IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 21 JANUARI 2015
Tema: DARI KITAB KOLOSE
(Seri 28)
Subtema: DISUCIKAN OLEH AIR YANG MURNI
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus
dengan kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan
memungkinkan kita untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan sebagaimana
biasanya pada malam hari ini.
Kembali kita memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Doa Penyembahan dari kitab yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat di
KOLOSE.
Kolose 1: 18
(1:18) Ialah kepala
tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara
orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.
Bagian dari ayat 18 yang harus
kita perhatikan adalah: “Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat”
Mari kita lebih mengenal pribadi Kristus, kepala dari tubuh.
Efesus 5: 23
(5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang
menyelamatkan tubuh.
Kristus adalah kepala jemaat,
Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Jadi kesimpulannya, Kristus
adalah penyelamat tubuh.
Efesus 5: 25
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus
telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
Kristus telah mengasihi
jemaat, dan Ia telah menyerahkan diri-Nya, Ia telah berkorban bagi jemaat,
dengan tujuan: untuk menyelamatkan tubuh-Nya, saya dan saudara.
Penyelamatan itu dengan jalan;
Yang Pertama
Efesus 5: 26
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya
dengan memandikannya dengan air dan firman,
Dikuduskan, disucikan sesudah
memandikan dengan air dan firman.
Ibrani 10: 22
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan
hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita
telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
Firman Allah yang disampaikan
itu murni, sehingga hati kita dibersihkan dari hati nurani yang jahat, tubuh
kita juga telah dibasuh dengan air yang murni.
Pendeknya; lahir dan batin disucikan
oleh air firman yang murni.
- Lahir itulah tubuh,
kehidupan manusia yang kelihatan.
- Batin, itulah manusia
yang tersembunyi bagian dalam = hati nurani.
Manusia tidak dapat membersihkan
lahir dan batinnya, kecuali oleh kuasa firman yang murni.
BERBICARA TENTANG AIR YANG
MURNI:
a. FIRMAN YANG TIDAK DITAMBAHKAN DAN TIDAK DIKURANGKAN, itulah pemberitaan firman
tentang salib Kristus.
1 Korintus 1: 22-23
(1:22)
Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23)
tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi
suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
Sekalipun orang Yahudi menghendaki tanda-tanda heran (mujizat) dan sekalipun orang-orang Yunani mencari hikmat
semata, namun Rasul Paulus tetap berpegang teguh dalam pemberitaan firman
tentang salib Kristus, sebab di dalam pemberitaan firman tentang salib Kristus
di situ terdapat kebenaran yang sejati.
1 Petrus 2: 19-20
(2:19)
Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia
tanggung.
(2:20)
Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat
dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka
itu adalah kasih karunia pada Allah.
Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung = aniaya karena
firman, itulah kebenaran yang sejati, yang datang dari pemberitaan firman
tentang Kristus yang disalibkan
1 Petrus 2: 21
(2:21)
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena
Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu,
supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
Kebenaran ini berlaku bagi mereka yang terpanggil, yaitu mereka yang
menjadi milik Kristus.
Seringkali manusia menyatakan kebenaran, namun kebenaran di luar salib
Kristus, itulah kebenaran diri sendiri. Kebenaran diri sendiri bukanlah kebenaran
yang sejati, tetapi kebenaran yang sejati adalah aniaya karena firman/sengsara
salib, berarti menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, sebagaimana
Yesus menanggung penderitaan di atas kayu salib, bukan karena kesalahan.
Bandingkan dengan firman yang tidak murni, yaitu firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
- Ditambahkan artinya;
pemberitaan firman dua tiga ayat ditambahkan dengan cerita-cerita isapan
jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, dan pandai menceritakan
bumi ini.
- Dikurangkan, artinya;
pemberitaan firman tentang salib Kristus diganti dengan 2 hal, yaitu;
1. Teori-teori kemakmuran =
menceritakan berkat berkelimpahan, tetapi dosa tidak dikoreksi.
2. Tanda-tanda heran (mujizat).
Kalau mujizat terjadi, itu tidak salah, tetapi belum tentu seseorang bisa
berubah oleh karena mujizat.
Kesimpulannya:
Pemberitaan firman yang ditambahkan dan dikurangkan; mengecilkan salib
Kristus, karena jemaat tidak diajarkan untuk memikul salib.
b.
AYAT MENJELASKAN AYAT
= ayat menerangkan ayat, ayat yang satu menjelaskan ayat yang lain, sampai
tersingkap rahasia firman, yang disebut firman para nabi.
Mazmur 119: 130
(119:130)
Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi
terang, memberi pengertian kepada
orang-orang bodoh.
Bila tersingkap rahasia firman, memberi 2 hal;
1. Memberi terang.
Berarti; menerangi segala dosa yang disembunyikan = tidak berada/tidak
tinggal dalam kegelapan.
Sebab di sini kita perhatikan ...
Mazmur 119: 105
(119:105)
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Firman Allah adalah pelita bagi kaki sehingga menerangi
jalan anak-anak Tuhan.
Ketika kita berjalan dalam terang, kita bisa terhindar dari segala
sandungan-sandungan yang ada di depan dalam dunia yang gelap, baik
itu dosa kejahatan maupun dosa kenajisan.
2. Memberi
pengertian kepada orang-orang bodoh
Sehingga tidak lagi mengulangi kesalahan, kejahatan sebagai perbuatan
bodoh di hadapan Tuhan.
Mazmur 119: 104
(119:104)
Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu,
itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta.
Kalau memperoleh pengertian
dari firman Tuhan, maka seseorang akan membenci segala jalan dusta / segala jenis dosa, baik itu dosa kejahatan
maupun dosa kenajisan.
Mengapa seseorang masih hidup dalam dosa kejahatan dan kenajisan, itu
karena ia belum memperoleh pengertian yang
berasal dari firman Tuhan.
Wahyu 5: 4-5
(5:4)
Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang
dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah
dalamnya.
(5:5)
Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu
tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan
membuka ketujuh meterainya."
Tuhan menghapus segala air mata
lewat penyingkapan rahasia firman Tuhan.
Biasanya
seseorang menangis karena banyak persoalan yang dialami. Tetapi di sini dikatakan, pada saat terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, air mata
dihapus dari mata kita masing-masing.
Puncaknya…
Mazmur 30: 12-13
(30:12)
Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita,
(30:13)
supaya jiwaku menyanyikan mazmur bagi-Mu
dan jangan berdiam diri. TUHAN, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.
Ratap diubah menjadi tari-tarian, kain kabung / perkabungan diubah menjadi sukacita.
Bukti ada sukacita: jiwa kita bernyanyi, bermazmur kepada Tuhan dan tidak
berdiam diri, memuji Tuhan, mengucap syukur kepada
Tuhan.
Saya tambahkan sedikit: lagu di luar Tuhan (lagu dunia), yang bukan lagu rohani, tidak
pernah membangun, justru menambah kesedihan, dukacita, tidak ada berkat yang
kita terima. Tetapi kalau kita memuji Tuhan, berkat akan melimpah.
c.
FIRMAN KRISTUS/FIRMAN YANG
DIURAPI.
Roma 10: 17
(10:17)
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Iman timbul dari mendengar firman Kristus, firman yang diurapi.
Berarti dalam hal ini, sidang jemaat mau tidak mau turut bertanggung jawab dalam
pemberitaan firman.
Dimana tanggung jawab sidang jemaat dalam pemberitaan firman? Mendoakan
gembala sidang, mendoakan hamba Tuhan yang menyampaikan firman, supaya tetap
dalam pengurapan sehingga firman yang disampaikan adalah firman Kristus, dan di
situlah timbul iman.
Orang benar hidup oleh iman, karena manusia dibenarkan karena iman,
bukan karena hasil usaha, dengan kata lain tidak mengandalkan
manusia dan kekuatannya sendiri.
Ibrani 11: 1
(11:1)
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang
kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu
yang tidak kita lihat.
iman adalah dasar kita untuk berharap kepada Tuhan, dan iman itu
membuat kita percaya kepada Tuhan walaupun tidak melihat, itulah iman Abraham.
Berbanding terbalik dengan iman Tomas: melihat dahulu baru percaya.
Ibrani 11: 2
(11:2)
Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita.
Oleh iman diberikan kesaksian kepada nenek moyang bangsa Israel, mereka
dibebaskan dari Mesir, lalu Tuhan mengeringkan laut Teberau supaya mereka bisa
berjalan melewati laut Teberau. Semua itu terjadi hanya oleh karena iman, bukan
karena apa-apa.
Ibrani 11: 3
(11:3)
Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman
Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat
kita lihat.
Langit bumi ini diciptakan oleh firman Kristus, dan langit bumi ini
terjadi dari apa yang tidak kita lihat, namun kita percaya karena dasarnya
adalah iman (percaya walaupun tidak melihat)
Sebagaimana Allah menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya,
Allah menciptakan langit dan bumi cukup dengan 9 kali berfirman, itu berbicara
tentang firman Kristus, firman yang diurapi, dari sanalah timbul iman (Kejadian 1: 3-31). Iman adalah dasar
kita untuk berdoa kepada Tuhan.
Puncaknya ...
Ibrani 4: 2-3
(4:2)
Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka,
tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh
bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya.
(4:3)
Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia
katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun
pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan.
Oleh karena iman, kita taat kepada firman yang kita dengar, dan firman
yang kita dengar bertumbuh sampai kita mengalami
pertumbuhan rohani
yang sehat dan akhirnya kita dibawa masuk pada hari perhentian.
Tetapi kepada nenek moyang bangsa Israel, sekalipun mereka menerima
firman, namun firman itu tidak bertumbuh, sehingga dengan jelas Tuhan
mengatakan: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.
Tuhan sudah menyediakan hari perhentian, tetapi sekalipun demikian,
bangsa Israel tidak masuk dalam hari perhentian itu, karena mereka tidak
menghargai firman dengan baik.
Seharusnya firman yang didengar memberi pertumbuhan rohani yang sehat
oleh iman, taat kepada firman.
Tetapi bagi kita yang beriman lewat pemberitaan firman tentang salib
Kristus, firman yang kita terima bertumbuh dan kita menerima pertumbuhan rohani
yang sehat.
Ibrani 4: 6
(4:6)
Jadi sudah jelas, bahwa ada sejumlah orang akan masuk ke tempat perhentian itu,
sedangkan mereka yang kepadanya lebih dahulu diberitakan kabar kesukaan itu,
tidak masuk karena ketidaktaatan mereka.
Sekalipun kabar kesukaan, itulah firman Kristus, firman Tuhan yang
disampaikan kepada mereka, namun mereka tidak masuk pada hari perhentian karena
mereka tidak taat pada firman, melainkan lebih taat kepada kedegilan hati
mereka/kekerasan hati.
Oleh iman, membawa kita taat kepada firman yang membawa kita masuk pada
hari perhentian.
Syarat mendengar firman
Kristus.
Roma 10: 18-19
(10:18)
Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak
mendengarnya? Memang mereka telah mendengarnya: "Suara mereka sampai
ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi."
(10:19)
Tetapi aku bertanya: Adakah Israel menanggapnya?
Pertama-tama Musa berkata: "Aku menjadikan kamu cemburu terhadap
orang-orang yang bukan umat dan membangkitkan amarahmu terhadap bangsa yang
bebal."
Mendengar firman yang disampaikan itu sampai tanggap, sampai mengerti.
Jadi jangan mendengar firman tetapi tidak tanggap/mendengar tetapi tidak
mengerti.
Oleh sebab itu, mendengar firman tidak boleh dengan pura-pura, tidak
boleh pikiran melayang-melayang, tidak boleh munafik, sebab itu hanya akan
menambah dosa, itulah ibadah lahiriah.
Ketika medengar firman upayakan untuk sampai mengerti, jangan
pura-pura, jangan keras hati seperti bangsa Israel.
Mendengar firman sampai mengerti à tanah hati yang baik, tanah
hati yang subur.
Matius 13: 8, 23
(13:8)
Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali
lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.
(13:23) Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang
yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang
seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali
lipat."
Benih itulah firman yang ditaburkan pada tanah hati yang baik, tanah
hati yang subur. Ketika ditaburkan, benih itu bertumbuh, ada pertumbuhan rohani
yang sehat, kemudian menghasikan buah.
- Buah 100 kali lipat = menerima
kembali Kerajaan Sorga (Mat 19:29).
- Buah 60 kali lipat = menerima
hak kesulungan, seperti Yakub yang memegang tumit Esau dengan tangan kanannya,
dan akhirnya hak kesulungan itu pun diperoleh Yakub (Kej 25:25-26).
Apa itu hak kesulungan? Itulah ibadah dan pelayanan (Luk 3:21-23).
- Buah 30 kali lipat = babak
baru bagi kehidupan yang baru.
Yesus memulai pelayanan pada saat berumur 30 tahun. Sebelum melayani,
dia dibaptis terlebih dahulu.
Pelayanan itulah babak baru, setelah lahir baru.
Jadi syarat untuk mendengar firman
Kristus adalah
DENGAR, selanjutnya TANGGAP, harus sampai mengerti firman Tuhan, itu menunjukkan tanah / hati yang subur, tanah / hati yang baik.
Keberadaan kita di hadapan
Tuhan setelah disucikan oleh air firman yang murni.
Yang pertama.
Efesus 5: 27
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di
hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu,
tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Tuhan menempatkan
jemaat/tubuh-Nya/gereja Tuhan di hadapan diri-Nya dengan CEMERLANG tanpa cacat
atau kerut atau yang serupa itu = kudus dan tidak bercela.
Yang kedua.
Ibrani 10: 22
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati
kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh
dengan air yang murni.
Menghadap Allah, menghadap
takhta kasih karunia, lewat ibadah pelayanan;
- Dengan hati yang tulus ikhlas.
Setiap orang yang menjalankan ibadah dengan hati yang tulus ikhlas,
menandakan bahwa hatinya telah dibasuh dari hati
nurani yang jahat dan tubuh dibasuh dengan air yang murni.
- Dengan keyakinan iman yang teguh, berarti tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci dan hal-hal yang
tak benar = tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan.
Yang ketiga.
Wahyu 22: 1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan
kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Di tengah-tengah ibadah ini
Allah bertakhta, oleh sebab itu carilah dahulu Kerajaan Allah serta
kebenarannya, sehingga ketika kita menerima firman air yang murni, disebut juga
sungai air kehidupan yang jernih bagaikan kristal.
Kristal, berarti; transparan,
tidak ada yang ditutup-tutupi, tidak menyembunyikan dosa, baik kepada Tuhan,
baik kepada sesama. Orang yang transparan adalah orang yang tulus, polos, tampil
apa adanya, persis seperti anak kecil, itulah keberadaan seseorang setelah disucikan oleh air firman yang murni/jernih.
Wahyu 21: 11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan
cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Akhirnya kehidupan kita
bagaikan permata yaspis, permata yang paling indah, permata hati Tuhan.
Jadi, yang menjadikan
seseorang berharga adalah kehidupan seseorang yang bagaikan kristal, transparan,
tulus, polos, setelah disucikan oleh firman.
Seseorang tidak akan pernah
berharga kalau ia belum disucikan oleh air firman Tuhan yang murni sekalipun ia
memiliki harta, jabatan, kedudukan, dan sebagainya.
Wahyu 21: 19-20
(21:19) Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan
segala jenis permata. Dasar yang pertama batu
yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar
yang keempat batu zamrud,
(21:20) dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam
batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril,
yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas
batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung.
Kalau kita hidup bagaikan
kristal, transparan, tampil apa adanya, tulus, polos, ikhlas, itulah dasar kita
untuk melayani Tuhan, sehingga dengan demikian kita terus berkobar-kobar
beribadah melayani Tuhan, karena dasarnya adalah permata yaspis. Itulah permata
yang paling indah. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment