IBADAH KENAIKAN YESUS KRISTUS, 25 MEI 2017
Subtema: KORELASI ANTARA ELIA DENGAN KENAIKAN YESUS KRISTUS.
Shalom saudaraku.
Selamat sore menjelang petang. Salam sejahtera bagi
kita sema. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan
Ibadah Kenaikan Yesus Kristus.
Malam ini kita memperingati hari kenaikan Yesus
Kristus 2017 tahun yang lalu.
Jadi setelah Dia mati, tiga hari kemudian Yesus
bangkit, kemudian masih berada di atas muka bumi selama 40 hari, dan
selanjutnya Dia naik, lalu 10 hari kemudian Roh Kudus tercurah.
Terpujilah Tuhan atas karya-karya-Nya yang sangat luar
biasa. Oleh karena apa yang telah Dia kerjakan sehingga menjadi berkat karena
memberi pertolongan dan keselamatan bagi kita semua tentunya.
Kita ikuti pemberitaan firman dari Maleakhi 4: 5.
Sesungguhnya Maleakhi adalah firman penggembalaan
dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, namun Tuhan teguhkan hati saya untuk melihat
kebenaran firman dalam Ibadah memperingati Kenaikan Yesus Kristus.
Maleakhi 4: 5
(4:5) Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang
datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.
Sebelum Tuhan datang kembali untuk yang kedua kali,
terlebih dahulu Tuhan mengutus hamba-Nya, nabi Elia.
Kisah Para Rasul 1: 6-7
(1:6) Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan,
maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?"
(1:7) Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu,
yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.
Sebelum Yesus naik, murid-murid bertanya: “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini
memulihkan kerajaan bagi Israel?” Lalu jawab Yesus: “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu”
Kita juga butuh supaya Kerajaan Sorga hadir di hidup
kita di ibadah, di pelayanan kita, di tengah nikah rumah tangga dalam segala
sesuatU. Tetapi Tuhan menjawab: “Engkau
tidak perlu mengetahui masa dan waktunya”, maksudnya, kehendak Tuhan yang
jadi asal kita mau menyerahkan diri kepada Tuhan, tegembala sungguh-sungguh,
tidak boleh ibadah dengan cara seenaknya, itu ibadah buatan tangan manusia.
Kalau domba-domba tidak tergembala berarti mengikuti ibadah dengan cara-cara
buatan tangan manusia.
Yesus Gembala Agung, umat ketebusan-Nya adalah
kawanan-Nya. Kitalah kawanan domba Allah yang harus tetap berada dalam kandang penggembalaan.
Kalau tergembala sungguh-sungguh, dua hal terlihat dalam Injil Yohanes 10,
yaitu; (1) mendengar suara gembala, (2) mengikuti gembala kemana saja
gembala berjalan dan menempuh jalan yang ditempuh. Itu yang disebut kalau domba
tergembala.
Jadi kita tidak perlu mengetahui masa dan waktunya,
pemulihan terjadi atas kehendak-Nya.
Kisah Para Rasul 1: 8-9
(1:8) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas
kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria
dan sampai ke ujung bumi."
(1:9) Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh
mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.
Kesimpulannya dari apa yang kita baca di dalam Kisah
Para Rasul 1: 6-9 ini; Yesus terangkat (naik ke sorga) disaksikan oleh
murid-murid-Nya dan orang-orang Galilea.
Pertanyaannya bagi kita: apa korelasi (timbal
balik/sebab-akibat/kaitannya) antara Maleakhi 4: 5 dengan kenaikan Yesus
Kristus yang telah kita baca dalam Kisah Para Rasul 1: 6-9?
Kisah Para Rasul 1: 10-11
(1:10) Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu,
tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka,
(1:11) dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea,
mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga
meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu
melihat Dia naik ke sorga."
Korelasinya: pada waktu Yesus naik ke sorga, Elia
berdiri dekat dengan murid-murid dan orang-orang Galilea yang menyaksikan Yesus
naik ke sorga.
Demikian juga sebelum Yesus datang pada kali yang
kedua, maka Tuhan mengutus hamba-Nya Elia, untuk mendahului Dia.
Jadi Elia selalu ada, baik ketika Yesus naik, baik
sebelum Yesus datang pada kali yang kedua, Dia diutus untuk mendahului Dia.
Yohanes Pembaptis disebut juga dengan Elia, karena dia
telah mempersiapkan jalan bagi Dia, yaitu: dibaptis. Baptisan Yohanes adalah
baptisan pertobatan, dengan demikian dia telah membuka jalan bagi Raja,
sedangkan Yesus membaptis dengan Roh dan api. Jadi Yohanes pembaptis telah
membuka jalan bagi kita, berarti, dialah Elia yang akan datang itu. Itulah
tugas dari pada Elia.
Namun sebelum kita melihat korelasi antara kenaikan
Yesus Kristus dengan Elia, terlebih dahulu kita pusatkan perhatian kita terhadap
(tentang) kenaikan Yesus Kristus 2017 tahun yang lalu.
Markus 16: 19
(16:19) Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka,
terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.
“Terangkatlah Ia ke sorga lalu duduk di sebelah kanan
Allah.” Yesus naik ke sorga lalu sekarang duduk di sebelah
kanan Allah.
Posisi ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja di atas
segala raja, sekaligus tampil sebagai Pembela.
Itu yang dimaksud dengan duduk di sebelah kanan Allah;
Raja sekaligus tampil sebagai Pembela.
Kisah Para Rasul 2: 25
(2:25) Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada
Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
Pernyataan Daud: “Aku
senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku
tidak goyah.” Kalimat ini menunjukkan bahwa Dia Raja sekaligus Pembela,
sehingga dengan demikian Daud mengarahkan pandangan-Nya kepada Raja di atas
segala raja, sebab Dia tampil sebagai Pembela. Kalau Dia tampil sebagai
Pembela, maka yang dibela tidak akan goyah.
Banyak kali kita goyah. Banyak orang Kristen goyah.
Andaikata Yesus tidak menjadi Raja dan tampil sebagai Pembela, maka yang goyah
ujung-ujungnya terpuruk dan jatuh sampai kedalaman dosa.
Daud tidak ragu, dia senantiasa mengarahkan
pandangannya kepada Raja yang sekaligus Pembela, sehingga yang dibela tidak
goyah.
Kadang sedikit masalah membuat seseorang menjadi
goyah, tidak memiliki pendirian yang kuat lagi.
Tidak usah ragu, Dia tidak meninggalkan kita sebagai
yatim piatu, Dia Raja sekaligus Pembela.
Daud senantiasa mengarahkan pandangannya, maka saya
dan saudara belajar untuk senantiasa mengarahkan pandangan kita kepada Raja,
Dia tampil sebagai Pembela.
Jangan arahkan pandangan kepada yang lain-lain. Hari
ini seseorang bisa mempunyai uang dan merasa kuat, besok uang habis, tidak ada
lagi kekuatan, tetapi bagi orang yang senantiasa mengarahkan pandangannya
kepada Tuhan, dia kuat, tidak mudah goyah sekalipun tidak punya uang.
Kisah Para Rasul 2: 26-27
(2:26) Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan
tubuhku akan diam dengan tenteram,
(2:27) sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan
tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.
Perhatikan pengakuan Daud berikutnya: “Hatiku bersukacita, jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan
diam dengan tenteram”, sebab Yesus Kristus, Dia Raja, tampil sebagai
Pembela, Dia membela kita terhadap musuh. Dia tidak akan menyerahkan hidup kita
kepada musuh.
Ada dua musuh abadi;
1.
Daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya, itu musuh abadi, maka tidak
boleh meninabobokan daging. Kalau dibiarkan, sekali waktu daging bisa menjadi
binatang buas yang siap menerkam.
2.
Iblis/Setan dengan pengaruhnya, yaitu roh jahat dan roh najis.
Dia Pembela, Dia tidak akan menyerahkan kita kepada
dua musuh abadi ini, sebab Dia adalah Raja yang tampil sebagai Pembela. Itu
sebabnya hati Daud tetap bersukacita, jiwa bersorak, bahkan tubuh
pun diam dengan tenteram.
Barangkali ada di antara kita yang hati belum
bersukacita, kemudian jiwa belum bersorak-sorak, bahkan merasa bahwa tubuh juga
belum merasa aman dan tenteram, perhatikan firman ini dengan sungguh-sungguh.
Arahkan pandangan kepada Tuhan, Dia Raja, Dia Pembela, duduk di sebelah kanan.
Itu sudah saya alami sampai hari ini. Kalau saya terus
di dalam Tuhan, besok, lusa dan seterusnya sampai Ia datang pada kali yang
kedua, maka hati bersukacita, jiwa bersorak-sorak, bahkan tubuh akan diam
dengan tenteram.
Mazmur 7: 7-8
(7:7) Bangkitlah, TUHAN, dalam murka-Mu, berdirilah menghadapi geram
orang-orang yang melawan aku, bangunlah untukku, ya Engkau yang telah
memerintahkan penghakiman!
(7:8) Biarlah bangsa-bangsa berkumpul mengelilingi Engkau, dan bertakhtalah
di atas mereka di tempat yang tinggi.
Daud menuliskan dalam Mazmur 7, “Bangkitlah, TUHAN, dalam murka-Mu,
berdirilah menghadapi geram orang-orang yang melawan aku, bangunlah untukku, ya
Engkau yang telah memerintahkan penghakiman!”
Pengakuan ini menunjukkan bahwa Yesus Raja, dan
sebagai Raja, Dia tampil sebagai Pembela.
Yesus adalah Raja yang bertakhta atas seluruh bangsa
tanpa terkecuali dan Dia akan tampil sebagai Pembela.
BAGIAN A.
Mazmur 68: 19A
(68:19) Engkau telah naik ke tempat tinggi, telah membawa
tawanan-tawanan; Engkau telah menerima persembahan-persembahan di antara
manusia, bahkan dari pemberontak-pemberontak untuk diam di sana, ya TUHAN
Allah.
Bukti bahwa Dia Raja yang tampil sebagai Pembela: Dia
naik sekaligus membawa tawanan-tawanan.
Ada kalanya kita mengambil suatu kesimpulan dengan
pengertian sendiri tentang “Membawa tawanan-tawanan”, pengertiannya
seperti pengertian lahiriah/fisik, tetapi biarlah nanti kita mengikuti terus
pemahaman ini.
Pendeknya, Dia naik membawa tawanan-tawanan.
Mari kita selidiki lebih jauh lagi dalam Kolose 1:
13.
Kolose 1: 13
(1:13) Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan
kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih;
Dia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan sekaligus membawa atau memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya
yang kekasih. Itu yang dimaksud Ia telah naik ke tempat tinggi, dan telah
membawa tawanan-tawanan.
Kolose 2: 15
(2:15) Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan
menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.
Sebab Yesus telah melucuti pemerintah-pemerintah dan
penguasa-penguasa.
Saudaraku, penghulu dunia yang gelap, itulah roh-roh
jahat di udara, mempunyai pemerintahan, mempunyai kerajaan, persis seperti
pemerintahan di bumi.
Setelah Dia melucuti pemerintah-pemerintah, juga
penguasa-penguasa kegelapan, maka Dia membawa tawanan-tawanan. Tawanan itu
sudah dilepaskan dari kegelapan dosa, selanjutnya ditempatkan atau dipindahkan
ke dalam Kerajaan-Nya.
1 Korintus 15: 24
(15:24) Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan
Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan,
kekuasaan dan kekuatan.
Yesus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa sesudah
Ia membinasakan segala pemerintahan, segala kekuasaan dan kekuatan dari penghulu
di udara.
Saudaraku, saat ini Kerajaan Israel belum dipulihkan,
karena masih ada raja-raja lain, itulah egosentris, angkuh, harga diri yang
masih menjadi raja, penyebabnya adalah penguasa-penguasa,
pemerintah-pemerintah, roh-roh lain, roh-roh Setan tadi, sehingga roh itu
membuat seseorang egois dan mempertahankan harga dirinya. Itu menunjukkan
kerajaan Israel belum dipulihkan.
Tetapi sesudah pemerintahan, penguasa dibinasakan,
dilucuti, maka selanjutnya Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa.
Maka tadi jelas sekali firman Tuhan mengatakan; tidak
perlu tahu masa dan waktunya kapan kerajaan Israel dipulihkan, ikuti saja apa
maunya Tuhan. Jangan ikuti apa kata hati, yaitu; pengaruh roh-roh yang lain.
1 Korintus 15: 25
(15:25) Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah
meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
Yesus telah mengalahkan musuh-Nya atau meremukkan
kepala ular dengan tumit-Nya 2017 tahun yang lalu di atas kayu salib.
Puji Tuhan. Yesus naik, Dia Raja, tampil sebagai
Pembela bagi kita semua. Arahkan pandangan ke sana, jangan arahkan pandangan
kepada yang lain-lain supaya ada kekuatan, tidak goyah. Kita ikuti teladan raja
Daud, raja yang setia, walaupun ada kekurangannya, tetapi Dia tetap setia.
Setelah dilepaskan dari musuh, tindakan selanjutnya dari Raja di atas
segala raja (Raja Pembela) ...
Kolose 1: 13
(1:13) Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan
kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih;
Setelah dilepaskan dari kegelapan, maka selanjutnya
kita dipindahkan ke dalam kerajaan-Nya.
Ini adalah tindakan atau pembelaan dari Raja di atas
segala raja. Kita bersyukur, kita dipindahkan dari kegelapan, sekarang berada
dalam kerajaan-Nya.
Malam ini kita menghadap takhta kasih karunia,
menunjukkan bahwa kita berada di dalam kerajaan-Nya. Kita boleh duduk diam
mendengar firman Tuhan, karena Dia Raja.
Ingat apa perkataan Samuel kepada Isai, bapa Daud,
setelah melihat anak pertama sampai anak ketujuh Isai tidak dipilih oleh Tuhan,
Samuel bertanya: “Inikah anakmu semuanya?”,
Isai menjawab: “Masih tinggal yang
bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba.” Selanjutnya Samuel
berkata: “Suruhlah memanggil dia, sebab
kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari”, sebelum Daud
diurapi menjadi raja, mereka tidak akan duduk makan.
Jadi kalau malam ini kita boleh duduk diam mendengar
firman dan menikmati firman Allah sebagai makanan rohani, itu karena Yesus Raja
dan bukti bahwa kita telah dipindahkan dari kegelapan dan sekarang berada dalam
kerajaan-Nya.
Sekarang, lebih jauh kita melihat Kerajaan-Nya ...
1 Petrus 2: 9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa
yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari
kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Berada di dalam Kerajaan Allah berarti sekarang berada
di dalam terang. Siapa yang berada di dalam terang? Yaitu bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan
Allah -> orang-orang yang melayani Tuhan.
Tugas dari orang-orang yang melayani Tuhan: “Untuk
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia.” Itu tujuan kita
melayani Tuhan.
Jadi, yang belum melayani Tuhan, tetapi sudah berada
di dalam kerajaan-Nya, berada dalam terang, tingkatkan sampai kepada pelayanan,
menjadi imamat rajani, bangsa yang kudus.
Itu yang disebut Kerajaan Allah, ada di dalam terang,
siapa? Yaitu mereka yang melayani. Tujuan mereka melayani: untuk memberitakan
perbuatan yang besar dari Dia.
Karya Allah yang terbesar itulah Salib Golgota, ini
yang harus diberitakan dari orang-orang yang melayani Tuhan.
Beritakan salib Tuhan lewat perbuatan, perkataan,
sikap, tingkah laku kita semua, karena kita semua sudah berada di dalam
kerajaan-Nya, dalam terang.
Lebih jauh ...
Wahyu 5: 9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau
layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau
telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah
dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan
menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di
bumi."
Setelah ditebus oleh darah yang mahal, selanjutnya membuat
mereka menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah, melayani Tuhan,
selanjutnya mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.
Jadi orang yang melayani Tuhan, memerintah sebagai
raja di bumi, tidak diperbudak oleh dosa/tidak diperintah.
Itu sebabnya imamat rajani disebut juga bangsa yang
kudus (dalam kesucian), karena seorang yang melayani, akan memerintah sebagai
Raja di bumi, tidak diperintah, tidak diperbudak oleh dosa.
Dosa ditimbulkan oleh dunia dan arusnya, dosa
ditimbulkan oleh daging dengan keinginan dan hawa nafsunya, juga
ditimbulkan oleh roh jahat dan roh najis, penghulu di udara.
Menjadi suatu kerajaan berarti posisi kita berada di
tempat yang tinggi, bukan di dalam lembah kekelaman. Kita patut bersyukur.
Jadi ketika kita menjalankan ibadah dan pelayanan di
dalam kerajaan terang ini, jangan terpaksa. Justru ketika berada dalam
kerajaan-Nya (di dalam terang), beribadah dan melayani, itu suatu posisi yang
sangat indah sekali.
Keliru kalau seseorang terpaksa beribadah. Kalau
seseorang terpaksa beribadah, malas-malas beribadah, menunjukkan jati dirinya
bahwa dia sedang berada di dalam lembah kekelaman.
Tuhan Yesus baik. Dia naik, Dia Raja, Dia tampil
sebagai Pembela. Setelah dibela, selanjutnya kita dibawa ke dalam kerajaan-Nya,
di dalam terang, untuk melayani Dia. Dan orang yang melayani disebut bangsa
yang kudus, karena memerintah sebagai Raja di bumi, tidak diperintah, tidak
diperbudak dosa.
Jangan terpaksa lagi, jangan terpaksa beribadah.
Berada dalam kerajaan-Nya, berada dalam terang-Nya, menunjukkan kita berada di
dalam posisi yang tinggi.
Selanjutnya ...
Mazmur 68: 19B
(68:19) Engkau telah naik ke tempat tinggi, telah membawa
tawanan-tawanan; Engkau telah menerima persembahan-persembahan di antara
manusia, bahkan dari pemberontak-pemberontak untuk diam di sana, ya TUHAN
Allah.
Orang yang melayani Tuhan dijadikan suatu kerajaan,
menjadi imam-imam bagi Allah (melayani Tuhan), untuk membawa korban dan
persembahan selanjutnya dipersembahkan di atas mezbah.
Maka selanjutnya perhatikan: “Engkau telah menerima persembahan-persembahan di antara manusia”,
yaitu mereka yang melayani Tuhan.
Bukankah malam ini lewat ibadah Kenaikan Yesus
Kristus, kita membawa korban dan persembahan, dan persembahan itu kita
persembahkan di atas mezbah-Nya lewat ibadah dan pelayanan kita? Bukan hanya
saya yang mempersembahkan perembahan di atas mezbah lewat kotbah, tetapi yang
memimpin pujian, pembaca firman, singer, kolektan, pemain musik, multimedia,
infokus, bendahara, bahkan saat mendengarkan firman Allah, kita semua membawa
korban dan persembahan. Sekarang Dia sedang menerima persembahan dari antara
manusia. Lewat doa-doa dari pada sidang jemaat, saya dimampukan untuk menyampaikan
firman, mempersembahkan persembahan di atas mezbah. Sekarang Tuhan sudah dengar
doa saudara, berarti Dia sedang menerima persembahan-persembahan dari antara
manusia.
Tuhan kita Raja dan Pembela, buat Tuhan kita bangga.
Jangan buat dirimu bangga karena ijazahmu, karena hartamu, karena kekayaanmu, dan
akhirnya menjadi sombong, lupa diri.
Jangan pilukan hati Tuhan oleh karena banyak kesalahan
dan pelanggaran.
Dalam kesempatan Ibadah Pendalaman Alkitab, kita sudah
mendengar, manusia banyak sibuk dengan perasaannya, tidak sibuk memperhatikan
perasaan Tuhan. Tetapi sekalipun firman ini disampaikan, pemberontak yang tidak
mau bertobat, dia tidak peduli, dia tetap sibuk dengan perasaannya.
BAGIAN B.
Efesus 4: 8
(4:8) Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi,
Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada
manusia."
Selain melepaskan dan membawa tawanan ke dalam terang,
selanjutnya Dia juga memberikan pemberian kepada manusia, dan pemberian
ini telah dijanjikan-Nya, dan apa yang dijanjikan-Nya akan ditepati (digenapi).
Kisah Para Rasul 2: 33
(2:33) Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima
Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan
dengar di sini.
Yang diberikan-Nya itu adalah apa yang telah
dijanjikan-Nya, yaitu Roh Kudus dicurahkan kepada kita semua, sebab Ia telah
menjanjikan itu.
Jadi jauh lebih baik Yesus naik meninggalkan
murid-murid supaya Roh Kudus turun, itu janji-Nya, dan ini akan diberikan,
sebab Dia yang berjanji, akan menepati janji-Nya. Inilah pemberian yang akan
diberikan sesuai dengan janji-Nya kepada murid-murid.
Fungsi Roh Kudus itu banyak, memimpin kita
dalam seluruh kebenaran, juga menghibur kita, menolong, menyertai,
menguatkan kita dikala kita susah hati, menginsafkan, itu fungsi
Roh Kudus, tidak kalah penting fungsi Roh Kudus juga adalah mengajar.
1 Yohanes 2: 27
(2:27) Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu
terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain.
Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu -- dan
pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta -- dan sebagaimana Ia dahulu telah
mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
Salah satu fungsi Roh Kudus adalah mengajar kita dalam
segala sesuatu tanpa terkecuali. Kemudian pengajaran-Nya itu benar, tidak ada
dusta.
Seseorang yang diurapi Roh Kudus, tidak perlu diajar
oleh orang lain, tidak perlu diperintah-perintah oleh manusia, sebab Roh Kudus
itu mengajar dia dalam segala sesuatu yang baik untuk menyukakan hati Tuhan,
sementara Pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta.
Seorang guru atau bahkan sekalipun seorang hamba
Tuhan, ketika dia mengajar, bisa saja dia salah bahkan berdusta, tetapi Roh
Kudus mengajar kita dalam segala kebenaran dan Pengajaran-Nya itu benar, tidak
dusta.
Inilah pemberian yang akan diberikan oleh Tuhan, Roh
Kudus yang akan dijanjikannya.
Maka biasakan diri untuk bergaul dengan Roh Tuhan,
jangan sibuk dengan daging dan keinginannya. Kalau sibuk dengan daging dan
keinginannya, kita tidak akan pernah paham dengan segala sesuatu yang menjadi
maunya Tuhan. Hargailah pemberian yang diberikan oleh Tuhan, sebab ini sudah
dijanjikan Tuhan kepada kita.
Mintalah, maka Ia akan
memberikan. Carilah maka kita akan menemukannya. Ketuklah maka Ia
akan membukanya...Matius 7:7-8.
Jadi jangan sampai kata-kata kita mempersalahkan Tuhan
dengan berkata: Tuhan jauh dari saya, Tuhan melupakan saya. Carilah pasti
ketemu, mintalah pasti Tuhan berikan, ketuklah pasti Tuhan buka pintu bagi
kita, yang merindukan apa yang dijanjikan-Nya itu, sebab Dia memang akan memberikan apa yang harus diberikan
kepada manusia.
Pada waktu Yesus naik, Ia berkata: “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai
yatim piatu”, karena Tuhan akan mencurahkan Roh Kudus-Nya.
Jangan sibuk dengan daging saja, bergaullah dengan Roh
Tuhan. Ingat Tuhan saja terus, pandang salib-Nya saja terus. Jangan lupakan
kebaikan-Nya. Ada kalanya kita karena sibuk dengan daging, satu perkara yang
berkaitan dengan daging, lupa dengan Tuhan, lupa segala-galanya, seolah-olah itu
yang menyukakan hati kita.
Mulai dari sejak muda, biasakan diri bergaul dengan
Tuhan, sudah terlalu lama kita bergaul dengan daging, dunia, roh jahat,
bahkan roh najis, disengaja maupun tidak disengaja.
Kisah Para Rasul 1: 6-8
(1:6) Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan,
maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?"
(1:7) Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu,
yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.
(1:8) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas
kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan
Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Kalau Tuhan memberikan pemberian-Nya, yaitu:
mencurahkan Roh Kudus, kita akan menerima kuasa dari Tuhan, kita akan berkuasa,
kita menerima otoritas dari Tuhan.
Inilah pemberian yang akan diberikan oleh Tuhan karena
Ia telah menjanjikan-Nya kepada murid-murid-Nya, kepada semua, kepada suku
bangsa, supaya kita berkuasa, supaya kita menjadi saksi;
-
Di Yerusalem,
di tengah ibadah dan pelayanan.
-
Tetapi juga
di Yudea, bagi mereka yang masih kanak-kanak rohani (Yesus waktu
kanak-kanak di Yudea) atau bagi mereka yang kerohaniannya masih
setengah-setengah, itu Yudea.
-
Kemudian Samaria,
yang masih jauh dari Tuhan.
-
Sampai ujung
bumi, yang tidak mengenal Tuhan.
Kalau kita tidak menerima pemberian Tuhan, kalau tidak
mendapatkan Roh Kudus yang dicurahkan, kita tidak memiliki kuasa, tidak
memiliki apa-apa, tidak berkuasa, tidak akan menjadi kesaksian, baik lewat
perkataan dan perbuatan. Hari ini seseorang bisa sepertinya baik, bisa
sepertinya terlihat benar, tetapi kalau tidak ada Roh Kudus, besok bisa melempem, masuk angin, bukan masuk Roh
Kudus, tetapi melempem, karena
kemampuan manusia terbatas untuk menjadi saksi, untuk menjadi contoh, menjadi
terang, kemampuan manusia terbatas. Tetapi kita akan menerima kuasa kalau Dia
memberikan pemberian-Nya, kalau Ia mencurahkan Roh Kudus-Nya.
Anak Tuhan sekali waktu bisa seperti malaikat ketika
melayani di gereja tetapi satu langkah di luar gereja bisa saja kembali ke
habitat lama. Oleh sebab itu kita harus menerima pemberian Tuhan, Roh Kudus
harus dicurahkan kepada kita, supaya kita menjadi saksi dimanapun kita berada.
Barulah kita perhatikan sekarang ...
Zakharia 4: 2-3
(4:2) Maka berkatalah ia kepadaku: "Apa yang engkau lihat?"
Jawabku: "Aku melihat: tampak sebuah kandil, dari emas seluruhnya, dan
tempat minyaknya di bagian atasnya; kandil itu ada tujuh pelitanya dan ada
tujuh corot pada masing-masing pelita yang ada di bagian atasnya itu.
(4:3) Dan pohon zaitun ada terukir padanya, satu di sebelah kanan tempat
minyak itu dan satu di sebelah kirinya."
Dalam sebuah penglihatan, Zakharia melihat sebuah
kandil emas dengan tujuh pelita yang menyala di atasnya.
Kemudian di sebelah kanan dan di sebelah kiri tempat
minyak terukir pohon zaitun. Itu yang dilihat oleh Zakharia.
Biarlah ini menjadi kehidupan kita semua, menjadi
terang, menjadi kesaksian, menjadi pelita yang terbuat dari emas. Biarlah ini
menjadi kesaksian kita di hadapan Tuhan. Itulah pohon zaitun yang terletak di
sebelah kanan minyak dan di sebelah kiri.
Zakharia 4: 4-6
(4:4) Lalu berbicaralah aku, kataku kepada malaikat yang berbicara
dengan aku itu: "Apakah arti semuanya ini, tuanku?"
(4:5) Maka berbicaralah malaikat yang berbicara dengan aku itu, katanya
kepadaku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku:
"Tidak, tuanku!"
(4:6) Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada
Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan,
melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
Kita menjadi pelita emas (menjadi terang), menjadi
kesaksian, bukan karena gagah hebat, bukan karena kekuatan, bukan karena
keperkasaan, namun oleh Roh Tuhan, oleh sebab itu Tuhan harus mencurahkan Roh
Kudus supaya kita menjadi kesaksian, menjadi pelita emas, seperti dua pohon
zaitun yang terukir pada tempat minyak di sebelah kanan dan di sebelah kiri.
Dua Pohon zaitun artinya; kehidupan yang diurapi
menjadi terang.
Menjadi terang bukan karena kekuatan, bukan karena keperkasaan,
bukan karena kemampuan, namun oleh Roh Tuhan memberi kemampuan yang ajaib.
Kalau tidak ada Roh Tuhan, hari ini melayani bisa
seperti malaikat, saya sudah katakan di atas tadi; selepas dari gereja, satu
langkah, kembali ke habitat lama, mengapa? Karena tidak ada Roh Tuhan.
Inilah pemberian Tuhan. Itu datang dari sorga, bukan
dari bumi. Dari takhta Allah, dari tempat Yang Mahatinggi.
Sewaktu pohon zaitun masih di hutan, gagah, seperti
daging yang masih bersuara, tetapi begitu dia dipotong dan ditumbuk, lalu
diperas dan menghasilkan minyak. Memang kita harus hancur dulu, jiwa hancur,
hati patah dan remuk, sampai menghasilkan minyak urapan. Itu pemberian dari
Tuhan, jadi jangan pernah menyangkal salib, tetapi harus sangkal diri pikul
salib. Tuhan mau curahkan Roh Kudus-Nya, Tuhan mau memberikan pemberian-Nya, supaya
kita menjadi kesaksian seperti dua pohon zaitun yang terukir di sebelah kanan
dan sebelah kiri tempat minyak pelita emas itu.
Jadi salib dari Tuhan untuk meghancurkan daging dan
tabiatnya, nanti begitu diperas menghasilkan minyak zaitun, sehingga pelita
menyala, sebab pelita tidak akan menyala kalau tidak ada minyak.
Jadilah pohon zaitun, kehidupan yang diurapi untuk menjadi
terang, berarti, bukan karena gagah dan hebat, namun oleh karena Roh Tuhan.
Inilah pemberian yang diberikan Tuhan.
Tuhan itu tidak egois. Tuhan tidak semata-mata
menerima persembahan dari manusia dan dari pemberontak, tetapi juga memberikan pemberian,
supaya dengan pemberian ini kita mampu melayani, mampu mempersembahkan korban
kepada Tuhan.
Yang belum menerima kuasa Roh Kudus, malam ini datang
kepada Tuhan supaya setiap kita yang hadir dimampukan mempersembahkan
persembahan kepada Tuhan.
Zakharia 4: 7-9
(4:7) Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau
menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak:
Bagus! Bagus sekali batu itu!"
(4:8) Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, demikian:
(4:9) "Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan
tangannya juga akan menyelesaikannya. Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN
semesta alam yang mengutus aku kepadamu.
Zerubabel sanggup menyelesaikan pembangunan rumah
Tuhan dari awal sampai berakhirnya pembangunan rumah Tuhan.
Zerubabel ini meletakkan dasar bangunan, batu yang
besar itulah korban Kristus, batu yang mahal, yang dipilih, yang diletakkan di
gunung Sion menjadi dasar bangunan, dia menyelesaikannya sampai selesai.
Zerubabel menyelesaikan rumah Tuhan bukan karena
kekuatannya, namun oleh Roh Tuhan. Zerubabel ini orang buangan; ke Babel, kemudian
oleh karena perkenanan Tuhan menjamah raja Darius, mereka kembali ke Yerusalem
untuk membangun rumah Tuhan yang sudah runtuh itu (dimana perkakasnya sudah
dirampas habis oleh raja Nebukadnezar). Membangun bukan karena kekuatan
Zerubabel, bukan karena gagah hebat Zerubabel, bukan karena keperkasaan
Zerubabel, namun oleh Roh Tuhan dapat menyelesaikan rumah Tuhan dengan baik.
Zakaria 4: 10
(4:10) Sebab siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang
kecil, mereka akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang
tujuh ini adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi."
“Yang tujuh ini adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi”, itulah hamba-hamba Tuhan, mata Tuhan yang diutus untuk menjadi
kesaksian dimanapun berada, dari Timur sampai ke Barat. Jemaat GPT
“BETANIA” Serang & Cilegon, dari Timur (Keragilan) sampai
ke Merak (Barat), di manapun kita diutus, jadilah kesaksian. Itulah ketujuh
mata Tuhan, jadilah biji mata Tuhan.
Biji mata Tuhan itulah hamba-hamba Tuhan yang diutus
untuk menjadi kesaksian, menjadi terang dimanapun berada.
Zakharia 4: 11-14
(4:11) Lalu berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti kedua pohon
zaitun yang di sebelah kanan dan di sebelah kiri kandil ini?"
(4:12) Untuk kedua kalinya berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti
kedua dahan pohon zaitun yang di samping kedua pipa emas yang menyalurkan
cairan emas dari atasnya itu?"
(4:13) Ia menjawab aku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya
ini?" Jawabku: "Tidak, tuanku!"
(4:14) Lalu ia berkata: "Inilah kedua orang yang diurapi yang
berdiri di dekat Tuhan seluruh bumi!"
Dua pohon zaitun, dua hamba Tuhan yang menjadi biji
mata Tuhan, yang menjadi kesaksian, itulah Elia dan Musa.
Jadi kita sudah mengetahui sekarang, korelasi
antara Maleakhi 4: 5 dengan Kisah Para Rasul 1: 6-9.
Saya merinding sekali menyampaikan firman ini. Tuhan
begitu dalamnya membukakan rahasia firman-Nya. Itu yang saya tidak habis pikir
juga.
Pada waktu Yesus naik, Elia ada berdiri bersama Musa,
berdiri di dekat mereka, yaitu mereka yang melihat Yesus terangkat ke sorga.
Kemurahan Tuhan besar kepada kita. Tuhan kita bukan Tuhan
yang egois, tetapi juga memberi pemberian. Kemudian, Dia tidak hanya menunggu persembahan.
Bersyukurlah kepada Tuhan.
Jadilah pohon zaitun yang melekat pada tempat minyak,
kehidupan yang diurapi menjadi kesaksian, menjadi terang, menjadi biji mata Tuhan
yang diutus oleh Tuhan dimanapun kita berada. Saat ini kita berada di atas muka
bumi provinsi Banten, jadilah terang, jadilah kesaksian, jadilah pohon zaitun,
kehidupan yang diurapi menjadi terang, menjadi pelita, karena sekarang kita
berada di dalam kerajaan-Nya, berada dalam terang-Nya yang ajaib untuk
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia.
Efesus 4: 10-12
(4:10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi
dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi,
baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan
pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Di dalam kerajaan-Nya, Ia telah menerima
persembahan dan memberikan pemberian untuk memenuhkan segala sesuatu,
termasuk lima jabatan, yaitu: (1) rasul, (2) nabi, (3) penginjil, (4)
gembala, (5) guru, diperlengkapi oleh Tuhan.
Tujuannya:
1.
Bagi
pekerjaan pelayanan.
2.
Bagi
pembangunan tubuh Kristus.
1 Petrus 2:5
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan
sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat
kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus
berkenan kepada Allah.
Dipergunakan sebagai:
-
Batu hidup, untuk pembangunan suatu rumah rohani.
-
Imamat Kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang