IBADAH NATAL PPT (PERSEKUTUAN PENGAJARAN TABERNAKEL) SESI II, 29 DESEMBER 2018
Tema: “...bahwa Yesuslah Mesias...”
Subtema: MELAYANI
DENGAN RENDAH HATI
Shalom
saudaraku..
Selamat
siang, salam sejahtera bagi kita sekalian, salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita
Yesus Kristus. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan kembali untuk
memasuki ibadah sesi kedua, Ibadah Natal Persekutuan Pengajaran Tabernakel
(PPT) untuk yang kedua kalinya berlangsung sehingga tadi malam kalau kita
perhatikan kesaksian (kata sambutan) dari pengurus daerah komisaris II Gereja
Pantekosta Tabernakel, baru saja beliau mengenal Persekutuan Pengajaran
Tabernakel.
Sebahagian
dari pada kita mungkin sudah mengenal yang disebut Kabar Mempelai
Internasional, ada yang disebut Pengajaran Mempelai Alkitabiah, memang
alkitabiah dan memang dalam pesta nikah ini bangsa Israel dan bangsa Kafir
harus bersatu. Jadi tidak bisa dipungkiri, kita harus mengakui itu semua tanda
bahwa kita adalah anggota tubuh yang berbda, tetapi kita satu sampai nanti
menjadi sempurna.
Jadi
kesatuan anggota-anggota tubuh yang berbeda ini merupakan bentuk pengaplikasian
(pengakuan) kita bahwa memang hanya satu pemimpin yaitu Mesias.
Ini
adalah hari-hari terakhir saudaraku, di hari-hari terakhir ini banyak
bermunculan mesias, mesias ada di sana, mesias ada di sini, berarti terjadi
pengelompokan-pengelompokan, dan yang luar biasanya ketika dia sudah menerima
satu kelompok, dia tidak bisa lagi menerima kelompok lain, dia merasa
kelompoknya lebih baik, lebih benar sedangkan kelompok yang lain menjadi salah.
Tadi malam kita sudah dikuatkan, diyakinkan bahwa memang kita harus satu,
dimulai dari nikah dan rumah tangga, makin membesar, nikah di dalam
penggembalaan, makin besar, nikah antar kandang penggembalaan, makin besar,
nikah antar denominasi gereja, makin besar lagi, kafir dan Israel bersatu,
itulah yang disebut Kabar Mempelai Internasional.
Lalu
oleh karena kemurahan hati Tuhan, tiga tahun lalu Persekutuan Pengajaran
Tabernakel dideklarasikan dengan dua dan tiga saksi barulah dianggap sah.
Tiga
tahun lalu, kalau saya tidak salah pdt. Nababan turut mendeklarasikan
Persekutuan Pengajaran Tabernakel, juga bapak pdt. Nababan muda. Waktu itu kami
hanya beberapa orang saja, mungkin dianggap sebelah mata dan memang ketika kami
masuk ke kota Medan, mungkin juga banyak yang bertanya-tanya siapa ini? Waktu
kami memperkenalkan diri dari Serang, orang belum mengenal ada Gpt di Serang.
Tetapi puji Tuhan seiring berjalannya waktu rekan-rekan hamba Tuhan mau
menerima keadaan kami satu persatu dan kami juga bisa berkumpul lewat media
sosial (video internet) juga lewat majalah-malajah yang Tuhan percayakan untuk
kami bagikan setiap kali tiga bulan dengan gratis. Dan semuanya bisa terjadi,
bukan karena gagah dan kuat kami, namun semua oleh karena kemurahan hati
Tuhan, sehingga kemurahan hati Tuhan ini
tidak kami sia-siakan, bahkan sekiranya kami bisa berbuat lebih lagi kalau
Tuhan kehendaki.
Saudaraku,
Persekutuan Pengajaran Tabernakel (PPT) ini
tidak menghalangi kita untuk mengikuti persekutuan-persekutuan yang lain
karena kita anggota tubuh Kristus. Sebaliknya, kita juga harus membuka diri
kepada yang lain supaya orang lain juga bisa menerima keberadan kita. Itulah
aplikasi bahwa hanya satu pemimpin yaitu Mesias. Kalau kita tidak satu maka
kita tidak bisa mengatakan hanya satu pemimpin yaitu Mesias.
Tadi
malam kita sudah melihat pembantaian, berarti; kemurnian dan kebenaran.
Lalu pengguntingan bulu domba yang menyangkut pengampunan (kasih). Maka
dari kemurnian dan kebenaran, berarti mempersembahkan Emas dan Mur sampai
akhirnya kita bisa mempersembahkan kemenyan, dari Rungan Suci sampai akhirnya
berada di dalam Ruangan Maha Suci.
Kalau
saja tidak terjadi pembantaian, tidak mungkin ada kemurnian dan kebenaran.
Kemurnian
itu adalah kaca bening, dari luar Tuhan bisa menembusi hati yang paling dalam
sehingga tidak ada lagi yang ditutup-tutupi, tetapi bukan berarti ketika hati
yang dalam itu bisa dilihat oleh Tuhan, bisa dilihat oleh suami, bisa dilihat
oleh istri, bisa dilihat oleh sidang jemaat Tuhan, bisa dilihat oleh siapapun
maka dosa bisa masuk ke dalam. Kenapa dosa tidak bisa masuk ke dalam? Karena
ada kaca bening; kemurnian iman.
Saya
bersyukur sekali dalam hal ini, kebenaran datang dari salib, bukan dari
kepintaran, kemudian pengguntingan bulu domba itulah kemenyan. Setiap kehidupan
yang hidup dalam penyembahan besar, Mezbah Dupa besar akan terlepas dari daya tarik bumi. Perlu untuk
diketahui, semua benda kalau dilemparkan ke atas pasti jatuh, tetapi asap dari
dupa kemenyaan tidak bisa ditarik, biar bumi punya daya tarik (terlepas dari
daya tarik bumi).
Tadi
malam kita sudah mendengar Rasul paulus menanam, apa yang sudah ditanam harus
disiram lalu selanjutnya Tuhan yang memberi pertumbuhan. Kita berdoa
bersama-sama kiranya Tuhan kembali menyatakan kasih, kemurahan, dan rahmat-Nya
bagi kita semuanya lewat firman Tuhan malam ini. Dengan rendah hati kita
mohonkan kemurahan Tuhan lewat doa-doa kita saat ini.
Saya
juga tidak lupa menyapa umat Tuhan, anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video
internet di dalam maupun di luar negeri , dimanapun anda berada kiranya Tuhan
memberkati kita bersama-sama. Mari kita segera mengikuti tema yang terpampang
di sini; “...Bahwa Yesuslah Mesias..”
Yohanes
20:31
(20:31)
tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa
Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup
dalam nama-Nya.
Bahwa
Yesuslah Mesias, tidak ada lagi mesias yang lain. Kalau ada yang mengaku saya
pemimpin di dalam satu kelompok, saya bapa di dalam satu kelompok, saya adalah
yang lebih hebat dalam satu kelompok, itu mesias palsu.
Intinya;
Bahwa Yesuslah Mesias.
Matius
2:1-4
(2:1)
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes,
datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2:2) dan
bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan
itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah
Dia." (2:3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia
beserta seluruh Yerusalem. (2:4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala
dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana
Mesias akan dilahirkan.
Pembacaan
dari ayat 1 sampai dengan ayat 4 ini menceritakan tentang kelahiran Mesias pada
zaman raja Herodes. Maka hal ini memberi suatu pengertian bagi kita, mengapa
Dia harus lahir pada zaman Raja Herodes?
Penegertian
itu kita akan temukan pada..
Matius
2:5-6
(2:5)
Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah
ada tertulis dalam kitab nabi:
(2:6)
Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di
antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit
seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
Mesias
yang dilahirkan pada zaman Raja Herodes menunjukkan bahwa Mesias adalah seorang
pemimpin. Selanjutnya yang akan menggembalakan sidang jemaat. Sedangkan seorang
gembala harus berada di depan bukan dibelakang agar domba bisa mengikuti contoh
teladan, baik perkataan, perbuatan, gerak-gerik menjadi contoh teladan bagi
kawanan domba Allah.
Matius
23:10
(23:10)
Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu
Mesias.
Hanya
satu pemimpin yaitu Mesias. Dialah pemimpin di atas segala pemimpin,
Dialah pemimpin yang sejati.
Matius
23:11-12
(23:11)
Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. (23:12)
Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa
merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Tanda
bagi mereka yang mengakui hanya satu pemimpin adalah hamba-hamba Tuhan yang
rendah hati. Kalau dia tidak rendah hati pasti dia tidak akan mau mengakui
bahwa hanya satu pemimpin yaitu Mesias walaupun mulut ini berkata Yesus Kristus
adalah Tuhan dan juruselamat, Yesus Kristus adalah kepala gereja. Tetapi kalau
dia tidak rendah hati maka dalam aplikasinya, dalam perbuatannya sehari-hari,
dia tidak akan pernah mengakui bahwa hanya satu pemimpin yaitu Mesias. Jadi
yang mengakui bahwa hanya satu Mesias adalah hamba-hamba Tuhan yang rendah
hati. Perkataannya rendah, sikap dan perbuatannya rendah, selalu di bawah,
tidak dibuat-buat.
Sekarang
kita lihat di dalam..
Lukas
22:24
(22:24)
Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah
yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
Terjadi
pertengkaran di antara murid-murid Yesus. Mengapa terjadi pertengkaran di
antara murid-murid Yesus? Karena satu dengan yang lain berlomba-lomba untuk
saling membesarkan dirinya, tidak berlomba-lomba untuk merendahkan dirinya
dihadapan Tuhan. Ketika kita berlomba-lomba untuk diakui oleh orang lain,
disitulah terjadi pergesekan, disitulah terjadi pertengkaran, disitulah terjadi
perselisihan satu dengan yang lain.
Saya
berdiri di sini bukan untuk diakui, murni hati saya membawa Pengajaran Mempelai
dalam terangnya Tabernakel ini sesuai dengan visi dan misi yang sudah Tuhan
tanam di dalam hati saya ini, tidak lebih dan tidak kurang.
Tetapi
di sini kita lihat ketika murid-murid berlomba-lomba untuk menjadi yang
terbesar, justu terjdi pertengkaran.
Lukas
22:25
(22:25)
Yesus berkata kepada mereka:"Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat
mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut
pelindung-pelindung.
Ketika
murid-murid berlomba-lomba untuk menjadi yang terbesar, saat itu Yesus berkata
kepada mereka; “Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan
orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung” ini
merupakan ukuran pemimpin di dalam dunia.
Jadi
setiap kali hamba-hamba Tuhan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbesar
berarti kita sama seperti orang dunia. Bukankah Yesus turun ke dunia orang mati
untuk merendahkan diri-Nya? Lalu darah-Nya tercurah untuk memanggil dan
menjemput kita dari kegelapan untuk selajutnya kita dijadikan imamat rajani?
Namun
pemimpin yang benar di dalam Tuhan adalah..
Lukas
22:26
(22:26)
Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu
hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
Pemimpin
di dalam Tuhan adalah:
1. Yang terbesar hendaklah menjadi sebagai yang paling muda.
2. Pemimpin sebagai pelayan.
Inilah
yang disebut pemimpin di dalam rumah Tuhan.
Kita
akan mengikuti kedua hal ini dimulai dari;
Tentang:
MUDA.
Muda
sinonimnya adalah minim pengalaman. Kalau minim pengalaman berarti senantiasa
ingin diajar.
1
Petrus 5:4
(5:4)
Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota
kemuliaan yang tidak dapat layu.
Orang
muda tunduk kepada yang tua. Berarti; orang yang muda, minim pengalaman
senatiasa rindu untuk memperoleh ajaran dan pengalaman-pengalaman.Karena
Tuhan menghendaki hamba Tuhan yang rendah hati dan Tuhan membenci orang yang
congkak, yang tinggi hati.
Jangan
sampai orang muda, tetapi merasa tua, tidak perlu diajar. Sebab itu saya selalu
merindukan hamba-hamba Tuhan bersama-sama dengan saya untuk berbagi pengalaman.
Ada om Mamahit, ada bapak pdt. Sinaga, ada ephorus GKII, ada juga jemaat yang
muda dan senior, saya rindu untuk bersama-sama kita melayani Tuhan.
Jangan
sampai kita muda, tetapi tidak mau diajar, justru kita rindu untuk memperoleh
ajaran yang baik dari Tuhan yang merupakan kekayaan rohani.
Kerendahan
hati itu adalah kekayaan rohani, yang luar bisa, yang tidak ada tandingannya.
Tidak ada yang bisa menandingi kerendahan hati sebab mau kemana dia dijatuhkan
kalau dia sudah berada di titik nol? Tidak ada tempat untuk menjatuhkannya
lagi. Itulah kekayaan rohani yang luar biasa dari seorang hamba Tuhan.
1
Petrus 5:5-6
(5:5)
Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang
tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab:
"Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah
hati." (5:6) Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan
Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Oleh
sebab itu biarlah kita merendahkan diri kita masing-masing di bawah tangan
Tuhan yang kuat. Tangan Tuhan itu kuat saudaraku, kita tidak bisa lawan tangan
Tuhan yang kuat, maka mau tidak mau, setuju tidak setuju harus merendahkan diri
di bawah tangan Tuhan karena tangan Tuhan itu kuat. Ketika seorang hamba Tuhan
berusaha untuk meninggikan dirinya padahal seharusnya merendahkan diri di bawah
tangan Tuhan yang kuat maka di situ ada gejolak seperti murid-murid tadi.
Ketika murid-murid berusaha untuk meninggikan dirinya, di situ malah terjadi
kles, gap. Jadi tidak ada lagi pilihan bagi kita hamba Tuhan selain hanya
merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat.
Tidak
ada yang bisa melawan tangan Tuhan yang kuat kecuali kalau kita tidak mau
menjadi hamba Tuhan lagi, cukup katakan kepada Tuhan, habis panggilanku Tuhan,
goodbye sampai di sini saja, tetapi itu merupakan ujung maut saudaraku.
1
Korintus 4:1-2
(4:1)
Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang
kepadanya dipercayakan rahasia Allah. (4:2) Yang akhirnya dituntut dari
pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.
Kepada
hamba Tuhan dipercayakan pembukaan rahasia firman Tuhan, namun kalau memang
Tuhan ingin percayakan pembukaan rahasia firman Tuhan untuk selanjutnya
disampaikan kepada sidang jemaat yang Tuhan percayakan, maka dari hamba Tuhan
itu yang dituntut adalah HARUS DAPAT DIPERCAYA.
Kalau
kita dapat dipercaya dalam perkara kecil maka Tuhan akan percayakan kepada kita
perkara yang lebih besar lagi. Itulah artinya fellowship ini, kita butuh di charged
kembali, bukan semata-mata kumpul-kumpul saja, tetapi kita butuh gairah baru
dari Tuhan Yesus untuk menggairahkan kita di dalam melayani Tuhan, bukan soal
siapa yang lebih besar, siapa yang lebih hebat, bukan! Tuhan yang lebih hebat.
Maka saya tidak merasa rugi, saya bukan untuk menyombongkan diri, kami ini
kecil, tetapi saya rindu menjadi seperti jemaat Makedonia. Tidak sedikit yang
kami persembahkan untuk acara ini, kalau saya kumpul-kumpul untuk daging saya
sudah enak saya, tetapi tidak, saya ingat ayat ini; rahasia firman
dipercayakan maka seorang hamba Tuhan itu juga harus dapat dipercaya.
Jangan sampai seorang hamba Tuhan tidak dapat dipercaya, bikin malu Tuhan
Yesus.
Titus
2:9-10
(2:9)
Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada
mereka, jangan membantah, (2:10) Jangan curang, tetapi
hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam
segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.
Hamba-hamba
yang taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka adalah:
1. Hamba yang tidak membantah.
Kalau Tuhan perintahkan untuk mengadakan fellowship
semacam ini, maka apapun harga yang harus dibayar, jangan membantah. Apa
yang Tuhan mau jangan dibantah. Kami juga diutus ke Sumatera kalau pakai logika
memang habis-habisan, tetapi jangan dibantah karena Tuhan ingin hati-Nya sampai
di Sumatera, jangan dibantah hati Tuhan saudaraku.
Rekan-rekanku hamba Tuhan saya hargai kehadiran saudara, saya
tahu undangan ini tidak dibantah, juga yang dari Jabodetabek, saya tahu
pengorbanan kita masing-masing, tetapi jangan dibantah sebab kita hamba Tuhan.
Kalau kita tidak membantah maka sidang jemaat nanti tidak membantah, enak kita.
Awalnya memang sakit, kalau ditegor jangan merokok, melawan,
tetapi kalau kita terus setia, kita tidak membantah apa yang Tuhan mau maka
nanti jemaat juga tidak membantah.
2. Hamba yang tidak curang.
Banyak sekali kita curang dihapadan Tuhan, waktu menyembah tidak
kita gunakan untuk menyembah, itu curang waktu. Harusnya membaca firman
persiapan kepada sidang jemaat, tetapi tidak digunakan waktu itu, itu curang
namanya. Jangan curang, itu hamba Tuhan yang rendah hati, taat kepada
tuan kita yaitu Yesus Kristus yang adalah tuan dari hamba-hamba Tuhan.
Tetapi sebaliknya, hendaklah seorang hamba Tuhan yang rendah hati
dalam keadaan;
a. Tulus.
Berarti; melayani pekerjaan Tuhan dari hati. Bekerja bukan
karena sebuah aturan-aturan, bukan karena sebuah perintah-perintah, tetapi
bekerja dari hati, itu yang disebut tulus.
b.
Setia.
Berarti;
bertanggung jawab sampai kesudahannya. Kita melihat Rasul Paulus setia
sampai kesudahannya, dia
mengakhiri pertandingan yang baik. Setelah terjadi pembukaan rahasia firman
Tuhan, garis akhir itu adalah kesatuan tubuh. Garis akhir pelayanan Yesus
adalah di kayu salib adalah tidak ada satupun tulang-tulang-Nya yang dipatah-patahkan berarti terwujud
kesatuan tubuh.
Ayo..
biarlah kita semua setia sampai terwujudnya kesatuan tubuh Kristus.
Biarlah kiranya kita menjadi
hamba yang TULUS, bekerja dari hati bukan karena sebuah aturan juga menjadi hamba
Tuhan yang SETIA sampai akhir, berarti tanggung jawab kita adalah membawa
sidang jemaat dalam rangka pembentukan tubuh Kristus yang sempurna menjadi
sidang Mempelai Wanita Tuhan. Sehingga dengan demikian, dalam segala hal
memuliakan ajaran Allah. Demikianlah seorang hamba Tuhan memuji kemuliaan Tuhan
sebab tiada cara lain untuk memuji kemuliaan Tuhan selain TULUS dan SETIA.
Kita
kembali memperhatikan..
Lukas
22:27
(22:27)
Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah
dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Yesus
adalah pemimpin sejati di sepanjang masa, tidak tertandingi. Inilah contoh yang
harus kita ikuti.
Saya
bahagia, tentu kita juga bahagia karena Tuhan memperhatikan keadaan kita saat
ini, Tuhan melihat hati kita saat ini.
Contoh
hamba-hamba Tuhan yang rendah hati ada tiga, yaitu;
Yang
Pertama:
Yohanes
1:36-38
(1:36)
Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah
Anak domba Allah!" (1:37) Kedua murid itu mendengar apa yang
dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. (1:38) Tetapi Yesus
menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada
mereka:"Apakah yang kamu cari?"Kata mereka kepada-Nya: "Rabi
(artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?"
Ketika
Yesus lewat, Yohanes pembaptis berkata kepada dua murid; “...Lihatlah Anak
Domba Allah!..”
Kedatangan
Yesus pada kali yang pertama disebut Anak Domba Allah yang disembelih,
menghapus dosa dunia. Sedangkan kedatangan Yesus untuk yang kedua kali, tampil
sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, bukan lagi Anak Domba yang disembelih,
melainkan Anak Domba Allah yang tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria sorga.
Ayo..
ada himbauan; “Lihatlah Anak Domba Allah! lihatlah Raja dan Mempelai Pria
sorga.”
Setelah
mendengarkan himbauan dari Yohanes Pembaptis, dua murid mengikuti Yesus namun
Yesus melihat dan berkata; "Apakah yang kamu cari?" Jawaban
yang spontanitas dari dua murid Yohanes Pembaptis adalah “Rabi
(artinya:Guru)” Maka dari jawaban ini menunjukkan bahwa mereka adalah hamba
Tuhan yang dengar-dengaran. Kalau ada guru maka pasti ada murid, kalau guru
mengajar sedangkan murid mendengar.
Yohanes
1:39-40
(1:39)
Ia berkata kepada mereka:"Marilah dan kamu akan melihatnya."Mereka
pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal
bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. (1:40) Salah
seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus
adalah Andreas, saudara Simon Petrus.
Ternyata
dari dua murid yang dipanggil hanya satu murid yang mengikuti yaitu Andreas.
Jadi tidak semua orang nanti menghargai kedatangan Yesus sebagai Raja dan
Mempelai Pria Sorga. Buktinya; dari dua yang dipanggil hanya satu mengikut.
Ayo..Bagimana dengan keadaan kita sekarang ini? Mau menghargai kedatangan Yesus
yang tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga? Jadilah seperti Andreas.
Tetapi
tidak sampai di situ kerendahan hati Andreas
Yohanes
1:41
(1:41)
Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata
kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)."
Pernyatan
dari Andreas kepada saudaranya Simon Petrus; “...Kami telah menemukan
mesias...” Menunjukkkan bahwa dia adalah seorang hamba Tuhan yang rendah
hati karena Andreas mengakui bahwa hanya satu pemimpin yaitu Mesias. Inilah
bukti kalau Andreas adalah hamba Tuhan yang rendah hati, tadi kita sudah
melihat dalam Matius 23:10-12.
Yohanes
1:42
(1:42)
Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon,
anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."
Tanda
kerendahan hati dari seorang hamba Tuhan (Andreas) adalah membawa Simon kepada
Yesus supaya orang lain juga mengakui bahwa hanya satu pemimpin yaitu Mesias.
Jangan dibawa orang lain untuk menjadi kehidupan yang sombong seperti ahli
taurat dan orang-orang Farisi, mereka malayani hanya untuk pamer-pamer, itu
tertulis di dalam injil Matius 23. Mereka menaruh beban di pundak orang
tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
Mengapa?
Karena mereka melayani hanya untuk dilihat orang lain. Tetapi kita melihat
kerendahan hati dari Andreas ini adalah membawa simon kepada satu pemimpin
yaitu Mesias supaya Simon juga menjadi
hamba Tuhan yang rendah hati.
Inilah
kerinduan saya, biarlah persekutuan ini membawa kita semua kepada satu pemimpin
yaitu Mesias sebagai hamba-hamba Tuhan yang rendah hati. Yesus mamandang Simon
dan berkata; “Engkau Simon, Anak Yohanes, Engkau akan dinamakan Kefas,
artinya Petrus.”
Matius
16:13-14
(16:13)
Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada
murid-murid-Nya:"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" (16:14)
Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga
yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah
seorang dari para nabi."
Pada
ayat 14 Yesus bertanya kepda murid-murid; “Kata orang, siapakah Anak
Manusia itu?"
Ada
yang mengatakan Yohanes Pembaptis, berarti sebagai orang besar.
Ada juga yang mengatakan Elia, berarti sebagai orang yang berkuasa.
Kemudian, ada pula yang mengatakan Yeremia, berarti seorang nabi yang
bernubuat, tahu isi hati. Itu semua memang hebat, tetapi tidak menjadi
dasar untuk menjadi seorang pemimpin dihadapan Tuhan. Orang besar belum
menjadi dasar untuk menjadi pemimpin, orang yang berkuasa belum menjadi
dasar untuk menjadi seorang pemimpin,
kemudian bernubuat, berarti menyampaikan isi hati Tuhan dan memberi isi
hati manusia bukanlah menjadi dasar untuk menjadi pemimpin.
Maka
oleh sebab itu, Yesus kembali bertanya kepda murid-murid..
Matius
16:15-16
(16:15)
Lalu Yesus bertanya kepada mereka:"Tetapi apa katamu, siapakah Aku
ini?" (16:16) Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah
Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Lalu
pertanyaan yang kedua ini khusus ditujukan kepada murid-murid, yaitu; “Tetapi
apa katamu, siapakah Aku ini?”
Di
sini kita melihat jawab Simon Petrus; “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang
hidup”
Saudaraku,
Mesias artinya yang diurapi, di dalam alkitab ada tiga hal
jabatan yang diurapi, antara lain:
1. Raja.
2. Imam.
3. Nabi.
Selanjutnya, Simon
Petrus mengatakan; “...Anak Allah yang hidup!”
Kesimpulannya,
Simon melihat empat sifat di dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus
sehingga Yesus Kristus layak disebut sebagai pemimpin.
Ukuran
menjadi seorang pemimpin bukan karena dia orang besar, bukan karena dia seorang
yang berkuasa, sebagai seorang nabi yang bernubuat, tetapi yang benar adalah
jawaban dari Simon Pertrus, yaitu: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang
hidup” Yesus adalah Raja Agung, kita dijadikan raja-raja untuk
memerintah sebagai raja-raja di bumi. Itulah syarat pemimpin yang luar biasa.
Kemudian Yesus adalah Imam Besar, kita dijadikan imam-imam di bumi untuk
melayani Tuhan berarti menjadi hamba. Lalu Yesus adalah seorang Nabi,
nabi ini adalah kehidupan yang penuh dengan kesengsaraan. Kalau kita lihat di
dalam Lukas 13, Yesus berkata langsung kepada Ahli Taurat dan orang
Farisi; “Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari
dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu!”. Dan yang terakhir Yesus
adalah Anak Allah yang hidup, berarti; penuh dengan keadilan.
Inilah
pemimpin yang layak disebut pemimpin, yaitu; Raja, Imam Besar, dan
Nabi serta Anak Allah yang hidup.
Matius
16:17-18
(16:17)
Kata Yesus kepadanya:"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan
manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. (16:18)
Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang
ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
Selanjutnya
Yesus berkata; “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan
mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” Kegunaan kalau
rumah Tuhan dibangun di atas batu karang yang teguh adalah alam maut tidak
akan menguasainya. Alam dosa kejahatan, alam dosa kenajisan, alam dosa
kefasikan, alam dosa kesombongan, serta alam dosa yang lainnya tidak
menguasainya. Jadi bukan soal siapa yang terbesar.
Jadi
setelah ada pengakuan, lalu Yesus mengakui juga dengan berkata; “Engkau
Simon Petrus dan di atas batu karang ini rumah Tuhan dibangun.”
Ayo..Kita
berlomba-lomba menjadi kehidupan hamba Tuhan yang rendah hati supaya sidang
jemaat dibangun di atas batu karang yang teguh.
Matius
16:19
(16:19)
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini
akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di
sorga."
Kerendahan
hati itu adalah kunci dari kerajaan sorga sebab hanya orang yang rendah hati
dapat mengikatkan diri dengan Tuhan lewat ibadah, lewat pelayanan serta mau
berkorban.
Itulah
contoh kerendahan hati dari seorang hamba Tuhan yang pertama.
Yang
Kedua:
Yohanes
1:43-44
(1:43)
Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea.
Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya:"Ikutlah Aku!"
(1:44) Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus.
Yesus
bertemu dengan Filipus lalu Yesus berkata kepanya untuk mengikuti Yesus lalu
diapun mengikuti Yesus. Filipus ini berasal dari Betsaida, kota Andreas dan
Petrus.
Yohanes
1:45-47
(1:45)
Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah
menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi,
yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." (1:46) Kata Natanael kepadanya:
"Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"
Lalu
Filipus bertemu dengan Natanael dan pada saat dia bertemu dengan Natanael,
Filipus langsung mengaku bahwa dia sudah bertemu dengan Mesias. Berarti Filipus
ini adalah hamba Tuhan yang rendah hati, dia akui itu kepada Natanael. Lalu
sama seperti Andreas membawa Simon kepada Yesus demikian juga Filipus membawa
Natanael kepada Yesus.
Yohanes
1:47
(1:47)
Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael
datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia:"Lihat, inilah seorang
Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
Ketika
Filipus membawa Natanael kepada Yesus lalu Yesus melihat Natanael dan berkata;
“Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!”
Kalau
kita hamba Tuhan yang rendah hati maka kita mau jadikan sidang jemaat sebagai
orang Kristen yang sejati. Tandanya apa? Tidak ada kepalsuan di dalam
melayani Tuhan.
Seorang
hamba Tuhan sejati berarti; tidak ada kepalsuan didalamnya. Di dalam nikah tidak
ada kepalsuan, di dalam menerima lima jabatan, mungkin sebagai Rasul, Gembala,
Penginjil, Guru, dan Nabi tidak ada kepalsuan.
Saudaraku,
itulah contoh hamba Tuhan yang kedua.
Yang
ketiga:
Yohanes
1:19
(1:19)
Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus
beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah
engkau?"
Orang
Yahudi mengutus beberapa imam dan orang Lewi untuk menanyakan perihal siapa
Yohanes Pembaptis.
Lalu
kita lihat jawaban Yohanes Pembaptis di dalam..
Yohanes
1:20-22
(1:20)
Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias." (1:21)
Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau?
Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah
nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!" (1:22)
Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi
jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu
sendiri?"
Hanya
orang yang tinggi hati yang menjadikan dirinya menjadi Mesias di dalam satu kelompok.
Setelah utusan orang Yahudi ini bertanya kepada Yohanes Pembaptis yaitu “Apakah
engkau Elia?” Berarti; sebagai orang yang berkuasa. “Apakah
engkau nabi yang akan datang itu?” Berarti seorang yang bisa melihat isi
hati Tuhan. Lalu kembali mereka bertanya; “Apakah engkau Mesias”
Lalu Yohanes Pembaptis menjawab; “Aku bukan Mesias” dalam hal ini
Yohanes Pembaptis berkata dengan jujur. Ayo belajarlah jujur sekalipun dalam
perkara kecil harus jujur.
Yohanes
1:23
(1:23)
Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun:
Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."
Tanda
seorang hamba Tuhan yang rendah hati adalah dia tidak membesar-besarkan dirinya
sebagai orang yang berkuasa, sebagai nabi, sebagai Mesias, namun bagi
seorang hamba yang rendah hati yang terpenting adalah menyuarakan isi hati
Tuhan. Tidak penting itu perkara-perkara yang sifatnya lahiriah, kalau ada
rumah dan ada mobil, puji Tuhan, tetapi yang terpenting bagi seorang hamba Tuhan
yang rendah hati adalah menyuarakan isi hati Tuhan.
Siapa
hamba Tuhan yang mau menyerukan isi hati Tuhan di padang gurun? Tidak ada. Coba
kalau di tempat yang mewah, banyak. Maka betul-betul tanda seorang hamba Tuhan
yang rendah hati adalah menyuarakan isi
hati Tuhan, menyuarakan firman Tuhan.
Tidak
perlu sebutan Elia, sebutan orang besar, sebutan orang berkuasa, yang
terpenting adalah serukan firman Tuhan, isi hati Tuhan.
Isi
pokok yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis sebagai seorang hamba Tuhan yang
rendah hati (nabi yang rendah hati) adalah LURUSKAN JALAN TUHAN.
Kalau
ada seruan kepada kita “Luruskan!” itu karena semua orang sudah berbuat
dosa, maut itu sudah menjalar seperti ular, berliku-liku. Sebab itulah Yohanes
Pembaptis berkata “Luruskanlah jalan bagi Tuhan!”
Jadi
bagaimana caranya meluruskan apa yang berliku-liku/menjalar? Dengan cara kayu
salib ditusukkan dari mulut sampai ke ekor nanti dia lurus, sampaikan firman
Pengajaran Salib maka nanti dia, maksudnya kehidupan yang berliku-liku akan
lurus.
Kalau
kita bicara soal mujizat, soal perkara lahiriah, itu tidak akan berkuasa untuk
meluruskan yang bengkok atau kehidupan yang berliku-liku.
Awal
saya melayani banyak yang sembuh, yang sakit sembuh, yang kista sembuh, yang
sakit kuning sembuh, yang kandungannya (rahimnya) tertutup akhirnya terbuka,
yang kerasukan setan dan lain sebagainya. Maka setelah melakukan itu akankah
ada jaminan bagi saya masuk sorga? Belum tentu, masih banyak liku-likunya,
belum lurus. Yang bisa membuat kita lurus adalah Pengajaran Salib.
Itu
hamba Tuhan yang rendah hati, yang terpentng bagi dia adalah menyuarakan firman
Tuhan, yaitu: Pengajaran Salib supaya semua yang berliku-liku, lurus. Tidak
bisa kita luruskan orang dengan uang, habis uang, berliku-liku lagi.
Saya
bahagia mendapat seruan Pengajaran Salib sebab sayapun harus ditusuk terlebih
dahulu oleh Pengajaran Salib supaya lurus. Kayu salib yang kasar memang sakit
bagi daging tetapi itu harus supaya kehidupan kita menjadi lurus.
Ada
misi penginjilan, tetapi Pengajaran Mempelai seperti kilat yang memancar dari
timur melontarkan cahayanya sampai ke Barat, terwujudlah pembangunan tubuh
Kristus yang sempurna.
Yohanes
1:24
(1:24)
Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. (1:25)
Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau
engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?" (1:26)
Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di
tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, (1:27) yaitu Dia,
yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak
layak."
Kerendahan
hati dari Yohanes Pembaptis kita bisa lihat dari perkataannya selanjutnya
yaitu; “...Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak...” Pekerjaan di
dalam penyatuan untuk menjadi sepasang
sepatu, sepasang nikah itu adalah pekerjaan dari Kasih Allah yang
mempersatukan. Jadi itu adalah pekerjaan Allah bukan pekerjaan manusia.
Itulah tanda kerendahan hati dari Yohanes Pembaptis.
Nikah
menjadi satu adalah pekerjaan kasih Allah, bukan pekerjaan saya, tetapi saya
harus sampaikan Pengajaran Salib di dalam hal penyatuan ini. Ini adalah
pekerjaan dari kasih Allah maka kita tidak boleh sombong.
Tetapi
kita harus sampaikan kabar mempelai, di dalam kabar mempelai mengandung Roh
Mempelai. Roh Mempelai itu adalah Roh kesatuan. Maka nabi Yohanes
adalah seorang pekabar mempelai yang rendah hati sampai akhirnya terjadi
penyatuan.
Kalau
ada kesatuan, di situ ada kebahagiaan, di situ ada damai sejahtera. Jangan
berlomba-lomba siapa yang tertinggi, siapa yang terhebat, justru kalau kita
berlomba-lomba ingin diakui maka di situ terjadi kles, cross, sikut menyikut,
saling menuduh, menuding, dan mempersalahkan yang lain sehingga hilang damai
sejahtera.
Maka
biarlah terjadi penyatuan yang diikat oleh kasih Allah untuk menjadi sepasang.
Terimalah
Pengajaran Mempelai, di dalam Roh Mempelai ada kesatuan.
Saya
berbahagia maka kita semua juga tentu berbahagia dalam kesempatan ini, kita
pulang nanti lalu berpisah kiranya kita tetap berpegang teguh kepada Pengajaran
Mempelai. Kembali saya tandaskan untuk membuat sepasang/menjadi satu itu bukan
pekerjaan manusia, itu pekerjaan kasih Allah. Mari kita lanjutkan terus
pekerjaan ini sampai ke Lampung, Sumatera, dan lain sebagainya. Kita kobarkan
Pengajaran Mempelai lewat Persekutuan Pengajaran Tabernakel (PPT).
Yohanes
17:14-
(17:14)
Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena
mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. (17:15) Aku
tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau
melindungi mereka dari pada yang jahat. (12:16) Mereka bukan dari dunia,
sama seperti Aku bukan dari dunia. (12:17) Kuduskanlah mereka dalam
kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. (12:18) Sama seperti Engkau telah
mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam
dunia
(12:19)
dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam
kebenaran. (12:20) Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi
juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; (12:21)
supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di
dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya
dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Inilah
doa dan kerinduan dari seorang pemimpin sejati yaitu supaya anggota tubuh yang
berbeda (Kafir dan Israel) bersatu. Kesatuan itu harus sama seperti kesatuan
antara Bapa dengan Anak bukan kesatuan karena kepentingan diri atau ada
yang lain-lain, namun harus diikat dengan kasih Allah.
Itulah
Nabi Yohanes, dia hamba Tuhan yang
rendah hati.
Untuk
menjadi sepasang (diikat dan disatukan) itu adalah pekerjaan dari kasih Allah
maka jangan sampai kita diikat oleh yang lain-lain.
Inilah
sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi ini supaya anggota
tubuh yang berbeda-beda menjadi satu. Ukuran kesatuan adalah seperti Bapa
dengan Anak (Anak dengan Bapa) diikat oleh kasih Allah, itu bukan pekerjaan
dari Nabi Yohanes.
Ayo..hanya
satu pemimpin yaitu Mesias, kita bawa sidang jemaat seperti apa yang sudah
dilakukan oleh Andreas yang membawa Simon lalu berdirilah rumah Tuhan di atas
batu karang yang teguh, berarti; lepas dari alam maut, kemudian Filipus
membawa Natanael menjadi Kristen sejati, tidak ada lagi kepalsuan dan
puncaknya adalah terjadinya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna
itulah sidang Mempelai Wanita Tuhan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI KITA
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment