IBADAH RAYA MINGGU, 18
JANUARI 2015
Tema: JEMAAT DI
FILADELFIA (dari Wahyu 3: 7-13)
(Seri
23)
Subtema: JEMAAT DI FILADELFIA MEMILIKI KUNCI DAUD
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera,
salam di dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia Tuhan
yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, sekaligus mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, sekaligus mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Kesaksian yang benar tercipta lewat
pengalaman bersama dengan Tuhan di tengah-tengah ibadah pelayanan di kandang
penggembalaan yang Tuhan percayakan, dan pengalaman yang disaksikan membuat
seseorang tiadk tawar hati lagi ketika melayani Tuhan.
Kita kembali memperhatikan sidang
jemaat di filadelfia dari Wahyu 3
Wahyu 3: 11
(3:11)
Aku datang segera. Peganglah apa yang ada
padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu.
Yang harus kita perhatikan “Peganglah apa yang ada padamu”
Berarti sidang jemaat di filadelfia
mempertahankan apa yang mereka miliki.
Wahyu 3: 7
(3:7)
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari
Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci
Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup,
tidak ada yang dapat membuka.
Jemaat di Filadelfia memiliki kunci
Daud, inilah yang harus mereka pegang dan pertahankan.
Fungsi kunci: membuka dan menutup
sebuah pintu.
Wahyu 3: 8
(3:8)
Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku
telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku
tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan
engkau tidak menyangkal nama-Ku.
Tuhan telah membuka pintu Kerajaan
Sorga bagi sidang jemaat di Filadelfia supaya mereka masuk dan berada di
dalamnya untuk selama-lamanya.
Terlebih dahulu kita lihat; SUASANA
SORGA.
Wahyu 22: 3-5
(22:3)
Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di
dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah
kepada-Nya,
(22:4)
dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
(22:5)
Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu
dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan
memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.
Ada 7 perkara di dalam kerajaan
Sorga/suasana sorga.
1.
Tidak ada lagi laknat
Laknat = kutuk, yang
terjadi karena adanya dosa.
Itu sebabnya dalam
Keluaran 20: 4-5
(20:4)
Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di
atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
(20:5)
Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN,
Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan
kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari
orang-orang yang membenci Aku,”
Kutuk bisa
berlangsung sampai pada keturunan keempat.
Jadi, Tuhan akan
membalaskan kepada keturunan ketiga dan keempat kepada orang-orang yang
membenci Aku, kepada orang-orang yang berbuat dosa.
Tetapi di sini
dikatakan TIDAK ADA LAGI LAKNAT, tidak ada lagi dosa, sebab kalau kita perhatikan
dalam Galatia 3: 13 ...
(3:13)
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk
karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu
salib!"
Yesus Kristus telah menanggung kutuk dosa di atas kayu salib, jadi di sana tidak ada lagi laknat.
2.
Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan
ada di dalamnya
Wahyu 5: 7-8
(5:7)
Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia
yang duduk di atas takhta itu.
(5:8)
Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua
puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu
kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang
kudus.
Dia yang duduk di
atas takhta itu mengambil gulungan kitab.
Berarti takhta Allah
berbicara tentang kebenaran, damai sejahtera dan sukacita.
Gulungan kitab à firman Allah =
kebenaran.
Biarlah kita mencari
Kerajaan Sorga dan kebenaran. ibadah pelayanan ini adalah takhta Allah, di
dalamnya ada kebenaran.
Kalau kita datang
beribadah malam hari ini hanya untuk satu tujuan yaitu mencari kebenaran
3. Hamba-hamba-Nya akan
beribadah kepada-Nya
Berarti; bebas dari
penyembahan berhala.
Kalau seseorang
beribadah keapda berhala, ia tidak beribadah kepada Allah. Tetapi kalau
seseorang beribadah kepada Alalh, berarti ia jauh/bebas dari penyembahan
berhala.
4.
Mereka akan melihat wajah-Nya,
Ini menunjuk kepada
kesempurnaan.
Bilangan 6: 5-6
(6:5)
Selama waktu nazarnya sebagai orang nazir janganlah pisau cukur lalu di
kepalanya; sampai genap waktunya ia mengkhususkan dirinya bagi TUHAN, haruslah
ia tetap kudus dan membiarkan rambutnya tumbuh panjang.
(6:6)
Selama waktunya ia mengkhususkan dirinya bagi TUHAN, janganlah ia dekat kepada
mayat orang;
Di dalam kesempurnaan
ada kasih karunia dan damai sejahtera.
5.
Nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
Wahyu 14: 1, 3
(14:1)
Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama
dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis
nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
(14:3) Mereka menyanyikan suatu
nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu,
dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada
seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
Anak domba berdiri di bukit Sion, bersama dengan Dia berdiri 144000 orang, di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. Mereka menyanyikan nyanyian baru dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain 144000 orang yang telah ditebus, itu berbicara tentang hubungan nikah.
Ketika ada hubungan
nikah, di situ ada nyanyian baru yang diucapkan, yang tidak dapat dimengerti
oleh orang lain.
6. Malam tidak akan ada
lagi di sana,
malam = gelap, tempat
menyembunyikan dosa.
7. Mereka akan
memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.
= dosa tidak lagi
berkuasa.
Kemudian ada KEGIATAN DI DALAM KERAJAAN
SORGA.
Wahyu 22: 3, 5
(22:3)
Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di
dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah
kepada-Nya,
(22:5)
Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu
dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.
Ada 2 kegiatan di dalam sorga.
1.
Beribadah (perkara yang ketiga)
2.
Memerintah sebagai raja selama-lamanya = melayani Tuhan
(perkara yang ketujuh).
Jadi di bumi harus ada ibadah dan melayani di tengah-tengah ibadah itu sendiri.
Banyak orang yang tidak memahami hal
ini, bahwa sesungguhnya di dalam kerajaan Sorga ada kegiatan yaitu ibadah dan
melayani.
Ibrani 8: 5
(8:5)
Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan
dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah:
"Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya
itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
Ibadah pelayanan di muka bumi ini
adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada dalam Kerajaan Sorga.
Itu sebabnya saya berani mengatakan
bahwa pola Tabernakel adalah miniatur Kerajaan Sorga.
Pengajaran mempelai dalam pola terang
Tabernakel atau pengajaran Tabernakel dalam Terang mempelai. Bersyukurlah kepada
Tuhan, sebab kita telah menerima sekaligus digembalakan oleh firman pengajaran
dengan pola yang jelas, sehingga dalam pemberitaan firman Tuhan tidak asal
comot/ambil ayat firman Tuhan.
Mari kita lihat IBADAH PELAYANAN DI
MUKA BUMI
Matius 25: 1
(25:1)
"Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai
laki-laki.
10 gadis mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki à ibadah dan
pelayanan.
Ketika kita beribadah melayani bagaikan
membawa pelita, harus menjadi terang, baik lewat perkataan, sikap, tingkah
laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak gerik.
Jadi ibadah pelayanan itu terang.
Jangan sampai kita beribadah dan melayani namun tidak menjadi terang.
Oleh sebab itu, tidak boleh beribadah
namun hanya secara liturgis. Tubuh di dalam gereja, tetapi hati dan pikiran merantau
kemana-mana, itu tidak tulus.
Kandang penggembalaan adalah bengkel
rohani, di situ kita dididik dan dihajar oleh kebenaran firman Tuhan.
Mari kita mengenal 10 GADIS TERSEBUT.
Matius 25: 2
(25:2)
Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
5 diantaranya bodoh dan 5 bijaksana.
Pertanyaannya: DIMANA LETAK PENYEBUTAN
BODOH DAN BIJAKSANA?
Matius 25: 3-4
(25:3)
Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
(25:4)
sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak
dalam buli-buli mereka.
Disebut 5 gadis bodoh karena membawa pelita tetapi tidak membawa minyak dalam
buli-buli.
Disebut 5 gadis bijaksana karena membawa pelita dan minyak dalam buli-buli, sebagai
persediaan.
Matius 25: 5
(25:5)
Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
Tetapi karena mempelai itu lama tidak
datang-datang juga, maka mengantuklah 5 gadis yang bodoh dan 5 gadis yang
bijaksana, lalu tertidur. Ini berbicara tentang kelemahan.
Jadi ternyata semua orang berada dalam
kelemahan. Sebelum Yesus datang pada kali yang kedua sebagai mempelai laki-laki
sorga, manusia belum sempurna adanya.
Selama dia hidup di atas muka bumi ini,
siapa pun dia tidak ada yang sempurna.
Matius 25: 6-9
(25:6)
Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang!
Songsonglah dia!
(25:7)
Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
(25:8)
Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah
kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
(25:9)
Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk
kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di
situ.
Tetapi pada akhirnya, di sini kita
melihat, pelita dari 5 gadis yang bodoh hampir padam, tidak bertahan lama.
Kalau beribadah melayani dalam
kebodohan, ia tidak akan bertahan sampai kedatangan Tuhan pada kali yang kedua,
ibadah dan pelayanannya tidak akan sampai garis akhir.
Inilah kerugian kalau beribadah
melayani membawa pelita tetapi tidak membawa minyak persediaan dalam buli-buli,
sebab suatu kali kelak pelita itu akan padam, sesuai dengan ayat 5, disana dikatakan: “Tetapi karena mempelai itu lama tidak
datang-datang juga, mengantuklah mereka”
Berarti, kedatangan Tuhan tidak ada
tahu, sebab itu dibutuhkan minyak persediaan dalam buli-buli.
Berbanding terbalik dengan 5 gadis yang
bijaksana; membawa pelita + minyak dalam buli-buli, sehingga sekalipun Mempelai
Laki-Laki lama tak datang, mereka memiliki minyak sebagai persediaan di dalam
buli-buli.
Memang kalau membawa pelita + minyak
dalam buli-buli agak kerepotan, banyak kesibukan-kesibukan dalam ibadah
pelayanan, tetapi bukan berarti dia bodoh, justru sebaliknya disebut bijaksana.
Supaya pelita tetap menyala, mari kita
perhatikan ...
Imamat 24: 2, 4
(24:2)
"Perintahkanlah kepada orang Israel, supaya mereka membawa kepadamu minyak zaitun tumbuk yang tulen untuk lampu,
supaya lampu dapat dipasang dan tetap menyala.
(24:4)
Di atas kandil dari emas murni haruslah tetap diaturnya lampu-lampu itu di
hadapan TUHAN."
Supaya
pelita tetap menyala di atas kandil dibutuhkan MINYAK ZAITUN TUMBUK.
Proses ketika terjadi
PENUMBUKAN PADA POHON ZAITUN.
Matius 27: 33-35
(27:33)
Maka sampailah mereka di suatu tempat yang
bernama Golgota, artinya: Tempat Tengkorak.
(27:34)
Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya,
Ia tidak mau meminumnya.
(27:35)
Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi.
Yesus disalibkan dibukit Golgota atau
tempat tengkorak.
Ketika Yesus disalibkan, ini adalah gambaran
dari penumbukan pada pohon zaitun.
Yesus mengalami penumbukan di atas kayu
salib, diremukkan dengan kesakitan.
PROSES YANG PERTAMA.
Matius 27: 35
(27:35)
Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi
pakaian-Nya dengan membuang undi.
Yesus ditelanjangi, berarti; Yesus
benar-benar dipermalukan.
Kemudian mereka yang mempermalukan,
duduk diam, tenang-tenang saja, membagi undi.
PROSES YANG KEDUA.
Matius 27: 37
(27:37)
Dan di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia
dihukum: "Inilah Yesus Raja orang Yahudi."
Orang Yahudi sendiri tidak mengakui
bahwa Yesus adalah raja orang Yahudi = keberadaan Yesus sebagai raja orang
Yahudi tidak diakui oleh bangsanya sendiri.
Benarlah nubuatan para nabi bahwa nabi
tidak dihormati di rumahnya.
PROSES YANG KETIGA.
Matius 27: 38
(27:38)
Bersama dengan Dia disalibkan dua orang
penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya.
Yesus disamakan dengan kedua penjahat
yang disalibkan bersama dengan Dia.
Kalau seseorang bersih dari setiap
tuduhan, tidak melakukan kejahatan, tetapi ia disamakan dengan penjahat, itu
sangat menyakitkan sekali.
PROSES YANG KEEMPAT.
Matius 27: 39-40
(27:39)
Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala,
(27:40)
mereka berkata: "Hai Engkau yang mau
merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari,
selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!"
Orang-orang yang lewat dari sana
menghujat Dia.
Adapun hujatan itu adalah mereka tidak
percaya dengan kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, yang sanggup
merubuhkan dan membangun Bait Allah kembali dalam tiga hari.
3 hari à kuasa kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus.
Kuasa kematian Yesus : mengubur hidup yang lama.
Kuasa kebangkitan Yesus: hidup dalam
hidup yang baru.
Biarlah kita semua datang kepada Tuhan
dalam penyerahan sepenuh, berarti tekun dalam 3 macam ibadah utama/pokok, baik
dalam kesetiaan juga sepenuhnya.
Kalau penyerahan kita setengah-setengah,
pengalaman kematian kita hanya setengah-setengah, maka hidup kita akan
menderita/setengah mati.
PROSES YANG KELIMA.
Matius 27: 41
(27:41)
Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata:
Imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, tua-tua
mengolok-olok Dia.
Matius 27: 42-43
(27:42)
"Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia
selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan
percaya kepada-Nya.
(27:43)
Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau
Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah."
- Olok-olokan dari
imam-imam kepala
“Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia
selamatkan!”
= tidak percaya bahwa
Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat.
- Olok-olokan dari ahli
Taurat
“Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya
kepada-Nya”
= tidak percaya bahwa
Yesus adalah Raja di atas segala raja.
- Olok-olokan dari
tua-tua
“Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia,
jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak
Allah”
= tidak percaya bahwa
Yesus adalah Anak Allah.
Tetapi olok-olokan itu Dia terima, dan
itu adalah proses pada pohon zaitun tumbuk.
Lalu bagaimana dengan kita? ketika kita
mendapat teguran firman, apakah kita dapat menerimanya?
PROSES YANG KEENAM.
Matius 27: 44
(27:44)
Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela-Nya demikian juga.
Penyamun-penyamun yang disalibkan
bersama dengan Dia mencela Yesus dengan cara yang sama, seperti imam-imam kepala,
ahli-ahli Taurat, tua-tua mencela Yesus.
Barangkali kalau imam-imam kepala,
ahli-ahli Taurat, tua-tua mencela Yesus itu karena kedudukan yang dia punya,
tetapi penyamun-penyamun yang tidak tahu diri, yang memiliki kesalahan juga
turut mencela Yesus.
Puncak
penderitaan/puncak penumbukan pada pohon zaitun.
Matius 27: 45-46
(27:45)
Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga.
(27:46)
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya:
Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Yesus harus ditinggalkan untuk sesaat
lamanya. Bapa meninggalkan anak untuk sesaat lamanya.
"Eli,
Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau
meninggalkan Aku?
Ketika kita berjuang untuk hidup benar
di hadapan Tuhan dan mau memikul salib, sepertinya kita hidup seorang diri
saja, sepertinya tidak ada yang mau peduli, tidak ada yang mau mengerti.
Inilah yang dialami oleh Yesus, sebagai
Anak Tunggal Bapa, oleh sebab itu Ia mengucapkan "Eli, Eli, lama sabakhtani?", dan Ia menerima semua itu.
Oleh sebab itu jika mau menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung, jangan pernah meninggalkan ibadah
pelayanan seperti orang bodoh, melainkan harus terus beribadah dan melayani
Tuhan.
Matius 27: 50
(27:50)
Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu
menyerahkan nyawa-Nya.
Sampai pada akhirnya Ia menyerahkan
nyawa-Nya/mati, daging tidak bersuara lagi.
Kalau masuk dalam pengalaman kematian:
daging tidak bersuara lagi, tidak ada orang mati yang masih bersuara.
Kalau merasa menderita tetapi mulut
masih terbuka/bersuara, masih bersungut-sungut, itu berarti ia belum masuk
dalam pengalaman kematian.
Bila demi pekerjaan seseorang mau
menderita, seharusnya kita lebih lagi mau menderita untuk Tuhan.
1 Petrus 4: 12
(4:12)
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu
heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian,
seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
Jangan heran akan nyala api siksaan
sebagai ujian. Kalau harus menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung,
janganlah heran.
Kalau kesalahan ditegor oleh firman
Tuhan, itu belum apa-apa. Kalau di luar sana juga kita menghadapi masalah, perguluman,
itu pun bukan apa-apa, oleh sebab itu jangan membesar-besarkan setiap masalah.
1 Petrus 4: 14
(4:14)
Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Ketika dinista karena nama
Kristus/aniaya karena firman, di situlah pengurapan berlaku, Roh Allah, Roh
kemuliaan menjadi bagian dalam kehidupan kita.
Pendeknya; penumbukan pohon zaitun
menghasilkan minyak urapan.
Jadi minyak urapan tidak datang dari
minyak yang disemburkan. Sehebat apapun hamba Tuhan, ia tidak dapat mengurapi
seseorang.
Seseorang mendapat pengurapan hanya
lewat penderitaan, sengsara salib, penumbukan pohon zaitun, tidak ada cara yang
lain dan jangan ikuti cara-cara lain.
Sekarang kita perhatikan;
Tempat untuk memperoleh
minyak urapan.
Imamat 21: 12
(21:12)
Janganlah ia keluar dari tempat kudus,
supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak
urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas
kepalanya; Akulah TUHAN.
Supaya minyak urapan ada di atas
kepala; JANGAN KELUAR DARI TEMPAT KUDUS.
Kalau kita kaitkan dengan pola
Tabernakel, tempat kudus itu terkena pada RUANGAN SUCI.
Di dalam ruangan suci terdapat 3 macam
alat à ketekunan dalam 3
macam ibadah utama/pokok.
YANG PERTAMA.
MEJA ROTI SAJIAN à ketekunan dalam Ibadah
Pendamanan Alkitab disertai perjamuan suci.
Ibadah ini menghasilkan IMAN.
Sama seperti domba-domba yang
tergembala diberi makan. Firman Allah adalah makanan rohani sehingga kita
memiliki keyakinan iman yang teguh, tidak gelisah, persis seperti kawanan domba
yang dibaringkan di atas padang rumput yang hijau. Dengan keyakinan iman, kita
tidak sibuk.
YANG KEDUA.
PELITA EMAS à ketekunan dalam
Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
Ibadah ini menghasilkan PENGHARAPAN.
Pengharapan kepada Tuhan menguduskan
seseorang.
Dalam 1 Yohanes 3: 3, pengharapan itu
adalah kekudusan.
Sama seperti domba-domba yang diberi
minum.
YANG KETIGA.
MEZBAH DUPA à ketekunan dalam
Ibadah Doa Penyembahan.
Ibadah ini menghasilkan KASIH.
Sama seperti domba-domba yang diberi
nafas hidup.
Doa penyembahan adalah nafas hidup,
kelanjutan hidup rohani kita.
Jangan keluar dari tempat kudus untuk
mempertahankan minyak urapan di atas kepala, jangan keluar dari tempat kudus,
dengan kata lain tekun dalam tiga macam ibadah utama.
Banyak macam ibadah yang dibuat, tetapi
biarlah kita mengerjakan/melakukan yang pokok dahulu yaitu tekun dalam tiga
macam ibadah utama.
Yang masih kurang tekun dalam 3 macam
ibadah utama, mintalah kekuatan dari Tuhan supaya kita dimampukan untuk membawa
pelita + minyak dalam buli-buli.
Memang terlihat merepotkan bagi orang
dunia, tetapi 5 gadis yang bijaksana tidak menggunakan banyak alasan, tidak
banyak bicara, tidak suka minta-minta, seperti 5 gadis bodoh.
Kalau hanya membawa pelita namun tidak
membawa minyak dalam buli-buli sebagai persediaan, ia pasti banyak bicara,
hanya bisa meminta-minta saja, miskin rohani, tidak mampu memberi.
Kalau kita merasa diberkati, kita harus
menunjukkan ucapan syukur kita, tidak perlu banyak bicara.
Yesus Kristus telah memberikan segala
sesuatu yang Ia punya pada waktu proses penumbukan. Ia rela miskin supaya kita
jadi kaya.
Bagaimana dengan kita sekarang, maukah
kita berjuang sampai garis akhir? Kalau ada kerinduan, pasti Tuhan tolong.
Matius 27: 51
(27:51)
Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari
atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu
terbelah,
Setelah Yesus menyerahkan nyawa-Nya,
tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai bawah.
Artinya; terjadi perobekan daging dari
atas sampai bawah, dari ujung kepala sampai ujung rambut.
Matius 27: 54
(27:54)
Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut
ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata:
"Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah."
Prajurit-prajurit telah diterangi
hatinya oleh pelita yang menyala, sebab kepala
pasukan dan prajurit-prajuritnya berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak
Allah."
Perkataan dari prajurit ini menunjukkan
bahwa hati mereka telah diterangi.
Biarlah pelita tetap menyala sampai
kedatangan Yesus Kristus untuk yang kedua kalinya sebagai raja dan Mempelai
Pria Sorga, lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah utama, tidak ada cara yang
lain lagi.
Kembali kita memperhatikan ...
Matius 25: 9
(25:9)
Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak,
nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada
penjual minyak dan beli di situ.
5 gadis yang bijaksana mempertahankan
minyak di atas kepala, mereka tidak membagi minyaknya, mereka tekun dalam 3
macam ibadah utama = tidak kompromi dengan kebodohan.
Selagi Tuhan memberikan kesempatan bagi
kita untuk tekun dalam 3 macam ibadah utama, jangan sampai jauh dari sana,
hargai ketekunan dalam 3 macam ibadah utama, itu merupakan panjang sabar dari
Tuhan.
Suatu kali nanti panjang sabar Tuhan
tidak terlihat lagi.
Apakah saudara tidak takut melihat
keadaan dunia sekarang ini yang sedang bergelora?
Dalam Wahyu 6:15, dikatakan: “Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar
serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan
semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah
batu karang di gunung.” Tetapi mereka semua tidak luput dari penghukuman
yang akan berlangsung.
Saudaraku, gunakanlah waktu yang
singkat ini.
Ketika ada seruan di tengah malam: mempelai
datang, songsonglah dia!
5 gadis yang bodoh dalam kebingungan
untuk mencari minyak, mereka tidak memiliki minyak persediaan, sedangkan pelita
hampir padam, sebab mereka telah memboroskan minyak pada waktu mereka tertidur.
Oleh sebab itu saya tandaskan malam
ini; selagi Tuhan memberi kesempatan untuk melangsungkan ketekunan dalam 3
macam ibadah, hargai dan pergunakan kesempatan ini sebagai panjang sabar Tuhan.
Di seluruh bangsa ini mengalami banyak
sekali masalah dari sabang sampai merauke, itu menunjukkan bahwa kedatangan
Tuhan sudah tidak lama lagi, penghancuran itu sudah mulai perlahan-lahan
terjadi.
Sebelum menyesal di kemudian hari, saya
menghimbau: gunakan waktu yang ada, yang tinggal sedikit lagi.
Dalam kitab wahyu dikatakan: yang jahat
semakin jahat, yang suci biarlah semakin suci, menyucikan diri di tempat kudus.
Saudaraku, saya terlalu yakin: pengajaran
mempelai dalam pola terang Tabernakel membawa kita menjadi mempelai perempuan
Tuhan, masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Tekunlah dalam 3 macam ibadah utama,
tidak cukup hanya dalam Ibadah Raya Minggu, melainkan harus memuncak sampai
ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan. Saya tidak yakin, gereja selamat tanpa
3 macam ibadah utama.
Saudaraku, pengikutan kita kepada
Tuhan, penyerahan kita kepada Tuhan tidak boleh setengah-setengah. sekalipun
sibuk, kembalilah untuk ibadah dan melayani, sama seperti Daud; sesibuk apapun
ia, ia tetap kembali menggembalakan kambing domba ayahnya di Betlehem.
Betlehem adalah rumah roti.
Matius 25: 10
(25:10)
Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu
dan mereka yang telah siap sedia masuk
bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
Akhirnya 5 gadis yang bijaksana masuk
ke dalam ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
Jadi, kita tidak perlu ragu lagi bahwa
Tuhan membuka pintu kepada sidang jemaat di Filadelfia, seperti yang tertulis
dalam Wahyu 3: 8, “... Aku telah membuka
pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun.”
Selanjutnya di sini dikatakan: “... waktu mereka sedang pergi untuk membelinya,
datanglah mempelai itu dan mereka yang telah SIAP SEDIA ...”
Siapakah mereka yang siap sedia? Mereka
itulah 5 gadis yang bijaksana yang membawa pelita + minyak dalam buli-buli
sebagai persediaan.
Bawalah minyak persediaan, jangan
bodoh, jangan pertahankan kesalahan. Semua orang memiliki pengalaman masa lalu,
tetapi jangan pertahankan itu. Kalau ada kesalahan, jangan diulangi, jangan
menjadi seperti anjing, yang menjilat muntah, mengulangi kesalahan.
Bandingkan
dengan 5 gadis bodoh.
Matius 25: 11-12
(25:11)
Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!
(25:12)
Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
aku tidak mengenal kamu.
Pintu tertutup kepada 5 gadis yang
bodoh, sebab Tuhan tidak mengenal mereka (5 gadis bodoh).
Matius 7: 21-23
(7:21)
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
(7:22)
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir
setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
(7:23)
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari
pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Mujizat tidak salah jika itu ada,
tetapi bukan itu yang menjadi prioritas utama di tengah-tengah ibadah pelayanan,
sebab mujizat tidak cukup mengubah hidup kita menjadi baru.
Tidak pernah dikenal oleh Tuhan, tidak
pernah dikenal mempelai lak-laki sorga, sama seperti 5 gadis bodoh tidak masuk
dalam pesta nikah anak domba sekalipun banyak berbuat.
Yang Tuhan kehendaki adalah "melakukan kehendak Bapa yang di sorga."
Matius 25: 6
(25:6)
Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
Di sini kita melihat; mereka
mendengarkan suara/seruan: “Mempelai
datang! Songsonglah dia!”
Artinya; mau mendengar firman
pengajaran mempelai dan melakukannya dengan baik.
Jadi bukan firman mujizat-mujizat,
tanda-tanda heran, firman yang dikurangkan atau ditambahkan, melainkan
melakukan kehendak Allah Bapa.
Kehendak Allah Bapa itu sampai akhirnya
kita dibawa masuk dalam Kerajaan Sorga, seperti Yesus melakukan kehendak Allah
Bapa; sampai mati, bahkan mati di atas kayu salib.
Kita semua telah digembalakan oleh
firman pengajaran mempelai, apa yang sudah kita terima dan dengar, lakukan
saja;
- Dimulai dari pintu
gerbang/percaya, kemudian bertobat/mezbah korban bakaran, dibaptis/kolam
pembasuhan.
- Kemudian masuk ke
dalam ruangan suci melalui pintu kemah, pemisah antara halaman dengan ruangan
suci, maksudnya; supaya tidak terlihat keinginan daging, tidak menjalankan
ibadah secara lahiriah.
Kemudian tekun dalam
3 macam ibadah sesuai dengan 3 macam alat yang ada dalam ruangan suci.
- Kemudian berada di
Ruangan Maha Suci, masuk melalui pintu tirai, lewat penyerahan diri Yesus di
atas kayu salib, selanjutnya bertemu
dengan Allah. Itulah kehendak Allah.
Yesus telah melintasi kemah yang besar,
yaitu tubuh-Nya sendiri, bukan kemah buatan tangan manusia.
Kalau kita melakukan kehendak Allah
Bapa, melakukan firman pengajaran mempelai terwujudlah pembangunan tubuh
Kristus yang sempurna, menjadi pengantin wanita, masuk dalam pesta nikah Anak
Domba.
Tuhan telah berikan kunci Daud kepada
jemaat di Filadelfia, supaya mereka masuk dan berada di dalamnya untuk
selama-lamanya.
Wahyu 3: 7
(3:7)
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari
Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
Apabila Tuhan sudah menutup, tidak ada
yang dapat membuka, itulah yang dialami oleh 5 gadis yang bijaksana dan 5 gadis
yang bodoh.
Tuhan membuka pintu bagi 5 gadis yang
bijaksana dan Tuhan menutup pintu bagi 5 gadis yang bodoh, dan tidak ada yang
dapat membuka walaupun dengan seruan Tuhan, Tuhan, walaupun dengan mengadakan
banyak mujizat, tanda-tanda heran, karena pintu kemurahan telah tertutup.
Wahyu 3: 8
(3:8)
Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku
telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku
tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan
engkau tidak menyangkal nama-Ku.
Kalau pada akhirnya Tuhan membuka pintu
untuk sidang jemaat di Filadelfia, di sini jelas dikatakan: “Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku
telah membuka pintu bagimu”
Tuhan lebih tahu apa yang dikerjakan
oleh sidang jemaat di Filadelfia, mereka betul-betul berpegang terhadap apa
yang mereka miliki.
2 Korintus 11: 1-2
(11:1)
Alangkah baiknya, jika kamu sabar terhadap
kebodohanku yang kecil itu. Memang kamu sabar terhadap aku!
(11:2)
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu
ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk
membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
Yang dimaksud dengan kebodohan Rasul
Paulus adalah kecemburuan ilahinya.
Rasul paulus cemburu kepada sidang
jemaat di Korintus dengan cemburu ilahi.
Cemburu di sini bersifat preventif, dengan maksud pencegahan
terhadap dosa kejahatan, pencegahan terhadap dosa kenajisan.
Oleh sebab itu Rasul Paulus berkata: “aku telah mempertunangkan kamu kepada satu
laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus” Berarti
Rasul Paulus menyampaikan firman pengajaran mempelai dalam terangnya
Tabernakel.
Jadi tujuan dari pengajaran mempelai adalah untuk membawa
gereja Tuhan kepada kesempurnaan, menjadi perawan suci.
Rasul Paulus mengusung pengajaran mempelai untuk
membawa kita pada kesempurnaan, membawa jemaat di Korintus menjadi mempelai
wanita Tuhan.
Suatu kali kelak kita akan bertemu dengan Dia sebagai
mempelai laki-laki sorga di awan nan permai.
Pertahankan minyak urapan di atas kepala, tanda bahwa
kita telah dikhusukan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala
Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment