Ibadah kaum muda remaja, 30 APRIL 2016
“STUDY YUSUF”
(SERI 97)
Subtema : KASIH YANG
SEMPURNA
Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, oleh karena
kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Kaum Muda Remaja sebagaimana biasanya ditempat ini.
Mari kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah kaum muda
remaja itulah study Yusuf dari Kejadian 39.
Kejadian 39:11
(39:11) Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam rumah untuk melakukan
pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorangpun tidak ada di rumah.
Ayat ini menunjukan bahwa Yusuf adalah seorang hamba Tuhan yang
bertanggungjawab.
Kolose 3:22
(3:22) Hai
hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya
di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati
karena takut akan Tuhan.
Kalau seorang hamba Tuhan bertanggungjawab
= taat kepada tuannya dalam segala hal, sehingga dengan demikian ia dapat
mengerjakan pekerjaan dengan tulus hati dan menyenangkan tuannya.
Kesimpulannya: Hamba yang taat
adalah hamba yang takut akan Tuhan, sebab hamba Tuhan yang takut Tuhan pasti
bertanggungjawab karena ia melakukannya dengan ketulusan hatinya untuk
menyenangkan hati tuannya.
Pendeknya, hamba yang taat kepada
tuannya adalah hamba yang takut akan Tuhan.
Amsal 8:13
(8:13) Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada
kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu
muslihat.
Takut akan Tuhan, berarti; “membenci kejahatan.”
Adapun kejahatan yang
dibenci adalah; “benci kepada
kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu
muslihat.”
Namun ada satu lagi yang
harus dibenci yaitu; dosa kenajisan.
Alasannya kita bisa lihat
dalam...
Wahyu 18:2
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah
rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman
roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi
segala burung yang najis dan yang dibenci,
Roh najis itu sangat dibenci oleh
Tuhan. karena Tuhan membenci roh najis, maka kita juga harus membenci segala
kenajisan, kalau menyukai kenajisan berarti dengan berani menjadi musuhnya
Tuhan.
Apa yang dibenci Tuhan itu juga
yang harus kita benci, kalau menyukai apa yang dibenci Tuhan berarti menjadi
musuhnya Tuhan.
Jadi, mau tidak mau harus
membenci roh najis, tanda bahwa seseorang takut akan Tuhan.
Mari kita lihat pembuktian bahwa
Yusuf adalah hamba yang takut akan Tuhan.
Kejadian 39:12-13
(39:12) Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: "Marilah
tidur dengan aku." Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan
itu dan lari ke luar.
(39:13) Ketika dilihat perempuan itu, bahwa Yusuf meninggalkan bajunya
dalam tangannya dan telah lari ke luar,
Yusuf tidak mau bersetubuh dengan
isteri Potifar = membenci dosa kenajisan.
Kejadian 39:10
(39:10) Walaupun dari
hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya
itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.
Walaupun Yusuf dibujuk dari hari
ke hari, untuk bersetubuh dengannya tetapi ia tidak mendengarkan bujukannya
itu, karena Yusuf membenci dosa kenajisan.
Biarlah kiranya pemuda remaja
Serang juga Cilegon, membenci dosa kenajisan. Jangan salah-salah menggunakan
alat-alat elektronik, mulai dari pada hand phone, ipad, laptop dan apapun yang
sejenis.
Saudaraku, semua hal itu dapat
membujuk seseorang sehingga jatuh dalam dosa kenajisan, ini harus diperhatikan
sungguh-sungguh, apalagi sudah digembalakan oleh firman pengajaran mempelai
harus benar-benar hidup di dalamnya. Bukan hanya tubuh jasmani yang terlihat rapi,
tetapi manusia batiniah juga harus rapi tersusun, karena kita bertanggungjawab
bukan kepada manusia tetapi kepada Tuhan, segala tindak tanduk kita pertanggung
jawabkan kepada Tuhan, jangan takut manusia. Kalau takut pada manusia, kita
hanya melihat manusianya.
Ciri seorang hamba bila
membenci dosa kenajisan: “Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan
itu dan lari ke luar.”
Yusuf melepaskan diri
dari cengkraman isteri Potifar dengan cara meninggalkan bajunya di tangan
isteri Potifar.
Kejadian 39:13-17
(39:13) Ketika dilihat perempuan itu, bahwa Yusuf meninggalkan bajunya
dalam tangannya dan telah lari ke luar,
(39:14) dipanggilnyalah seisi rumah itu, lalu katanya kepada mereka:
"Lihat, dibawanya ke mari seorang Ibrani, supaya orang ini dapat
mempermainkan kita. Orang ini mendekati aku untuk tidur dengan aku, tetapi aku
berteriak-teriak dengan suara keras.
(39:15) Dan ketika didengarnya bahwa aku berteriak sekeras-kerasnya,
ditinggalkannyalah bajunya padaku, lalu ia lari ke luar."
(39:16) Juga ditaruhnya baju Yusuf itu di sisinya, sampai tuan rumah
pulang.
(39:17) Perkataan itu jugalah yang diceritakan perempuan itu kepada
Potifar, katanya: "Hamba orang Ibrani yang kaubawa ke mari itu datang
kepadaku untuk mempermainkan aku.
Isteri Potifar memfitnah Yusuf
dan mengadukan perkara itu kepada seisi rumah dan suaminya (Potifar), hal ini
dia lakukan untuk membela dirinya.
Matius 5:39-40
(5:39) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang
berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah
juga kepadanya pipi kirimu.
(5:40) Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini
bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
Tindakan-tindakan saat difitnah:
a.
Jangan melawan orang yang berbuat jahat.
b.
Orang yang hendak mengingini baju, serahkan jubah.
Artinya; melayani orang yang
menyakiti.
-
Baju à tabiat / perbuatan
benar.
-
Jubah à pakaian dari seorang
imam / seorang pelayan Tuhan = pelayanan disertai dengan kasih.
Kasih menutupi banyak
dosa .... 1 Petrus 4:8.
Kasih sebagai
pengikat yang menyatukan dan menyempurnakan ... Kolose 3:14.
Keluaran 28:1-3
(28:1) "Engkau harus menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan
anak-anaknya datang kepadamu, dari tengah-tengah orang Israel, untuk memegang
jabatan imam bagi-Ku--Harun dan anak-anak Harun, yakni Nadab, Abihu, Eleazar
dan Itamar.
(28:2) Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu,
sebagai perhiasan kemuliaan.
(28:3) Haruslah engkau mengatakan kepada semua orang yang ahli, yang
telah Kupenuhi dengan roh keahlian, membuat pakaian Harun, untuk menguduskan
dia, supaya dipegangnya jabatan imam bagi-Ku.
Jubah adalah pakaian dari seorang
yang memegang jabatan imam / pelayan Tuhan.
Jubah disebut juga pakaian kudus
berarti seorang imam / pelayan Tuhan / hamba Tuhan harus melayani di dalam kekudusan.
Yusuf adalah seorang hamba Tuhan
yang mempertahankan kekudusannya, sehingga ketika ia difitnah, ia tetap berdiam
diri, dia tidak mengadakan suatu pembelaan sedikitpun di hadapan seisi rumah
dan kepada Potifar = pelayanan disertai dengan kasih.
Kejadian 37:3
(37:3) Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab
Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah
yang maha indah bagi dia.
Yusuf memang memiliki jubah yang
maha indah, itu sebabnya ketika isteri Potifar mengadukan atau memfitnah dia (mengingini
bajunya), justru melayani dengan kasih (memberi jubah), dengan bukti; dia tidak
mengadakan perlawanan atau pembelaan sedikitpun terhadap seisi rumah terlebih
terhadap Potifar, sebab itu sungguh masuk akal jika Yakub lebih mengasihi
Yusuf, dari pada anak-anaknya yang lain.
Kejadian 37:2
(37:2) Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh
belas tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama
dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan
Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
Dari sejak semula Yusuf terbiasa
menghadapi kejahatan dari saudara-saudaranya, namun ia tidak mengadakan
perlawanan melainkan menyerahkan segala perkaranya kepada bapanya.
Itulah orang yang memegang
jabatan imam, seorang pelayan Tuhan.
Ada satu hal yang tidak boleh
kita lupakan dari ayat ini, yaitu; “Yusuf, tatkala berumur
tujuh belas tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba.”
Artinya; tergembala itu sudah menjadi tabiat /
mendarah daging, sehingga orang yang tergembala ketika ia menjalankan ibadah
dan pelayanannya kepada Tuhan bukanlah suatu rutinitas secara lahiriah.
Di sini kita lihat usia Yusuf 17 tahun; remaja
menuju dewasa, masih muda sekali.
Kembali saya katakan; dari sejak semula Yusuf
terbiasa menghadapi kejahatan dari saudara-saudaranya, namun ia tidak mengadakan
perlawanan melainkan menyerahkan
segala perkaranya kepada bapanya.
Pendeknya, Yusuf telah mengikuti
teladan Yesus Kristus.
Mari kita lihat..
1 Petrus 2: 21
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah
menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu
mengikuti jejak-Nya.
Kehidupan muda remaja di panggil supaya kita
mengikuti jejak / teladan Kristus.
1 Petrus 2: 22-23
(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
(2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki;
ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia,
yang menghakimi dengan adil.
Adapun jejak Kristus / teladan
yang ditinggalkan-Nya adalah;
a.
“Ia tidak berbuat dosa.”
Artinya; bebas dari ragi
keburukan dan kejahatan.
b.
“Tipu tidak ada dalam mulut-Nya” = tidak ada dusta.
Perlu untuk
diketahui; apabila seseorang tidak salah dalam perkataannya, maka ia sempurna
dalam seluruh hidup.
Hidup terdiri dari;
- Hati, pikiran,
perasaan.
- Tubuh, jiwa dan roh.
c.
“Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas
dengan mencaci maki.”
Artinya; tidak membalas
kejahatan dengan kejahatan = penuh kasih karunia = belas kasih.
d.
“Ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam,
tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.”
Menyerahkan segala
persoalan kepada Tuhan.
1 Petrus 2: 24
(2:24) Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu
salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh
bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Pendeknya, mengikuti teladan
Yesus Kristus = tetap tekun memikul salib, sehingga kita yang telah mati
terhadap dosa hidup untuk kebenaran.
Praktek menyerahkan
jubah.
Matius 5:39-40
(5:39) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang
berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah
juga kepadanya pipi kirimu.
(5:40) Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini
bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
Jangan melawan orang yang berbuat
jahat = jangan membalas kejahatan dengan kejahatan.
Ini menunjukkan bawah seseorang
hidup di dalam kasih karunia.
Yohanes 1:16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia
demi kasih karunia;
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan
kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
“Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah
menerima kasih karunia demi kasih karunia.”
-
Hukum Taurat diberikan oleh Musa.
Hukum Taurat; “mata ganti mata, gigi ganti gigi”.
Artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang bersalah tidak luput
dari hukuman, sehingga setiap orang yang hidup di bawah hukum Taurat tidak
memperoleh keselamatan.
Roma 3:20
(3:20) Sebab tidak
seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum
Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Tidak seorangpun yang
dapat dibenarkan karena melakukan hukum Taurat, justru oleh hukum Taurat orang
mengenal dosa.
Pendeknya, hukum
Taurat itu merangsang dosa.
-
Kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
·
Kasih karunia = kemurahan Tuhan =
yang tidak layak menjadi layak.
Kita semua adalah
bangsa kafir yang dahulu hidup jauh dari Allah = tidak layak tetapi menjadi
dekat karena slah salib Kristus.
·
Kebenaran yang sejati
terletak pada salib, di luar salib tidak ada lagi, kebenaran.
Kita bersyukur kepada Tuhan, oleh
karena kemurahan-Nya kita memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah,
mengenal pribadi Yesus yang disalibkan, sehingga dengan demikian kita mengenal
kebenaran, tahu mana yang baik, mana yang benar, mana yang sempurna untuk
Allah, kita tahu membedakan mana yang baik dan yang salah.
Dulu sebelum digembalakan /
tergembala, kita jauh dari pengenalan akan Anak Allah, jauh dari kebenaran.
Biasanya kalau seseorang hidup
menurut kebenaran diri sendiri egonya tinggi, kalau benar selamanya benar tidak
boleh di usik, tetapi kebenaran yang sejati; rela menanggung penderitaan yang
tidak harus di tanggung.
Kesimpulannya, praktek
menyerahkan jubah; “siapapun yang
menampar pipi kanan berilah juga pipi kiri.”
Artinya; merasakan kasih Allah
dengan seutuhnya, atau dengan sempurna bukan hanya sebagian.
Kalau pipi kanan di tampar tetapi
tidak memberi pipi kiri untuk ditampar berarti hanya merasakan sebagian dari
kasih Allah.
Pipi / kulit à perasaan = kasih.
Mari kita lihat...
Markus 12:28-31
(12:28) Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang
Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada
orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang
paling utama?"
(12:29) Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai
orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
(12:30) Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
(12:31) Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum
ini."
Mengasihi Tuhan dengan seutuhnya
/ dengan sempurna (bukan sebagian) berarti; mengasihi Tuhan dengan segenap
hati, jiwa, akal budi dan dengan segenap kekuatan. Kemudian mengasihi sesama
manusia seperti diri sendiri = apabila pipi kanan ditampar beri juga pipi kiri.
Kebanyakan orang hanya terlihat
mengasihi Tuhan, tekun dalam setiap ibadah dan pelayanan tetapi tidak tinggal
di dalam kasih tidak ada praktek, sehingga orang seperti ini tidak mampu
mengasihi sesama.
Dulu sebelum saya dipanggil dan
dipilih Tuhan / sebelum digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam
terangnya Tabernakel, saya hanya bisa mengasihi sesama antara lain; orang yang
mengasihi saya, yaitu orang yang terlihat terpandang, sedangkan orang yang hina
dan papah saya abaikan, tidak bisa merasakan kasih Allah dengan seutuhnya.
Tetapi puji Tuhan walaupun belum sempurna,
saya berusaha belajar untuk mengasihi Tuhan.
-
Pipi kanan = mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa, akal budi dan kekuatan.
-
Pipi kiri = mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.
Markus 12:32-33
(12:32) Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali,
Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali
Dia.
(12:33) Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap
pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia
seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan
korban sembelihan."
Mengasihi Tuhan dengan seutuhnya
lebih berharga dari korban bakaran dan sembelihan.
Tidak ada artinya seseorang
berjerih payah, berjerih lelah, bahkan sampai menghanguskan dirinya jikalau ia
tidak mampu mengasihi Tuhan dan sesama. Ini harus diperhatikan dengan
sungguh-sungguh.
Sebab itu kalau kita perhatikan
pernyataan dari rasul Paulus dalam...
1 Korintus 13:1-3
(13:1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan
bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong
yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
(13:2) Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui
segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki
iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai
kasih, aku sama sekali tidak berguna.
(13:3) Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku,
bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai
kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.
Ada 4 perkara / perbuatan ajaib,
menjadi tidak berarti bila tanpa kasih, yaitu;
1.
“Dapat berkata-kata
dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika tidak mempunyai
kasih, sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
2.
“Sekalipun mempunyai
karunia untuk bernubuat dan mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh
pengetahuan, menjadi sia-sia bila tanpa kasih.”
3.
“Memiliki iman yang
sempurna untuk memindahkan gunung, menjadi sia-sia bila tidak mempunyai kasih.”
4.
“Sekalipun
membagi-bagikan segala sesuatu, bahkan menyerahkan tubuh untuk dibakar, menjadi
sia-sia bila tidak ada kasih.”
Pendeknya, pengorbanan, jerih
lelah, perbuatan yang banyak dan besar, tidak berarti bila tidak memiliki kasih
Allah seutuhnya.
Hosea 6:6
(6:6) Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan
menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.
Perlu untuk diketahui:
-
Tuhan menyukai kasih setia, bukan korban sembelihan, yaitu; jiwa yang
hancur hati yang patah dan remuk.
-
Tuhan menyukai pengenalan akan Allah, berarti; mengenal Tuhan secara
pribadi / ada hubungan yang erat dan intim dengan Tuhan.
Jadi mengenal Tuhan
bukan karena kata orang, bukan karena mujizat atau tanda-tanda heran, tetapi
karena ada hubungan yang intim dengan Tuhan, itu lebih berharga dari pada
korban-korban bakaran.
Potongan-potongan
daging dari korban bakaran itu dibiarkan di atas mezbah korban bakaran sampai
pagi dan apinya tetap menyala sampai pagi berarti; sampai hangus.
Sekalipun memberi
diri dibakar sampai hangus kalau tanpa kasih / tidak mengenal Allah secara
pribadi semuanya menjadi tidak ada artinya.
Itu sebabnya kita
perhatikan di sini; kemarahan kepada Efraim dan Yehuda, karena kasih setia Tuhan
lenyap dari antara mereka seperti kabut di pagi hari dan embun yang hilang pada
pagi-pagi benar, Tuhan sangat geram dan Tuhan sangat marah.
-
Yehuda à imamat yang rajani /
orang-orang yang melayani Tuhan.
Jadi, melayani tanpa
kasih itu tidak ada artinya.
-
Efraim à orang-orang yang
diberkati oleh Tuhan tetapi semua itu tidak ada artinya, jikalau tanpa kasih
Allah.
Jadi, ukuran kita berkenan kepada
Tuhan bukan karena berkat jasmani tetapi dengan mengasihi Tuhan seutuhnya (pipi
kanan dan pipi kiri).
Alasan mengasihi
Tuhan dengan seutuhnya / sepenuhnya.
Markus 12:29, 32
(12:29) Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai
orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
(12:32) Lalu kata ahli
Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia
esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
Alasannya; karena Tuhan Allah
kita, Tuhan itu Esa, tidak ada yang lain kecuali Dia.
1 Timotius 2:5
(2:5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara
antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
Allah itu Esa, Dialah satu-satunya yang
memperdamaikan dosa manusia kepada Allah Bapa di atas kayu salib, itulah Yesus
Kristus, tidak ada yang lain
Kisah Para Rasul 4:12
(4:12) Dan keselamatan
tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong
langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita
dapat diselamatkan."
Keselamatan tidak ada pada
siapapun juga di bawah kolong langit ini selain di dalam nama Tuhan Yesus
Kristus.
Inilah alasan kenapa harus
mengasihi Tuhan dengan pipi kanan dan pipi kiri (seutuhnya).
Sebagai bukti Yesus satu-satunya
yang memperdamaikan dosa manusia di atas kayu salib.
1 Petrus 1:18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang
sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
(1:19) melainkan dengan
darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang
tak bernoda dan tak bercacat.
Yesus telah menebus kita dari
cara hidup yang sia-sia (dosa warisan) bukan dengan barang fana, bukan dengan
emas dan perak, tetapi dengan darah-Nya yang mahal.
Saudaraku, perlu diketahui; Allah
yang Esa Dia sungguh ajaib bagi kita sekaliannya.
Jadi sungguh masuk akal kalau
kita harus mengasihi Dia dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi, dengan
segenap kekuatan kita, karena Dia telah memperdamaikan dosa kita di atas kayu
salib (oleh darah salib Kristus), tidak ada nama lain selain nama Yesus
Kristus, perbuatan-Nya ajaib. Kita semua ada di sini karena Dia, Dia ajaib bagi
kita, Dia dahsyat di tempat kudus-Nya, Dia Allah perkasa, tidak ada Allah yang
seperti Dia.
Ulangan 4:32-35
(4:32) Sebab cobalah tanyakan, dari ujung langit ke ujung langit,
tentang zaman dahulu, yang ada sebelum engkau, sejak waktu Allah menciptakan
manusia di atas bumi, apakah ada pernah terjadi sesuatu hal yang demikian besar
atau apakah ada pernah terdengar sesuatu seperti itu.
(4:33) Pernahkah suatu bangsa mendengar suara ilahi, yang berbicara dari
tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan tetap hidup?
(4:34) Atau pernahkah suatu allah mencoba datang untuk mengambil baginya
suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa yang lain, dengan cobaan-cobaan,
tanda-tanda serta mujizat-mujizat dan peperangan, dengan tangan yang kuat dan
lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan-kedahsyatan yang besar, seperti
yang dilakukan TUHAN, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu?
(4:35) Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah,
tidak ada yang lain kecuali Dia.
“Allah itu Esa, Dia
ajaib” tidak ada yang lain
kecuali Dia.
Keajaiban-keajaiban
Allah yang Esa:
1.
“Menciptakan manusia
segambar dan serupa dengan Allah dari segumpal tanah liat”, tidak ada allah
asing yang mampu berbuat seperti ini, selain Allah yang Esa, Allah yang hidup,
sedangkan allah yang mati tidak bisa membentuk manusia sampai sama mulia dengan
Allah, justru merusak gambar dan rupa Allah.
Saya tidak pernah
melihat berhala membentuk manusia segambar dan serupa dengan Allah, saya belum
pernah melihat yang seperti itu. Atau karena pekerjaan dia harus overtime lalu
meninggalkan ibadah, lalu ia menjadi sempurna, saya tidak pernah melihat yang
seperti itu. Atau karena kedudukan dan jabatannya ia menjadi sama mulia dengan
Tuhan, saya tidak pernah melihat yang seperti itu, dari sejak zaman dahulu
sampai sekarang.
Justru orang yang di
luar Tuhan, karena pengetahuannya ia semakin sombong, orang yang menciptakan kapal
Titanic, mati karena ciptaannya sendiri.
Berhala adalah segala
sesuatu yang melebihi dari Tuhan misalnya; uang, pekerjaan, harta, jabatan dan
lain sebagainya.
2.
“Allah yang Esa,
Allah yang hidup berbicara dari tengah-tengah api kepada bangsa Israel namun
yang tetap hidup.”
Allah asing tidak
bisa bertahan dan berbicara di tengah api. Setahu saya apapun itu bentuknya,
kalau dibakar oleh api, dia akan hangus di atas dan besi menjadi lebur. Tetapi
di sini; Allah berbicara di tengah-tengah api kepada bangsa Israel, pada saat
Allah turun dari gunung Sinai, gunung Horeb dengan asap, awan, api, diiringi
dengan tiupan sangkakala yang kencang sekali.
Justru sebaliknya
orang yang berada di tengah lautan api, (kematian yang kedua) adalah tanda kematian
yang kekal, binasa. Tidak ada suatu benda dapat bertahan di tengah-tengah api. Tetapi
Tuhan dahsyat, Dia menyampaikan firman-Nya di tengah api, supaya bangsa Israel
menjadi takut dan gentar.
3.
“Tuhan Allah yang Esa
melepaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir dengan tangan yang kuat, tangan
yang teracung untuk dibawa datang kepada Dia.”
Itu sebabnya Allah menjanjikan
suatu negeri itulah negeri Kanaan dengan satu tujuan supaya mereka datang
berbakti kepada Allah, menyembah Allah yang hidup.
Allah yang mati /
berhala-berhala, tidak bisa membawa seseorang datang kepada Tuhan kecuali Allah
yang hidup, justru berhala membuat seseorang jauh dari pada Tuhan.
Allah yang hidup,
Allah yang Esa adalah Allah yang dahsyat, luar biasa, Dia ajaib bagi kita, sebab
itu jangan anggap enteng ibadah dan pelayanan, tidak boleh menganggap enteng terhadap
kemurahan hati Tuhan, hidup harus berarti kita harus tahu bahwa Tuhan dahsyat
di tempat kudus-Nya, Dia ajaib dan berkuasa, sehingga setiap orang mutlak
mengasihi Tuhan dengan seutuhnya.
Markus 12:34
(12:34) Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia
berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan
seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Mengasihi Allah dengan seutuhnya,
orang yang seperti ini tidak jauh dari kerajaan Allah. Inilah hasil yang kita
peroleh kalau mengasihi Allah dengan seutuhnya.
Biarlah kiranya kita semua
mencari kerajaan sorga, dan kebenarannya yang terdapat di dalamnya, supaya
semuanya ditambahkan, yang tidak ada menjadi ada. Amin.
Tuhan yesus kritsus kepala gereja dan
mempelai pria sorga memberkati
pemberita firman oleh;
Gembala sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment