IBADAH DOA PENYEMBAHAN 27 APRIL
2016
“KITAB KOLOSE”
(SERI 82)
Subtema : JEHOVA JIREH
Shalom…!!!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam dalam kasih
Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan
untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.
Sebelum kita tersungkur di kaki Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan dari surat yang dikirim rasul Paulus
kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1:21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya
dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Kita perhatikan
kalimat: “Kamu yang dahulu hidup jauh
dari Allah.”
Ini menunjuk kepada:
- Bangsa kafir = orang -
orang yang tidak bersunat.
- Orang fasik dengan
segala perbuatan fasik mereka.
Mereka yang dahulu
hidup jauh dari Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka dan itu
nyata dalam setiap perbuatan-perbuatan mereka yang jahat.
Pendeknya, setiap perbuatan-perbuatan
jahat menunjukkan bahwa seseorang masih hidup jauh dari Allah.
Lebih jauh kita
melihat orang yang hidup jauh dari Allah.
Efesus 2:11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan
Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan
Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan,
tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu
"jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Yang dahulu hidup
jauh dari Allah berarti: “Tanpa Kristus,
tanpa pengharapan, tanpa Allah di dalam dunia” = binasa, berujung pada
kematian yang kekal.
Kita datang kepada
Allah karena kita menaruh harapan kepada Allah sekalipun kita adalah bangsa
kafir.
Efesus 2:1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan
dosa-dosamu.
Yang dahulu hidup
jauh dari Allah; banyak melakukan pelanggaran juga banyak melakukan dosa,
sedangkan upah dosa adalah maut.
Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini,
karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang
bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka,
ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan
pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus
dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
Penyebab-penyebab terjadinya dosa:
- Mengikuti jalan dunia ini (ayat 2).
- Mentaati penguasa kerajaan angkasa (ayat
2).
- Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging (ayat 3).
Keterangan: Hidup di dalam HAWA nafsu daging dan menuruti kehendak daging
Perkara ini dikaitkan dengan pribadi Esau.
Kejadian 25:25-28
(25:25) Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti
jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau.
(25:26) Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau,
sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka
lahir.
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang
yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah
seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
(25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan,
tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
“Esau adalah
seorang yang pandai berburu daging (binatang)” = hidup di dalam hawa nafsu
daging dan menuruti kehendak daging.
Tabiat- tabiat daging.
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa
nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati,
amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap
semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa
barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian
dalam Kerajaan Allah.
Ada 15 tabiat daging yaitu: (1) Percabulan, (2)
kecemaran, (3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan,
(7) perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11)
percideraan, (12) roh pemecah, (13) kedengkian, (14) kemabukan, (15) pesta pora.
Orang yang hidup dalam hawa nafsu daging dan
menuruti keinginan daging tidak layak untuk mendapat bagian dalam kerajaan
sorga = tidak berkenan kepada Allah. Sebab itu, dengan tegas Rasul Paulus
menghimbau kepada jemaat di Galatia supaya mereka tidak hidup di dalam hawa
nafsu daging dan tidak hidup menurut kehendak daging.
Perlu untuk diketahui:
1. Hidup menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging berarti; tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh,
yaitu ibadah dan pelayanan, termasuk segala kegiatan-kegiatan di dalamnya =
tidak memikirkan perkara rohani.
Pendeknya, tidak terbeban dengan pekerjaan
Tuhan. Ayo, kita semua harus terbeban dengan pekerjaan-pekerjaan Tuhan, kalau
tidak orang yang seperti itu pasti dagingnya masih kuat.
2. Hidup menurut daging berarti; ia sedang berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat berarti; “mata ganti mata, gigi ganti gigi.”
Arti rohaninya; kejahatan dibalas dengan kejahatan
= orang yang berbuat salah tidak luput dari penghukuman = berujung pada
kematian / binasa.
Pendeknya, hukum Taurat tidak mengenal belas kasihan
dan tidak mengenal kasih karunia.
Praktek ibadahnya; dijalankan secara lahiriah
saja, yaitu; mulut memuji Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan
tubuh jasmani tetapi tidak mempersembahkan manusia batiniah di hadapan Tuhan.
Sama seperti orang yang sedang beribadah, dia
berada di dalam gereja tetapi sesungguhnya hatinya jauh dari Tuhan sehingga
setiap firman yang didengar pasti di tolak, firman Tuhan tidak tinggal diam di
dalam hidupnya.
Ibadah lahiriah tidak mengandung janji baik
untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Sejenak kita melihat...
Roma 8:7
(8:7) Sebab keinginan
daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum
Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
Orang yang hidup menurut daging tidak takluk
pada hukum Allah, tidak patuh pada ajaran yang benar sehingga menjadi seteru
dari pada Allah (musuh Allah). Sebab itu jangan bermain-main jangan mengecilkan
firman, supaya ketika Ia datang di dalam kemuliaan-Nya kita tidak dikecilkan oleh-Nya melainkan turut
bersama-sama dengan Dia di dalam kemuliaan-Nya.
Ciri-ciri hidup menurut
hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Kejadian
25:27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang
yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah
seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
“Esau seorang yang suka
tinggal di padang” à bahwa Esau adalah manusia
duniawi = lebih mengasihi dunia dari pada mengasihi Allah. Padang à dunia.
1 Yohanes 2:15
(2:15) Janganlah kamu
mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia,
maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Himbauan untuk kita malam
ini: “Janganlah kamu mengasihi dunia dan
apa yang ada di dalamnya.”
Kita tergembala dengan
baik dengan satu gembala dalam kandang penggembalaan ini, semua karena
kemurahan hati Tuhan dengan kata lain supaya kita tidak mengasihi
dunia, sebab orang yang mengasihi dunia maka kasih Allah tidak ada di dalam
orang itu. Bersyukurlah, bersyukurlah dan bersyukurlah.
Mari kita lihat apa saja
yang ada di dalam dunia...
1 Yohanes 2:16
(2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan
keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan
dari dunia.
Semua yang ada di dalam
dunia, yaitu;
1.
Keinginan daging.
2.
Keinginan mata.
3.
Keangkuhan hidup.
Perlu diketahui: Ketiga
perkara ini bukan berasal dari Allah, melainkan dari dunia, itu sebabnya dikatakan;
“orang yang mengasihi dunia maka kasih
Allah tidak ada dalam orang itu.”
Sekarang kita melihat: KEINGINAN MATA.
Keinginan mata =
memandang perkara yang berada di bawah, perkara duniawi.
Kolose 3:1-2
(3:1) Karena itu, kalau
kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana
Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
(3:2) Pikirkanlah perkara
yang di atas, bukan yang di bumi.
Kalau kita dibangkitkan
bersama dengan Kristus, maka kita wajib memandang perkara yang di atas.
Perhatikan:
-
Carilah perkara yang di atas.
-
Pikirkanlah perkara yang di atas.
Kedua kalimat ini memberi
arti; mengutamakan perkara di atas, bukan di bawah.
Pertanyaannya: Kenapa harus mengutamakan perkara di atas?
Jawabnya; karena kita
telah dibangkitkan bersama dengan Dia.
Buktinya; kita boleh
beribadah dan melayani Tuhan, maka wajib kita memandang perkara di atas.
Sebaliknya beribadah dan melayani Tuhan tetapi pandangannya tertuju kepada
perkara di bawah = manusia duniawi yang hidup menuruti keinginan
daging.
Kejadian 19:26
(19:26) Tetapi isteri
Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh
ke belakang, lalu menjadi tiang garam.
Isteri Lot menoleh
ke belakang, lalu menjadi tiang garam.
Menoleh ke belakang artinya; orang yang melayani
Tuhan tetapi perhatiannya tertuju kepada perkara di bawah.
Secara
lahiriah isteri lot menjadi tiang garam, tetapi manusia batiniahnya tidak
menjadi garam.
Apa
maksud itu semua...?
Matius
5:13
(5:13) "Kamu adalah
garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak
ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Kalau tawar hati di
tengah ibadah dan pelayanan tidak menjadi garam, tidak
memberi rasa, tidak memberi dampak positif, walaupun secara lahiriah ia melayani Tuhan (menjadi tiang garam).
Perlu untuk diketahui, kalau garam menjadi tawar,
tidak ada lagi gunanya selain di buang, diinjak orang.
Sebab itu, kalau
melayani, harus memberi rasa yang positif, jangan menyalah gunakan kepercayaan yang Tuhan berikan, yaitu; hanya untuk kepentingan diri.
Bandingkan dengan rasul
Paulus...
2 Korintus 4:16
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi
meskipun manusia lahiriah kami
semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
Ketika manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari, manusia lahiriah semakin merosot,
tetapi sekalipun demikian Rasul Paulus tidak tawar hati di tengah ibadah dan
pelayanannya.
Tidak tawar hati =
memberi rasa = memberi dampak positif terhadap sesama.
Kalau manusia lahiriah
yang naik, maka yang merosot manusia batiniah dan orang yang seperti ini suka
tawar hati di tengah ibadah dan pelayanan.
Alasan rasul Paulus tidak tawar hati di
tengah ibadah dan pelayanan adalah...
2 Korintus 4:18
(4:18) Sebab kami tidak
memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang
kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Rasul Paulus senantiasa
memandang perkara yang di atas bukan perkara yang dibawah / duniawi.
Jadi anak-anak Tuhan, khusus
imam-imam jangan lihat lahiriahnya dulu, pandang dulu yang di atas, maka nanti
yang lahiriahnya akan menyusul... Matius 6:33.
Orang yang berusaha mencari perkara di dunia ini, hidupnya akan
semakin susah, sebab semakin
dikejar justru semakin berat, ibarat memandang gunung; terlihat dekat tetapi
semakin dikejar justru semakin jauh. Gunung yang besar terlihat indah dan
dekat tetapi ketika dikejar justru jauh sekali. Jadi, jangan diputar balik
supaya kita jangan tawar hati.
Praktek memandang perkara di
atas
Kejadian 19:17
(19:17) Sesudah kedua
orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: "Larilah,
selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di
manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati
lenyap."
Larilah ke pegunungan =
berada di atas gunung Tuhan.
Saudaraku, kita telah
melihat ketika Musa berada di atas gunung Tuhan, ia menerima
dua perkara, yaitu;
a.
10 hukum Allah yang ditulis pada dua loh batu.
Inti dari 10 hukum Allah hanya satu yaitu; kasih (kasih kepada Tuhan dan sesama).
b. Musa dipercaya untuk mendirikan Tabernakel sesuai dengan petunjuk
Allah = dibawah masuk dalam
pembangunan tubuh Kristus.
Saat ini kita telah
digembalakan oleh firman pengajaran Mempelai, yang membawa kita masuk dalam
pembentukan tubuh Kristus yang sempurna = mempelai wanita.
Gunung Horeb = gunung
Tuhan.
Gunung Tuhan puncaknya
disebut juga; gunung Sion.
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada
hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu
gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan
berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku
bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke
rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya
kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman
TUHAN dari Yerusalem."
Rumah Allah Yakub disebut juga gunung Sion;
-
“Dari Sion akan keluar
Pengajaran.”
Kegunaannya: Membawa kita
masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna = menjadi mempelai wanita
Tuhan.
-
“Firman Tuhan dai
Yerusalam” = menjadi guru-guru kebenaran à orang yang melayani Tuhan.
Yerusalem adalah pusat kerajaan damai = tempat kita
beribadah dan melayani Tuhan.
Inilah keuntungan kalau
kita berada di atas gunung Tuhan; menerima pengajaran mempelai juga beribadah dan melayani
Tuhan.
Dampak positif berada di atas gunung Tuhan...
Kejadian 22:12-14
(22:12) Lalu Ia
berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab
telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak
segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
(22:13) Lalu Abraham
menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya
tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya
sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
(22:14) Dan Abraham
menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang
dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."
Di atas gunung Tuhan
segalanya tersedia kalau kita memang betul-betul mempersembahkan korba bakaran.
Korban bakaran = kasih
kepada Tuhan sampai hangus = sampai daging tidak bersuara lagi. Tuhan itu baik, berlari
saja ke atas gunung Tuhan.
Syarat untuk berada di atas
gunung Tuhan:
(ayat)
a.
“Jangan menoleh ke
belakang.”
Memberi arti dua;
-
Jangan mengulangi kesalahan yang sama.
-
Jangan memandang perkara di bawah.
b.
“Janganlah berhenti di lembah.”
Sebelum Lot memilih
berada di Sodom, memang dari kejauhan lembah ini sangat subur sekali, tanah
yang basah. Tetapi, sekalipun terlihat bahwa itu ada berkat, jangan berhenti di
situ.
Jadi kalau tergembala,
tergembalalah dengan sungguh-sungguh, dan kalau
melayani, layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh jangan tergiur dengan lembah, sekalipun itu
terlihat basah / diberkati. Ingat di atas gunung
Tuhan segalanya tersedia, sebab Dia adalah Yehova Jireh. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment