak TUHAN jadi raja, barulah dia mengaku dosa. Jadi Saul ini tidak punya sikap yang tegas, karena sebenarnya dia takut kepada rakyatnya.
1 Samuel 15:25-26
(15:25) Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku; kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN." (15:26) Tetapi jawab Samuel kepada Saul: "Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau, sebab engkau telah menolak firman TUHAN; sebab itu TUHAN telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel."
Jadi karena Saul menolak firman, sebaliknya TUHAN pun menolak Saul sebagai raja. Rasa penyesalan Saul sudah terlambat. Tapi sekali lagi saya sampaikan; selagi masih ada kesempatan, belum terlambat bagi kita untuk mengakui segala kekurangan, memperbaiki yang salah, sekalipun sudah terlanjur menanggung resikonya.
1 Samuel 15:27-28
(15:27) Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak. (15:28) Kemudian berkatalah Samuel kepadanya: "TUHAN telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu.
Akhirnya ketika Samuel meninggalkan Saul, Samuel memegang punca jubah dan koyak pada saat itu. Setelah koyak, Samuel berkata; karena engkau telah mengoyakan punca jubah maka kedudukanmu (jabatan) sebagai raja Israelpun koyak daripadamu.
Tanggung jawab sebagai raja ada di pundak, tapi dia sudah mengoyakan punca jubah dari pada Samuel, demikian juga TUHAN mengoyakan kedudukan jabatan Raja atas Israel kepada Saul.
Dan selanjutnya Samuel memberitahukan bahwa TUHAN sudah memilih seorang raja yang sesuai dengan hati-Nya, itu berarti sudah ditembusi oleh pedang tajam, dengan lain kata; segala isi hatinya sudah diselidiki (dikoreksi), sudah disucikan, termasuk niat-niat hati yang tidak baik juga sudah disucikan, itulah Daud.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment