IBADAH NATAL
PPT (PERSEKUTUAN PENGAJARAN TABERNAKEL) SESI I, 28 DESEMBER 2018
Tema: “...bahwa
Yesuslah Mesias...”
Subtema: PAULUS MENANAM SEDANGKAN APOLOS MENYIRAM.
Shalom
saudaraku..
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita semuanya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan
kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Persekutuan Pengajaran Tabernakel
Natal 2018 yang akan diselenggarakan selama dua sesi, dan malam ini adalah
ibadah sesi pertama dan ibadah sesi kedua besok pagi. Biarlah kiranya ibadah
ini betul-betul ibadah yang megandung janji untuk masa sekarang maupun untuk
masa yang akan datang.
Saya juga
bersyukur, berterimakasih untuk kehadiran rekan-rekanku hamba-hamba Tuhan
maupun para pemimpin-pemimpin rumah Tuhan, guru-guru di dalam kebenaran yang
hadir bersama-sama, ber-fellowship, bersekutu bersama-sama dari berbagai denominasi dan dari berbagai daerah, semuanya
karena kemurahan dari Tuhan.
Kita berdoa
supaya kemurahan Tuhan nyata atas kita dan biarlah kiranya Tuhan membukakan
firman-Nya bagi kita sekaliannya...Puji Tuhan...
Selamat
datang bagi rekan-rekan hamba Tuhan yang datang dari Lampung, dari Tangerang,
dari Bekasi, juga dari Parung Bogor, Cinere, juga kita sekaliannya yang hadir
saat ini, Tuhanlah yang memberkati, Tuhan yang membalaskan berlipat-lipat
ganda.
Kita berdoa
bersama-sama supaya Tuhan menyatakan uluran tangan, belas kasih-Nya bagi kita
sekaliannya.
Dan di sini
saya tidak merasa lebih dari pada saudara, tetapi saya punya kerinduan bahkan
kerinduan ini sudah menjadi beban di atas bahu saya sama seperti Yusuf berada
di Sikhem. Saya tidak putus asa dan saya siap menerima resiko apapun yang
terjadi supaya pengajaran Mempelai ini dapat dikobarkan dari Timur sampai ke Barat,
nama Tuhan semakin dipermuliakan, ada suatu persekutuan yang indah. Kalau kita
satu maka nanti kita menjadi sempurna sebab tanpa kesatuan maka tidak ada
kesempurnaan.
Saya juga
bersyukur karena di tengah-tengah kita hadir ketua sinode dari gereja kebangkitan. Terimakasih bapak Sinaga sebagai ketua sinode. Juga kepada
pemimpin-pemimpin yang datang ke dalam rumah Tuhan kiranya Tuhan membalaskan
berlipat-lipat ganda.
Tema natal
kita di tahun ini sesuai dengan apa yang telah terpampang di depan ini adalah “...Bahwa
Yesuslah Mesias...” Ini telah kami sampaikan dari natal sekolah minggu
& PAK, Pemuda remaja, juga natal tanggal 24 & 25, persekutuan
hamba-hamba Tuhan di Sumatera Utara tanggal 18 pagi dan sore, serta persekutuan
hamba-hamba Tuhan di Danau Toba, Parapat pada malam dan pagi hari, dan pagi
tadi baru tiba dari Sumatera Utara. Dan malam ini Tuhan tetap berikan
kesempatan kepada saya untuk bersekutu dengan rekan-rekanku hamba-hamba Tuhan.
Mari kita
perhatikan firman Tuhan dengan segala kerendahan hati dan dengan segala
kelemah-lembutan, biarlah kiranya nanti firman itu berkuasa di dalam hati kita
masing-masing.
Saya juga
tidak lupa meyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan bahkan hamba-hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video
internet, youtube, maupun facebook, di dalam maupun di luar negeri, dimanapun
anda berada kiranya Tuhan memberkati kita bersama-sama.
Yohanes
20:31
(20:31) tetapi
semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa
Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup
dalam nama-Nya.
Hanya satu
pemimpin, tidak ada yang lain yaitu Mesias.
Kisah Para
Rasul 18:5
(18:5) Ketika
Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat
memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa
Yesus adalah Mesias.
Rasul paulus
berkata kepada orang-orang Yahudi yang ada di Korintus; “...Bahwa Yesuslah
Mesias...”
Dalam
kesempatan yang lain, mari kita lihat dalam..
Kisah Para
Rasul 18:28
(18:28) Sebab
dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan
dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.
Di sisi lain
Apolos membuktikan dari kitab suci kepada orang-orang Yahudi yang ada di Efesus
bahwa Yesus adalah Mesias.
1 Korintus
3:5-6
(3:5) Jadi,
apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi
percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. (3:6) Aku
menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.
Di dalam hal
meyakinkan bahwa Yesus adalah Mesias kepada orang Yahudi, Paulus berkata; “...Aku
menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan...”
Pendeknya;
Paulus dan Apolos hanyalah alat Tuhan, pelayan-pelayan Tuhan, yang dipakai
sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El-Kudus untuk meyakinkan
orang-orang Yahudi juga bangsa Kafir bahwa Yesuslah Mesias. Jadi mereka kerja
sama yaitu Paulus menanam dan Apolos
menyiram.
Tentang: PAULUS
MENANAM.
Kisah Para
Rasul 18:4-5
(18:4) Dan
setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan
orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. (18:5) Ketika
Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat
memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi,
bahwa Yesus adalah Mesias.
Rasul Paulus
berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan bangsa Kafir lewat pemberitaan firman Tuhan dan
memberi kesaksian kepada mereka bahwa Yesuslah Mesias.
Kisah Para
Rasul 18:9
(18:9) Pada
suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: "Jangan
takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam!
Kemudian
dalam suatu penglihatan Tuhan berkata kepada Rasul Paulus; "Jangan
takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Pendeknya; Firman
Tuhan harus ditanamkan di dalam hati, baik bagi orang Yahudi maupun bagi bangsa
Kafir, tentang bahwa Yesuslah Mesias.
Kisah Para
Rasul 18:11
(18:11) Maka
tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia
mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka.
Selama satu
tahun enam bulan Rasul Paulus mengajarkan firman Tuhan kepada orang-orang
Yahudi yang ada di Korintus. Jelas ini adalah pekerjaan menanam.
Yakobus 1:21
(1:21) Sebab
itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak
itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
Firman itu
memang harus tertanam di dalam hati sebab itu adalah tugas dari Rasul Paulus. Paulus
menanam dan Apolos menyiram.
Syarat
supaya firman tertanam di dalam hati ada dua, yaitu:
1. Membuang
segala sesuatu yang KOTOR.
2. Membuang
segala jenis KEJAHATAN.
Memang
firman itu harus tertanam di dalam hati.
Sejenak kita
memperhatikan..
Tentang:
KOTORAN.
Filipi 3:8-9
(3:8) Malahan
segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku,
lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan
semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
(3:9) dan
berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat,
melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran
yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
Di sini kita
perhatikan, Rasul Paulus terlebih dahulu membuang sampah (kotoran) supaya dia memperoleh Kristus, dengan kata lain
Kristus tertanam di dalam hati/firman iman tertanam di dalam hati. Tetapi
syaratnya; buang dulu kotoran barulah kita memperoleh Kristus (firman iman) di dalam hati.
Tentang:
SEGALA JENIS KEJAHATAN.
Matius
13:19-22
(13:19) Kepada
setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak
mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang
itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. (13:20) Benih
yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah
orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. (13:21) Tetapi
ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau
penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad. (13:22) Yang
ditaburkan di tengah semak duri ialah
orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya
kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Saudaraku,
beberapa jenis kejahatan yang harus dibuang supaya firman itu tertanam dimulai
dari:
1. Benih
yang ditaburkan di pinggir jalan -> Orang BODOH. Mendengar firman tetapi
tidak sampai mengerti.
2. Tanah berbatu-batu -> Orang
yang keras hati. Orang yang KERAS HATI sama artinya tanahnya tipis, tidak lembut.
3. Tanah
yang ditumbuhi onak dan duri -> KEKUATIRAN.
Kesimpulannya;
kebodohan, kekerasan hati, dan kekuatiran merupakan jenis
kejahatan sebab dengan adanya kejahatan, firman Allah tidak tertanam di dalam
hati. Kebodohan itu adalah kejahatan, dengar firman tetapi tidak berusaha untuk
mengerti, sengaja mengantuk, sengaja dilawan, sengaja ditolak. Kemudian, keras
hati serta kekuatiran itu juga jenis kejahatan. Maka segala jenis kejahatan semacam ini terlebih dahulu disingkirkan supaya nanti firman Allah
tertanam di dalam hati.
Marilah kita
melihat penanamanan benih di dalam hati di dalam..
Kisah Para
Rasul 13:17-23
(13:17) Allah
umat Israel ini telah memilih nenek moyang kita dan membuat umat itu menjadi
besar, ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya
yang luhur Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu.
(13:18) Empat
puluh tahun lamanya Ia sabar terhadap tingkah laku mereka di padang gurun. (13:19) Dan
setelah membinasakan tujuh bangsa di tanah Kanaan, Ia membagi-bagikan tanah itu
kepada mereka untuk menjadi warisan mereka (13:20) selama
kira-kira empat ratus lima puluh tahun. Sesudah itu Ia memberikan mereka
hakim-hakim sampai pada zaman nabi Samuel. (13:21) Kemudian
mereka meminta seorang raja dan Allah memberikan kepada mereka Saul bin Kish
dari suku Benyamin, empat puluh tahun lamanya. (13:22) Setelah
Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud
Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan
di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. (13:23) Dan
dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan
Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.
Rasul Paulus
juga berusaha supaya firman Allah tertanam di dalam hati orang Yahudi yang ada
di Antiokhia yaitu menanamkan soal PENGALAMAN KEMATIAN Tuhan Yesus Kristus (ayat
17-18). Kemudian PENGALAMAN KEBANGKITAN Yesus Kristus (ayat 19-20),
lanjut KEMULIAAN Yesus Kritus (ayat 22). Itu yang
ditanamkan oleh Rasul Paulus di dalam hati orang-orang Yahudi yaitu pengalaman
kematian, pengalaman kebangkitan, dan
kemuliaan Yesus Kristus.
Ini juga
yang harus ditanamkan di dalam hati kita masing-masing, sebab pokok dan dasar
dari kebenaran adalah mati dan bangkit, tidak ada lagi yang lain, bukan soal
perkara lahiriah sebab darah dan daging tidak mewarisi kerajaan Sorga. Firman
semacam inilah yang harus ditanamkan di dalam hati lalu selanjutnya nanti
dipermuliakan.
Ayat 17-18: Bangsa Israel mengalami sengsara di Mesir dengan perbudakan
kerja paksa dan di padang gurun selama 40 tahun = PENGALAMAN KEMATIAN.
Ayat 19-20: Bangsa Israel di KANAAN = KEBANGKITAN, dengan dua
tanda, yaitu: (1) Mengalahkan 7 musuh, (2) Mengangkat hakim-hakim.
Ayat 22: Bangsa Israel meminta raja = DIPERMULIAKAN.
Kisah Para
Rasul 13:27-29
(13:27) Sebab
penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan
menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang
dibacakan setiap hari Sabat. (13:28) Dan
meskipun mereka tidak menemukan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk hukuman
mati itu, namun mereka telah meminta kepada Pilatus supaya Ia dibunuh. (13:29) Dan
setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka
menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur.
Kesimpulannya;
Kalau firman Allah tertanam di dalam hati terkhusus soal pokok kebenaran (kematian, kebangkitan, kemuliaan), itu
merupakan kasih karunia. Itulah sedikit tentang Paulus menanam. Maka pengertian
semacam ini/apa yang sudah tertanam di dalam hati harus dipelihara dengan cara
disiram yaitu bagian Apolos menyiram.
Tentang: APOLOS
MENYIRAM.
Kisah Para
Rasul 18:24-26
(18:24) Sementara
itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari
Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam
soal-soal Kitab Suci. (18:25) Ia
telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan.
Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus,
tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. (18:26) Ia
mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan
Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti
menjelaskan kepadanya Jalan Allah.
Pada ayat
24 dinyatakan; Apolos sangat mahir dalam hal kitab suci. Pada ayat 25
dijelaskan Apolos telah menerima pengajaran dalam jalan Tuhan terkhusus tentag
Baptisan Yohanes. Maka Paulus mananam lalu APOLOS MENYIRAM.
Jadi apa
yang dikatakan di dalam Yohanes 18:24-26 singkron dengan 1 Korintus
3:5-6; Paulus menanam dan Apolos menyiram. Apa yang sudah ditanam Paulus
tidak boleh dibiarkan, harus selanjutnya disiram sebab itu bagian dari pada
Apolos, dia mahir dalam hal baptisan Yohanes, mahir tentang penyiraman dari
benih yang sudah ditanam. Jangan sampai benih tertanam, tetapi tidak disiram
itu bahaya, beresiko tinggi.
Inilah
tanggung jawab kita yaitu; para
pemimpin-pemimpin dan guru-guru di dalam rumah Tuhan, jangan sembarangan dalam
hal menanam dan menyiram.
Biar
sedikit, tetapi dia nanti akan bertumbuh dengan baik, biar satu jiwa yang tertanam tetapi harus disiram dengan baik, nanti pertumbuhannya itu luar
biasa. Satu orang bisa Tuhan pakai untuk mendukung ibadah dan pelayanan asal
jelas penanaman dan jelas penyiraman.
Tidak usah
ragu rekan-rekanku hamba-hamba Tuhan, kami ini bukan sidang jemaat besar, kami
hanya sidang jemaat kecil. Tetapi rupa-rupanya Tuhan percayakan kepada kami persekutuan semacam ini. Bukan karena
saya hebat, tetapi karena jelas di dalam hal penanaman dan di dalam hal
penyiraman.
Biar dalam
kesempatan ini kita digairahkan kembali dalam hal melayani Tuhan. Kita butuh
pengalaman senior, kita butuh juga pengelaman junior, kalau kita satukan
pengalaman senior dan junior, maka kita kuat dalam hal menanam dan menyiram.
Saudaraku,
injil Matius 3 dibagi atas dua bagian;
1. Ayat
1-12; Tentang penduduk dari Yerusalem dan dari seluruh
Yudea dan seluruh daerah di sekitar Yordan
2. Ayat
17-19; Yohanes Pembaptis membaptis Yesus kristus, Anak Allah yang dikasihi.
Lebih jauh tentang
baptisan..
Roma 6:3-6
(6:3) Atau
tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis
dalam kematian-Nya? (6:4) Dengan
demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam
kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang
mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. (6:5) Sebab
jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita
juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. (6:6) Karena
kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa
kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
Kesimpulannya;
“Baptisan air
adalah tanda dalam pengalaman kematian dan tanda di dalam pengalaman
kebangkitan Yesus Kristus” Kalau kita satu di dalam kematian-Nya maka
otomatis kita juga satu di dalam kebangkitan-Nya.
Saat ini
kita oleh karena kemurahan Tuhan kita berada dalam suasana kebangkitan,
beribadah dan melayani itu suasana kebangkitan, tetapi jangan sampai berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang palsu. Kalau kematiannya
palsu pasti kebangkitannya palsu. Tetapi kalau kematiannya benar pasti
kebangkitannya benar.
Itulah
baptisan air; berbicara tentang kematian dan kebangkitan. Kalau kita satu di dalam pengalaman
kematian-Nya, pasti satu di dalam pengalaman kebangkitan-Nya. Maka jangan
sampai kita melayani di dalam kepalsuan.
Memang penagalaman
kematian itu tidak enak bagi daging, tetapi itu
harus kita alami supaya hidup dalam kebangkitan yang benar.
Saya masih
ingat, ketika kita datang dalam suatu pertemuan, tidak diopeni, tidak disukai,
biar kita sudah mangut-mangut, nurut-nurut, tetap saja tidak disukai, tetapi biarpun demikian
bertahanlah, bertahan, itu pengalaman kematian dan memang itu harus terjadi.
Jangan sampai kita hebat, tetapi kematiannya
palsu pasti nanti kebangkitannya juga palsu dan besok pelayanannya akan menurun. Tetapi kalau
kita satu di dalam kematian-Nya maka
kebangkitannya tidak palsu, biar ada goncangan-goncangan sini sana, namun
karena penanaman dan penyiramannya benar, sidang jemaat dan penggembalaan tidak
bisa digoncang oleh apapun.
Kalau kita
satu di dalam kematian otomatis kita juga akan satu di dalam kebangkitan-Nya.
Maka yang harus kita periksa di sini bukan soal kebangkitan-Nya.
Yesaya 53:7
(53:7) Dia
dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya;
seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu
di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Saudaraku, “berada di
dalam aniaya, tetapi membiarkan diri ditindas, tidak membuka mulutnya” = tidak bersungut-sungut, itu pengalaman
kematian. Tetapi kalau ada di dalam aniaya/di dalam pengalaman kematian, kita
banyak sekali berkomentar, banyak bersungut-sungut, itu bukan pengalaman
kematian yang benar, itu kematian yang palsu. Namun pengalaman kematian yang
benar adalah saat teraniaya mulut tetap tidak
terbuka. Jadi jangan bawa kebenaran manusia di dalam melayani pekerjaan Tuhan,
tetapi kita harus membawa kebenaran dari sorga turun ke
bumi.
PENGALAMAN KEMATIAN DIGAMBARKAN DENGAN DUA
HAL;
1. Seperti Anak Domba dibawa ke pembantaian
namun tidak membuka mulut.
2. Seperti Induk Domba yang kelu di depan orang
yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Inilah
pengalaman kematian, kalau kejahatan dibalas dengan kejahatan itu bukan
pengalaman kematian, tetapi itu hukum taurat (mata ganti mata serta gigi ganti
gigi).
Kesimpulan
dari pengalaman kematian (mulut tidak terbuka) adalah:
1. Terjadi
pembantaian.
2. Terjadi
pengguntingan bulu domba.
Mari kita
simak kedua hal tersebut dimulai dari:
Keterangan:
PEMBANTAIAN.
1. Korintus
5:7-8
(5:7) Buanglah
ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang
tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu
Kristus. (5:8) Karena
itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi
keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian
dan kebenaran.
Saudaraku,
Yesus Kristus adalah Anak Domba yang telah disembelih, ini
berbicara tentang pembantaian. Tetapi perlu juga untuk diketahui; Yesus disalib
bukan karena kejahatan-Nya, Yesus
disalib bukan karena kenajisan dan dosa kesombongan,
tetapi Dia disalib tanpa dosa, itulah yang disebut roti tanpa ragi.
Ketika Yesus
menyerahkan hidup-Nya di atas kayu
salib itu yang disebut roti tidak beragi.
Roti tidak
beragi
ini berbicara tentang dua hal:
1. Kemurnian.
2. Kebenaran.
Tentang: Kemurnian.
Kemurnian
-> sifat ilahi yang tidak berubah-ubah, berarti;
1. Tidak
dapat dipengaruhi oleh apapun yaitu hal-hal yang tak suci.
2. Tidak
dapat dimakan zaman (waktu).
1 Petrus
1:6-7
(1:6) Bergembiralah
akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh
berbagai-bagai pencobaan. (1:7) Maksud
semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu
— yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji
kemurniannya dengan api — sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan
dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Saudaraku,
kemurnian iman diperoleh lewat ujian dan berbagai-bagai pencobaan. Kemurnian
iman tidak diperoleh lewat uang, kemurnian iman tidak datang dari pengetahuan,
kemurnian iman tidak datang dari kedudukan, jabatan, harta, kekayaan, dan lain
sebagainya. Kemurnian iman diperoleh setiap pemimpin-pemimpin, guru-guru di
dalam rumah Tuhan, sidang jemaat, umat Tuhan, datangnya lewat sengsara salib,
ujian, dan pencobaan. Pencobaan yang satu belum selesai sudah datang pencobaan
yang kedua, pencobaan yang kedua belum selesai datang pencobaan yang ketiga
silih berganti, tetapi maksud dari semuanya itu adalah untuk memurnikan iman
kita.
Apa yang
sudah ditanam oleh Paulus harus disiram terus, pengertian seperti ini harus
terus disiram sebab kemurnian iman semacam ini lebih tinggi nilainya dari emas
fana, dari harta kekayaan apapun.
Inilah yang
membuat kita bernilai tinggi, bukan karena emas fana yang ada di jari, di leher, di
telinga namun
karena kemurnian iman.
Mazmur 12:7
(12:7) Janji
TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali
dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.
Di sini kita
perhatikan, Perak yang teruji juga dimurnikan lewat dapur api, tujuh kali
dipanaskan dalam dapur api yaitu
pencobaan yang sempurna. Itulah kemurnian iman datangnya lewat ujian,
lewat cobaan, dan lewat sengsara salib.
Saudaraku,
perak yang teruji -> kehidupan yang tidak dapat dipengaruhi hal-hal yang
tidak suci dan tidak dapat dimakan oleh waktu (zaman).
Wahyu 21:21
(21:21) Dan
kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang
terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan
kaca bening.
Jalan-jalan
kota Yerusalem Baru itu terbuat dari emas murni bagaikan kaca bening.
Biarlah kita
selama mengikuti Tuhan, mengiringi Tuhan dan berjalan bersama dengan Dia di
dalam kemurnian iman. Kemurnian iman itu digambarkan seperti kaca bening. Kaca
bening berarti; yang di dalam dapat terlihat dari luar, segenap hati kita dapat
dilihat oleh Tuhan. Tetapi sekalipun dapat dilihat dari luar, kaca bening tidak
bisa dimasuki oleh sesuatu yang jahat, yang tidak suci, yang buruk, yang tidak
baik, dan tidak dapat dimakan oleh waktu, itulah kaca bening, itulah kemurnian
iman.
Tentang: Kebenaran.
Yohanes
18:37
(18:37) Maka
kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus:
"Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir
dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian
tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan
suara-Ku." (18:38) Kata
Pilatus kepada-Nya: "Apakah kebenaran itu?" Sesudah mengatakan
demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata
kepada mereka: "Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.
Kesimpulannya;
Yesus datang ke dalam dunia ini untuk menjadi Raja selanjutnya supaya Ia
memberi kesaksian tentang kebenaran.
Yohanes
19:11-12
(19:11) Yesus
menjawab: "Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau
kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan
Aku kepadamu, lebih besar dosanya." (19:12) Sejak
itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi
berteriak: "Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat
Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan
Kaisar." (19:13) Ketika
Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus ke luar, dan ia
duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa
Ibrani Gabata. (19:14) Hari
itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada
orang-orang Yahudi itu: "Inilah rajamu!" (19:15) Maka
berteriaklah mereka: "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!"
Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan rajamu?" Jawab
imam-imam kepala: "Kami tidak mempunyai raja selain dari pada
Kaisar!"
Hanya karena
Yesus adalah Raja maka Dia disalibkan.
Pendeknya;
kebenaran yang sejati terletak pada salib, di
luar salib tidak ada lagi kebenaran. Susah senang pikul saja salibnya sebab itu kebenaran, jangan sampai kita
buang-buang salib.
Saya tahu rekan-rekan hamba Tuhan banyak makan waktu
dalam perjalanan, dari tempat masing-masing, ada
yang dari
Bekasi, Jabodetabek, dari lampung dan lain
sebagainya, saya hormati, saya hargai, tetapi percayalah kebenaran yang sejati
terletak pada salib, di luar salib tidak ada
lagi kebenaran.
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi
kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus,
umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan
yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib:
Tugas dari
imamat Rajani untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia. Salib itulah karya Allah yang terbesar dan
itu yang harus diberitakan karena dari situ datangnya kebenaran. Di luar salib
tidak ada lagi kebenaran, maka kalau saya dan anda sebagai
imamat rajani, ayo beritakanlah salib itu bersama-sama, karya Allah yang terbesar, salib di Golgota sebab kita semua imamat rajani,
suatu kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa untuk memerintah sebagai Raja
di bumi sehingga terlepas dari perhambaan dosa.
Maka kalau
kita perhatikan dari apa yang Tuhan sampaikan ini, ternyata kita tidak boleh
pandai-pandai dalam melayani Tuhan, tidak boleh main akal-akalan, baik di dalam
nikah rumah tangga, baik dalam ibadah dan pelayanan sebab kebenaran tetap
datang dari salib.
Kesimpulannya;
Yesus adalah Raja, tetapi Ia harus disalibkan untuk memberi kesaksian tentang
kebenaran. Kemudian darah yang mengalir dari luka-luka Yesus di atas kayu
salib, kalau kita kaitkan dengan pola
Tbaernakel menunjuk kepada getah damar (getah mur).
Getah damar (getah mur)
merupakan salah satu dari bagian dari rempah-rempah yang dibakar untuk
dijadikan ukupan wangi-wangian. Sebetulnya getah mur itu rasanya pahit, tetapi
memiliki bau harum yang sangat kuat. Artinya; sengsara salib rasanya pahit,
tetapi berkuasa untuk menghentikan dosa sehingga menjadi wangian yang berbau
harum, menyenangkan hati Tuhan.
- Rasa
pahit -> Sengsara salib.
- Bau
harum -> Berhentinya dosa.
Kesimpulannya;
sengsara salib itu rasanya pahit, tetapi memiliki bau yang sangat harum saat
dosa dihentikan.
Itulah darah
yang keluar dari getah mur, saat kita memikul salib, sakit bagi daging, tidak
enak, namun itu menyangkut bau harum, menghentikan dosa. Itulah tentang
kebenaran.
Tentang:
PENGGUNTINGAN BULU DOMBA.
Yesaya 1:18
(1:18) Marilah,
baiklah kita beperkara! Firman TUHAN. Sekalipun dosamu merah seperti
kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti
kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
Kesimpulannya;
bulu domba ini menyangkut pengampunan dosa, dari merah menjadi putih.
BULU DOMBA -> kasih Allah. Kegunaan kasih itu menutupi
dosa.
Kolose
3:12-13
(3:12) Karena
itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah
belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. (3:13) Sabarlah
kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila
yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama
seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
Manusia baru
itu adalah orang-orang pilihan, bangsa yang dikuduskan dan dikasihi-Nya dalam
tanda:
1. Mengenakan
belas kasih.
2. Mengenakan
kemurahan.
3. Mengenakan
kerendahan hati.
4. Mengenakan
kelemah lembutan.
5. Mengenakan
kesabaran.
Selanjutnya kesabaran ini tersambung
langsung dengan pengampunan;
- Mengampuni
orang yang dendam.
- Mengampuni
orang yang berbuat zholim.
Itu imamat
rajani, bangsa yang kudus, pemimpin-pemimpin rumah Tuhan.
Kolose 3:14
(3:14) Dan
di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan
dan menyempurnakan.
Kesimpulannya;
kenakanlah kasih sebagai pengikat, yang mempersatukan
dan menyempurnakan. Setelah kita disatukan oleh
kasih Allah (pengampunan)
barulah kita disempurnakan. Kalau tidak ada kesatuan tidak mungkin sempurna.
Lima luka utama Yesus -> kasih Allah kenakan sebagai pemersatu sampai nanti
kita sempurna.
1 Korintus
12:12
(12:12) Karena
sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota
itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
Kalau
anggota tubuh sudah satu maka menunjukkan hanya satu kepala, hanya satu
pemimpin yaitu Mesias. Kalau kita satu pasti kita mengakui hanya satu pemimpin
yaitu Mesias.
Kalau kita
tidak satu maka jangan katakan bahwa Kristus satu sebab masih banyak Mesias lain,
pemimpin lain, kelompok lain. Kalau kelompok sana diikuti sedangkan kelompok
lain tidak diikuti itu mesias palsu, ajaran yang salah. Tetapi marilah kita
buktikan bahwa hanya satu Mesias, dengan jalan kita satu, dimulai dari nikah dan rumah tangga
sampai kepada penggembalaan, antar kandang penggembalaan, antar denominasi
gereja sampai nanti kafir dan Israel bersatu.
Barulah
nanti hanya satu Mesias yaitu Kristus kepala, itulah tubuh yang sempurna.
Ayo..singkirkan roh egosentris. Kita sudah disiram dan kita dibaptis menjadi
satu tubuh, membuktikan bahwa Kristus satu.
Apa yang
sudah ditanam oleh Rasul Paulus kemudian disiram oleh
Apolos supaya kita satu.
1 Korintus
12:13
(12:13) Sebab
dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak,
maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua
diberi minum dari satu Roh.
Kita telah
dibaptis menjadi satu tubuh kemudian setelah dibaptis menjadi satu tubuh berarti, kaki, tangan, mulut, telinga, hidung, dan
yang lain bersatu selanjutnya kita diberi minum dari Roh yang satu dan yang
sama sehingga sekalipun karunia berbeda dan
jabatan berbeda, namun saling melengkapi, tidak boleh egois lagi.
Matius 23:10
(23:10) Janganlah
pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
“Hanya satu
pemimpin yaitu Mesias.” Maka dengan kesatuan hati kita sudah
mengaplikasikan bahwa hanya satu pemimpin yaitu Mesias. Jadi penyiraman itu
penting, setelah ditanam maka haruslah disiram.
Saya bahagia
dapat berdiri di tempat ini, bertatap muka dengan saudaraku sekaliannya, bukan
untuk saya disebut rabi (bapa), namun Bapa kita di sorga.
Bukankah Yesus
memberi kita roti, bukan batu? Bukankah Yesus memberi kita ikan, bukan ular?
Hanya satu
pemimpin yaitu Mesias. Maka ayo kita buktikan, setelah penyiraman (dibaptis),
kemudian untuk menjadi satu tubuh, lalu
saling melengkapi dalam pekerjaan Tuhan.
Matius
2:4,6,11
(2:4) Maka
dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya
keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. (2:6) Dan
engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di
antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit
seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." (2:11) Maka
masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya,
lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan
persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Pada ayat
4 kita perhatikan; Mesias dilahirkan,
pada ayat 6; ternyata “Mesias adalah pemimpin” yang
dilahirkan di Betlehem, yang kepadanya orang majus mempersembahkan tiga perkara,
yaitu:
1. Emas
-> Kemurnian.
2. Mur
-> Kebenaran.
3. Kemenyaan
-> Kasih.
Tiga perkara
tersebut terdapat pada Tabernakel.
Saudaraku,
semua yang ada di Ruangan Suci terbuat dari Emas. Pelita Emas terbuat dari satu
talenta emas, Meja Roti Sajian terbuat dari kayu penaga tetapi sudah dilapisi
dengan emas, demikian juga Mezbah Dupa, terbuat dari kayu penaga tetapi sudah
dilapisi dengan emas, termasuk papan-papan jenangnya
terbuat dari emas.
Jadi emas itu ada di dalam Ruangan Suci,
tetapi akhirnya juga sampai ke Ruangan Maha Suci.
Demikian
juga Mur dan kemenyaan adalah campuran rempah-rempah yang digiling halus untuk
selanjutnya dijadikan sebagai ukupan wangi-wangian atau dupa harum juga ada di
Ruangan Suci sesuai dengan apa yang dilihat oleh Musa di dalam Tabernakel.
Ibrani 9:3-4
(9:3) Di
belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang
maha kudus. (9:4) Di
situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian,
yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan
buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh
batu yang bertuliskan perjanjian,
Di dalam
Ruangan Suci ada meja Roti Sajian dan Kaki Dian Emas. Itu sesuai dengan apa
yang dilihat oleh Musa di dalam Tabernakel. Tetapi pada akhirnya Mezbah
Pembakaran Ukupan akhirnya ada di Ruangan Maha Suci sesuai dengan apa yang
dilihat oleh Rasul Paulus ketika dia diangkat ketingkat yang ketiga dari sorga yang disebut Firdaus.
Tetapi bukan
berarti apa yang dilihat oleh Musa dan apa yang
dilihat oleh Rasul Paulus bertolak belakang, namun itu menjadi suatu tanda
kalau kita menjadi Mezbah Dupa besar di bumi ini, hidup di dalam doa
penyembahan yang besar maka getah Mur itulah rempah-rempah dan kemenyaan
dicampur dan digiling halus. Maka kalau kita sudah hidup di dalam penyembahan
yang besar maka saya percaya satu kaki tetapi satu kaki lagi ada di
sorga, di dalam Ruangan Maha Suci.
Kemenyaan
dan campuran rempah-rempah itu yang membawa kita masuk di dalam Ruangan Maha
Suci, kita berada di dalam kerajaan sorga walaupun kita ada di bumi ini.
Maka lihat,
dunia ini tidak lama lagi akan berakhir, kalau kita tidak sungguh-sungguh di
dalam doa penyembahan yang besar maka kita akan digulung habis oleh tsunami
sesuai dengan Wahyu 6:12-14. Inilah yang menjadi tanggung jawab kita
sebagai pemimpin-pemimpin di dalam rumah Tuhan.
Jadi
kesimpulannya, ketiga perkara tersebut akan mengangkat kita sampai ke dalam
Kerajaan Sorga seperti Henokh, Musa, dan Elia.
- Emas
adalah gambaran daripada kehidupan Henokh sebab ia murni bergaul
dengan Allah.
- Mur
adalah gambaran dari kehidupan Musa yang memimpin bangsa Israel melewati
Laut Teberau -> Pengalaman kematian dan dan pengalaman kebangkitan.
Kematian
rasa pahit tetapi tiga hari kemudian dibangkitkan dan menjadi bau harum.
- Kemenyaan
adalah gambaran dari kehidupan Elia
karena hidup di dalam kasih Allah. Dia memiliki kuasa yang luar
biasa itulah kasih Allah dan akhirnya naik terangkat ke sorga.
Jadi dari
penanaman sampai pada penyiraman itu sangat luar biasa. Dari penanaman dan
penyiraman, kita akan buka hati kita,
mengeluarkan perbendaharaan (kekayaan) yang sudah tertanam di dalam hati kita
untuk selanjutnya dipersembahkan, itulah
emas, mur, dan kemenyaan.
- Emas -> kemurnian.
- Mur
-> kebenaran.
- Kemenyaan -> kasih Allah.
Ayo..
semuanya berada di dalam Ruangan Suci tetapi pada akhirnya nanti berada pada
Ruangan Maha Suci. Bukalah hati kita untuk kita persembahkan kepada Tuhan sebab
di dalam hati terdapat perbendaharaan, kekayaan yang telah tertanam kemudian
disiram dan selanjutnya dipersembahkan kepada Tuhan, itulah emas, mur dan
kemenyaan.
Hanya satu
pemimpin itulah Mesias, kepada Dia kita persembahkan tiga perkara ini. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment