IBADAH PEMBUBARAN PANITIA
NATAL 2015
Tema
: HAMBA YANG
JAHAT DAN HAMBA YANG SETIA
Shalom...!
Salam
sejahtera bagi kita sekaliannya, oleh karena kasih Tuhan kita boleh
melangsungkan ibadah pembubaran panitia
Natal 2015.
Di
mulai dari ibadah natal sekolah Minggu dan pendidikan agama Kristen, juga ibadah
natal pemuda remaja, sampai akhrinya ibadah natal persekutuan pengajaran Tabernakel yang dihadiri oleh beberapa hamba
Tuhan dan dilanjutkan lagi dengan ibadah malam natal pada tanggal 24, semuanya
boleh berjalan dengan baik, dan Tuhan cukupkan segala sesuatunya, karena
kemurahan hati Tuhan.
Namun
kita tidak boleh merasa puas, dalam setiap usaha-usaha yang telah kita capai
dan yang telah kita kerjakan tetapi justru dalam ibadah pelayanan kita harus semakin
meningkat baik dalam penyerahan kepada Tuhan, itu yang didambakan oleh Tuhan,
karena seorang hamba itu mengabdi, bukan dilihat dari kepintaran seorang hamba.
Kalau
seorang hamba Tuhan menyerah pasti dipakai. Kalau seorang hamba masih
menggunakan logika / pikirannya sendiri, tidak akan pernah bisa dipakai oleh
Tuhan, sampai kapanpun. Biarpun saya mengorbitkan seseorang, kalau dia tidak
dipakai Tuhan, tidak akan dipakai. Sebab yang memakai seorang hamba bukan
manusia, tetapi Yesus Kristus, Dialah tuan dari hamba-hamba Tuhan.
Biarlah
kita tingkatkan ibadah pelayanan kita kepada Tuhan di tahun 2016 dan seterusnya.
Kita lepaskan diri dari perbuatan yang jahat karena kita adalah hamba Tuhan, hamba
kebenaran, untuk menyenangkan hati Tuhan dan hamba-hamba Tuhan.
Kita
segera memperhatikan firman dari...
Matius
24:45-51
(24:45) "Siapakah
hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya
untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?
(24:46) Berbahagialah
hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
(24:47) Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala
miliknya.
(24:48) Akan tetapi
apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya:
(24:49) Tuanku tidak
datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum
bersama-sama pemabuk-pemabuk,
(24:50) maka tuan hamba
itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak
diketahuinya,
(24:51) dan akan membunuh
dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan
terdapat ratapan dan kertakan gigi."
Di
sini kita melihat perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat.
Kita
terlebih dahulu memperhatikan: Hamba
yang jahat.
Pekerjaan dari hamba yang jahat, antara lain;
“Memukul
hamba-hamba lain” =
menyakiti sesama pelayan.
Barangkali tangan tidak memukul dan
menampar tetapi dengan cara iri hati, dengki dan fitnah, itu juga salah satu
cara memukul hamba-hamba lain, sesama pelayan.
Apakah itu benar atau salah?
1 Korintus 12:7-10
(12:7) Tetapi kepada
tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
(12:8 ) Sebab kepada yang
seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada
yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
(12:9) Kepada yang seorang
Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk
menyembuhkan.
(12:10) Kepada yang
seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan
karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan
karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
Ada 9 karunia yaitu; (1) Berkata-kata
dengan hikmat. (2) Karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (3) Memberikan iman.
(4) Karunia untuk menyembuhkan. (5) Mengadakan mujizat. (6) Karunia untuk
bernubuat. (7) Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. (8) Karunia untuk berkata-kata
dengan bahasa roh. (9) Karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
1 Korintus 12:11
(12:11) Tetapi semuanya
ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada
tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Karunia-karunia Roh Kudus berbeda-beda tetapi semuanya dikerjakan oleh
Roh yang satu dan yang sama. Kemudian, Tuhan memberikan karunia-karunia Roh itu
kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakinya. Tujuannya;
untuk kepentingan bersama.
Karunia-karunia Roh itu berbeda-beda tetapi sumbernya dari Roh yang
satu dan yang sama, sehingga tidak saling menyakiti. Kalau sumbernya dua pasti
saling menyakiti dan terjadi persaingan yang tidak sehat.
Berarti kalau seorang hamba Tuhan memukul hamba yang lain, sebetulnya ia
tidak layak untuk melayani Tuhan.
1 Korintus 12:4
(12:4) Ada rupa-rupa karunia,
tetapi satu Roh.
Jadi sekalipun karunia itu
berbeda-beda sumbernya dari Roh yang satu dan yang sama.
1 Korintus 12:5
(12:5) Dan ada rupa-rupa
pelayanan, tetapi satu Tuhan.
Kemudian, ada rupa-rupa pelayanan = pelayanan yang berbeda-beda, tetapi
melayani Tuhan yang satu bukan Tuhan yang lain-lain.
Kalau yang kita layani adalah Tuhan pasti tidak saling menyakiti,
tetapi kalau yang dilayani adalah daging pasti saling menyakiti diantara
hamba-hamba Tuhan.
Jadi kiranya jangan melayani Tuhan karena ada kepentingan pribadi supaya
tidak saling menyakiti / memukuli hamba-hamba yang lain.
1 Korintus 12:6
(12:6) Dan ada
berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan
semuanya dalam semua orang.
Hamba Tuhan hanyalah alat, sebab segala sesuatu perbuatan ajaib itu
Allah adalah satu yang mengerjakannya dalam semua orang. Pendeknya, seorang
hamba Tuhan tidak perlu bermegah / sombong.
Mari kita tinjau lagi dari sudut
yang lain...
Efesus 4:11-12
(4:11) Dan Ialah yang
memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil
maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
(4:12) untuk
memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan
tubuh Kristus,
Tuhan memberikan lima jabatan antara lain; (1) Rasul. (2) Nabi. (3) Pemberita Injil. (4) Gembala. (5) Pengajar, untuk memperlengkapi
orang-orang kudus.
Tujuannya: bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, artinya bukan untuk kepentingan pribadi
/ perseorangan.
Jadi, tidak ada di sini sifatnya penonjolan diri, tidak untuk
menyakiti hamba-hamba lain.
1 Korintus 4:13-14
(4:13) sampai kita semua
telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah,
kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
(4:14) sehingga kita bukan
lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh
permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
Bukti terwujudnya pembangunan
tubuh Kristus.
a. “Sampai kita semua telah
mencapai kesatuan iman.”
Seseorang bisa saja beriman, tetapi belum tentu
ada kesatuan iman antara yang satu dengan yang lain.
Kesatuan iman = satu visi dan satu misi di dalam
pembangunan tubuh Kristus, saya berharap itu terjadi dalam kandang
penggembalaan ini.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat... Ibrani 11:1.
Oleh sebab itu sidang jemaat, terlebih para imam
yang sudah melayani, mari kita bersatu hati, satu visi, satu misi di dalam
pembangunan tubuh Kristus, yang menjadi kerinduan Tuhan.
Sebab itu tolong diperhatikan, jangan lagi ada
roh egosentris / kepentingan diri sendiri.
Gembala mempunyai visi dan misi tetapi sidang
jemaat mengambil jalannya masing-masing dan mengikuti hatinya masing-masing,
tidak mungkin terwujud pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
b. “Mencapai pengetahuan yang benar
tentang Anak Allah.”
Tidak semua orang mencapai pengetahuan yang benar
tentang Anak Allah. Kenapa saya mengatakan seperti itu? Buktinya; ada
pemberitaan firman yang ditambahkan
dan dikurangkan, juga ada anak-anak
Tuhan yang beribadah hanya untuk mencari mujizat-mujizat, yang sifatnya
lahiriah.
Mujizat pertama:
Air berubah menjadi anggur, artinya; ada keubahan di dalam hidup.
Mujizat kedua:
Anak yang sakit dan akan menuju kepada kemaatian disembuhkan.
Kedua mujizat ini sama-sama terjadi di negeri
Kana, tetapi mujizat yang pertama adalah keubahan hidup, jadi bukan hal-hal
yang lahiriah; kesembuhan dan lain sebagainya.
Mencapai pengetahuan yang benar tentang Anak
Allah berarti mengenal pribadi Yesus yang disalibkan / mengenal korban Kristus.
Sebagai contoh...
Yohanes 4:10-12
(4:10) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau
engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu:
Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah
memberikan kepadamu air hidup."
(4:11) Kata perempuan itu kepada-Nya:
"Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah
Engkau memperoleh air hidup itu?
(4:12) Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa
kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri
dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"
Di sini kita
melihat sudut pandang dari perempuan Samaria, masih dikuasai hal-hal yang
lahiriah.
Artinya; belum
mencapai pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, oleh sebab itu dia berkata:
”Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa
kami Yakub?”
Dia belum
mengenal Tuhan secara pribadi, oleh karena pikirannya masih terikat pada perkara
lahiriah.
Bukti bahwa
pikirannya terikat pada perkara lahiriah: dilihat dari pernyataan perempuan
Samaria itu yaitu; "Tuhan, Engkau
tidak punya timba dan sumur ini amat dalam.”
Banyak orang
Kristen mengikut Tuhan hanya karena melihat dari sisi timbanya.
Timba à hamba Tuhan yang mampu memuaskan dari sisi
lahiriah = sudah terkenal apa belum, sudah masuk televisi atau belum.
Kemudian, ia
lanjut lagi berkata; Sumur ini amat
dalam, dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?”
Saudaraku,
perlu diketahui; kasih Yesus lebih dalam dari lautan, lebih luas dari Samudera,
lebih tinggi dari langit biru dan isi hati Tuhan begitu dalam dan kita boleh
melihat isi hati Tuhan yang dalam sejauh kita mau menyerahkan diri, mau
menyerahkan isi hati kita kepada Tuhan, tergantung penyerahan diri kita
masing-masing.
Jadi bukan
tergantung gereja besar, bukan dilihat dari timbanya (hamba Tuhan tersebut sudah
masuk televisi atau belum)?
Saya paling
berbahagia mendengarkan firman pengajaran ini, kalau firmanya dua tiga ayat,
kemudian ditambahkan cerita isapan jempol, itu sama dengan firman ecek-ecek.
Pikiran dari
perempuan Samaria masih terikat dengan perkara lahiriah, masih melihat dari
sisi timbanya, mengukur-ukur, menilai-nilai dan lain sebagainya, dia tidak
melihat dari pembukaan rahasia firmannya, dari sisi ke dalaman hati Tuhan = belum
mengenal pribadi Yesus dengan sempurna.
1 Korintus
4:13-14
(4:13) Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa
minum air ini, ia akan haus lagi,
(4:14) tetapi barangsiapa minum air yang akan
Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air
yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang
terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
Sehingga, perempuan Samaria ini menjadi haus,
sebab ia hanya minum dari air yang berasal dari sumur Yakub. Sumur Yakub à dunia dengan segala isinya.
Dunia ini tidak mampu memuaskan rasa dahaga
seseorang siapapun dia. Sebab itu kalau kita perhatikan orang dunia tidak ada
puas-puasnya di dalam hidup mereka.
1 Korintus
4:14-18
(4:15) Kata perempuan itu kepada-Nya:
"Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah
datang lagi ke sini untuk menimba air."
(4:16) Kata Yesus
kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
(4:17) Kata perempuan itu: "Aku tidak
mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau
tidak mempunyai suami,
(4:18) sebab engkau sudah
mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal
ini engkau berkata benar."
Bukti perempuan Samaria tersebut masih haus, ia tidak puas dengan satu
laki-laki = memiliki lima suami = dikuasai roh najis.
Orang yang terikat dengan perkara lahiriah = manusia daging, sedangkan
manusia daging digambarkan dengan binatang, yang ditunggangi oleh perempuan
kekejian / pelacur besar / wanita babel Wahyu
17:1-6.
Tidak cukup dengan satu suami, dua suami, sampai memiliki lima suami,
sebab itu Yesus berkata; “yang ada sekarang
padamu, bukanlah suamimu.”
Malam ini saatnya bagi hamba-hamba / imam-imam yang melayani Tuhan
terlepas dari perkara lahirah, sama seperti rasul Paulus, setelah manusia
batiniahnya dibaharuai dari sehari ke sehari manusia lahiriahnya merosot. Tetapi
kalau manusia lahirah naik, maka manusia batiniah yang merosot.
Maka mereka yang menjalankan ibadah secara lahiriah / liturgis sama seperti
gereja lama beribadah hanya untuk; pamer baju, pamer perhiasan, pendeknya, pamer
kekayaan secara lahiriah.
Kelebihan perempuan Samaria...
Yohanes 4:19
(4:19) Kata perempuan itu
kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.
Perempuan Samaria mau mengakui Yesus adalah seorang nabi, artinya;
memberi diri dikoreksi, diselidiki oleh firman nubuatan.
Tugas seorang nabi adalah; mengoreksi dan menyelidiki, segala sesuatu
yang terkandung di dalam hati.
Kalau kita mau dikoreksi, diselidiki dari segala dosa kejahatan dan dosa
kenajisan, pasti kita suka mendengarkan firman pengajaran yang rahasianya
dibukakan. Saya pastikan itu, saya tidak
ragu mengatakan itu.
Pendeknya, setelah disucikan oleh firman para nabi, perempuan Samaria
ini mengenal Yesus secara pribadi.
Tanda-tanda setelah
disucikan:
Yohanes 4:28-29
(4:28) Maka perempuan itu meninggalkan
tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di
situ:
(4:29) "Mari, lihat!
Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah
kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?"
Pertama: Perempuan
Samaria itu meninggalkan tempayannya di situ.
Artinya;
meninggalkan segala kehidupan lama dan tabiat-tabiat daging.
Tempayan à daging dengan segala tabiat-tabiatnya, sebab
tempayan itu terbuat dari tanah liat.
Kedua: Menjadi
kesaksian bagi sesamanya.
Ini bukti
seseorang sudah mengenal Yesus secara pribadi.
c. “Kedewasaan penuh.”
Anak domba Paskah itu berumur satu tahun = kedewasaan
penuh.
Berbicara tentang Anak domba paskah berarti
menjadi domba sembelihan, yaitu; jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk.
Kalau belum dewasa, dia belum bisa menjadi domba
sembelihan, karena mudah menangis, mudah senyum, tetapi mudah tesinggung,
rohanianya belum stabil dan mudah bersungut-sungut.
d. “Tingkat pertumbuhan yang
sesuai dengan kepenuhan Kristus.”
= menempatkan Kristus sebagai kepala.
2 Timotius 2:20-21
(2:20) Dalam rumah yang besar bukan hanya
terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang
pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang
kurang mulia.
(2:21) Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal
yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia
dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap
pekerjaan yang mulia.
Kalau
menyucikan diri dari hal-hal yang jahat (tidak memukuli hamba-hamba lain)
dipandang layak untuk dipakai menjadi alat kemuliaan Tuhan untuk pekerjaan yang
mulia.
Yang memakai
seorang imam untuk melayani bukan gembala sidang tetapi Yesus Kristus, yang
adalah tuan dari hamba-hamba Tuhan.
Jadi jangan
salah, jangan keliru, yang memakai seorang imam / pelayan adalah Tuhan, bukan
gembala sidang.
2 Timotius 2:22
(2:22) Sebab itu jauhilah nafsu orang muda,
kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang
berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
Yang perlu
diperhatikan oleh seorang hamba Tuhan adalah:
Kejarlah
keadilan, kesetiaan, kasih, damai, bersama dengan mereka yang berseru kepada
Tuhan dengan hati yang murni, yaitu; hamba-hamba Tuhan yang lain.
Perlu
diketahui, seorang hamba, melayani Tuhan harus dengan hati yang murni.
2 Timotius 2:23
(2:23) Hindarilah soal-soal yang dicari-cari,
yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan
pertengkaran,
Kemudian, hindarilah
soal-soal yang dicari-cari, jangan timbulkan perkara, seperti orang-orang yang
dipengadilan sana mencari-cari soal-soal / perkara.
Soal-soal yang
dicari-cari = bodoh = memukul hamba-hamba lain.
2 Timotius 2:24
(2:24) sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh
bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar,
sabar
Yang tidak
kalah penting, seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah.
Kemudian, ia
harus cakap mengajar dan sabar.
Cakap mengajar
= perkataan yang keluar dari mulut seorang hamba Tuhan sifatnya membangin,
menghibur, menasihati terhadap semua orang.
“Dan dengan lemah lembut
dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan
kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka
mengenal kebenaran...” 2 Timotius 2:25.
Dampak negatif menjadi
hamba yang jahat / memukul hamba lain.
Matius 24:49
(24:49) Tuanku tidak
datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum
bersama-sama pemabuk-pemabuk,
Jatuh dalam dosa makan minum = dosa rokok, narkoba, dan minum-minuman keras = hidup
menurut hawa nafsu daging.
Kemudian, hamba yang jahat melakukannya bersama dengan pemabuk-pemabuk.
1 Tesalonika 5:4-7
(5:4) Tetapi kamu,
saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu
tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
(5:5) karena kamu semua
adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam
atau orang-orang kegelapan.
(5:6) Sebab itu baiklah
jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.
(5:7) Sebab mereka yang
tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.
Orang yang mabuk = orang-orang yang berada dalam kegelapan.
Orang yang berada dalam kegelapan tujuannya hanya satu; untuk
menyembunyikan dosa, sebab kegelapan malam adalah tempat yang efektik untuk
menyembunyikan dosa, sedangkan kalau ia datang kepada terang, maka dosanya itu terlihat.
Kemudian, orang-orang malam ini selain suka mabuk, juga suka tidur.
Tidur itu pengertiannya = malas, maka, hamba Tuhan / imam-imam tidak
boleh malas.
Barangkali masih menyembunyikan dosa, yaitu; dosa kejahatan terlebih
dosa kenajisan, harus diakui kepada Tuhan dan kepada sesama, supaya selesai,
tidak berlanjut-lanjut dengan dosa masa lalu.
Ciri-ciri hamba yang
jahat.
Matius 24:48-49
(24:48) Akan tetapi
apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya:
(24:49) Tuanku tidak
datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum
bersama-sama pemabuk-pemabuk,
Melakukan tugasnya pada saat tuannya ada saja = beribadah seperti
malaikat, di luar ibadah seperti Setan.
Berarti pada saat tuannya tidak ada dia seenaknya sendiri, tidak
melakukan tugas dengan semestinya, pendeknya tidak bertanggungjawab.
Melayani seperti malaikat, di luar ibadah hidup menurut hawa nafus dan
keinginan daging.
Kolose 3:22
(3:22) Hai hamba-hamba,
taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan
mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut
akan Tuhan.
Hamba-hamba taat kepada tuannya, bukan pada saat dilihat saja, tetapi
pada saat tuannya itu juga tidak ada, dan ia harus melakukannya sama seperti kepada
Tuhan = dengan tulus hati = hamba yang takut Tuhan.
Melayani harus sama seperti untuk Tuhan.
Kolose 3:23
(3:23) Apapun juga yang
kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan
untuk manusia.
Kita melakukan tugas-tugas dalam kandang penggembalaan ini semuanya
untuk Tuhan bukan untuk manusia = tanpa kepentingan pribadi.
Kolose 3:24
(3:24) Kamu tahu, bahwa
dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah.
Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.
Kalau kita melakukannya dengan tulus, murni disertai dengan takut akan
Tuhan kita akan menerima upah dari Tuhan.
Perlu diketahui: Tuhan ada, Dia senantiasa memperhatikan setiap
hamba-hamba-Nya yang takut akan Tuhan.
1 Petrus 2:18
(2:18) Hai kamu,
hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada
yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.
Bahkan kepada yang bengis sekalipun kita tunjukkan ketundukkan itu.
Akibat memukuli
hamba-hamba lain.
Matius 24:51
(24:51) dan akan membunuh
dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan
terdapat ratapan dan kertakan gigi."
Tuan itu akan membunuh hambanya, senasib dengan orang munafik =
binasa, menuju kepada kematian kekal.
Munafik = di luar dan di dalam tidak sama, itulah ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, melayani tetapi masih berada di bawah hukum Taurat.
Jalan keluarnya: Dari sisi hamba Tuhan yang setia.
Matius 24:45-46
(24:45) "Siapakah
hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya
untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?
(24:46) Berbahagialah
hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
Hamba yang setia melakukan tugasnya dengan tepat dan benar =
bertanggung jawab atas apa yang dipercayakan oleh tuannya.
Kalau kita perhatikan study Yusuf pada ibadah kaum muda remaja, dia
adalah seorang hamba Tuhan yang mampu menyenangkan hati tuannya, itulah
Potifar, karena dia sudah dibeli dan harganya sudah lunas di bayar oleh
Potifar, berarti dia hamba bagi Potifar.
Sekarang kita lihat hamba yang setia, berarti kita perhatikan kata: Setia.
Filipi 2:5-8
(2:5) Hendaklah kamu dalam
hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus
Yesus,
(2:6) yang walaupun dalam
rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang
harus dipertahankan,
(2:7) melainkan telah
mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi
sama dengan manusia.
(2:8) Dan dalam keadaan
sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan
sampai mati di kayu salib.
Sebagai Anak, Yesus Kristus taat sampai mati, bahkan sampai mati di
atas kayu salib = setia.
Jadi pelayanan Yesus di atas muka bumi ini bukan sekedar mengadakan
tanda-tanda heran / mujizat-mujizat tetapi taat sampai mati, bahkan sampai mati
di atas kayu salib.
Sebab itu biarlah kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat
dalam pribadi Yesus Kristus.
Untuk menjadi hamba yang setia diawali dengan;
a. Dipanggil.
Orang yang dipanggil berarti harus
dengar-dengaran, seperti Samuel. Allah memanggil dia sebanyak tiga kali dan ia
berkata; “Ya Bapa.”
Yesus juga sebagai Anak, dengar-dengaran, sebagai
bukti untuk mewujudkan rencana Allah, Yesus berkata; “Ya Bapa, sekiranya mungkin cawan ini berlalu.... tetapi
kehendak-Mulah yang jadi”...Matius
26:42.
Jadi orang yang dengar-dengaran patuh pada ajaran
yang benar = taat.
b. Dipilih.
Golongan yang dipilih memakai pakaian pesta =
bersuasanakan kebangkitan à orang-orang yang melayani.
c. Setia.
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi
kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat
kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang
besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib:
Setelah dipanggil, dipilih, selanjutnya setia.
Taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.
Ciri-ciri orang yang
setia.
Matius 24:45
(24:45) "Siapakah
hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya
untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?
Hamba yang setia: Juga seorang hamba yang bijaksana.
Matius 7:24-25
(7:24) "Setiap orang
yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang
bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
(7:25) Kemudian turunlah
hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu
tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Orang yang bijaksana mendirikan rumahnya di atas batu = berdiri di
atas korban Kristus.
Batu = dasar bangunan = korban Kristus.
Seorang imam yang bijaksana dapat dilihat dari pendiriannya, kalau dia
benar-benar berdiri di atas korban Kristus pasti bijaksana. Melayani Tuhan
dengan tolak ukur salib Kristus, pasti bijaksana.
Perlu diketahui; Landasan hidup dari setiap orang adalah salib /
korban Kristus.
Matius 7:26
(7:26 )Tetapi setiap orang
yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang
yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
Sebaliknya, orang bodoh mendirikan rumahnya di atas dasar pasir.
Artinya; hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Yang menjadi tolak ukur kita dalam melayani Tuhan adalah salib Kristus
= berdiri di atas korban Kristus, pasti bijaksana, menyikapi segala masalah
bijaksana, menyikapi segala sesuatu perkara pasti bijaksana, tidak gegabah,
mengambil suatu keputusan pasti bijaksana, bicaranya juga pasti bijaksana,
tidak berpihak.
Kelebihan orang bijaksana:
Pertama: “Tahan terhadap ujian”,
baik ujian yang datang dari atas; itulah Iblis / Setan, roh jahat dan roh
najis, dan juga tahan terhadap angin-angin palsu.
Dasar kita itu adalah iman, jadi imannya tidak digeser oleh perkara
lahiriah, tidak dapat digeser oleh segala sesuatu yang tidak suci = tahan uji.
Kedua: “Dengar-dengaran.”
Dengar-dengaran = mendengar dan melakukan firman Tuhan.
Kalau orang bodoh, pikirannya picik, dia selalu berkanjang pada
pengetahuannya, pengertiannya sendiri, jadinya bodoh (banyak melakukan
kesalahan) dan tidak tahan uji.
Praktek hamba setia.
Matius 24:45-46
(24:45) "Siapakah
hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya
untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?
(24:46) Berbahagialah
hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
Memberi makanan pada waktunya. Berarti; bertanggung jawab terhadap apa
yang sudah dipercayakan oleh tuannya.
Jadi hamba Tuhan ini tugasnya memberi makan pada hamba-hamba yang
lain, bukan malah memukulnya.
Makanan rohani kita adalah firman, kalau dikaitkan dengan pola
Tabernakel terkena kepada meja roti sajian.
Kebenaran firman adalah makanan rohani itulah yang harus kita sajikan
tepat pada waktunya, duduk atau berdiri, dan dalam segala perkara, kita memberi
makanan pada orang lain = menjadi meja roti pertunjukkan, menyajikan kebenaran
pada orang lain.
Misalanya; kalau orang lain marah-marah tidak mau menyahut (diam saja),
walaupun benar.
Pendeknya, membalas kejahatan dengan kebenaran = memberi makan pada
waktunya.
Tuhan itu ada Dia duduk di atas takhta-Nya, Dia hidup, Dia tidak pernah
tertidur, Dia selalu melihat, oleh sebab itu kita harus memberi
pertanggungjawaban tepat pada waktunya.
Jangan seperti hamba yang jahat tadi, ketika tidak ada tuannya ia
memukul hamba-hamba lain = tidak bertanggungjawab.
Hasil yang dicapai oleh hamba
yang setia.
Matius 24:47
(24:47) Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala
miliknya.
Hamba yang setia itu diangkat untuk menjadi pengawas atas segala
miliknya / segalanya dipercayakan kepada hamba yang setia, sama seperti Yusuf...
Kejadian 39:6-8.
Kalau dulu kita hanya dipercaya untuk beres-beres, ngelap-ngelap
kursi, pel lantai, tetapi karena setia terhadap panggilan dan pilihan tadi,
naik, menjadi menyusun kursi, setia lagi, mulai menghidupkan lampu, setia lagi
mulai dipercaya pegang Alkitab dan lain sebagainya.
Kepercayaan Tuhan semakin besar bukan semakin berkurang, kalau semakin
berkurang jangan salahkan orang, intropeksi diri, menangis malam ini di bawah
kaki Tuhan, Tuhan tampung segala air matamu.
Ada resiko ketika semakin dipercayakan, otomatis, hati, pikiran, tenaga,
bahkan kekuangan tersita, sampai kita tidak mempunyai hak atas diri sendiri, selain
untuk Tuhan Yesus Kristus, tetapi itu jauh lebih baik, supaya hidupku bukannya
aku lagi, tetapi Kristus di dalamku.
Jadi Tuhan bukan semakin membuat kita susah, tetapi supaya hidupku bukannya aku lagi,
tetapi Kristus di dalamku = segambar dan serupa dengan Allah.
Tuhan baik, sekalipun hati, pikiran, tenaga tersita, tetapi dengan
tujuan yang mulia, supaya tidak ada lagi egosentris, melainkan hidupku bukannya
aku lagi, tetapi Kristus di dalamku.
2 Timotius 2:21
(2:21) Jika seorang
menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk
maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan
disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.
Sekali waktu pelayanan di Nias, saya berdiri di mimbar, Yosua teryata
juga berdiri di mimbar, sebagai pembaca, saya berharap dia ada dibelakang saya.
Kalau Tuhan sudah mengangkat engkau Setanpun tidak bisa menahan,
sesuai dengan firman; “dipakai tuannya
dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.”
Bayangkan, seorang pemuda dipakai untuk melayani Tuhan sebagai pembaca
dihadapan hamba-hamba Tuhan, ini adalah hal yang luar biasa.
Semakin kita menyerahkan diri semakin kita dipakai, semakin kita
menyerahkan diri semakin dikuduskan. Emas perak kita tidak punya, hanya
penyerahan diri dan kerinduan saja, pasti kita dipakai, itu tidak akan meleset.
Firman Tuhan menjadikan yang tidak ada menjadi ada, apa yang tidak pernah
didengar telinga, yang tidak timbul di dalam hati, yang tidak pernah dipikirkan
oleh manusia, itu yang diberikan oleh Allah.
2 Timotius 2:22
(2:22) Sebab itu jauhilah
nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama
dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
Hindarilah nafsu orang muda, kejarlah keadilah, kesetiaan, kasih,
damai, bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang
murni. Amin.
Tuhan yesus kristus kepala gereja mempelai pria sorga memberkati
Pemberita
firman oleh;
Gembala
sidang; Pdt . Daniel U. Sitohang.
No comments:
Post a Comment