IBADAH MALAM NATAL,
24 DESEMBER 2018
Tema: “...bahwa Yesuslah Mesias...”
Subtema: “TUHAN YANG MEMBERI PERTUMBUHAN.”
Shalom saudaraku.
Selamat sore, salam sejahtera dan bahagia menjadi
bagian kita malam ini turun atas kita di tengah perhimpunan Ibadah Malam Natal.
Kita bersyukur kita percaya Tuhan hadir di tempat ini menghiasi kehidupan kita,
natal tercipta, Yesus lahir di hati kita masing-masing.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat
Tuhan, bahkan hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube,
Facebook dimanapun anda berada kiranya Tuhan memberkati. Marilah kita mohonkan
kemurahan Tuhan supaya Tuhan membukakan rahasia firman-Nya bagi kita untuk
melawat setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi supaya kehidupan kita
semakin hari semakin dilayakkan, diubahkan, sampai layak dan berkenan di
hadapan Tuhan.
Seperti berkat yang sudah kita terima dari tema yang
sama yaitu; “...bahwa
Yesuslah Mesias...”
Dan
sore ini menjadi tema kita juga dan kiranya sore ini Tuhan kembali memberkati
kita...Haleluya...
Kita
kembali membaca ...
Yohanes
20:31
(20:31) tetapi semua yang tercantum di sini telah
dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan
supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.
Saya
dan saudara harus percaya “bahwa Yesuslah Mesias” tidak ada lagi yang lain.
Di
dalam Injil Matius 23:10; dikatakan bahwa: “hanya satu
pemimpinmu yaitu Mesias” Maka mereka yang mengakui bahwa hanya satu pemimpin yaitu Mesias
adalah orang yang rendah hati, tanda selanjutnya
adalah yang
terbesar hendaklah menjadi yang paling muda dan pemimpin menjadi pelayan.
Itulah yang mengakui bahwa hanya satu pemimpin yaitu Mesias, sebab itu marilah
kita saling merendahkan diri satu dengan yang lain membawa hidup ktia rendah di
bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya tidak ada gejolak, tidak ada perselisihan,
pertengkaran satu dengan yang lain.
Kita
melihat di dalam Injil Lukas 22:24
terjadilah pertengkaran diantara murid-murid karena mereka masing-masing saling
membesarkan dirinya, berlomba-lomba siapa yang terbesar diantara murid-murid.
Oleh karena itu terjadilah pertengkaran, terjadilah perselisihan, terjadilah
gejolak.
Kesimpulannya;
yang mengakui bahwa Mesias adalah pemimpin adalah orang yang rendah hati.
Kita
awali dulu dari ...
Kisah
Para Rasul 18:5
(18:5) Ketika Silas dan Timotius datang dari
Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di
mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias.
Paulus
dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman setelah Silas dan Timotius datang
dari Makedonia. Jadi kalau ada kerja sama, satu dengan yang lain saling
melengkapi maka pemberitaan firman juga dapat disampaikan sepenuhnya. Mari kita
mendukung pemberitaan firman Tuhan dengan baik.
Paulus
memberitakan firman Tuhan serta memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi
bahwa Yesus adalah Mesias. Dalam Injil
Lukas 23:10; “hanya satu pemimpinmu yaitu Mesias” tidak ada yang lain.
Siapa
yang mengakui bahwa hanya satu pemimpin yaitu Mesias? Yaitu mereka yang rendah
hati...Lukas 23:11-12. Berarti kalau
Rasul Paulus berusaha memberitakan firman Tuhan kemudian bersaksi kepada
orang-orang Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias, menunjukkan bahwa Rasul Paulus
adalah seorang hamba Tuhan yang rendah hati.
Kisah
Para Rasul 18:28
(18:28) Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah
orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus
adalah Mesias.
Disini
kita perhatikan ketika Apolos berada di Efesus ia membuktikan dari kitab suci
kepada sidang jemaat di Efesus bahwa Yesus adalah Mesias.
Jadi
kesimpulannya; Paulus dan Apolos adalah
hamba Tuhan yang rendah hati, sebab mereka mengakui bahwa Yesus adalah
Mesias.
1
Korintus 3:5-6
(3:5) Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus?
Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut
jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. (3:6) Aku menanam, Apolos menyiram,
tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.
Disini
kita melihat; Paulus menanam, Apolos menyiram, tetapi selanjutnya Allah yang memberi pertumbuhan.
Pendeknya,
Paulus dan Apolos hanyalah alat Tuhan, pelayan-pelayan Tuhan supaya jemaat di
Korintus dan jemaat di Efesus serta jemaat di Asia kecil lainnya menjadi
percaya menurut jalan yang diberitakan Tuhan kepada mereka yaitu: bahwa Yesuslah Mesias.
Jadi Paulus memberitakan bahwa Yesuslah Mesias
kepada jemaat di Korintus, sedangkan Apolos memberitakan bahwa Yesuslah Mesias
kepada jemaat di Efesus, tetapi yang pasti Paulus menanam sedangkan Apolos menyiram.
Terlebih
dahulu kita perhatikan PAULUS MENANAM
...
Kisal
Para Rasul 18:4-5
(18:4) Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara
dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang
Yunani. (18:5) Ketika Silas dan
Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan
firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus
adalah Mesias.
Rasul
Paulus berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani atau
bangsa kafir, ia memberitakan firman Allah dan memberi kesaksian kepada
orang-orang Yahudi bahwa Yesuslah Mesias.
Kisal
Para Rasul 18:9
(18:9) Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada
Paulus di dalam suatu penglihatan: "Jangan takut! Teruslah memberitakan
firman dan jangan diam!
Dalam
suatu penglihatan Tuhan berkata kepada Rasul Paulus; "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam!”
Pendeknya;
firman Tuhan harus ditanamkan di dalam hati sidang jemaat di Korintus dan sidang jemaat lain.
Kisah
Para Rasul 18:11
(18:11) Maka tinggallah Paulus di situ selama satu
tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka.
Selama
satu tahun enam bulan Rasul Paulus mengajarkan firman Tuhan kepada sidang jemaat
di Korintus, jelas ini adalah pekerjaan menanam supaya firman Tuhan itu
tertanam di dalam hati.
Yakobus
1:21
(1:21) Sebab itu buanglah segala sesuatu yang
kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan
lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa
menyelamatkan jiwamu.
Firman
Tuhan itu memang harus tertanam di dalam hati, sebab itu kita sudah melihat
Rasul Paulus berjuang untuk memberitakan firman Tuhan dan meyakinkan jemaat di
Korintus bahwa Yesuslah Mesias.
Syarat supaya firman Tuhan tertanam di
dalam hati;
1.
Membuang segala sesuatu yang kotor.
2.
Membuang segala kejahatan.
Ini
syarat firman Tuhan tertanam di dalam hati. Tidak mungkin firman Tuhan tertanam
di dalam hati kalau segala sesuatu yang kotor atau segala jenis kejahatan masih
berkuasa di dalam hati, itu tidak mungkin.
Sejenak
kita memperhatikan KOTORAN atau disebut juga dengan SAMPAH ...
Filipi
3:8-9
(3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena
pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh
karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah,
supaya aku memperoleh Kristus, (3:9)
dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum
Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu
kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
Rasul
Paulus terlebih dahulu membuang sampah atau yang disebut dengan kotoran supaya
dia memperoleh Kristus dengan lain
kata Kristus tertanam di dalam hatinya,
yaitu; firman iman tertanam di dalam hatinya.
Buang dulu sampah yang disebut kotoran, itu
merugikan di dalam hal penaburan sebab benih yang
ditaburkan tidak akan tertanam.
Setiap
orang yang masih bermegah di dalam hal-hal yang lahiriah yang disebut juga dengan sampah atau kotoran maka firman Allah tidak
tertanam di dalam hatinya, dan kita sudah mengalaminya masing-masing.
Milikilah
Roh Mempelai itulah roh kesatuan, mempelai laki-laki dan mempelai perempuan
satu, ini pekerjaan Allah tidak bisa dikerjakan oleh manusia, ini pekerjaan
dari kasih Allah, terimalah kasih Allah dengan tulus ikhlas supaya ada
kesatuan.
Jadi
saudaraku dengan terlebih dahulu membuang kotoran atau yang disebut dengan
sampah maka firman iman tertanam di dalam hati, kita memperoleh Kristus di dalam
hati.
Sekarang
tentang KEJAHATAN ...
Matius
13:19-22
(13:19) Kepada setiap orang yang mendengar firman
tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan
merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan
di pinggir jalan. (13:20) Benih
yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar
firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. (13:21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila
datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera
murtad. (13:22) Yang
ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu
kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga
tidak berbuah.
Perhatikan
disini beberapa kejahatan, antara lain;
-
Tanah di pinggir
jalan -> kebodohan.
Kerugian kalau bodoh; hati dikuasai oleh si jahat.
-
Tanah
berbatu-batu -> kekerasan hati.
Kerugiannya; tidak kuat terhadap aniaya karena firman, sengsara
karena salib dan akhirnya murtad.
-
Tanah yang
ditumbuhi semak duri -> kekuatiran.
Kerugiannya kalau seseorang dikuasai kekuatiran; firman Tuhan
terhimpit dia tidak bertumbuh apalagi berbuah.
Kesimpulannya;
KEBODOHAN, KEKERASAN HATI, serta KEKUATIRAN adalah merupakan jenis-jenis segala kejahatan.
Kebodohan
itu jenis kejahatan, mendengar firman tetapi tidak mau mengerti, itu orang
bodoh, dan itu kejahatan. Kemudian keras hati dan kekuatiran itu juga jenis
kejahatan, kuatir soal makan minum dan pakaian kuatir soal masa depan, itu
kejahatan.
Sehingga
oleh karena jenis-jenis kejahatan inilah firman Tuhan tidak tertanam di dalam
hati.
Sekarang
kita kembali membaca ...
Kisah
Para Rasul 18:6
(18:6) Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia
dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka:
"Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak
bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain."
Disini
kita melihat Rasul Paulus berusaha supaya firman Allah itu tertanam di dalam
hati orang-orang Yahudi, tetapi kenyataannya orang-orang Yahudi itu justru
memusuhi dia dan menghujat Allah, berarti segala sesuatu yang kotor dan segala
jenis kejahatan tidak dibuang dari dalam hati mereka, itu tanda bahwa mereka
belum memiliki Kristus di dalam hati mereka, sebab segala sesuatu yang kotor
segala sesuatu yang jahat masih menguasai hati mereka.
Kisah
Para Rasul 13:17-23
(13:17) Allah umat Israel ini telah memilih nenek
moyang kita dan membuat umat itu menjadi besar, ketika mereka tinggal di Mesir
sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang luhur Ia telah memimpin mereka
keluar dari negeri itu. (13:18) Empat
puluh tahun lamanya Ia sabar terhadap tingkah laku mereka di padang gurun. (13:19) Dan setelah membinasakan
tujuh bangsa di tanah Kanaan, Ia membagi-bagikan tanah itu kepada mereka
untuk menjadi warisan mereka (13:20)
selama kira-kira empat ratus lima puluh tahun. Sesudah itu Ia memberikan mereka
hakim-hakim sampai pada zaman nabi Samuel. (13:21)
Kemudian mereka meminta seorang raja dan Allah memberikan kepada mereka Saul
bin Kish dari suku Benyamin, empat puluh tahun lamanya. (13:22) Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi
raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin
Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. (13:23) Dan dari keturunannyalah,
sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat
bagi orang Israel, yaitu Yesus.
Rasul
Paulus juga berusaha supaya firman Allah itu tertanam di dalam hati orang-orang
Yahudi yang ada di Antiokhia, jadi bukan hanya di Korintus tapi juga sampai di
Antiokhia, Asia kecil lainnya, yaitu terkhusus soal pengalaman kematian Yesus Kristus (ayat 17-18), kemudian pengalam kebangkitan Yesus Kristus (ayat 19-20), kemudian kemuliaan Yesus Kristus (ayat
21-23), sampai kepada kemuliaan
yang kekal.
Kalau
berbicara soal Israel di Mesir dan di padang gurun itu berbicara soal
pengalaman KEMATIAN, kemudian tanah Kanaan menunjuk SUASANA KEBANGKITAN, sampai
memperoleh raja Saul, Daud, dan Yesus Raja di dalam KEMULIAAN yang kekal, itu
diberitakan kepada orang Yahudi di Antiokhia supaya firman semacam ini
betul-betul tertanam di dalam hati mereka, memang itu tugas Rasul Paulus adalah
menanam.
Puji
Tuhan, malam ini juga terjadi penanaman supaya firman Allah itu betul-betul
tertanam dalam hati kita, syaranya; segala sesuatu yang kotor, segala
kejahatan, dibersihkan terlebih dahulu.
Sekarang
...
Kisah
Para Rasul 13:27-29
(13:27) Sebab penduduk Yerusalem dan
pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas
Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat. (13:28) Dan meskipun mereka tidak
menemukan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati itu, namun
mereka telah meminta kepada Pilatus supaya Ia dibunuh. (13:29) Dan setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang ada
tertulis tentang Dia, mereka menurunkan Dia dari kayu salib, lalu
membaringkan-Nya di dalam kubur.
Pendeknya;
firman Allah yang tertanam di dalam hati itu merupakan kasih karunia.
Jadi
saudaraku kalau firman Allah memperoleh tempat di hati kita, firman Allah
tertanam di dalam hati kita itu merupakan kasih karunia Allah bagi kita
sekaliannya.
Banyak
orang mengerti firman Allah seperti ahli Taurat tetapi firman Allah itu tidak
tertanam di dalam hati, itu bukan kasih karunia, itu hanya sebuah pengetahuan.
Yang lebih aneh lagi ahli Taurat dan
orang Farisi dengan pengertian-pengertian
yang mereka dapat dari hukum Taurat digunakan untuk menyerang, menjatuhkan musuh, dan menghakimi orang
bersalah, karena memang hukum Taurat itu tidak menyelamatkan.
Jadi
kalau firman Allah tertanam di dalam hatiku, di dalam hati saudara, itu
merupakan kasih karunia sampai akhirnya kita mengakui bahwa Yesus adalah Mesias, satu-satunya pemimpin
yaitu Mesias, itu merupakan kasih karunia.
Kisah
Para Rasul 13:30-31
(13:30) Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara
orang mati. (13:31) Dan selama
beberapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari
Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi
umat ini.
Kemudian
kasih karunia-Nya itu dinyatakan kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea
sampai Yerusalem.
Selanjutnya,
mereka itulah yang menjadi kesaksian bagi umat Tuhan.
1
Korintus 15:5-9
(15:5) bahwa Ia telah menampakkan diri kepada
Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. (15:6) Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus
saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi
beberapa di antaranya telah meninggal. (15:7)
Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.
(15:8) Dan yang paling akhir dari
semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang
lahir sebelum waktunya. (15:9)
Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut
rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.
Sesudah
kebangkitan Yesus Kristus, Ia menampakkan diri kepada;
1.
Kefas dan dua belas murid.
2.
Yakobus dan dua belas rasul.
3.
Rasul Paulus.
Jadi
saudaraku firman Allah yang tertanam di dalam hati itu betul-betul juga
menjadikan yang tidak ada menjadi ada, Rasul Paulus seorang penganiaya diangkat
menjadi Rasul yang ketiga belas, itu kasih karunia.
Jadi
firman Allah yang tertanam di dalam hati itu adalah kasih karunia, menyatakan
yang tidak ada menjadi ada. Saulus diangkat menjadi Rasul itu kasih karunia,
itu kemurahan, sebetulnya dia adalah penganiaya jemaat tetapi karena kasih
karunia Tuhan memanggil dan memilih dan memberikan jabatan Rasul kepada dia.
Sebab
itu firman Allah yang tertanam dalam hati itu betul-betul kasih karunia,
bukankah dari sejak semula firman Allah itu menjadikan yang tidak ada menjadi
ada, firman Allah menciptakan langit bumi dan segala isinya.
Kisah
Para Rasul 13:42-44
(13:42) Ketika Paulus dan Barnabas keluar, mereka
diminta untuk berbicara tentang pokok itu pula pada hari Sabat berikutnya. (13:43) Setelah selesai ibadah, banyak
orang Yahudi dan penganut-penganut agama Yahudi yang takut akan Allah,
mengikuti Paulus dan Barnabas; kedua rasul itu mengajar mereka dan menasihati
supaya mereka tetap hidup di dalam kasih karunia Allah. (13:44) Pada hari Sabat berikutnya datanglah hampir seluruh kota
itu berkumpul untuk mendengar firman Allah.
Pada
sabat berikutnya Rasul Paulus kembali menyatakan hal yang sama kepada
orang-orang Yahudi, firman Allah yang sama tetap disampaikan kepada orang-orang
Yahudi soal pengalaman kematian, kebangkitan, dan kelak dipermuliakan, dan kiranya hal itu
tertanam di dalam hati khususnya orang-orang Yahudi yang takut akan Tuhan
supaya nyata kasih karunia.
Kisal
Para Rasul 13:45
(13:45) Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang
banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati dan sambil menghujat, mereka
membantah apa yang dikatakan oleh Paulus.
Tetapi
orang-orang Yahudi ternyata mereka penuh dengan iri hati dan sambil menghujat
mereka membantah apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus.
Pendeknya;
firman Allah tidak tertanam di dalam hati orang-orang Yahudi yang ada di
Korintus dan yang ada di
Antiokhia termasuk di Ikonium.
Kisal
Para Rasul 13:46-49
(13:46) Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas
berkata: "Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih
dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh
hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. (13:47) Sebab inilah yang diperintahkan
kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung
bumi." (13:48) Mendengar itu
bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan
firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal,
menjadi percaya. (13:49) Lalu firman
Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu.
Karena
orang-orang Yahudi menolak maka firman Allah beralih kepada bangsa kafir,
bangsa yang dahulu tidak mengenal Allah. Pendeknya; bangsa kafir memperoleh
kasih karunia karena pada akhirnya firman Allah
tertanam di dalam hati mereka, itu kesukaan besar.
Sore
ini kita anggap malam natal, malam dimana Yesus dilahirkan itu berita kesukaan,
Yesus adalah firman yang menjadi manusia sampai menjadi pemimpin di dalam
kehidupan kita, sebab hanya satu
pemimpin yaitu Mesias.
Kita
ini adalah bangsa yang dahulu tidak mengenal Allah, kita ini bangsa kafir,
kalau sampai pada akhirnya kita memperoleh firman Allah dan tertanam di dalam
hati, itu adalah kasih karunia, itu adalah kabar gembira, sebab natal tercipta di hati kita masing-masing.
Tuhan
itu baik, Tuhan ajarkan kita pengalaman kematian,
dan pengalaman kebangkitan kelak dipermuliakan supaya nyata kasih
karunia dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Mungkin
pemberitaan firman ini agak unik, tetapi saya sendiri merasa demikian, tetapi
saya bahagia menyampaikannya, dan saya kira pemberitaan firman ini mudah untuk
dimengerti. Dan doa saya sebagai gembala sidang kiranya firman itu tertanam
dalam hati kita masing-masing, supaya kita hidup di dalam kasih karunia,
kesukaan besar terjadi karena natal tercipta, itu kabar kesukaan.
1
Korintus 15:8-9
(15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia
menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum
waktunya. (15:9) Karena aku adalah
yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku
telah menganiaya Jemaat Allah. (15:10)
Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang,
dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya,
aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku,
melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
Kalau
akhirnya Rasul Paulus menerima jabatan Rasul itu semua oleh karena kasih
karunia, yang tidak layak menjadi layak. Ketika Yesus sang pemimpin menampakkan
diri kepada Rasul Paulus sama seperti anak yang lahir sebelum waktunya, berarti
sama artinya bayi prematur. Bayi prematur berarti lahir sebelum waktunya, tidak berdaya,
tidak dapat berbuat apa-apa.
Tetapi
kalau akhirnya Rasul Paulus dipercaya (diberikan) jabatan Rasul itu karena
kasih karunia, kemurahan Allah kepada Rasul Paulus, dan oleh karena kasih
karunia yang dianugerahkan kepadanya tidak sia-sia berarti dia menghargai
kemurahan, menghargai kasih karunia, dengan cara; ia bekerja lebih keras dari
pada mereka semua, dia bekerja lebih dari orang lain. Itu orang yang menghargai
kasih karunia, berarti bekerja lebih dari orang lain, lebih dari ukuran standar
manusia, lebih dari pemikiran manusia, lebih dari kemampuan manusia.
Tidak
masuk akal bayi prematur bekerja lebih keras dari yang lain, tetapi kasih
karunia memang tidak masuk akal, kasih karunia itu memberi kemampuan yang
ajaib, yang tidak ada menjadi ada, itu kasih karunia, itu adalah keajaiban.
Jangan
sia-siakan kasih karunia demi kasih karunia yang sudah kita peroleh, baik
dimulai dari firman Allah yang tertanam sampai akhirnya kita memperoleh hikmat,
pengertian, roh hikmat dan wahyu, dipercayakan juga karunia-karunia dan
jabatan-jabatan Roh El Kudus yang disebut juga roh pengasihan (harta rohani), dan olehnya juga kita diberi kemampuan untuk
melayani pekerjaan Tuhan dan itu kasih karunia.
1
Korintus 3:7
(3:7) Karena itu yang penting bukanlah yang menanam
atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.
Selanjutnya
“Allah yang
memberi pertumbuhan” Tadi kita sudah
melihat firman Allah sudah tertanam di dalam hati sampai kita hidup di dalam
kasih karunia dan oleh karena kasih karunia ini memberi kemampuan yang ajaib
kepada kita, yang tidak ada menjadi ada. Pekerjaan dari Paulus adalah menanam, selanjutnya Tuhan yang akan memberikan
pertumbuhan.
Yang
sudah hidup di dalam kasih karunia selanjutnya Tuhan memberikan pertumbuhan di
dalam kehidupan kita masing-masing, pribadi lepas pribadi.
1
Korintus 3:10
(3:10) Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan
kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar,
dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus
memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.
Sesuai
dengan kasih karunia Allah yang dianugerahkan kepada Rasul Paulus, ia sebagai
ahli bangunan yang cakap dan ia telah meletakkan dasar dari tiap-tiap bangunan
itu sendiri, selanjutnya Allah yang memberikan pertumbuhan.
Mari
kita lihat pertumbuhan rohani ...
Efesus
4:15
(4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran
di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang
adalah Kepala.
Jadi
pertumbuhan rohani itu mengarah kepada Kristus sebagai kepala, berarti tubuh
dengan kepala menyatu.
2
Korintus 11:1-2
(11:1) Alangkah baiknya, jika kamu sabar terhadap
kebodohanku yang kecil itu. Memang kamu sabar terhadap aku! (11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu
dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu
laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
Jadi
Rasul Paulus mempertunangkan sidang jemaat di Korintus kepada satu laki-laki
sebagai perawan suci. Perawan suci
artinya; suci di atas suci. Perawan itu tidak tersentuh dosa, suci berarti
hidup suci, inilah yang disebut suci di atas segala suci.
Sampai
pada akhirnya dengan tingkat pertumbuhan suci di atas suci ini tubuh dengan
kepala menyatu. Sebab firman Allah itu telah tertanam di dalam hati sampai
akhirnya tubuh dengan kepala menyatu.
Jadi
hanya satu pemimpin yaitu Mesias, Kristus adalah kepala, Dialah pemimpin, tidak
ada yang lain. Jadi pertumbuhan yang sehat mengarah kepada Kristus sebagai
kepala, hanya satu kepala, hanya satu pemimpin yaitu Mesias.
Kristus
tertanam di dalam hati, selanjutnya Tuhan yang memberi pertumbuhan, dan
pertumbuhan itu mengarah kepada Kristus sebagai kepala. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment