IBADAH RAYA MINGGU, 5 FEBRUARI 2011
Tema: KEROHANIAN
YANG MASIH KANAK-KANAK DALAM KEADAAN MATI ROHANI, DIBANGKITKAN KEMBALI
Matius 9: 18-19, 23-26
(9:18) Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah
Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru
saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia
akan hidup.
(9:19) Lalu Yesus pun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan
murid-murid-Nya.
(9:23) Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat
peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut,
(9:24) berkatalah Ia: "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi
tidur." Tetapi mereka menertawakan Dia.
(9:25) Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan
anak itu, lalu bangkitlah anak itu.
(9:26) Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu.
Anak seorang kepala rumah ibadat mengalami kematian.
Keadaan orang mati:
1. Mata tertutup = buta.
Arti rohaninya adalah berada
dalam gelapnya dosa.
Orang yang tinggal
dalam kegelapan dosa memiliki sesuatu hal yang disembunyikan sehingga tidak
bisa berbuat baik .
2. Telinga tidak dapat
mendengar = tuli.
Arti rohaninya adalah tidak
suka mendengar Firman Tuhan.
Tidak suka mendengar
Firman Tuhan = tidak dengar-dengaran akan Firman Tuhan.
3. Mulut tertutup = bisu.
Arti rohaninya adalah tidak
dapat bersorak, menyembah , memuji Tuhan.
4. Hidung tidak bernafas.
Nafas hidup kita
adalah doa.
Jadi, hidung tidak
bernafas arti rohanimya adalah tidak hidup dalam doa.
5. Kulit tidak merasa.
Arti rohani nya adalah tidak
merasakan kasih Allah yang besar dan mulia = tidak suka mengucap syukur kepada
Tuhan.
6. Tangan kaku.
Arti rohani tangan
kaku adalah tidak suka memberi = dikuasai roh kikir atau roh pelit.
7. Kaki kaku.
Arti rohaninya adalah tidak
dapat iring Yesus = tidak dapat mengikuti jejak Kristus.
Jalan keluar supaya
terlepas dari kematian.
Jalan keluar dari
pihak kita, gereja Tuhan.
Matius 9:18
(9:18) Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala
rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan
berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan
letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup."
Sikap kita adalah menyembah Tuhan.
Sikap menyembah Tuhan, yaitu:
a.
Menyerahkan hidup sepenuhnya dalam
tangan Tuhan.
b. Merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Tuhan
c. Membawa segala perkara di kaki Tuhan
Jika kita menyembah Tuhan, maka; ‘segala perkara sudah dikalahkan di bawah
kaki Yesus bagaikan tumit Yesus menginjak kepala ular’.
Jalan keluar supaya
terlepas dari kematian.
Jalan keluar dari
pihak Yesus.
Matius 9: 23-26
(9:23) Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut,
(9:24) berkatalah Ia: "Pergilah,
karena anak ini tidak mati, tetapi tidur." Tetapi mereka menertawakan Dia.
(9:25) Setelah orang banyak itu diusir,
Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu.
(9:26) Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu.
Dari pihak Yesus;
LANGKAH PERTAMA.
Langkah pertama; Yesus mengusir
peniup-peniup seruling.
Matius 11: 16-17
(11:16) Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama
anak-anak yang duduk di pasar dan berseru
kepada teman-temannya:
(11:17) Kami meniup seruling bagimu, tetapi
kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung.
Peniup-peniup seruling duduk di pasar = berada dalam suasana pasar.
Lukas 19: 45-46
(19:45) Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ,
(19:46) kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah
doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
Pedangang / penjual-pembeli = berada dalam suasana pasar = sarang penyamun.
Sarang penyamun adalah tempat berkumpulnya semua dosa.
Supaya terlepas dari kematian, terlebih dahulu sarang penyamun harus diusir
/ disucikan, lewat kuasa Firman.
Ciri-ciri bersuasana
pasar.
Matius 11: 16-17
(11:16) Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama
anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya:
(11:17) Kami meniup seruling bagimu, tetapi
kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak
berkabung.
Cirinya yaitu : ‘Kami meniup seruling
bagimu, tetapi kamu tidak menari’
Arti rohaninya adalah kehidupan yang
tidak memberi dampak positif terhadap sesama = tidak mejadi garam dan
terang dunia = tidak memberi arti, tidak berguna.
Dari pihak Yesus;
LANGKAH KEDUA.
Langkah kedua; Yesus mengusir orang
banyak ribut.
Arti rohaninya; terlebih dahulu menyingkirkan
hal-hal yang menimbulkan keributan,
kekacauan, ketertiban dan tidak
membawa damai sejahtera dari diri sendiri, apapun itu penyebabnya. Sebab keributan
adalah penyebab tidak ada damai sejahtera.
Dari pihak Yesus;
LANGKAH KETIGA.
Langkah ketiga; Yesus memegang
tangan anak itu.
Artinya; berada dalam gendongan
tangan Tuhan.
Yesaya 46: 4
(46:4) Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan
mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul
kamu dan menyelamatkan kamu.
Inilah langkah ketiga dari pihak Yesus :
a.
Digendong, yaitu menanggung segala sesuatu yang kita butuhkan.
b. Dipikul, yaitu dosa dihapuskan di atas kayu salib.
c. Diselamatkan, yaitu berada di tempat yang selamat, Yerusalem baru, Kerajaan Sorga.
Hasil terlepas dari
kematian.
Matius 9: 25
(9:25) Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan
anak itu, lalu bangkitlah anak itu.
Hasilnya; bangkitlah anak kepala rumah ibadat.
Artinya; berada dalam suasana
kebangkitan.
Markus 12: 23-25
(12:23) Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang
menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia."
(12:24) Jawab Yesus kepada mereka: "Kamu sesat, justru karena kamu
tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.
(12:25) Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan
hidup seperti malaikat di sorga.
Inilah suasana kebangkitan, yaitu tidak
lagi kawin dan mengawinkan,
melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
Artinya; tidak memiliki pemikiran
dan perasaan seperti manusia, yaitu;
-
Tidak lagi memikirkan
perkara-perkara lahiriah / jasmani, melainkan memikirkan perkara-perkara yang
rohani, yang di sorga.
-
Tidak hidup menurut hawa nafsu dan
keinginan daging.
Inilah suasana kebangkitan yaitu tidak lagi kawin dan mwngawinkan melainkan
hidup seperti malaikat di sorga.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman;
Gembala
Sidang: Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment