IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 13
MEI 2017
STUDY YUSUF
(Seri 113)
(Seri 113)
Subtema : MANUSIA KRISTUS YESUS.
Shalom saudaraku...
Selamat malam salam sejahtera bagi kita semua. Oleh
karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan
Ibadah Pemuda Remaja.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan
untuk Ibadah Kaum Muda Remaja tentang study
Yusuf.
Kejadian 41: 15
(41:15) Berkatalah Firaun
kepada Yusuf: "Aku telah bermimpi, dan seorang pun tidak ada yang dapat
mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya dengan mendengar
mimpi saja engkau dapat mengartikannya."
Firaun datang kepada Yusuf dan menceritakan
mimpinya kepada Yusuf menunjukkan bahwa Firaun sangat membutuhkan seorang nabi,
dan Firaun tidak melihat Yusuf sebagai seorang tahanan.
Kejadian 41: 8
(41:8) Pada waktu pagi
gelisahlah hatinya, lalu disuruhnyalah memanggil semua ahli dan semua orang
berilmu di Mesir. Firaun menceritakan mimpinya kepada mereka, tetapi seorang
pun tidak ada yang dapat mengartikannya kepadanya.
Firaun menceritakan mimpinya kepada semua ahli dan kepada semua orang berilmu tetapi
seorangpun tidak ada yang dapat mengartikan mimpinya, artinya; keahlian dan ilmu tidak dapat menyelesaikan masalah, tidak dapat menyelesaikan pergumulan setiap orang.
Kalau Firaun saja membutuhkan seorang nabi lebih
lagi kita sangat membutuhkan firman para nabi.
Sesungguhnya Firaun tidak pernah mengenal
seorang nabi, tetapi dia datang kepada Yusuf, karena dia sangat membutuhkan
seorang nabi.
Tugas nabi adalah untuk bernubuat, berarti
mengartikan mimpi.
Yeremia 23: 28
(23:28) Nabi yang beroleh
mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku,
biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami
dengan gandum? demikianlah firman TUHAN.
Nabi yang beroleh mimpi biarlah menceritakan
mimpinya itu dan nabi yang beroleh firman Tuhan, biarlah menceritakan firman
Tuhan itu dengan benar, berarti tidak boleh ditambahkan, tidak boleh dikurangkan.
Kesimpulannya syarat untuk menjadi seorang
nabi:
-
Jujur.
-
Tidak boleh takut menyatakan kebenaran.
1 Korintus 14: 1
(14:1) Kejarlah kasih itu dan
usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk
bernubuat.
Hal penting untuk diperhatikan yaitu:
-
Kejarlah kasih itu.
-
Usahakanlah memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.
1 Korintus 14: 2-4
(14:2) Siapa yang berkata-kata
dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah.
Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan
hal-hal yang rahasia.
(14:3) Tetapi siapa yang
bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan
menghibur.
(14:4) Siapa yang berkata-kata
dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat,
ia membangun Jemaat.
Perbandingan antara bahasa Roh dengan nubuat:
-
Bahasa Roh = membangun dirinya sendiri kepada
Tuhan.
-
Bernubuat = membangun jemaat.
1 Korintus 14: 5
(14:5) Aku suka, supaya kamu
semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu
bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang
berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya,
sehingga Jemaat dapat dibangun.
Pendeknya; Orang yang bernubuat lebih berharga
dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa Roh.
Saya tambahkan sedikit; firman Pengajaran yang
rahasia-Nya dibukakan berkuasa untuk menyucikan dosa yang terselubung, dosa
yang disembunyikan di dalam hati. Itu jauh lebih berharga dari pada orang yang
memiliki karunia-karunia Roh Kudus, termasuk karunia berbahasa lidah. Apa artinya
seorang memiliki semua karunia, tetapi hidupnya tidak mengalami penyucian oleh firman para nabi
(firman nubuatan)?
Tadi di atas; kejarlah kasih itu dan usahakanlah
untuk memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.
1 Korintus 14: 6
(14:6) Jadi, saudara-saudara,
jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu
bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan
atau nubuat atau pengajaran?
Penyataan Allah atau firman para nabi bersifat
tiga hal, yaitu;
-
Bersifat pengetahuan.
-
Bersifat nubuat.
-
Bersifat pengajaran.
Sekarang kita akan melihat tentang BERSIFAT
NUBUAT.
Jumlah semua kitab dalam Perjanjian Lama terdiri
dari 39 kitab yang ditulis oleh para nabi lewat Ilham Roh Kudus yang bersifat
nubuat.
Jadi firman para nabi itu sifatnya nubuat,
berarti firman itu akan tergenapi, firman itu akan terjadi pada masa yang akan
datang.
Untuk mengetahui seorang nabi bisa dilihat dari
perkataannya, kalau perkataannya itu tergenapi maka dia adalah seorang nabi
Allah, sebaliknya kalau perkataan seorang hamba Tuhan tidak tergenapi, dia
bukan nabi Tuhan.
Sekarang kita akan lihat atau mengutip salah
satu tulisan dari NABI YESAYA dalam kitab Yesaya
29.
Yesaya 29: 13
(29:13) Dan Tuhan telah
berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan
memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan
ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,
Salah satu nubuatan Yesaya lewat ilham Roh Kudus
adalah “Oleh karena bangsa ini datang
mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya
menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang
dihafalkan.”
Ini salah satu nubuatan Yesaya yang ditujukan
kepada bangsa Israel.
Sekarang kita lihat PENGGENAPANNYA dalam injil Markus.
Markus 7: 6-7
(7:6) Jawab-Nya kepada mereka:
"Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada
tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari
pada-Ku.
(7:7) Percuma mereka beribadah
kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
Yesus menjawab orang-orang Farisi dan ahli-ahli
Taurat: “Benarlah nubuat Yesaya tentang
kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku
dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah
kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.”
Kesimpulannya; apa yang telah dinubuatkan oleh
Yesaya telah digenapi lewat perkataan atau pribadi Yesus Kristus kepada
orang-orang Yahudi.
Markus 7: 8
(7:8) Perintah Allah kamu
abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
Yesus menggenapi nubuatan Yesaya karena
orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mengabaikan firman Tuhan demi adat
istiadat orang-orang Yahudi.
Dalam ayat
6-7, bangsa Israel atau orang-orang Yahudi memuliakan Tuhan dengan bibirnya
padahal hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan tubuh jasmaninya kepada Tuhan
tetapi tidak mempersembahkan manusia batiniahnya kepada Tuhan, itu yang disebut
ibadah Taurat, ibadah yang dijalankan secara lahiriah = ibadah yang sia-sia.
Jadi oleh karena ibadah inilah Yesus menyatakan
apa yang dinubuatkan oleh Yesaya kepada bangsa Israel.
Ibadah lahiriah itu berarti ajaran yang mereka
ajarkan ialah perintah manusia. Kalau berpegang pada adat - istiadat berarti ajaran yang
mereka ajarkan ialah perintah manusia.
Matius 7: 1-5
(7:1) Pada suatu kali
serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui
Yesus.
(7:2) Mereka melihat, bahwa
beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang
tidak dibasuh.
(7:3) Sebab orang-orang Farisi
seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan
tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang
mereka;
(7:4) dan kalau pulang dari
pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya.
Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi
dan perkakas-perkakas tembaga.
(7:5) Karena itu orang-orang
Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa
murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi
makan dengan tangan najis?"
Adapun adat istiadat orang-orang Yahudi, yaitu;
-
Mencuci tangan sebelum makan.
-
Kalau pulang dari pasar tidak makan kalau tidak
lebih dulu membersihkan dirinya (mandi).
-
Berpegang pada aturan-aturan dalam mencuci:
cawan, kendi, perkakas-perkakas tembaga.
Jadi mereka berpegang pada aturan-aturan di atas,
itulah adat istiadat nenek moyang Israel yang diwariskan turun temurun.
Tetapi justru karena adat istiadat ini, mereka
menjalankan ibadah secara lahiriah, yaitu: bibir mulut memuliakan Tuhan tetapi
hatinya jauh dari Tuhan karena ini sama dengan Ibadah Taurat, ibadah yang
dijalankan secara lahiriah, karena ajaran yang mereka ajaran adalah perintah
manusia, mereka lebih dominan kepada perintah manusia, yaitu: berpegang pada
adat istiadat.
Akibat berpegang
pada adat istiadat (perintah manusia).
Matius 7: 9-13
(7:9) Yesus berkata pula
kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya
kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.
(7:10) Karena Musa telah
berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau
ibunya harus mati.
(7:11) Tetapi kamu berkata: Kalau
seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat
digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban -- yaitu
persembahan kepada Allah --,
(7:12) maka kamu tidak
membiarkannya lagi berbuat sesuatu pun untuk bapanya atau ibunya.
(7:13) Dengan demikian firman
Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan
banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."
Di sini kita melihat; orang-orang Yahudi mengesampingkan firman
Allah demi adat istiadat terkhusus dalam hal menghormati orang tua mereka. Sebab
dalam hukum Taurat di situ jelas tertulis, hormatilah ayah dan ibumu dan siapa
yang mengutuki ayah dan ibunya harus mati.
Kesimpulannya oleh karena adat istiadat;
-
Orang-orang Yahudi menjalankan ibadahnya
secara lahiriah = ibadah Taurat = tidak
dapat mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi.
-
Tidak dapat mengasihi sesama.
Kalau tidak hormat kepada
orang tua (ayah dan ibunya) = tidak
dapat mengasihi sesama seperti dirinya sendiri.
Sementara kita selidiki dulu ...
Markus 12: 32-33
(12:32) Lalu kata ahli Taurat
itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa,
dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
(12:33) Memang mengasihi Dia
dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan,
dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama
dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap
jiwa akal budi dan kekuatan (tenaga), juga mengasihi
sesama manusia seperti diri sendiri jauh
lebih utama dari pada mempersembahkan semua
korban termasuk dua korban, yaitu;
a.
Korban bakaran = menghanguskan diri.
b.
Korban sembelihan = jiwa yang hancur, hati yang
patah dan remuk.
1 Korintus 13: 1-3
(13:1) Sekalipun aku dapat
berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku
tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang
gemerincing.
(13:2) Sekalipun aku mempunyai
karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh
pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan
gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
(13:3) Dan sekalipun aku
membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku
untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada
faedahnya bagiku.
Tiga hal penting menjadi tidak berarti (sia-sia)
bila tanpa kasih.
Yang pertama:
-
Sekalipun seseorang dapat berkata-kata dengan
semua bahasa manusia.
Ada banyak bahasa manusia di
atas muka bumi ini yang dipergunakan sesuai dengan suku dan bangsa, dan
sekalipun itu diucapkan tersusun dengan teratur, dengan penuh intelektual dan
penuh etika, tetapi menjadi tidak berarti kalau ia tidak memiliki kasih.
Seringkali anak Tuhan
menggunakan bahasa yang tersusun rapi tetapi tidak didasari dengan kasih Allah,
hanya supaya terlihat indah saja, sama seperti orang munafik.
-
Berkata-kata dengan bahasa malaikat, berarti
menggunakan bahasa rohani, bahasa sorga.
Namun jika tidak didasari dengan kasih, itu juga
tidak ada artinya = gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
Gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing itu hanya dapat mengeluarkan satu suara,
tidak dapat mengeluarkan bunyi yang berbeda-beda, hanya mengeluarkan suara yang
sama, berarti tidak dapat mengikuti tinggi rendahnya sebuah nada.
Tinggi rendahnya sebuah nada itu ibarat
pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Kalau kita tidak berada di dalam pengalaman
kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, semuanya menjadi sia-sia.
Yang Kedua:
-
Mempunyai karunia untuk bernubuat, mengetahui
segala rahasia, memiliki seluruh pengetahuan.
-
Memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan
gunung.
Dua hal di atas adalah dua karunia yang luar
biasa, namun tidak akan menjadi berarti, tidak berguna jikalau seseorang tidak
mempunyai kasih.
Seorang hamba Tuhan yang dipakai dalam pembukaan
rahasia firman, juga dipakai dalam hal mengadakan mujizat tidak akan menjadi
berarti, tidak berguna di hadapan Tuhan kalau ia tidak memiliki kasih yang
sempurna.
Yang Ketiga:
-
Sekalipun seseorang membagi-bagikan segala
sesuatu yang ada padanya.
-
Menyerahkan tubuhnya untuk dibakar.
Dua hal di atas menjadi tidak berarti, tidak ada
faedahnya jikalau ia tidak memiliki kasih yang sempurna.
Kalau seseorang tidak memiliki kasih, semuanya
itu menjadi sia-sia, seperti orang-orang Yahudi menjalankan ibadah Taurat,
ibadah lahiriah yaitu mulut memuji Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan, sebab ajaran
yang mereka ajarkan adalah perintah manusia, yaitu berpegang pada adat istiadat
orang Yahudi (nenek moyang) dan demi adat istiadat mereka mengabaikan firman
Tuhan.
Hosea 6: 6
(6:6) Sebab Aku menyukai kasih
setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih
dari pada korban-korban bakaran.
Allah menyukai kasih setia bukan korban sembelihan yang
telah dipersembahkan kepada Tuhan, kemudian Allah menyukai pengenalan akan Allah, itu lebih dari korban-korban
bakaran.
Pengenalan akan Allah berarti memperoleh
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
Perempuan Samaria setelah ia memperoleh
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, ia meninggalkan tempayannya di tepi
sumur Yakub artinya ia meninggalkan kehidupan yang lama.
Hidup lamanya adalah hidup di dalam kenajisan,
tidak puas dengan satu laki-laki, namun setelah ia memperoleh pengetahuan yang
benar tentang Anak Allah, ibarat menjadi tempayan yang baru, yang diisi penuh
oleh air firman Allah sehingga menjadi kesaksian bagi orang-orang Samaria.
Tuhan menyukai kasih setia, bukan korban
sembelihan, juga menyukai pengenalan akan Allah lebih dari korban-korban
bakaran.
Tadi kita sudah melihat apa yang dinyatakan
Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, sekalipun ia membagi-bagikan segala
sesuatu yang ada padanya dan menyerahkan tubuhnya untuk dibakar, semua itu
tidak ada faedahnya jikalau ia tidak memiliki kasih yang sempurna, kasih setia
Tuhan.
Perlu untuk diketahui;
Markus 12: 32
(12:32) Lalu kata ahli Taurat
itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa,
dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
Allah itu Esa dan tidak ada yang lain kecuali
Dia.
Saudaraku makna dari pernyataan dari orang
Farisi ini dapat kita dalami dalam 1
Timotius 2: 5-6...
(2:5) Karena Allah itu esa dan
esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia
Kristus Yesus,
(2:6) yang telah menyerahkan
diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang
ditentukan.
Allah itu Esa berarti esa pula Dia yang menjadi pengantara antara
Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.
Esa, berarti satu-satunya, tidak ada yang lain,
atau allah asing.
Sekarang kita lihat ...
Ciri-ciri
berpegang kepada adat istiadat (ibadah Lahiriah, ibadah Taurat).
Yesaya 29: 9-12
(29:9) Tercengang-cenganglah,
penuh keheranan, biarlah matamu tertutup, buta semata-mata! Jadilah mabuk,
tetapi bukan karena anggur, jadilah pusing, tetapi bukan karena arak!
(29:10) Sebab TUHAN telah
membuat kamu tidur nyenyak; matamu -- yakni para nabi -- telah dipejamkan-Nya
dan mukamu -- yaitu para pelihat -- telah ditudungi-Nya.
(29:11) Maka bagimu
penglihatan dari semuanya itu seperti isi sebuah kitab yang termeterai, apabila
itu diberikan kepada orang yang tahu membaca dengan mengatakan: "Baiklah
baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku tidak dapat, sebab kitab itu
termeterai";
(29:12) dan apabila kitab itu
diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan:
"Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku tidak dapat
membaca."
Ciri-ciri orang yang berpegang pada adat
istiadat atau ibadah lahiriah: menjadi buta rohani, berarti tidak dapat melihat
pembukaan rahasia firman Tuhan, tidak dapat melihat isi hati Tuhan yang paling
dalam.
Isi hati Tuhan hanya dapat dilihat mata rohani, tidak
dapat dilihat secara kasat mata.
Berarti kalau buta rohani; tidak dapat melihat
pembukaan rahasia firman.
2 Korintus 3: 14-15
(3:14) Tetapi pikiran mereka
telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap
menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa
disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
(3:15) Bahkan sampai pada hari
ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.
Selubung itu tetap menyelubungi hati mereka
karena mereka tidak dapat melihat pembukaan rahasia firman Tuhan. Kuasa dari firman para nabi
atau firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan, ialah menyingkapkan segala rahasia yang
terkandung di dalam hati...1 Korintus
14:24-25.
Selubung = dosa yang disembunyikan dengan rapi di
dalam hati.
Ini kerugian besar kalau tidak dapat melihat
pembukaan rahasia firman Tuhan.
2 Korintus 4: 3-4
(4:3) Jika Injil yang kami
beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
(4:4) yaitu orang-orang yang
tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga
mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah
gambaran Allah.
Kalau tidak dapat melihat cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus = tidak dapat melihat pembukaan rahasia firman Tuhan, akan
menuju kepada kebinasaan, karena orang yang tidak dapat melihat pembukaan
rahasia firman Tuhan adalah orang yang masih menyimpan dosanya dengan rapat-rapat
di dalam hati yang paling dalam, sedangkan upah dosa adalah maut.
Itu ciri-ciri orang yang masih berpegang pada
adat-istiadat atau menjalankan ibadah lahiriah.
Siapapun di antara kita yang hadir malam ini,
kalau kita hanya datang, hanya untuk mempersembahkan tubuh jasmani tetapi
hatinya tidak rela disucikan lewat pembukaan rahasia firman Tuhan maka orang
yang seperti ini akan menuju kepada kebinasaan, karena ia tetap di dalam
dosanya.
Matius 13: 18-19
(13:18) Karena itu, dengarlah
arti perumpamaan penabur itu.
(13:19) Kepada setiap orang
yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya,
datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih
yang ditaburkan di pinggir jalan.
Mempunyai mata tetapi tidak melihat, mempunyai
telinga tetapi tidak dapat mendengar, kerugiannya: si jahat akan merampas
firman Tuhan yang ditaburkan di dalam hati orang itu. Maka orang itu akan
menjadi jahat.
Jadi orang yang buta rohani itu digambarkan
seperti kerohanian yang di pinggir jalan.
Kerohanian yang di pinggir jalan itu mempunyai
mata tetapi tidak melihat, mempunyai telinga tetapi tidak mendengar = buta dan
tuli, sehingga datanglah si jahat merampas firman yang ditaburkan di dalam
hatinya, maka otomatis orang itu berubah menjadi jahat.
Perlu untuk diketahui; cahaya Injil tentang
Kemuliaan Kristus adalah gambaran Allah.
Jadi sampai kapanpun seseorang tidak akan pernah
kembali kepada wujud semula, segambar serupa dengan Allah, kalau seseorang
tidak melihat pembukaan rahasia firman Tuhan, karena ia masih menjalankan
ibadahnya secara Taurat, ibadah lahiriah atau berpegang kepada adat istiadat.
Yesaya 29: 14
(29:14) maka sebab itu,
sesungguhnya, Aku akan melakukan pula hal-hal yang ajaib kepada bangsa ini,
keajaiban yang menakjubkan; hikmat orang-orangnya yang berhikmat akan hilang,
dan kearifan orang-orangnya yang arif akan bersembunyi."
Sampai pada akhirnya, hikmat orang-orang
berhikmat akan hilang, kearifan orang-orang arif akan bersembunyi.
Jadi masalah seseorang tidak dapat diselesaikan
oleh hikmat orang-orang yang berhikmat dan kearifan orang-orang yang arif.
Sama seperti Firaun; ia menceritakan mimpinya
kepada semua ahli dan kepada semua orang yang berilmu di Mesir, namun mereka
tidak dapat mengartikannya, berarti masalah tidak dapat diselesaikan, sehingga
yang gelisah tetap gelisah, yang jahat tetap jahat, yang najis tetap najis,
yang fasik tetap berlaku fasik, inilah yang menimbulkan kegelisahan, keluh
kesah, kebimbangan, keragu-raguan.
1 Korintus 1: 18-19
(1:18) Sebab pemberitaan
tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi
kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
(1:19) Karena ada tertulis:
"Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan
orang-orang bijak akan Kulenyapkan."
Tuhan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat
dan kearifan orang-orang bijak akan dilenyapkan.
Ini juga merupakan nubuatan dari pada Yesaya
yang dinyatakan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, berarti jemaat di
Korintus ini juga jemaat yang buta rohani; mempunyai mata tetapi tidak melihat,
mempunyai telinga tetapi tidak mendengar.
Orang-orang berhikmat dari dunia digambarkan
seperti ahli-ahli Taurat: mengerti firman tetapi tidak melakukannya.
Kesimpulannya: orang yang berpegang pada adat
istiadat (menjalankan ibadah lahiriah) akan menuju pada kebinasaan.
Jalan keluarnya.
1 Timotius 2: 5-7
(2:5) Karena Allah itu esa dan
esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia
Kristus Yesus,
(2:6) yang telah menyerahkan
diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang
ditentukan.
(2:7) Untuk kesaksian itulah
aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul -- yang kukatakan ini benar,
aku tidak berdusta -- dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman
dan kebenaran.
Di sini kita melihat karena Allah itu esa maka
esa pula Dia menjadi pengantara antara Allah dengan manusia, yaitu manusia
Kristus Yesus. Manusia Kristus Yesus; menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan,
menjadi korban penebusan bagi semua manusia.
Demikian juga sebagai seorang hamba Tuhan (anak-anak
Tuhan) menjadi korban untuk menjadi alat pendamaian, menjadi pengantara antara
Allah dengan manusia.
Itulah kesaksian dari pada seorang hamba Tuhan, menjadi
alat pendamaian, berarti pengantara antara Allah dengan manusia, memperdamaikan
dosa manusia kepada Allah.
Alat pendamaian itu berarti menjadi korban, itu
sama seperti hisop.
Hisop; daun-daun yang sangat lembut sekali
tetapi dapat menyerap darah sebanyak-banyaknya lalu selanjutnya digunakan untuk
menyapukan darah itu kepada ambang atas pintu dan kepada dua tiang pintu,
menjadi pendamaian bagi tubuh, jiwa dan roh.
Hisop -> hamba Tuhan yang rendah hati. Imam
atau pelayan Tuhan yang rendah hati itu sanggup menyerap darah
sebanyak-banyaknya, rela menjadi korban untuk memperdamaikan dosa manusia
kepada Allah, itulah manusia Kristus Yesus.
Siapa yang korban? Adalah hamba Tuhan yang rendah
hati, hamba Tuhan yang lemah lembut, tidak menutup-nutupi dosa, itu sebabnya
sekalipun seseorang mempunyai karunia untuk mengadakan hal-hal yang luar biasa,
atau bahkan membakar tubuhnya sekalipun, tidak ada artinya kalau ia tidak
memiliki kasih yang sempurna, kasih Agape, kasih setia.
Pengenalan akan Allah jauh lebih berharga dari
korban bakaran. Kalau kita memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak
Allah, di situ kita dapat mengerti segala rencana Allah.
Umat Tuhan binasa karena tidak memiliki pengetahuan
tentang Anak Allah.
Keluaran 12: 7
(12:7) Kemudian dari darahnya
haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang
atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya.
Darah itu harus dibubuhkan pada kedua tiang
pintu dan pada ambang atas pintu.
-
Dua tiang pintu -> jiwa dan roh manusia.
-
Ambang atas -> tubuh manusia.
Keluaran 12: 13, 22
(12:13) Dan darah itu menjadi
tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah
itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan
di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir.
(12:22) Kemudian kamu harus
mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah
pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang
pintu; seorang pun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi.
Hisop itu dicelupkan ke dalam darah selanjutnya darah
itu nanti disapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu sehingga tidak ada tulah
pemusnah dari pada rumah-rumah bangsa Israel.
Hisop itu daun yang begitu lembut gambaran dari
hamba Tuhan yang rendah hati dan lemah lembut, hamba Tuhan yang seperti ini
sanggup menyerap darah sebanyak-banyaknya, rela menjadi korban, sehingga setiap
kali kita menjalankan ibadah ini, kita dapat memperdamaikan dosa manusia kepada
Tuhan, baik saya sebagai pemberita firman Tuhan, baik dia sebagai seorang
pemimpin pujian, pembaca firman Tuhan, singer, kolektan, pemain musik, guru
sekolah minggu, multimedia, infokus, bendahara, sekretaris atau apapun
pelayanannya, dia sanggup memperdamaikan dosa manusia kepada Tuhan.
Jadi ibadah pelayanan yang dijalankan itu
mengandung janji dan mengandung kuasa.
Berbeda dengan ibadah yang dijalankan secara
lahiriah, dosa tetap dosa, selubung itu tetap menyelubungi.
Jadilah hisop, jadilah alat pendamaian, rela
menjadi korban untuk memperdamaikan dosa manusia, bukan hanya tubuh jasmani
tetapi sampai kepada jiwa dan rohnya.
Yang sudah melayani harus menjadi alat
pendamaian, mampu memperdamaikan sesamanya, baik tubuhnya, lebih dari pada itu
masih ada, jiwanya dan rohnya, supaya tulah pemusnah tidak masuk dan merusak kehidupan
sesama (terlepas dari tulah pemusnah).
Jadi kalau ada hamba Tuhan menyukai kelemahan
orang lain, orang seperti itu tidak pantas menjadi alat pendamaian. Oleh sebab
itu kita harus mengetahui Allah itu esa, esa pula Dia memperdamaikan dosa
manusia. Oleh sebab itu, manusia Kristus Yesus digambarkan seperti hisop ->
manusia yang lemah lembut dan rendah hati, rela menjadi korban untuk
memperdamaikan dosa manusia, baik tubuh sesama, jiwa manusia dan roh sesama.
Jadi sangat berkuasa, itulah pribadi manusia
Kristus Yesus.
2 Korintus 5: 18-19
(5:18) Dan semuanya ini dari
Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya
dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
(5:19) Sebab Allah mendamaikan
dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran
mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Siapapun yang melayani harus menjadi alat
pendamaian, harus jujur, jangan mengundang dosa, baik perkataannya, gerak geriknya jangan
mengundang dosa, hati pikiran tidak boleh mengundang dosa dan juga mata tidak
boleh mengundang dosa.
Alat pendamaian berarti membawa berita pendamaian
dimanapun kita berada untuk memperdamaikan dosa manusia.
Jadi utusan-utusan Tuhan itu adalah alat
pendamaian, membawa berita pendamaian untuk memperdamaikan dosa manusia kepada
Allah, rela menjadi korban, itulah manusia Kristus Yesus yang digambarkan
seperti hisop, lemah lembut dan rendah hati. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U.
Sitohang
No comments:
Post a Comment