“WAHYU PASAL TUJUH”
(Seri 22 )
Subtema :DIMETERAIKAN SEBAGAI MILIK ALLAH.
Shalom...
Selamat malam, salam sejahtera salam di dalam kasih
Tuhan kita Yesus Kristus oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan
melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
Sebelum kita mendengar firman penggembalaan untuk Ibadah
Raya Minggu, tadi kita bersama-sama telah menyaksikan kesaksian–kesaksian dari sidang
jemaat/ saudara-saudari kita, baik kesaksian pertama dari Azarya Kevin Kurnia
Sirait, ia telah menyaksikan bahwa ia telah digembalakan di tempat ini kurang
lebih dua tahun. Dia telah mengakui banyak kemurahan Tuhan yang telah ia terima,
sampai akhirnya yang tidak ada menjadi ada oleh kuasa firman mengerjakan
hidupnya, sehingga lahir menjadi seorang imam, menjadi seorang pemimpin pujian,
terkadang pembaca firman, terkadang main musik. Jadi betul bukan karena gagah hebat dan kuat seseorang
namun oleh Roh Tuhan, tergantung penyerahan kita. Sejauh mana penyerahan kita,
sejauh itu Roh Tuhan berkarya manunggal dalam kehidupan seorang imam di tengah
ibadah dan pelayanannya kepada Tuhan.
Kemudian kesaksian yang kedua tadi yang disaksikan
oleh Kaleb, tadi dia menyaksikan tiga perkara, yang pertama mengenai orang
tuanya. Orang tua Kaleb ini sudah lama menginginkan supaya dia melayani di gereja di tempat mama yang dikasihinya,
salah satu gereja di Cilegon, karena mungkin gereja itu terlihat semarak secara
lahiriah. Secara lahiriah mereka memang lebih mewah dari kita,
mamanya menginginkan Kaleb menjadi pelayan di sana
seperti adiknya, abang-abangnya di sana. Tetapi tujuannya saya lihat hanyalah
untuk hal lahiriah bukan untuk mempermuliakan Tuhan, karena di sana mereka
melayani ada gajinya; pemimpin pujian, singer, kolektan, pemain musik,
multimedia, choir, usher. Kemudian barangkali juga menginginkan supaya orang
lain tahu bahwa anaknya seorang pelayan, pemimpin pujian.
Jadi sebetulnya sudah berbau daging, tetapi karena dia
sudah di gembleng oleh banyak kebenaran, sudah menerima banyak kebenaran dan
dia lebih kepada kebenaran itu dari pada sekedar hawa nafsu dan keinginan daging
dan semarak-semarak secara lahiriah.
Kesaksian yang kedua dari Kaleb; bertahan terhadap Pengajaran Mempelai dan dia sedih melihat orang tuanya. Saya memang
pernah mengatakan jangan egois, harus tetap doakan, tidak boleh berhenti
mendoakan keluarga, seperti saya juga tidak pernah berhenti mendoakan sidang
jemaat, tidak pernah berhenti mendoakan keluarga adik saya di Ciruas, walaupun mereka
banyak menyakiti hati Tuhan, juga secara tidak langsung menyakiti hati orang tuanya (bunda). Tetapi saya tidak boleh egois, saya harus tetap
mendoakan mereka sebab berkat yang abadi itu datangnya dari Sorga, dari Tuhan bukan dari kekuatan manusia. Kita
sudah lihat harta sekejap bisa dapat, sekejap juga bisa habis, tetapi kalau
kita mengandalkan harta, kekuatan kita tidak seberapa. Hari ini kita seperti
dipermuliakan besok habis karena kemuliaannya datang dari harta. Belajar kepada
firman belajar bergantung kepada kemurahan hati Tuhan, jangan bergantung kepada
harta dan kekayaan yang tidak memberi jaminan hidup. Kenapa saya harus katakan
ini karena firman ini sudah saya rasakan dan apa yang sudah saya rasakan, saya alami,
saya sampaikan dan apa yang sudah Tuhan berikan, Tuhan tidak pernah ambil
bahkan Tuhan akan limpahkan. Satu talenta diambil bukan diberikan kepada hamba
yang kedua yang menerima dua talenta, justru diberikan kepada hamba yang sudah
menerima sepuluh talenta (semakin dipercaya lagi). Logikanya kan jauh lebih baik
satu talenta itu diberikan kepada hamba yang kedua yang menerima dua talenta, tetapi
tidak, justru dipercayakan
kepada hamba yang sudah memiliki sepuluh talenta, artinya; yang sudah merasakan
kemurahan akan semakin berkelimpahan, itu yang benar dari Tuhan dan itu yang sudah dirasakan
tentu oleh kita semua.
Yang ketiga dari Lidia, bahwa dia mengakui kemurahan
Tuhan sesuai dengan apa yang kita dengar tadi, dia mengakui bahwa dia banyak
menerima kemurahan di tempat ini, sekalipun bapa yang dikasihinya adalah
seorang gembala dan kebanyakan anak-anak
hamba Tuhan memang seperti itu, karena bapanya adalah hamba Tuhan
ditempat itu, seringkali anak itu bertingkah, berulah dan bukan hanya Lidia
dimana-mana banyak seperti itu. Tetapi sidang jemaat jangan tersandung dengan
hal-hal seperti itu. Bukan untuk membela diri, saya sendiri pun tidak akan membiarkan
anak kami berulah seperti itu. Kebanyakan anak hamba Tuhan berpikir seperti
itu, dia pikir masuk Sorga seperti boncengan di jalan, tidak seperti itu,
bahkan suami isteri saja masing-masing mempertanggungjawabkan dirinya kepada
Tuhan.
Kemudian saya berpesan kepada dia, rawat mama sebagai
ibu gembala, nanti kalau sudah sembuh kembali ke tempat ini. Berhubung juga kakaknya
sekarang sedang sekolah Alkitab di Jawa Timur lalu mungkin jika Tuhan kehendaki
bulan 10 akan lulus dan ditamatkan.
Tahun lalu saya bersyukur dia menggagas supaya ada pragmen dan puisi berantai, namun
sebelum mereka latihan, saya minta makalah, sewaktu saya
baca, saya meneteskan air mata. Terima kasih Tuhan karena apa yang dikerjakannya
itu untuk mempermuliakan nama Tuhan bukan untuk yang
lain, itu yang membuat saya menangis dan terharu, hanya saja
sayangnya dia tidak melayani, itu yang kurang dari dia, oleh karena keteledoran
dan kesalahan yang terjadi. Biarlah hal yang pernah terjadi tidak terulang lagi
sesuai dengan kesaksian Azarya, cukup itu satu kali. Kesalahan jangan diulang-ulang,
saya ini juga adalah orang yang melakukan kesalahan di waktu-waktu dahulu,
tetapi karena saya tahu kesalahan itu menyakitkan, saya tidak berani
melakukannya lagi. Dan setelah saya terus sungguh-sungguh dalam Tuhan menjaga
kekudusan, saudara bisa rasakan pembukaan rahasia firman dan jiwa ditambahkan
satu-satu, bukan saja kuantitas yang
ditambahkan penyerahan juga semakin ditambahkan, terus meningkat dari hari ke
hari, minggu ke minggu bulan ke bulan, dari tahun ke tahun juga saya terus
melihat kualitas pertumbuhan rohani itu semakin bertambah-tambah.
Saya mendoakan anak-anak
rohani saya Lidia, Azarya, Kaleb, teruslah menjadi kesaksian, contoh teladan,
khususnya Azarya dan Lidia, menjadi kesaksian. Nanti di Panambean, Mandua Mas,
apa yang kalian sudah dapat di sini bawa ke sana, tentu bukan dengan perkataan
tetapi dengan sikap dan perbuatan selalu di bawah tidak lagi ada di atas.
Berkata-kata, bersikap, bersolah tingkah semua selalu ada di bawah, supaya nama
Tuhan selalu dipermuliakan, kalian mengharumkan nama Tuhan dari tempat ini.
Kita semua keluarga Allah menjadi tiang penopang, yang
dipacangkan di dalam rumah Tuhan dan menjadi dasar kebenaran, baik dari
perkataan, perbuatan kita masing-masing. Banyak pergumulan kita masing-masing,
fitri belum bekerja, bapa Evelyn juga belum bekerja, sungguh-sungguh beribadah
tidak ada yang mustahil, Devi juga pergumulannya orang tuanya pa abun, dan juga
koko-kokonya, supaya sungguh-sungguh tidak pacaran. Banyak pergumulan kita seperti pergumulan Kaleb kepada
keluarganya, kita semua punya pergumulan masing-masing, hanya Tuhan yang tahu
pergumulan kita masing-masing.
Bantu doa
supaya kami semua suami isteri tetap menjadi contoh teladan
bagi saudara, kalau ada kekurangan kami jangan disimpan-simpan, jangan juga itu
digunakan sebagai sarana
untuk merusak penggembalaan ini, kalau ada kekurangan kami doakan kami, saya
tidak luput dari kesalahan banyak kesalahan saya. Kalau saya bilang saya tidak
bersalah, saya jadikan Tuhan Yesus berdusta. Anak-anak kami Mark Mikha dan Isai juga mungkin kurang berkenan bantu doa supaya kami
berkenan.
Baik, waktu yang
singkat ini kita gunakan untuk menerima firman Tuhan...
Segera kita
memperhatikan Wahyu pasal 7. Puji Tuhan, kita patut bersyukur
kepada Tuhan, karena kita sudah
menyelesaikan Wahyu pasal 6 semua karena kemurahan Tuhan doa-doa sidang
jemaat didengar oleh Tuhan dan sekarang kita memasuki pasal 7.
Wahyu 7 ini dalam pelajaran Tabernakel berada dalam tanda buli-buli emas berisi manna.
Secara keseluruhan
kitab Wahyu, bila dikaitkan dengan
pelajaran Tabernakel terkena kepada TABUT
PERJANJIAN.
Tabut perjanjian
terdiri dari dua bagian;
1.
Tabut / peti dari
tabut perjanjian.
2.
Tutup pendamaian
dengan dua kerub di atasnya .
Lalu di dalam tabut
perjanjian ini terdapat tiga perkara;
1.
Buli-buli emas
berisi manna.
2.
Dua loh batu.
3.
Tongkat Harun yang
bertunas.
Buli-buli emas berisi
manna disimpan di dalam tabut hukum turun temurun/sampai selama-lamanya di
hadapan Tuhan, sehingga saya akan lanjutkan tentang Wahyu pasal 7 ini dalam pelajaran Tabernakel ada dalam tanda buli-buli
emas berisi manna.
Buli-buli emas berisi
manna berbicara tentang kehidupan anak-anak Tuhan yang memilki iman yang
permanen.
Iman yang permanen
yaitu iman yang kuat dan teguh tidak mudah dipengaruhi oleh apapun termasuk
oleh dua hal yaitu;
1.
Hal-hal yang tak
suci.
2.
Hal–hal yang lahiriah
yang menyebabkan seseorang jauh dari Tuhan.
Itu yang dimaksud dengan
iman yang permanen, iman yang kuat dan teguh yang tidak mudah dipengaruhi oleh apapun
termasuk dua perkara tersebut.
Keluaran 16:33-34
(16:33) Sebab itu Musa berkata kepada Harun:
"Ambillah sebuah buli-buli, taruhlah manna di dalamnya segomer penuh, dan
tempatkanlah itu di hadapan TUHAN untuk disimpan turun-temurun."
(16:34) Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah
buli-buli itu ditempatkan Harun di hadapan tabut hukum Allah untuk disimpan.
Buli-buli yang
berisi segomer manna lalu ditempatkan di hadapan Tuhan untuk disimpan turun-temurun
di dalam tabut hukum di dalam tabut perjanjian.
Kesimpulannya;
perwujudan dari iman yang teguh adalah firman itu mendarah daging dan dimeteraikan
oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging dan ditukik di dalam hati. Itu perwujudan
dari pada iman yang teguh; firman mendarah daging.
Keluaran 16:35
(16:35) Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai
mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di
perbatasan tanah Kanaan.
Jadi bangsa Israel makan manna selama 40 tahun di padang gurun sampai
tiba di tapal batas tanah kanaan. Itu menujukkan bahwa bangsa Israel dipelihara
oleh firman Allah itu sendiri.
Sebab itu biar kita semua diisi penuh dengan firman Allah dan kita harus
berpadanan dengan firman Allah walaupun sakit bagi daging, firman Allah itu tidak
boleh ditolak. Ketika Yesus menyatakan bangsa Yahudi itu adalah keturunan ular
beludak, bangsa Yahudi itu berkata kamu kerasukan setan, karena dosa dituding
dia balas, kamu kerasukan setan, itu orang kalau menolak firman Allah, tidak
mau diisi penuh oleh firman.
Padahal kalau kita menikmati firman, firman itu yang peliharakan hidup
kita, bukan siapa-siapa lagi, bukan harta uang, jabatan, kedudukan, tetapi
firman itu yang memelihara hidup, tetapi kalau pengertian belum sampai ke sana,
bagi dia tidak mungkin, maka pengertian ini harus terus kita dapat dari Tuhan
dengan segala kerelaan hati, kelapangan hati, disertai kerendahan hati.
Ulangan 8:2-3
(8:2) Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang
kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh
tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui
apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya
atau tidak.
(8:3) Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan
engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga
tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia
hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan
TUHAN.
Saudaraku, manusia hidup bukan dari roti / makanan tetapi manusia hidup
dari perkataan yang terucap dari mulut
Tuhan.
Tanda firman itu telah mendarah daging, ada dua;
1.
Rendah hati.
Semakin mendengar firman seseorang pasti semakin rendah hati.
2.
Kuat terhadap cobaan.
- Pengaruh yang tidak suci.
- Perkara – perkara lahiriah
yang menyebabkan seseorang jauh dari pada Tuhan.
Kadang karena uang sesorang jauh dari Tuhan, karena
pekerjaan dan kesibukan jauh dari Tuhan, tetapi kalau betul kehidupan itu diisi
dengan firman Allah (firman mendarah daging) maka dia akan memiliki iman yang permanen berarti;
kuat dan teguh hati, tidak mudah digoyahkan oleh apapun, baik oleh pengaruh
yang tidak suci, baik perkara lahiriah yang menyebabkan seseoang jauh dari pada
Tuhan.
Manusia hidup bukan dari roti bukan dari makanan, tetapi dari setiap
perkataan yang keluar dari mulut Allah / firman, itulah yang memelihara bangsa Israel
di padang gurun. Bangsa Israel tidak mengenal manna tetapi manna itu yang
memelihara kehidupan mereka sepanjang perjalanan di padang gurun selama 40
tahun sampai tiba di tapal batas tanah Kanaan. Dulu kita tidak paham, firman
yang memelihara hidup, yang kita tahu dulu yang memelihara hidup adalah uang,
ijazah, kedudukan, jabatan, pekerjaan, tetapi sekarang harus paham supaya kita
rendah hati menghadapi ujian dan cobaan, kuat dan teguh hati tidak mudah
dipengaruhi.
Jadi rendah hati dan kuat terhadap cobaan = tidak mudah goyah oleh apapun.
Yesaya 55:11
(55:11) demikianlah
firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan
sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan
akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
Firman yang keluar dari mulut Allah tidak kembali kepada Allah dengan
sia-sia tetapi;
a.
Firman Allah itu akan melakukan apa yang Allah kehendaki.
b.
Firman itu akan berhasil dalam apa saja yang Allah suruh kepada firman
itu sendiri.
Apa yang Allah suruh, apa yang Allah perintah kepada
firman akan berhasil. Sebab itu Allah berkata; “Apa yang keluar dari mulut Allah tidak akan kembali dengan sia-sia.”
Firman itu tidak pernah gagal, itu sebabnya bahwa manusia tidak hidup
oleh karena roti makanan tetapi oleh karena setiap ucapan yang keluar dari
mulut Allah, pendeknya firman Allah memelihara, bukan saja menciptakan yang
tidak ada menjadi ada, asal kita tetap di gunung Sion.
Jangan gunakan logika, jangan putar balikkan fakta, jangan putar balik
kebenaran dengan hati dan perasaan, firman Allah memelihara hidup. Dari sejak
semula Ia menciptakan, menjadikan yang tidak ada menjadi ada, memelihara hidup,
itu sudah saya alami, bukan karena katanya.
Yohanes 1:1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Kita simak dulu bagian-bagian ayat ini;
-
“Pada mulanya adalah Firman.”
-
“Firman itu bersama-sama dengan Allah.”
-
“Firman itu adalah Allah.”
Sepertinya di sini ada dua pribadi tetapi pada kalimat
yang ketiga kita mengetahui bahwa firman itu adalah Allah sendiri, satu
kesatuan.
Maka...
Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di
antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran.
Yesus adalah firman yang menjadi manusia, artinya;
firman itu telah mendarah daging dengan dua tanda;
-
Penuh kasih karunia
-
Penuh dengan kebenaran.
Kasih karunia dan kebenaran menunjukkan bahwa
perkataan yang keluar dari mulut Allah tidak kembali dengan sia-sia, tetapi apa
saja yang diperintahkannya akan terlaksana, dan apa saja yang disuruhkannya
berhasil. Firman berhasil setiap kali Allah kehendaki, firman Allah akan
terlaksana setiap kali Allah memerintahkan-Nya.
Yesus adalah firman Allah, Dia berhasil setiap kali apa yang dikehendaki
Allah, Dia akan terlaksana setiap kali apa yang disuruh oleh Allah, buktinya;
ada kasih karunia dan kebenaran,
Jadi kasih karunia dan
kebenaran bukti bahwa firman Allah yang keluar dari mulut Allah tidak kembali
dengan sia-sia.
Hidup ini karena kasih
karunia dan kebenaran oleh iman karena darah salib. Beda dengan orang yang hidup di luar
Tuhan mereka berupaya dan berjuang dengan sekuat tenaga untuk menghidupi hidup.
Yohanes 1:16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua
telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa,
tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia
dan kebenaran datang oleh Yesus
Kristus, dua hal yang sangat berbeda.
Kita lihat dua hal yang sangat
berbeda ini...
Roma 3:24-28
(3:24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan
dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
(3:25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah
menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk
menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah
terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
(3:26) Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan
keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan
orang yang percaya kepada Yesus.
(3:27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk
bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan
berdasarkan iman!
(3:28) Karena kami yakin, bahwa manusia
dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
Kasih karunia dan
kebenaran datang oleh, darah salib Kristus, inilah kebenaran karena iman, tetapi hukum Taurat
itu datang dari manusia dan setiap orang yang hidup di bawah hukum Taurat, dia
harus hidup oleh karena melakukan hukum Taurat. Tetapi yang benar adalah kasih
karunia datang oleh darah salib Kristus, jadi bukan karena hasil usaha. Kalau mereka
hidup di bawah hukum Taurat, hidup karena hasil usaha. Tetapi saya mau tanya
sampai sejauh mana kekuatanmu?
Kita dipelihara oleh
karena firman iman, itu kasih karunia, bukan karena hasil usaha. Beda kalau
jauh dari Tuhan persis seperti di bawah hukum Taurat hidup karena hasil usaha.
Kebenaran dari Tuhan
kebenaran oleh iman, itu kasih karunia. Kalau kebenaran dari iman kita tidak
bisa bermegah, berdasarkan apa? Karena melakukan? Berbanding terbalik dengan orang yang hidup di bawah hukum Taurat, suka
bermegah terhadap kekuatan dan kemampuannya. Orang semacam ini berusaha
menunjukkan kebenarannya dengan menyatakan
kesalahan orang lain, itu hukum Taurat,
itu namanya bermegah.
Ini yang harus kita
sadari, terima firman dengan sungguh-sungguh jangan pertahankan cara yang lama,
biar firman yang membenarkan. Sampai
kapan kita hidup dengan kekuatan kita? Sampai kapan suami isteri bisa menjadi
satu kalau tetap di bawah hukum Taurat, anak dengan orang tua, sampai kapan
dapat bersatu? Tidak akan pernah bisa.
Maka kita bersyukur
kepada Tuhan setiap kali apa yang dikehendaki berhasil, setiap kali Allah memberitakan
firman terlaksana, firman selalu berhasil, terlaksana apa yang dihendaki dan
disuruh oleh Allah maka firman itu tidak sia–sia asal kita sungguh-sungguh,
hidup untuk menghidupi firman dan firman menghidupi manusia, dia yang
memelihara hidup. Itulah buli-buli yang diisi dengan segomer manna.
Biar Roh Kudus nanti tercurah dan
kita sudah melihat kehendak Allah terlaksana, karena Allah telah memerintahkan
firman itu maka Yesus yang adalah firman berkata...
Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi
untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini
tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Setiap kali Allah
berkehendak semuanya terlaksana, setiap kali Allah suruh firman berhasil. Berarti
ada kaitannya dengan dengar-dengaran maka di awali dengan perkataan; “ya Bapa-Ku”, orang yang
dengar-dengaran berkata “ya” saja, tidak menunjukkan kebenarannya lalu
menyalahkan orang lain.
Ayo, semoga firman malam
ini kita terima supaya kita hidup oleh firman dan firman itu membuat kita
hidup, coba kalahkan hati yang keras itu, terima firman supaya kita ya kepada Bapa
di Sorga nanti semua
terlaksana. Sebaliknya kalau hidup di bawah hukum Taurat / kebenaran diri
sendiri kehendak Allah tidak
terlakasana.
Coba taklukan dulu hati dan pikiran perasaan yang salah, lepaskan diri dari hukum
Taurat supaya semua ya kepada firman dan firman nanti yang memelihara hidup,
bukan hasil usaha. Kalau hidup di bawah hukum Taurat capek dan lelah, setiap hari berselisih dengan yang lain, karena
masing-masing suka bermegah.
Keluaran 16:35-36
(16:35) Orang Israel makan manna empat puluh
tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan
manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.
(16:36) Adapun segomer
ialah sepersepuluh efa.
Bangsa Israel makan manna
selama 40 tahun di padang gurun, segomer tiap-tiap orang. Jadi menikmati
segomer = menikmati sepersepuluh efa.
Inilah ukuran ketika seseorang
hidup oleh firman. Sepersepuluh = satu
dari 10, kalau dikaitkan dengan hukum Taurat, hanya satu yang terpenting di
dalam hukum Taurat yaitu; kasih. Yang mewakili loh batu pertama; kasih kepada Tuhan,
yang mewakili loh batu kedua kasih kepada sesama. Itu ukuran menikmati
sepersepuluh efa.
Namun, saya sendiri juga
harus mengakui, sebagai hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan gembala, belum memenuhi
ukuran yang ada, belum memenuhi standar Allah, masih banyak kekurangan di sana
sini. Tadi saya marah kepada isteri saya, dan kepada anak (Isai). Ini suatu
kesalahan besar yang harus saya akui karena berhubung dengan ukuran ini, saya
belum memenuhi standar, maka saya harus akui saya banyak salah dan sering
salah. Mari kita saling mendoakan supaya kita memiliki standar ukuran Tuhan
saat menikmati manna. Ukurannya satu gomer tiap-tiap orang.
Banyak kekurangan dan
kekeliruan saya kalau ditinjau menurut ukuran ini, belum mampu mengasihi Tuhan
dan sesama, buktinya saya masih menyakiti hati dan perasaan isteri dan anak
saya. Saya belum mampu tetapi mari kita sama-sama berjuang jangan sampai kesalahan yang ada menjadi suatu
alasan untuk tinggalkan Tuhan itu juga tidak benar.
Mari kita kembali
memperhatikan Wahyu 7...
Tadi kita sudah
memperhatikan pembacaan dari si pembaca seluruhnya ada 17 ayat dibagi menjadi
dua bagian;
a.
Ayat 1-8 itulah orang-orang yang dimeteraikan dari bangsa
Israel.
Suku
Israel ada 12, masing-masing tiap-tiap suku 12000 yang dimeteraikan. Jadi jumlah
seluruh yang dimeteraikan adalah 144000, inilah Mempelai Tuhan, inti dari
mempelai wanita Tuhan, betul-betul mereka murni sekali.
b.
Ayat 9-17 itu merupakan pelengkap dari pada inti dari mempelai
wanita Tuhan.
Ini adalah kemurahan bagi
bangsa kafir, semoga kita (bangsa kafir) mendapat bagian dari antara kumpulan
besar orang banyak yang berdiri di hadapan Allah dan di hadapan takhta Anak
Domba, jumlah mereka banyak tidak terhitung, memakai pakaian putih, di tangan
mereka ada daun palem dan mereka adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan
besar, mereka telah mencuci jubah mereka putih sampai bersih berkilau-kilauan
di dalam darah anak domba.
Jadi kesusahan yang besar
itu merupakan suatu kesempatan bagi mereka untuk mencuci jubah sampai putih
bersih, berkilau-kilauan. Tuhan tidak mengecilkan bangsa kafir, Tuhan menerima siapapun
kita, dari latar belakang, dari suku kaum bahasa dan bangsa yang berbeda-beda
Tuhan terima. Orang yang dimeteraikan itulah orang yang menjadi milik Tuhan.
Malam ini biarlah kita
menerima meterai dari Tuhan, meterai dari Tuhan adalah Roh kudus. Biasakan
bergaul dengan Roh Kudus hindari soal-soal yang dicari-cari. Lepaskan diri dari
hukum Taurat supaya Tuhan nanti berkasih karunia, supaya kita layak juga
menerima meterai dari Tuhan.
Hari ini tidak salah kita
menangis di bawah kaki Tuhan, tetapi ukurannya bukan tangisan, kita menangis
karena kemurahan Tuhan supaya Roh Kudus tercurah bagi kita. Tetapi yang jauh
lebih penting lagi biarlah kita bergaul erat dengan Roh Tuhan, tidak hidup dalam hawa nafsu dan keinginan daging lagi.
Wahyu 7:1-4
(7:1) Kemudian dari pada itu aku melihat empat
malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin
bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di
pohon-pohon.
(7:2) Dan aku melihat seorang malaikat lain
muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia
berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk
merusakkan bumi dan laut,
(7:3) katanya: "Janganlah merusakkan bumi
atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami
pada dahi mereka!"
(7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang
dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari
semua suku keturunan Israel.
Yang menjadi milik Tuhan dimeteraikan dengan Roh Kudus.
Jadi mereka yang dimeteraikan dari suku Israel
adalah 144.000 orang, biarlah kita menerima meterai Allah untuk menjadi milik kepunyaan Allah.
Efesus 4:30
(4:30) Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus
Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
Jangan buat Roh Kudus berduka, bersedih, sama
juga mendukakan hati orang lain, hamba Tuhan.
Pertanyaan: kapan Roh Kudus berduka?
Jawabannya: saat seseorang mengalami kematian rohani.
Efesus 4:31-32
(4:31) Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan,
pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala
kejahatan.
(4:32) Tetapi hendaklah kamu ramah seorang
terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah
di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Tuhan mau memeteraikan kita, Tuhan mau memeteraikan milik kepunyaan-Nya.
Ada 144.000 orang yang
dimeteraikan dari 12 suku Israel, bangsa
kafir juga diberi kesempatan menjadi pelengkap dari inti mempelai wanita Tuhan. Malam ini yang mau
menjadi milik Tuhan, milik Kristus ini waktunya untuk dimeteraikan. Amin.
Tuhan
yesus kristus kepala gereja mempelai pria sorga memberkati
Pemberita firman oleh;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang