NATAL SEKOLAH
MINGGU & PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK).
JUMAT, 15 DESEMBER 2017
JUMAT, 15 DESEMBER 2017
Tema: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yohanes 1:1).
Mula pertama saya ucapkan
selamat malam, Shalom....
Salam dalam kasih Tuhan kita
Yesus Kristus, oleh karena kemurahan hati Tuhan ibadah natal sekolah minggu dan
PAK terselenggara dengan baik, bukan karena gagah hebat, bukan karena kemampuan
kita sebagai manusia, tetapi karena kemurahan Tuhan dan oleh karena kemurahan Tuhan
inilah kita di dorong untuk lebih menghargai segala pengorbanan, segala
kebaikan dan uluran tangan Tuhan yang telah kita rasakan sekaliannya. Puncak
dari pada ibadah adalah pemberitaan firman Tuhan, jadi bukan pada saat bernyanyi, bukan pada saat memuji Tuhan, tetapi firman,
karena Allah itu firman.
Tema kita tahun ini adalah: “Pada mulanya adalah
Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”
Ini
natal yang pertama, pada tahun
ini,
minggu depan natal Kaum Muda Remaja, kemudian minggu lusanya Ibadah Natal
Persekutuan Pengajaran Tabernakel / persekutuan hamba-hamba Tuhan dengan tema
yang sama.
Yohanes
1:1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah
dan Firman itu adalah Allah.
Kalimat
pertama; “Pada mulanya adalah Firman”, kalimat kedua; “Firman itu
bersama-sama dengan Allah”, seolah-olah ada dua oknum, firman dan Allah,
kalimat ketiga; “Dan Firman itu adalah Allah.” Sekilas kalau kita
perhatikan ayat ini sangat membingungkan tetapi mari kita perhatikan.
Mari
kita selidiki kalimat pertama: “Pada mulanya adalah Firman.” Selanjutnya mari kita
perhatikan kalimat yang menyerupai dengan ayat ini.
Kejadian
1:1
(1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”, kalimat pada Yohanes
1:1 dengan Kejadian 1:1,
sama. Dulu sebelum saya terpanggil menjadi hamba Tuhan, saya bingung membaca ayat
ini, apa maksudnya? Siapa yang pertama
ini? Tetapi malam ini rasa
bingung dijawab oleh Tuhan.
Mari
kita lihat jawabannya, kembali dalam...
Yohanes
1:1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah
dan Firman itu adalah Allah.
Sudah
terjawab pada kalimat ketiga; “Firman itu adalah Allah.”
Berarti, yang terlebih dahulu adalah firman, karena pada
mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Berarti, yang terutama adalah firman bukan hasil karya (yang diciptakan). Tetapi di hari-hari ini
orang tua mendesak anak-anaknya lebih mengutamakan karya dari pada firman, sehingga menjadi
terbalik, ini adalah cara berpikir yang salah.
Dulu
saya seperti itu, cari kerja sana-sini, ke Irian Jaya, NTB, kemana saja saya
kerja, sekarang saya baru paham ternyata firman yang terutama / yang lebih
dulu, barulah hasil karya. Yang menciptakan langit dan bumi adalah Allah, yang pertama-tama adalah
firman. Jadi, siapa duluan? Jawabannya adalah firman. Tidak salah anak-anakku
semua didesak oleh orang tua untuk sekolah, tetapi firman yang pertama dan yang
terutama. Kalau mau berhasil dahulukan firman. Dulu saya ini paling bodoh
sedunia, tidak bisa bicara, waktu orang tua saya menyuruh saya sekolah Alkitab
di Makasar, saya berkata; saya tidak pandai bicara, adik saya saja sebab dia
pandai bicara, dia saja yang sekolah Alkitab, tetapi orang tua berkata; tidak,
kamu adalah anak sulung, akhirnya tiga tahun kemudian saya mengalah. Saya paling
bodoh dan tidak bisa bicara, tetapi karena firman itu yang pertama-tama dalam
hidup saya, sekarang Tuhan mampukan lidah ini untuk menjadi
penyambung lidah Tuhan. Jadi, bukan karena kepintaran, nomor satu firman dulu,
selalu itu saya ajarkan kepada anak-anak waktu saya masih mengajar sekolah
minggu dan PAK. Sekarang Tuhan menjadikan yang tidak ada menjadi ada oleh kuasa
firman, orang bodoh jadi pintar, yang tidak bisa bicara bisa bicara. Ternyata
kemampuan manusia terbatas, sebaliknya kuasa firman tidak terbatas karena
firman itu adalah Allah.
Yohanes
1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi
manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu
kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih
karunia dan kebenaran.
Yesus
lahir dan menjadi manusia, atau firman mendarah daging itulah natal. Jadi, firman dulu nomor satu sampai terwujud natal, kemudian natal
itu nanti akan menjadikan yang tidak ada menjadi
ada. Jadi, proses firman menjadi manusia lewat kelahiran. Itulah yang disebut
natal.
Mari
kita lihat dulu bahwa Yesus Kristus adalah Imam Besar...
Ibrani
7:1-2
(7:1)
Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi
menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan
memberkati dia.
(7:2) Kepadanyapun Abraham
memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah
pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.
Menurut
peraturan Melkisedek, Yesus Kristus adalah Imam Besar untuk selama-lamanya.
Arti
nama Melkisedek adalah; pertama-tama raja kebenaran dan juga raja Salem yaitu; raja damai sejahtera.
Salem / Shalom artinya; damai sejahtera.
Tadi
berbicara tentang siapa yang duluan, firman atau hasil karya? Yesus adalah firman, Dialah Imam Besar menurut peraturan Melkisedek, Dialah pertama-tama
raja kebenaran dan raja damai sejahtera. Jadi, kalau firman nomor satu / pertama-tama dari pada hasil karya, maka kebenaran menjadi bagian kita, kalau
firman nomor satu maka ada damai sejahtera.
Ingat
ini, tips yang baik; percuma orang menjadi kaya, memiliki harta yang banyak
kalau tidak mengalami damai sejahtera, sebaliknya tidak damai sejahtera kalau
tidak ada firman. Banyak orang cari harta di luaran sana, namun dia tidak
mengalami damai sejahtera, sebaliknya sekarang sedang menunggu vonis dari hakim.
Di dalam Tuhan enak, yaitu; digembalakan. Daud berkata; “Yesus gembalaku, takkan kekurangan aku” dalam hal apa? Secara lahiriah dicukupkan, uang kuliah, uang sekolah dicukupkan,
dalam hal rohani, tidak ada dosa
kejahatan sebagai kelemahan, dan kekurangan, karena firman yang pertama (pertama-tama
raja kebenaran).
Dulu,
sebelum saya tahu hal ini, saya kejar dulu cita-cita saya, pekerjaan saya, dulu
saya berprinsip, kalau saya sudah punya rumah, uang, harta, ini dan itu, mobil,
barulah saya ke gereja, menghargai orang tua saya. Ternyata semua nol, tidak tercapai, justru setelah di dalam Tuhan,
firman Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Saya kira kita sebagai orang
tua bersikap bijaksana menyikapi firman ini demi masa depan anak-anak kita
semua. Kalau hari ini anak masih bodoh, jangan berkata kepada anak; “Ah percuma kau ibadah”, jangan mengambil
kesimpulan, tunggu waktu Tuhan. Ibadah
nomor satu, soal kepintaran nanti Tuhan kasih.
Jadi,
Yesus yang pertama, menurut peraturan Melkisedek, Dia Imam Besar, arti Melkisedek adalah; pertama-tama raja kebenaran,
juga pertama-tama raja Salem / Shalom; damai sejahtera, itu dulu yang kita
cari. Cari dahulu kerajaan sorga dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan,
yaitu; kepintaran, biaya sekolah (kuliah), dan lain sebagainya akan ditambahkan,
jangan diputar balik. Hari-hari ini banyak anak Tuhan terlebih dahulu mencari
kerjaan lalu cari kerajaan sorga, artinya; maksudnya bukan hasil karya terlebih dahulu, tetapi firman yang terlebih dahulu.
Saya
berharap, baik yang sudah SLTA, SLTP, yang masih SD kalau sungguh-sungguh cari
firman (firman nomor satu), firman didahulukan dari segala yang ada, tidak
tertutup kemungkinan firman itu menjadikan yang tidak ada menjadi ada.
Saya
kasih contoh....
Roma
4:17
(4:17)
seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak
bangsa" --di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang
menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak
ada menjadi ada.
Firman
Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Dulu saya bingung yang
begini-begini, apa itu firman, setahu saya kalau saya bekerja dan berusaha baru
ada, sedangkan di sini; firman itu menjadikan yang tidak ada menjadi ada, dalam
ayat yang lain; tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Mari
kita lihat firman itu menjadikan yang tidak ada menjadi ada.
Roma
4:18-19
(4:18) Sebab sekalipun tidak
ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia
akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan:
"Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
(4:19) Imannya tidak menjadi
lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena
usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
Waktu
Allah memberikan janji itu kepada Abraham, tidak ada dasar untuk berharap pada
janji itu. kenapa? Alasannya;
-
Abraham sudah berumur seratus
tahun.
-
Sara
isteri
Abraham sudah mandul.
Jadi,
tidak ada dasar untuk berharap kepada janji Allah, tidak mungkin, dan mustahil.
Orang
mandul tidak bisa lagi melahirkan anak, tetapi Allah berfirman; nanti
keturunanmu akan banyak seperti bintang di langit, dan seperti pasir di laut,
sementara Abraham sebagai suami telah mati pucuk, istilah bahasa sehari-hari
yaitu lemah syahwat, Sara isterinya mandul (rahim sudah tertutup),
sehingga tidak masuk akal secara manusia.
Roma
4:20
(4:20) Tetapi terhadap janji
Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam
imannya dan ia memuliakan Allah,
Tetapi
Abraham tidak bimbang dan ragu karena ketidakpercayaan, justru diperkuat dengan
imannya, jadilah seperti firman Allah. Akhirnya, Abraham punya
anak satu itulah Ishak (anak janji), kemudian anak janji mempunyai dua anak,
yaitu; Esau dan Yakub, Yakub berganti nama
menjadi Israel, Israel punya anak 12, itulah
nenek moyang bangsa Israel dan kita adalah Israel secara rohani. Jadi, kita ada
karena kuasa firman, firman itu menjadikan yang tidak ada menjadi ada.
Dulu,
om Daniel tidak punya anak tetapi sekarang sudah memiliki dua anak karena
firman. Imannya Abraham turun ke kita, jadi yang pertama-tama adalah firman,
bukan hasil karya. Persoalannya sekarang, apabila
kita masih berupaya dengan kemampuan kita, dengan perasaan kita,
terbatas, cape deh, pulang ke rumah bertengkar lagi, piring melayang, tetapi
di sini tidak ada piring melayang ya, yang ada kasih sayang dan kasih setia
Tuhan, karena firman yang pertama, bukan uang, dan kekuatan. Kalau ada damai sejahtera, di ruang tamu nonton bersama ada damai sejahtera, di kamar, di kamar mandi, dapur,
ada damai sejahtera. Saya yakin sekali kalau
anak-anakku semua masa depannya cerah, asalkan firman nomor satu, ada kebenaran
dan ada damai sejahtera, jangan ada tipu menipu, sebab tidak akan ada damai
sejahtera.
Mungkin
papa dan mama tidak bisa mengkuliahkan, sementara anak-anakku ingin jadi
dokter, jadi insinyur, ini dan itu, tidak usah takut, firman Allah menjadikan
yang tidak ada menjadi ada. Om Daniel juga hanya yakin firman, berusaha untuk
tidak minta-minta. Dulu waktu tidak ada beras, tidak ada apa-apa, tidak ada
jemaat, tidak ada gereja, tidak minta-minta, sampai hari ini belum pernah
ada terjadi proposal kemana saja, karena ada firman di sini. Kalau tidak makan
saya menyembah, menangis terus di kaki Tuhan mencari jiwa jalan kaki dari
Merak, Cilegon, Serang, keliling-keliling. Kadang-kadang saya lebih banyak
jalan kaki dari pada naik becak, setiap hari air
mata terus mengalir. Sekarang air mata ditampung di kirbat Tuhan, sengsaraku
dihitung-hitung, firman Tuhan menjadikan yang tidak ada menjadi ada.
Stefanus
ini (salah satu anak murid pendidikan agama Kristen), saya yang memberikan
namanya pada saat ia lahir. Papanya bertanya kepada saya, kalau anak saya lahir
namanya siapa om; saya beri nama Stefanus, akhirnya jadilah Stefanus. Hampir satu kali seminggu saya mampir di rumah dia, masih bayi umur satu
tahun, karena saya tidak mau menumpang di mana-mana. Orang tua Stefanus selalu
memberi tumpangan, tetapi ada juga orang yang tidak suka pada saya, mereka
mengira saya seorang saksi Yehova, dan mereka menolak saya, tetapi bapa Stefanus memberi tumpangan.
Setiap
hari saya bergumul, setiap fajar terbit, saya selalu bertanya kepada Tuhan; "Hari ini saya kemana Tuhan membawa
firman ini?" hanya ini saja yang saya punya, saya tidak punya apa-apa lagi
Tuhan, ini nafas hidup saya. Saya ke perumahan TCI, lalu jalan kaki ke Cilegon,
ke panggungrawi. Lalu besoknya lagi, fajar terbit, kemana lagi Tuhan, jalan
lagi ke perumahan BBS 2, BBS 3, besoknya lagi, ke perumahan PCI, Perumnas,
jalan kaki blok A,B,C, setiap hari menangis, tetapi karena firman saya
dahulukan. Ada yang memberi pada saya air aqua, ada yang menolak, ya puji
Tuhan, tetapi saya bertahan karena firman Allah. Anak-anakku juga bertahan
terhadap firman, jangan pertahankan sesuatu yang tidak baik, pertahankan firman
saja. Ibu-ibu, kalau anak masih kurang, jangan dimarahin, jangan ditahan atau
dilarang untuk mencari firman terlebih dahulu, nanti tunggu waktu Tuhan, tidak
ada yang mustahil. Abraham sudah 100 tahun, Sara isterinya sudah mandul, tidak
ada yang mustahil, firman Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada asal
firman nomor satu. Semua Tuhan cukupkan sekarang, dulu separuh tempe tidak bisa
saya makan, susah, bertahun-tahun saya susah, jarang sekali saya makan. Karena
saya jarang sekali makan, itu yang disebut puasa terpaksa, akhirnya perut saya
sakit, terluka, kemudian, kesaksian berikutnya, sekali waktu disediakan makanan
di rumah pa Barita di kasih yang pedas-pedas, ibu Panggabean berkata; “Tidak apa-apa Amang”, ya sudah saya
makan, tetapi pulang-pulang saya sakit, tetapi saya tidak persalahkan, memang
itu dulu masanya, sabar, sampai firman itu memulihkan, jangan bersungut-sungut.
Saya tidak mau persalahkan, siapa-siapa, tidak, sabar dulu karena ada masanya,
sabar sampai firman itu tergenapi.
Dulu
tidak memiliki alat-alat di gereja, tetapi sekarang sudah disediakan Tuhan
sedikit demi sedikit, live streaming video dan
internet, lima benua tiap-tiap negara sudah mengikuti pemberitaan firman dari
kita, semua ada disediakan oleh Tuhan, karena apa? Karena firman, coba saya
menyerah waktu itu, semua ini tidak ada, saya tidak bisa bertatap muka dengan
anak-anakku semua. Dulu saya bingung, mana duluan, pada mulanya Allah
menciptakan langit dan bumi atau pada mulanya adalah firman? Setelah terpanggil
menjadi hamba Tuhan barulah saya tahu bahwa yang terlebih dahulu adalah firman,
barulah pengetahuan, kemampuan, hasil karya dan semua. Firman menghidupi saya,
mulai sekarang belajar pada mulanya adalah firman, kita hidup karena firman dan
firman yang menghidupi kita. Yang dahulu tidak bergantung pada firman, hanya
bergantung pada kemampuannya dan lain sebagainya, minta ampun malam ini,
menangislah, akui dan katakan; “Saya
menyesal Tuhan, karena saya terlalu bergantung pada kekuatan saya, padahal
kekuatanku terbatas”, begitu ya anak-anakku semua. Perhatikan ya anak-anakku.
Sedikit
saja firman yang saya sampaikan tetapi kiranya firman itu mendarah daging,
berkuasa menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Kita semua yang ada di sini,
kita menyesal ya, selama ini terlebih dahulu hasil karya. Sekarang, genggamlah
firman Tuhan Yesus, firman nomor satu, nanti lihatlah, tunggu
masanya, sabar, sabar, sampai firman itu tergenapi, Tuhan jauh lebih tahu, masa
dan waktunya, jangan paksakan dengan masa kita, rencana Tuhan jauh lebih indah
dari rencana kita. Sekali lagi; yang dahulu / pertama-tama adalah firman baru
hasil karya. Dua tangan Tuhan yang menciptakan langit bumi dan isinya, dua
tangan Tuhan juga nanti yang menciptakan yang tidak ada menjadi ada kalau kita
dahulukan firman. Ingat moto tadi / tips; tidak ada artinya harta kekayaan
kalau tidak ada kebenaran, tidak ada artinya uang limpah, kalau tidak ada damai sejahtera. Biar hidup apa adanya kalau ada kebenaran, biar hidup pas-pasan,
kalau ada damai sejahtera, lebih dari hidup, kemurahan Tuhan lebih dari
segala-galanya. Amin.
Tuhan yesus KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI
PRIA SORGAWI memberkati
Pemberita firman oleh;
Gembala sidang; Pdt. Daniel u. Sitohang