IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 27
JANUARI 2016
“KITAB
KOLOSE”
(SERI 70)
Subtema : SETIA DALAM SEGENAP RUMAH TUHAN
Shalom…!!!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan
kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.
Sebelum kita merendahkan diri di bawah kaki salib
kristus, terlebih dahulu kita memperhatikan
firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan, dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1:21
(1:21) Juga
kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan
pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Kalimat
yang harus kita perhatikan pada ayat ini: “Kamu yang dahulu hidup jauh
dari Allah.”
Ini
menunjuk kepada:
-
Bangsa kafir = orang-orang yang
tidak bersunat.
-
Orang fasik dengan segala
kefasikan mereka.
Perlu diketahui; orang yang dahulu hidup jauh dari
Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran dan itu nyata dari setiap perbuatan yang jahat.
Pendeknya;
setiap perbuatan yang jahat menunjukkan bahwa mereka itu
adalah orang yang dahulu hidup jauh dari Allah.
Lebih
jauh kita memperhatikan orang yang dahulu
hidup jauh dari Allah...
Efesus
2:11-13
(2:11)
Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi
menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia,
(2:12)
bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat
bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa
Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi
sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu hidup "jauh", sudah
menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Yang
dahulu hidup jauh dari Allah berarti: “Tanpa Kristus, tanpa
pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia” = binasa, menuju kepada
kematian.
Lebih jauh kita perhatikan mengenai orang yang dahulu
hidup jauh dari Allah...
Efesus
2:1
(2:1)
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Orang-orang
yang dahulu hidup jauh dari Allah, banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.
Efesus
2:2-3
(2:2)
Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu
mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di
antara orang-orang durhaka.
(2:3)
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup
di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang
jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti
mereka yang lain.
Penyebab-penyebab
terjadinya dosa, antara lain;
-
Mengikuti jalan dunia ini.
-
Mentaati penguasa kerajaan
angkasa.
-
Hidup dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Sekarang Kita masih memperhatikan....
Keterangan:
“MENTAATI PENGUASA KERAJAAN
ANGKASA.”
Pertanyaannya:
Siapakah mereka itu (orang-orang yang mentaati penguasa kerajaan
angkasa)?
Jawabnya: Mereka
adalah orang-orang yang dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Roh
pendurhakaan = memberontak = berkata-kata
melawan Allah dan hamba Tuhan.
Kita lihat salah satu peristiwa mengenai
pemberontakan Korah.
Bilangan 16:1-2
(16:1) Korah bin Yizhar
bin Kehat bin Lewi, beserta Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, dan On bin
Pelet, ketiganya orang Ruben, mengajak orang-orang
(16:2)
untuk memberontak melawan Musa, beserta dua ratus lima puluh orang Israel,
pemimpin-pemimpin umat itu, yaitu orang-orang yang dipilih oleh rapat, semuanya
orang-orang yang kenamaan.
Korah berserta Datan, Abiram dan On juga beserta 250 pemimpin
umat Israel, memberontak melawan
Musa. Memberontak = dikuasai roh pendurhakaan.
Bilangan 16:11
(16:11)
Sebab itu, engkau ini dengan segenap kumpulanmu, kamu bersepakat melawan TUHAN.
Karena siapakah Harun, sehingga kamu bersungut-sungut kepadanya?"
Memberontak kepada
hamba Tuhan (gembala sidang) = memberontak kepada Tuhan. Ini harus diketahui
dengan baik. Sebab itu belajarlah takut akan Tuhan.
Tanda-tanda ketika korah memberontak.
YANG PERTAMA
Bilangan 16:3
(16:3)
Maka mereka berkumpul mengerumuni Musa dan Harun, serta berkata kepada
keduanya: "Sekarang cukuplah itu! Segenap umat itu adalah orang-orang kudus,
dan TUHAN ada di tengah-tengah mereka. Mengapakah kamu meninggi-ninggikan diri
di atas jemaah TUHAN?"
Di sini kita
perhatikan Korah dan kelompoknya mengerumuni Musa dan Harun serta berkata: “Mengapakah
kamu meninggi-ninggikan diri di atas jemaah TUHAN?"
Kita lihat suatu perbandingan, apakah perkataan
Korah ini benar atau tidak.....
Bilangan 12:1-3
(12:1) Miryam serta Harun
mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia
telah mengambil seorang perempuan Kush.
(12:2) Kata mereka:
"Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan
perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada
TUHAN.
(12:3)
Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia
yang di atas muka bumi.
Musa adalah seorang
yang sangat lembut hatinya, bahkan lebih dari setiap manusia di atas muka bumi
ini, sampai sekarang tidak ada yang melebihi kelemah lembutan Musa dari antara
manusia.
Lembut à kerendahan hati,
sebab orang yang lembut tidak keras hati. Tidak keras hati berarti; rendah
hati.
Berarti tidak sesuai
dengan perkataan Korah dan kumpulannya, yang mengatakan; “Mengapakah
kamu meninggi-ninggikan diri di atas jemaah TUHAN?" Kalau kita lihat peristiwa pemberontakan Miryam dan Harun, jelas sekali
bahwa Musa itu lemah lembut dan rendah hati. Jadi perkataan Korah tidak benar.
Bilangan 12:6
(12:6)
Lalu berfirmanlah Ia: "Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada
seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan,
Aku berbicara dengan dia dalam mimpi.
Oleh karena kerendahan hati Musa, ia layak
menjadi Nabi Allah, layak menjadi hamba Tuhan dan layak menerima jabatan nabi.
Bukti
bahwa Musa adalah seorang nabi.
-
“Tuhan menyatakan
diri-Nya kepada seorang nabi dalam penglihatan.”
Pada waktu isteri saya (ibu
gembala) mengalami sakit dan sakit ini bisa membawa kepada kematian, di situ
Tuhan menampakkan diri-Nya dua kali kepada saya. Selanjutnya, saya melihat
menara yang tinggi kurang lebih 30 meter, lalu di atas menara itu saya melihat
ada cahaya berwarna biru, menandakan bahwa ada kebangkitan, berarti umur dari
isteri (ibu gembala) saya masih panjang. Pada saat itulah sekaligus Tuhan
meberitahukan.
-
“Allah berbicara dengan
nabi dalam mimpi.”
Yeremia 23:28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah
menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah
menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan
gandum? demikianlah firman TUHAN.
Nabi yang beroleh mimpi
biarlah menceritakan mimpinya itu, kemudian, nabi yang beroleh firman Tuhan,
biarlah menceritakan firman Tuhan itu. Dan pada saat seorang nabi menceritakan
mimpi dan firman Tuhan itu dengan benar, tidak perlu disangkal,
bersungut-sungut, apalagi lagi berkata; “engkau
meninggi-ninggikan diri atas kami, engkau gila hormat atas kami”, itu
adalah suatu pemikiran yang keliru, karena memang itulah tugas nabi.
Tugas nabi:
Menyampaikan firman nubuatan, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Tujuannya; mengoreksi,
menyelidiki segala sesuatu yang terkandung di dalam hati.
Kalau seorang sidang
jemaat bersungut-sungut ketika dikoreksi, sama seperti Korah dan kumpulannya
yang berkata; “engkau sedang meninggi-ninggikan
diri atas kami.”
1 Korintus 14:3
(14:3) Tetapi siapa yang bernubuat, ia
berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.
Firman para nabi / firman
nubuatan, berkuasa untuk; membangun,
menasihati dan menghibur. Jadi tidak perlu bersungut-sungut.
Kuasa dari firman para
nabi.
1 Korintus 14:24-25
(14:24) Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk
orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan
diselidiki oleh semua;
(14:25) segala rahasia yang terkandung di dalam
hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku:
"Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu."
Menyelidiki segala sesuatu
yang terkandung dalam hati dan akhirnya kita datang untuk sujud menyembah kepada
Dia.
Sujud menyembha = tanda
penyerahan diri secara total kepada Tuhan.
Ibadah yang masuk ukuran Tuhan
adalah masuk dalam penyembahan secara total kepada Tuhan. Kalau kita telah menyerahkan
diri secara total kepada Tuhan, maka secara otomatis memberi diri dikoreksi dan
diselidiki oleh firman para nabi. Tetapi kalau ibadah seseorang belum sampai
kepada penyembahan, maka ia akan menolak dikoreksi dan diselidiki oleh firman
para nabi.
Tanda-tanda ketika Korah, Datan dan Abiram memberontak.
YANG KEDUA
Bilangan 16:13
(16:13)
Belum cukupkah, bahwa engkau memimpin kami keluar dari suatu negeri yang
berlimpah-limpah susu dan madunya untuk membiarkan kami mati di padang gurun,
sehingga masih juga engkau menjadikan dirimu tuan atas kami?
Secara khusus Datan dan Abiram berkata; “masih juga engkau menjadikan dirimu tuan
atas kami?” = mengambil rupa sebagai tuan bukan mengambil rupa sebagai
hamba.
Sekarang kita lihat, apakah perkataan Datan dan
Abiram ini benar...
Bilangan 12:7
(12:7) Bukan demikian
hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku.
Allah berfirman: “Musa adalah seorang yang setia dalam rumah Tuhan”, pendeknya Musa
mengambil rupa seorang hamba bukan mengambil rupa sebagai seorang tuan.
Kalau mengambil rupa sebagai seorang tuan hanya
bisa memerintah, tidak mau diperintah, itu tuan, tetapi kalau mengambil rupa
seorang hamba dia akan taat, setia, dengar-dengaran, itu yang benar.Kalau
engkau pandai, pintar tetapi tidak dengar-dengaran itu bukan hamba = mengambil
rupa seorang tuan.
Ibrani 3:5
(3:5)
Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi
kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian,
Sebagai pelayan Tuhan / hamba TUHan, Musa setia
dalam segenap rumah Allah. Pendeknya, Musa adalah seorang hamba Tuhan yang
setia dalam rumah Tuhan.
Setia dalam segenap rumah Tuhan artinya;
a.
Tekun dalam
tiga macam ibadah pokok, yaitu;
- Tekun dalam ibadah
pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
- Tekun dalam ibadah
raya Minggu disertai kesaksian.
- Tekun dalam ibadah
doa penyembahan.
b.
Terbeban
dengan segala aktifitas dan kegiatan-kegiatan di dalam rumah Tuhan.
Itulah Musa, mengambil rupa seorang hamba bukan mengambil
rupa seorang tuan.
Amsal 20:6
(20:6)
Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah
menemukannya?
Banyak orang menyebut diri baik hati, dan mudah
ditemukan orang yang baik, tetapi orang yang setia siapakah yang menemukannya?
Artinya; sangat sukar menemukan orang yang setia karena sangat sukar.
Untuk berbuat hal yang baik dalam suatu perkara
mungkin banyak orang mampu, tetapi untuk setia dalam segenap rumah Tuhan belum
tentu, terlalu sedikit orang yang setia dalam segenap rumah Tuhan.
Ada orang yang dipercayakan tugas pelayanan,
namun setelah mengerjakan pekerjaannya, ia mulai sombong, atau ada yang sudah mulai
dipercaya, karena merasa capek ia mengudurkan diri, berarti tidak setia dalam
segenap rumah Tuhan.
Kelebihan-kelebihan
orang yang setia dalam rumah Tuhan.
1.
Matius 25:20-23
(25:20) Hamba yang menerima lima talenta itu
datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan
percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.
(25:21)
Maka kata tuannya itu kepadanya:
Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah
setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam
perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
(25:22) Lalu datanglah hamba yang menerima dua
talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku
telah beroleh laba dua talenta.
(25:23) Maka
kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku
yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara
yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang
besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang
kecil.
Saya berkali-kali
mengatakan kepada Timotius; “coba
tunjukkan laporan khas yang sudah kamu tulis”, itu sangat sukar ia
tunjukkan, itu baru perkara kecil. Masih banyak di antara kita kalau di ajar,
sukar menuruti, sebenarnya kalau seorang hamba setia pasti dia setia dalam
perkara kecil. Itu kelebihan orang yang setia.
Kita sering kali ingin
sekali mengerjakan suatu pekerjaan yang besar, tetapi kalau mendahului apa yang
menjadi kehendak Tuhan, Tuhan tidak tertarik, Tuhan tidak suka.
Banyak orang juga
menyepelekan perkara kecil, hanya mau mengerjakan perkara besar.
Tuhan mempercayakan
perkara besar kepada seseorang, ketika ia mau setia memikul tanggung jawab
dalam perkara yang kecil.
2.
Amsal 11:13
(11:13) Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi
siapa yang setia, menutupi perkara.
“Siapa yang setia menutupi perkara”, sebaliknya kalau tidak setia, seseorang suka
mengumpat dan membuka aib orang lain. Jadi orang yang setia, menutupi banyak perkara
= mengampuni banyak kesalahan, menutupi banyak kekurangan = orang setia hidup
di dalam kasih.
Kasih itu menutupi banyak
sekali dosa dan pelanggaran, tidak suka membeberkan kelemahan orang lain.
Kalau tidak setia, sama
seperti suami atau isteri yang tidak setia, untuk membenarkan dirinya /
meloloskan dirinya dalam perselingkuhannya, ia harus menjelek-jelekkan
pasangannya.
Marilah kita baca ayat itu
dalam...
1 Petrus 4:8
(4:8) Tetapi yang terutama: kasihilah
sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali
dosa.
Definisi kasih: Menutupi banyak
sekali dosa.
Jadi bukan hanya mampu
mentupi dosa kecil, tetapi juga dosa besar, sampai puncaknya nanti orang yang
setia ini menjadi tubuh Kristus yang sempurna, itulah mempelai wanita Tuhan. di
mulai dari dipanggil, dipilih dan setia.
Kolose 3:14
(3:14) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah
kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Kasih itu puncaknya;
mempersatukan anggota tubuh Kristus, berarti; sampai kepada kesempurnaan,
menjadi pengantin perempuan, masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang
sempurna, itu puncak dari pada kesetiaan.
Alasan
Korah dan kumpulannya memberontak.
Bilangan 16:8-10
(16:8) Lalu berkatalah
Musa kepada Korah: "Cobalah dengar, hai orang-orang Lewi!
(16:9) Belum cukupkah
bagimu, bahwa kamu dipisahkan oleh Allah Israel dari umat Israel dan
diperbolehkan mendekat kepada-Nya, supaya kamu melakukan pekerjaan pada Kemah
Suci TUHAN dan bertugas bagi umat itu untuk melayani mereka,
(16:10) dan bahwa engkau diperbolehkan
mendekat bersama-sama dengan semua saudaramu bani Lewi? Dan sekarang mau pula
kamu menuntut pangkat imam lagi?
Alasan memberontak: Menuntut pangkat imam, sementara bani Lewi telah dipercayakan
pelayanan bersama dengan imam-imam yang melayani di Tabernakel, itu adalah
kemurahan dari Tuhan.
Bani Lewi masih menuntut pangkat imam lagi = meninggi-ninggikan
diri dihadaan Tuhan.
Sebelumnya, bukan Musa yang meninggi-ninggikan
diri, tetapi Korah dan kumpulannyalah yang meninggi-ninggikan diri.
Keluaran 32:25-26
(32:25) Ketika Musa
melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang--sebab Harun telah
melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka--
(32:26) maka berdirilah
Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang memihak
kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani
Lewi.
Siapa yang mau berpihak kepada Tuhan, harus
berpihak kepada kandang penggembalaan, tidak boleh menghasut orang lain dalam
cara apapun, baik dari perkataan, perbuatan, gerak-gerik, itu yang benar.
Di sini kita melihat yang berpihak adalah: bani Lewi,
sementara 11 suku lain tidak berpihak, walaupun mereka telah jatuh dalam dosa
penyembahan berhala, yaitu; menyembah patung anak lembu emas tuangan.
Berarti orang yang berpihak kepada Tuhan adalah
orang yang mau mengakui dosa kesalahannya, termasuk dosa penyembahan berhalanya.
Kekerasan hati juga disebut penyembahan berhala.
Orang yang keras hati sukar sekali mengaku dosa,
sehingga kesaksiannya berbelit-belit, tidak selesai hidupnya, tidak mau
menyelesaikan persoalan dalam hidupnya dihadapan Tuhan, hati Tuhan tidak puas
melihat yang seperti ini.
Keluaran 32:27-29
(32:27) Berkatalah ia
kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu
masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke
mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah
masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya."
(32:28) Bani Lewi
melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah kira-kira tiga
ribu orang dari bangsa itu.
(32:29)
Kemudian berkatalah Musa: "Baktikanlah dirimu mulai hari ini kepada TUHAN,
masing-masing dengan membayarkan jiwa anaknya laki-laki dan saudaranya--yakni
supaya kamu diberi berkat pada hari ini."
Kalau akhirnya bani Lewi dipercaya melayani, selanjutnya
mau menyerahkan diri dan melayani Tuhan, supaya mereka menebus segala
pelanggaran-pelanggaran saudara-saudaranya.
Kita melayani untuk menolong orang dalam dosanya,
bukan justru menjatuhkan dalam dosa dan kelemahan.
Siapa yang mau melayani Tuhan dengan
sungguh-sungguh? Selamatkan orang yang disekitarmu, kalau orang mau mengajak
nyanyian berbalas-balasan jangan turuti, kalau engkau merasa dikejar firman,
jangan memberontak, karena engkau memang masih sepeti itu, menangislah di bawah
kaki Tuhan.
Di sini kita melihat kelebihan dari mereka yang
melayani Tuhan; “dipercaya mengikatkan
pedangnya” = menyandang pedang.
Saudaraku, pedang roh atau yang disebut pedang
yang lebih tajam dari pedang bermata dua, itulah firman Allah, biarlah kita
menyandang kuasa dan kebesaran dari firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel,
untuk selanjutnya memisahkan kita dari dosa yang ditimbulkan oleh tabiat
daging.
Membunuh saudara, tetangga, teman = memisahkan
diri dari dosa yang ditimbulkan oleh daging dan tabiatnya, sebab saudara, teman
tetangga à manusia daging.
Jadi kalau kita berpihak kepada Tuhan tidak perlu
pakai perasaan. Melayani Tuhan tidak usah pakai perasaan.
Oleh karena kemurahan Tuhan kita melayani Tuhan, sebetulnya
kalau kita perhatikan, yang melayani di Tabernakel ini adalah imam-imam, tetapi
rupanya oleh karena kemuraan Tuhan para Lewi melayani bersama para imam, mendekat
kepada Tuhan. Kita ini bangsa kafir, kalau akhirnya dipercaya suatu ibadah dan
pelayanan,dan menjadi imamat rajani, itu adalah kemurahan Tuhan.
Ciri-ciri
orang yang memberontak.
Bilangan 16:3
(16:3)
Maka mereka berkumpul mengerumuni Musa dan Harun, serta berkata kepada
keduanya: "Sekarang cukuplah itu! Segenap umat itu adalah orang-orang
kudus, dan TUHAN ada di tengah-tengah mereka. Mengapakah kamu
meninggi-ninggikan diri di atas jemaah TUHAN?"
Korah dan kumpulannya berkata; “cukuplah itu!”
Maksudnya;
a.
“Mengapakah kamu meninggi-ninggikan diri di
atas jemaah TUHAN?" (Bilangan
16:3).
b.
“Masih jugakah engkau menjadikan dirimu tuan
atas kami?” (Bilangan 16:13).
Itu maksud dari pada; “cukuplah itu.”
Sekarang mari kita lihat ciri-cirinya..
yang pertama
Korah berkata; “SEGENAP
UMAT ITU ADALAH ORANG-ORANG KUDUS.”
Artinya: Merasa diri suci bahkan lebih suci dari
Musa.
Ini ciri yang pertama, kalau seseorang suka
memberontak.
Ini adalah suatu kekeliruan yang besar, merasa
diri benar, merasa diri suci, merasa diri lebih layak dari seorang gembala.
Kalau kita sudah melihat Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya kepada seorang hamba
Tuhan, tetapi kita masih berani berkata seperti itu, itu kekeliruan yang besar.
Bilangan 12:1-2
(12:1) Miryam serta Harun
mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia
telah mengambil seorang perempuan Kush.
(12:2)
Kata mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja?
Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal
itu kepada TUHAN.
Miryam dan Harun merasa diri suci.
Orang yang merasa diri suci adalah orang yang merasa
diri layak dan berkenan, tetapi ketika Miryam dan Harun merasa diri layak, kedengaranlah
hal itu kepada Tuhan.
Saya berkali-kali mengatakan kepada jemaat di
Cilegon, Tuhan itu hidup, Tuhan itu ada, Dia tidak pernah tertidur, jadi jangan
pernah melakukan sesuatu yang tidak baik sekalipun tidak dilihat oleh mata
manusia, dan Tuhan itu adil, ketika perkara ini terjadi, perkara ini sampai
kepada Tuhan... ”Dan kedengaranlah hal
itu kepada TUHAN.”
Bilangan 12:10
(12:10)
Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta,
putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya,
bahwa dia kena kusta!
Akhirnya oleh karena dosa merasa diri lebih
suci, Miryam dan Harun kena penyakit kusta.
Kusta adalah; seluruh tubuh putih, tetapi itu
penyakit.
Artinya; kebenaran diri sendiri itu penyakit,
merasa diri suci, merasa diri layak, itu penyakit rohani dihadapan Tuhan.
yang KEDUA.
“Tuhan ada di tengah-tengah mereka” = Tuhan berpihak kepada mereka.
Roma 8:31
(8:31)
Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di
pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
Jika Alalh dipihak kita, siapa yang dapat melawan?
Jawabnya: Tentu tidak ada.
Roma 8:33
(8:33)
Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan
mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?
Tidak ada yang menggugat orang-orang pilihan
Allah, kemudian Tuhan membenarkan mereka, dan tidak ada yang menghukum mereka
kalau Tuhan berpihak kepada mereka.
Tetapi perlu diketahui: Kepada siapakah Tuhan berpihak?
Roma 8:30
(8:30)
Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan
mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang
dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.
Tuhan berpihak hanya kepada orang yang tidak
terpisah dari kasih Kristus, sekalipun menghadapi; penindasan, kesesakkan peganiyaan, ketelajangan, kelaparan,
bahaya, pedang.
Itulah orang yang tidak terpisah dari kasih
Kristus, tidak takut pada perkara ini.
Roma 8:36
(8:36)
Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut
sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
Pendeknya, menjadi domba sembelihan.
Domba sembelihan kepada Allah adalah; “jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk”..
(Mazmur 51:19).
Itu sebabnya rasul Paulus di tengah pelayanannya
tidak takut bahaya.
Tetapi, Korah dan kumpulannya, mereka
menuntut pangkat imam, mereka memberontak bahkan mengata-ngatai Musa dan Harun,
berarti bukan domba sembelihan, Tuhan tidak berpihak kepada mereka.
Berarti perkataan di atas tadi yaitu; “Tuhan ada di tegah-tengah umat-Nya” itu hanyalah
alasan mereka untuk mereka bisa memberontak.
Kiranya hal ini tidak terjadi dalam kehidupan
kita semua, oleh sebab itu mari kita perhatikan...
Jalan
keluarnya.
Bilangan 16: 4,16
(16:4)
Ketika Musa mendengar hal itu, sujudlah ia.
(16:16)
Lalu berkatalah Musa kepada Korah: "Engkau ini dengan segenap kumpulanmu
harus menghadap TUHAN, engkau dan mereka dan Harun, pada esok hari.
Musa setelah mendengar hal itu sujudlah ia dan
selanjutnya membawa perkaranya kepada Tuhan, ini adalah seorang hamba Tuhan
yang benar.
Begitu Musa mendengar perkara itu, ia sujud dan
membawa perkaranya kepada Tuhan sebab Dia adalah hakim yang adil, Dia ada,
hidup, Dia mempunyai mata. Berbeda dengan Harun yang meninggi-ninggikan diri,
langsung perkara itu sampai kepada Tuhan. Ini harus kita perhatikan, belajar
dari sini, kalau kita dewasa rohani, serahkan saja kepada Tuhan.
1 Petrus 2:19-20
(2:19)
Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah
menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20)
Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat
dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka
itu adalah kasih karunia pada Allah.
Menanggung penderitaan yang tidak harus ia
tanggung, itu adalah kasih karunia.
Menanggung penderitaan yang tidak harus
ditanggung = sengsara salib = aniaya karena firman.
Kasih karunia
= kemurahan, yang tiak layak menjadi layak.
1 Petrus 2:21
(2:21)
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu
dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
Itu sebabnya Tuhan panggil kita untuk tetap
memikul salib, selanjutnya supaya mengikutai jejak-Nya.
Adapun jejak Kristus:
1 Petrus 2:22-24
(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada
dalam mulut-Nya.
(2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas
dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia
menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
(2:24)
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya
kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh
bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
-
“Ia tidak berbuat dosa” berarti hidup dalam kekudusuan.
Hidup terdiri dari:
Ø
Hati, pikiran
dan perasan hidup dalam kekudusan.
Ø
Tubuh, jiwa
dan roh hidup dalam kekudusan.
-
“Tipu tidak ada dalam mulut-Nya” = tida ada dusta = ya di atas ya, tidak di atas tidak.
-
“Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan
mencaci maki”, berarti;
tidak berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat = mata ganti
mata, gigi ganti gigi = kejahatan dibalas dengan kejahatan.
Biasanya, oang yang hidup
di bawah hukum Taurat, menjalankan ibadahnya secara lahiriah, bibir/mulut
memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari pada Tuhan = manusa lahiriah
dipersembahkan kepada Tuhan, tetapi batinnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan.
-
“Ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia
menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.”
Ini saja yang harus kita perhatikan, menghadapi
persoalan sesulit apapun, mari kita sujud kepada Tuhan dan sekaligus membawa
perkara-perkara kita di bawah kaki salib Kristus. Dia yang menjadi hakim atas
kita, Dia akan memberikan keputusan yang adil bagi kita. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI
PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment