IBADAH NATAL
KKR & PERSEKUTUAN HAMBA-HAMBA TUHAN
GPT KEMURAHAN
LAU CIH, PANCUR BATU – MEDAN
10 DESEMBER
2014
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi. Oleh karena kemurahan Tuhan, kita boleh diperkenankan untuk melangsungkan Ibadah Natal KKR dan persekutuan pada malam hari ini, di dalam kandang penggembalaan yang digembalakan oleh Bp. Pdt. Simangunsong.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi. Oleh karena kemurahan Tuhan, kita boleh diperkenankan untuk melangsungkan Ibadah Natal KKR dan persekutuan pada malam hari ini, di dalam kandang penggembalaan yang digembalakan oleh Bp. Pdt. Simangunsong.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur
kepada Tuhan oleh karena kemurahan hati Tuhan kami dipercayakan untuk melayani
Tuhan dalam pemberitaan firman Tuhan. Dan saya juga memberi hormat sebesar-besarnya
kepada bapa gembala Pdt. Simangunsong juga rekan-rekan hamba Tuhan, Pdt
Sihombing dari tanjung merawa yang turut mendukung pelayanan ini, juga
rekan-rekan hamba Tuhan yang tidak bisa saya sebut. Tuhan Yesus memberkati dukungannya,
Tuhan yang membalaskan. Serta umat Tuhan, sidang jemaat maupun undangan, Tuhan
memberkati. Kalau pada malam hari ini kami dapat melayani bukan berarti kami
lebih dari rekan-rekan hamba-hamba Tuhan, tetapi segala sesuatu ada masanya ada
waktunya.
Saudaraku, terlebih dahulu saya menceritakan
perjalanan kami, kami telah 10 atau 11 hari berada di Sumatera, pertama-tama
kami melayani di Provinsi Riau tepatnya di Bagan Batu, untuk melayani natal
persekutuan dari organisasi GSJPDI se-provinsi Riau, serta undangan – undangan dari
berbagai gereja. Kemudian kami juga melayani persekutuan pelayanan kasih
persaudaraan / PPKP Deli Serdang sekitarnya yang diikuti oleh 10 gereja, pada
hari Senin tanggal 8 Desember 2014.
Terimakasih sekali lagi, atas kesempatan yang
Tuhan berikan kepada kami.
Kiranya kita
boleh merasakan kasih Tuhan malam hari ini, kita boleh duduk diam dan tenang untuk menerima firman pada malam
hari ini.
Pemberitaan
firman malam hari ini merupakan kelanjutan dari pemberitaan firman dari
hari Senin, dalam
persekutuan PPKP, mengenai Seorang yang Tulus Hati, itulah pribadi Yusuf.
Segera kita
memperhatikan ...
Matius 1: 18-19
(1:18) Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut:
Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung
dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
(1:19) Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan
tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka
umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
Ketika Maria
dan Yusuf bertunangan, ternyata di sini kita perhatikan; Maria telah mengandung
dari Roh Kudus, tanpa sepengetahuan Yusuf, oleh sebab itu, Yusuf bermaksud
meninggalkan Maria dengan diam-diam, karena ia tidak mau mencemarkan nama baik isterinya
yaitu Maria di muka umum.
Jadi, rencana
dari Yusuf adalah untuk menceraikan Maria.
Matius 1: 20,
24
(1:20) Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu,
malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai
isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
(1:24) Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat
seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria
sebagai isterinya,
Ketika Yusuf
mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi untuk
memberitahukan keberadaan yang sesungguhnya kepada Yusuf, bahwa sesungguhnya
Maria mengandung dari Roh Kudus.
Itu sebabnya
malaikat Tuhan berkata kepada Yusuf: “janganlah
engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu”
Mari kita
lihat; RESPON YUSUF (ayat 24).
Yusuf berbuat
tepat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya, berarti; YUSUF
MENURUTI FIRMAN TUHAN, ia melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan lewat
perantaraan malaikat Tuhan.
Menuruti firman
Tuhan merupakan salah satu tabiat yang paling mendasar dari Daud, yang
diwariskan kepada Yusuf.
Keluaran 19:
5-6
(19:5) Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada
perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara
segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
(19:6) Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus.
Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Mendengar dan
melakukan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, menjadi harta kesayangan bagi
Allah.
Buktinya: Allah
menjadikan kerajaan imam dan bangsa yang kudus.
Yesaya 55: 3-4
(55:3) Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku;
dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan
kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud.
(55:4) Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi
seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa;
Kalau kita
menjadi raja-raja, imamat rajani, pelayan Tuhan, itu merupakan kesaksian di
tengah dunia ini.
Mazmur 89:
35-38
(89:35) Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah.
(89:36) Sekali Aku bersumpah demi kekudusan-Ku, tentulah
Aku tidak akan berbohong kepada Daud:
(89:37) Anak cucunya akan ada untuk selama-lamanya, dan
takhtanya seperti matahari di depan mata-Ku,
(89:38) seperti bulan yang ada selama-lamanya, suatu
saksi yang setia di awan-awan." S e l a
Kalau menjadi raja,
berarti menjadi kesaksian sesuai dengan janji Tuhan.
Saudaraku,
kalau Tuhan sudah
berjanji Tuhan tidak pernah
membatalkan, apa yang keluar dari mulut Allah adalah Ya
dan Amin.
Jika menjadi
kesaksian, ada 2 hal;
-
SAKSI berarti; TAKHTANYA SEPERTI MATAHARI.
Ini adalah tabiat dari Allah Bapa, yaitu kasih.
Yohanes 3: 16
(3:16) Karena begitu
besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.
Kasih Allah
adalah; mengorbankan anak-Nya yang Tunggal. Jadi, inti dari kasih adalah PENGORBANAN.
1 Yohanes 2: 5-6
(2:5) Tetapi
barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna
kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.
(2:6) Barangsiapa
mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib
hidup sama seperti Kristus telah hidup.
Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia
/ tinggal dalam kasih Allah, ia wajib hidup sama seperti Kristus, mengikuti teladan Kristus, termasuk
pengorbanan-Nya.
Yohanes 13: 14-15
(13:14) Jadi jikalau
Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu;
(13:15) sebab Aku
telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama
seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
Yesus membasuh
kaki murid-murid, maka kitapun wajib saling membasuh kaki sesama, untuk
mengikuti teladan Kristus.
Wajib saling membasuh kaki, artinya; saling mengampuni, itulah kasih. Ketika mengampuni sesama, di situ akan terlihat pengorbanan.
Itulah teladan Yesus, selain Guru Yesus juga adalah Tuhan, tetapi kita melihat Ia membasuh kaki dari murid-murid,
berarti memberi pengampunan. Kemudian di dalam pengampunan ada pengorbanan, itulah kasih.
Kalau Yesus saja yang adalah Tuhan mau membasuh kaki 12 murid, apalagi kita sebab Yesus sendiri
mengatakan; “maka kamupun wajib saling
membasuh kakimu.”
Mari kita lihat; KETIKA MELEPASKAN PENGAMPUNAN.
Yohanes 13: 4-5
(13:4) Lalu bangunlah
Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,
(13:5) kemudian Ia
menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya
lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.
Setelah kaki murid-murid dibasuh, lalu menyekanya dengan kain yang terikat
pada pinggang-Nya, artinya; PENGAMPUNAN adalah SEBUAH PELAYANAN di HADAPAN
TUHAN.
Jadi kalau seorang hamba Tuhan melayani tetapi tidak melepaskan
pengampunan, itu bukanlah pelayanan.
Kasih adalah pengorbanan.
Jadi, takhta itu persis seperti matahari di hadapan Tuhan, harus persis
seperti itu.
-
SAKSI berarti; TAKHTANYA SEPERTI BULAN DI
MATA TUHAN.
Bulan adalah gambaran dari pribadi Yesus Kristus, Anak Allah.
Tabiat-Nya: hidup benar sesuai dengan firman Tuhan = melakukan kehendak
Allah Bapa.
Matius 26: 42
(26:42) Lalu Ia pergi
untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini
tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Yesus harus minum cawan Allah, artinya; Yesus harus menanggung penderitaan
di atas kayu salib, maka dengan demikian jadilah kehendak Allah Bapa, seluruh
kehendak Allah Bapa tergenapi di atas kayu salib.
Bukan hidup benar sesuai kebenaran manusia, tetapi melakukan kehendak Allah
Bapa adalah hidup benar sesuai dengan firman Tuhan.
Yesaya 53: 10
(53:10) Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan
kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia
akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
Yesus Kristus menjadi korban penebus dosa di atas kayu salib, dengan
demikian KEHENDAK ALLAH BAPA TERLAKSANA oleh Dia.
Ketika Dia menjadi korban penebus salah; Dia diremukkan dengan kesakitan,
Dia kesakitan di atas kayu salib, tetapi dengan demikian kehendak Allah
terlaksana.
Inilah yang disebut takhta seperti bulan di mata Tuhan, dan itu merupakan
keharusan, sebab itu merupakan kesaksian seorang hamba.
Kembali kita
membaca ...
Mazmur 89:
37-38
(89:37) Anak cucunya akan ada untuk selama-lamanya, dan
takhtanya seperti matahari di depan mata-Ku,
(89:38) seperti bulan yang ada selama-lamanya, suatu saksi yang
setia di awan-awan." S e l a
Bukan hanya
hari ini takhtanya seperti matahari dan seperti bulan, melainkan
selama-lamanya, itulah yang disebut saksi yang setia, pelayanan seorang raja,
imamat yang rajani, pelayanan yang berkuasa.
Jadilah saksi
yang setia; tepat seperti matahari, tepat seperti bulan di depan mata Tuhan,
bukan di depan mata manusia.
Itulah imamat
yang rajani, itulah seorang hamba.
Filipi 2: 5-8
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus,
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
(2:7) melainkan telah mengosongkan
diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia.
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Ia meninggalkan
segala sesuatu yang Ia miliki, Ia tidak mempertahankan hak sebagai milik yang
harus dipertahankan, Ia mengosongkan diri, lalu mengambil rupa sebagai seorang
hamba, dan merendahkan diri-Nya, sampai mati, bahkan mati di atas kayu salib,
Ia setia, melakukan kehendak Allah Bapa sampai selesai.
Marilah menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus, jangan menaruh pikiran
dan perasaan yang terdapat dalam manusia daging.
Ajaran yang
indah dari pribadi Yusuf: like father, like Son.
Sifat tabiat
Daud yang menuruti firman, turun kepada Yusuf. Kalau kita menuruti firman
Tuhan, menjadi harta kesayangan Allah, maksudnya; menjadi raja-raja dan bangsa
yang kudus di hadapan Tuhan, menjadi saksi, tepat seperti matahari di hadapan
Tuhan dan bulan di hadapan Tuhan.
Marilah kita
menaruh hati dan pikiran yang terdapat dalam Kristus, bukan pada pikiran dan
manusia daging.
Kiranya kita
semua dapat mengerti apa yang kita dengar malam hari ini, Tuhan berbicara dari
dalam hati, dan biarlah kita juga membuka hati kita.
Itu adalah
tabiat Daud yang pertama yang turun kepada Yusuf.
Mari kita
lihat; TABIAT DAUD YANG TURUN KEPADA YUSUF.
Matius 1: 18-19
(1:18) Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut:
Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung
dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
(1:19) Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di
muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
Yusuf adalah
SEORANG YANG TULUS HATI.
Ini adalah
tabiat yang paling mendasar yang kedua dari pada Daud yang diwariskan kepada
Yusuf.
Mazmur 78:
70-72
(78:70) dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari
antara kandang-kandang kambing domba;
(78:71) dari tempat domba-domba yang menyusui
didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel,
milik-Nya sendiri.
(78:72) Ia menggembalakan
mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan
tangannya.
Kalau Tuhan
memilih Daud untuk menggembalakan Israel, umat Tuhan, karena Tuhan melihat
bahwa Daud adalah seorang yang tulus hatinya, dan itu diwariskan kepada Yusuf.
1 Samuel 16:
6-9
(16:6) Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di
hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya."
(16:7) Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel:
"Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah
menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa
yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
(16:8) Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat
di depan Samuel, tetapi Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih
TUHAN."
(16:9) Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN."
Ketika Samuel
hendak mengurapi Daud, terlebih dahulu Isai memperlihatkan 3 anaknya yang
terbesar, yaitu Eliab, Abinadab, dan Syama, mereka adalah anak-anak Isai yang
dipercaya Saul di medan tempur, tetapi kenyataannya Tuhan tidak memilih salah satu dari
antara mereka.
1 Samuel 16: 10
(16:10) Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat
di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: "Semuanya ini tidak dipilih TUHAN."
Sampai pada
anak ketujuh, Tuhan pun tidak memilih mereka, Tuhan tidak memilih salah satu
dari mereka, sebab manusia hanya melihat apa yang dilihat mata, tetapi Tuhan
melihat jauh ke dalam lubuk hati, Tuhan menguji hati dan batin manusia.
Boleh saja
melayani tanpa ketulusan, tetapi itu bukanlah pilihan, bukan kepercayaan Tuhan,
itu berarti melayani karena keinginan sendiri, tetapi kalau melayani karena ketulusan hati, itu adalah
pilihan dan kepercayaan Tuhan.
Malam ini kita
dikoreksi, mata manusia hanya bisa melihat perkara lahiriah, tetapi Tuhan
menguji hati dan batin manusia.
Jangan abaikan
hati nurani sebagai alaram yang terakhir.
Dalam Ibrani 10: 22, orang yang menghadap
Allah dengan tulus ikhlas di tengah-tengah ibadah pelayanan kepada Tuhan adalah
tanda bahwa hatinya telah disucikan dari hati nurani yang jahat. Kalau hati belum disucikan dari hati nurani yang jahat, ia
tidak akan pernah tulus ikhlas melayani Tuhan.
1 Samuel 16:
11-13
(16:11) Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah
anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang
menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah
memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke
mari."
(16:12) Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia
kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia."
(16:13) Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak
itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan
seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju
Rama.
Akhirnya,
Samuel mengurapi Daud, artinya; kalau itu adalah pilihan Tuhan, melayani dengan
ketulusan hati, pasti pengurapan Allah penuh atasnya. Sebaliknya,
kalau tidak tulus
ikhlas melayani Tuhan, di dalam dirinya tidak ada pengurapan.
Dalam
perjanjian Lama ada 3 golongan pemimpin yang diurapi;
1.
RajaAdalah pemimpin, dan dengan pengurapan; ada kuasa di tengah-tengan
pelayanan.
2.
Hakim-hakim
Adalah pemimpin, dan dengan pengurapan; ada kuasa untuk menghakimi dengan
adil.
3.
Nabi
Adalah pemimpin, dan dengan pengurapan; ada kuasa untuk menunjuk dosa.
Pengurapan itu;
sejauh mana kita menyerahkan diri kepada Tuhan, sejauh itulah pengurapan.
Melayani Tuhan
harus dengan tulus hati, tidak boleh menggunakan logika.
Ciri-ciri
orang yang tulus hati.
1 Samuel 16: 11
(16:11) Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah
anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba."
Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan
duduk makan, sebelum ia datang ke mari."
Cirinya;
TERGEMBALA DENGAN BAIK dalam satu kandang, satu gembala, di
dalam kandang
penggembalaan.
Saya sebagai gembala juga harus terbiasa
digembalakan oleh firman, lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah utama.
Sidang jemaat
harus tergembala dalam satu kandang penggembalaan dengan setia,
tidak boleh pindah-pindah, minggu ini di gereja A, minggu depan gereja B, tidak
boleh liar! Biasanya kalau
domba-domba liar, tidak tergembala, alasannya; untuk mencari firman Tuhan ditempat –
tempat yang lain, persis
seperti keledai liar dalam kitab Ayub; pergi ke gunung-gunung untuk mencari
yang hijau.
Tetapi Daud
biasa menggembalakan kambing domba ayahnya, ia tergembala dengan baik, seorang
yang tulus hati.
Mazmur 78:
70-72
(78:70) dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari
antara kandang-kandang kambing domba;
(78:71) dari tempat domba-domba yang menyusui
didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel,
milik-Nya sendiri.
(78:72) Ia menggembalakan
mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan
tangannya.
Daud diambil
dari antara kandang-kandang kambing domba, dari tempat domba-domba yang
menyusui, bukan dari luaran sana.
Susu yang murni
adalah firman yang murni, firman yang tidak ditambahkan dan dikurangkan.
1 Samuel 17:
13-15
(17:13) Ketiga anak Isai yang besar-besar telah pergi
berperang mengikuti Saul; nama ketiga anaknya yang pergi berperang itu ialah
Eliab, anak sulung, anak yang kedua ialah Abinadab, dan anak yang ketiga adalah
Syama.
(17:14) Daudlah yang bungsu. Jadi ketiga anak yang
besar-besar itu pergi mengikuti Saul.
(17:15) Tetapi Daud
selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di
Betlehem.
Ketiga abang Daud yang besar-besar selalu
ikut saul kemanapun Saul berperang, tetapi Daud selalu pulang untuk menggembalakan kambing domba
ayahnya, ia selalu mengingat kandang penggembalaan, untuk terus digembalakan
oleh Tuhan.
Sesibuk-sibuknya
kita di dunia ini, harus ingat untuk kembali ke dalam kandang penggembalaan,
untuk menikmati firman penggembalaan. Dan terus digembalakan sampai Yesus
datang pada kali yang kedua sebagai Raja mempelai surga.
Sebetulnya, kalau kita perhatikan enak
sekali Eliab, Abinadab dan Syama ini, sebab kalau pulang dari peperangan mereka
berada di istana raja Saul, fasilitas ada. Kalau zaman sekarang, diumpamakan; rumah
gedongan, ada pembantu, AC, pakaian mewah, ada mobil mercy dan lain sebagainya,
tetapi Daud tidak tergiur dengan hal-hal yang demikian, ia selalu ingat kandang
penggembalaan untuk terus digembalakan oleh Tuhan.
Sesibuk-sibuk apapun kita di dunia ini dalam
kegiatan dan aktifitas, yang berprofesi sebagai seorang pegawai negeri
sipil/swasta, pedagang, toko, bahkan sebagai seorang supir, ingat kandang
penggembalaan!
Saya tegas di dalam kandang penggembalaan kami
Serang dan Cilegon, semua pemuda-pemudi setelah lulus SMA, tidak ada yang
menganggur, karena saya selalu berkata; “tergembala
sungguh-sungguh ya!”, mereka berkata; “ya
om”. Setelah lulus mereka semua bekerja, ada yang di PT. Krakatau Steel,
PT. POSCO, yang perempuan di kantor, dan jabatan tidak kecil-kecil, terus
diangkat Tuhan. Ini adalah pengalaman saya sebagai gembala, bapa rohani, saya
bagikan kepada sidang jemaat sebagai anak rohani.
Abraham bapa orang beriman, status ini
tidak hanya sebutan, tanggung jawab Abraham adalah bagi orang kafir dan bagi
orang Yahudi, supaya mereka diselamatkan oleh karena kebenaran karena iman.
Saya bapa rohani di dalam kandang penggembalaan, ini tanggung jawab saya kepada
sidang jemaat sebagai anak-anak rohani saya. Jadi sebutan bapa orang beriman yang
ditujukan kepada Abraham bukan hanya sebuah sebutan, tetapi ada sebuah tanggung
jawab.
Saya berapa banyak bertanya kepada orang Kristen
yang tidak beribadah; “kenapa tidak
beribadah?” jawab mereka: “kalau saya
tidak bekerja terlebih dahulu, darimana biaya untuk kebutuhan sehari – hari,
biaya sekolah anak, untuk kebutuhan-kebutuhan yang lain.” Namun,
sesungguhnya jawaban ini menunjukkan bahwa mereka itu terlalu mengecilkan darah
salib Kristus, mengecilkan kuasa firman dan kuasa Tuhan yang sempurna.
Oleh sebab itu,
sungguh-sungguhlah tergembala, bukan cari dahulu dunia ini maka Kerajaan Sorga turun ke
dunia ini, tetapi carilah dahulu Kerajaan Sorga dan kebenarannya, maka semuanya
akan ditambahkan.
Matius 6: 31-33
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata:
Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami
pakai?
(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya
itu.
(6:33) Tetapi carilah
dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu.
Orang yang
selalu kembali kepada kandang penggembalaan menunjukkan jati dirinya bahwa ia
adalah orang yang terlepas dari roh kekuatiran. Orang yang terlepas dari roh
kekuatiran, maka ia terlebih dahulu mencari Kerajaan Sorga.
Mengapa kita
harus mencari Kerajaan Sorga malam hari ini? Karena di dalamnya ada kebenaran.
Saya
berdiri dihadapan saudara untuk melayani Tuhan, untuk mencari kerajaan Tuhan
bukan untuk mencari uang, soal makan, minum dan pakaian kami dicukupkan. Soal
makan dan minum dicukupkan yang terpenting carilah dahulu kerajaan Allah.
Kita semua adalah raja-raja, menjadi kerajaan, di mana kebenaran ada
pada malam hari ini. Jangan gunakan pikiran, jangan gunakan perasaan manusia
daging, supaya jangan mencari alasan.
Matius 6: 34
(6:34) Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok,
karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Kesusahan sehari cukuplah sehari, oleh sebab itu
jangan kuatir untuk hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri.
Banyak orang menjadi stress karena berusaha memikul
kesusahan hari esok, sedangkan kesusahan hari ini saja belum terselesaikan.
Belajar untuk menjadi tulus hati; kalau gembala tulus, jemaat pasti tulus.
Kalau jemaat tidak tulus, gembala berarti tidak tulus.
Wariskan dua tabiat yang mendasar dari Daud ini kepada sidang jemaat,
kepada anak-anak Tuhan, kepada siapa pun.
Dalam 1 Timotius dikatakan, asal ada makanan, ada pakaian, cukuplah. Jika
disertai dengan rasa cukup, ibadah itu mendatangkan keuntungan.
Dalam Yohanes 4:34 dikatakan bahwa makanan Yesus Kristus adalah; yang
pertama melakukan
kehendak Allah Bapa dan yang kedua menyelesaikan pekerjaan-Nya. Setelah selesai melakukan pekerjaan
Allah Bapa Yesus berkata di atas kayu salib; “sudah selesai”. Ia mati dan bangkit selanjutnya naik, kemudian duduk
disebelah kanan Allah Bapa berarti; Ia telah menyelesaikan pekerjaan Allah
Bapa.
Pengalaman Daud di dalam penggembalaan dituangkan
dalam nyanyiannya yang terbesar….
Mazmur 23: 1
(23:1) Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Perhatikan, pengalaman Daud dibagi-bagikan
kepada kita malam ini, Daud saja raja besar digembalakan oleh gembala Agung, pengalamannya yang pertama; takkan kekurangan aku,
berarti:
-
Segala sesuatu
dicukupkan.
-
Kelemahan-kelemahan
kita
yaitu dosa kejahatan dan dosa kenajisan, Tuhan ambil.
Itulah arti takkan kekurangan aku. Ayo, pengalaman
Daud ini harus kita adopsi yang ia tuangkan di dalam nyanyiannya yang terbesar,
yang baik- baik harus kita adopsi. Kurang apalagi kita bila tergembala???
Tetapi persoalannya, saya heran, tidak mau sungguh-sungguh tergembala. Sampai
hari ini, saya sendiri setia digembalakan oleh Tuhan. Apa buktinya? Kalau memang
tidak ada yang bertamu dalam kandang penggembalaan kami, saya tidak mau
manggil-manggil orang lain, sebab tanggung jawab saya itu memberi makan dan
minum kawanan domba. Ketika saya setia memberian makan dan minum kawanan domba,
disitulah saya digembalakan oleh firman penggembalaan, oleh gembala Agung yang
tulus hati. Manakala saya membaca firman Tuhan, sebelum menyampaikannya, disitulah
saya seringkali mengangis, meneteskan air mata.
Biarlah kita
setia dalam kandang penggembalaan, setia memberi makan dan minum kawanan domba,
setia menerima firman Tuhan.
Kembalilah ke
dalam kandang penggembalaan, maka takkan kekurangan.
Mazmur 23: 2
(23:2) Ia membaringkan
aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Kawanan domba
dalam kandang penggembalaan diberi makan, diberi minum.
-
Ketika kita
menikmati firman Tuhan sebagai makanan rohani, persis seperti keadaan
orang yang
dibaringkan, tidak sibuk, berarti; memiliki keyakinan iman
yang teguh. Saudaraku,
tidak ada orang yang
sibuk ketika tidur.
Keyakinan iman, firman iman, firman Kristus, rumput hijau
itulah makanan rohani kita. Oleh sebab itu, saat mendengar firman Tuhan harus dengan tulus hati.
-
Air à Roh Kudus.
Pekerjaan dari Roh Kudus: memimpin dalam seluruh kebenaran, menyertai,
menopang, menguatkan, menghibur, mengajar, menginsafkan dunia, sehingga menjadi
pribadi yang tenang.
Kalau seseorang dipimpin / dimbimbing oleh Roh Kudus, maka ia menjadi pribadi yang tenang. Sebaliknya, kalau seseorang
dipimpin oleh daging, maka ia tidak akan mengalami ketenangan.
Dalam Yesaya 30:15 dikatakan; “dalam tinggal diam didalam Tuhan, terletak
kekuatan”, sehingga kita dapat menaikkan doa kepada Tuhan”
Mazmur 23: 3
(23:3) Ia menyegarkan
jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Ia menyegarkan
jiwaku, ini menunjukkan kehidupan yang tinggal di dalam kasih Allah.
Kalau kita
hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah lewat doa penyembahan, pada saat itulah
jiwa kita disegarkan.
Mazmur 23: 4
(23:4) Sekalipun aku berjalan
dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;
gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Sekalipun berjalan dalam lembah kekelaman,
kehidupan yang tergembala, tidak takut bahaya.
Dunia ini
adalah lembah kekelaman, dengan bukti;
-
Dunia ini sedang berada di bawah
kuasa sijahat, Iblis Setan, itulah roh jahat dan roh najis (1 Yohanes 5:19).
-
Di dalam dunia ini ada keinginan
daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup (1 Yohanes 2:15-16).
-
Dunia ini mempunyai arus / pengaruh
dunia untuk menghanyutkn anak – anak Tuhan, sampai mengalami kematian rohani =
ilah zaman (2 Korintus 3:3-4).
Kesimpulannya; dunia ini adalah lembah
kekelaman. Oleh karena banyaknya pencobaan-pencobaan yang ada di dalam dunia
ini, seperti yang saya sampaikan diatas, memungkinkan seseorang untuk terjatuh
di dalam berbagai – bagai dosa kejahatan dan dosa kenajisan.
Tetapi disini
kita melihat, Daud tidak
takut berjalan dalam lembah kekelaman, karena gada dan tongkat menjadi penghiburnya.
Gada adalah Roh Kudus. Tongkat itulah
salib itulah firman
Tuhan = kebenaran.
Manakala kita
menghadapi situasi yang sulit, dihadapkan
pada suatu masalah yang tidak menguntungkan kita, yang menyakitkan/memilukan
hati kita, saat itulah Roh Kudus menghentikan/memprotect
keinginan daging kita, sehingga kita tidak berbuat dosa dan manakala kita
menghadapi masalah, kita memandang salib sebagai kebenaran / firman Tuhan maka
kita tidak berputus asa, kita di protect, sehingga tidak terjatuh dalam dosa. Itulah
penghiburan kita.
Selama kita
masih mendiami kemah tubuh kita ini, kita akan mengalami penderitaan, ratap tangis dan dukacita tidak akan pernah berhenti.
Sebelum kita
meninggalkan dunia ini, kita akan mengalami penderitaan, tetapi
pengalaman Daud ini sangat berarti bagi kita;
- gada itulah Roh kudus memprotect kita
sehingga tidak jatuh dalam dosa dengan beratnya pencobaan.
- tongkat itulah salib Kristus /
firman Allah menjadi tolak ukur sehingga kita terus terhibur, terbebas dari
kesusahan.
Kalau kita menuruti manusia daging di dalam
dunia ini, habislah kita. Oleh sebab itu, jadilah bijaksana! Jangan abaikan
firman ini begitu saja, kembalilah ke kandang penggembalaan sesibuk-sibuk
apapun kita ditengah dunia ini, kembalilah! Kembalilah! Supaya kita turut merasakan
apa yang dirasakan oleh Daud seorang yang tulus hati.
Hasil
akhir dari semuanya:
1 Samuel 16: 11
(16:11) Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah
anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang
menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah
memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk
makan, sebelum ia datang ke mari."
Setelah Daud
dipilih dan diurapi, barulah mereka duduk makan, artinya; terwujudnya persekutuan.
Malam ini kita
boleh duduk makan dan minum sehidangan dengan Allah di dalam kerajaan-Nya,
yang mengarah kepada persekutuan.
Saudaraku, tubuh terdiri dari banyak anggota, tetapi sekalipun
demikian, harus menjadi satu, diawali dari penggembalaan, menjadi seorang yang
tulus hati.
Persekutuan
yang terkecil adalah nikah, barulah kandang penggembalaan, selanjutnya
persekutuan antara kandang
penggembalaan / antar gereja, kemudian puncak persekutuan kafir dengan Israel bersatu, dengan
demikain terjadilah
persekutuan tubuh Kristus yang sempurna. Itulah
persekutuan international, jumlah mereka begitu banyak bagaikan desau air bah.
Meningkat
persekutuan yang kedua…
Lukas 22: 28-30
(22:28) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan
Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.
(22:29) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu,
sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku,
(22:30) bahwa kamu akan makan
dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas
takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
Persekutuan ini makin meningkat, menjadi hakim; duduk di atas takhta,
menjadi hakim atas
dosa kejahatan dan dosa kenajisan, jadi bukan menghakimi
tubuh dan darah.
Kalau menjadi
hakim yang adil dan benar, orang yang lemah tidak tertindas.
Perjuangan kita
bukan melawan darah dan daging tetapi menghakimi dosa.
Inilah keuntungan persekutuan pada malam hari ini.
Jangan sesekali
menghakimi sesama, hanyalah Tuhan Hakim yang agung.
Mari kita lihat persekutuan yang ketiga sebagai PUNCAK PERSEKUTUAN
Wahyu 19: 6-9
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar
orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya:
"Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan
memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak
Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain
lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu
adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan
kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah
benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Yesus tampil
menjadi Raja atas mempelai perempuan.
Perlu untuk diketahui;
Yesus tidak
akan pernah tampil sebagai Raja hanya kepada pengikut-pengikut yang mencari
mujizat /tanda-tanda
heran. Sebagaimana dalam injil Yohanes pasal 6, oleh karena mujizat yang dilakukan Yesus, banyak orang
yang mencari Yesus, tetapi Yesus tidak tertarik dengan itu, sehingga
Yesus menyingkir
naik ke atas bukit. Kemudian, pada saat Yesus memberi makan 5000 orang dengan lima
roti dan dua ikan mereka berkata, bahwa; “Yesus
adalah seorang nabi”, itu adalah pernyataan yang keliru, yang benar sesuai
dengan injil Yohanes pasal 4, kisah perempuan Samaria, ketika dosa kenajisannya
dikoreksi, barulah dia berkata kepada Yesus; “rabi nyatalah bagiku sekarang, bahwa engkau adalah seorang nabi”. Tidak
berhenti sampai disitu, orang banyak hendak mengangkat Yesus menjadi raja secara paksa, namun Yesus
segera menyingkir, itu menunjukkan bahwa Yesus tidak tertarik menjadi raja atas
mereka / pengikut – pengikut yang hanya menghendaki tanda – tanda heran /
mujizat – mujizat semata (Yohanes 6:2-3,
13-15).
Mujizat itu
memang perlu, tetapi sekalipun ada mujizat, bukan itu yang utama. Yang
terpenting adalah melakukan firman Tuhan, melakukan kehendak Dia (Matius 7:21-23).
Puncak
persekutuan adalah dibawa masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba/pesta
nikah Anak Domba, menjadi pengantin perempuan.
Jangan sampai
kita berada dalam kandang penggembalaan, tetapi penggembalaan itu tidak dibawa
masuk dalam persekutuan yang paling besar, yaitu perjamuan kawin Anak Domba.
Inilah sasaran
akhir dari pada ibadah pelayanan di atas muka bumi ini.
Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment