IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 10 FEBRUARI 2016
“KITAB
KOLOSE”
(SERI 72)
Subtema : MENGGENAPI FIRMAN DENGAN MENCINCANG
Shalom…!!!
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita
sekaliannya, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi
kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.
Sebelum kita merendahkan diri di bawah kaki salib
kristus, terlebih dahulu kita memperhatikan
firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan, dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1:21
(1:21)
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati
dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Kalimat
yang harus kita perhatikan pada ayat ini: “Kamu yang dahulu hidup jauh
dari Allah.”
Ini
menunjuk kepada:
-
Bangsa kafir = orang-orang yang
tidak bersunat.
-
Orang fasik dengan segala
kefasikan mereka.
Perlu diketahui; orang yang dahulu hidup jauh dari
Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka dan itu nyata dari setiap perbuatan yang jahat.
Pendeknya;
setiap perbuatan yang jahat menunjukkan bahwa mereka itu
adalah orang yang dahulu hidup jauh dari Allah.
Efesus
2:11-13
(2:11)
Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi
menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia,
(2:12)
bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak
mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan
dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi
sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu hidup "jauh", sudah
menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Yang
dahulu hidup jauh dari Allah berarti: “Tanpa Kristus, tanpa
pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia” = binasa, menuju kepada
kematian kekal = berada dalam
api neraka untuk selama-lamanya.
Efesus
2:1
(2:1)
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Di sini semakin diperjelas, orang-orang
yang dahulu hidup jauh dari Allah, banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.
Efesus
2:2-3
(2:2)
Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati
penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara
orang-orang durhaka.
(2:3)
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup
di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang
jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti
mereka yang lain.
Penyebab-penyebab
terjadinya dosa, antara lain;
-
Mengikuti jalan dunia ini.
-
Mentaati penguasa kerajaan
angkasa.
-
Hidup dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Sekarang Kita masih memperhatikan....
Keterangan:
“MENTAATI PENGUASA KERAJAAN
ANGKASA.”
Pertanyaannya:
Siapakah mereka itu (orang-orang yang mentaati penguasa kerajaan
angkasa)?
Jawabnya: Mereka
adalah orang-orang yang dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Roh
pendurhakaan = memberontak kepada Allah = berkata-kata melawan Allah dan hamba Tuhan.
Sekarang kita akan melihat: pemberontakkan Saul kepada Allah.
1 Samuel 15:18-21
(15:18) TUHAN telah
menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa
itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan
mereka.
(15:19) Mengapa engkau
tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan
apa yang jahat di mata TUHAN?"
(15:20) Lalu kata Saul
kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan
yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek,
tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas.
(15:21) Tetapi rakyat
mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang
dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN,
Allahmu, di Gilgal."
Tuhan menyuruh Saul untuk menumpas habis orang Amalek
baik raja dan seluruh rakyat sampai kepada binatang-binatangnya. Inilah firman
Tuhan kepada Saul.
Jadi, sebelum saya lanjutkan pertama-tama saya
sampaikan, firman Allah itu pertama-tama ditujukan kepada raja-raja / imam-imam,
bukan rakyat / orang awam = orang-orang yang melayani Tuhan.
Tetapi kenyataannya, Saul tidak mendengarkan perintah
Allah, sebab;
-
Saul menumpas Amalek
tetapi membiarkan Agag raja orang Amalek hidup.
-
Membiarkan bangsa
Israel mengambil kambing domba dan lembu-lembu yang tambun / terbaik.
Kesimpulannya; Saul tidak mendengar perintah Allah.
Ini adalah pemberontakan saul kepada
Tuhan = dikuasai roh pendurhakaan.
Pertanyaannya; mengapa Saul membiarkan agag hidup dan
mengambil kambing domba dan lembu yang tambun?
Jawabnya; Saul lebih menuruti pengertian sendiri =
kebenaran diri sendiri= keliru tentang kebenaran.
Setiap orang yang hidup dalam kebenaran diri sendiri =
keliru tentang kebenaran.
Dimana kekeliruan Saul? Saya ulangi kembali;
-
Menumpas habis orang Amalek
tetapi membiarkan Agag (raja Amalek) hidup dengan demikian Saul merasa telah
melakukan firman Tuhan. Ini adalah pengertian sendiri, sehingga keliru tentang
kebenaran.
-
Saul menumpas seluruh
binatang orang Amalek tetapi mengambil kambing domba, dan lembu-lembu yang
tambun, dengan alasan untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Ini juga kekeliruan Saul karena
pengertiannya salah.
Tadi, firman Tuhan kepada Saul
tumpaslah seluruh Amalek sampai kepada seluruh binatangnya, jadi bukan hanya menumpas
rakyat namun membiarkan Agag (raja Amalek) hidup, kemudian menumpas habis
binatang mereka namun membiarkan hidup binatang yang tambun / terbaik.
Sehingga dengan demikian menurut
Saul ini adalah kebenaran, sesungguhnya ini pengertian yang salah.
Saya berharap jangan sesekali
kita menuruti pengertian sendiri, karena mungkin idenya lebih baik, lebih
benar, sehingga tidak memperhitungkan gembala sidang.
Kalau domba-domba tergembala
tidak seperti itu, mendengar jauh lebih baik, dari pada menuruti pengertian
sendiri.
Amsal 3:5
(3:5) Percayalah kepada
TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu
sendiri.
Percayalah
kepada Tuhan dengan segenap hati, percayala kepada firman Tuhan yang didengar,
syaratnya; janganlah bersandar kepada pengertiannya sendiri.
Ada kalanya jikakalau
seseorang punya jabatan tinggi sukar sekali menerima pengertian dari kebenaran
firman, seperti pribadi Saul.
Di luar sana,
banyak orang lebih menuruti pengertiannya itu, karena kedudukan, jabatan dan
kekayaannya, sampai pengertian itu dibawa masuk ke dalam gereja. Dan anehnya
banyak hamba Tuhan yang mau menerima paham yang seperti ini, buktinya apa?
Belum disucikan, diberi kepercayaan untuk melayani Tuhan.
Dulu waktu
awal-awal pelayanan saya memang meleluasakan sidang jemaat, tetapi hari-hari
ini tidak boleh lagi, harus kembali kepada kebenaran firman Tuhan, karena ini
tanggung jawab saya kepada Tuhan.
Amsal 5:6-7
(3:6) Akuilah Dia dalam
segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
(3:7) Janganlah engkau
menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;
Selanjutnya di sini ada dua kali pernyataan sebagai
tindak lanjut dari ayat 5:
1.
“Akuilah
Dia dalam segala lakumu.”
Tindak lanjut dari; “percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati.”
Bila di satukan : “ percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu “,
selanjutnya, “ Akuilah Dia dalam segala lakumu”. Pendeknya, percaya dengan
segenap hati, kemudian mengakui Dia dengan segenap perbuatan-perbuatan,
tindakan-tindakan nyata.
Tujuannya: Ia akan meluruskan jalanmu.
2.
“Janganlah
engkau menganggap dirimu sendiri bijak.”
Bila di satukan: “ janganlah
bersandar pada perkataanmu sendiri”, selanjutnya : janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, tindak lanjut
dari; “janganlah bersandar pada
pengertianmu sendiri.”
Tujuannya: supaya takut akan Tuhan dan menjauhi
kejahatan.
Kalau itu kita lakukan maka dua hal akan terjadi
Amsal 5:8
(3:8) itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan
menyegarkan tulang-tulangmu.
-
“Itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu” = adanya pertumbuhan rohani yang sehat.
Kalau tidak ada pertumbuQhan rohani yang sehat, berarti rohaninya
sedang sakit.
-
“Menyegarkan
tulang-tulangmu”, tanda adanya kegirangan dan sukacita sorga.
Hati yang gembira adalah obat, tetapi semangat yang
patah; mengeringkan tulang.
Jadi yang membuat banyak orang susah adalah pengeritannya
sendiri, sehingga tidak terjadi pertumbuhan rohani yang sehat.
Kita kembali memperhatikan..
1 Samuel 15:22-23
(15:22) Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN
itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada
mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada
korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti
dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim.
Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai
raja."
Setelah mendengar pengertian-pengertian yang keliru
dari Saul, Samuel meluruskan pengertian yang salah dari Saul.
Samuel meluruskan jalan yang salah sebanyak 2 kali.
Yang pertama.
-
“Mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan.”
Sekalipun seseorang
mempersembahkan korban sembelihan kepada Tuhan, namun jika tidak mendengar dan
melakukan firman Tuhan, korban sembelihan tidak ada artinya dihadapan Tuhan.
Hal ini juga yang
membuat saya sedih, masih banyak diantara kita yang seperti itu, dalam ibadah
seperti malaikat, tetapi sepulang ibadah daging kembali bersuara.
-
“Memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan (yang
dipersembahkan kepada Tuhan).”
Saya tandaskan malam
ini, ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok di situ ada firman Tuhan, kiranya
kita terus memperhatikan firman yang disampaikan, ayat demi ayat, pasal demi
pasal.
Lemak-lemak arti
rohaninya; memuji Tuhan dengan nyanyian sorak-sorak. Dan itu memang miliknya
Tuhan tetapi jauh lebih baik memperhatikan firman Tuhan dari pada
mempersembahkan lemak dari domba-domba jantan.
Pendeknya, mendengar
dan memperhatikan firman Tuhan jauh lebih baik dari pada mempersembahkan korban
bakaran dan korban sembelihan.
Kalau yang lebih
utama adalah mempersembahkan korban = menjalankan ibadah secara lahiriah, sama
seperti bangsa Israel pada zaman nabi-nabi untuk memperdamaikan dosa mereka,
maka mereka juga harus mempersembahkan kambing domba, lembu sapi, burung
tekukur / merpati. Seorang imam harus membawa darah itu sampai kepada ruangan
maha suci = ibadah taurat / ibadah lahiriah, mulut memuji Tuhan tetapi hati
jauh dari Tuhan.
Yang kedua.
-
“Pendurhakaan adalah sama seperti
dosa bertenung.”
Artinya; tidak mendengar suara Tuhan
adalah pendurhakaan.
Pendurhakaan = memberontak kepada
Allah = melawan Tuhan
Bertenung artinya : mencari
petunjuk dari arwah-arwah.
Orang yang bertenung sangat sukar
mencari petunjuk dari firman Tuhan itu terlihat dari sidang jemaat yang enggan
/ malu bertanya kepada gembala sidang dalam setiap perbuatan dan
tindak-tandukknya, dia lebih suka bertanya kepada orang lain, kepada pengeritan
sendiri, bertanya kepada hatinya dari pada kepada Tuhan.
Hati-hati, kalau seseorang lebih
suka menuruti petunjuk dan pengeritan
manusia itu adalah dosa bertenung. Kenapa bisa terjadi? Karena orang tersebut
masih dikuasai roh pendurhakaan.
-
“Kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim.”
Kedegilan = keras hati, itu sama
seperti menyembah berhala dan terafim.
Berhala adalah segala sesuatu
yang melebihi dari Tuhan, pekerjaan, perut, uang, suami, isteri, anak bisa
menjadi berhala, kalau itu yang menjadi nomor satu dari Tuhan dan dari ibadah
dan pelayanan, sekalipun ia tidak mendirikan arca / terafim di rumah
masing-masing.
Keras hati sama seperti tanah
yang berbatu-batu, ketika benih ditaburkan ia tumbuh sebentar tetapi tidak
berakar, sehingga ketika ada ujian ia tidak kuat, ia segera murtad = penyembahan
berhala, firman tidak mendapat tempat.
Jadi saudara jangan keliru, keras
hati juga disebut penyembahan berhala.
Semoga hal-hal seperti ini jangan
terjadi, kenapa seseorang sudah diperingatkan tetapi kembali lagi mengulanginya?
Karena kedegilan hati dan orang yang seperti ini pasti penyembahan berhalanya
kuat. Sementara ketika kita menyembah berhala sedang mendukakan hati Tuhan.
1 Samuel 15:23
(15:23) Sebab pendurhakaan
adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah
berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah
menolak engkau sebagai raja."
Samuel telah meluruskan
pengertian Saul yang salah dengan dua cara, tetapi: “Karena Saul telah menolak
firman Tuhan, maka Dia menolak Saul sebagai raja."
Pendeknya, kalau seseorang dikuasai roh pendurhakaan
dan hidup dalam kedegilan hati = menolak firman Tuhan.
Menolak firman Tuhan tidak layak menjadi raja, (imamat rajani)
sekalipun melayani dengan segala pengorbanan Kalau pengorbanan seseorang akan merasa
berjasa, dan akhirnya gembala menjadi berhutang kepadamu, seperti yang
sudah-sudah saudara tunjukkan kepada saya, sampai berkata; “engkau yang punya mobil tetapi saya yang bersusah-susah payah.”
Yang mengangkat saudara menjadi imam bukan saya tetapi
Tuhan, saya seringkali berupaya mengangkat seseorang atau sebaliknya menurunkan
seseorang, tetapi Tuhan tetap yang menentukannya. Jadi semata-mata bukan
manusia yang menentukan tetapi Tuhan.
Hati-hati dalam hal ini, kalau kita sudah memiliki pengertian
tentang kebenaran tetapi tetap mempertahankan kedegilan, suatu hari nanti keadilan
Tuhan dinyatakan.
Kalau perkataan ini tidak benar jangan akui saya sebagai pemberita firman para nabi, sebaliknya kalau ini
benar, tunjukkan ketundukkanmu kepada Tuhan lebih lagi.
Sekarang kita lihat,
setelah Samuel meluruskan pengertian yang salah dari Saul...
1 Samueul 15:24
(15:24) Berkatalah Saul
kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan
perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan
permintaan mereka.
Tadi Saul merasa diri benar sekalipun ia di tegor oleh samuel... 1 Samuel 15:13-20, namun setelah diluruskan oleh Samuel ia mengakui
dosanya, inikan tidak benar.
Saul sadar bahwa sebenarnya dia itu salah, banyak diantara kita
seperti itu, tidak jujur, dan tidak tulus melayani Tuhan, tidak suci hati dan
pikirannya.
Tidak ada seorangpun yang dapat melihat Allah tanpa kekudusan.
Seharusnya dari sejak awal Saul mengakui kesalahannya, namun Saul tetap
bertahan dengan kebenaran diri sendiri = pendurhakaan dan kedegilan hati itu betul-betul
melekat dan tidak terpisahkan dari diri Saul.
Setelah Samuel
meluruskan pengertian yang salah , Saul mengakui kesalahannya sebanyak 3 kali.
Pengakuan yang pertama.
1 Samuel 15:24
(15:24) Berkatalah Saul
kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan
perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan
permintaan mereka.
Saul berkata; "Aku telah berdosa sebab kulangkahi titah
Tuhan dan perkataan-Mu” = Saul mengakui dosanya.
Alasan melangkahi
firman Tuhan: Saul takut kepada rakyatnya = tidak takut kepada Tuhan.
Memang benar orang yang takut kepada manusia maka ia
tidak akan takut kepada Tuhan. Kalau seseorang lebih takut kepada suatu
perkara, maka ia tidak akan takut kepada Tuhan misalnya: Bangsa-bangsa lain
kuatir soal makan dan minum, kuatir soal pakaian, sehingga jauh dari kerajaan
sorga = jauh dari kebenaran = tidak takut Tuhan.
Pendeknya, kalau pekerjaan nomor satu, maka Tuhan
nomor dua. Sedangkan orang yang takut akan Tuhan, membenci kejahatan, kecongkakan dan lain sebagainya...Amsal 8:13.
PENGAKUAN KEDUA.
1 Samuel 15:25
(15:25) Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku; kembalilah
bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN."
Saul berkata: “ ampunilah kiranya dosaku”, selanjutnya
ia memohon supaya Samuel kembali kepadanya, sebagai syarat sujud menyembah kepada Tuhan.
Jadi penyembahannya itu ditentukan manusia. Ini juga
tidak benar, sekalipun dia mengakui dosa.
Saya berharap kita datang sujud menyembah malam ini
bukan karena suami, isteri, adik, atau gembala sidang, tetapi harus dengan
ketulusan dan kemurnian, jangan ada motiv-motiv / kepentingan lain.
Walaupun ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok
adalah syarat mutlak, terlebih untuk imam-imam, tetapi jangan karena suatu
aturan, tetapi penyembahan itu harus betul-betul dari ketulusan dan kemurnian
tanpa embel-embel, kepentingan lain di dalamnya.
Saul keliru mengaku dosa, seharusnya kalau sudah
mengaku dosa, ya tuntaskan segalanya di
hadapan Tuhan , tetapi di sini Saul masih keliru, penyembahannya masih di
tentukan manusia.
Tanggapan Samuel...
1 Samuel 15:26
(15:26) Tetapi jawab
Samuel kepada Saul: "Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau,
sebab engkau telah menolak firman TUHAN; sebab itu TUHAN telah menolak engkau,
sebagai raja atas Israel."
Samuel tetap menolak Saul karena Saul telah menolak
firman Tuhan.
Jadi jangan salah, yang menjadikan kita raja bukan
siapa-siapa, tetapi Tuhan dengan penyerahan diri.
Sejauh mana kita mendengar firman Tuhan sejauh itulah
kelayakan seseorang untuk melayani Tuhan.
1 Samuel 15:27-28
(15:27) Ketika Samuel
berpaling hendak pergi, maka Saul memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak.
(15:28) Kemudian
berkatalah Samuel kepadanya: "TUHAN telah mengoyakkan dari padamu jabatan
raja atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang lain yang
lebih baik dari padamu.
Pada waktu itu Saul memegang punca jubah dari Samuel
tetapi terkoyak. Ini adalah suatu tanda bahwa Tuhan mengoyakkan dari Saul
jabatan raja atas Israel.
Punca jubah = ujung jubah, sedangkan pada ujung jubah
imam besar terdiri dari 2 hal yaitu : giring-giring dan buah delima berselang-
seling.
Kalau itu terkoyak berarti gereja Tuhan tidak ada lagi
hubunganya dengan Tuhan dan tidak merasakan pelayanan dari Imam Besar.
Tanda hadirnya Imam Besar dalam setiap ibadah adalah
adanya suara giring-giring. Giring-giring itu ada di ujung jubah Imam Besar
itulah suara Roh Kudus.
Kalau gereja Tuhan tidak ada lagi hubungan dengan
Tuhan, hidup tanpa pimpin Roh Kudus dan, tidak bergantung kepada kemurahan
Tuhan, itu sudah tanda bahwa jabatan raja sudah terkoyak dari dia.
Jadi bukan suatu kebetulan ketika Saul itu mengoyakkan
ujung/ puncak jubah Samuel.
1 Samuel 15:29
(15:29) Lagi Sang Mulia dari Israel tidak
berdusta dan Ia tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus
menyesal."
Tuhan tidak berdusta dan tidak menyesal ketika Dia
mengoyakkan jabatan raja atas Israel dari Saul, sebab Allah itu bukan Allah
yang selalu menyesal atas keputusan-keptusan-Nya.
Tuhan tidak menyesal mengangkat dan menurunkan
seseorang, justru manusia yang suka menyesal.
PENGAKUAN Ketiga.
1 Samuel 15:30
(15:30) Tetapi kata Saul: "Aku telah
berdosa; tetapi tunjukkanlah juga hormatmu kepadaku sekarang di depan para
tua-tua bangsaku dan di depan orang Israel. Kembalilah bersama-sama dengan aku,
maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN, Allahmu."
Saul mengaku dosa untuk yang ketiga kalinya, namun
dibalik pengakuan dosa, Saul meminta supaya Samuel menunjukkan rasa hormatnya
kepada Saul dihadapan tua-tua bangsa Israel. Ini tidak benar.
Artinya; mengaku dosa tetapi masih suka
meninggi-ninggikan diri. Hati-hati yang seperti ini.
Saudaraku, mungkin sampai hari ini masih ada penolakan
terhadap firman, mungkin sampai hari ini masih ada kedegilan hati, karena
kurang mendengar dan memperhatikan firman, karena lebih memperhatikan
pengeritan diri sendiri, saatnya bagi kita malam ini untuk mendengar dan
melakukan firman dengan sungguh-sungguh.
Jalan keluarnya supaya jangan ditolak
menjadi raja dan imam-imam bagi Allah.
1 Samuel 15:31-33
(15:31) Sesudah itu
kembalilah Samuel mengikuti Saul. Dan Saul sujud menyembah kepada TUHAN.
(15:32) Lalu berkatalah
Samuel: "Bawa ke mari Agag, raja Amalek itu." Dengan gembira Agag
pergi kepadanya, sebab pikirnya: "Sesungguhnya, kepahitan maut telah lewat."
(15:33) Tetapi kata
Samuel: "Seperti pedangmu membuat perempuan-perempuan kehilangan anak,
demikianlah ibumu akan kehilangan anak di antara perempuan-perempuan."
Sesudah itu Samuel mencincang Agag di hadapan TUHAN di Gilgal.
Di sini kita melihat Samuel kembali kepada Saul, sehingga
pada saat itulah Saul sujud menyembah kepada Allah.
Dalam hal ini, seolah-olah Samuel tidak konsekuen
dengan perkataannya, sesungguhnya, kalau Samuel kembali, semata-mata bukan
untuk Saul, melainkan untuk menggenapi firman Tuhan.
Baca kembali...
1 Samuel 15:32-33
(15:32) Lalu berkatalah
Samuel: "Bawa ke mari Agag, raja Amalek itu." Dengan gembira Agag
pergi kepadanya, sebab pikirnya: "Sesungguhnya, kepahitan maut telah
lewat."
(15:33) Tetapi kata
Samuel: "Seperti pedangmu membuat perempuan-perempuan kehilangan anak,
demikianlah ibumu akan kehilangan anak di antara perempuan-perempuan."
Sesudah itu Samuel mencincang Agag di hadapan TUHAN di Gilgal.
Saul telah menolak firman Tuhan, sehingga Samuel menggenapi firman Tuhan dengan jalan mencincang-cincang
Agag Raja Amalek dengan pedangnya.
Pedang Roh itulah firman Allah, lebih tajam dari
pedang bermata dua manapun, dia hidup, kuat dan menusuk amat dalam sehingga
sanggup memisahkan dosa dalam;
-
Jiwa dan roh.
-
Sumsum dan
sendi-sendi.
-
Pertimbangan dan
pikiran hati.
Dicincang-cincang artinya; tidak terlihat lagi wujudnya,
bentuknya.
Sebetulnya, dengan memotong atau menggorok leher saja,
Agag sudah mati, tetapi masih terlihat wujud, bentuknya.
Kita memang sudah terpisah dari dunia dan pengaruhnya
dan memisahkan diri dari Iblis / Setan itulah roh jahat dan roh najis, juga berjuang
melawan daging dengan segala tabiatnya, tetapi dari setiap perbuatan dan
tindakan-tindakan masih terlihat wujudnya, maka Samuel harus mencincang-cincang
dengan pedang.
Keluaran 17:8-13
(17:8) Lalu datanglah
orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.
(17:9) Musa berkata kepada
Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan
orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang
tongkat Allah di tanganku."
(17:10) Lalu Yosua
melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang
Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit.
(17:11) Dan terjadilah,
apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia
menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.
(17:12) Maka penatlah
tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya,
supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya,
seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak
bergerak sampai matahari terbenam.
(17:13) Demikianlah Yosua
mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.
Yosua dan bangsa Israel mengalahkan Amalek dengan mata
pedang.
Pedang Roh itulah firman Allah yang lebih tajam dari
pedang bermata dua manapun.
Tetapi perlu diketahui; ketika kita mau berperang
dengan pedang Roh dibutuhkan doa penyembahan = penyerahan diri.
Sebab itu sewaktu melayani hamba-hamba Tuhan di
Sumatera (Binjai Langkat dan sekitarnya), saya minta jemaat Serang dan Cilegon menaikkan
doa (penyembahan).
Dibutuhkan penyerahan diri lewat doa penyembahan,
kalau tidak ada penyerahan maka yang lebih kuat adalah musuh yaitu; orang
Amalek yang berupaya untuk menghalang-halangi jalan salib.
Supaya dua tangan ini bisa bertahan, maka disiasati
dengan cara:
a.
Mengambil batu dan
Musa duduk di atasnya.
Artinya; kekuatan kita dari
korban Kristus.
b.
Dua tangan Musa ditopang
oleh Harun dan Hur, artinya: menyembah Allah harus di dalam roh dan kebenaran
Harun à firman Allah.
Hur à Roh Kudus.
Yohanes 4:22-24
(4:22) Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal,
kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa
Yahudi.
(4:23) Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba
sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran;
sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
(4:24) Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus
menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Penyembah-penyembah
yang benar menyembah Bapa dalam Roh dan kebenaran.
Perlu diketahui; Allah
itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya di dalam Roh dan
kebenaran.
Berarti peperangan itu harus didukung dengan doa
penyembahan, menyembah di dalam Roh dan kebenaran dan landasan kita menyembah
adalah korban Kristus, dengan demikian kita pasti berkemenangan.
Setelah berkemenangan barulah..
Keluaran 17:14
(17:14) Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
"Tuliskanlah semuanya ini dalam sebuah kitab sebagai tanda peringatan, dan
ingatkanlah ke telinga Yosua, bahwa Aku akan menghapuskan sama sekali ingatan
kepada Amalek dari kolong langit."
Allah berupaya menghapuskan sama sekali ingatan kepada
Amalek dari kolong langit, itu sebabnya Agag raja Amalek itu dicincang-cincang
dengan pedang.
Agag raja Amalek à Iblis setan itulah
roh jahat dan roh najis.
Binatang à hawa nafsu dan
keinginan daging.
Itu semua harus dihapuskan dari kolong langit ini,
tidak boleh ada wujudnya, bentuknya dari setiap gerak-gerik kita.
Ulangan 25:17-19
(25:17) "Ingatlah apa
yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir;
(25:18) bahwa engkau
didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu
dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah.
(25:19) Maka apabila TUHAN, Allahmu, sudah
mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada segala musuhmu di sekeliling, di
negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dimiliki sebagai milik
pusaka, maka haruslah engkau menghapuskan ingatan kepada Amalek dari kolong
langit. Janganlah lupa!"
Setiap orang yang beribadah dan melayani Tuhan harus
menghapuskan ingatan kepada Amalek dari kolong langit, karena Amalek adalah
penghalang terhadap jalan salib.
Tanah kanaan = ibadah dan pelayanan = milik pusaka,
haruslah menghapuskan ingatan kepada Amalek dari kolong langit, janganlah lupa.
Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI
PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang