IBADAH NATAL, 25
DESEMBER 2018
Tema: “...bahwa Yesuslah Mesias...”
Subtema: KEMURNIAN
DAN KEBENARAN
Shalom saudaraku.
Selamat siang, salam sejahtera bagi kita sekaliannya,
oleh karena kemurahan hati Tuhan kita diijinkan kembali untuk tahun ini
mengusahakan Ibadah Natal, dan kita berdoa kiranya Tuhan betul-betul menyatakan
bahwa natal itu terjadi di dalam kehidupan kita di siang ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat
Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook, dimanapun anda
berada kiranya Tuhan memberkati kita. Sebab itu kita memohon kemurahan dari
Tuhan dinyatakan lewat pembukaan firman Tuhan di siang ini.
Kita kembali memperhatikan tema natal di tahun ini dari
Injil Yohanes 20:31.
Yohanes 20:31
(20:31) tetapi semua yang
tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias,
Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.
Tema di natal tahun ini adalah; “...bahwa
Yesuslah Mesias...”
Kita langsung saja memperhatikan ...
Kisah Para Rasul 18:5
(18:5) Ketika Silas dan Timotius
datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman,
di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah
Mesias.
Di Korintus Paulus memberitakan firman Allah, dan ia
memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi bahwa Yesuslah Mesias.
Kemudian ...
Kisah Para Rasul 18:28
(18:28) Sebab dengan tak
jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari
Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.
Disisi lain Apolos berusaha membuktikan dari kitab suci
bahwa Yesuslah Mesias kepada orang-orang Yahudi yang di Efesus.
1 Korintus 3:5-6
(3:5) Jadi, apakah Apolos?
Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya,
masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. (3:6) Aku menanam, Apolos menyiram,
tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.
Pendeknya; Paulus
menanam sedangkan Apolos menyiram,
tetapi baik Paulus dan Apolos hanyalah alat Tuhan atau pelayan-pelayan Tuhan
supaya sidang jemaat Tuhan menjadi percaya menurut jalan yang Tuhan berikan
kepada mereka, yaitu Paulus menanam sedangkan Apolos menyiram.
Kemaren sore kita sudah memperhatikan tentang Paulus
menanam, biarlah kiranya firman itu tertanam di dalam hati kita masing-masing. Pokok kebenaran dari firman Allah sebetulnya
adalah KEMATIAN dan KEBANGKITAN Yesus Kristus, sampai pada akhirnya DIPERMULIAKAN,
itu kasih karunia bagi semua orang, bagi setiap orang yang percaya kepada Dia,
bahwa hanya satu pemimpin yaitu Mesias.
Sekarang kita akan melihat tentang APOLOS MENYIRAM.
Kisah Para Rasul 18:24-26
(18:24) Sementara itu datanglah
ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia
seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. (18:25) Ia telah menerima pengajaran
dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia
mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. (18:26) Ia mulai mengajar dengan berani
di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka
membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan
Allah.
Pada ayat 24
dijelaskan bahwa Apolos sangat mahir dalam hal soal-soal kitab suci, sedangkan
pada ayat 25 dijelaskan bahwa Apolos
telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan, terkhusus tentang baptisan Yohanes.
Berkaitan dengan baptisan Yohanes ini, di dalam Injil Yohanes 3 dibagi atas;
1.
Ayat
1-11: Yohanes
membaptis
pendudukan dari Yerualem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh kota di sekitar
Yordan.
2.
Ayat
13-17: Yohanes
juga membaptis Yesus Kristus, Anak Allah yang dikasihi itu.
Jadi kita
dapat menarik kesimpulan bahwa jelas Apolos menyiram, kalau
menyiram berarti menggunakan air. Apolos menyiram karena betul-betul disini
dikatakan; dia menerima pengajaran dari Tuhan terkhusus mengenai baptisan
Yohanes sehingga benar bahwa Apolos menyiram.
Tadi malam kita sudah melihat tentang Paulus menanam,
biarlah kiranya firman Tuhan tertanam di dalam hati kita pribadi lepas pribadi,
selanjutnya kita akan melihat bagian dari Apolos adalah menyiram apa yang sudah
tertanam di dalam hati kita masing-masing…Haleluya.
Lebih jauh tentang
baptisan (Apolos menyiram) ....
Roma 6:3-6
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa
kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
(6:4) Dengan demikian kita telah
dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama
seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa,
demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. (6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama
dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan
kebangkitan-Nya. (6:6) Karena
kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa
kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
Baptisan air adalah
tanda dalam pengalaman kematian dan
tanda dalam pengalaman kebangkitan
Tuhan Yesus Kristus.
Kalau
kita satu dengan kematian-Nya, maka
kita juga satu dengan kebangkitan
Tuhan Yesus Kristus.
Kita akan melihat suatu PENGALAMAN KEMATIAN ...
Yesaya 53:7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi
dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba
yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang
yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
“Dia dianiaya,
tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya.”
Dalam
sengsara dan aniaya
karena firman (dalam
penderitaan) namun
mulut tidak terbuka maksudnya tidak bersungut-sungut,
itu adalah pengalaman kematian.
Kalau
seseorang masih bersungut-sungut di dalam penderitaan itu bukan pengalaman
kematian.
Biarlah kiranya pengalaman kematian itu nyata dalam
kehidupan kita, sebab kalau kita satu dalam kematian-Nya maka kita juga satu
dalam kebangkitan-Nya.
Pengalaman
kematian digambarkan dalam dua hal;
1.
Seperti
anak domba dibawa ke pembantaian, namun ia tidak membuka
mulutnya.
2.
Seperti
induk domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya,
namun ia tidak membuka mulutnya.
Inilah dua gambaran dari pengalaman kematian, sekalipun
ada aniaya, sengsara, di tengah-tengah
memikul salib tetap mulut
tidak terbuka (tidak
bersungut-sungut).
Kesimpulan dari pengalaman kematian (mulut tidak terbuka);
1.
Terjadi
pembantaian.
2.
Terjadi
pengguntingan bulu domba.
Mari kita simak tentang kedua hal tersebut, dimulai
dari ...
Tentang: PEMBANTAIAN.
1 Korintus 5:7-8
(5:7) Buanglah ragi yang lama
itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab
anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. (5:8) Karena itu marilah kita berpesta,
bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi
dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
Hasil dari pembantaian; kita dapat menikmati roti yang tidak beragi.
Anak Domba yang telah disembelih, di atas kayu salib Ia
menyerahkan segenap hidup-Nya, Ia disalib tanpa dosa, Ia disalib tanpa ragi,
dengan demikian Yesus yang dibantai di atas kayu salib adalah roti yang telah dipecah-pecahkan
bagi kita, yaitu: roti tanpa
ragi.
Roti tanpa ragi berbicara tentang dua hal;
1.
Kemurnian.
2.
Kebenaran.
Kemurnian
-> sifat ilahi yang tidak berubah-ubah, berarti;
-
Tidak
dapat dipengaruhi hal-hal yang tidak suci, tidak dapat dipengaruhi dosa
kejahatan dan
dosa kenajisan.
-
Tidak dimakan oleh zaman atau waktu.
Wahyu 21:21
(21:21)
Dan
kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang
terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan
kaca bening.
Jalan-jalan kota Yerusalem baru itu “
emas murni bagaikan
kaca bening”
Disini dikatakan emas
murni bagaikan kaca bening berarti keadaan di dalam dapat dilihat dari
luar, tetapi hal-hal yang tak suci tidak dapat memasuki, tidak dapat
mempengaruhi, sebab dibatasi oleh kaca bening.
1 Petrus 1:6-7
(1:6) Bergembiralah akan hal
itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai
pencobaan. (1:7) Maksud
semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih
tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api --
sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari
Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Kemurnian iman
itu diperoleh setiap orang lewat ujian atau berbagai-bagai pencobaan.
Kemurnian itu tidak dimiliki oleh siapapun kalau dia
tidak melewati berbagai-bagai ujian
dan pencobaan, Sebagai anak-anak Tuhan tidak perlu heran dengan adanya ujian-ujian
yang kita alami, memang itu harus terjadi untuk membuktikan kemurnian
iman.
Mazmur 12:7
(12:7)
Janji
TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali
dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.
Janji Tuhan adalah janji yang
murni, setara dengan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur api.
Jadi kemurnian perak diperoleh melalui dapur api
pencobaan. Semakin
dipanaskan dalam dapur api, maka akan semakin terlihat kemurnian dari perak. Seseorang tidak akan
memperoleh kemurnian tanpa melalui proses dapur api.
Dan kita bersyukur, kita tidak perlu bersungut-sungut
atas ujian yang terjadi, mungkin saja ujian itu sudah terjadi, atau sedang berlangsung
sekarang.
Sekarang tentang kebenaran.
Yohanes 18:37
(18:37) Maka kata Pilatus
kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau
mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk
itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang
kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."
Yesus lahir dan datang ke dunia untuk menjadi Raja
supaya Ia memberi kesaksian tentang kebenaran itu sendiri.
Yohanes 19:12-16a
(19:12) Sejak itu Pilatus
berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi berteriak:
"Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap
orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar." (19:13) Ketika Pilatus mendengar
perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus ke luar, dan ia duduk di kursi
pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata. (19:14) Hari itu ialah hari persiapan
Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu:
"Inilah rajamu!" (19:15)
Maka berteriaklah mereka: "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!"
Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan rajamu?" Jawab
imam-imam kepala: "Kami tidak mempunyai raja selain dari pada
Kaisar!" (19:16) Akhirnya
Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan.
Kesimpulannya, Yesus disalibkan
karena
Ia adalah Raja,
pendeknya; kebenaran yang sejati terletak atau berasal dari salib diluar salib
tidak ada lagi kebenaran.
Jadi seberat apapun salib yang anda pikul dari situ
kebenaran itu nyata, jadi tidak usah bersungut-sungut.
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa
yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah
sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia,
yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Tugas dari imamat rajani adalah untuk memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia. Berarti, memikul salib setiap hari.
Yesus adalah Raja tetapi Ia harus disalibkan untuk
memberi kesaksian tentang kebenaran, sementara darah yang mengalir dari
luka-luka Yesus itu menunjuk kepada getah damar atau getah mur.
Getah mur adalah salah satu campuran rempah-rempah yang
digiling halus untuk dijadikan ukupan wangi-wangian. Saudaraku getah mur itu
rasanya pahit tetapi memiliki bau harum yang kuat, artinya; sengsara salib
rasanya pahit tetapi berkuasa untuk menghentikan dosa, sehingga menjadi bau
harum.
Tadi kita sudah melihat tentang pembantaian sehingga
kita menikmati roti tanpa ragi, berbicara tentang kemurnian dan kebenaran.
Sekarang kita akan melihat ...
Tentang: PENGGUNTINGAN
BULU DOMBA
Yesaya 1:18
(1:18) Marilah, baiklah kita
beperkara! -- firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan
menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan
menjadi putih seperti bulu domba.
Kalau kita lihat bulu
domba disini menyangkut pengampunan
dosa, berarti bulu domba -> kasih Allah.
Kolose 3:12-13
(3:12) Karena itu, sebagai
orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas
kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. (3:13) Sabarlah kamu seorang terhadap
yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh
dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu
perbuat jugalah demikian.
Manusia baru adalah orang pilihan yang dikuduskan dan
dikasihi-Nya dalam tanda,
mengenakan;
1.
Belas
kasihan.
2.
Kemurahan.
3.
Kerendahan
hati.
4.
Kelemahlembutan.
5.
Kesabaran.
Selanjutnya kesabaran disini tersambung langsung dengan
mengampuni orang yang dendam, orang yang berbuat salah. Jadi jelas
pengguntingan bulu menyangkut dengan pengampunan dosa.
Kolose 3:14
(3:14) Dan di atas semuanya itu:
kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Kasih berguna sebagai; pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Kolose 3:15
(3:15) Hendaklah damai sejahtera
Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil
menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
Jadi kesimpulannya; kita dipanggil untuk menjadi satu tubuh.
Kalau tidak ada kesatuan dari anggota tubuh yang
berbeda tidak akan pernah ada kesempurnaan, jadi kita dipanggil untuk menjadi
satu, itu sebabnya terjadi pengguntingan bulu domba, yang menyangkut dengan
pengampunan dosa. Berarti bulu domba itu -> kasih Allah yang berguna untuk
menutupi banyak dosa, sekaligus
mempersatukan,
dan menyempurnakan kehidupan kita, dan untuk itulah kita dipanggil, yaitu; menjadi satu tubuh.
1 Korintus 12:12
(12:12) Karena sama seperti
tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun
banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
Saudaraku sama seperti tubuh itu satu dan
anggota-anggotanya banyak demikian Kristus adalah satu, hanya satu pemimpin
yaitu Mesias.
Mesias artinya; yang diurapi ->
Kristus.
1 Korintus 12:13
(12:13) Sebab dalam satu Roh kita
semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang
merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari
satu Roh.
Kita semua telah dibaptis dan menjadi satu tubuh, selanjutnya kita diberi
minum dari satu Roh yang satu yang sama, sehingga kita sebagai anggota-anggota tubuh yang
berbeda-beda, saling
melengkapi.
Matius 23:10
(23:10) Janganlah pula kamu
disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
Hanya satu pemimpin yaitu Mesias, artinya; yang diurapi itulah Kristus sebagai kepala -> pemimpin.
Kalau pemimpin itu satu maka sekalipun anggota tubuh
banyak tetapi merupakan satu kesatuan, tapi kalau kehidupan seseorang sudah
dikuasi oleh roh
yang lain-lain maka ia tidak akan mengakui bahwa hanya satu pemimpin yaitu
Mesias. Justru di dalam anggota yang banyak itu tetap menjadi satu kesatuan
menandakan bahwa hanya satu pemimpin yaitu Mesias.
Mengambil
jalannya masing-masing, menuruti keinginan hati menunjukkan
bahwa ia belum menempatkan Kristus seagai kepala, yaitu Mesias.
Matius 2:4, 6, 11
(2:4) Maka dikumpulkannya semua
imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari
mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. (2:6)
Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di
antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit
seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." (2:11) Maka masuklah mereka ke dalam
rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah
Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan
persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Mesias yang dilahirkan pada zaman raja Herodes adalah
seorang pemimpin.
Tanda bahwa
Mesias adalah pemimpin, kepada-Nya orang-orang majus mempersembahkan tiga hal;
1.
Emas
-> kemurnian.
2.
Mur
-> kebenaran.
3.
Kemenyan
-> kasih.
Jadi tiga perkara tersebut ditemukan di dalam
Tabernakel, EMAS itu ada di dalam Ruangan Suci sampai akhirnya berada
di Ruangan
Maha
Suci.
Demikian juga MUR dan KEMENYAN adalah campuran rempah-rempah yang digiling
halus untuk dijadikan sebagai ukupan wangi-wangian itulah yang disebut dupa yang
berbau harum, seluruhnya ada di Ruangan
Suci,
sesuai dengan yang dilihat oleh Musa di dalam Tabernakel.
Ibrani 9:3-4
(9:3) Di belakang tirai yang
kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. (9:4) Di situ terdapat mezbah
pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut
dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi
manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan
perjanjian,
Tetapi pada akhirnya pembakaran ukupan dari emas ada di
dalam Ruangan
Maha
Suci
sesuai dengan apa yang dilihat oleh Rasul Paulus, tetapi bukan berarti bertentangan dengan
apa yang dilihat oleh Musa di dalam Tabernakel.
Sebab doa penyembahan dari orang-orang kudus itu
bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di hadirat Tuhan, jadi juga berada di
dalam Ruangan
Maha
Suci,
dari Ruangan
Suci
terus sampai kepada Ruangan
Maha
Suci,
baik emas maupun mur dan kemenyan. Itulah yang dipersembahkan oleh orang-orang majus,
saksi-saksi ilahi, sebab apa yang dipersembahkannya itu merupakan bersifat ilahi
bukan bersifat lahiriah, jadi
semua
yang di Ruangan
Suci
sudah sampai kepada Ruangan
Maha
Suci,
bersifat ilahi.
Kesimpulannya; tiga perkara tersebut akan mengangkat
kehidupan kita untuk berada di dalam kerajaan sorga, sama seperti tiga pribadi
yang sudah terangkat dari bumi yaitu; Henokh, Musa, dan Elia.
-
Emas
adalah gambaran dari kehidupan Henokh,
sebab dia bergaul dengan Allah
-> Kehidupan yang murni.
-
Mur
adalah gambaran dari kehidupan Musa
yang telah memimpin bangsa Israel melewati laut Teberau, -> pengalaman kematian dan
kebangkitan.
Kematian adalah rasa pahit, tetapi tiga
hari kemudian dibangkitkan menjadi bau harum yang sangat kuat sekali.
-
Kemenyan
adalah gambaran dari Elia, seorang
yang berkuasa mampu menurunkan api dari langit untuk membakar ukupan sehingga
asap dupa kemenyan naik di hadirat Tuhan.
Jadi saudaraku, roti tanpa ragi berbicara tentang KEMURNIAN
dan KEBENARAN, sedangkan pengguntingan bulu itu menyangkut pengampunan dosa
berarti bulu domba menunjuk KASIH ALLAH.
Tiga perkara ini bersifat ilahi tidak ada kaitannya
lagi dengan daging, sehingga dengan mudahnya mereka terangkat ke sorga.
Biarlah lewat
natal
ini kita mempersembahkan
tiga perkara tersebut, menjadi
saksi ilahi di bumi.
Yang
sudah melayani Tuhan jangan lagi berbau daging, jangan kembali ke tabiat lama
harus betul-betul menjadi saksi ilahi, itulah pengalaman kematian.
Tetapi ingat kalau kita satu dalam pengalaman kematian
kita juga akan satu di dalam kebangkitannya, kita sudah lihat pengalaman
kematian itu unik, tidak terselami, sakit, tetapi hasilnya tidak bisa diselami
akal pikiran manusia daging.
Biarlah kiranya firman Allah tertanam di dalam hati kita, supaya kita hidup di dalam kasih
karunia, selanjutnya bagian Apolos menyiram sebab dia fasih soal baptisan
Yohanes, tapi baik Paulus maupun Apolos adalah hamba-hamba Tuhan yang rendah
hati karena betul-betul mereka mengakui hanya satu pemimpin yaitu Mesias,
dengan bekerja keras mereka membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias kepada
orang-orang Yahudi baik di Efesus, baik di Korintus, baik di Antokhia dan
Ikonium, mereka berusaha untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias, hanya
satu pemimpin yaitu Mesias. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang rendah hati,
baik Paulus maupun Apolos saling melengkapi, inilah kesatuan tubuh yang berbeda
tapi saling melengkapi.
Kita semua sudah disiram air, dibaptis menjadi satu,
selanjutnya diberi minum dari roh yang satu dan sama, kalau rohnya berbeda-beda
pasti saling sikut, tetapi karena kita melayani Tuhan sumbernya dari roh yang
satu dan yang sama otomatis saling melengkapi satu dengan yang lain, tidak
tumpang tindih, tidak cross, tidak
sikut menyikut, tidak saling mengambil jalannya masing-masing.
Jika ingin menjadi saksi ilahi, pembuktian itu betul-betul
berasal dari hati kita, karena firman Allah sudah tertanam di dalam hati,
kemudian bagian Apolos untuk menyiram supaya selanjutnya bagian Tuhan adalah
memberi pertumbuhan, karena kita adalah ladang Allah dan bangunan Allah.
Kesimpulannya ...
Matius 21:32
(21:32) Sebab Yohanes datang
untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya
kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal
percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak
menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya."
Jadi Yohanes pembaptis datang untuk menunjukkan jalan kebenaran bagi kita.
Jangan sampai sama seperti kehidupan orang-orang Yahudi
keras kepala, tidak percaya dengan baptisan Yohanes. Tetapi sekalipun yang dahulu
kita bagaikan pemungut cukai terikat dengan uang, kikir, susah dalam hal
berkorban, mungkin juga kita digambarkan seperti perempuan sundal dahulu
dikuasai oleh roh najis, tetapi kalau kita menerima baptisan Yohanes, kita
terima ajaran ini dengan lemah lembut, dan membuka hati selebar-lebarnya untuk
ajaran ini, maka kita akan betul-betul menemukan jalan kebenaran.
Sebab Yohanes pembaptis datang untuk membuka jalan bagi
Dia sampai akhirnya kita menemukan jalan kebenaran, percaya, bertobat, lalu
masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan.
Matius 21:24-25
(21:24)
Jawab
Yesus kepada mereka: "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu
dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu
dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. (21:25) Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari
manusia?" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata:
"Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau
begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya?
Setelah
kita menerima baptisan Yohanes, sampai akhirnya kita mengenal kuasa Tuhan,
kuasa ilahi.
Memang pada Injil
Matius 21:18-22; itu berbicara tentang Yesus mengutuk pohon ara karena
tidak berbuah sehingga dikutuk sampai kering ke akar-akarnya, kemudian sebelum
mengutuk pohon ara di Matius 21:12-17;
Yesus mengadakan penyucian terhadap bait Allah termasuk penjual-penjual,
pedagang-pedagang yang ada di bait Allah, semua diusir, lalu timbul suatu
pertanyaan; dengan kuasa apa Engkau
melakukan itu semua?
Kuasa penyucian nyata di dalam kehidupan kita sebab
kita bait Allah dan kehidupan kita terlepas dari kutuk dan kerohanian yang
kering-kering, itu adalah karena kita sudah mengalami kuasa penyucian, kuasa
pertolongan dari Tuhan, karena sudah menemukan jalan kebenaran lewat baptisan
air. Itu kuasa Tuhan kuasa ilahi sehingga kehidupan kita tetap berbuah-buah dan
tidak mengalami kekeringan rohani dan terus mengalami penyucian karena kita
bait Allah.
Kenapa tidak terjadi kekejian di dalam bait Allah?
Kenapa kerohanian tidak menjadi kering-kering? Itulah kuasa ilahi, dari mana
asalnya kuasa ilahi? Karena kita sudah menerima ajaran baptisan Yohanes, dia
menunjukkan jalan kepada kebenaran itu. Yesus adalah kebenaran berkuasa untuk
mengadakan penyucian terhadap dosa.
Saudaraku di siang ini kita harus bersyukur kepada
Tuhan karena Tuhan baik senantiasa kepada kehidupan kita masing-masing, yang
mau menerima firman Allah dengan baptisan Yohanes sebagai jalan yang
ditunjukkan oleh Tuhan kepada Apolos.
Matius 21:26-27
(21:26) Tetapi jikalau kita
katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang
menganggap Yohanes ini nabi." (21:27)
Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Dan Yesus pun
berkata kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu
dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."
Kesimpulannya di ayat
26 dan ayat 27 ini; orang-orang
Yahudi tidak mengenal kuasa Tuhan karena mereka betul-betul tidak mengakui
baptisan Yohanes.
Kita menerima ajaran tentang baptisan Yohanes karena
Apolos menyiram.
Perhatikan natal malam ini kita mempersembahkan tiga
perkara sehingga kita semua menjadi saksi-saksi ilahi, persembahkan EMAS, MUR (getah damar), juga mempersembahkan KEMENYAN,
roti tidak beragi itulah kemurnian kebenaran, kemudian terjadi pengguntingan
bulu domba, menyangkut pengampunan dosa, berarti bulu domba menunjukkan kasih
yang berkuasa mengampuni dosa.Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment