Ibadah raya minggu 24 APRIL 2016
“wahyu pasal empat”
(Seri 12)
Subtema : PENUH
DENGAN MATA
Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus
Kristus, oleh karena kasih-Nya kita dapat melangsungkan ibadah raya Minggu
disertai kesaksian pada malam ini.
Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah raya Minggu
dari Wahyu pasal 4.
Wahyu 4:6
(4:6) Dan di hadapan
takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di
sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di
sebelah belakang.
Pada ayat 6 ada dua perkara
yang dapat kita lihat;
1.
“Di hadapan takhta itu
ada lautan kaca bagaikan kristal.”
Dua minggu yang lalu telah saya sampaikan, dan
kiranya itu mendarah daging dalam hidup kita masing-masing.
2.
“Di hadapan takhta itu ada empat makhluk.”
Adapun empat makhluk itu “penuh dengan mata.”
Matius 6:22
(6:22) Mata adalah pelita
tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
“Mata adalah pelita
tubuh”, berarti; penuh dengan
mata artinya; hidup dalam terang, sebab pelita itu adalah terang.
Pendeknya, sepasang bola mata adalah pelita
tubuh berarti kalau kita mengingat Wahyu
4:6 tadi, penuh dengan mata artinya; hidup dalam terang.
Sepasang bola mata
terdiri dari dua perkara, yaitu;
Perkara yang pertama (bola
mata pertama).
Mazmur 119:105
(119:105) Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang
bagi jalanku.
“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalan
ku”, berarti firman Allah
adalah pelita = firman Allah adalah bola mata yang pertama.
Yohanes 1:1-4
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
(1:2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
(1:3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun
yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
(1:4) Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang
manusia.
Firman Allah adalah hidup
dan hidup adalah terang.
Jadi, terang itu sumbernya
adalah firman, itulah salah satu dari sepasang bola mata.
Yohanes 1:5
(1:5) Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan
kegelapan itu tidak menguasainya.
Kemudian terang itu bercahaya
di dalam kegelapan / terang itu menguasai kegelapan.
Yohanes 8:12
(8:12). Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak,
kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut
Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai
terang hidup."
Barangsiapa mengikuti
Yesus, ia tidak berjalan dalam kegelapan karena Yesus adalah terang hidup,
dengan kata lain firman Allah adalah sumber dari terang dan hidup itu adalah
terang.
Syarat mengikuti Tuhan: Sangkal diri dan pikul salib.
-
Sangkal diri = menyangkal segala
sesuatu yang ada di dalam diri berarti; tidak merasa diri hebat, tidak merasa
diri mampu dan tidak merasa diri lebih dari yang lain = berada di titik nol.
Pendeknya; orang yang berada di titik nol /
mengosongkan diri adalah orang yang mau merendahkan diri / rendah hati.
Kita sekaliannya terkhusus imam-imam yang
telah di karuniakan jabatan-jabatan, kita dimampukan melayani Tuhan karena
kasih karunia dan kemurahan jadi kita tidak layak untuk bermegah, selain berada
di titik nol.
-
Pikul salib berarti; memikul
tanggungjawab yang Tuhan percayakan = terbeban dengan segala kegiatan-kegiatan
di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan.
Terbeban itu namanya
memikul salib dan ketika terbeban di situ ada suatu kebanggaan yang luar biasa.
Yohanes 8:13-17
(8:13) Kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Engkau bersaksi tentang
diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar."
(8:14) Jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Biarpun Aku bersaksi
tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku tahu, dari
mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku
datang dan ke mana Aku pergi.
(8:15) Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi
seorangpun,
(8:16) dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab
Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku.
(8:17) Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang
adalah sah;
Orang farisi tidak
mengakui kesaksian Yesus = berjalan di dalam kegelapan.
Sebagai bukti; mereka menghakimi
sesama menurut ukuran manusia = hidup di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat adalah “mata ganti mata, gigi ganti gigi”
artinya; kejahatan di balas dengan kejahatan = orang yang berbuat salah tidak
luput dari hukuman, pendek cerita; setiap orang yang berada di bawah hukum
Taurat, akan binasa, tidak memperoleh keselamatan.
Kesimpulannya; orang
farisi berada di dalam kegelapan dan setiap orang yang berjalan dala kegelapan
hidup di bawah hukum Taurat.
Lihat orang yang hidup
dibawah hukum taurat; dia teliti dalam segala perkara yang bersifat lahiriah,
tetapi dalam hal yang terpenting di dalam Tuhan, diabaikan, teramat lebih
tentang terang dunia ini, mengabaikan firman yang adalah sumber dari pada
terang, sebab firman Allah adalah satu dari sepasang bola mata.
Bukti bahwa Yesus adalah terang dunia.
Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di
antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran.
“Yesus adalah firman yang menjadi manusia”, dan kita melihat
kemuliaan Allah dengan dua tanda, yaitu:
Yang
pertama: “Yesus penuh kasih karunia.”
Kasih
karunia = kemurahan = yang tidak layak menjadi layak.
Kita
semua adalah bangsa kafir, bukan bangsa pilihan, tetapi kalau pada akhirnya kita
dipercayakan untuk menjalankan ibadah dan tekun dalam tiga macam ibadah pokok serta
dipercayakan untuk melayani dalam ibadah-ibadah tersebut itu adalah kasih
karunia, kemurahan Tuhan = yang tidak layak menjadi layak.
Yesus
adalah terang dunia Dia adalah firman sumber dari terang itu, sedangkan Injil Yohanes 8:1-5 itu mengenai perempuan
yang berzinah, sekarang kita perhatikan...
Yohanes
8:1-5
(8:1) tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun.
(8:2) Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat
datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.
(8:3) Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya
seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
(8:4) Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata
kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang
berbuat zinah.
(8:5) Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari
perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
Seorang
perempuan yang kedapatan berbuat zinah pada pagi hari.
Menurut
hukum Taurat, perempuan yang demikian akan dilempari / dirajami sampai mati,
itu menurut hukum Taurat.
Ahli
Taurat dan orang farisi ini berada di bawah hukum Taurat dan hendak melempari
perempuan tersebut itu menunjukkan bahwa mereka berada di dalam kegelapan.
Yohanes
8:6-11
(8:6) Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka
memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis
dengan jari-Nya di tanah.
Tanda-tanda
berada dalam kegelapan: “Suka mencobai.”
Di
sini kita melihat ahli Taurat dan orang farisi mencobai Tuhan.
Kalau
kita sudah berada di dalam Tuhan, kemudian dipercayakan suatu pelayanan itu
adalah tempat yang tinggi. Jangan sesekali mencobai Tuhan, jangan sesekali
menjatuhkan diri dengan berbagai-bagai dosa, jangan cobai Tuhan, jangan merasa
diri saya sanggup, saya bisa, seperti pernyataan Iblis kepada Yesus; “jatuhkanlah dirimu sebab ada tertulis
malaikat akan menatang Mu supaya kaki-Mu tidak terantuk.”
Yohanes 8:711
(8:7) Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit
berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak
berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
(8:8) Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
(8:9) Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka
seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang
diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
(8:10) Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai
perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
(8:11) Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus:
"Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi
mulai dari sekarang."
Yesus tidak menghukum
perempuan yang kedapatan berbuat zinah, berarti; perempuan itu memperoleh kasih
karunia / hidup dalam kasih karunia.
Syarat menghargai kasih
karunia: “Jangan berbuat dosa lagi mulai
dari sekarang” = jangan mengulangi kesalahan yang sama.
Orang yang mengulangi
kesalahan yang sama, digambarkan seperti anjing dan babi.
Yesus menyatakan kasih
karunia itu lewat kematian dan kebangkitan-Nya, yaitu; membungkuk dan bangkit.
-
Membungkuk à
kuasa kematian.
-
Bangkit = kuasa kebangkitan.
Pada
saat Yesus membungkuk dan bangkit sebanyak dua kali, Yesus menulis dengan ujung
jari-Nya di tanah sebanyak dua kali.
Menulis
dengan ujung jari ditanah yang pertama = kasih kepada Tuhan
Menulis
dengan ujung jari ditanah yang kedua = kasih kepada sesama.
Orang
yang hidup di dalam kasih karunia, ia pasti mampu mengasihi Tuhan dan sesama,
sebab itu kalau kita perhatikan Injil Matius pasal 7 ; Maria adalah terkenal
sebagai seorang perempuan yang berdosa datang meminyaki kaki Yesus dan tidak
henti-hentinya menciumi kaki Yesus, kemudian, membasuh kaki Yesus dengan air
mata dan menyeka dengan rambutnya.
Pada
saat itu, Simon orang farisi berkata dalam hatinya; kalau dia seorang nabi
tentunya ia tahu orang seperti apa perempuan ini.
Mari
kita lihat kisah selengkapnya..
Lukas
7:37-38
(7:37) Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang
berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah
orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak
wangi.
(7:38) Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat
kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan
rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi
itu.
Ada
tiga perkara yang dilakukan oleh perempuan yang berdosa;
1.
Membasahi kaki Yesus dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya.
2.
Mencium kaki Yesus.
3.
Meminyaki kaki Yesus.
Ini
dia lakukan pada saat Yesus berada di rumah Simon orang farisi yang disebut
dengan si kusta.
Kita
lihat reaksi dari orang farisi itulah Simon...
Matius
7:39
(7:39) Ketika orang
Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya:
"Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang
menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang
berdosa."
Di
sini kita perhatikan, Simon merasa diri lebih baik, lebih benar, lebih suci
dari pada perempuan yang berdosa itu.
Lihat,
orang yang merasa diri benar; mempersalahkan Tuhan dan sesama, yang seharusnya
mengasihi Tuhan dan sesama.
Dengan
bukti ia berkata; "Jika Ia ini nabi,
tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini.”
Kesimpulannya;
Simon si kusta hidup di bawah hukum
Taurat dan berjalan di dalam
kegelapan dosa.
Matius
7:40-43
(7:40) Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak
Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru."
(7:41) "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang.
Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh.
(7:42) Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang
kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi
dia?"
(7:43) Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan
hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu."
Di sini Yesus memberi perumpamaan;
Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang
berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh, karena kedua orang ini tidak
sanggup membayar hutangnya, maka pelepas uang ini menghapuskan hutang kedua
orang itu, kemudian Yesus berkata; “Siapakah
di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?" Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak
dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu."
Pendeknya, yang paling
mengasihi adalah orang yang hutangnya banyak dihapuskan dari pada orang yang
berhutang sedikit.
Sebab itu...
Matius 7:44-46
(7:44) Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada
Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau
tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku
dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.
(7:45) Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada
henti-hentinya mencium kaki-Ku.
(7:46) Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi.
(7:47) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah
diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit
diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."
Orang yang dosanya banyak
diampuni, pasti lebih besar mengasihi Tuhan dan itu sudah terbukti, perempuan
yang kedapatan berbuat zinah....
1.
Simon si kusta tidak membasahi kaki Yesus dengan air, tetapi perempuan
itu membasahi kaki Yesus dengan air mata, selanjutnya menyekanya dengan
rambutnya.
2.
Simon si kusta tidak mencium Yesus tetapi perempuan itu tiada
henti-hentinya mencium kaki Yesus.
3.
Simon si kusta tidak meminyaki kepala Yesus dengan minyak, tetapi
perempuan itu meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi.
Kita bikin study
perbandingan.
1.
Dari Simon orang farisi: Dia tidak membasuh kaki Yesus dengan air, sedangkan
perempuan yang terkenal berbuat dosa, membasahi kaki Yesus dengan air matanya
selanjutnya menyeka kaki Yesus dengan rambutnya, ini perbandingan yang sangat
jauh sekali.
2.
Simon, tidak mencium pipi kanan dan pipi kiri Yesus, tetapi perempuan yang
terkenal berdosa tidak henti-hentinya mencium kaki Yesus.
3.
Simon tidak meminyaki kepala Yesus dengan minyak, sedangkan perempuan
yang terkenal berdosa meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi.
Seandainya, Simon si
kusta membasuh kaki Yesus dengan air, kemudian mencium pipi kanan dan pipi kiri
Yesus dan juga meminyaki kepala / rambut Yesus, itu adalah hal yang wajar. Tetapi
perempuan yang tekenal berbuat dosa bukan saja mencium pipi kanan dan pipi kiri
Yesus, justru mencium kaki Yesus, bukan saja membasuh kaki Yesus dengan air, tetapi
perempuan ini membasahi kaki Yesus degan air mata dan menyekanya dengan rambut,
bukan saja meminyaki kepala / rambut Yesus dengan minyak wangi tetapi perempuan
itu meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi.
Saudaraku, Yesus berkata;
Dosanya yang banyak itu telah diampuni,
sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni,
sedikit juga ia berbuat kasih."
Jadi kita bisa melihat
seseorang dari situ, kalau sedikit mengasihi berarti dosanya sedikit diampuni.
Sebab itu kalau ada
seseorang yang tidak terbeban atas pekerjaan Tuhan, padahal dosanya sudah
banyak diampuni oleh Tuhan, ini adalah orang yang tidak tahu diri, tidak
menghargai kasih karunia Allah.
Kesimpulannya; kalau
diukur menurut ukuran kasih karunia, perempuan yang terkenal berbuat dosa lebih
merasakan kasih karunia dibanding Simon si kusta / orang farisi = limpah kasih
karunia.
Mari kita lihat tentang kasih karunia...
1 Korintus 8:5-10
(15:5) bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada
kedua belas murid-Nya.
(15:6) Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus
saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi
beberapa di antaranya telah meninggal.
(15:7) Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada
semua rasul.
(15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga
kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
(15:9) Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, sebab aku
telah menganiaya Jemaat Allah.
(15:10) Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada
sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia.
Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi
bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
Kalau akhirnya rasul Paulus
dipercayakan jabatan rasul dan dipercayakan melayani Tuhan semua karena kasih
karunia, bukan karena dia gagah hebat.
Di sini kita melihat
ketika Yesus bangkit, pertama-tama Yesus menampakkan diri kepada Kefas dan dua
belas murid yang lain, kemudian kepada 500 saudara sekaligus, lalu kepada Yakobus
dan rasul-rasul yang lain dan paling yang akhir adalah kepada Paulus, sehingga Paulus
menggambarkan hal ini seperti; kepada
anak yang lahir sebelum waktunya.
Anak yang lahir sebelum
waktunya = bayi prematur. Bayi prematur itu badannya kecil lemah tak berdaya
itulah gambaran keadaan dari rasul Paulus; tidak berdaya, tidak mampu, tidak
mempunyai kelebihan apa-apa, tetapi oleh karena kasih karunia itu, rasul Paulus
dimampukan untuk melayani Tuhan.
Bukti bahwa Yesus adalah terang dunia.
Yang kedua: “Penuh
dengan kebenaran.”
Kebenaran yang sejati
terletak pada salib Kristus di luar salib tidak ada lagi kebenaran.
Dalam Injil Matius 27:32-44 Yesus disalibkan. Kemudian,
pada saat Yesus disalibkan, Yesus harus menanggung banyak perkara, antara lain;
-
Minum anggur bercampur empedu.
-
Prajurit-prajurit membagikan pakaian-Nya dengan membuang undi.
-
Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia.
-
Imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat mengolok-ngolok Dia.
-
Penyamun-penyamun yang disalibkan bersama dengan Dia mencela Yesus
dengan cara menghujat dan mengolok-olok.
Tetapi dari semua perkara
yang terjadi pada saat Yesus disalib, Ia tidak melawan sedikitpun baik terhadap
olok-olokan dan hujatan, tidak ada kata-kata kasar dan kata-kata kotor yang
keluar dari mulut Yesus
Jadi benarlah bahwa
kebenaran yang sejati hanya terletak pada salib Kristus; di luar salib tidak
ada lagi kebenaran. Tidak berhenti sampai di situ pada Matius 27:45-56 mulai dari jam 12 sampai dengan jam 3 kegelapan
meliputi wilayah bukit Golgota dan pada saat itulah Yesus Berseru: “Eli-eli lama sabakhtani”, artinya; “Allahku Allahku mengapa engkau meninggalkan
aku?”
Di tengah penderitaan
yang begitu hebat dan memilukan itu Ia ditinggalkan seorang diri untuk sesaat
lamanya. Dalam penderitaan Ia ditinggalkan, Ia hanya bisa berseru kepada Allah,
tidak ada lagi kebenaran yang melebihi kebenaran yang berasal dari salib Kristus.
Tidak sampai di situ,
pada ayat 50, untuk yang kedua
kalinya Yesus berseru dengan seruan yang sama, lalu menyerahkan nyawa-Nya.
Berkaitan dengan
menyerahkan nyawa, mari kita periksa...
Yohanes 19:28-30
(19:28) Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah
selesai, berkatalah Ia--supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab
Suci--:"Aku haus!"
(19:29) Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka
mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada
sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia:
"Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan
nyawa-Nya.
Sebelum Yesus menyerahkan
nyawa-Nya, Yesus berkata; “sudah selesai”,
segala perkara telah Ia tanggung di atas
kayu salib, itu lah arti dari sudah selesai.
Sudah selesai berarti;
-
Dosa telah diampuni dan orang yang berbuat dosa jangan mengulangi
kesalahan lagi.
-
Jangan menunjuk-nunjuk kesalahan orang lain dan ungkit-ungkit dosa masa
lalu karena dosa itu sudah di tanggung oleh Yesus di atas kayu salib.
Berarti benarlah kebenaran
yang sejati hanya terletak pada salib Kristus, di luar salib tidak ada lagi kebenaran
bahkan di atas kayu salib kita diciptakan menjadi ciptaan baru. Karena menjelang
hari sabat mayat tidak boleh digantung, maka Yesus dan dua orang penyamun di
sebelah kiri dan kanan, harus segera dipatah-patahkan kaki-kakinya supaya segera
mati. Penyamun disebelah kanan dan di sebelah kiri seluruh tulang-tulangnya
dipatahkan, tetapi pada saat melihat Yesus, Dia sudah mati, mereka tidak perlu
mematahkan tulang-tulang Yesus tetapi menombak lambung-Nya.
Kita perhatikan...
Yohanes 19:33-35
(19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang
pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus;
(19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia
telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
(19:34) tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya
dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
Yesus telah mati di atas
kayu salib sehingga salah satu dari prajurit itu menikam lambung Yesus dan
segera mengalir darah dan air, artinya; lewat kematian Yesus
Kristus di atas kayu salib kita semua diciptakan menjadi manusia baru, sama
seperti bayi yang baru lahir ia disertai dengan darah dan air ketuban.
Kalau kita kaitkan dengan
pola tabernakel, darah terkena
kepada mezbah korban bakaran.
Mezbah korban bakaran à salib Kristus, sedangkan
yang dikorbankan di atasnya adalah gambaran dari pribadi Yesus yang disalibkan.
Air terkena kepada kolam pembasuhan tembaga, itu berbicara
tentang baptisan air, dikuduskan sesudah dimandikan dengan air dan firman, supaya
kita lahir baru.
Jadi salib Kristus
menjadikan kita baru. Benarlah kebenaran yang sejati hanya terletak pada salib,
di luar salib tidak ada lagi kebenaran.
Kita menjadi terang, kita
hidup oleh karena firman dan hidup itu adalah terang. Hidup tidak boleh gelap
hidup itu adalah terang, sumbernya dari firman Allah, yaitu bola mata yang
pertama.
Sepasang bola mata
terdiri dari dua perkara, yaitu;
Perkara yang kedua (bola mata
kedua).
Wahyu 5:6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu
dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah
disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang
diutus ke seluruh bumi.
“Bermata tujuh itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.”
Arti rohaninya; kehidupan
yang diurapi menjadi pelita dan terang dunia ini di manapun kita diutus.
Kami suami isteri dan
kita semua, imam-imam dan sidang jemaat, kita diutus di provinsi Banten untuk
menjadi bola mata yang kedua, artinya; kehidupan yang diurapi Roh Kudus menjadi;
pelita, terang dan kesaksian.
Mari kita lihat...
Zakharia 3:9
(3:9) Sebab sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan kepada
Yosua--satu permata yang bermata tujuh--sesungguhnya Aku akan mengukirkan
ukiran di atasnya, demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan Aku akan
menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu hari saja.
Di sini kita melihat satu
permata yang bermata tujuh.
Satu permata à pribadi Yesus Kristus, tunas
Daud.
Kemudian bermata tujuh
itulah kehidupan yang diurapi oleh Tuhan, menjadi terang dan kesaksian.
Kalau melayani Tuhan
tanpa urapan maka tidak terlihat bahwa dia adalah seorang hamba. Jadi, lambang dari
seorang hamba Tuhan adalah urapan, yang menjadikan kita tujuh mata Allah.
Kalau belum diurapi,
tidak layak menjadi hamba, kalau masih lebih menuruti hawa nafsu dan keinginan
daging itu bukan lambang dari seorang hamba, tetapi tuan di bumi.
Permata itu indah , Roh Kudus
membuat kita indah, ada 12 permata sebagai dasar dari kota kudus, Yerusalem baru,
mulai dari permata yaspis dan seterusnya, begitu indah. Roh Kudus, membuat kita
indah.
Maka, dengan pengurapan
ini...
Zakharia 3:6-8
(3:6) Lalu Malaikat TUHAN itu memberi jaminan kepada Yosua, katanya:
(3:7) "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Apabila engkau hidup
menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan tugas yang Kuberikan kepadamu,
maka engkau akan memerintah rumah-Ku dan mengurus pelataran-Ku, dan Aku akan
mengizinkan engkau masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di sini.
(3:8) Dengarkanlah, hai imam besar Yosua! Engkau dan teman-temanmu yang
duduk di hadapanmu--sungguh kamu merupakan suatu lambang. Sebab, sesungguhnya
Aku akan mendatangkan hamba-Ku, yakni Sang Tunas.
Jaminan bagi seorang hamba
untuk melayani Tuhan adalah; hidup menurut jalan yang ditunjukkan dan melakukan
tugas yang sudah Tuhan percayakan.
Jadi, tidak boleh malas
dan lalai melakukan tugas, tidak boleh mengabaikan firman Allah, sebab itu
adalah jaminan bagi seorang hamba untuk dipercaya melayani Tuhan.
Jaminannya adalah;
-
Melakukan firman.
-
Jangan lalai melakukan tugas-tugas yang dipercayakan oleh Tuhan.
Kita ini seperti puntung
yang ditarik dari dalam api karena banyaknya pelanggaran-pelanggaran.
Zakaharian3:2-4
(3:2) Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN
kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya
menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"
(3:3) Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu dia berdiri di
hadapan Malaikat itu,
(3:4) yang memberikan perintah kepada orang-orang yang melayaninya:
"Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya." Dan kepada Yosua
ia berkata: "Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari
padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta."
Imam besar Yosua bagaikan
puntung yang ditarik dalam api tinggal sedikit lagi binasa, karena ia melayani
dengan pakaian kotor, bukan pakaian pesta.
Inilah yang disebut
dengan melayani tanpa suasana kebangkitan = kebangkitan palsu.
Kebangkitan palsu itu
melayani Tuhan tetapi kematiannya tidak benar, tetapi oleh karena kemurahan
Tuhan, pakaian kotor ditanggalkan dari padanya, bagaikan puntung yang ditarik
dari api, sampai akhirnya Tuhan menjauhkan kesalahan dari padanya dengan
pakaian pesta, menjadi tujuh mata Allah yaitu; hamba yang diurapi. Jadi satu dari
sepasang bola mata itulah kehidupan yang diurapi.
Ciri-ciri jika penuh dengan mata.
Matius 6:19-22
(6:19) "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat
dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
(6:20) Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan
karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
(6:21) Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
(6:22) Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh
tubuhmu;
“Mengumpulkan harta di sorga”, ini adalah ciri-ciri jika penuh dengan
mata.
Perlu diketahui; “dimana hartamu berada di situ juga hati
kita berada”. Kalau kita mengumpulkan harta di sorga maka hatinya ada di
situ, sebaliknya kalau mengumpulkan harta di bumi, maka hatinya juga disitu.
Pendeknya, mengumpulkan
harta di sorga, inilah ciri yang paling terlihat apabila seseorang penuh dengan
mata.
Matius 19:16-17
(19:16) Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru,
perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang
kekal?"
(19:17) Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku
tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk
ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah."
Untuk memperoleh hidup yang
kekal / memperoleh kerajaan sorga adalah: menuruti segala perintah Allah =
mengumpulkan harta di sorga.
Kalau orang tidak
menuruti perkataan Allah, ia tidak akan pernah bisa mengumpulkan harta di
sorga, misalnya dalam hal membawa persembahan persepuluhan ke dalam rumah perbendaharaan,
supaya ada persediaan makan di dalam rumah Tuhan, sebaliknya jika firman ini
tidak dituruti, berarti ia sedang mengumpulkan harta di bumi.
Matius 19:18-19
(19:18) Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata
Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan
mengucapkan saksi dusta,
(19:19) hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri."
Ketika Yesus berkata: “Turutilah segala perintah Allah, namun
orang muda tersebut bertanya dan berkata; perintah yang mana?", ini menunjukkan
suatu kesombongan.
Namun demikian, Yesus
tetap memberitahukan perintah Allah yang harus dituruti, yaitu; Seluruh hukum
yang tertulis pada loh batu yang kedua = kasih kepada sesama.
Kemudian....
Matius 19:20
(19:20) Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah
kuturuti, apa lagi yang masih kurang?"
Kemudian, orang muda kaya
itu berkata; "Semuanya itu telah
kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" = merasa diri sudah sempurna,
sepertinya tidak terdapat lagi kekurangan di sana dan di sini,
Karena tidak merasa ada
kekurangan di sana dan di sini ia berkata;
“apa lagi yang masih kurang?”
Matius 19:21
(19:21) Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna,
pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin,
maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah
Aku."
Yesus menyatakan kesempurnaan
kepada orang muda itu, yaitu; Firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel,
yang berkuasa membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna
menjadi pengantin Anak Domba.
Syarat untuk menjadi sempurna: Menjual segala harta miliknya, dan
memberikannya kepada orang-orang miskin.
Sekarang, apakah ia mau
menerima yang kaitannya dengan firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel
(kesempurnaan)?
Matius 19:22
(19:22) Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia
dengan sedih, sebab banyak hartanya.
Mendengarkan perkataan
itu orang muda kaya tersebut hatinya menjadi sedih, sebab banyak hartanya à bahwa orang muda kaya
ini mengumpulkan harta di bumi..... “di
mana hartamu berada di situlah hatimu berada.”
Ayo belajar mengumpulkan
harta di sorga, terbeban untuk pekerjaan Tuhan, tanpa bersedih hati.
Sebab itu...
Matius 19:23
(19:23) Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam
Kerajaan Sorga.
“Orang yang mengumpulkan harta di bumi sukar masuk ke dalam kerajaan
surga.”
Sepertinya orang muda
kaya tadi sudah menuruti seluruh perintah Allah, bahkan merasa sudah sempurna ternyata
masih jauh dari sempurna.
Banyak orang Kristen
mengalami kehidupan yang seperti ini, merasa diri benar, merasa tidak kekurangan
di sana sini.
Sebab itu, sebagai
perbandingan supaya nanti bisa masuk dalam kerajaan sorga...
Matius 19:25
(19:24) Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk
melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan
Allah."
“Lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang
kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Saudaraku, kalau secara
logika, seekor unta yang begitu besar dan tinggi, lehernya panjang, itu
mustahil bisa melewati lobang jarum yang kecil tetapi justru di sini Tuhan
Yesus memberi suatu perbandingan antara orang kaya yang bodoh dengan seekor
unta yang besar. Memang secara logika tidak masuk akal, tidak logis, tidak
ilmiah, biar pakai rumus apapun tidak bisa.
Tetapi mari kita perhatikan...
Matius 19:25
(19:25) Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan
berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
(19:26) Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini
tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin."
"Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala
sesuatu mungkin", sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Di sini kita melihat:
Murid-murid Yesus saja hampir putus asa, kita bisa melihat dari perkataannya; "Jika demikian, siapakah yang dapat
diselamatkan?" Perkataan ini menunjukkan bahwa mereka telah putus asa
untuk memperoleh hidup yang kekal.
Kita kembali kepada firman
Allah, turuti sajalah segala perintah Allah, sebab tidak ada yang mustahil bagi
Dia, ikut Tuhan jangan gunakan rumus ini dan itu, ikut Tuhan jangan ikuti
pemikiran dan perasaan manusia daging, tidak perlu menggunakan metode ini dan
itu.
Kita sudah melihat
perintah Allah dari sejak semula, menciptakan langit dan bumi dan segala
isinya, menjadikan yang tidak ada menjadi ada, kemudian nubuatan itu dituliskan
lagi dalam suratan Roma 4:17 oleh
rasul Paulus untuk dilakukan.
Saudaraku, lobang jarum
itu menggambarkan suatu ruang yang begitu sempit sekali.
Kita lihat gambaran dari
lobang jarum ini...
Matius 7:12-14
(7:12) "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat
kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum
Taurat dan kitab para nabi.
(7:13) Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan
luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk
melaluinya;
(7:14) karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada
kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
Gambaran dari pada lobang
jarum ini adalah; “Pintu yang sesak dan jalan yang
sempit.”
Dengan pintu yang sesak
dan jalan yang sempit ini daging tidak lagi leluasa bersuara.
Kalau daging tidak lagi
bersuara = manusia rohani. Manusia rohani dapat menembusi segala perkara, tidak
dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Jadi, jangan pakai akal pikiran, itulah
manusia rohani.
Tanda-tanda manusia rohani / kehidupan yang diurapi:
Seperti
unta, terlebih dahulu meniarap / tubuh sampai ke tanah = “Merendahkan diri di hadapan Tuhan” = muara dari Roh Kudus.
Roh
Kudus seperti air yang mengalir mencari dataran yang rendah, yaitu titik nol, itulah
permukaan air laut, muara dari seluruh sungai.
Jadi,
air yang dari hulu semuanya bermuara ke laut, sedangkan laut adalah titik nol,
titik terendah.
Kemudian,
ketika seekor unta meniarap maka lutut terlebih dahulu di tekuk. Kaki
bertelut-lutut à doa penyembahan.
Filipi
2:10-11
(2:10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi
dan yang ada di bawah bumi,
(2:11) dan segala lidah
mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Bertekuk
lutut dan segala lidah mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan à Ada pujian dan
penyembahan.
Jadi,
merendahkan diri itu terlihat dari doa penyembahannya.
Kelebihan
orang yang merendahkan diri; segala beban itu dapat ditaruh di atas punggung
dari pada unta itu sendiri.
Jadi
supaya beban itu dapat ditaruh di atas punggung unta, harus merendahkan diri terlebih
dahulu = hidup dalam doa penyembahan.
Kalau
kita sudah merendahkan diri, lutut bertelut, lidah mengaku bahwa Yesus adalah
Tuhan untuk kemuliaan-Nya pasti kita terbeban dalam segala kegiatan-kegiatan
dalam kandang penggembalaan ini, beban itu siap dipikul di atas pundak kita
masing-masing.
Dua
pundak berfungsi untuk memikul setiap beban-beban yang ada dalam kandang
penggembalaan ini.
Jadi
jelas, bahwa unta adalah suatu contoh kehidupan penuh dengan mata; mencari kerajaan
sorga; mengumpulkan harta di sorga, hidupnya telah diterangi, sebab di dalam kerajaan
sorga tidak ada lagi malam sebab Anak Domba itu menerangi mereka (hamba-hamba Allah
yang berada di dalamnya); untuk beribadah dan melayani Allah siang dan malam.
Inilah
empat makhluk penuh dengan mata, jadi terang, sumbernya dari sepasang bola
mata, bola mata pertama itulah firman
Allah, bola mata kedua itulah Roh
Kudus, senantiasa mengumpulkan harta di sorga, hatinya di situ.
Ketika
harta di bumi itu dirampas, hatinya tidak susuh, tidak sedih, karena harta yang
sesungguhnya sedang dikumpulkan di dalam kerajaan sorga. Sebab itu lihat saja,
orang yang mengumpulkan harta di bumi, tidak terbeban dengan pekerjaan Tuhan,
dua pundak tidak berfungsi, sekalipun ia melayani ia tidak menggunakan dua
pundak melainkan membusungkan dada.
Sekarang
kita telah melihat keadaan dari empat makhluk penuh dengan mata, kiranya firman
Allah dan Roh Allah menguasai hidup kita. Amin.
Tuhan YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman oleh;
Gembala
sidang; Pdt. Daniel u. Sitohang
No comments:
Post a Comment