IBADAH RAYA MINGGU, 30 APRIL 2017
“WAHYU PASAL 6”
(Seri 20)
Subtema: LANGIT MENYUSUT,
BUMI BERGUNCANG HEBAT.
Shalom...
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua, oleh karena kemurahan
hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah raya minggu disertai
dengan kesaksian maupun puji-pujian. kegunaan dari
ibadah raya minggu adalah: mempertajam karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan
yang dipercayakan oleh Tuhan.
Kita segera memperhatikan firman
penggembalaan untuk ibadah raya minggu, dari kitab Wahyu pasal 6. Kita tiba pada pembukaan meterai yang keenam. Kita sudah melihat pembukaan meterai yang pertama, kedua,
ketiga, keempat dan minggu yang lalu adalah pembukaan yang terakhir dari
meterai yang kelima. Kita bersyukur kepada Tuhan, semua berkat doa-doa dari
pada seluruh sidang jemaat dan oleh karena kemurahan hati Tuhan
tentunya, sehingga kita boleh merasakan pertolongan Tuhan pada hari yang dijadikan Tuhan nanti sebab pada hari yang dijadikan-Nya itu juga merupakan hari
pembalasan murka Allah yang dahsyat dan luar biasa.
Wahyu 6:12-17, namun pembacaan
diawali dulu dari ayat 12-14.
(6:12)
Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam,
sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam
bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
(6:13)
Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara
menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
(6:14)
Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah
gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
Oleh karena rahmat Tuhan kita tiba pada pembukaan meterai yang keenam yaitu: “Ketika Anak Domba itu membuka meterai
yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat.”
Saudaraku, sekarang sedang
terjadi gunung-gunung tergeser dari tempatnya, juga pulau-pulau tergeser dari
tempatnya karena guncangan bumi, karena gempa bumi yang begitu dahsyat. Kemudian, langit
menyusut sehingga benda-benda penerang itu akan keluar dari
peredarannya, sehingga matahari,
bulan dan bintang,
akan saling berbenturan dengan begitu hebat. Akibat dari pada gempa bumi yang dahsyat ini timbullah kebinasaan. Sekarang
lapisan ozon sudah menipis bahkan hampir robek, maka panas bumi akan
semakin meningkat. Es di kutub utara akan mencair dan akan menenggelamkan pulau-pulau dan
ini harus diperhatikan oleh anak-anak Tuhan di hari-hari terakhir ini, jangan
melulu tertuju kepada perkara lahiriah.
Pada saat langit menyusut benda penerang tadi tidak lagi berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga:
- Matahari menjadi hitam bagaikan
karung rambut.
- Bulan menjadi merah seluruhnya
bagaikan darah.
- Bintang-bintang di langit berjatuhan
ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah apabila
ia diguncangkan angin yang kencang.
Yesaya 13:9-13
(13:9)
Sungguh, hari TUHAN datang dengan kebengisan, dengan gemas dan dengan murka
yang menyala-nyala, untuk membuat bumi menjadi sunyi sepi dan untuk memunahkan
dari padanya orang-orang yang berdosa.
(13:10)
Sebab bintang-bintang dan gugusan-gugusannya di langit tidak akan memancarkan
cahayanya; matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit, dan bulan tidak akan
memancarkan sinarnya.
(13:11)
Kepada dunia akan Kubalaskan kejahatannya, dan kepada orang-orang fasik
kesalahan mereka; kesombongan orang-orang pemberani akan Kuhentikan, dan
kecongkakan orang-orang yang gagah akan Kupatahkan.
(13:12)
Aku akan membuat orang lebih jarang dari pada emas tua, dan manusia lebih
jarang dari pada emas Ofir.
(13:13)
Sebab itu Aku akan membuat langit gemetar, dan bumipun akan bergoncang dari
tempatnya, pada waktu amarah TUHAN semesta alam, dan pada hari murka-Nya yang
menyala-nyala.
Pada hari pembalasan /
penghakiman, Tuhan dengan murka-Nya yang menyala-nyala, membuat langit gemetar,
bumi berguncang dari tempatnya sehingga;
- Matahari akan menjadi gelap.
- Bulan tidak akan lagi memancarkan sinarnya.
- Bintang-bintang dan gugusan-gugusannya
tidak akan lagi memancarkan cahayanya.
Dan itu akan terjadi pada hari
pembalasan Tuhan dengan murka yang menyala-nyala.
Hati-hati, khususnya
orang-orang yang berani berbuat dosa, pembalasan berlaku terhadap orang yang
semacam ini.
Lebih jauh kita perhatikan...
Yoel 2:10-11
(2:10)
Di depannya bumi gemetar, langit bergoncang; matahari dan bulan menjadi gelap,
dan bintang-bintang menghilangkan cahayanya.
(2:11)
Dan TUHAN memperdengarkan suara-Nya di depan tentara-Nya. Pasukan-Nya sangat
banyak dan pelaksana firman-Nya kuat. Betapa hebat dan sangat dahsyat hari
TUHAN! Siapakah yang dapat menahannya?
Betapa hebat dan sangat
dahsyat hari pembalasan Tuhan, hari murka Allah, karena
tiada seorangpun yang dapat menahannya.
Saudaraku, Tuhan membuat bumi
gemetar, langit bergoncang sehingga tiga benda penerang di langit tidak lagi
berfungsi sebagaimana mestinya.
Jadi sangat hebat dan dahsyat hari pembalasan
Tuhan nanti, sebab itu jangan santai, selagi Tuhan masih
memberi kesempatan bagi kita untuk mengerjakan pekerjaan yang dipercayakan oleh
Tuhan, itu merupakan panjang sabarnya Tuhan. Panjang sabar Tuhan adalah
kemurahan hati Tuhan dan kemurahan Tuhan adalah kesempatan bagi kita untuk
mengerjakan pekerjaan yang dipercayakan oleh Tuhan kepada kita semua. Jangan
santai dan jangan merasa aman dengan segala apa yang kita punya.
Dua kali nabi Yoel
menceritakan hari penghakiman itu, kita lihat kembali dalam..
Yoel 3:15-16
(3:15)
Matahari dan bulan menjadi gelap, dan bintang-bintang menghilangkan cahayanya.
(3:16)
TUHAN mengaum dari Sion, dari Yerusalem Ia memperdengarkan suara-Nya, dan
langit dan bumi bergoncang. Tetapi TUHAN adalah tempat perlindungan bagi
umat-Nya, dan benteng bagi orang Israel.
Lihat, pada hari pembalasan; “Tuhan mengaum dari Sion, dari
Yerusalem Ia meperdengarkan suara-Nya.” sehingga langit dan bumi
berguncang. Pada saat langit dan bumi berguncang;
- Matahari
menjadi gelap.
- Bulan
menjadi gelap.
- Bintang-bintang
menghilangkan cahayanya.
Kalimat: “Tuhan membangun dari Sion, dari Yerusalem
Ia memperdengarkan suara-Nya”, kalimat ini dibagi menjadi dua bagian,
yaitu:
Pertama: “Tuhan mengaum dari Sion.”
Ini berbicara pembalasan dari
Raja segala raja sebab Yesus Kristus adalah Singa dari Yehuda.
Kenapa ada pembalasan dari
Raja? Kenapa Singa dari Yehuda mengaum? Dan untuk apa ada pembalasan dari Raja
segala raja? Pembalasan itu berlaku bagi mereka yang tidak mau merendahkan diri di bawah kaki
Tuhan, sebab saat kita duduk diam adalah saat yang tepat untukmendengarkan
firman.
Ingat, waktu Samuel hendak
mengurapi Daud menjadi raja; Isai menampilkan tujuh anaknya mulai dari anak
yang pertama sampai dengan anak yang ketujuh tetapi Tuhan berkata kepada
Samuel, semua tidak Saya pilih, manusia melihat apa yang dilihat oleh mata
manusia, tetapi Tuhan melihat hati / batin, sebab Tuhan berkenan kepada
kebenaran di dalam batin, Tuhan tidak melihat perawakan yang gagah (fisik).
Lalu Samuel lanjut berkata
kepada Isai; inikah semua anakmu? Isai menjawab; tidak masih ada satu orang
lagi sedang menggembalakan kambing domba. Mendengar itu Samuel berkata; panggil segera, kita tidak akan duduk makan
sebelum ia (Daud) diurapi menjadi raja.
Kalau malam ini kita mendapat
kesempatan untuk merendahkan diri di bawak kaki Tuhan, untuk dengar firman
Tuhan itu kemurahan supaya terlepas dari pembalasan dari Raja di atas segala
raja.
Kedua: “Dari Yerusalem Ia memperdengarkan
suara-Nya.”
Ini berbicara tentang
pembalasan / penghakiman dari firman Tuhan.
Yesus datang ke dunia bukan
untuk menghakimi dunia melainkan untuk menyelamatkannya.
Yohanes 12:47
(12:47)
Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku
tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia,
melainkan untuk menyelamatkannya.
Yesus datang ke dunia bukan
untuk menghakimi dunia melainkan untuk menyelamatkannya. Jadi kalau seandainya
ada diantara kita datang beribadah, dengar firman tetapi tidak melakukannya, Yesus tidak akan
menghakiminya, sebab Dia datang bukan untuk menghakimi dunia.
Yohanes 12:48
(12:48)
Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada
hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya
pada akhir zaman.
Dengar firman tetapi tidak melakukannya, Yesus tidak akan menjadi hakimnya.
Yang menjadi hakimnya adalah firman itu sendiri, sebab itu dari Yerusalem Ia
memperdengarkan suara-Nya sebagai tanda pembalasan, dari firman Tuhan.
Maka kita ini adalah
orang-orang yang paling beruntung memahami isi hati Tuhan yang paling dalam
karena kebanyakan gereja-gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini hanya mengenal
tentang berkat-berkat, kesembuhan-kesembuhan, memang kita butuh berkat, butuh
mujizat kesembuhan, tetapi harus meningkat kepada pengajaran salib. Yesus tidak
pernah ajaib tanpa salib, Yesus ajaib karena salib bukan karena mujizat
kesembuhan. Kita butuh pengajaran salib semacam ini.
Saudara ada ditempat ini bukan suatu kebetulan, Tuhan yang mengirim saudara
ke sini, Tuhan berkemurahan kepada saya dan saudara dengan satu tujuan, supaya terlepas dari hari murka yang dahsyat dan hebat nanti, bukan karena ijazah saudara.
Kesimpulannya; kejadian yang
akan terjadi ini akan menimbulkan kebinasaan bagi orang-orang yang tidak takut
kepada Tuhan, yaitu orang-orang yang berani melakukan dosa itulah orang fasik
dengan segala perbuatan fasik mereka.
Akibat langit dan bumi diguncang pada hari murka
Allah yang hebat.
Wahyu 6:12-13
(6:12)
Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam,
sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam
bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
(6:13)
Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara
menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
Akibatnya: Matahari dan bulan menjadi gelap, bintang–bintang tidak memancarkan
cahayanya.
Kita tentu harus mengetahui
alasannya kenapa tiga benda penerang di langit / cakrawala ini tidak lagi
berfungsi sebagaimana mestinya sehingga keadaan menjadi gelap.
Wahyu 12:1
(12:1)
Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan
matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas
bintang di atas kepalanya.
Jadi tiga benda penerang ini
sudah menjadi milik dari pada Mempelai perempuan Tuhan (gereja yang
sempurna). Perempuan berbicara tentang gereja. Sempurna berarti sederajat,
sekualitas dengan mempelai Laki-Laki sorga, baik lahir (yang terlihat oleh
mata) maupun batin (yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia)
Wahyu 12:6
(12:6)
Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat
baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh
hari lamanya.
Perempuan itu lari ke padang
gurun sebab Tuhan telah menyediakan suatu tempat baginya, sehingga ia
dipelihara di situ selama 3,5 tahun / 1260 hari lamanya.
Setelah tiga benda penerang
itu menjadi milik dari pada mempelai perempuan Tuhan, dan kemudian di ayat 6 dia diasingkan di padang
belantara untuk dipelihara selama 3,5 tahun maka otomatis tiga benda penerang
itu akan mengikuti tentunya, karena sudah menjadi bagiannya
secara permanen.
Kita akan buktikan itu...
Wahyu 12:7-9
(12:7)
Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang
melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya,
(12:8)
tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga.
(12:9)
Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang
menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi,
bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.
Malaikat Mikhael mengalahkan
naga tua dan pengikutnya, kemudian dilemparkan ke bumi. Saat naga itu dilemparkan ke bumi di sini kita melihat, si ular tua yang disebut dengan Iblis /
Setan menyesatkan seluruh
dunia.
Bukti dunia dalam kegelapan:
disitu banyak kesesatan oleh karena terjadinya penyesatan.
Tadi saya sudah sampaikan tiga
benda penerang sudah menjadi milik mempelai perempuan, inilah yang menjadi kerinduan
kita. Karena tiga benda penerang itu sudah menjadi milik mempelai perempuan
secara permanen, maka secara otomatis bumi (tempat dia semula) menjadi gelap. Buktinya;
di bumi ini terjadi banyak kesesatan oleh karena si penyesat.
Yang kedua.
Wahyu 12:13-17
(12:13)
Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu
perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu.
(12:14)
Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya
ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat
ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
(12:15)
Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan
itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu.
(12:16)
Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan
sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya.
(12:17)
Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi
memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki
kesaksian
Bukti-bukti bumi di dalam
kegelapan:
1. Ada
kesesatan oleh karena penyesatan.
2. Di
bumi penuh dengan amarah, kebencian (iri hati, kedengkian), oleh karena kemarahan Si ular tua naga merah padam.
Jadi betul-betul bumi di dalam
kegelapan.
Tetapi sebaliknya,
mempelai perempuan di dalam suasana terang, ketika dipelihara selama 3,5 tahun di padang belantara, persis seperti Tuhan menulahi Mesir dengan tulah kesembilan; terjadi
kegelapan menimpa Mesir selama tiga hari tetapi Gosyen tempatnya Israel ada di
dalam terang. Itu pemeliharaan Tuhan, ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Kita sudah lihat bukti
kegelapan itu, banyak sekali perbuatan-perbuatan kegelapan, ada penyesatan dan amarah (iri hati, dengki), yang ditimbulkan oleh ular
naga tadi.
Kesimpulannya: bumi menjadi
gelap gulita sebab langit dan bumi telah diguncang oleh murka Allah yang begitu
dahsyat dan hebat, tidak ada yang bisa membantah, tidak ada yang bisa menahan
hari murka Allah yang begitu hebat nanti, termasuk penyesalan dari orang-orang
yang berani berbuat dosa. Sebab itu selagi Tuhan masih berkemurahan,
perhatikanlah sungguh-sungguh, jangan hanya sibuk, sibuk dan sibuk di muka bumi
ini, seolah-olah kita hidup dari roti makanan. Kita hidup bukan dari perkataan
manusia tetapi kita hidup dari setiap perkataan yang
keluar dari mulut Allah.
Sebab itu imam-imam jangan tunggu di suruh-suruh, diatur-atur,
diperintah-perintah oleh manusia, termasuk gembala sidang, lakukan yang terbaik
karena hidup kita dari perkataan yang keluar dari mulut Allah.
Saya ulangi: bumi menjadi
gelap gulita karena langit dan bumi telah diguncang oleh hari murka Allah yang
begitu dahsyat dan luar biasa.
Gambaran dari gelap gulita:
1. “Matahari menjadi hitam
bagaikan karung rambut.”
Kegelapan semacam ini pernah terjadi dan akan
terjadi sebanyak tiga kali.
a. Ketika Tuhan menghukum Mesir dengan tulah kesembilan yaitu; terjadi gelap gulita selama
tiga hari.
Keluaran 10:22-23
(10:22) Lalu Musa mengulurkan tangannya ke
langit dan datanglah gelap gulita di seluruh tanah Mesir selama tiga
hari.
(10:23) Tidak ada orang yang dapat
melihat temannya, juga tidak ada orang yang dapat bangun dari
tempatnya selama tiga hari; tetapi pada semua orang Israel ada terang
di tempat kediamannya.
Saat gelap gulita meliputi Mesir selama tiga
hari, yang terjadi adalah yaitu;
-
Tidak ada orang yang dapat melihat temanya.
Dari mimbar ini, saya bisa
melihat saudara, bisa melihat Yosua sebagai pembaca firman, saat bisa melihat
saudara saat dengar firman, itu kemurahan Tuhan. Tetapi pada saat Mesir
diliputi kegelapan selama tiga hari tidak ada seorangpun yang dapat melihat
temanya berarti tidak dapat mengasihi sesama karena matahari sudah menjadi
gelap bagaikan karung rambut.
Matahari -> Allah Bapa, tabiat-Nya; KASIH.
Selama kita hidup di dalam kasih Allah kita
boleh bertatap muka satu dengan yang lain, saling memperhatikan satu dengan yang
lain, kalau ada kekurangan bisa kita perhatikan, tetapi kalau matahari sudah
hitam seperti karung rambut, tidak ada yang bisa diperbuat.
-
“Tidak ada orang yang dapat bangun dari tempatnya”, berarti tidur rohani.
Kalau tidur rohani maka sama seperti si pemalas
tidak dapat melayani Tuhan. Tidur rohani juga sama seperti orang buta punya
mata tetapi tidak melihat, punya telinga tetapi tidak mendengar, pendeknya
tidak bisa melayani Tuhan, karena matahari (kasih Allah) sudah menjadi hitam
seperti karung rambut.
b. Pada saat Yesus disalibkan.
Matius 27:45-46
(27:45) Mulai dari jam dua belas kegelapan
meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga.
(27:46) Kira-kira jam tiga berserulah Yesus
dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku,
Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Dari jam dua belas
sampai jam tiga, terjadi kegelapan meliputi bukit Golgota.
Kemudian,
kira-kira jam tiga, Yesus berseru; "Eli,
Eli, lama sabakhtani?" Arti rohaninya; “Allah-Ku, Allah-Ku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
Pendeknya,
Yesus menanggung penderitaan itu
dengan seorang diri, tanpa seorangpun yang mengerti.
Kalau kasih yaitu matahari menjadi hitam seperti
karung rambut maka satu dengan yang lain tidak saling memperhatikan, tidak
saling peduli, sekalipun sesamanya di dalam kesusahan.
Waktu dalam kesusahan tanpa
seorangpun yang mengerti rasanya hidup ini pahit seperti empedu yang dicucukkan
ke dalam mulut Yesus. Kita butuh bantuan tetapi tidak ada orang yang
peduli karena matahari sudah menjadi hitam seperti karung rambut.
Pada saat masa aniaya antikris
selama 3,5 tahun, pada
saat itu suasana begitu gelap sekali, karena pembinasa keji berdiri
ditempat kudus.
Matius 24:15
(24:15) "Jadi apabila kamu melihat
Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh
nabi Daniel--para pembaca hendaklah memperhatikannya--
Pada saat pembinasa keji berdiri di tempat kudus
maka korban sehari-hari akan dihentikan menurut kitab Daniel. Pembinasa
keji à antikris dengan segala aniaya yang akan terjadi.
Korban sehari-hari akan dihentikan, tepatnya pada pertengahan tujuh masa,
berarti; 3,5 tahun, disitulah dihentikan korban sehari-hari.
Korban sehari-hari:
-
Korban santapan itulah firman Allah
sebagai makanan rohani.
-
Korban sembelihan, tidak lagi dipersembahkan
kepada Tuhan, tidak ada lagi orang yang melayani dan membawa persembahan kepada
Tuhan.
Berarti matahari menjadi hitam
seperti karung rambut. Pada saat kekejian itu terjadi selama 3,5
tahun; maka ketika seseorang memperkosa, kekejian oleh karena kenajisan itu akan
terjadi luar biasa (sadis).
Korban sembelihan adalah saat pikul salib, jiwa
hancur, hati patah dan remuk, itu akan dihentikan, pada saat itulah suasana
betul-betul dingin, kekejian yang terjadi pada saat itu sungguh di luar batas.
Ketiga hal ini akan terjadi, dua kali sudah
terjadi, yang pertama pada
zaman bangsa Israel di Mesir, yang
kedua ketika Yesus disalibkan, yang
ketiga di zaman akhir nanti, itu akan terjadi dan akan kita hadapi.
Kalau kita tidak sungguh-sungguh di dalam Tuhan maka persis seperti perempuan
yang tertinggal hanya memiliki firman dan Roh tetapi ibadahnya tidak memuncak sampai doa penyembahan;
leher menjadi taruhannya, di gorok oleh pedang antikris. Sedangkan mempelai perempuan dipelihara selama 3,5 tahun, ketika ular naga menyemburkan air dari mulutnya sebesar sungai, untuk
menelan perempuan itu tetapi bumi datang
menolong.
Waktu Allah menciptakan langit dan bumi belum
ada apa-apa tetapi dari bumi keluar kabut...Kejadian 2:6, itu berbicara tentang doa penyembahan, seperti asap kemenyan naik di hadirat Tuhan. Itu yang menolong Mempelai perempuan Tuhan.
2. “Bulan menjadi merah
seluruhnya bagaikan darah.”
Darah Yesus saat ini masih berlaku atas kita,
buktinya; Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk menjalankan tiga
macam ibadah pokok kemudian orang-orang yang
melayani diperlengkapi dengan karunia-karunia Roh Kudus untuk melayani Tuhan di dalam
tiga macam ibadah pokok, itu bukti bahwa darah Yesus masih berlaku atas kita.
Tetapi, kalau seseorang jauh dari Tuhan (tidak tekun dalam tiga macam
ibadah pokok), maka darah Yesus tidak berlaku lagi atas dia, sesuai dengan Ibrani 10. Maka darah Yesus ini adalah
kesempatan bagi kita untuk memperoleh keselamatan sesuai
dengan Pengajaran Tabernakel setelah percaya kepada
Tuhan (pintu gerbang), dilanjutkan dengan pertobatan. Begitu melewati pintu gerbang alat yang pertama
ditemukan di hadapan adalah; Mezbah Korban Bakaran. Mezbah korban bakaran
itu adalah gambaran dari salib, sedangkan yang menjadi korbannya
itulah pribadi Yesus Kristus.
Mezbah Korban
Bakaran ->pertobatan = ada tanda darah.
Alat kedua; kolam pembasuhan à baptisan
air, berbicara penyucian oleh air dan firman. Jadi baptisan itu bukan hanya
sebatas baptisan di kolam pembasuhan tetapi dia lanjut kepada penyucian firman.
Dasar kita mendapat penyucian, setelah percaya; bertobat (ada tanda darah). Selagi
darah Yesus masih berlaku untuk menyucikan dosa kita, manfaatkan darah Yesus.
Kesusahan besar adalah suatu kesempatan bagi kita untuk mencuci jubah sampai
putih berkilau-kilauan.
Disucikan oleh air dan firman...Efesus 5:26-27. Jadi baptisan itu tidak
sebatas berhenti di kolam pembasuhan, tetapi lanjut dengan penyucian
firman Tuhan, dasarnya adalah darah
Yesus, tetapi kalau saat ini kita menolak darah Yesus maka bulan akan
menjadi sama seperti darah, tidak ada lagi kesempatan, di situ nanti
mayat-mayat berkelimpangan (penumpahan darah).
Bagaimana dengan kita sekarang ini? Kita tidak bisa lagi bertingkah di hadapan Tuhan, pamer-pamer sok rohani, karena kita ternyata disucikan
oleh darah Yesus Kristus, tidak ada lagi dasar lain.
Jadi jangan bersungut-sungut di dalam
kesusahan, sekalipun harus mengalami percikan darah. Ketika imam besar
mengadakan pendamaian dosa di dalam Ruangan Maha Suci, dia membawa darah lembu
jantan muda dan darah domba jantan kemudian dia mengadakan tujuh kali percikan
di depan tabut perjanjian, dan tujuh kali percikan di atas tutup pendamaian.
Tujuh kali percikan di atas tutup
pendamaian à sengsara yang dialami oleh Yesus karena dosa manusia.
Tujuh kali percikan di depan tabut perjanjian à sengsara yang dialami
oleh gereja Tuhan untuk sampai kepada kesempurnaannya, menjadi mempelai Tuhan.
Jadi lewat sengsara ini kita boleh sempurna.
Tidak ada orang menjadi sempurna karena kemampuannya, melainkan oleh karena percikan darah. Percikan darah artinya orang
lain yang berbuat salah tetapi kita yang menanggungnya, inilah yang akan
menyucikan kehidupan kita semua. Itu sebabnya tadi saya sampaikan kalau saja
kita di dalam kesusahan; anggaplah itu suatu kesempatan emas untuk mencuci
jubah sampai putih.
1 Petrus 4:1
(4:1) Jadi, karena Kristus telah menderita
penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran
yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia
telah berhenti berbuat dosa--,
Karena Kristus telah menderita penderitaan
badani, maka biarlah kitapun mempersenjatai diri dengan pikiran yang demikian.
Tujuan dari penderitaan badani adalah; untuk
menghentikan lajunya dosa.
Bertahun-tahun saya sakit tidak
kunjung sembuh, tujuannya untuk menghentikan lajunya dosa yang dulu-dulu saya
perbuat. Penting itu penderitaan badani. Mungkin penderitaan badani; lapar,
haus, tidak punya apa-apa. Biarlah kita juga mempersenjatai diri dengan pikiran
yang sama dengan pikiran Yesus Kristus, karena Dia telah menderita badani, maka
kita juga sama, supaya dosa dihentikan. Penderitaan Kristus berarti ada tanda
darah tetapi kalau malam ini dan seterusnya kita tolak darah / penderitaan
Kristus, maka bulan akan menjadi darah, berarti kebinasaan dari orang-orang
fasik, itu yang terjadi.
Ketika saya membaca ini, saya merasa tidak mampu untuk menyampaikannya, karena tidak
paham apa maksudnya. Namun, setelah Tuhan tunjukkan maksudnya, juga tetap merasa tidak mampu karena
firman itu selalu pertama-tama ditujukan kepada saya. Kalau firman itu hanya
ditujukan kepada sidang jemaat, bukan kepada gembala sidang yang menyampaikan
firman, bobot/kuasa firman untuk mengadakan penyucian dan menyelesaikan masalah tidak
seberapa. Tetapi kalau pedang Roh itu terlebih dahulu mengenai Si pemberita firman, bobotnya hebat sekali untuk mengadakan / menyelesaikan masalah. Kita
saling mendoakan, supaya kita jangan mengadapi hal yang kedua, yaitu: bulanberubah menjadi darah. Biarlah hari
ini kita boleh mengalami percikan darah, menderita dengan penderitaan badani
untuk menghentikan lajunya dosa.
Kalau belum mendapatkan pekerjaan memang secara
jasmani sakit juga, tetapi tidak apa-apa tanggung saja, itu sangat berkuasa menghentikan lajunya dosa.
3. “Bintang-bintang di langit
berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara yang menggugurkan buah-buahnya yang
mentah apabila ia digoncang angin yang kencang.”
Saudaraku, suatu kali nanti akan terjadi
guncangan yang hebat oleh tiupan angin yang kencang. Sebetulnya saat ini tiupan
angin sepoi-sepoi sedang berlangsung, itulah angin-angin pengajaran palsu yang
menyesatkan oleh karena kelicikan dari si penyesat itu. Di gereja di susupi ajaran
tentang uang, uang dan uang, itu teori kemakmuran, di dalam gereja hanya
berbicara mujizat-mujizat dan seterusnya, tetapi salib tidak ditegakkan, berarti pengajaran salib diganti dengan
dua hal;
-
Teori kemakmuran. Artinya, orang kristen tidak boleh miskin, melainkan harus kaya.
-
Mujizat-mujizat = tanda-tanda heran, tetapi salib tidak ditegakkan.
Sebetulnya itu angin sepoi-sepoi, jangan anggap
sepele dengan angin sepoi-sepoi. Saya sudah berapa kali menyampaikannya; ketika
Petrus berjalan di atas air, dia dapat berjalan untuk beberapa langkah, tetapi
begitu dirasakan tiupan angin sepoi-sepoi tengelamlah dia. Itu baru tiupan
angin sepoi-sepoi, tetapi nanti akan terjadi tiupan angin yang begitu kencang
sekali sampai menggugurkan / menjatuhkan bintang-bintang di langit seperti
buah pohon ara yang menggugurkan buahnya yang masih mentah. Buah kalau
mentah walaupun diguncang angin dia masih bertahan, tetapi di sini kita melihat
bintang-bintang itu berjatuhan, berguguran seperti buah pohon ara yang masih
mentah, berarti betapa dahsyatnya angin kencang itu terjadi, sebab itu jangan angga sepele
angin sepoi-sepoi.
Hati-hati tiupan semacam ini juga bisa membuat
kita gugur, apalagi tiupan angin kencang. Kenapa orang kaya sudah tidak bisa
lagi dikoreksi? Karena sudah menaruh pengharapan kepada firman yang
dikurangkan; pengajaran salib diganti dengan dua hal. Sehingga yang menjadi majikan di dalam
gereja adalah uang dan orang kaya, bukan lagi Yesus yang menjadi
raja, tetapi uang dan orang kaya, semua karena tiupan angin sepoi-sepoi.
Siapakah bintang-bintang yang
berguguran itu...
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya
seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran
seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Bintang – bintang di langit itulah orang-orang
yang bijaksana yang menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Guru-guru kebenaran / guru-guru
di dalam rumah Tuhan, pemimpin – pemimpin di dalam rumah ibadat, itulah bintang – bintang, nanti suatu
kali kelak akan berguguran. Jadi bukan sidang jemaat saja yang gugur, justru bintang – bintang /
orang bijaksana.
Kalau guru-guru kebenaran berguguran,
bagaimana nasib dari sidang jemaat? Lihat, orang buta menuntun orang
buta jatuh dalam kubangan yang sama. Kalau pemimpinnya buta, maka yang
dipimpinnya juga akan jatuh dalam kubangan yang sama, hati-hati. Maka selalu
saya memohon kepada sidang jemaat, untuk terus mendoakan saya,
supaya tetap seperti bintang di langit untuk menuntun kehidupan rohani kita
masing-masing. Maka seorang hamba Tuhan tidak boleh bermegah, merasa hebat dan
lain sebagainya.
Kalau kita perhatikan di dalam Wahyu 13 binatang yang keluar dari
dalam laut bertanduk tujuh, berkepala sepuluh, satu dari kepala – kepalanya
terluka dan sangat membahayakan hidupnya (berujung kepada kematian), tetapi pada akhirnya satu dari luka itu sembuh, itu adalah mujizat, sehingga orang yang
namanya tidak tertulis di dalam kitab kehidupan mengikuti binatang itu dan
menjadi sombong. Jadi nanti tiupan angin itu tidak sebatas tiupan angin
sepoi-sepoi seperti yang dirasakan oleh Simon Petrus, tetapi lebih dari pada
itu, maka nasib dari pada sidang jemaat yang masih dalam kegelapan akan semakin sulit sekali.
Di dalam kesusahan yang besar ada keinginan untuk berubah tetapi sudah
terlambat.
Kesimpulannya, nanti tiga benda penerang di langit tidak akan
berfungsi sebagaimana mestinya karena Tuhan mengguncang bumi dan langit karena peristiwa ini sangat
dahsyat sekali inilah yang akan terjadi.
Wahyu 6:14-16
(6:14)
Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah
gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
(6:15)
Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan
orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang
merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
(6:16)
Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu:
"Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk
di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
Tidak ada satupun manusia di
atas muka bumi ini dapat melepaskan diri dari murka Allah yang dahsyat dan
hebat nanti, sekalipun dia pejabat tinggi, perwira-perwira, raja-raja, orang
yang berkuasa di bumi, orang kaya, siapapun dia tidak bisa menghentikan hari
penghakiman / murka Allah yang hebat. Dan sekalipun dia bersembunyi di bawah
gunung-gunung, bukit-bukit dan batu-batu tetap dia tidak luput dari hari penghakiman, sekalipun dia naik ke bulan untuk bersembunyi dan di bawah tanah / laut, tetap dapat dikejar oleh
Tuhan.
Sekarang ini ada rencana untuk
membuat bangsa asing, penduduk asing di bulan, semua negara berhak mendaftarkan diri
ke situ, tetapi Tuhan tetap kejar, tidak ada yang luput dari hari penghakiman,
hari murka Allah yang hebat.
Matahari -> Allah Bapa, tabiat-Nya; kasih. Bulan itulah pribadi Yesus dan
korban-Nya, biarlah kita berdiri selalu di atas dasar yang benar, Yesus yang
disalibkan (korban-Nya), jangan berdiri di atas dasar yang lain. Yesus batu
penjuru, berarti dasar kita untuk mengikuti dan melayani Tuhan adalah korban Kristus. Kemudian
biarlah kita hidup dalam pimpinan
Roh Kudus; bermahkotakan dua belas bintang di atas kepala. Tetapi kalau tiga tabiat Allah ini
jauh dari kita, berarti jauh dari kasih Allah,
jauh dari kebenaran yang
sejati yang datangnya dari salib / darah, kemudian jauh dari persekutuan kita
dengan Roh Kudus, maka dunia
akan gelap gulita, matahari akan menjadi gelap gulita seperti karung
rambut, bulan akan menjadi
darah dan bintang-bintang tidak
akan bercahaya, dia akan berguguran, bagaimana dengan nasib sidang jemaat yang
masih di dalam kegelapan? Dan akhirnya tidak ada satu orangpun yang luput dari
murka Allah yang besar.
Wahyu 6:17
(6:17)
Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?
Tidak ada yang dapat bertahan
baik raja, presiden, perwira, petinggi, penguasa, orang kaya, merdeka, hamba,
tidak ada yang bisa bertahan pada hari murka Allah yang begitu
dahsyat dan hebat. Sekaranglah saatnya bagi kita untuk menghargai Allah Trinitas dengan
tabiat-tabiat-Nya. Allah Bapa tabiat-Nya;
kasih, Allah Anak; hidup benar
sesuai dengan kebenaran yang datangnya dari salib, Allah Roh Kudus; hidup di dalam persekutuan Roh Kudus, kita di
dalam himpunan kecil ini ada dalam kegiatan Roh seperti ini, berarti menghargai
tabiat dari Allah Trinitas yang ketiga; Allah Roh Kudus. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI
PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman oleh;
Gembala sidang : Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment