IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 3 MEI 2016
“KITAB MALEAKHI”
Subtema :
TAKJUB
KEPADA PEDANG YANG TAJAM
Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita sekaliannya, salam di dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan
kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah
pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Kita kembali memperhatikan
firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman Alkitab dari Maleakhi pasal 4.
Maleakhi 4:1
(4:1) Bahwa sesungguhnya
hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap
orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari
yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar
dan cabang mereka.
Terlebih dahulu kita memperhatikan kalimat: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang.”
Ini berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus untuk
kali yang kedua, dimana Ia tampil sebagai Raja yang berkuasa untuk menghakimi
semua bangsa = hari penghakiman.
Sebagai gambaran dari hari penghakiman itu:
“Menyala seperti perapian”. Maka yang
akan
terbakar pada hari penghakiman itu adalah; jerami.
Jerami = batang padi / batang gandum yang kering
sesudah dituai à kerohanian yang kering-kering = tidak berbuah = tidak
dapat berbuat baik.
Yohanes 15:4-6
(15:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti
ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada
pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di
dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok
anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku
di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.
(15:6) Barangsiapa tidak
tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering,
kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Penyebab kerohanian menjadi kering-kering adalah; “hidup tanpa persekutuan dengan Tuhan” =
jauh dari Tuhan = berada di luar Tuhan....“Seperti
ranting tidak melekat pada pokok anggur dan menjadi kering, tidak menghasilkan
buah.”
Tidak menghasilkan buah, artinya; tidak dapat berbuat
apa-apa = tidak dapat berbuat baik = tidak dapat menyenangkan hati Tuhan.
Siapapun dia biar orang kaya, pintar, kalau jauh dari
Tuhan dia tidak akan pernah bisa menghasilkan sesuatu yang baik.
Lebih jauh mengenai kerohanian yang kering-kering...
Yeremia 17:5-6
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan
manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari
pada TUHAN!
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan
mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang
gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Mengandalkan manusia dan
kekuatannya sendiri = bergantung pada kekuatannya dan manusia, berarti; tidak
bergantung kepada kemurahan hati Tuhan,
kerohanian yang kering-kering.
Kerohanian yang kering-kering diumpamakan seperti tiga
hal, yaitu;
1.
“Seperti semak bulus di
padang belantara” = tanpa pemeliharaan Tuhan.
2.
“Tidak akan mengalami
datangnya keadaan baik” = tidak mengalami pemulihan.
3.
a.“Ia akan
tinggal di tanah angus di padang gurun” = gersang, tandus, tidak
menghasilkan apa-apa.
b.“Tinggal di negeri
padang asin yang tidak berpenduduk” = hidup tanpa kasih Allah.
Tinggal di daerah
yang
tidak berpenduduk = hidup menyendiri. Kalau hidup seorang diri di tengah orang
banyak = hidup tanpa kasih Allah.
Yeremia 17:4
(17:4) Engkau terpaksa
lepas tangan dari milik pusakamu yang telah Kuberikan kepadamu, dan Aku akan
membuat engkau menjadi budak musuhmu di negeri yang tidak kaukenal, sebab dalam
murka-Ku api telah mencetus yang akan menyala untuk selama-lamanya."
“Lepas tangan dari milik
pusaka yang dipercayakan oleh Tuhan.”
Artinya; melepaskan diri dari ibadah dan pelayanan.
Milik pusaka à harta warisan itulah
ibadah dan pelayanan.
Tuhan telah mewariskan ibadah dan pelayanan ini kepada
kita sebagai milik pusaka yang harus dipertahankan, jangan lepaskan apapun
alasannya.
Akibat lepas tangan dari milik pusaka: “Menjadi budak musuh atas seijin Tuhan.”
Ada 2 musuh utama / musuh abadi;
1.
Daging dengan segala hawa nafsu
dan keinginannya.
Daging itu musuh dalam selimut karena daging tinggal
bersama-sama dengan kita.
Jadi jangan biasakan hidup menurut keinginan daging.
Jangan meninabobokkan daging, asal ada makanan dan minuman, cukuplah. Karena
setiap orang yang hidup menurut keinginan daging, hanya memikirkan hal-hal dari
daging, tidak memikirkan hal-hal dari Roh. Tidak akan memikirkan
kemajuan-kemajuan dari ibadah
dan pelayanan dalam kandang penggembalaan.
2.
Iblis / setan = roh jahat dan roh najis = penghulu di udara dengan segala
tipu dayanya.
-
Roh jahat disebut juga serigala.
Pekerjaan serigala:
Menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba sehingga kawanan domba tidak
tergembala dengan baik... Yohanes 10:12.
-
Roh najis disebut juga dengan; burung.
Pekerjaan roh najis;
menghambat pembangunan tubuh Kristus.
Tempat ketika diperbudak oleh
musuh.
Jawabnya: “Di negeri
yang tidak mereka kenal.”
Ada 2 kali bangsa Israel diperbudak musuh.
-
Selama 430 tahun di Mesir.
Bangsa Israel diperbudak dengan kerja paksa sampai
memahitkan hati mereka.
Kalau seseorang diperbudak oleh dosa tanpa hari
perhentian (sabat) maka yang akan terjadi adalah; capek hati / lelah hati sampai hati terasa pahit.
Itulah yang dialami bangsa Israel selama 430 tahun diperbudak
di Mesir.
-
Selama 70 tahun di Babel.
Babel adalah tempatnya roh jahat dan roh najis
bersembunyi.
Kesimpulannya; bangsa Israel diperbudak musuh di
negeri yang tidak mereka kenal yaitu;
Mesir dan Babel.
Tuhan menjanjikan suatu negeri kepada bangsa Israel
itulah negeri Kanaan tujuannya; supaya mereka dapat beribadah dan melayani
Tuhan.
Tempat kita beribadah dan melayani Tuhan sangat
familiar, sangat kita kenal sekali, karena di luar ibadah dan pelayanan adalah
tempat yang tidak kita kenal / asing bagi kita. Oleh sebab itu, kalau ada orang
yang lebih suka diluar sana dari pada berada di negeri yang Tuhan janjikan,
tanda bahwa ia sedang diperbudak musuh.
Kalau seseorang lebih mengenal dunia dan daerah kefasikan
yaitu; tempat roh jahat dan roh najis, berarti; dapat dipastikan ia sedang
diperbudak oleh musuh. Itu sebabnya, Daud lebih suka satu hari di pelataran bait Allah dari pada beribu ribu hari di
tempat lain.
Pertanyaannya: Siapakah
yang digambarkan seperti jerami?
Jawabnya: “Orang
gegabah dan semua orang yang berbuat fasik.”
Sejenak kita melihat orang
yang gegabah...
Maleakhi 3:13-15
(3:13) Bicaramu kurang ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu
berkata: "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?"
(3:14) Kamu berkata: "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah
untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan
dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?
(3:15) Oleh sebab itu
kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur
orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka
luput juga."
Orang gegabah berkata, antara lain;
a.
"Adalah sia-sia
beribadah kepada Allah.”
b.
“Apakah untungnya kita
memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya?”
c.
“Apakah untungnya
berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan Tuhan semesta alam?”
Pendeknya, perkataan
orang gegabah adalah perkataan kurang ajar.
Saudaraku, sebagai anak
Tuhan jangan terlalu gampang mengucapkan kata-kata. Apalagi berbicara tentang
yang berkaitan dengan kandang penggembalaan di dalamnya ada gembala Agung, jangan ya, tidak boleh.
Keterangan: “Apakah untungnya berjalan
dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?”
Arti rohaninya: Tidak ada untungnya menyesali
kesalahan dan tidak ada untungnya bersedih hati atas dosa-dosa yang pernah
terjadi.
Menyesallah terhadap kesalahan yang sudah pernah
dilakukan, tetapi kalau menyesal jangan ulangi lagi, cukup satu kali jangan
berkali-kali, kalau berkali-kali menyesal berarti melakukan kesalahan
berkali-kali, ini namanya orang bebal, tidak bisa diajar lagi.
Contoh berjalan dengan
tidak memakai pakaian berkabung...
Matius 11:20
(11:20) Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat,
sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya:
Yesus mengecam kota-kota
yang tidak mau bertobat dan berkabung, sekalipun di situ yang paling
banyak terjadi mujizat-mujziat-Nya, antara lain;
Yang pertama: Kota Khorazim
dan Betsaida.
Matius 11:21-22
(11:21) "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena
jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di
tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung.
Oleh karena mujizat yang
sama yang terjadi di Khorazim dan Betsaida, Tirus dan Sidon sudah lama
bertobat. Sesungguhnya, mujizat lebih banyak terjadi di Khorazim dan
Betsaida.
Ada hal yang harus kita
ketahui dengan pasti; kalau orang lain bisa bertobat, berjalan dengan
menggunakan pakaian kabung, seharusnya kita juga bisa.
Waktu sekolah Alkitab
saya juga seperti itu, pada waktu itu saya yang paling terbelakang, tetapi saya
berusaha mengajar ketertinggalan saya. Saya punya tekat yang kuat di dalam hati, kalau dia bisa kenapa saya tidak bisa, kalau
dia bisa menjadi manusia rohani, kenapa saya tidak bisa???
Kalau orang lain ditolong
oleh Tuhan, kita juga akan di tolong oleh Tuhan, asal kita mau menyerahkan
diri, persoalannya di situ.
Mujizat yang terbesar
adalah air berubah menjadi anggur.
Kalau firman yang
rahasianya dibukakan, mendarah daging, seperti 6 tempayan yang diisi oleh air,
sekali waktu kita akan berubah menjadi manusia rohani; air menjadi anggur,
menjadi manusia rohani. Itu mujizat pertama dan yang terbesar.
Kalau oleh karena mujizat
ini orang lain bisa berubah, bertobat dan berkabung, kenapa kita tidak bisa?
Saya banyak melakukan
kesalahan di masa lalu, bahkan tidak terhingga, tetapi saya punya prinsip dan tekad
yang kuat, saya harus bisa bangkit lagi dari keterpurukan. Dan ternyata benar,
Tuhan tolong, asal kita mau.
Yang kedua: Kota Kapernaum
Matius 11:22-23
(11:22) Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan
Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.
(11:23) Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke
langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika
di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota
itu tentu masih berdiri sampai hari ini.
(11:24) Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan
negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu."
Karena Kapernaum tidak mau bertobat dan berkabung, maka Tuhan menurunkan ke dunia orang mati,
yaitu; lautan api kedua. Kemudia Tuhan memberi suatu perbandingan; seandainya mujizat
yang terjadi di Kapernaum juga terjadi di Sodom, niscaya kota Sodom masih
berdiri sampai sekarang.
Jangan sampai kita yang sudah menerima mujizat yaitu; firman pengajaran mempelai dalam
terangnya Tabernakel namun tidak mau berkabung dan bertobat / bangga dengan
pengajaran mempelai tetapi tidak mau bertobat.
Yesus tampil di Kapernaum sebanyak empat kali, dua
diantaranya mengadakan mujizat.
1.
Matius 4:13.
2.
Matius 8:3 à Yesus menyembuhkan
seorang hamba perwira di Kapernaum.
3.
Markus 1:21 à Mengajar di
rumah
ibadat dan menyembuhkan seorang yang kerasukan Setan.
4.
Yohanes 2:12
Mujizat
pertama.
“Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum....”
Matius 8:3
Kesembuhan terjadi terhadap hamba perwira
tersebut dengan sepatah kata saja,
sesuai dengan imannya.
Sepatah kata = kebenaran karena iman, dengan
praktek; dengar-dengaran.
Bukti dengar-dengaran; pergi, datang dan kerjakan.
-
“Pergi” itu
tanda pengutusan. Orang yang diutus itu selalu berdua-duaan artinya; hidup oleh firman dan Roh, bagaikan sepasang bola mata.
-
“Datang”
berarti bertanggung jawab atas pekerjaan Tuhan. Datang = menghampiri takhta kasih karunia = mempertanggungjawabkan ibadah
dan pelayanan.
-
“Kerjakan”
berarti bekerja dan melayani Tuhan.
Perwira itu berkata; aku
tidak layak menerima engkau di dalam rumah.
Inilah alasan sehingga perwira tersebut merindukan sepatah kata.
Saudaraku, orang yang
dengar-dengaran, selalu merasa tidak layak, tidak ada apa-apanya, senantiasa
menempatkan diri rendah di bawah kaki Tuhan. Hal ini telah saya sampaikan dua minggu yang lalu.
Mujizat
kedua
Markus 1:21
(1:21) Mereka tiba di
Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat
dan mengajar.
Yesus berada di Kapernaum untuk yang kedua kalinya.
Kemudian, setelah hari sabat mulai, Yesus masuk ke
dalam rumah ibadat dan mengajar.
Hari sabat = hari yang ketujuh = hari perhentian bagi
Tuhan Allah.
Saat kita masuk pada hari perhentian bagi
Allah, pada saat itulah kita mendapatkan ajaran-ajaran yang mulia dari Tuhan,
antara lain.
1.
Keluaran 20:8-11
(20:8) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
(20:9) enam hari lamanya engkau akan bekerja dan
melakukan segala pekerjaanmu,
(20:10) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN,
Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki,
atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau
hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
(20:11) Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan
langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh;
itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Ajaran yang kita terima
ketika menguduskan hari sabat adalah; untuk mengikuti teladan Allah
sebab enam hari lamanya Allah menjadikan langit dan bumi serta isinya, dan pada
hari yang ketujuh ia berhenti.
Yohanes 8:13-15
(13:13) Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan
katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.
(13:14) Jadi jikalau Aku
membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling
membasuh kakimu;
(13:15) sebab Aku telah
memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti
yang telah Kuperbuat kepadamu.
Teladan yang harus kita
ikuti dari Yesus Kristus adalah; saling membasuh kaki sesama.
Kalau Yesus berbuat
seperti ini, maka kita juga wajib melakukannya, kepada sesama karena itu suatu teladan yang baik.
Yohanes 13:16
(13:16) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang
hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada
dia yang mengutusnya.
Mengikuti teladan Yesus Kristus yaitu; saling membasuh kaki,
menunjukkan bahwa dia adalah seorang hamba.
Hamba Tuhan = hamba
kebenaran.
Jadi sekalipun dia bukan
seorang pendeta, bukan seorang yang mempunyai pendidikan tinggi, tetapi kalau saling
membasuh kaki sesama, maka dia disebut hamba Tuhan, hamba kebenaran.
Sekali lagi saya tandaskan, yang disebut hamba Tuhan
adalah; kalau kita mau saling membasuh kaki sesama,
bukan ditentukan oleh gelar yang diperoleh.
Membasuh kaki sesama =
saling mengampuni.
Yohanes 13:4-5
(13:4) Lalu bangunlah
Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan
mengikatkannya pada pinggang-Nya,
(13:5) kemudian Ia
menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya
lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.
“Mengikatkan kain lenan pada pinggang-Nya” à bahwa Dia adalah
hamba Tuhan.
Setelah Yesus membasuh
kaki murid-murid, lalu menyekanya dengan kain
lenan yang terikat pada pinggang-Nya itu à pelayanan disertai
dengan kasih.
Melayani itu harus
disertai dengan kasih, tidak boleh pilih kasih, melayani itu harus dimulai dari
ketulusan.
Sejauh ini Tuhan mampukan
saya untuk tidak memandang muka, tidak pilih kasih, doakan terus supaya saya
tetap seperti itu tidak memandang muka dalam
melayani Tuhan.
Yohanes 12:25-26
(12:25) Barangsiapa
mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak
mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
(12:26) Barangsiapa
melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun
pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
Perlu
diketahui:
-
Seorang hamba / pelayan Tuhan, harus mengikut Tuhan artinya; sangkal diri pikul salibnya = rela kehilangan nyawanya.
-
Di mana Yesus berada, di situpun seorang pelayan
akan berada = tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan.
Berarti; senantiasa mengikuti teladan Yesus dengan tepat dan benar.
Sebab itu seorang hamba Tuhan harus mengikuti Yesus
tepat dimana Ia berada. Keberadaan Yesus Kristus tepat pada salib, suatu teladan yang harus
kita ikuti.
Kita lihat lebih jauh hamba Tuhan yang seperti
ini...
Lukas 22:24
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid
Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
Kalau saling membesarkan diri sekalipun dalam perjamuan,
pasti di situ terjadi pertengkaran.
Saat ini kita sedang dalam perjamuan,
ada roti, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan. Tetapi kalau satu dengan
yang lain / imam-imam saling membesarkan diri di
tengah-tengah ibadah dan pelayanannya, pasti di situ terjadi pertengkaran hebat.
Lukas 22:25
(22:25) Yesus berkata
kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan
orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
Untuk ukuran dunia;
-
"Raja-raja
bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka.”
-
“orang-orang yang
menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.”
Bandingkan dengan seorang
pelayan Tuhan / standar hamba Tuhan:
Lukas 22:26
(22:26) Tetapi kamu
tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi
sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
Sebagai ukuran
untuk pelayan Tuhan:
-
“Yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda.”
Muda
à minim pengalaman,
berarti; selalu mau diajar dan selalu belajar = tidak berpuas diri.
Itulah
orang yang terbesar di dalam Tuhan, hamba Tuhan yang besar di dalam Tuhan.
-
“Pemimpin sebagai pelayan.”
Pemimpin terbesar adalah;
jikalau dia mau melayani, kalau tidak mau melayani dia bukan seorang pemimpin,
sebab dirinya saja tidak terpimpin, bagaimana dia disebut seorang pemimpin.
Sekarang kita lihat...
Lukas 22:27
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk
makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di
tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Yesus melayani, Dia
pemimpin terbesar sepanjang zaman, sebab Dia datang bukan untuk dilayani
melainkan untuk melayani.
Lukas 22:28
(22:28) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan
Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.
“Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku
dalam segala pencobaan yang Aku alami” = Seorang hamba Tuhan harus tetap mengikuti Tuhan dan dimana Yesus berada di
situ juga seorang pelayan Tuhan berada.
Itulah hamba-hamba Tuhan (orang yang melayani Tuhan), tepat di mana Yesus
berada, di situ juga ia berada = sangkal diri dan pikul
salib jangan jauh dari situ.
Itulah ajaran yang pertama, pada saat kita menguduskan hari sabat.
2.
Ulangan 5:14
(5:13) Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan
melakukan segala pekerjaanmu,
(5:14) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN,
Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki,
atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau
lembumu, atau keledaimu, atau hewanmu yang manapun, atau orang asing yang di
tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan berhenti
seperti engkau juga.
(5:15) Sebab haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu
budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu
dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu,
memerintahkan engkau merayakan hari Sabat.
Ajaran yang kedua saat
menguduskan hari sabat adalah; supaya terlepas
dari perbudakan dosa.
Saudaraku, bangsa Israel
pernah diperbudak oleh Mesir selama 430 tahun lamanya. Ini jangka waktu yang
lama sekali, sepertinya ditinggalkan oleh Tuhan.
Mari kita lihat itu..
Keluaran 1:10-14
(1:10) Marilah kita
bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah
banyak lagi dan--jika terjadi peperangan--jangan bersekutu nanti dengan musuh
kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini."
(1:11) Sebab itu
pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan
kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni
Pitom dan Raamses.
(1:12) Tetapi makin
ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa
takut kepada orang Israel itu.
(1:13) Lalu dengan kejam
orang Mesir memaksa orang Israel bekerja,
(1:14) dan memahitkan
hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu
bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan
kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.
Bangsa Israel ditindas dengan kerja paksa
sampai memahitkan hidup mereka.
Kalau seseorang diperbudak oleh dosa, tanpa
hari perhentian, tanpa menguduskan hari sabat, maka hidupnya akan mengalami
suatu kepahitan, tertindas oleh dosa kejahatan dan tertindas oleh dosa
kenajisan.
Sebaliknya, kalau kita menguduskan
hari sabat di situ kita mendapat suatu ajaran supaya kita terlepas dari
perbudakan dosa.
Saya tidak yakin orang
yang di luar sana, saat menghadapi masalah, dia mendapat solusi kemudian
mendapat suka cita besar.
Hiburan yang berasal dari dunia adalah hiburan sesaat, bersifat sementara dan tidak memberi jawaban,
justru menambah masalah. Minum / mabok, justru menghabiskan uang, tambah lagi
masalah. Ini harus diperhatikan sungguh-sungguh.
Adapun kerja paksa itu
antara lain:
a.
“Mengerjakan tanah liat” = melakukan perbuatan
yang sia-sia, yaitu; hidup dalam dosa kejahatan dan kenajisan. Inilah yang
membuat seseorang menjadi hina seperti tanah liat.
Pokoknya,
kalau seseorang mengerjakan pekerjaan yang sia-sia yaitu melakukan kejahatan dan
kenajisan, itu yang membuat seseorang hina. Orang-orang yang di luar
Tuhan, orang-orang yang tidak mau masuk pada hari perhentian, keinginannya hanya untuk mengerjakan tanah liat, tidak lebih dan tidak kurang.
b.
“Mengerjakan batu bata” artinya; hidup dalam
hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Batu penjuru adalah dasar dari
tiap-tiap bangunan, itulah Yesus Kristus yang disalibkan (korban Kristus),
tetapi batu bata adalah hawa nafsu
daging dan segala keinginannya, itulah orang yang tidak mau menguduskan hari
sabat. Setiap saat, setiap waktu hanya hidup menuruti keinginan daging,
akhirnya akan memahitkan hidup seseorang.
15
perbuatan daging dalam Galatia 15:19-21
semua, tidak ada yang pada akhirnya / endingnya mendatangkan sesuatu yang baik,
yang memuaskan hati Tuhan, justru memahitkan hidup seseorang.
Tetapi
puji Tuhan, ketika Yesus berada di Kapernaum, Ia mengajar pada hari sabat,
ajaran ini sudah kita terima pada malam ini. Ajaran pertama; supaya kita mengikuti contoh teladan Yesus, ajaran kedua; supaya kita terlepas dari
perbudakan dosa.
Mari kita lihat...
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging
telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan
berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri
sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan
kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal
yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
15 perbuatan daging
menghabisi manusia rohani, sebab itu rasul Paulus dengan tegas
menghimbau supaya mereka jangan hidup menuruti hawa nafsu daging dan jangan
menuruti kehendak daging = jangan lagi mengerjakan batu bata.
Mari kita lihat menara
babel...
Kejadian 11:1-6
(11:1) Adapun seluruh
bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.
(11:2) Maka berangkatlah
mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu
menetaplah mereka di sana.
(11:3) Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita
membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai
mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat.
(11:4) Juga kata mereka:
"Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang
puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan
terserak ke seluruh bumi."
(11:5) Lalu turunlah
TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu,
(11:6) dan Ia berfirman:
"Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah
permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan,
tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.
Kalau pekerjaannya hanyalah tanah liat dan batu bata yang terjadi adalah:
a.
Tidak akan pernah menghasilkan
sesuatu yang baik bahkan apapun yang direncanakan tidak terlaksana.
b.
Justru hanya menceraikan saudara bersaudara, menceraikan satu dengan yang
lain (tercerai-berai) = berserak ke seluruh dunia.
Lihat, orang yang mengerjakan tanah liat dan batu bata, hanya untuk mencari
nama bukan mencari Tuhan
sehingga orang yang hanya mencari nama mendirikan menara sampai ke langit, itu
adalah suatu kesombongan, tetapi Tuhan gagalkan.
Tidak ada artinya kita mencari nama di muka
bumi ini, supaya dihormati, supaya terkenal atau berusaha menjadi kaya untuk
mencari nama, berusaha memiliki gelar yang tinggi untuk mencari nama, tidak ada
artinya kalau di luar Tuhan, justru membuat dia terpisah jauh dari Tuhan.
Mengerjakan tanah liat dan batu bata
tidak dapat mempersatukan kita, justru yang terjadi di situ adalah kesombongan,
cari nama. Sebab itu dalam kesempatan yang kedua penampilan
Yesus Krisus di Kapernaum Ia
mengajarkan dua perkara ini.
Jangan sampai karena roh jahat dan roh najis,
keluarga besar GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon jadi terpisah, hati-hati,
tidak ada artinya itu, jangan kerjakan sesuatu yang hina.
Mari kita lihat ending
dari dua ajaran ini...
Markus 1:22
(1:22) Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka
sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.
Orang-orang yang berada
di Kapernaum, atau orang-orang yang menerima ajaran itu takjub.
Kalau kita takjub
terhadap dua ajaran ini, membuktikan bahwa Yesus tampil sebagai Imam Besar.
Kalau kita menjalankan ibadah dan pelayanan tanpa kehadiran dari
Imam Besar tidak ada artinya. Kalau imam besar hadir di dalam sebuah ibadah maka
giring-giring di ujung jubahnya harus bersuara, itu tanda kehadiran dari imam besar.
Siapa kita ini yang
selalu mengerjakan tanah liat dan batu bata, semuanya hina, dan mengarah kepada
kehancuran? Tetapi malam ini Yesus hadir di tengah-tengah kita, Ia tampil
sebagai Imam Besar, memperdamaikan dosa kita, Dia menjadi pengantara antara Allah dengan manusia, itu menunjukkan keadilan-Nya
bagi kita di masa sekarang ini.
Kita takjub mendengar
pengajaran ini karena kita mau disucikan
“Yesus mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti
ahli-ahli Taurat.”
Ahli-ahli Taurat;
mengerti firman tetapi tidak menjadi pelaku.
Berarti; mengajar sebagai
orang yang berkuasa artinya; firman Allah itu sudah terlebih dahulu mendarah
daging dalam kehidupan-Nya à firman yang tajam yaitu; pedang bermata dua.
Orang bisa takjub
mendengarkan ajaran kalau yang disampaikan itu adalah pedang bermata dua.
Mari kita lihat kuasa dari pedang
bermata dua..
Ibrani 4:12
(4:12) Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk
amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup
membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Pedang bermata dua itulah
disebut dengan firman yang hidup dan kuat. Ahli Taurat, mengerti
firman tetapi tidak menjadi pelaku, jadi firman itu tidak pernah kena dirinya,
tidak pernah mengoreksi dirinya.
Kalau firman tidak kena
dulu, tidak ada kuasa, bagi seorang
hamba Tuhan yang menyampaikan Firman Allah.
Selain hidup dan kuat dia
menusuk amat dalam, artinya; mengoreksi dosa yang terselubung, tersembunyi di
bagian dalam sekali, antara lain;
-
“Jiwa dan roh.”
Perlu diketahui; roh
manusia adalah motor penggerak dari tubuh.
Jadi pergerakan seseorang
itu tergantung dari roh itu sendiri, kalau rohnya dikuasai oleh Roh Tuhan maka
pergerakannya sesuai dengan pimpinan Roh itu. Tetapi kalau rohnya dikuasai
dusta, maka pergerakannya juga dikuasai dusta. Di sini kita melihat pedang
bermata dua itu sanggup menyucikan jiwa dan roh manusia.
Kenapa pergerakan
seseorang najis? Karena dirinya dikuasai
oleh roh najis.
-
“Sendi-sendi dan
sum-sum.”
Yaitu; menyucikan dosa
yang disembunyikan di balik kekerasan hati.
Sum-sum berada di dalam
tulang yang keras itu berbicara tentang kebenaran diri sendiri, di situlah dosa
disembunyikan. Tetapi pedang bermata dua mampu menyucikan dosa di balik
kekerasan hati.
Kemudian, sendi-sendi adalah
gambaran dari dosa yang disembunyikan dibalik cela-cela.
-
“Sanggup membedakan
pertimbangan dan pemikiran hati kita.”
Pertimbangan yang salah
disucikan. Ketika kita membuat suatu rencana terlebih dahulu dipertimbangkan.
Kenapa rencana menjadi salah? Karena pertimbangan manusia salah.
Kalau seseorang banyak
melakukan suatu pekerjaan yang salah, itu karena pertimbangannya salah. Sebab
itu, sebelum melangkah lebih jauh, pertimbangkan dulu dengan matang, sesuai
degan firman yang kita terima, kalau tidak, pasti banyak kesalahan dalam
menyusun rencana-rencana ke depan.
Ini pun disucikan dan
pikiran hati yang salah juga disucikan.
Siapa yang bisa melihat
pikiran manusia? Siapa yang bisa melihat hati manusia? Selain firman Allah yaitu pedang bermata dua, yang lebih tajam.
Kita harus segera
menyerah kepada ajaran ini, tidak boleh bertahan (keras
hati), supaya kita bisa takjub
dan bisa melihat kemuliaan Allah di dalam kehidupan kita dan hidup kita menjadi
indah dalam pengikutan kita kepada Tuhan, melayani Tuhan itu menjadi indah.
Mengerjakan suatu pekerjaan di dalam ibadah dan pelayanan menjadi indah, karena
sudah diawali takjub melihat pedang bermata dua,
sehingga melayani Tuhan bukan lagi suatu keterpaksaan.
Ibrani 4:13
(4:13) Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya,
sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya
kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Tidak ada yang
tersembunyi di hadapan Tuhan, semuanya harus kita pertanggung jawabkan di
hadapan Tuhan malam ini, segera menyerah kepada Dia, sebab segala sesuatu kita pertanggung
jawabkan kepada Dia. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment