IBADAH PENDALAMAN
ALKITAB, 5 FEBRUARI 2016
“KITAB
MALEAKHI”
Subtema
: IBADAH
SEHARGA DENGAN DARAH KRISTUS
Shalom...!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan kasih
setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah pendalaman
Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Kita
kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman Alkitab dari
Maleakhi pasal 4.
Maleakhi
4:1
(4:1)
Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang
gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan
terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak
ditinggalkannya akar dan cabang mereka.
Terlebih
dahulu kita memperhatikan kalimat: “Bahwa
sesungguhnya hari itu datang.”
Ini berbicara
tentang ke datangan Yesus Kristus untuk kali yang kedua, sebagai Raja untuk
menghakimi semua bangsa.
Perlu
diketahui: Hari penghakiman itu menyala
seperti perapian.
Maka kita akan
melihat, yang terbakar di sini adalah; jerami.
Jerami =
batang padi / batang gandum yang sudah dituai lalu menjadi kering = kerohanian
yang kering-kering.
Kita lihat kerohanian yang kering-kering...
Yeremia 17:5-6
(17:5) Beginilah firman TUHAN:
"Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan
kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang
belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah
angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Kerohanian
yang kering-kering tidak ada persekutuan dengan Tuhan.
-
“Orang yang mengandalkan manusia, yang
mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan”
= tanpa persekutkuan dengan Tuhan.
-
“Semak bulus di padang belantara, ia tidak akan
mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang
gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk“ = kering-kering
/ tandus.
Kesimpulannya:
Kerohanian yang kering-kering hidup tanpa persekutuan dengan Tuhan, sehingga
tidak menghasilkan buah.
Yohanes 15:4-6
(15:4) Tinggallah di dalam
Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu
tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok anggur
dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di
dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.
(15:6) Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia
dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang
dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Kalau tidak
ada persekutan dengan Tuhan, seperti ranting menjadi kering dan tidak
menghasilkan buah. Di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa tidak dapat
menyenangkan hati Tuhan.
Tidak ada
orang dapat menghasilkan sesuatu yang baik untuk menyenangkan hati Tuhan, jikalau
ia jauh dari Tuhan.
Itulah jerami,
kering-kering, tidak mampu menyenangkan hati Tuhan, kalau dia berbuat baik, itu
kamuflase, sebuah kemunafikan untuk menutupi segala kekurangannya.
Tanda-tanda kerohanian yang kering-kering.
Mari kita
lihat perumpamaan tentang penabur...
Matius 13:3-7
(13:3) Dan Ia mengucapkan
banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang
penabur keluar untuk menabur.
(13:4) Pada waktu ia
menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan
memakannya sampai habis.
(13:5) Sebagian jatuh di
tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera
tumbuh, karena tanahnya tipis.
(13:6) Tetapi sesudah
matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
(13:7) Sebagian lagi jatuh
di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai
mati.
Kita lihat
arti rohani dari perumpamaan ini...
Matius 13:19-23
(13:19) Kepada setiap
orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya,
datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah
benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
(13:20) Benih yang
ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan
segera menerimanya dengan gembira.
(13:21) Tetapi ia tidak
berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan
karena firman itu, orang itupun segera murtad.
(13:22) Yang ditaburkan di
tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia
ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Tanda-tandanya
seperti;
Pertama:
“Benih yang ditaburkan di pinggir jalan.”
Artinya: Mendengar
firman tentang kerajaan sorga tetapi tidak sampai memahaminya.
Kerugiannya;
sijahat merampas benih itu dari hatinya = dikuasai si jahat.
Kalau dengar
firman tetapi tidak mau mengerti firman, karena tidak mau tahu, maka benih itu
diambil si jahat, sehingga ia dikuasai si jahat. Pendeknya, orang itu menjadi
jahat = tidak berbuah.
Kedua:
“Benih yang ditaburkan ditanah yang
berbatu-atu” = tanahnya tipis.
Artinya;
tumbuh tetapi tidak berakar, karena tanahnya tipis.
Kerugiannya;
tidak tahan terhadap ujian, penindasan = aniaya karena firman = sengsara salib.
Orang yang
tidak kuat terhadap salib ujung-ujungnya, murtad. Murtad = mengundurkan diri
dari ibadah dan pelayanan, bukan murtad
selanjutnya berpindah ke agama lain.
Coba saudara
perhatikan, kalau ada orang yang dikit-dikit ingin pindah-pindah gereja, ini
adalah orang yang hatinya digambarkan seperti tanah yang berbatu-batu, keras,
tidak sanggup menghadapi ujian, sehingga benih itu tahan sebentar saja, tidak
sampai menghasilkan buah.
Ketiga:
Benih yang ditaburkan di semak duri.
Artinya;
mendengar firman tentang kerajaan sorga tetapi hatinya masih diliputi dengan dua perkara;
-
“Kekuatiran dunia.”
Mari kita
lihat orang kuatir....
Matius 6:31-32
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan
berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang
akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan
semuanya itu.
Orang
yang kuatir = bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah = dikuasai roh antikris,
mereka kuatir soal makanan, minuman dan pakaian, itu saja yang mereka cari.
Banyak
orang yang tergembala tetapi belum mengenal Allah karena dalam hidupnya yang
menjadi prioritas utama adalah soal makan minum dan pakaian.
Oleh
sebab itu mari kita lihat pernyataan Allah...
Matius
6:34
(6:34) Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari
besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari
cukuplah untuk sehari."
Tidak
perlu kuatir soal makanm, minum dan pakaian + tidak perlu kuatir tentang hari
esok. Kesusahan sehari cukuplah sehari. Hari ini kita pikirakan saja hari ini,
bagaimana hubungan kita dengan Tuhan.
Kalau
kita memikirkan hari esok, kita stress, karena kesusahan hari ini saja belum
teratasi, jadi apabila “kuatir akan hari esok” membuat
seseorang makin susah.
Inilah
orang yang kuatir, bagaimana mungkin orang yang seperti ini dapat menghasilkan
buah.
Masa depan
kita ada di tangan Tuhan, jangan ambil bagian Tuhan. Bagian kita adalah, bagaimana supaya kita
dapat bertumbuh dan menghasilkan buah, sedangkan bagian Tuhan adalah masa depan
kita.
-
“Tipu daya kekayaan menghimpit firman sehingga
tidak berbuah” à
orang yang ingin kaya.
1
Timotius 6:8-9
(6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
(6:9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke
dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa
dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan
kebinasaan.
Keinginan
untuk kaya akhrinya terjatuh dalam pencobaan,
ke dalam jerat.
Orang
yang ingin kaya pikirannya selalu tertuju pada kekyaan dunia ini, pandangannya
tidak lagi terarah kepada perkara-perkara di sorga sehingga ia jatuh dalam
jerat. Kalau kita melepaskan diri dari ikatan ibadah dan pelayanan (tidak
menjadi tawanan Roh), berarti, menginginkan kebebasan dunia, sementara ketika
kita ingin kebebasan dunia, justru itu menjadi jerat.
Jadi
keinginan untuk menjadi kaya adalah jatuh dalam berbagai pencobaan, jatuh dalam
jerat.
Oleh
sebab itu kembali saya katakan; kita ini adalah orang yang paling bersyukur,
justru dengan banyaknya kegiatan-kegiatan di tengah – tengah kandang penggembalaan
ini, tanda bahwa kita adalah tawanan Roh, terikat dengan Tuhan, terikat dengan
ibadah dan pelayanan sehingga terlepas dari jerat dunia. Yang melayani jangan
bersungut-sungut, harusnya bersyukur.
Coba saja
melepaskan diri dari ibadah dan pelayanan pasti menghadapi banyak pencobaan /
ujian. Sama seperti seorang pemuda dari Yerusalem turun ke Yerikho, babak belur
dihabisi oleh para penyamun, selain itu, hartanya dirampas habis-habisan. Harta
yang terindah adalah karunia Roh yang kita terima oleh kepercayaan Tuhan.
Firman Allah, kasih Allah dan Roh Allah juga harta yang indah dalam bejana
tanah liat, membawa kematian dalam diri kita.
Selain
itu, terjatuh ke dalam berbagai-bagai
nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam
keruntuhan dan kebinasaan.
Coba
lepaskan diri dari ikatan ibadah dan pelayanan pasti jatuh dalam berbagai hawa
nafsu yang hampa, ingin ini dan itu.
Itulah
orang yang ingin kaya, tetapi miskin dihadapan Tuhan. Dan orang yang kaya
mengumpulkan harta di bumi bukan harta di sorga, seperti orang kaya yang bodoh,
semakin besar dan semakin banyak harta yang dia punya, yang dia pikirkan adalah
bagaimana menyimpan semua harta itu, lalu bertanya kepadanya hatinya, bukan
kepada Tuhan. Setelah memperoleh jawaban, pertama-tama dia besarkan lumbungnya
dan menyimpan harta bendanya, untuk persiapan hari esok, lalu dia berkata
kepada jiwanya; “hai jiwaku,
beristirahatlah, makanlah, minumlah, bersenang-senanglah” hanya itu saja
dalam seluruh pikirannya, tetapi Tuhan berkata; “malam ini jiwamu Ku ambil dari padamu.”
Maka di
situ ada pernyataan: “Asal ada makanan
dan pakaian, cukuplah.”
Makanan
rohani kita itulah firman Allah sebagai kebenaran.
Pakaian
itulah kasih Allah yang mampu menutupi dosa ketelanjangan.
Itu saja
sudah, jangan terlalu berlebihan, cara berpikir jangan overdosis.
Roma
12:2-3
(12:2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia
ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan
manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.
(12:3) Berdasarkan kasih karunia yang
dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu:
Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu
pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai
diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
“Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih
tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan.”
Berfikir jangan
overdosis, jangan berlebihan sama seperti orang yang ingin kaya melepaskan diri
dari ibadah dan pelayanan. Tetapi, “hendaklah
kamu berpikir begitu rupa”, sehingga menguasai diri menurut ukuran iman
saja.
Perhatikan;
penguasaan diri menurut ukuran iman saja, jangan overdosis.
Inilah jerami,
batang yang kering-kering, tidak menghasilkan buah.
Pertanyaanya: SIAPAKAH MEREKA
YANG DIGAMBARKAN SEPERTI JERAMI???
Maleakhi
4:1
(4:1)
Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang
gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan
terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak
ditinggalkannya akar dan cabang mereka.
Mereka yang
digambarkan seperti jerami adalah:
Yang pertama : “Semua orang gegabah.”
Mari kita selidiki tentang orang yang gegabah...
Maleakhi 3:14-15
(3:14) Kamu berkata: "Adalah sia-sia
beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus
dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN
semesta alam?
(3:15) Oleh sebab itu kita ini menyebut
berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat
fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka luput juga."
Orang gegabah berkata: "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah.”
Pendeknya, bagi orang gegabah menjalankan ibadah
adalah suatu kesia-siaan. Bagaimana dengan kita, apakah cara berpikir kita sama
dengan orang gegabah (tekun dalam tiga macam ibadah pokok adalah suatu
kesia-siaan)?
Pembuktiannya, apakah benar ibadah itu suatu
kesia-siaan..
Ibrani 10:22-24
(10:22) Karena itu marilah
kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang
teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan
tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
(10:23) Marilah kita teguh
berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang
menjanjikannya, setia.
(10:24) Dan marilah kita
saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam
pekerjaan baik.
Di sini ada pernyataan-pernyataan;
-
“Keyakinan iman yang teguh” à
ketekunan dalam ibadah pendalaman
Alkitab disertai perjamuan suci.
Ibadah
ini menghasilkan iman = domba-domba diberi makan.
-
“Teguh
berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita” à
ketekunan dalam ibadah raya minggu
disertai kesaksian.
Ibadah ini
menghasilkan pengharapan = domba-domba diberi minum.
-
“Saling
mendorong dalam kasihӈ ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
Ibadah
ini menghasilkan kasih = domba-domba diberi nafas hidup.
Itulah seputar mengenai tiga macam ibadah pokok.
Selanjutnya...
Ibrani 10:25
(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi
marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari
Tuhan yang mendekat.
Justru di sini ada himbauan “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita.”
Artinya; tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Berarti, ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok
adalah suatu keharusan, dengan demikian perkataan orang gegabah tadi tidak
benar.
Alasan tekun dalam tiga macam ibadah pokok
adalah; “menjelang hari Tuhan yang
mendekat.”
Kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, berarti
waktu yang ada tinggal sedikit, tidak banyak, sebaiknya kita menggunakan waktu
yang tersisa ini dengan sebaik mungkin. Jangan lagi gunakan waktu yang tersisa
ini untuk memburu daging seperti Esau. Pada saat ia meminta hak kesulungannya,
ia ditolak, sekalipun ia mencucurkan air mata, meraung-raung, kesempatan hanya
satu kali.
Ibrani 10:26
(10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa,
sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban
untuk menghapus dosa itu.
Kalau kita sengaja berbuat dosa, sesudah
memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka korban penghapus dosa tidak
berlaku lagi atas dia terlebih imam-imam.
Artinya: Dengan sengaja meninggalkan ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok, maka korban penghapus dosa tidak berlaku lagi
bagi Dia.
Kesimpulannya: Ibadah itu memberi jaminan hidup =
ibadah dan pelayanan bukanlah suatu kesia-siaan, seperti perkataan orang-orang
gegabah.
Jadi tiga macam ibadah pokok ini suatu jaminan.
Melepaskan diri dari ibadah pendalaman Alkitab maka goncangan yang hebat, celaka
yang besar, ujian yang datangnya dari atas, itulah tujuh sangkakala. Melepaskan
diri dari ibadah raya Minggu maka goncangan yang hebat, celaka yang besar,
ujian yang datangnya dari atas, itulah tujuh meterai. Melepaskan diri dari
ibadah doa penyembahan, maka goncangan yang hebat, celaka yang besar, ujian
yang datangnya dari atas, itulah tujuh cawan yang ditumpahkan oleh tujuh
malaikat ke atas bumi. Siapa yang mampu? Maka perkataan orang gegabah di atas
tadi tidak benar, yang benar harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok, sebab
ketika kita menjalankan tiga macam ibadah pokok, maka korban penghapus dosa darah
Yesus berlaku atas kita, yang berkuasa untuk menyucikan dosa.
Siapa yang mampu menyucikan diri dari dosa kalau
dia jauh dari tiga mamcam ibadah pokok? Tidak ada yang bisa, selain darah Yesus
saja.
1 Petrus 1:18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus
dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan
dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
(1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu
darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak
bercacat.
Kita ditebus dari perbuatan yang sia-sia / dosa
warisan bukan dengan barang fana (harta, uang, kekayaan), bukan dengan perak,
bukan dengan emas, tetapi oleh darah Anak Domba, lewat ketekunan dalam tiga
macam ibadah pokok, sebab ibadah ini ada / didirikan oleh karena darah salib
Kristus, bukan karena gagah hebat kita, tetapi oleh karena kemurahan hati Tuhan.
Kalau bukan karena kasih karunia tidak ada satu
orangpun yang dapat menjalankan tiga macam ibadah pokok, sama seperti perkataan
orang gegabah, yang merasa capek, lebih baik tinggal di rumah, tidur, tenang,
enak. Kita mau menganut faham yang mana? Firman atau orang gegabah?
Lebih ditegaskan lagi...
Ibrani 10:19-20
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus
kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
(10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru
dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
Oleh darah Kristus, kita dapat tekun dalam tiga
macam ibadah pokok, bukan karena semata-mata kebetulan, kita mampu, tetapi oleh
karena kasih karunia.
Dulu saya juga tidak mengenal firman pengajaran
mempelai dalam terangnya Tabernakel, tetapi saya terus belajar tekun mencari di
bawah kaki salib Kristus, akhirnya Tuhan tolong kita.
Ibrani 10:21
(10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar
sebagai kepala Rumah Allah
Tekun dalam tiga macam biadah pokok adalah tanda
bahwa kita mempunyai dua hal;
-
Seorang Imam
Besar.
-
Seorang kepala
rumah Tuhan.
Keterangan: Seorang Imam Besar.
Allah telah
menetapkan Yesus Kristus Anak-Nya yang Tunggal sebagai Imam Besar Agung.
Ibrani 5:10
(5:10) dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh
Allah, menurut peraturan Melkisedek.
Ibrani 6:20
(6:20) di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis
bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai
selama-lamanya.
Yesus menjadi Imam Beser menurut peraturan
Melkisedek untuk selama-lamanya.
Peristiwa ini pada waktu Abraham menyongsong Imam
Besar itulah Melkisedek. Kemudian, Melkisedek memberikan roti dan anggur kepada
Abraham, itu adalah gambaran dari korban Kristus. Itulah sebabnya dikatakan
Imam Besar menurut peraturan Melkisedek.
Ibrani 2:17-18
(2:17) Itulah sebabnya,
maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia
menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk
mendamaikan dosa seluruh bangsa.
(2:18) Sebab oleh karena
Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang
dicobai.
Tugas Imam Besar: Untuk memperdamaiakn dosa
manusia kepada Allah = menjadi pengantara antara manusia dengan Allah.
Imam besar Harun, membawa darah lembu jantan,
domba jantan ke dalam ruangan maha kudus, satu kali setahun, untuk
memperdamaikan dosa bangsa Israel dan juga untuk dirinya sendiri. Tetapi di
sini Yesus Kristus, menurut peraturan Melkisedek, membawa darah untuk memperdamikan
dosa manusia, bukan dosa-Nya.
Kemudian, kalau kita perhatikan sebagai seorang
Imam Besar, Ia harus sama dengan manusia, tujuannya; supaya dapat merasakan
segala kelemahan kita, merasakan apa yang kita rasakan, itu adalah belas kasih,
kemudian Ia melakukannya dengan setia kepada Allah, dimulai dari dipanggil,
dipilih dan setia kepada Allah.
Yesus sebagai manusia Dia telah merendahkan diri,
taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.
Kalau melayani hanya sebatas mujizat, belum setia,
tetapi memuncak sampai ke atas kayu salib = setia.
Dia merasakan apa yang kita rasakan, Dia
mengalami apa yang kita alami, itulah belas kasih Tuhan.
Yesus adalah Imam Besar, maka kita adalah
imam-imam juga harus menaruh belas kasih, berarti; merasakan apa yang dirasakan
oleh orang lain, itu arti seorang imam. Kalau seorang imam tidak merasakan apa
yang dirasakan oleh orang lain itu bukan seorang imam.
Awalnya sidang jemaat tidak membutuhkan saya,
tetapi saya membuat diri saya dibutuhkan oleh sidang jemaat. Pa Barita dulu
tidak butuh saya, dia hanya butuh dari pengertianya, begitu juga dengan Kevin
dan Gideon, kalau saya sampaikan firman tidak suka, tetapi saya berupaya
membuat diri saya berarti lewat pemberitaan firman, saya harus bertanggung
jawab memberi makan dan minumn kawanan domba, kemudian dari perbuatan, awalnya susah,
tetapi saya berjuang. Saya yang membuat diri saya berarti, walaupun ditolak
awalnya.
Itulah seorang imam, tetapi kalau imam hanya
untuk hebat-hebatan, belum memenuhi standart untuk menjadi seorang imam.
Perlu dicatat: Harus setia.
Mari kita lihat tentang setia...
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat
yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Mereka yang setia disebut bangsa yang terpilih =
imamat yang rajani = bangsa yang kudus = umat kepunyaan Allah sendiri. Diawali dengan
panggilan selanjutnya, dipilih untuk melayani Tuhan = memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah.
Keterangan: Seorang
kepala rumah Tuhan.
Ibrani 3:1
(3:1) Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus,
yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam
Besar yang kita akui, yaitu Yesus,
(3:2) yang setia kepada
Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musapun setia dalam segenap
rumah-Nya.
(3:3) Sebab Ia dipandang
layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan
lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya.
(3:4) Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang
ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah.
(3:5) Dan Musa memang
setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang
apa yang akan diberitakan kemudian,
(3:6) tetapi Kristus setia sebagai Anak yang
mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada
akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan
Yesus Kristus adalah kepala rumah Tuhan, Ia setia
untuk mengepalai rumah Tuhan.
Rumah Tuhan adalah saya dan saudara.
Gereja Tuhan / tubuh Kristus seringkali tidak
setia dan itu dibuktikan dengan perkataan Yesus dalam Matius 8:20 "Serigala mempunyai liang dan burung
mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan
kepala-Nya."
Ini menandakan bahwa tubuh tidak setia, tetapi Yesus
Kristus tetap setia, Dia setia kepada saya dan saudara. Dalam 2 Timotius 2: 13 “..jika kita tidak setia, Dia
tetap setia..”
Kalau andaikata Yesus
tidak setia, habislah rumah Tuhan, dirampas oleh penjarah-penjarah. Bayangkan,
ketika tidak ada hadirat Allah di Tabernakel, Allah meninggalkan bangsa Israel,
segala perabotan di Tabernakel habis dirampas musuh (menjadi jarahan).
Kalau kita tidak menempatkan
Kristus sebagai kepala dalam ibadah ini maka habislah kita, menjadi sarangnya
burung dan liangnya serigala, menjadi tempat roh najis dan roh jahat
bersembunyi.
Tugas roh najis: Menghambat pembangunan tubuh Kristus.
Tugas serigala: Mencerai-beraikan kawanan domba supaya
tidak tergembala.
Tetapi Ia tetap setia,
sekalipun kita tidak setia, itu yang patut kita syukuri.
Efesus 5:23
(5:23) karena suami adalah kepala isteri sama
seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Kritsus adalah kepala, Dialah yang menyelamatkan
tubuh.
Berarti kalau kita menjadi rumah Tuhan, kita
selamat.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami,
kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya baginya
(5:26) untuk
menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan
firman,
(5:27) supaya dengan
demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat
atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
(5:28) Demikian juga suami
harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi
isterinya mengasihi dirinya sendiri.
(5:29) Sebab tidak pernah
orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama
seperti Kristus terhadap jemaat,
Kepala menyelamatkan tubuh dengan dua cara:
Cara yang pertama: “Dikuduskan
sesudah dimandikan dengan air dan firman.”
Berarti supaya menjadi kudus, menjadi bersih,
dibutuhkan air yang banyak. Kalau mandi dengan air sedikit tidak bersih.
Mari kita lihat air yang banyak..
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan,
yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta
Anak Domba itu.
Sungai air kehidupan mengalir ke luar dari takhta
Allah dan takhta Anak Domba = air yang
banyak.
·
Mengalir ke
luar dari takhta Allah = Injil Kerajaan.
·
Mengalir ke
luar dari takhta Anak Domba = Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
Keterangan: Injil
kerajaan.
Ibrani 6:1-3
(6:1) Sebab itu marilah
kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih
kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari
perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah,
(6:2) yaitu ajaran tentang
pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan
hukuman kekal.
(6:3) Dan itulah yang akan
kita perbuat, jika Allah mengizinkannya.
Untuk menerima Injil Kerajaan itu dimulai dari
Injil Keselamatan.
Injil kesalaman ialah; percaya, bertobat dan
dibaptis air.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabenakel
·
Percaya
terkena pintu gerbang.
·
Bertobat
terkena pada mezbah korban bakaran.
·
Dibaptis
terkena pada kolam pembasuhan.
Kemudian, di tengah-tengah penginjilan itu banyak
mujizat terjadi, yang sakit sembuh, terjadi tanda-tanda heran, terjadi
pelepasan dari ikatan-katan Setan. Di situ banyak terjadi mujizat supaya orang
yang tidak beriman percaya, di situ terjadi banyak bahasa lidah, supaya mereka
memberi diri dibaptis. Itu dulu yang diajarakan.
Jadi injil keselamatan = asas-asas pertama dari
ajaran tentang Kristus.
Barulah selanjutnya beralih kepada
perkembangannya yang penuh.
Mari kita lihat perkembangan penuh itu..
Ibrani 5:11-14
(5:11) Tentang hal itu banyak yang harus kami
katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal
mendengarkan.
(5:12) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut
waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan
asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan
makanan keras.
(5:13) Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia
tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
(5:14) Tetapi makanan keras adalah untuk
orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk
membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Asas pertama itulah Injil keselamatan = susu.
Tetapi beralih kepada perkembangannya yang penuh = makanan keras.
Makanan keras itulah firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan = firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Jadi firman pengajaran mempelai ini mendewasakan kerohanian seseorang, sedangkan
orang dewasa tidak lagi memerlukan susu.
Efesus 4: 11-15
(4:11) Dan Ialah yang
memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil
maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
(4:12) untuk
memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan
tubuh Kristus,
(4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan
iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan
tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
(4:13) sampai kita semua
telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah,
kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
(4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang
diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu
manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
(4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada
kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia,
Kristus, yang adalah Kepala.
Firman pengajaran mempelai ini, bertujuan untuk
membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna = pendewasaan
rohani.
Keuntungan menjadi dewasa rohani; tidak mudah
diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran palsu.
Kalau anak-anak / bayi tidak memerlukan makanan
keras, yang dibutuhkan bayi adalah susu; percaya, bertobat, dan dibaptis.
Sedangkan makanan keras untuk orang dewasa, ia
rela ditegor.
Efesus 5:16
(4:16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang
rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai
dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun
dirinya dalam kasih.
Kita dibawa masuk dalam pembangunan tubuh Kristus
yang sempurna (anggota tubuh diikat menjadi satu), = pengantin perempuan, milik
kesayangan Tuhan.
Kidung Agung 8:8-10
(8:8) --Kami mempunyai
seorang adik perempuan, yang belum mempunyai buah dada. Apakah yang akan kami
perbuat dengan adik perempuan kami pada hari ia dipinang?
(8:9) Bila ia tembok, akan
kami dirikan atap perak di atasnya; bila ia pintu, akan kami palangi dia dengan
palang kayu aras.
(8:10) --Aku adalah suatu
tembok dan buah dadaku bagaikan menara. Dalam matanya ketika itu aku bagaikan
orang yang telah mendapat kebahagiaan.
Orang yang masuk dalam pesta nikah adalah; orang yang dewasa rohani,
perempuan yang mempunyai buah dada.
Buah dada à kedewasaan rohani.
Kalau anak-anak tidak mempunyai buah dada = kerohanian yang masih
kanak-kanak, tidak masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Oleh sebab itu, mempelai perempuan itu (sebagai kakak) kelimpungan
melihat adik perempuannya ini, kebingunan, karena masih kanak-kanak.
Saya bingung kalau melihat sidang jemaat tidak dewasa rohani. Sebaliknya
saya tidak bingung, dengan perkara lahiriah.
Keterangan: Cahaya Injil
tentang kemuliaan Kristus.
2 Korintus 4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami
beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang
pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat
cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Cahaya Injil tentang kemuliaan Krsitus = firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan.
Kuasanya.
2 Korintus 3:14-15
(3:14) Tetapi pikiran
mereka telah menjadi tumpul,
sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika
mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus
saja yang dapat menyingkapkannya.
(3:15) Bahkan sampai pada
hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi
hati mereka.
Cahaya Injil tentang kemuliaan Krsitus berkuasa untuk menyingkapkan
dosa yang disembunyikan dalam hati.
2 Korintus 4:4
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang
pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat
cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus berkuasa membawa kita kembali
pada wujud semula, sebab cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus adalah gambaran Allah.
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, tetapi setelah
manusia jatuh dalam dosa, mereka merusak gambar dan wujud Allah, tetapi cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus ini berkuasa membawa kita kembali pada wujud
semula (reformed).
Jadi bukan firman yang asal main comot ayat, seenaknya saja khotbah.
Firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, ayat satu menjelaskan ayat yang
lain, dosa itu pun disingkapkan, maka pikiran kita juga tidak tumpul. Pikiran
tumpul = berpikiran tidak baik, tidak cerdas.
Kemudian, pikiran juga tidak lagi dibutakan oleh ilah zaman.
Ilah zaman = arus dan pengaruh dunia yang bisa menghanyutkan dan menenggelamkan
kerohanian anak-anak Tuhan sampai mati rohani.
Ciri-ciri dari air yang
banyak.
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia menunjukkan
kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke
luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Jernih bagaikan Kristal.
·
Jernih
berarti tidak tercampuri dengan kotoran-kotoran.
Seperti air
yang keluar dari pegunungan itu jernih. Tetapi kalau sudah tercampuri dengan
yang tidak baik menjadi kotor.
·
Kristal
= transparan = tampil apa adanya, berarti di luar dan di dalam sama.
Kalau
luar dan dalam tidak sama itulah yang disebut najis, orang-orang yang munafik.
“Apa yang keluar dari mulut itulah yang
menajiskan seseorang.”
Biasanya
orang yang transfaran itu; jujur, tulus, polos, dan inilah motor penggerak sehingga
seseorang berkobar-kobar melayani Tuhan.
Firman
Tuhan mengatakan; “Tulus seperti
merpati”, ini adalah gambaran dari Roh Kudus, Roh Kudus yang membuat
seseorang berkobar-kobar. Tetapi kalau selubung itu belum disingkap / dosa yang
tersembunyi belum disingkap ini yang membuat seseorang tawar hati, tidak lagi
bergairah melayani Tuhan.
Kristal
itu permata Yaspis, dasar dari Yerusalem baru.
Ada 12
dasar dari pada Yerusalem baru. Dasar yang pertama adalah peramata Yaspis,
permata yang paling indah. Kalau kita sungguh-sungguh melayani Tuhan kita
menjadi permata Yaspis, permata yang paling indah. Jadilah permata Yaspis.
Kepala menyelamatkan tubuh dengan dua cara:
Cara yang kedua
a.
“Mengasuh tubuh.”
Saat ini
kita diasuh oleh Tuhan dalam kandang penggembalaan ini.
Kalau kita
perhatikan dalam Kisah Para Rasul 7, diasuh berarti menerima didikan, seperti
Musa yang diasuh oleh puteri Firaun sehingga ia dididik dengan segala hikmat
orang Mesir.
Orang
kalau sudah berpendidikan, maka hidupnya tidak sembrono, sama seperti Musa dididik
dengan segala hikmat orang Mesir.
Musa
bukan orang sembarangan, demikianlah orang yang terlatih menerima didikan,
perkataan dan perbuataannya (duduk, berdiri) tidak sembarangan, itu tanda
seseorang telah menerima didikan, sama seperti kita malam ini, menerima
didikan, tanda kita diasuh oleh Tuhan lewat didikan firman Tuhan, sebab itu
dalam Ibrani 12, “ jangan putus asa
menerima dididkan Tuhan dan jangan anggap enteng.”
Ketika
kita ditegor dihajar, disesah oleh firman Tuhan, demikianlah cara Tuhan
mendidik kita semua.
Sehingga
dengan demikian...
Kisah
rasal 7:22
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang
Mesir, dan ia berkuasa dalam
perkataan dan perbuatannya.
Oleh
karena didikan; Musa memperoleh hikmat.
Kegunaan
hikmat; mengetahui mana yang baik mana yang jahat.
Dengan demikian
Musa berkuasa dalam perkataan dan perbuatan.
Berkuasa
dalam perkataan = tidak ada dusta.
Perlu diketahui:
Jika seseorang tidak salah dalan perkataan maka Ia sempurna dalam seluruh
hidup. Tidak hanya berkuasa dalam perkataan Musa juga berkuasa dalam perbuatan.
Perbuatan yang berkuasa adalah perbuatan yang ditandai dengan tanda salib /
pengorbanan dan di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Krstus.
Dua orang
berjalan ke Emaus, selama mereka berjalan mereka menceritakan tentang peristiwa
penyaliban Yesus Krstus, lalu Yesus bertanya; apa yang kamu maksud? Mereka
merasa diri benar dan seolah-olah Yesus yang tidak mengerti apa-apa. Barulah ketika
Yesus memecahkan roti, terceliklah mata rohani mereka, barulah mereka mengenal
Yesus Kristus.
Banyak
sekali orang tidak berkuasa dalam perbuatan, hanya bisa berkata-kata, pandai
bicara, tetapi perbuatan tidak sama seperti perkataannya.
Oleh
sebab itu guru sekolah Minggu dan yang sudah melayani kaum muda, hati-hati,
jangan perkataan beda dengan perbuatan, tanda seorang tidak tunduk pada kebenaran.
b.
“Dirawat.”
Tentu
seorang perawat mengerti bagaimana merawat. Yang dirawat adalah orang yang sakit,
yang sehat tidak butuh dirawat. Kita ini adalah orang sakit, bukan saja sakit
jasmani seperti batuk, pilek, tipes, tetapi juga sakit rohani. Kalau sakit
jasmani yang sakit badanya tetapi kalau sakit rohani yang sakit batinnya.
Tetapi di
sini luka-luka batin kita di balut, seperti seorang Samaria yang melihat
seorang yang babak belur, kemudian dia merawat luka-luka itu.
Tuhan,
mengerti kondisi kita dan keadaan kita, Tuhan tahu segala perkara, Tuhan tahu
persoalan hidup, beban hidup kita, sebab itu Tuhan mau membalut segala
luka-luka di batin kita.
Tetapi
pelu diketahui, sebelum luka-luka batin itu dibalut, terlebih dahulu;
-
Di siram dengan minyak.
Yesus adalah minyak zaitun tumbuk, Dialah pokok
zaitun yang abadi dan Ia telah mengalami penumbukan itu di atas kayu salib.
Allah bersemayam di tempat yang maha tinggi,
tetapi bersemayam pula dihati yang hancur, itulah minyak urapan.
Kalau seseorang belum mengalami sengsara salib,
jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk, tidak akan mengalami pengurapan.
Minyak yang dihasilkan ini berkuasa untuk
menguatkan kita / menjadi pribadi yang kuat. Dalam keadaan susah dihibur, dalam
keadaan lemah ditolong, itu adalah tabiat Roh Kudus.
-
Di siram dengan anggur à Allah.
Kasih Allah membebat hati kita, Dia mengerti
kita, Dia merasakan segala kelemahan-kelemahan kita, DIA tahu kita, sehingga Dia
mengaruniakan anak-Nya yang Tunggal kepada kita, segalanya telah dipersembahkan
kepada kita, tidak ada sesuatu yang tidak dipersembahkan Allah Bapa, itulah
kasih-Nya untuk menyembuhkan luka-luka itu, selanjutnya luka itu dibalut.
Itulah belas
kasih Tuhan, supaya menyelamatkan tubuh-Nya, Dia setia dalam segenap rumah
Tuhan untuk mengepalai rumah Tuhan.
Dia setia
walaupun kita tidak setia, buktinya; banyak luka-luka di batin, tetapi luka-luka
itu juga dibalut, setelah disiram dengan minyak
dan anggur.
Berarti, orang
gegabah salah, perkataan mereka salah, mereka berkata; “sia-sia beribadah” tetapi
firman Tuhan membalikkan fakta. Yang benar adalah tekun dalam tiga macam ibadah
pokok ada jaminan hidup, darah Yesus berkuasa untuk menghapuskan dosa.
Tekun dalam
tiga macam ibadah pokok tanda bahwa kita mempunyai seorang Imam Besar yang
memperdamaikan dosa. Tekun dalam tiga macam ibadah tanda bahwa kita mempunyai
seorang kepala rumah Tuhan untuk menyelamatkan tubuh-Nya dengan dua cara dan
itu merupakan belas kasih-Nya. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment