IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 17 MEI 2017
“KITAB KOLOSE”
(Seri
115)
Subtema: DIUTUS
UNTUK MEMBAWA DAMAI SEJAHTERA.
Shalom...
Selamat malam, salam
sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan
untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Sebelum membawa diri kita
masing-masing rendah di bawah kaki Tuhan sujud menyembah kepada Dia terlebih
dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan dari
surat yang dikirim oleh rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1: 21
(1:21)
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati
dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Terlebih dahulu kita
perhatikan kalimat: “Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.”
Ini menunjuk kepada:
-
Bangsa kafir = orang-orang yang tidak bersunat.
-
Orang fasik dengan segala perbuatan fasik mereka.
Yang dahulu hidup jauh dari
Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka, dan itu terlihat dari
setiap perbuatan-perbuatan jahat yang mereka perbuat.
Pendeknya; orang yang masih
berbuat kejahatan, kenajisan menunjukkan bahwa ia masih hidup jauh dari Allah
sekalipun berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Efesus 2:1
(2:1)
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Yang dahulu hidup jauh dari
Allah banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah
dosa adalah maut.
Efesus 2: 2-3
(2:2)
Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu
mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di
antara orang-orang durhaka.
(2:3)
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup
di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang
jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti
mereka yang lain.
Penyebab-penyebab
terjadinya dosa/pelanggaran.
1.
“Mengikuti jalan dunia ini.”
Menunjukkan bahwa dunia ini mempunyai arus
yang sangat kuat untuk mempengaruhi atau menghanyutkan dan menenggelamkan
kerohanian dari pada anak-anak Tuhan sampai dibawa pada kematian rohani. Kalau
anak Tuhan mengalami kematian rohani, ia tidak dapat berbuat apa-apa di hadapan
Tuhan.
2.
“Mentaati penguasa kerajaan angkasa.”
Pertanyaannya; siapakah mereka yang mentaati
penguasa kerajaan angkasa? Jawabnya: yaitu mereka yang dikuasai oleh roh
pendurhakaan.
Mendurhaka = memberontak atau melawan kepada
Allah.
3.
“Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti
kehendak daging.
Perlu untuk diketahui;
-
Hidup menurut keinginan daging memikirkan hal-hal yang
dari daging, berarti tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh, yaitu perkara di
atas atau perkara rohani, itulah ibadah dan pelayanan.
-
Hidup menurut keinginan daging menunjukkan bahwa ia
berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat berarti; “Mata ganti
mata, gigi ganti gigi”, arti rohaninya; kejahatan dibalas kejahatan.
Pendeknya; orang yang hidup menurut hukum
Taurat tidak mengenal belas kasih atau jauh dari kasih karunia. Itu sebabnya
mereka yang berada di bawah hukum Taurat berujung pada kebinasaan. Hukum Taurat
itu tidak menyelamatkan tetapi membinasakan karena hukum Taurat itu merangsang
dosa di dalam anggota-anggota tubuh.
Kemudian, ibadah Taurat = ibadah lahiriah,
berarti; mulut memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan =
mempersembahkan tubuh jasmaninya kepada Tuhan tetapi manusia batinnya tidak
dipersembahkan kepada Tuhan.
Orang yang semacam ini adalah orang yang
tidak memiliki hikmat dari Tuhan.
Lebih rinci tentang YANG
DAHULU HIDUP JAUH DARI ALLAH.
Efesus 2: 11-12
(2:11)
Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi
menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia, --
(2:12)
bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak
mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan
dan tanpa Allah di dalam dunia.
Yang dahulu hidup jauh dari
Allah, berarti; “Tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak
mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan
dan tanpa Allah di dalam dunia.”
Pendeknya; BINASA, berujung
pada kematian yang kekal.
Efesus 2:13
(2:13)
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh",
sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
“Tetapi
sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah
menjadi "dekat" oleh darah Kristus.”
Saudaraku, Tuhan memanggil
kita dari kegelapan dan oleh darah-Nya kita ditebus.
Kalau saat ini kita berada
di dalam rumah Tuhan beribadah dan melayani Tuhan semua karena kemurahan hati
Tuhan (oleh karena darah salib Kristus). Dahulu kita jauh tetapi oleh darah
salib Kristus kita telah ditebus dari perbuatan yang sia-sia.
Efesus 2:14
(2:14)
Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan
yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
Di sini kita melihat, Tuhan
menyatukan kedua belah pihak (pihak yang jauh maupun yang dekat). Sesungguhnya,
ini adalah hal yang mustahil / tidak masuk akal manusia karena kedua pihak
masing-masing berada di dalam kelemahannya.
-
Yang jauh à bangsa kafir = orang-orang yang tidak bersunat berarti
hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Gambaran
bangsa kafir; seperti anjing yang menjilat muntahannya dan seperti
babi yang mandi kembali ke kubangan, artinya; kembali membuat kesalahan
yang sama.
Inilah
kenajisan / noda kekafiran dari bangsa kafir, selain hidup menurut keinginan
daging juga mengulangi kembali kesalahan yang sama.
Itu
sebabnya tadi saya katakan; sungguh tidak masuk akal kalau kedua pihak
disatukan.
-
Yang dekat à bangsa Israel (orang-orang bersunat).
Kelebihannya:
kepada mereka dipercayakan hukum Taurat dan sunat sehingga bangsa Israel
bermegah kepada hukum Taurat namun tidak hidup di dalamnya.
Demikian
juga bangsa Israel masih tetap berpegang kepada hukum Taurat menjalankan
ibadahnya juga secara lahiriah, juga menghukum orang yang bersalah dengan
hukuman yang setimpal.
Jadi sangat tidak mungkin
kedua pihak dapat disatukan, tetapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Jadi
jangan pernah merasa bahwa seseorang tidak mungkin bisa berubah, jangan pernah
berpikir seperti itu. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, asal mau, jangan bertahan di dalam dosanya.
Saya melihat kita masih
menginginkan hal-hal yang najis, bukan secara kasat mata tetapi mata rohani
saya melihat, sebetulnya itu sangat disayangkan. Setiap orang dapat dilepaskan,
asal dia mau. Jangan pernah berpikir tidak mungkin, tidak ada yang mustahil,
tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan, darah Yesus sangat berkuasa asal dia
mau disucikan oleh darah Yesus Kristus, setiap hari selalu ada tanda darah
(pertobatan) baik hamba Tuhan, imam bahkan sampai kepada seluruh sidang jemaat.
Jangan salah mengerti,
orang yang di dalam Tuhan juga harus selalu bertobat, setiap hari, bukan hanya
orang dunia saja.
Efesus 2:17
(2:17) Ia datang
dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai
sejahtera kepada mereka yang "dekat",
Pendeknya, Ia datang
membawa damai sejahtera kepada kedua pihak, baik pihak yang jauh maupun pihak
yang dekat, Dialah damai sejahtera kita.
Yohanes 20:19
(20:19) Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu
itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang
terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu
datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai
sejahtera bagi kamu!"
Sementara pintu-pintu
terkunci rapat, Yesus berdiri di tengah murid-murid dan
berkata; "Damai sejahtera bagi
kamu!"
Yohanes 20:20
(20:20) Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan
lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat
Tuhan.
Sesudah berkata
demikian Ia menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka,
artinya; darah salib Kristus (korban Kristus) memberikan damai sejahtera.
Dua tangan yang terpaku dan lambung yang
tertikam itulah korban Kristus memberikan damai sejahtera kepada murid-murid-Nya dan juga tentu kepada kita semua.
Yohanes 20:21
(20:21) Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai
sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku
mengutus kamu."
Tanda – tanda seseorang
mengalami damai sejahtera; memberi diri
diutus.
Orang-orang yang diutus
mengalami banyak ancaman-ancaman. Jadi, bukan berarti berada di pengutusan, kemudian tidak merasakan ancaman-ancaman dari
sekitar. Tetapi sekalipun demikian, orang-orang yang diutus tetap mengalami dan
merasakan damai sejahtera. Banyak ancaman dan sengsara karena salib, karena
firman tetapi mereka yang diutus tetap mengalami dan merasakan damai sejahtera.
Orang yang diutus itu
bagaikan domba di tengah serigala, mengalami ancaman dan bahaya, bahkan maut sekalipun,
namun tetap dalam damai sejahtera.
Syatar-syarat berada di tengah pengutusan…
Matius 10:7-10
(10:7)
Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.
(10:8)
Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta;
usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu
berikanlah pula dengan cuma-cuma.
(10:9)
Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu.
(10:10) Janganlah kamu membawa bekal dalam
perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab
seorang pekerja patut mendapat upahnya.
Hal-hal
yang harus diperhatikan di tengah-tengah pengutusan:
1.
“Janganlah kamu membawa emas atau perak atau
tembaga dalam ikat pinggangmu.”
Artinya; jangan bergantung kepada mamon /uang.
Emas, perak dan tembaga dalam ikat pinggang -> uang/mamon.
1 Timotius 6:10
(6:10)
Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah
beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan
berbagai-bagai duka.
Jangan bergantung kepada mamon /uang, karena akar
dari segala kejahatan ialah cinta uang.
Akibat cinta uang:
-
Menyimpang dari iman (kebenaran).
-
Menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka
2.
“Janganlah kamu membawa bekal
dalam perjalanan.”
Bekal berbicara tentang firman Allah, berarti
telah mengalami bahwa firman itu telah mendarah daging.
Ketika firman mendarah daging…
2 Korintus 3:3
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah
surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta,
tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan
pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
Menjadi surat Kristus berarti; firman telah dimeteraikan oleh Roh
Kudus di dalam loh-loh daging dan ditukik di dalam hati, sehingga baik
perkataan, perbuatan (gerak-gerik) menjadi kesaksian yang dapat dibaca dan
dilihat setiap orang. Itulah bekal di tengah pengutusan.
Ketika firman itu telah mendarah daging itu tanda bahwa ia senantiasa
menikmati pelayanan Roh bukan pelayanan tubuh. Sedangkan pelayanan tubuh itu
sama seperti huruf-huruf yang tertulis dalam loh-loh batu. Tidak hidup = tidak
mengalami keubahan.
Jadi sekalipun seseorang menangis setelah dengar firman kalau tidak
dilanjutkan dengan keubahan hidup itu sama seperti huruf-huruf yang tertulis
pada dua loh batu (mati).
3.
“Janganlah kamu membawa baju dua
helai.”
Ini berbicara tentang pembaharuan dalam hidup,
berarti yang lama telah berlalu.
2 Korintus 4:16
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi
meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami
dibaharui dari sehari ke sehari.
Ketika manusia batiniah (manusia dalam) seseorang
dibaharui dari sehari ke sehari maka manusia lahiriahnya akan semakin merosot,
sebaliknya kalau seseorang masih bermegah di dalam perkara lahiriah itu tanda /
sinyal bahwa manusia batiniahnya tidak mengalami pembaharuan.
Manusia rohani itu sama seperti pesawat yang
terbang tinggi, melihat ke bawah / perkara lahirah itu kecil, begitu juga
sebaliknya.
2 Korintus 4:17-18
(4:17) Sebab penderitaan ringan yang sekarang
ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh
lebih besar dari pada penderitaan kami.
(4:18) Sebab kami tidak memperhatikan yang
kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah
sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Kalau manusia batiniah telah dibaharui maka perhatiannya hanya tertuju
kepada perkara-perkara rohani itulah perkara yang tak terlihat à perkara di surga.
Jadi sekalipun ia mengalami aniaya karena firman / sengsara salib dia
tidak peduli karena perhatiannya fokus pada perkara di atas / perkara rohani =
memiliki pandangan nubuatan, memandang jauh ke depan.
Kelebihan telah mengalami keubahan/pembaharuan: menghargai firman Tuhan
seperti kantong kulit yang baru diisi anggur yang baru.
Matius 9:16-17
(9:16) Tidak seorangpun menambalkan secarik kain
yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu
akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.
(9:17) Begitu pula anggur yang baru tidak
diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan
koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur
yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian
terpeliharalah kedua-duanya."
“Anggur yang baru disimpan orang dalam kantong
yang baru pula, dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.”
-
Anggur yang baru -> kasih dan kemurahan Tuhan.
-
Kantong yang baru -> kehidupan yang telah dibaharui.
Kesimpulannya, hidup yang telah dibaharui menghargai kasih dan kemurahan
Tuhan, sehingga ia mengalami pemeliharaan Tuhan.
Kalau seseorang belum mengalami pembaharuan orang yang semacam ini
tidak dapat menghargai kemurahan Tuhan.
4.
“Jangan membawa kasut.”
Ini berbicara tentang kerelaan untuk memberitakan
Injil damai sejahtera.
Saudaraku, sebetulnya Tuhan menuntun kita di luar kemampuan daging oleh sebab itu kita harus mengangkat tangan tanda penyerahan diri. Seperti bangsa Israel dipimpin di padang gurun selama 40 tahun selama
itu pula kasut dan pakaian mereka tidak pernah rusak dan usang, tinggal
penyerahan dan kerelaan hati kita masing-masing.
5.
“Jangan membawa tongkat.”
Tongkat à salib berarti; sangkal diri dan pikul salib,
sebab syarat untuk mengikuti dan melayani Tuhan adalah; sangkal diri dan pikul
salib.
Pertanyaannya; sampai kapan sangkal diri dan
pikul salib? Jawabnya; setiap hari. Jadi bukan dua hari sekali atau tiga kali
seminggu menurut ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Setiap hari berarti salib telah mendarah daging,
karena salib telah dinikmati.
Inilah syarat di tengah pengutusan.
Matius 10:5-6
(10:5) Kedua
belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka:
"Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota
orang Samaria,
(10:6)
melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.
Yesus mengutus 12 murid hanya kepada bangsa
Israel / domba-domba yang terhilang saja. Namun Tuhan tambahkan lagi satu rasul
itulah rasul Paulus (rasul ketiga belas), dia diutus kepada bangsa kafir.
Yohanes 10:15-16
(10:15) sama
seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku
bagi domba-domba-Ku.
(10:16) Ada
lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu
harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan
menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
Pengutusan itu bukan hanya untuk bangsa Israel
(pihak yang dekat) tetapi juga bagi mereka yang jauh (bangsa kafir) sehingga
baik yang jauh maupun yang dekat menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
Kita harus menjadi satu kawanan dengan satu
gembala, berarti tidak beribadah di tempat-tempat lain dengan seenaknya. Memang
sebaiknya penggembalaan itu tidak boleh digilir.
Yohanes 10:17
(10:17) Bapa
mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.
“Aku
memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali”, artinya; kalau Yesus hidup maka bangsa kafir dan orang Yahudi juga hidup.
Barangsiapa kehilangan nyawa karena sangkal diri dan pikul salib maka ia akan
memperoleh nyawanya kembali (hidup kembali).
Yohanes 10:18
(10:18) Tidak
seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut
kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya
kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."
Inilah tugas dari seorang
utusan, berkuasa memberikan dan berkuasa mengambilnya kembali (ada kuasa).
Jadi jangan hanya
memikirkan kepentingan diri sendiri, juga perhatikan orang lain di tengah
pengutusan supaya orang lain juga hidup, kita hidup, karena Dia hidup.
Yesus di utus untuk
memberi damai sejahtera, berkuasa memberikan dan berkuasa mengambilnya kembali.
Jangan egois lagi. Karena kuasa itu kita terima dengan cuma-cuma, maka kita
juga melayani dengan cuma-cuma.
Efesus 2:18
(2:18) karena
oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.
Akhirnya kedua pihak dalam
satu roh beroleh jalan masuk kepada Bapa, karena Dia berkuasa memberi dan
mengambilnya kembali.
Ibrani 10:19
(10:19) Jadi,
saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke
dalam tempat kudus,
Oleh darah salib Kristus, kita sekarang penuh
keberanian masuk ke dalam tempat kudus.
Ibrani 10:20
(10:20) karena
Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu
diri-Nya sendiri,
Persamaan dari ayat ini
adalah; Ia telah melintasi kemah yang lebih besar, dan yang lebih sempurna, yang
bukan dibuat dengan tangan manusia, yaitu tabir itulah diri-Nya sendiri.
Keuntungan berada di tempat kudus.
Efesus 2:19
(2:19)
Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga
dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,
Kalimat dari ayat 19 ini dibagi menjadi dua bagian:
a.
“Demikianlah
kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari
orang-orang kudus.”
Ibrani
11:13-16
(11:13) Dalam iman mereka semua ini telah mati
sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang
hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui,
bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
(11:14) Sebab mereka yang berkata demikian
menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.
(11:15) Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka
ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup
mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.
(11:16) Tetapi sekarang mereka merindukan tanah
air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu
disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.
Di sini kita perhatikan : “Tetapi
sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik.”
Tanah air yang lebih baik yaitu; satu tanah air surgawi, sebab kita
ini pendatang di bumi, tanah air kita adalah tanah air surgawi, kita rindu ke
sana. Inilah dampak positifnya menjadi kawan sewarga Allah baik yang jauh dan
yang dekat.
b.
“Anggota-anggota keluarga
Allah.”
1 Timotius 3:15
(3:15) Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau
tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari
Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.
Keluarga Allah
berarti:
- “Tiang
penopang” yang dipancangkan di dalam rumah Tuhan.
Melayani sebagai pemimpin pujian, kotbah, singer,
kolektan dan lain sebagainya tetapi tidak menjadi tiang penopang, adalah
pelayanan yang tidak berkenan. Tetapi yang disebut keluarga Allah dia harus
menopang segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya baik tenaga, pikiran,
waktu, bahkan menopang dengan dana (uang).
Alangkah
sayangnya, kalau seseorang melayani hanya sebatas melayani.
-
“Dasar kebenaran.”
Dasar
dari kerajaan Allah adalah kebenaran dan keadilan, sumbernya
adalah salib Kristus, di
luar salib tidak ada lagi kebenaran dan keadilan. Biarlah kita senantiasa
berdiri teguh di atas korban-Nya Kristus supaya kita semua menjadi dasar
kebenaran, berarti kebenaran
itu di mulai dari kehidupan kita bukan dari orang lain. Jadi setiap melakukan
sesuatu di mulai dari kita, jangan menunggu orang lain mendahului baru kita ikut-ikutan, itu
bukan dasar kebenaran. Amin.
Tuhan yesus kristus
kepala gereja mempelai pria sorga memberkati
Pemberita firman oleh;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U, Sitohang
No comments:
Post a Comment