IBADAH AWAL
TAHUN DAN DOA PENYEMBAHAN, 01 JANUARI 2019
KITAB KOLOSE
(Seri: 38)
(Seri: 38)
Subtema: “MEMIUTANGI
TUHAN”
Shalom
sadaraku.
Selamat sore
menjelang petang, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam di dalam
kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena kemurahan Tuhan kita berada di
awal tahun 2019 ini.
Ibadah sore
ini adalah ibadah sulung kita kepada Tuhan, lewat ibadah sulung ini kita semua
ditebus sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba. Intinya;
menjadi kehidupan yang dimeteraikan seperti seratus empat puluh empat ribu
orang yang telah dimeteraikan di dahi mereka, mereka itu adalah milik
kepunyaannya Allah.
Sesudah
mereka dimeteraikan maka empat malaikat yang diijinkan untuk merusak
pohon-pohonan, laut, dan bumi, tetapi hamba-hamba Allah yaitu mereka yang
dimeteraikan di dahi mereka yang jumlahnya seratus empat puluh empat ribu orang
bebas dari perusakan, bebas dari penghukuman.
Kita
bersyukur, kita berbahagia oleh karena kemurahan Tuhan. Biarlah setiap jiwa dan
segenap batin kita memuji kemuliaan Tuhan. Jangan lupa kebaikan Tuhan yang
sudah dinyatakan kepada kita. Tadi malam sudah
dinyatakan; Dia yang mengampuni dosa, Dia
yang menyembuhkan kita dari segala penyakit, melepaskan kita dari maut,
kemudian yang memahkotai kita dengan kasih setia dan rahmat, menjadi imamat
rajani sampai akhirnya kita boleh menikmati hubungan intim dengan Tuhan,
semuanya oleh karena kemurahan hati Tuhan.
Saudaraku,
kita sudah memperhatikan kesaksian demi kesaksian yang sangat membangun sekali.
Tadi saya
banyak terharu memperhatikan kesaksian demi kesaksian di sore ini, dengan
ketulusan di dalam hal menyaksikan kebaikan dan kemurahan Tuhan. Banyak
pertolongan-pertolongan yang sudah kita alami sampai saat ini yang membuat
sehingga hati kita semakin terharu dan semakin hancur bila mengingat dan
mengenang segala kebaikan dan kemurahan hati Tuhan.
Kemurahan
Tuhan lebih dari hidup, kemurahan Tuhan lebih dari apa yang kita pikirkan. Oleh
karena itu hati kita semakin hari semakin terharu dan semakin hancur. Kalau
kita menyadari bahwa hidup ini karena kemurahan Tuhan maka mari kita memberikan
diri untuk melakukan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalam rumah Tuhan,
dan kita lakukan kegiatan itu juga karena kemurahan hati Tuhan.
Ibadah awal
tahun ini kita akan memperhatikan firman Tuhan dari surat yang dikirim oleh
Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose.
Namun Kolose
3:1-17, kalau dikaitkan dengan pola (susunan) Tabernakel itu terkena pada KOLAM PEMBASUHAN.
Kolam
Pembasuhan berarti pemandian air itulah pengalaman di dalam KEMATIAN dan
KEBANGKITAN Yesus Kristus, itulah kehidupan yang dibaharui, menjadi suatu
kehidupan yang baru, ciptaan baru di dalam kematian dan kebangkitan-Nya.
Kolose 3:1-4
(3:1) Karena
itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di
atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. (3:2) Pikirkanlah
perkara yang di atas, bukan yang di bumi. (3:3) Sebab
kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam
Allah. (3:4) Apabila Kristus,
yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri
bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
Saudaraku,
kalau kita satu di dalam kematian-Nya, kita juga satu di
dalam kebangkitan-Nya sampai kelak
kita turut dipermuliakan bersama
dengan Dia.
Sebagai
pembuktiannya segera kita memperhatikan..
Matius
25:31-32
(25:31) "Apabila
Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama
dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. (25:32) Lalu
semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka
seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
Pada saat
Anak Manusia dipermuliakan di atas takhta kemulian-Nya
maka semua bangsa akan dikumpulkan dihadapan-Nya untuk mengadakan pemisahan
seperti gembala memisahkan domba dari kambing.
Matius 25:33
(25:33) dan
Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di
sebelah kiri-Nya.
Lalu
domba-domba ditempatkan di sebelah kanan-Nya, sedangkan kambing-kambing
ditempatkan di sebelah kiri-Nya. Tadi kami berangkat dari Pastori langsung
bertemu dengan kawanan kambing di pinggiran jalan. Tidak biasanya ada
kambing-kambing di Perumnas dan di Pemda. Maka saya tadi katakan memang kawanan
kambing ini susah diatur karena ada seekor kambing ini hendak
melintasi/menyeberang jalan yang kami lewati, itu sebabnya saya katakan bahwa
kambing memang sangat sukar sekali untuk digiring, untuk digembalakan.
Maka di sini
kita perhatikan, gembala memisahkan antara domba dari kambing, domba ditempatkan di sebelah kanan-Nya dan kambing ditempatkan di sebelah kiri-Nya.
Mari kita
memperhatikan persaman di sebelah kanan..
Matius 25:34
(25:34) Dan
Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai
kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan
bagimu sejak dunia dijadikan.
Pengertian
di sebelah kanan berarti diberkati oleh Tuhan. Adapun berkat yang diterima oleh
domba-domba itu adalah menerima kerajaan
yang telah disediakan sejak dunia dijadikan. Itulah keadaan dari
domba-domba yang ditempatkan di sebelah kanan.
Matius
25:35-36
(25:35) Sebab
ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika
Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku
tumpangan; (25:36) ketika
Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku;
ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
Pengakuan
langsung dari Tuhan sebagai gembala Agung kepada domba-domba yang di sebelah
kanan, yaitu:
1. Ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan.
2. Ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum.
3. Ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku
tumpangan.
4. Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku
pakaian.
5. Ketika Aku sakit, kamu melawat Aku.
Saudaraku,
Yesus adalah Gembala Agung dan kita adalah kawanan domba gembalaan-Nya. Maka
dari itu jadilah kawanan domba yang tergembala.
Adapun
ke-enam hal di atas tadi dibagi menjadi:
1. Memberi
makan dan minum orang yang lapar dan haus.
2. Memberi
tumpangan kepada orang asing.
3. Memberi
pakaian kepada orang yang telanjang dan melawat orang sakit serta mengunjungi
orang yang ada di dalam penjara.
Kemudian tiga
bagian di atas jika dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel, terkena pada tiga
alat di Ruangan Suci.
Yang
Pertama: MAKAN dan MINUM.
Dalam pola
Tabernakel terkena pada Meja Roti Sajian, artinya; persekutuan yang
mendalam dengan Yesus Anak Allah, lewat firman-Nya dan perjamuan suci.
Amsal 3:1,3
(3:1) Hai
anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara
perintahku,
(3:3) karena
panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.
Saudaraku,
jangan kita melupakan ajaran Tuhan dan biarlah hati kita memelihara perintah
Tuhan berarti; tertulislah itu pada loh hati kita masing-masing.
Jangan
seperti Adam dan Hawa, mereka ditempatkan di taman Eden namun rupanya mereka
tidak memperhatikan perintah dan larangan Tuhan, akhirnya mereka melanggar
hukum Allah, dan menjadi telanjang (terlihatlah
kekurangan-kekurangan yang sangat memalukan itu)
Amsal 7:1,3
(7:1) Hai
anakku, berpeganglah pada perkataanku, dan simpanlah perintahku dalam hatimu.
(7:3) Tambatkanlah
semuanya itu pada jarimu, dan tulislah itu pada loh hatimu.
Jadi berpegang
kepada perkataan Tuhan (perintah Tuhan) lalu disimpan di dalam hati itu
sama artinya dituliskan di dalam loh hati kita masing-masing.
Loh hati itu
= meja, tempatnya firman Tuhan disajikan dan diletakkan. Jadi loh daging yaitu
hati kita adalah Meja Roti Sajian, tempatnya firman disajikan.
2 Korintus
3:3
(3:3) Karena
telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan
kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup,
bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati
manusia.
Saudaraku,
menjadi surat Kristus yang dapat dikenal dan dibaca oleh setiap orang baik perkataan,
baik perbuatan, dan gerak-gerik kita sebab firman Allah telah dimeteraikan oleh
Roh Kudus pada loh-loh daging yaitu di dalam hati kita masing-masing. Itulah
roti sajian, roti yang disajikan di atas meja.
Saudaraku,
kita membaca..
Imamat
24:5-8
(24:5) "Engkau
harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari
padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa; (24:6) engkau
harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari
emas murni itu, di hadapan TUHAN. (24:7) Engkau
harus membubuh kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun; kemenyan itulah yang
harus menjadi bagian ingat-ingatan roti itu, yakni suatu korban api-apian bagi
TUHAN. (24:8) Setiap
hari Sabat ia harus tetap mengaturnya di hadapan TUHAN; itulah dari pihak orang
Israel suatu kewajiban perjanjian untuk selama-lamanya.
Di atas Meja
Roti Sajian terdiri dari dua susun roti, dimana masing-masing terdiri dari
enam ketul roti. Kalau dua sausun itu disatukan maka menjadi enam puluh enam,
itulah jumlah seluruh kitab suci dari KEJADIAN sampai dengan WAHYU.
Biarlah ini
kiranya dapat kita sajikan dengan baik, kita sajikan kepada orang yang lapar
dan haus.
Kalau kita
memperhatikan firman Tuhan di dalam kitab Kejadian, diawali dengan nikah Adam
dan Hawa kemudian juga diakhiri dengan pesta nikah Anak Domba di dalam kitab Wahyu.
Maka dari
sini kita mengambil kesimpulan; kalau nikah itu menjadi nikah yang baik
maka itu juga merupakan roti sajian.
Letak
keberhasilan di dalam suatu penggembalaan itu dilihat dari nikah dari gembala
sidang itu sendiri.
Jadi itu
sebabnya sayapun sebagai hamba Tuhan belajar menghormati nikah supaya menjadi
roti sajian yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang baik perkataan,
baik perbuatan supaya apa yang saya sampaikan ini harus sesuai dengan perbuatan
saya supaya menjadi Meja Roti Sajian.
Ayo,
kesatuan ini penting. Jangan selalu kita ditarik oleh hal-hal yang tak suci.
Yang Kedua:
MEMBERI TUMPANGAN KEPADA ORANG ASING.
Memberi
tumpangan kepada orang asing -> Kaki Dian Emas, artinya; Roh Kudus
itu memberi tumpangan kepada kehidupan kita masing-masing.
Yohanes
14:15-17
(14:15) "Jikalau
kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. (14:16) Aku
akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang
lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
(14:17) yaitu
Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat
Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai
kamu dan akan diam di dalam kamu.
Pekerjaan
dari pada Roh Kudus:
1. Penolong.
2.
Menyertai.
3.
Penghibur.
4. Mengajar.
5.
Mengingatkan.
6.
Menginsyafkan.
7. Memimpin.
Saudaraku,
kalau kita perhatikan pekerjaan dari Roh Kudus ini berarti Roh Kudus ini
memberikan tumpangan kepada kita. Karena apa? Karena Roh Kudus itu “Menolong,
menyertai, menghibur, mengajar, mengingatkan/menginsyafkan, dan memimpin”
itu merupakan tumpangan.
Jadi Roh
Kudus itu tumpangan bagi kita kalau kita lihat dari tujuh pekerjaannya tadi.
Sampai akhirnya kita tampil bagaikan tujuh jemaat di Asia kecil dan menjadi terang, menjadi kesaksian, menjadi
contoh teladan dimanapun berada.
Yang Ketiga:
MEMBERI PAKAIAN KEPADA ORANG YANG TELANJANG, MELAWAT ORANG SAKIT SERTA MENGUNJUNGI
ORANG YANG BERADA DI DALAM PENJARA.
Dalam
susunan Tabernakel -> Mezbah Dupa.
Mezbah Dupa itu
merupakan kasih dari Allah Bapa. Sedangkan kegunaan
dari kasih Allah, ialah:
1. Menutupi
ketelanjangan orang lain.
2. Melawat
orang yang sakit.
3.
Mengunjungi orang yang ada di dalam penjara, yang masih terbelenggu dan terikat
oleh dosa ini dan itu.
Inilah yang
dikerjakan oleh domba-domba yang ditempatkan di sebelah kanan.
Matius
25:38-40
(25:38) Bilamanakah
kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan,
atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? (25:39) Bilamanakah
kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
(25:40) Dan
Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu
yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini,
kamu telah melakukannya untuk Aku.
Jadi
domba-domba yang ditempatkan disebelah kanan itu melakukan tepat seperti yang Tuhan katakan.
Jadi mereka
melakukan sesuai dengan pengakuan Tuhan kepada mereka.
Jangan
sampai kita bersaksi, tetapi tidak melakukan sesuai dengan apa yang sudah kita
akui dihadapan Tuhan.
Itu tidak
benar, itu dusta.
Jadi tiga perkara yang mereka lakukan
kepada mereka yang hina sama dengan melakukannya kepada Tuhan. Kalau perbuatan
sesuai dengan pengakuan, itu dari hati. Tetapi kalau perbuatan tidak sesuai
dengan pengakuan itu tidak dari hati, itu hanya untuk dilihat oleh orang lain
(manusia)
Maka kita
lihat di sini, Tuhan berkata; “Segala sesuatu yang kamu lakukan bagi
saudaraku yang paling hina ini kamu
telah melakukannya untuk Aku. “
Maka inilah
kesaksian yang benar yaitu perbuatan harus sesuai dengan pengakuan (kesaksian).
Maka apa
yang mereka lakukan semuanya mereka lakukan untuk Tuhan bukan untuk dilihat
oleh manusia.
Dan yang
mereka perbuat bagi orang yang hina = melakukan untuk Tuhan. Siapa orang yang
hina yaitu mereka yang mau menjadi kecil dan rendah hati. Itulah orang-orang
yang mau memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan.
Beda dengan
orang yang hina diluaran sana, contohnya; pengemis dijalanan, atau hina dan
menderita pukulan karena dosa.
Maka perlu
kita memperhatikan pekerjaan Tuhan, jangan tutup mata seperti kesaksian saudari Maria tadi malam. Ia bersaksi
dengan jujur, kalau saya katakan hanya tidur satu
jam, dua jam, bahkan hampir tidak tidur, itu benar, ada saksinya. Itu sebabnya
setelah selesai acara Persekutuan Pengajaran Tabernakel (PPT) kemarin langsung
ambruk, tetapi puji Tuhan, Tuhan masih memberi kekuatan ektra sampai menyudahi
hari kedua ibadah Persekutuan Pengajaran Tabernakel (PPT).
Jadi betul,
pimpinan dari sebuah ajaran yang benar adalah darah salib, pengorbanan dari
pada hamba Tuhan itu sendiri. Sebab itu belajar jangan tutup mata dengan
pekerjaan Tuhan.
Kalau
saudara meengerti pekerjaan Tuhan berarti saudara mengerti isi hati Tuhan, mengetahui keadaan orang lain seperti apa. Kalau saya ingin memperkaya
diri mudah, tetapi saudara melihat apa yang kita punya semuanya kita kerjakan untuk
Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang paling hina, itulah hamba-hamba Tuhan kita layani
yaitu kehidupan yang paling hina karena sanantiasa mau merendahkan diri dan
memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan.
Kalau kita
sadar hidup ini kemurahan Tuhan maka
buktikanlah kemurahan Tuhan itu.
Apalagi di
dalam hal mengucap syukur, memang seharusnya mengucap syukur. Saudara hidup
karena apa? Bertahan sampai hari ini karena apa? Menikamati pembukaan rahasia
firman karena apa? Dapat bekerja karena apa? Dapat bernafas karena apa? Dosa diampuni karena apa? Disembuhkan dari sakit karena apa?
Jadi
sesungguhnya kita hidup ini lebih dari ucapan syukur itu.
Itulah
pekerjaan dari gembala, harus teliti supaya setiap kekurangan domba harus
diketahui gembala. Mana domba yang sakit, yang luka, yang masih mengambil
jalannya sendiri, menuruti kata hatinya, itu harus saya tahu supaya saya bisa
doakan terus, menyampaikan pengajaran dengan kesabaran, tidak boleh langsung
main hakim sendiri.
Memang kita
harus mengucap syukur karena kemurahan Tuhan.
Dan hari ini
persembahan sulung juga ada supaya kita menjadi anak sulung, berharga, mulia,
maka persembahannya juga berharga, mulia, tidak sama dengan orang yang murahan
yang persembahannya juga murahan.
Jadi
perbuatan mereka sesuai dengan pengakuan mereka, maka Tuhan membenarkan.
Namun kalau
perbuatan tidak sesuai dengan pengakuan pasti tertuju untuk maksud-maksud lain,
pasti itu ditujukan untuk manusia.
Amsal 19:17
(19:17) Siapa
menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan
membalas perbuatannya itu.
Kalau kita
melakukan kepada seorang yang hina = membuat Tuhan berhutang.
Maka
Tuhanlah yang membalas hutang itu.
Kami ketika
dari Medan ke Paropo ada anak Tuhan yang mengerti pekerjaan Tuhan, kalau tidak
maka tidak tahu lagi, kami bisa jalan kaki dari bandara Kualanamu sampai Lauci
(Medan), kemudian jalan kaki lagi dari Lauci ke Binjai, tetapi hal itu tidak terjadi,
untung ada anak Tuhan yang mengerti pekerjaan Tuhan.
Maka Tuhan
yang berhutang kalau kita memperhatikan yang lemah, memperhatikan yang hina,
memperhatikan pekerjaan Tuhan, memperhatikan pekerjaan salib.
Dan perlu
untuk diketahui; kalau manusia berhutang maka dia akan membayar hutang sesuai
dengan jumlah hutangnya, namun kalau kita berbuat kepada salah seorang dari
antara yang hina sama dengan memiutangi Tuhan maka Tuhan yang membalaskan
hutang itu lebih dari apa yang kita pikirkan.
Ayo, belajar
untuk mengucap syukur sudah satu tahun
tergembala, dari 1 Januari sampai 31 Desember kita semua telah dipelihara oleh
Tuhan.
Kita
beryukur kepada Tuhan kalau kita sudah mati
bersama dengan Dia maka kita juga akan bangkit bersama dengan Dia sampai kelak
dipermuliakan seperti domba-domba
yang ditempatkan disebelah kanan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI KITA
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment