IBADAH RAYA MINGGU, 11 AGUSTUS 2013
TEMA: JEMAAT SMIRNA (dari Wahyu 2: 8-11)
(Seri 03)
Subtema: MENGAKHIRI PERTANDINGAN DENGAN BAIK SAMPAI MENCAPAI GARIS
AKHIR
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya kita boleh berada di dalam rumah Tuhan
untuk beribadah melayani Tuhan, sekaligus untuk mempersembahkan korban.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 2: 8-11, mengenai sidang jemaat di Smirna, namun
terlebih dahulu kita membaca ayat 8.
Wahyu 2: 8
(2:8) "Dan tuliskanlah
kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang
telah mati dan hidup kembali:
Yesus tampil
sebagai firman Allah dari Yang Awal dan Yang akhir, yang telah mati dan hidup
kembali = Yesus tampil sebagai firman dalam bentuk kekekalan.
Penampilan
Yesus terhadap sidang jemaat di Smirna ini merupakan pengulangan dalam
penampilan Yesus sebagai firman Allah dari Yang Awal dan Yang akhir, yang telah
mati dan hidup kembali, sebab penampilan yang pertama ditujukan kepada Rasul Yohanes
di pulau Patmos, dalam Wahyu 1: 17-18.
Untuk itu,
segera kita memperhatikan ayat 9 ...
Wahyu 2: 9
(2:9) Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan
fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak
demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
Sidang jemaat
di Smirna mengalami kesusahan yang besar karena mereka harus menghadapi ujian /
cobaan yang datangnya dari orang-orang Yahudi, yang adalah gambar / wujud dari
iblis setan, namun di sini Tuhan berkata: “AKU
TAHU KESUSAHANMU”
Berarti,
Tuhan mengerti keadaan kita sekaliannya, baik dalam keadaan susah, dalam
pergumulan yang berat, semuanya Tuhan tahu dan Tuhan peduli.
Saudaraku,
kalau Tuhan mengetahui, mengerti, peduli terhadap kesusahan kita ini merupakan
penghiburan bagi kita, berarti Tuhan tidak berdiam diri pada saat kita dalam
kesusahan, sebab Tuhan melihat keadaan kita semua.
Itu sebabnya
dalam ...
1 Korintus
10: 13
(10:13)
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak
melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan
membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan
kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Pencobaan-pencobaan
yang kita alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, artinya pencobaan itu tidak
melebihi kekuatan kita sekaliannya.
Tuhan
mengijinkan pencobaan itu terjadi, tetapi pencobaan itu tidak melebihi kekuatan
kita sekalian.
Kemudian, saat
kita mengalami pencobaan, Tuhan itu setia, sama halnya dengan apa yang Tuhan
katakan kepada sidang jemaat di Smirna: “Aku tahu kesusahanmu”, artinya Tuhan setia ketika sidang jemaat di Smirna menghadapi
ujian / cobaan.
Bentuk
kesetiaan Tuhan ketika saya dan saudara mengalami kesusahan:
-
Ia tidak akan
membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita.
-
Waktu dicobai,
Ia akan memberikan jalan ke luar.
Berarti, kalau
ujian / cobaan menimpa seseorang itu terjadi atas seijin Tuhan dengan maksud yang
baik, yaitu; apakah kita tahan uji seperti emas, atau kayu, apabila diuji oleh
nyala api maka akan terbakar dan berubah menjadi abu.
Manusia emas adalah
gambaran dari manusia rohani yang tahan terhadap ujian / cobaan, artinya; tidak
akan berubah, justru semakin diuji oleh nyala api, emas akan semakin murni dan semakin
teruji di hadapan Tuhan.
Sebaliknya, manusia
kayu adalah gambaran dari manusia daging, tidak tahan terhadap ujian / cobaan oleh
nyala api sebagai ujian, sebab ia akan terbakar dan berubah menjadi abu, pada saat
menghadapi ujian / cobaan, manusia daging tidak kuat, ia mundur dan
ujung-ujungnya putus asa dan kecewa terhadap situasi yang ada.
Kita kembali
memperhatikan sidang jemaat di Smirna pada ayat 10 ...
Wahyu 2: 10
(2:10) Jangan takut
terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan
beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan
beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan
Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Saat sidang
jemaat di Smirna dicobai, Allah berfirman: “JANGAN
TAKUT”, berarti; Tuhan menopang (mem-back
up) sidang jemaat di Smirna.
Saudaraku,
kalau saja seseorang yang kuat berkata kepada sesamanya yang lemah: “jangan takut”, maka orang yang lemah ini
akan memiliki keberanian untuk bertindak, lebih lagi kalau Tuhan yang berkata:
“jangan takut” kepada kita semua,
maka lebih berani lagi untuk bertindak di hadapan Tuhan.
Jadi, jangan
takut akan apa yang akan kita hadapi baik masa sekarang, baik masa yang akan
datang, sebab Tuhan yang akan menopang kita.
Kita patut
bersyukur, selain Dia mengerti kesusahan, Dia juga menopang (mem-back up) kita saat menghadapi cobaan
yang berat.
Perkataan “Jangan takut” kepada sidang jemaat di
Smirna, juga disampaikan kepada Rasul Yohanes.
Wahyu 1: 17-18
(1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan
kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di
atasku, lalu berkata: "Jangan takut!
Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
(1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah,
Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan
kerajaan maut.
Yesus berkata
kepada Rasul Yohanes: “Jangan takut!”,
karena Rasul Yohanes mengalami ketakutan seperti yang dialami sidang jemaat di
Smirna.
Sekalipun kita tidak
melihat secara khusus bahwa rasa takut yang dialami Rasul Yohanes sama dengan
rasa takut yang dialami oleh sidang jemaat di Smirna, tetapi dengan penampilan Yesus
sebagai firman dari yang awal dan yang akhir, yang telah mati dan hidup
kembali, dapat membuktikan bahwa rasa takut yang dialami Rasul Yohanes sama
dengan rasa takut yang dialami oleh sidang jemaat di Smirna.
Mari kita lihat;
RASA TAKUT YANG DIALAMI OLEH RASUL YOHANES.
Wahyu 1: 17
(1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan
kaki-Nya sama seperti orang yang mati;
tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan
takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
Ketika Rasul
Yohanes melihat Dia, sama seperti orang yang mati.
Mari kita
lihat; KEADAAN SEPERTI ORANG YANG MATI.
Matius 26: 37-38
(26:37) Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus
serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar,
(26:38) lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati
rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."
Detik-detik
terakhir di mana Yesus hendak disalibkan, pengalaman seperti mau mati rasanya
itu terjadi terhadap Yesus Kristus.
Keadaan seperti
mau mati rasanya yang dialami Yesus adalah;
-
Hati Yesus
sangat sedih.
Kalau seseorang mengalami kesedihan barangkali ia bisa terhibur dengan satu
perkara / sesuatu hal, tetapi kalau hati yang bersedih, itu sangat sukar untuk
dihibur oleh sesuatu perkara lahiriah.
Dan di sini kita melihat, hati Yesus sangat sedih.
-
Ia mengalami
rasa gentar.
Berarti, seluruh anggota tubuh gemetar = tidak berdaya.
Matius 26: 39
(26:39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa,
kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya
mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang
Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Yesus harus
meminum cawan Allah, artinya Yesus harus menanggung penderitaan di atas kayu
salib, inilah yang menyebabkan Yesus merasakan seperti mau mati rasanya, sedih
dan gentar.
Itu sebabnya
ketika hati Yesus sangat sedih dan merasa gentar, ada perkataan yang keluar
dari mulut Yesus, yaitu: “ ... jikalau
sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku ... ”, itu
menunjukkan bahwa Yesus betul-betul sedih dan gentar, seperti mau mati rasanya.
Tetapi
permohonan Yesus tidak hanya berhenti sampai di situ, Ia kembali berkata: “ ...
tetapi janganlah seperti yang
Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”
Permohonan
boleh dinaikkan, tetapi biarlah kita tetap mengembalikan kepada Allah Bapa;
jangan seperti yang kita kehendaki, melainkan kehendak Allah yang jadi.
Mari kita
kembali memperhatikan; KETIKA RASUL YOHANES MENGALAMI KETAKUTAN ITU.
Wahyu 1: 17
(1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan
kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia
meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang
Akhir,
Yesus berkata:
“Jangan takut!”, kemudian Ia
mengulurkan tangan kanan-Nya atas Rasul Yohanes, berarti; ditopang oleh tangan
kanan Tuhan yang kuat.
Mari kita
lihat; TANGAN KANAN TUHAN YANG KUAT.
Mazmur 89: 14
(89:14) Punya-Mulah lengan yang perkasa, kuat tangan-Mu dan
tinggi tangan kanan-Mu.
Tangan kanan
Tuhan itu KUAT dan PERKASA, sehingga mampu menopang orang yang mengalami rasa
takut.
Yesaya 41: 10
(41:10) janganlah takut,
sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan
meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.
Lebih
terperinci kita perhatikan, bahwa; tangan kanan Tuhan memberi kemenangan, oleh
sebab itu;
-
jangan takut,
sebab Tuhan menyertai
-
Jangan bimbang,
sebab Tuhan Allah bersama dengan kita.
Penyertaan
Tuhan dengan tangan yang kuat kekal sampai selama-lamanya, sebab Dia adalah
Allah yang kekal, Dia adalah Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan
hidup kembali, tidak ada Allah yang seperti Dia.
Penyertaan
manusia / sesama hanya bersifat sementara, tetapi penyertaan Tuhan dengan
tangan yang kuat bersifat kekal sampai selama-lamanya.
Bahkan lebih
dari pada itu, kita memperhatikan ...
Mazmur 16:
10-11
(16:10) sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang
mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.
(16:11) Engkau
memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di
hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat
senantiasa.
Di tangan kanan
Tuhan yang kuat ADA NIKMAT SENANTIASA.
Adapun nikmat yang
dimaksud di sini adalah;
-
Yang pertama:
TUHAN MEMBERITAHUKAN JALAN KEHIDUPAN.
Yohanes 14: 6
(14:6) Kata Yesus
kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Yesus Kristus adalah jalan dan kebenaran dan hidup, artinya; tidak ada
seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Yesus Kristus.
Yohanes 14: 5
(14:5) Kata Tomas
kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke
mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?"
Sesungguhnya, kita sama seperti Tomas, tidak tahu jalan menuju rumah Bapa
di sorga, sesuai dengan pengakuan Tomas: “Tuhan,
kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?”
-
Yang kedua: DI
HADAPAN TUHAN ADA SUKACITA BERLIMPAH-LIMPAH.
· Sukacita berlimpah-limpah
adalah sukacita mempelai, karena sukacita mempelai itu penuh, sesuai dengan
pernyataan Yohanes Pembaptis = sukacita yang sifatnya tidak sementara.
· Kemudian, sukacita
berlimpah-limpah adalah sukacita yang dapat dirasakan oleh orang lain, sebab sukacita
itu limpah, meluap, hingga orang lain dapat merasakannya.
SATU PERMINTAAN
DARI TUHAN kepada sidang jemaat di Smirna ...
Wahyu 2: 10
(2:10) Jangan takut terhadap apa yang harus engkau
derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke
dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama
sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai
mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Permintaan
Tuhan kepada sidang jemaat di Smirna hanya satu, yaitu HENDAKLAH SETIA SAMPAI
MATI.
Memang setelah
diperiksa dengan penampilan Yesus sebagai firman dari Yang Awal dan Yang Akhir,
yang telah mati dan hidup kembali, tidak ada kesalahan yang cukup fatal yang
dilakukan oleh sidang jemaat di Smirna, namun mereka sedikit mengalami rasa
takut karena ujian / cobaan yang datangnya dari jemaah iblis setan.
Oleh sebab itu,
Tuhan berkata: “Jangan takut”
selanjutnya Tuhan meminta HENDAKLAH SETIA SAMPAI MATI.
Barangkali
kerohanian kita bagaikan bangunan yang sudah hancur berkeping-keping, tetapi
kalau kita setia sampai mati, maka Tuhan akan genapi firman-Nya sampai
pemulihan itu terjadi.
Kalau hari ini kita
hancur namun kita tidak setia beribadah melayani Tuhan, kemudian tidak setia
berpegang pada pengajaran mempelai, dan kita tidak setia dalam satu kandang
satu gembala, maka pemulihan itu tidak akan terwujud, sebab pemulihan itu terjadi
kalau kita setia sampai mati, sebab sebagai hamba, Dia setia menyatakan hukum
itu sampai terlaksana / tergenapi, dan Ia tidak memperdengarkan suara-Nya di
jalan-jalan, artinya; sebagai hamba, Ia tidak bersungut-sungut.
Tetapi kalau
kita segera putus asa dan kecewa, maka pemulihan itu tidak akan terjadi, oleh
sebab itu Tuhan menghimbau dengan kasih; hendaklah kita setia sampai mati.
Barangkali hari
ini kita takut akan masa depan, takut akan pergumulan berat yang kita hadapi,
tetapi Tuhan meminta; setialah sampai mati. Barangkali hari ini kita lalai
karena kurang dengar-dengaran terhadap suara firman Tuhan, tetapi kalau kita
setia, maka firman Allah itu terjadi sampai mujizat itu nyata.
Jangan
tinggalkan pengajaran, setialah dengan pengajaran mempelai, jadilah manusia
emas, sebab Tuhan memakai manusia emas dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir.
Sekalipun Yesus
harus menghadapi ujian dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli
Taurat, Ia tidak sedikitpun membuka mulut-Nya, Ia tidak membela diri, demikianlah
pribadi yang dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir.
Berbeda dengan
Yohanes Pembaptis, yang mewakili kegerakan Roh Kudus hujan awal, bahkan dia
adalah satu-satunya hamba Tuhan yang membaptis Yesus, tetapi kenyataannya dia
tidak dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir, sebab ketika Yohanes
Pembaptis masuk dalam penjara, pribadinya mulai goyah / berubah, sebagai
gambaran dari manusia kayu.
Saudaraku, hendaklah
setia sampai mati, berdirilah kuat / teguh, jangan goyah!
Jangan sampai
terlebih dahulu jatuh dan hancur, lalu datang kepada Tuhan dan berjanji untuk
setia kepada Tuhan, supaya jangan terjadi penyesalan, tetapi biarlah dari sejak
sekarang; saya dan saudara setia sampai mati.
Sekali lagi
saya katakan; HENDAKLAH SETIA SAMPAI MATI.
Filipi 2: 8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Yesus taat
sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia sampai mati.
Yesus turun ke
bumi untuk menyaksikan kebenaran, dan kebenaran itu tidak berhenti hanya sampai
Yesus mengadakan mujizat-mujizat, yaitu seperti yang sakit disembuhkan, dan memberi
makan 5000 orang dengan 5 ketul roti dan 2 ikan, namun Yesus lahir dan datang
ke dunia ini, sebagai Raja, untuk menyaksikan kebenaran itu, sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu
salib = setia sampai mati, sampai hukum itu tergenapi.
Syarat untuk
setia sampai mati.
Filipi 2: 5-7
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus,
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
(2:7) melainkan telah mengosongkan
diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia.
Ada hal yang
harus kita perhatikan ketika kita hendak setia sampai mati, seperti Yesus,
yaitu MENARUH PIKIRAN dan PERASAAN YANG TERDAPAT JUGA DALAM KRISTUS YESUS, yaitu;
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan, sehingga kalau kita lihat aplikasi untuk
setia sampai mati, dimulai dari;
-
IA MENGOSONGKAN
DIRINYA SENDIRI.
Kosong = tidak ada isinya, artinya; tidak merasa diri mampu, tidak
menganggap diri bisa, tidak merasa diri sanggup.
-
MENGAMBIL RUPA
SEORANG HAMBA.
Berarti, setia melayani Tuhan.
Kita tidak perlu bingung dengan hal-hal dunia, sebab tugas kita hanyalah
mengambil rupa sebagai seorang hamba, berarti setia melayani Tuhan. Kalau kita
setia melayani Tuhan itu artinya kita mengambil rupa sebagai seorang hamba dan seorang
hamba patut untuk mendapat upah dari tuannya.
-
MERENDAHKAN
DIRI SERENDAH-RENDAHNYA satu dengan yang lain, itulah yang harus kita
perhatikan supaya kita setia sampai mati.
Bandingkan dengan
RASUL PAULUS di tengah-tengah pelayanannya di hadapan Tuhan:
2 Timotius 4: 6-7
(4:6) Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan
sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.
(4:7) Aku telah
mengakhiri pertandingan yang baik, aku
telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara
iman.
Rasul Paulus
setia sampai mati di tengah-tengah pelayanannya kepada Tuhan, sesuai dengan
perkataannya: “Aku telah mengakhiri
pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir”
Hendaklah kita
setia sampai akhir, akhirilah pertandingan dengan baik sampai mencapai garis
akhir.
Kemudian, satu
hal yang perlu kita perhatikan ketika Rasul Paulus mengakhiri pertandingan
dengan baik yaitu Rasul Paulus MEMELIHARA IMAN di tengah-tengah pelayanannya
kepada Tuhan.
Jadi, iman itu
harus dipelihara, jangan sampai iman digoyahkan oleh sesuatu yang tidak suci,
jangan sampai iman itu digoyahkan karena ambisi / keinginan daging.
Iman itu adalah
sesuatu yang tidak bisa dilihat, sebab kebenaran iman itu percaya walupun tidak
melihat.
Oleh sebab itu,
biarlah kita memelihara iman, seperti Rasul Paulus tetap memelihara iman di
tengah-tengah pelayanannya, peliharalah iman, jangan digoyahkan oleh sesuatu perkara
dan oleh sesuatu yang tidak suci.
Biarlah segala
sesuatunya berjalan sesuai kehendak Tuhan, sebab itu jauh lebih baik, sehingga mendapat
pemeliharaan dari Tuhan. Saudara bisa saja berhasil dengan kekuatan saudara, tetapi
tanggung sendiri resikonya.
Saudara pilih
mana; berhasil di dalam Tuhan atau berhasil dengan kekuatan sendiri?
Masakan saudara
lebih percaya kepada logika dari pada kepada Tuhan? Saudaraku, firman Tuhan itu
teruji, sebab janji Tuhan itu teruji lebih dari emas tua, oleh sebab itu
hendaklah setia, tetapi satu yang tidak boleh dilupakan, yaitu pelihara iman
dengan baik.
“Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang
setia, siapakah menemukannya?” (Amsal 20: 6)
2 Timotius 4: 8
(4:8) Sekarang telah
tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh
Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya;
tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan
kedatangan-Nya.
Akhirnya, Rasul
Paulus menerima MAHKOTA KEBENARAN yang dikaruniakan kepadanya oleh Tuhan,
sebagai Hakim yang adil.
Adil, artinya; tidak
membedakan satu dengan yang lain, berarti mahkota kebenaran tidak hanya
dikaruniakan kepada Rasul Paulus saja tetapi juga kepada saya dan saudara,
sebab Dia adalah Hakim yang adil, oleh sebab itu, hendaklah setia sampai mati.
Ada persamaan
Yesus dengan Rasul Paulus;
- Rasul Paulus
juga setia sampai mati, dia mengakhiri pertandingan dengan baik sampai mencapai
garis akhir, dan juga tidak melupakan satu hal, yaitu memelihara iman.
- Yesus taat sampai
mati bahkan sampai mati di atas kayu salib, bahkan Dia tinggalkan segala
sesuatunya, dan akhirnya Yesus ditinggikan, selain itu, Allah Bapa mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama, (Filipi 2: 8-9).
Dan kalau kita
kembali memperhatikan ...
Wahyu 2: 10
(2:10) Jangan takut terhadap apa yang harus engkau
derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke
dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama
sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai
mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu
mahkota kehidupan.
Mahkota
kebenaran yang diberikan kepada Rasul Paulus juga dijanjikan kepada sidang
jemaat di Smirna, juga kepada saya dan saudara, oleh sebab itu hendaklah kita
setia sampai mati.
Saudaraku,
menyerah saja, sebab Tuhan tidak membodoh-bodohi kita, Tuhan tahu kesusahan
kita.
Kemudian, dalam
kesusahan Tuhan berkata: “jangan takut”,
Tuhan menopang kita dan itu merupakan penghiburan bagi kita. Terpujilah Tuhan
kekal sampai selama-lamanya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment