IBADAH PEMUDA REMAJA, 19 NOVEMBER 2016
STUDY YUSUF
(SERI: 107)
Subtema: DILUKISKAN DI TELAPAK TANGAN TUHAN.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita
sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Pemuda Remaja sebagaimana biasanya.
Kita akan memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Pemuda Remaja dari study Yusuf dari kitab Kejadian 41. Sekarang kita akan memperhatikan ayat yang pertama,
biarlah kehidupan muda remaja turut berdoa supaya Tuhan tolong kita dalam
pembukaan rahasia firman Tuhan di mulai dari ayat satu dan seterusnya, ayat
demi ayat, supaya kehidupan kita semakin hari semakin sama mulia dengan Dia.
Kita perhatikan Kejadian 41: 1.
Kejadian
41: 1
(41:1)
Setelah lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun, bahwa ia berdiri di tepi
sungai Nil.
Terlebih dahulu kita perhatikan kalimat:
“Setelah lewat dua tahun lamanya”,
yaitu peristiwa Yusuf menceritakan mimpi juru minuman itu. Berarti, dua tahun juga Yusuf dilupakan juru minuman itu, sesuai dengan Kejadian 40:23, tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu,
melainkan dilupakannya. Berbicara
dilupakan = ditinggalkan.
Sekarang
kita akan memperhatikan sejenak kalimat DILUPAKAN;
YANG PERTAMA: BANGSA ISRAEL
PERNAH DILUPAKAN ATAU PERNAH DITINGGALKAN UNTUK SESAAT LAMANYA.
Keluaran 2: 23-25
(2:23) Lama sesudah itu matilah
raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka
berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai
kepada Allah.
(2:24) Allah mendengar mereka
mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan
Yakub.
(2:25) Maka Allah melihat orang
Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka.
Bangsa Israel diperbudak oleh bangsa Mesir selama
430 tahun lamanya, dan sampai memahitkan hati mereka.
Perlu untuk diketahui, kalau seseorang masih
diperbudak dosa, tanpa hari perhentian, maka orang seperti ini akan mengalami
sengsara dan derita sampai memahitkan hatinya. Jadi yang membuat seseorang
sengsara, menderita, sampai memahitkan hatinya adalah perbudakan dosa.
Salib tidak pernah membuat kita menderita, kalau
kita memahami apa yang menjadi rencana Tuhan dalam kehidupan kita
masing—masing, pribadi lepas pribadi.
Keluaran 1:11-14
(1:11) Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan
atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan
bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses.
(1:12) Tetapi makin ditindas,
makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut
kepada orang Israel itu.
(1:13) Lalu dengan kejam orang
Mesir memaksa orang Israel bekerja,
(1:14) dan memahitkan hidup
mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata,
dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam
dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.
Oleh karena kerja paksa dan perbudakan yang begitu
berat ini sampai akhirnya memahitkan hati bangsa Israel.
Adapun pekerjaan berat yang dikerjakan bangsa Israel,
yaitu: “Mengerjakan tanah liat dan batu
bata.”
-
Tanah liat ->
kehinaan karena dosa kejahatan dan kefasikan.
-
Batu bata -> dosa-dosa karena keinginan daging.
Ada dua musuh utama yang menyebabkan seseorang
jatuh ke dalam dosa yaitu:
1.
Daging dengan segala
keinginannya.
2.
Iblis/Setan, itulah
roh jahat dan roh najis.
Kalau dosa ini memperbudak seseorang, itu yang akan
memahitkan hati seseorang tanpa hari perhentian.
Selama bangsa Israel diperbudak oleh bangsa Mesir,
mereka tidak masuk pada hari perhentian, mereka tidak menguduskan hari sabat
dan jauh dari pada ibadah dan pelayanan = untuk sesaat ditinggalkan/dibiarkan.
Jadi salib tidak pernah memahitkan hati kita. Kita
beribadah pada malam ini karena darah salib, bukan untuk memahitkan hati kita,
justru Tuhan memberikan jalan keluar untuk setiap masalah-masalah yang kita
hadapi. Kemudian, Tuhan percayakan ibadah dan pelayanan, kita berada dalam
kegiatan Roh kudus/rohani, untuk menyukakan hati Tuhan. Jadi jangan keliru
dengan salib.
Kalau seseorang sibuk, terikat di dalam pekerjaan
Tuhan, maka seseorang diminimalisir untuk berbuat dosa.
Sekarang
kita akan memperhatikan sejenak kalimat DILUPAKAN;
YANG KEDUA:
YEHUDA PERNAH JUGA DITINGGALKAN UNTUK BEBERAPA LAMA WAKTUNYA.
Ratapan 1: 1
(1:1) Ah,
betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu ramai! Laksana seorang jandalah ia, yang dahulu agung di antara bangsa-bangsa.
Yang dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang menjadi jajahan.
Yerusalem
menjadi kota yang terpencil, yang dahulu agung di antara bangsa-bangsa, dahulu ratu
di antara kota-kota, sekarang menjadi jajahan. Jajahan berarti diperbudak.
Yerusalem adalah kota dari suku Yehuda. Hampir sama
dengan Israel sama-sama diperbudak oleh dosa.
Gambaran Yerusalem setelah diperbudak: Laksana seorang jandalah ia. Berarti
tidak mempunyai suami = tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala.
Kalau tubuh tanpa kepala maka sangat mengerikan,
kalau berjalan tabrak sana, tabrak sini,
dan orang yang melihatnya akan merasa aneh, karena tubuh berjalan tanpa kepala.
Ratapan 1:2
(1:2) Pada
malam hari tersedu-sedu ia menangis, air matanya bercucuran di pipi; dari semua
kekasihnya, tak ada seorang pun yang menghibur dia. Semua temannya
mengkhianatinya, mereka menjadi seterunya.
Kondisi seorang janda: “Pada malam hari
tersedu-sedu ia menangis, air matanya bercucuran di pipi; dari semua
kekasihnya, tak ada seorang pun yang menghibur dia. Semua temannya
mengkhianatinya, mereka menjadi seterunya” berarti, dia
tinggal seorang diri.
Kalau seseorang menderita, biasanya orang seperti ini
merasa seorang diri, tanpa seorang pun yang mengerti, airmata bercucuran di
pipi, tidak bisa dibendung dan dia merasa bahwa Tuhan tidak berpihak kepada
dia, padahal dia yang meninggalkan Tuhan.
Seperti saya dahulu (sebelum menjadi hamba Tuhan),
saya menangis sambil melihat kaca, saya persalahkan Tuhan, padahal saya sendiri
yang salah, saya jauh dari Tuhan, saya belum mengenal Tuhan waktu itu walaupun
disebut orang kristen.
Ratapan
1:3
(1:3) Yehuda telah ditinggalkan penduduknya karena
sengsara dan karena perbudakan yang berat; ia tinggal di tengah-tengah
bangsa-bangsa, namun tidak mendapat ketenteraman; siapa saja yang menyerang
dapat memasukinya pada saat ia terdesak.
Selanjutnya, dia ditinggalkan oleh penduduknya dan akhirnya dia berada di
tengah bangsa-bangsa, namun tidak mendapat ketenteraman. Selain tidak tenteram,
siapa saja yang menyerang dapat memasukinya, berarti rapuh,
lemah tak berdaya, inilah keadaan seseorang kalau diperbudak oleh dosa.
Ratapan 1:4
(1:4) Jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita, karena
pengunjung-pengunjung perayaan tiada; sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya, berkeluh
kesahlah imam-imamnya; bersedih pedih dara-daranya; dan dia sendiri pilu
hatinya.
Di sini kita
melihat kalimat “Jalan-jalan ke Sion
diliputi dukacita”, tidak ada lagi gairah untuk berada di gunung Sion =
tidak ada lagi gairah untuk beribadah dan melayani Tuhan. Dan itu kalau sudah
dijajah, diperbudak oleh dosa.
Penyebab jalan-jalan
ke Sion diliputi dukacita, ada dua hal yaitu:
1.
“Karena
pengunjung-pengunjung perayaan tidak ada“ = tidak ada
lagi orang yang beribadah di gunung Sion.
2.
“Sunyi
senyaplah pintu gerbangnya” = tanpa kesaksian, sebab tidak
ada lagi yag menceritakan perbuatan Allah yang ajaib... Mazmur 5:19.
Akibat dua hal
di atas adalah:
1.
“Berkeluh
kesahlah imam-imamnya.”
Karena tidak
ada lagi yang membawa korban dan persembahan. Perlu untuk diketahui; yang
menjadi milik pusaka dari seorang imam adalah Tuhan, yaitu: ibadah dan pelayanan, serta sepersepuluh.
2.
“Bersedih,
pedih dara-daranya dan dia sendiri pilu hatinya.”
Kesedihan hati,
kepedihan hati, bahkan hati yang pilu
akan dialami oleh gereja-gereja Tuhan atau anak-anak Tuhan yang belum dewasa
rohani bila tiada ibadah dan pelayanan.
Dara-dara di
sini -> gereja Tuhan yang kerohaniannya masih belum dewasa.
Pertanyaannya; apa yang menyebabkan Yehuda ditinggalkan untuk sesaat?
Ratapan 1:5
(1:5) Lawan-lawan menguasainya, seteru-seterunya berbahagia. Sungguh,
TUHAN membuatnya merana, karena banyak pelanggarannya; kanak-kanaknya berjalan
di depan lawan sebagai tawanan.
Tuhan membuat mereka
merana karena banyak pelanggarannya dan
yang sangat memilukan hati adalah “Kanak-kanaknya
berjalan di depan lawan tetapi sebagai tawanan.”
Ratapan
1:8-9
(1:8
) Yerusalem sangat berdosa, sehingga najis adanya; semua yang dahulu
menghormatinya, sekarang menghinanya, karena melihat telanjangnya; dan dia
sendiri berkeluh kesah, dan memalingkan mukanya.
(1:9
) Kenajisannya melekat pada ujung kainnya; ia tak berpikir akan akhirnya,
sangatlah dalam ia jatuh, tiada orang yang menghiburnya. "Ya, TUHAN,
lihatlah sengsaraku, karena si seteru membesarkan dirinya!"
Pendeknya, yang
menyebabkan mereka ditinggalkan oleh Tuhan karena
dosa kenajisan mereka.
Ada di antara pemuda-pemudi
yang tidak pacaran, mereka menjaga kekudusan karena tergembala dengan
sungguh-sungguh. Sehingga pemuda-pemudi yang baru tergembala terkejut ketika tahu mereka tidak pacaran.
Sebaliknya pemuda-pemudi
yang tergembala dengan baik terkejut
ketika mendengar sudah pernah pacaran dengan ganti-ganti pacar/memiliki mantan
yang banyak.
Pendeknya, Yehuda
ditinggalkan karena dosa kenajisan mereka.
Kita lihat sejauh mana
dosa kenajisan itu.
Ratapan
1:9
(1:9
) Kenajisannya melekat pada ujung kainnya; ia tak berpikir akan akhirnya,
sangatlah dalam ia jatuh, tiada orang yang menghiburnya. "Ya, TUHAN,
lihatlah sengsaraku, karena si seteru membesarkan dirinya!"
“Kenajisannya
melekat pada ujung kainnya” /ujung jubahnya.
Saudaraku, kenapa saya
harus mengatakan ujung jubah, karena Yehuda
dan Yerusalem = raja-raja dan
imam-imam.
Kesimpulannya, pelayanan mereka disertai dengan dosa
kenajisan. Persis seperti anak imam Eli, tidak segan-segan menyakiti hati Tuhan
di depan pintu kemah pertemuan terhadap perempuan-perempuan yang melayani.
Itulah kondisi Yerusalem
pada waktu itu, akhirnya atas seijin Tuhan mereka diperbudak oleh bangsa-bangsa,
dan ketika mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa, hati mereka tidak tenteram,
hidup mereka pun tidak tenteram.
Kalau ada orang yang hidup
dalam kenajisan dan berkata; aku damai sejahtera, itu bohong besar, itu tipu
muslihat dari pada Iblis/ Setan.
Di ujung jubah imam besar
tergantung dua hal, yaitu: giring-giring
emas dan buah delima berselang–seling.
-
Giring-giring -> suara Roh Kudus.
-
Buah delima -> anggota tubuh yang dipersatukan di
dalam Tuhan. Bisa terlihat dari ciri-ciri buah delima itu sendiri.
Buah delima terdiri
dari banyak biji-biji -> sel-sel/anggota-anggota tubuh, lalu disekat oleh kamar-kamar, semacam selaput halus, tapi
disatukan oleh kasih Allah.
Di ujung jubah
itulah melekat kenajisan dari Yerusalem dan Yehuda.
Dan inilah yang
dirusak oleh roh najis, yaitu; persekutuan dengan Roh Kudus dan persekutuan di
antara tubuh. Pendeknya, roh najis menghambat pembangunan tubuh Kristus.
Dan kalau seseorang jatuh
dalam dosa kenajiisan, berarti kejatuhannya itu sangat dalam sekali->
orang-orang yang berpikir pendek.
Saya bersyukur, Tuhan
panggil saya, dan Tuhan pakai saya untuk melayani Tuhan, kalau tidak, habislah
saya oleh karena dosa kejahatan dan dosa kenajisan. Saya tahu kekuatan saya
tidak seberapa, sehingga kalau saya tidak berada di dalam Tuhan, habislah saya dan
ujung-ujungnya binasa.
Saudara yang sudah berada
dalam kandang penggembalaan ini bukanlah suatu kebetulan, sehingga jangan
anggap enteng ibadah dan pelayanan ini, justru harus bersyukur kepada Tuhan. Lewat
ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok + ibadah kaum muda, di situlah kita merasakan uluran dua tangan
Tuhan yang kuat dan teracung, untuk memelihara, membela kehidupan kita.
Sehebat-hebatnya motivator, tidak akan bisa
membuat dirinya suci, kalau jauh dari Tuhan dan tidak mengenal Tuhan Yesus.
Dampak negatif karena dosa
kenajisan...
Ratapan
1:6
(1:6) Lenyaplah dari puteri Sion segala
kemuliaannya; pemimpin-pemimpinnya bagaikan rusa yang tidak menemukan padang
rumput; mereka berjalan tanpa daya di depan yang mengejarnya.
Dampak negatif yang
pertama, bila diperbudak dosa kenajisan: Lenyaplah
dari puteri Sion segala kemuliaannya = tidak terlihat kemuliaan pada puteri
Sion/gereja Tuhan.
TANDA-TANDA KEMULIAAN
LENYAP, yaitu:
1.
“Pemimpin-pemimpinnya
bagaikan rusa yang tidak menemukan padang rumput.”
Artinya, pemimpin
di rumah Tuhan tidak mendapatkan pembukaan rahasia firman.
Rumput penggembalaan
itu harus disediakan oleh seorang gembala atas domba-domba. Tetapi kalau
kemuliaannya sudah lenyap maka tandanya, pemipin-pemimpinnya bagaikan rusa
tidak menemukan padang rumput, tidak mendapatkan pembukaan rahasia firman.
Kalau kita
mendapatkan pembukaan rahasia firman, maka segala rahasia yang terkandung di
dalam hati tersingkap, segala yang terselubung tersingkap, dosa-dosa dibongkar tuntas,
supaya terlihat kemuliaan. Tetapi kalau tidak ada pembukaan rahasia firman dosa
tidak bisa tersingkap dan tidak terlihat lagi kemuliaan.
Kejujuran,
kepolosan, akan memancarkan kemuliaan dan ketulusan hati yang akan terus
memimpin orang jujur dan orang polos.
Sungai air
kehidupan itu jernih bagaikan kristal, memancarkan kemuliaan tapi kalau tidak
ada pembukaan rahasia firman sudah pasti tidak akan terlihat lagi kemuliaan.
2.
“Mereka berjalan
tanpa daya di depan orang yang mengejarnya.”
Artinya, tidak
berkuasa atas dosa yantg ditimbulkan oleh musuh abadi, seteru abadi, yaitu; daging dan Setan.
Itulah peristiwa Yehuda
dibuang ke Babel selama 70 tahun lamanya. Babel adalah tempat roh jahat dan roh
najis bersembunyi.
Apa yag dibenci oleh Tuhan
itu juga yang harus kita benci, jangan menyukai apa yang dibenci oleh Tuhan,
supaya kita jangan turut dibenci oleh Tuhan...Wahyu 18:2.
Hampir sama peristiwanya
dengan bangsa Israel, sama-sama diperbudak. Tapi yang satu diperbudak oleh dosa
kejahatan/kenajisan dan yang satu diperbudak dosa karena pengaruh dunia
(Mesir).
Dampak
negatif yang kedua.
Ratapan 1:11
(1:11) Berkeluh kesah seluruh
penduduknya, sedang mereka mencari roti; harta benda mereka berikan ganti
makanan, untuk menyambung hidupnya. "Lihatlah, ya TUHAN, pandanglah,
betapa hina aku ini!
Untuk mencari roti; “Harta benda mereka berikan gantikan
dengan makanan.” Jadi mereka harus mengorbankan harta benda mereka hanya untuk roti dan makanan
mereka = mereka lebih mengorbankan ibadah dan pelayanan hanya untuk sesuap
nasi.
Mereka mengorbankan karunia-karunia Roh Kudus,
yang sangat berharga, buah-buah Roh Kudus, itulah harta kekayaan di dalam
Tuhan.
Pendeknya, mengorbankan ibadah, pelayanan,
nyawanya, hanya demi sesuap nasi untuk menyambung hidup -> orang-orang yang
hina, segambar dan serupa dengan debu tanah.
2
Korintus 4:7-10
(4:7
Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa
kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
(4:8
Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun
tidak putus asa;
(4:9)
kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun
tidak binasa.
(4:10)
Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan
Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
Harta di dalam bejana tanah liat, berarti membawa
kematian Yesus di dalam tubuh kita, sehingga memperoleh kekuatan yang
berlimpah-limpah, dengan bukti; “Ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun
tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian,
kami dihempaskan, namun tidak binasa.”
Manusia itu seperti bejana
tanah liat, rapuh, seperti vas bunga di tangan dan begitu lepas maka hancur
berkeping-keping, itulah keadaan manusia. Tapi kalau kita memiliki harta yang
berasal dari Allah, kita memiliki kekuatan yang berlimpah-limpah.
Selain harta rohani dan
jabatan dikorbankan, termasuk salib dikorbankan (padahal salib adalah harta
dalam bejana tanah liat), mulai andalkan manusia, mulai andalkan kekuatannya, hanya
untuk sesuap nasi.
Apa kelebihan Pengajaran
Mempelai dari pengajaran yang lain? Yaitu; salib ditegakkan.
Tetapi jangan berkecil
hati, saat tiada jalan Tuhan buka jalan kalau kita mau mengikuti jalan Tuhan.
Jalan
keluarnya.
Ratapan
1:7-8
(1:7)
Terkenanglah Yerusalem, pada hari-hari sengsara dan penderitaannya, akan segala
harta benda yang dimilikinya dahulu kala; tatkala penduduknya jatuh ke tangan
lawan, dan tak ada penolong baginya, para lawan memandangnya, dan tertawa
karena keruntuhannya.
(1:8)
Yerusalem sangat berdosa, sehingga najis adanya; semua yang dahulu
menghormatinya, sekarang menghinanya, karena melihat telanjangnya; dan dia
sendiri berkeluh kesah, dan memalingkan mukanya.
Terkenanglah Yerusalem
pada hari-hari sengsara dan penderitaannya,
ia menyadari diri akan segala harta benda yang dia miliki dahulu kala,
jatuh ke tangan lawan.
Malam ini kita menyadari
diri atas segala kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi, sampai kita
kehilangan harta rohani. Menyadari diri berarti, mengakui kesalahan- kesalahan
kita.
1 Yohanes 1:8-10
(1:8)
Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri
dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
(1:9)
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
(1:10)
Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia
menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Kalau kita mengaku dosa
maka Dia adalah setia dan adil. Maka Dia mengampuni segala dosa kita, bahkan
menyucikan kita dari segala kejahatan dan kenajisan oleh darah Yesus Kristus. Tetapi
sebaliknya, kalau seseorang tidak mau
mengakui dosa maka dia menjadikan Yesus pendusta dan firman Allah tidak ada
pada diri orang tersebut.
Kemudian, jika kita tidak
mengaku dosa, berarti kita menipu diri sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam
kita, persamaannya; membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di
dalam kita.
Tetapi kalau kita
sungguh-sungguh mengakui segala dosa kejahatan dan kenajisan, Ia akan
mengampuni kita, tidak hanya mengampuni kita bahkan juga menyucikan kita dari
dosa kejahatan dan kenajisan oleh darah Anak Domba, supaya dijadikan alat
kemuliaan, menjadi raja-raja, imam-imam, dan memerintah sebagai raja di bumi.
Ayo jangan lagi buat
dirimu serendah dan sehina itu, supaya jangan menjadi tertawaan dari pada
musuhmu. Semua seteru-seterunya menertawakan Yerusalem pada saat ia jatuh dalam
kenajisan, dan sangat hina.
Apa yang membuat kita
mulia? Yaitu, kesucian oleh darah Yesus Kristus.
Sebab orang yang mengakui
dosa, dia akan disucikan oleh darah Yesus dan firman-Nya akan menyucikan hati
nurani, membuat kita jujur, polos, tampil apa adanya, transparan dan nyatalah
kemuliaan.
Di dalam kitab Ratapan, Yehuda tidak berpikir panjang, menganggap enteng,
kenikmatan sesaat, tetapi merusak masa depan.
Kalau pernah pacaran
itu beresiko tinggi, sehingga jika tidak lanjut ke jenjang pernikahan,
dikemudian hari dosa itu akan mengejar
lagi, apalagi dalam pertemuan reuni.
Mazmur 30:6
(30:6) Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati;
sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.
Lihatlah Tuhan Yesus sungguh luar biasa,
sebab “Sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Dia murah hati.”
Syaratnya; kalau kita mau mengakui dosa.
“Sepanjang malam ada
tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.” Kalau kita mau mengakui dosa.
Mungkin karena dosa kejahatan dan kenajisan, kita
menangis sepanjang malam, tapi menjelang fajar menyingsing, ada sorak-sorai
kemenangan. Syaratnya asal kita mengakui dosa kita.
Yesaya 54:4
(54:4 )Janganlah takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan
janganlah merasa malu, sebab engkau tidak akan tersipu-sipu. Sebab engkau akan
melupakan malu keremajaanmu, dan tidak akan mengingat lagi aib kejandaanmu.
Kalau kita mengakui dosa, Tuhan memberi suatu
keyakinan bagi kita dengan pernyataan-Nya, yaitu: “Janganlah merasa malu,
sebab engkau tidak akan tersipu-sipu. Sebab engkau akan melupakan malu
keremajaanmu dan tidak akan mengingat lagi aib kejandaanmu.”
Pendeknya, tidak mengingat
dosa lalu masa lalu, antara lain:
-
Akan melupakan malu keremajaan -> kesalahan karena
belum dewasa = tidak mengasihi Tuhan.
-
Aib kejandaan -> tidak menempatkan Kristus sebagai
Kepala.
Yesaya
54:5-6
(54:5)
Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN
semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah
Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.
(54:6)
Sebab seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati TUHAN
memanggil engkau kembali; masakan isteri dari masa muda akan tetap ditolak?
firman Allahmu.
Pendeknya, Tuhan tetap ingat kita dan tetap
memanggil kita, ketika kita jauh dari Dia, Tuhan tak pernah melupakan kita.
Sebagai gambarannya; diikat seperti hubungan suami isteri.
Jangan pernah mengatakan bahwa Tuhan meninggalkan
kita, tetapi sesungguhnya kitalah yang meninggalkan Tuhan, karena dosa
kejahatan dan dosa kenajisan.
Yesaya
54:7-8
(54:7)
Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang
yang besar Aku mengambil engkau kembali.
(54:8)
Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau
sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani
engkau, firman TUHAN, Penebusmu.
Hanya sesaat lamanya Tuhan meninggalkan Israel dan
Yehuda, namun akhirnya saat mereka mengakui dosa, Tuhan memanggil mereka
kembali, dan itu semua oleh karena, yaitu:
1.
Kasih sayang Tuhan yang
besar yaitu: berkat-berkat pemeliharaan Tuhan yang bersifat lahiriah/pemberian
Tuhan.
2.
Kasih setia Tuhan, itulah pengampunan tanpa batas, disertai
kemurahan hati Tuhan.
Kalau akhirnya kita berada di dalam Tuhan, itu karena kasih sayang dan kasih setia Tuhan.
Yesaya 62:1
(62:1) Oleh karena Sion aku tidak
dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang,
sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti
suluh.
Jadi Tuhan tidak akan berdiam diri dan tidak akan
tinggal tenang sebelum Sion dan Yerusalem dipulihkan oleh Tuhan, tidak hanya
dipulihkan tetapi juga sebelum kebenarannya bersifat seperti cahaya dan
keselamatannya menyala seperti suluh.
Sampai hari ini Tuhan tidak terlelap dan Tuhan
tidak tidur, Dia selalu bekerja sampai sekarang menolong saya dan saudara.
Tuhan rindu supaya kita menjadi terang dan bercahaya untuk menyinari segala
kegelapan dosa. Inilah wujud dari kasih sayang dan kasih setia Tuhan kepada
Yerusalem, Yehuda dan Israel.
Yesaya
62: 2-3
(62:2)
Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat
kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan
ditentukan oleh TUHAN sendiri.
(62:3)
Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan TUHAN dan serban kerajaan di
tangan Allahmu.
Setelah Sion dipulihkan maka dua hal yang terjadi,
yaitu:
1. “Bangsa-bangsa
akan melihat kebenaran.”
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel,
terkena pada Ruangan suci, di dalamnya terdapat tiga macam alat -> ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok.
2. “Semua
raja-raja akan melihat kemuliaan-nya.”
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel
terkena pada Ruangan Maha Suci. Di dalam Ruangan Maha Suci terdapat satu alat
yang paling utama, yaitu: tabut perjanjian -> takhta Allah, hadirat Allah.
Kalau Allah bertakhta, berhadirat, di situ
akan nyata kemuliaan-Nya. Sama seperti peti perjanjian dengan tutup pendamaian
dan dua kerub di atasnya. Di antara dua kerub itu akan terlihat shekina glory
(cahaya kemuliaan Allah). Jadi kemuliaan itu akan terlihat saat persekutuan
kita dengan Tuhan sangat intim.
Prakteknya, melayani Tuhan, seperti
orang-orang yang memikul tabut perjanjian.
Kesimpulannya:
Tekun dalam tiga macam ibadah pokok (beribadah) =
kebenaran.
Melayani Tuhan (memikul tabut perjanjian) ->
kemuliaan Allah.
Yesaya
62:4
(62:4) Engkau tidak akan disebut lagi "yang
ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang
sunyi", tetapi engkau akan dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan
negerimu "yang bersuami", sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan
negerimu akan bersuami.
Kalau Tuhan memulihkan Yerusalem (Yehuda) dan
Israel, maka akan diberi nama baru, yaitu:
1.
Yang berkenan = menjadi alat pendamaian.
Allah berkenan kepada Anak, itu sebabnya Anak
menjadi alat pendamaian...Kolose
3:19-20.
2.
Yang bersuami. Menempatkan Kristus sebagai Kepala = tunduk dan
taat.
Yesaya 62:5
(62:5) Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami
seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu,
dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan,
demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
Pada ayat
5, Allah yang menjadikan kita, Dia akan menjadi Suami dan yang bergirang
hati melihat keadaan kita.
Waktu Israel dan Yehuda
ditinggalkan untuk sesaat lamanya,
Yesus sudah tanggung di atas kayu salib. Dari jam 12 siang, sampai dengan jam 3 sore terjadi kegelapan, lalu Yesus berseru; "Eloi, Eloi, lama sabakhtani? , yang berarti: “Allahku,
Allahku, mengapa Engkau meninggalkan
Aku?”
Jadi untuk sesaat
lamanya Dia ditinggalkan di atas kayu salib, berarti Yesus merasakan apa yang
kita rasakan.
Yesaya
49:14-15
(49:14)
Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan
aku."
(49:15)
Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak
dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.
Tuhan tidak pernah melupakan kita, sebab di atas
kayu salib, Dia merasakan apa yang kita rasakan. Saat dalam penderitaan, kita
sering berkata; Tuhan meninggalkanku dan melupakanku. Sesungguhnya, Tuhan tidak
meninggalkan, dan melupakan kita.
Kalau saja ada seorang ibu bisa melupakan anaknya,
tetapi Tuhan tidak pernah melupakan kita. Sampai hari ini kita masih diberi
nafas hidup, diberi umur panjang, kita dapat beribadah dan melayani Tuhan,
dilengkapi dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan.
Yesaya
49:16
(49:16)
Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap
di ruang mata-Ku.
Justru Tuhan menyatakan dua hal, yaitu:
1.
Dia
telah melukiskan kita di telapak tangan-Nya. Jadi gambaran dan wujud kita ada
di kedua telapak tangan Tuhan yang terpaku.
Pada tangan kanan Tuhan ada umur panjang,
dan tangan kiri Tuhan ada kekayaan dan kehormatan, sudah dilukiskan, asal kita
berada dalam genggaman tangan Tuhan, menerima tangan Tuhan yang sudah terpaku
-> ibadah dan pelayanan.
2.
Tembok-tembokmu
tetap di ruang mata-Ku.
Artinya, orang yang percaya kepada Tuhan
menjadi biji mata Tuhan.
Berarti, dilindungi, dibela, dan
dipelihara oleh Tuhan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang