IBADAH KENAIKAN, 4 MEI 2016
Subtema :
NAIK KE
SORGA SETELAH SELESAI MEMBANGUN RUMAH TUHAN
Shalom...!!!
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita sekaliannya, salam dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus oleh karena kemurahan-Nya kita dimungkinkan untuk melangsungkan
dan merayakan ibadah kenaikan
Yesus Kristus di
tahun ini.
Saudaraku, malam ini adalah
momen yang baik bagi kita, supaya kita juga nanti merasakan apa yang dirasakan
oleh Anak Tunggal Bapa, Yesus Kristus, penuh kasih karunia dan kebenaran. Dia naik, maka kitapun
juga akan naik, itu sebabnya kita dipanggil dari kegelapan oleh salib Kristus,
untuk mengikuti jejak-Nya, mati bangkit kemudian naik, supaya dipermuliakan
bersama dengan Dia, duduk disebelah kanan Allah Bapa, supaya pengikutan kita
ini tidak menjadi sia-sia, pengikutan kita ini mengandung janji dan kuasa baik
masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
Dari tempat ini kami suami istri
sebagai gembala sidang, mengucapkan selamat menikmati
sabda Allah lewat ibadah
kenaikan Yesus Kristus (naik ke sorga).
Kehadiran kita tidak seberapa,
tetapi yang terpenting adalah penyerahan diri kita kepada Tuhan, supaya nanti
dimana Ia berada, di situ juga kita berada.
Segera kita perhatikan...
Kisah Para Rasul 1:6-11
(1:6) Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan,
maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?"
(1:7) Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu,
yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.
(1:8) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas
kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan
Samaria dan sampai ke ujung bumi."
(1:9) Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh
mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.
(1:10) Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu,
tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka,
(1:11) dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea,
mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga
meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu
melihat Dia naik ke sorga."
Pendeknya, Yesus naik atau
terangkat ke sorga di saksikan oleh murid-murid dan orang-orang yang ada di Galilea.
Ibrani 1:3
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan
menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia
selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di
tempat yang tinggi,
Yesus naik dan sekarang
posisinya di sebelah kanan yang Mahabesar, di tempat yang tinggi.
Yesus naik, terangkat, kita
juga akan naik, Yesus sekarang posisinya ada di sebelah kanan Allah Bapa, maka
posisi kita juga nanti tepat di sebelah kanan Allah Bapa.
Kiranya ini nyata, terjadi
dalam hidup kita, asal kita tetap iring Yesus, ikuti jejak-Nya, teladan yang
ditinggalkan-Nya itu, di mana jejak Yesus yang terakhir naik / terangkat ke sorga.
Inilah yang kita syukuri dalam
pengikutan kita kepada Tuhan, ternyata tidak sia-sia, segala perjuangan,
pengorbanan, jerih payah, jerih lelah dan segala apa yang kita persembahkan
tidak sia-sia, oleh
karena penyerahan diri kita.
Ibrani 1:4
(1:4) jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama
yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.
Jadi, posisi Anak Tunggal Bapa jauh
lebih tinggi dari pada
para Malaikat.
Selanjutnya kita
melihat
tempat yang tinggi dalam pengikutan kita kepada Tuhan....
Wahyu 1:5-6
(1:5) dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit
dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia,
yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh
darah-Nya--
(1:6) dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi
imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai
selama-lamanya. Amin.
“Telah membuat kita
menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya” itu adalah tempat yang
tinggi, tempat yang lebih tinggi dari pada malaikat.
Melayani
Tuhan adalah tempat yang paling tinggi. Kalau kita melayani Tuhan posisi kita
lebih tinggi dari pada malaikat, percaya saja.
Inilah
aktualisasi dalam pengikutan kita sehari-hari, tempat yang tinggi, lebih tinggi
dari pada malaikat.
Tetapi
hal ini terjadi setelah kita dilepaskan dari dosa oleh darah salib Kristus....
Jangan
lagi terikat dengan dosa, jangan lagi terbelenggu oleh dosa, baik dosa
kejahatan dan kenajisan dan juga yang berasal dari dunia, itulah keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan
hidup, harus dilepaskan dulu dari sana, maka selanjutnya dijadikan suatu
kerajaan, suatu imam bagi Allah. Itulah tempat yang tinggi, melayani Tuhan itulah yang disebut dengan tempat yang tinggi.
Lebih
jauh kita melihat...
Wahyu
5:9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau
layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau
telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah
dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan
menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di
bumi."
Kita perhatikan, mereka yang
melayani Tuhan /
berada di tempat yang tinggi memerintah
sebagai raja di bumi, bukan diperintah oleh dosa / diperbudak oleh dosa, bukan diatur
oleh situasi keadaan dan kondisi. Pengikutan kita harus jelas di mata Tuhan, supaya
posisi kita juga jelas dimana.
Kaitannya dengan...
1 Korintus 11:10
(11:10) Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya
oleh karena para malaikat.
“Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh
karena para malaikat.”
Melayani dengan ketundukan
alasannya; karena para malaikat, jangan sampai malaikat lebih tinggi dari pada
orang-orang yang melayani Tuhan. Yang benar; posisi orang-orang yang melayani
Tuhan lebih tinggi dari para malaikat
Jadi, tidak perlu malu
melayani dengan ketundukan, kenapa? Berkaitan dengan malaikat.
Belajar taat, setia dan dengar-dengaran, jangan merasa diri bisa,
hati-hati nanti Yesus berada di tempatnya, kita tidak berada di situ, sia-sia
semua.
Itulah sekilas tentang kenaikan Yesus dan posisinya sekarang berada di tempat yang maha tinggi, lebih
tinggi dari pada malaikat, aktualisasinya dalam pengiringan kita yaitu; melayani Tuhan.
Syarat untuk berada di tempat yang tinggi / naik ke sorga (duduk di
sebelah kanan Allah).
Kisah Para Rasul 1:11
(1:11) dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea,
mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga
meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu
melihat Dia naik ke sorga."
Musa dan Elia berkata kepada orang-orang Galilea: “Yesus ini, yang terangkat ke
sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu
melihat Dia naik ke sorga."
Yesus nanti akan kembali untuk kali yang kedua dengan cara yang
sama, sebab itu pandangan kita jangan ke yang lain-lain, fokus saja pada
perkara yang di atas, fokus pada ibadah dan pelayanan.
Yohanes 14:1
(14:1) "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah,
percayalah juga kepada-Ku.
Selama menantikan kedatangan Tuhan untuk yang kedua kali jangan gelisah. Yang belum dapat pekerjaan jangan gelisah, yang
mengalami banyak masalah, tidak usah gelisah, tenang saja, percaya kepada Dia.
Tenang saja, seperti Yakub, soal
makan, minum dan pakaian dan apapun itu, tenang saja, tidak
usah gelisah.
Yohanes 14:2-3
(14:2) Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian,
tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan
tempat bagimu.
(14:3) Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat
bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat
di mana Aku berada, kamupun berada.
Yesus akan datang kembali untuk
mengangkat gereja Tuhan di tempat dimana Dia berada.
Jadi, tepat seperti apa yang
dikatakan oleh Musa dan Elia kepada orang-orang Galilea; “Dia akan datang kembali seperti kamu melihat Yesus naik.”
Kesimpulannya: Terlebih dahulu membangun rumah Tuhan,
seperti Yesus menyediakan tempat di sorga.
Sampai hari ini Yesus tidak
berhenti bekerja, Dia tidak tidur, Dia tidak terlelap, Dia sedang sibuk untuk
membangun rumah Tuhan, itulah hidup kita, Tabernakel rohani. Dia sedang
menyediakan rumah sebanyak jiwa yang diselamatkan. Kalau sudah selesai
membangun rumah Tuhan, Ia akan datang kembali.
Jadi syarat
naik ke sorga, terlebih dahulu membangun rumah Tuhan, dan ini harus dipahami dengan
pasti tidak boleh tidak.
Banyak diantara kita mengetahui
bahwa Yesus telah naik kemudian mendambakan hal yang sama terjadi dalam hidupnya,
tetapi dia tidak mau membangun rumah, ini adalah kesalahan besar, tidak masuk
di dalam pembangunan tubuh Kristus. Menginginkan rumah Bapa, tetapi tidak mau
masuk dalam pembangunan tubuh Kristus, ini hal yang sangat keliru sebetulnya. Inilah kaitannya
dengan yang saya sampaikan di atas tadi.
Dalam membangun rumah kita akan
melihat tahap demi tahap...
TAHAP PERTAMA
1 Korintus 3:9-10
(3:9) Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah,
bangunan Allah.
(3:10) Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku,
aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang
lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan,
bagaimana ia harus membangun di atasnya.
(3:11) Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari
pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
Dasar yang telah diletakkan
oleh rasul Paulus adalah; Yesus Kristus yang disalibkan = korban Kristus itulah dasar dari tiap-tiap bangunan.
Kalau membangun selalu
diawali dari bawah (dari NOL), kalau membersihkan di mulai dari atas, di mulai dari pemberita Injil, maka yang lain nanti bersih, kalau si pemberita
firman kotor, maka semua nanti kotor.
Sebab itu doakan terus
kehidupan kami, tetap menjadi contoh teladan yang baik, dalam kesucian,
perkataan, perbuatan.
Kesimpulannya tahap pertama: peletakan dasar
bangunan, itulah korban Kritsus.
Tetapi setiap orang harus
memperhatikan bagaimana ia harus membangun di atasnya, tidak boleh membangun menurut kehendak sendiri.
Mari kita lihat bangunan
yang didirikan di atas korban Kristus (dasar bangunan)....
Matius 7:24-25
(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan
melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di
atas batu.
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda
rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Bangunan
yang didirikan di atas korban Kristus, saat menghadapi tiga macam ujian, yaitu;
1.
“Turunlah hujan” Ã ujian yang datangnya dari atas.
Kita lihat ujian
yang datangnya dari atas..
Efesus 6:11-12
(6:11) Kenakanlah seluruh
perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat
Iblis;
(6:12) karena perjuangan
kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah,
melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini,
melawan roh-roh jahat di udara.
Perjuangan kita bukan melawan darah daging,
bukan melawan manusia, tetapi berjuang melawan tipu muslihat dari pada penghulu
dunia yang gelap, roh-roh
jahat di udara.
Jadi, kalau ada anak Tuhan yang berjuang
melawan darah daging / sesamanya itu pengikutan yang keliru, pengikutan
yang salah, kita berjuang, untuk melawan tipu muslihat dari pada penghulu dunia yang gelap, bukan melawan darah daging.
Yesus telah
mengalami hal itu, Dia berjuang bukan melawan darah daging tetapi berjuang
melawan tipu muslihat dari pada Iblis Setan / penghulu di udara. Di mulai dari
taman Getsemani, pemimpin-pemimpin Yahudi, ahli-ahli Taurat dan tua-tua
menyerahkan Yesus untuk disalibkan. Pada saat itu Petrus dengan pedangnya menetakkan
salah satu kuping dari hamba imam besar itu.
Kalau kita
berjuang melawan darah dan daging,
yang ditakutkan adalah; orang lain tidak mau mendengar firman = kuping
yang terputus.
Tetapi, puji Tuhan,
Yesus tidak berjuang melawan darah dan daging, justru telinga yang terputus itu
ditempelkan kembali. Tidak berhenti sampai di situ, ketika di hadapan mahkama
agama, imam besar Kayafas tidak sedikitpun Ia membela diri sekalipun Ia difitnah
dan dituduh dengan hal yang tidak-tidak. Juga di hadapan Pilatus, Herodes dan
kembali lagi ke Pilatus, di situ Dia di tuduh dan diolok-olok oleh pengejek-ejek namun Ia tidak mengadakan pembelaan diri,
apalagi berjuang melawan darah dan daging, dengan cara berselisih mulut, tidak
hanya difitnah Dia pun dipermain-mainkan, matanya ditutup lalu mukanya di
tinju. Lalu prajurit-prajurit
itu berkata; “siapa yang meninju-Mu??? Yesus
juga tidak mengadakan perjuangan untuk melawan darah dan daging sampai pada akhirnya
Yesus disalibkan. Andaikata Yesus berjuang melawan darah dan daging pada waktu
itu, maka Ia sedang terperangkap oleh tipu muslihat dari Pada Iblis/Setan kata lain, rencana Allah tidak
terlaksana, tetapi dalam hal
ini Dia lepas
dari perangkap Iblis/Setan. Kenapa? Karena rumah itu dibangun di atas dasar
yang benar yaitu; korban Kristus.
2.
“Datanglah banjir” Ã roh najis.
Saudaraku, dunia
ini sedang dilanda oleh banjir yang hebat, bukan hanya di kota besar tetapi
juga kota–kota kecil sampai kepada desa-desa dan bahkan pedusunan sekalipun.
Dan banjir ini bukan hanya melanda satu sisi, satu golongan atau satu kaum,
melainkan melenda seluruh umat manusia, besar, kecil, laki-laki, perempuan,
kaya, miskin, cantik dan jelek, tidak pandang bulu, semua dilanda oleh banjir
yang hebat ini.
Sebagai mana pada
zaman Nuh, bumi dilanda oleh banjir yang hebat, yang selamat hanyalah delapan
orang,
yaitu; Nuh dan istrinya,
tiga orang anak dan tiga orang menantu.
Nuh membangun bahtera
di atas gunung, dia tidak membangun bahtera di pesisir pantai. Biasanya membangun
galangan kapal itu di tepi pantai supaya mudah untuk diletakkan atau di dorong
ke air, tetapi Nuh membangun bahtera di atas gunung.
Biarlah senantiasa kita
datang ke atas gunung Tuhan, membangun hidup kita masing-masing, membangun
bahtera nikah rumah tangga kita masing-masing, supaya terbebas dari banjir yang
sedang melanda di bumi ini. Dan kita patut bersyukur saat ini kita berada di gunung
Tuhan.
Saat Musa berada di gunung Tuhan dua perkara terjadi
yaitu;
a.
Dia
menerima dua loh batu yang ditulis dengan ujung jari Allah, itulah kebenaran
yang di sertai kasih.
-
Loh
batu pertama; kasih kepada Tuhan.
-
Loh
batu kedua; kasih kepada sesama.
b.
Membangun Tabernakel sesuai dengan petunjuk Allah.
Saat ini kita digembalakan oleh firman pengajaran
mempelai dalam terangnya Tabernakel, untuk membawa gereja Tuhan masuk dalam
pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, inilah pembangunan yang sesuai dengan
petunjuk Allah; menjadi pengantin perempuan, ini adalah sasaran akhir dari
ibadah dan pelayanan di atas muka bumi ini.
Kita bersyukur, kita berada di atas gunung Tuhan, jangan
jauh-jauh dari gunung Tuhan.
Saat kita berada di gunung Tuhan, justru kita
mendapatkan, pertolongan dan pembelaan dari Tuhan. Kalau saudara menikmati
firman Tuhan tanpa terasa air mata mengalir, sebab Tuhan baik,
senantiasa memberi pertolongan.
Untung Nuh tidak membangun bahtera di tepi pantai,
saat ular naga tua merah padam itu dilemparkan dari langit dia berada di tepi pantai, memandang saja. Apa jadinya dengan kita
nantinya, kalau tidak berada di atas gunung Tuhan, sama seperti ular tua
naga merah padam, hanya bisa
memandang saja, kita melihat orang lain sedang ibadah dan pelayanan kepada Tuhan sungguh-sungguh, kita hanya penonton saja
(Kristen penonton).
Kita lihat kisah ini dalam...
Matius 24:37-38
(24:37) "Sebab
sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan
Anak Manusia.
(24:38) Sebab sebagaimana
mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan,
sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera,
Pada zaman Nuh, ada dua kesalahan yang terlihat:
a.
Dosa
makan dan minum ini dosa merokok,
mabuk dan minum-minuman keras.
b.
Dosa
kawin dan mengawinkan = dosa
kenajisan.
Anak-anak Tuhan pada saat itu melihat perempuan yang cantik-cantik,
dan
mengambil sesuka hatinya
itu adalah dosa kawin dan mengawinkan = dosa kenajisan.
Kedua dosa ini terjadi / berlangsung sampai pada Nuh masuk bahtera, sekalipun ada
peringatan-peringatan dari Nuh, (perintah dari Allah dan dia sampaikan) kepada orang-orang pada zaman itu tetapi orang-orang tidak
menghiraukannya.
Hal yang seperti ini sedang terjadi juga, sekalipun
hamba Tuhan berkata tidak lama lagi Yesus akan datang untuk yang kedua kali, Dia akan datang sebagai Raja dan Mempelai Pria
sorga, namun
banyak orang tetap sibuk
dengan dua dosa ini; makan minum dan kawin mengawinkan.
Matius 24:29
(24:39) dan mereka tidak
tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua,
demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
Hal itu akan terjadi menjelang Yesus datang pada kali yang kedua dan
sekarang ini juga terjadi di dalam kehidupan banyak orang Kristen di luar sana.
3.
“Angin melanda rumah itu” Ã angin-angin pengajaran palsu, yang datangnya dari
nabi-nabi palsu.
Efesus 4:14
(4:14) sehingga kita
bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh
permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
Kalau rumah didirikan
di atas dasar yang benar, itulah korban Kristus, tidak mudah digoyahkan oleh angin-angin
pengajaran palsu, oleh permainan dan kecilkan dari pada nabi-nabi palsu.
Berbeda dengan kerohanian
yang masih kanak-kanak (belum dewasa), mudah sekali di goyahkan, diombang-ambingkan
dengan ajaran-ajaran palsu, itulah firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
-
Firman
yang ditambahkan; menyampaikan satu dua ayat, ditambahkan atau disertai dengan cerita-cerita isapan jempol,
dongeng-dongeng nenek tua, takhayul-takhayul, atau silsilah-silsilah yang tiada
putus-putusnya, filsafat-filsafat kosong manusia.
-
Firman
yang dikurangkan; firman tentang salib diganti
dengan dua hal yaitu;
·
Teori
kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin harus kaya.
·
Mujizat-mujizat
semata, artinya; melayani Tuhan orientasinya hanya kepada mujizat.
Kerohanian yang kanak-kanak mudah sekali
diombang-ambingkan dengan dua ajaran di atas.
Saat
ini kita sedang dibangun di atas dasar yang benar, supaya kita
tidak diombang-ambingkan oleh angin-angin pengajaran palsu.
Itulah keuntungan kalau rumah
rohani di bangun di atas
dasar yang benar sanggup menghadapi tiga ujian.
Matius 7:25
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda
rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Rumah itu tidak rubuh, sebab
rumah itu didirikan di atas batu penjuru, dasar yang benar itulah korban
Kristus.
Itulah tahap yang pertama,
meletakan dasar dari pada bangunan, itulah pondasi.
Dalam membangun rumah kita akan
melihat tahap demi tahap...
TAHAP KEDUA
Efesus 2:20-21
(2:20) yang dibangun di
atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
(2:21) Di dalam Dia
tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di
dalam Tuhan.
Keadaan dari bangunan yang didirikan
di atas dasar yang benar, itulah korban Kristus:
1.
“Di dalam dia tumbuh seluruh bangunan.”
Bangunan yang
tumbuh berarti; bangunan yang hidup. Kalau ada pertumbuhan rohani yang sehat berarti
rohaninya sedang hidup.
1 Petrus 2:4-5
(2:4). Dan datanglah
kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang
dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
(2:5) Dan biarlah kamu
juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi
suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus
Kristus berkenan kepada Allah.
Bangunan yang hidup
disebut sebagai;
a.
Batu hidup.
Kegunaannya; untuk pembangunan suatu rumah rohani.
Dulu, sebelum mengenal firman pengajaran, sebelum
digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, kita
ini manusia daging, bangunan yang mati, tetapi setelah kita dibangun di atas
dasar yang benar digembalakan oleh firman pengajaran mempelai; menjadi bangunan
yang hidup, batu hidup, untuk pembangunan suatu rumah rohani, supaya
manusia napsani menjadi manusia
rohani. Dulu hina karena dosa, sekarang menjadi manusia rohani. Inilah
bangunan yang hidup.
b.
Suatu imamat kudus /menjadi imam-imam = melayani di
dalam kekudusan.
Kegunaannya: Untuk mempersembahkan persembahan rohani.
Jadi, pekerjaan dari seorang hamba /
imam-imam untuk
mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Apa saja yang bisa kita persembahkan kepada Tuhan,
kita persembahkan itulah imamat kudus. Melayani tetapi tidak mempersembahkan korban, itu bukan imamat kudus = melayani hanya karena keinginan sendiri.
Imamat kudus adalah kepercayaan Tuhan, tugasnya untuk mempersembahkan korban dan
membawa segala persembahan kepada Tuhan, mulai dari mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan,
sebab itu seorang imam yang melayani Tuhan harus di dalam kekudusan.
Kasih itu berarti; menyerahkan diri kepada Tuhan
sebagai persembahan dan korban ini adalah bangunan yang hidup / batu hidup.
Kalau melayani tetapi tidak membawa persembahan dan
korban, itu melayani karena keinginan sendiri bukan keinginan Tuhan, dengan
kata lain bukan suatu imamat kudus. Ini harus diperhatikan, mana imam yang berasal dari
Tuhan dan mana imam yang melayani karena keinginan sendiri.
Jadi, tidak semua orang yang melayani datang dari
Tuhan. Yudas saja tiga tahun setengah lamanya melayani dan mengiring Yesus, ternyata
dia bukan datang dari Tuhan tetapi datang dari Setan, dengan
bukti dia melayani karena
uang saja.
Kalau melayani karena ada motif-motif lain, akan ada
pernyataan-pernyataan palsu seperti Yudas, dia mempersalahkan Maria yang membawa
minyak narwastu dengan harga 300 dinar, lalu berkata; untuk apa mempersembahkan
minyak yang mahal-mahal sementara minyak itu bisa dijual dan uangnya dibagi-bagikan
kepada orang miskin, mempersalahkan yang benar, padahal ia mengatakan itu karena
cinta uang saja.
Kalau melayani karena keinginan
sendiri, bukan imamat yang kudus, nanti banyak pernyataan-pernyataan palsu,
seperti benar padahal ada motif lain.
2.
“Rapi tersusun.”
Mulai dari
perkataan rapi tersusun, perbuatan, gerak-gerik, sudut pandang, semua rapi tersusun,
saat mendengar firman juga harus rapi tersusun, beribadah dan melayani Tuhan
juga harus rapi tersusun, segalanya harus rapi tersusun.
Di rumah atau di
tempat kediaman masing-masing harus rapi tersusun, jangan sampai nanti di depan
seperti terlihat baik, tetapi di belakang tidak rapi tersusun; baju digantung
tidak di cuci, bahkan sudah tiga minggu, rumah berhari-hari tidak disapu, baju
tidak disetrika, dikumpulin begitu saja, kamar mandi jorok dan bau pesing,
dibiarkan saja begitu; jorok, tidak rapi tersusun.
Melayani juga harus
rapi tersusun, tidak boleh sembarangan, maksudnya; melayani dengan
sesuka hati, kalau lagi ada
mood, atau bergairah ya melayani, kalau tidak ada, tidak melayani.
Saya bersyukur,
tetapi tidak boleh sombong, sangat jelas sekali perbedaan antara anak Tuhan
yang digembalakan oleh firman pengajaran mempelai, dengan orang-orang yang tidak
digembalakan oleh firman pengajaran mempelai. Saya tahu anak-anak Tuhan atau hamba Tuhan yang berpegang pada pengajaran mempelai
atau tidak, saya tahu, dari cara bicaranya, duduk dan gerak-geriknya, biarpun sudah melayani, ukuran rapi tersusun itu
bukan karena ada embel-embelnya.
Efesus 2:21
(2:21) Di dalam Dia
tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di
dalam Tuhan.
Dengan dua perkara ini,
akhirnya menjadi bait Allah yang kudus / rumah Tuhan di dalam kekudusan (hidup dalam kesucian).
Kemudian.....
Efesus 2:22
(2:22) Di dalam Dia kamu
juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
Sampai
akhirnya menjadi tempat kediaman Allah di dalam Roh, menjadi tempatnya tiga
oknum Allah; firman, Roh dan kasih Allah. Itulah tahap kedua.
Rapi
tersusun itu ibarat bata di atas bata, sampai ke atas terus rapi tersusun,
nanti bangunan Allah itu menjadi bait Allah yang kudus, berarti; menjadi tempat
kediaman Allah, tempat firman Allah, Roh Allah dan kasih Allah.
Dalam membangun rumah kita akan
melihat tahap demi tahap...
TAHAP KETIGA
Efesus
4:11-12
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan,
bagi pembangunan tubuh Kristus,
Lewat
kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, Ia memberikan lima jabatan, antara
lain: (1) Rasul (2) Nabi (3) Pemberita Injil (4) Gembala (5) Pengajar.
Tujuannya;
memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan
pelayanan dan bagi pekerjaan
pembangunan tubuh Kristus, pembangunan rumah Tuhan, puncaknya nanti; di
bawa sampai kepada kesempurnaan.
Efesus
4:13
(4:13) sampai kita semua
telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
Pembangunan rumah Tuhan mengarah kepada kesempurnaan,
maka terlihat empat perkara, yaitu;
1.
“Sampai mencapai
kesatuan iman.”
Saya dan sidang jemaat datang ke gunung Tuhan; beribadah dan melayani Tuhan
karena iman.
Iman adalah dasar kita percaya kepada Tuhan, tetapi orang yang memiliki
iman seperti ini belum tentu mencapai kepada kesatuan iman.
Saya datang kepada Tuhan dan melayani Tuhan karena iman, demikian juga
imam-imam dan sidang jemaat, datang kepada Tuhan beribadah dan melayani karena
iman, tetapi sekalipun memiliki dasar percaya kepada Tuhan (memiliki iman)
belum tentu ada kesatuan iman di antara kita. Kenapa? Belum tentu kita memilki satu
visi dan satu misi yang sama, tetapi dalam tahap yang ketiga ini pembangunan
rumah Tuhan puncaknya dibawa kepada kesempurnaan dan itu akan terlihat pada perkara yang pertama yaitu; sampai mencapai kesatuan iman, satu visi dan satu misi.
Saya mempunyai kerinduan yang besar, supaya pengajaran mempelai ini
disebar luaskan di tiap-tiap kota di bumi pertiwi Indonesia raya, dari sabang
sampai merauke. Dan kalau Tuhan ijinkan kita dipercaya di dalam negeri ini,
saya rindu juga firman pengajaran mempelai ini di bawa sampai ke luar negeri,
ke manca negara. Apakah saya dan saudara satu visi dan satu misi dalam ini?
Saya tidak tahu.
Tetapi pembangunan rumah Tuhan puncaknya adalah kesempurnaan, maka
perkara yang pertama ini tentu akan terlihat sampai mencapai pada kesatuan
iman.
Apakah saudara mendukung visi misi ini, atau lebih kepada ego? Tetapi
tahap yang ketiga ini mengarah kepada kesempurnaan maka perkara yang pertama
terlihat; sampai mencapai kesatuan iman.
Jadi belum tentu semua bisa sampai mencapai kesatuan iman, gereja-gereja
lain beriman, tetapi apakah visi dan misi mereka sama dengan Allah Bapa, yaitu kepala
dengan tubuh menyatu, masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna?
Belum tentu.
2.
“Sampai mencapai
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.”
Banyak orang Kristen, menjadi orang Kristen ikut-ikutan, karena kata si
A dan si B / karena
orang lain. Ada juga menjadi kristen karena mujizat perkara lahiriah, mamon dan
lain sebagainya.
Ini bukanlah pengetahuan yang benar tentang Anak Allah. Memperoleh pengetahuan yang benar tentang
Anak Allah adalah ada hubungan intim secara pribadi dengan Tuhan, ada pengalaman spiritual secara pribadi dengan Tuhan, jadi bukan karena
katanya / ikut-ikutan.
Hal itu bisa kita lihat...
Yohanes 4:10-12
(4:10) Jawab Yesus
kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia
yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta
kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
(4:11) Kata perempuan itu
kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam;
dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
(4:12) Adakah Engkau
lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami
dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan
ternaknya?"
Di sini ada tiga perkara yang kita lihat dari
perempuan Samaria sebelum memperoleh pengetahuan / pengenalan yang benar tentang Anak Allah, dilihat
dari perkataanya, antara lain;
a.
“Engkau tidak punya timba.”
Banyak
orang Kristen melihat timbanya, apakah timbanya ini sudah terkenal, sudah punya
nama, sudah masuk televisi atau belum, sehingga ketika menjadi orang Kirsten,
dia hanya melihat timba, dia tidak peduli dengan perkara-perkara yang lain / hal-hal yang rohani, yaitu; kesucian yang dikerjakan oleh firman
pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Perempuan
Samaria mengatakan hal itu karena belum memperoleh pengetahuan yang benar
tentang Anak Allah, dia hanya melihat sisi timbanya.
b.
“Sumur ini amat dalam,
dari manakah Engkau memperoleh air hidup ini?”
Saudaraku,
isi hati Tuhan lebih dalam dari pada sumur Yakub. Ketika rahasia firman
tersingkap, maka isi hati Tuhan yang paling dalam itu juga akan kita lihat.
Semakin rahasia firman dibukakan = melihat isi hati Tuhan yang paling dalam. Berarti;
sumur Yakub tidak lebih dalam dari isi hati Tuhan, kasih Yesus lebih dalam dari
lautan.
Dia
belum mendapatkan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terang Roh
Kudus, dia belum mendapatkan isi hati Tuhan yang paling dalam itu, sehingga dia
mengukur ke dalaman isi hati Tuhan dari sisi sumur Yakub. Ini adalah tanda
bahwa dia belum memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
c.
“Adakah Engkau lebih besar dari
pada bapa kami Yakub?”
Pernyataan
ini menunjukkan seolah-olah Yakub jauh lebih besar dari pada Yesus Kristus sebagai Anak Tunggal Bapa.
Yesus
Dialah Allah dan manusia, jauh lebih besar dari pada Yakub.
Air
dari sumur Yakub dapat diperoleh kalau orang mengambilnya, tetapi air kehidupan
akan diberikan kepada orang yang percaya dan air itu akan diberikan kepada dia,
sampai kepada hidup yang kekal, berarti Yesus lebih besar dari pada Yakub.
Mengambil
air dari sumur Yakub harus berjuang sendiri, tetapi air kehidupan datangnya
dari Yesus Anak Allah untuk memberikan kehidupan yang kekal dan abadi, kehidupan
untuk selama-lamanya. Mana yang lebih besar, Yakub atau
Yesus?
Yohanes
4:13
(4:13) Jawab Yesus
kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
Barangsiapa
minum dari sumur Yakub ia akan haus kembali, apa buktinya haus kembali?
Perempuan Samaria tidak cukup dengan satu laki-laki, dari laki-laki yang satu
beralih kepada laki-laki yang lain. Tetapi kalau dia minum dari air kehidupan,
yang diberikan oleh Yesus Kristus, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya,
rasa dahaganya akan dipuaskan, hatinya dihiasi dengan kasih Allah, tidak dengan
kasih eros dan fileo.
Adakalanya
oleh karena kasih eros dan kasih fileo seseorang berjuang, tetapi untuk
pelayanan, sesuatu yang berharga dan penting dia tidak mau berjuang. Kasih
manusia membuat kita haus lagi tetapi kasih Yesus memuaskan hati kita untuk
selama-lamanya.
Biarlah
hati ini dihiasi oleh kasih Allah untuk selama-lamanya, itulah air kehidupan, firman
Allah yang kita terima dalam setiap ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Yohanes
4:14
(4:14) tetapi barangsiapa
minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk
selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata
air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang
kekal."
Sampai
akhirnya air kehidupan itu menjadi mata air di dalam dirinya. Mata air = sumber
air, tidak berhenti mengeluarkan air. Akhirnya; orang yang sudah menerima air
kehidupan menjadi mata air, bisa memuaskan rasa dahaga orang lain dari kasih
Allah yang ia terima itulah firman Allah, bukan malah merusak orang lain dengan
nyanyian berbalas-balasan, tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah à dosa kenajisan waktu bangsa Israel menyembah
patung anak lembu emas tuangan.
Tidak
berhenti sampai di situ, puncaknya sampai membawa kepada hidup yang kekal.
Inilah
pengertian-pengertian yang Yesus berikan kepada perempuan Samaria.
Setelah
pengertian ini diberikan, sekarang kita perhatikan...
Yohanes
4:15
(4:15) Kata perempuan itu
kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan
tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
Perempuan
Samaria ini mau menyerah, mau menaklukkan diri kepada firman, tidak bertahan
dengan segala kekerasan hati, tidak mempertahankan dosanya.
Biarlah
malam ini kita semua segara menaklukan diri kepada firman Allah, kalau sudah mendapat
pengertian atau memperoleh pengetahuan yang benar tentang
Anak Allah, taklukan diri kepada firman, jangan bertahan
dalam kebodohan. Kalau perempuan Samaria bisa, harusnya kita juga bisa.
Yang
dulu hatinya suka dihiasi kasih eros dan fileo, mungkin tubuhnya tidak ada
perselingkuhan dan perzinahan, tetapi memandang perempuan dan menginginkannya dalam hati itu juga perzinahan, sebaliknya perempuan
yang menggoda itu juga perzinahan, karena ada roh nya, kalau patung tidak ada
rohnya, tidak bisa menggoda.
Sungguh-sungguh
siapapun kita, sungguh-sungguh, taklukan diri kepada firman kalau sudah
memperoleh pengertian.
Yohanes
4:16
(4:16) Kata Yesus
kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
Setelah perempuan Samaria menaklukkan diri
kepada firman maka Yesus berkata; "Pergilah,
panggillah suamimu dan datang ke sini." Menunjukkan bahwa Yesus telah
memberikan air kehidupan kepada perempuan Samaria itu.
Yohanes
4:17
(4:17) Kata perempuan
itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat
katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
Pada
saat perempuan Samaria menerima air kehidupan, pada saat itulah perempuan Samaria
mengakui segala kekurangannya dan kenajisannya, dosa masa lalunya. Kalau orang
sudah menaklukan diri kepada firman mudah sekali mengakui dosa masa lalu dan
tidak malu mengakui dosa kenajisan. Tidak cukup hanya air mata, yang Tuhan
butuhkan tetapi segera taklukan diri kepada firman.
Kalau
kita takluk kepada firman dengan bukti mengakui kesalahan, pada saat itu firman
Tuhan yang membenarkan kita. Tetapi kalau membela diri, maka yang membenarkan adalah
manusia tetapi tidak benar di hadapan Tuhan. Tidak ada artinya kita membenarkan
diri, tetapi dipersalahkan oleh Tuhan. Yang benar adalah mengakui kesalahan dan
sampai akhirnya dibenarkan oleh Tuhan. Untuk apa kita benar di mata manusia, tetapi
salah di mata Tuhan? Tidak ada artinya; NOL.
Yohanes
4:18
(4:18) sebab engkau sudah
mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal
ini engkau berkata benar."
Jadi
dosa masa lalu dari pada perempuan Samaria adalah mempunyai lima suami tetapi
dosa itu sudah diakui kepada Tuhan sehingga Tuhan membenarkan dia.
Tuhan tahu dosa masa lalunya dan Tuhan membenarkan dia.
Yohanes
4:19
(4:19) Kata perempuan itu
kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.
Perempuan
Samaria berkata; "Tuhan, nyata
sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Itu menunjukkan bahwa ia telah memperoleh pengetahuan yang benar
tentang Anak Allah.
Tugas
nabi adalah bernubuat menyingkapkan segala yang terselubung, yang terkandung dalam
hati dan Yesus sebagai nabi, telah menyingkapkan segala yang terselubung di
dalam hatinya.
Kita
menerima firman pengajaran yang disebut juga firman para nabi itu adalah
kemurahan hati Tuhan dan kalau kita bisa menerimanya dengan tulus
hati itu juga kemurahan Tuhan. Digembalakan oleh firman pengajaran
mempelai dalam terangnya Tabernakel itu juga kemurahan Tuhan. Tidak semua orang mampu digembalakan oleh
firman pengajaran mempelai.
Kalau jadi hamba Tuhan
bercanda-canda seperti Simson di kuil dagon, banyak orang yang suka. Tetapi
hamba Tuhan yang suka bercanda itu sudah buta, matanya sudah dicungkil, kaki
diannya sudah diambil, hanya bisa melawak.
Ciri-ciri memperoleh pengetahuan
yang benar tentang Anak Allah.
Yohanes
4:28
(4:28) Maka perempuan itu
meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada
orang-orang yang di situ:
(4:29) "Mari, lihat!
Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah
kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?"
-
Meninggalkan tempayannya Ã
meninggalkan hidup lama = menjadi manusia rohani.
Tempayan lama à manusia daging, setelah
ia meninggalkannya menunjukan bahwa dia manusia rohani.
-
Menjadi kesaksian, berarti; menjadi surat
pujian, menjadi surat Kristus, yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang.
Kesaksian itu tidak mesti
harus dari khotbah, dari setiap perbuatan saja. Kalau orang itu suka mengucap
syukur; 1 Tesalonika 5:18-19, kalau
sungguh-sungguh melayani Tuhan; Injil Markus, kalau adil dan benar dalam
pelayanan; Injil Yohanes, mau menanggung penderitaan yang tidak harus
ditanggung; Injil Lukas, semuanya tertulis, ayat demi ayat, pasal demi pasal.
3. “Kedewasaan penuh.”
Anak Tuhan yang dewasa
rohani, tidak suka dengan susu, dia lebih suka makanan keras .. Ibrani 5-6. Karena orang yang dewasa
rohani memiliki panca indera yang terlatih, antara lain.
-
Telinga yang dengar-dengaran.
-
Hidung, berarti hidup dalam doa
penyembahan, ukurannya menyembah selama satu jam.
-
Mulut memuliakan Tuhan.
-
Kulit pipi merasakan kasih
Allah yang seutuhnya.
Inilah panca indera yang terlatih, sehingga
orang yang dewasa secara rohani lebih menyukai makanan keras dari pada susu.
Kemudian orang yang dewasa rohani kalau kita
lihat dalam Kitab Kidung Agung 8, mempunyai buah dada. Kalau kerohanian anak-anak, tidak
mempunyai buah dada, jadi buah dada menunjuk kepada kedewasaan penuh.
Buah dada berbicara tentang dua loh batu,
mampu mengasihi Tuhan dan sesama dengan kasih agape, kalau anak-anak tidak
mampu mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan.
Apa buktinya perempuan dewasa rohani mampu
mengasihi Tuhan dan sesama? Pada saat melihat adiknya belum memiliki buah dada,
di situ dia kebingungan, kelimpungan, berarti; prihatin melihat
kerohanian yang masih kanak-kanak. Itulah orang yang dewasa rohani mampu
mengasihi Tuhan dan sesama, sama seperti mengasihi diri sendiri. Kalau yang belum
dewasa rohani tidak peduli dengan sesamanya, mau mati, mau sakit, mau apa,
tidak perduli. Kalau dewasa rohani perhatiannya penuh kepada Tuhan, dia mampu
mengasihi Tuhan dan sesama.
Saya sebagai hamba Tuhan, belajar dan
berjuang, untuk mempertanggungjawabkan apa yang dipercayakan oleh Tuhan. Jangan
saudara pikir, pemuda/i yang masih nganggur hati saya tenang, sampai hari ini saya belum
tenang, sebelum firman Tuhan tergenapi dalam hidup mereka.
Bukan hanya dalam satu sisi pekerjaan, sisi
lain juga, ini tanggungjawab saya, berarti belajar untuk merasakan bukan
mencelakakan.
4.
“Tingkat pertumbuhan yang
sesuai dengan pertumbuhan Kristus” = menempatkan Kristus sebagai kepala.
Kalau tubuh tidak
mempunyai kepala = tidak menempatkan Kristus sebagai kepala.
Kalau tubuh berjalan
tanpa kepala berarti tubuh berjalan sesuai dengan kehendaknya sendiri, kalau
tubuh berjalan tanpa kepala dia tabrak sana dan sini, banyak kesalahan terjadi
di sana sini.
Selain itu kalau tubuh
tanpa kepala, maka tubuh menjadi sarangnya
burung, tempatnya roh najis dan tubuh menjadi liangnya serigala itulah gambaran dari roh jahat.
Tetapi puncaknya
kedewasaan itu adalah tubuh menempatkan Kristus sebagai kepala, itulah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai Anak Domba.
Efesus 4:15
(4:15) tetapi dengan
teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala
hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Pembangunan tubuh Kristus
mengarah kepada Kristus sebagai kepala, inilah tubuh Kristus yang sempurna,
inilah kesempurnaan tubuh.
Tadi hanya bangunan yang didirikan di atas pondasi (dasar) sehingga belum sempurna, tetapi
setelah tubuh itu sempurna, Kristus jadi kepala.
Efesus 4:16
(4:16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih
tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan
kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun
dirinya dalam kasih.
Pembangunan tubuh yang sempurna;
diikat menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Inilah kesatuan anggota
tubuh itu, banyak anggota tetapi satu tubuh.
Inilah gereja Tuhan yang sempurna; berselubungkan matahari,
bulan di bawah kaki, bermahkotakan 12 bintang di atas kepala, dan akhirnya
dipelihara selama 3,5 tahun di padang gurun dan ketika Yesus datang pada kali
yang kedua dia gereja yang sempurna dalam pesta nikah Anak Domba.
Dia naik, kita juga naik,
Dia posisinya di sebelah kanan Allah Bapa itu juga menjadi posisi kita dan aktualisasinya
dalam kehidupan kita adalah berada di tempat yang tinggi menjadi suatu
kerajaan, suatu imam bagi Allah, melayani Tuhan dalam kekudusan, tentunya sudah
dilepaskan dari dosa oleh darah salib Kristus.
Inilah
sesuatu yang tidak bisa dibayangkan. Kalau pesulap bisa angkat tubuh manusia,
tetapi ikut Tuhan tidak boleh dengan sulap dan sihir, harus mengikuti jejak
Kristus, bukan karena sihir, ikuti
pembangunan, dari tahap pertama, kedua dan ketiga. Kalau
saudara memperhatikannya pasti bersyukur.
Yohanes
14:2-3
(14:2) Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian,
tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan
tempat bagimu.
(14:3) Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat
bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat
di mana Aku berada, kamupun berada.
Dia akan datang kembali
untuk kali yang kedua, di mana Dia akan tampil sebagai Raja dan mempelai pria
sorga, untuk selanjutnya membawa kita ke tempat di mana Dia berada, itulah gereja
Tuhan yang dibangun sampai kepada kesempurnaan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment