IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 03 NOVEMBER 2022
KITAB MALEAKHI
PASAL 1
(Seri: 13)
Subtema: RUMAH TUHAN YANG
DAHSYAT
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada
TUHAN; Dia yang telah melayakkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Dan
saya tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN di Bandung dan di Malaysia, bahkan
umat ketebusan TUHAN yang senantiasa setia dan tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming video internet Youtube,
Facebook. Dan di akhir dari pemberitaan Firman, saudara juga nanti bisa mempersiapkan
tubuh dan darah Yesus, bersama-sama kita masuk dalam perjamuan suci.
Kita
berdoa, supaya Firman malam ini dibukakan rahasianya, dan selanjutnya meneguhkan
setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi, dan juga diteguhkan oleh tubuh dan
darah Yesus lewat perjamuan suci.
Secepatnya
kita sambut STUDY MALEAKHI sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman
Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Kita
masih berada pada Maleakhi 1, dengan
perikop: “TUHAN mengasihi Israel”
Maleakhi 1:2-3
(1:2) "Aku mengasihi kamu," firman
TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi
kami?" "Bukankah Esau itu kakak Yakub?" demikianlah
firman TUHAN. "Namun Aku mengasihi Yakub, (1:3) tetapi membenci Esau. Sebab itu Aku membuat
pegunungannya menjadi sunyi sepi dan tanah pusakanya Kujadikan padang
gurun."
Sesungguhnya,
TUHAN Allah mengasihi Israel. Kasih TUHAN itu disampaikan dengan jelas oleh
nabi Maleakhi.
Akan tetapi,
terhadap kasih TUHAN itu, Israel ragu dan tidak yakin, sehingga dalam keadaan
ragu dan tidak yakin, Israel berkata: Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi
kami?
Namun
sekalipun demikian; kasih TUHAN tidak pudar, kasih TUHAN tidak berkesudahan, sebab
kasih TUHAN besar dan istimewa terhadap Israel. Mereka adalah umat pilihan
TUHAN, itu sebabnya mereka mempunyai tepat secara khusus di hati TUHAN.
Jadi,
kasih TUHAN istimewa bagi Israel dan kehidupan kita mempunyai tempat secara
khusus di hati TUHAN.
Hal
itu juga dinyatakan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, dalam Roma 11.
Roma 11:28-29
(11:28) Mengenai Injil mereka adalah seteru Allah
oleh karena kamu, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah
oleh karena nenek moyang. (11:29)
Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.
Mengenai Injil, Israel adalah seteru
Allah. Namun hal itu terjadi, karena TUHAN juga memperhatikan bangsa
kafir. Oleh karena kekerasan hati bangsa Israel, akhirnya Firman itu dibawa
sampai kepada bangsa kafir, yang bukan Israel.
Akan tetapi,
mengenai pilihan TUHAN, Israel
adalah kekasih Allah; oleh karena nenek moyang mereka, itulah Abraham,
Ishak, Yakub menurunkan 12 (dua belas) keturunan yang menjadi cikal bakal dari
nenek moyang bangsa Israel.
Intinya: Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya terhadap umat Israel.
Sekarang, kita
akan memperhatikan Roma 11, dengan
perikop: “Sisa Israel”
Roma 11:1-4
(11:1) Maka aku bertanya: Adakah Allah mungkin telah menolak
umat-Nya? Sekali-kali tidak! Karena aku sendiri pun orang Israel,
dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin. (11:2) Allah tidak menolak umat-Nya yang dipilih-Nya.
Ataukah kamu tidak tahu, apa yang dikatakan Kitab Suci tentang Elia, waktu ia mengadukan
Israel kepada Allah: (11:3)
"Tuhan, nabi-nabi-Mu telah mereka bunuh, mezbah-mezbah-Mu
telah mereka runtuhkan; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka
ingin mencabut nyawaku." (11:4)
Tetapi bagaimanakah firman Allah kepadanya? "Aku masih meninggalkan
tujuh ribu orang bagi-Ku, yang tidak pernah sujud menyembah Baal."
Allah tidak
mungkin menolak umat pilihan-Nya.
Sekalipun Elia
mengadukan Israel dan kejahatan-kejahatan yang diperbuat oleh Israel, antara
lain:
1.
membunuh
nabi-nabi TUHAN,
2.
meruntuhkan
mezbah-mezbah TUHAN, sehingga tidak lagi datang beribadah kepada TUHAN, kecuali
kepada Baal.
Akan tetapi TUHAN menjawab Elia: Aku masih meninggalkan tujuh ribu orang bagi-Ku, yang tidak pernah sujud menyembah Baal.
Artinya jelas
sekali: Seperti apapun model keberadaan dari umat pilihan, TUHAN tetap akui
pilihan-Nya terhadap Israel. TUHAN tidak pernah menyesali panggilan dan kasih
karunia-Nya yang ditujukan kepada umat Israel.
Oleh karena
keberadaan dari 7000 (tujuh ribu) yang tersisa ini, maka TUHAN tidak pernah
menyesal terhadap panggilan dan kasih karunia-Nya yang ditujukan kepada Israel.
Kitalah yang
tersisa, yang tertinggal di dalam rumah TUHAN ini, berada di atas gunung Sion,
rumah Allah Yakub, sehingga dengan demikian, TUHAN tidak pernah menyesali atas
panggilan dan pilihan-Nya kepada saya dan saudara, karena masih ada yang
tersisa, kita mau tertinggal di atas gunung Sion.
Mungkin kita
belum sempurna, masih ditandai dengan banyaknya kelemahan, masih banyak
ditandai dengan cacat cela di sana dan di sini, tetapi manakala kita ada
tinggal di atas gunung Sion, kitalah yang tersisa bagaikan 7000 (tujuh ribu) nabi;
maka atas panggilan dan pilihan TUHAN, TUHAN tidak pernah menyesali kita.
Bersyukurlah,
kita dipilih karena kasih karunia TUHAN
Roma 11:5-6
(11:5) Demikian juga pada waktu ini ada tinggal suatu
sisa, menurut pilihan kasih karunia. (11:6) Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia,
maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka
kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia.
Singkat kata: 7000
(tujuh ribu) orang nabi adalah suatu sisa menurut pilihan kasih karunia.
Itu sebabnya di
atas tadi dikatakan: Selama kita masih tinggal di atas gunung Sion, maka
panggilan dan pilihan TUHAN atas kita tidak pernah disesali oleh TUHAN. Sekalipun
masih ditandai dengan kelemahan, ditandai dengan cacat cela di sana sini, namun
TUHAN tidak menyesalin panggilan dan pilihan-Nya terhadap kita.
Yang beribadah,
biarlah tetap beribadah. Yang melayani, biarlah itu dipertahankan; bawalah
piala berisi anggur, itulah darah salib, untuk melayani Raja di atas segala
raja.
Jadi, TUHAN
tidak pernah menyesali panggilan dan pilihan-Nya terhadap umat Israel. Sebagaimana
dengan kedua anak Ribka; sesungguhnya Esau adalah kakak Yakub, namun kenyataannya,
TUHAN mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.
Roma 9:13-14
(9:13) seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub,
tetapi membenci Esau." (9:14)
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil?
Mustahil!
Alkitab berkata:
TUHAN mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.
Jika demikian, apa yang hendak kita katakan? Sudah
ditandai dengan kelemahan, tetapi TUHAN tidak pernah menyesali panggilan dan pilihannya
terhadap umat Israel, apa yang hendak
kita katakan? Apakah kita akan berkata: Allah
itu tidak adil? Mustahil! Sebab Allah itu adil.
Roma 9:15-16
(9:15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan
menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas
kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah
hati." (9:16) Jadi hal itu tidak
tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi
kepada kemurahan hati Allah.
Kemurahan hati
TUHAN sekali-kali bukan tergantung kepada kehendak orang, bukan tergantung kepada
hasil usaha seseorang, tetapi TUHAN berkemurahan kepada siapa Ia mau menaruh
belas kasihan. Ia berkemurahan kepada
siapa Ia mau berkemurahan; Ia menaruh belas kasih kepada siapa Ia mau menaruh
belas kasih.
Jadi, semata-mata
bukan karena kehendak manusia; belas kasih TUHAN bukan karena kehendak manusia,
panggilan dan pilihan TUHAN terhadap umat Israel bukan karena kehendak mereka, tetapi
karena belas kasih TUHAN, karena masih ada yang tersisa. Siapa yang tersisa? Itulah 7000 (tujuh ribu) nabi; mereka murni, tidak
pernah menyembah Baal.
Roma 9:12
(9:12) dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua
akan menjadi hamba anak yang muda,"
Kepada Ribka,
TUHAN berkata: Anak yang tua (Esau) akan
menjadi hamba anak yang muda (Yakub).
Inilah alasan
kuat sehingga TUHAN mengasihi Yakub.
Yakub berganti
nama menjadi Israel. Kalau Yakub tidak berganti nama, maka bangsa kafir tidak
mendapat kemurahan. Dan kita semua adalah Israel secara rohani, walaupun bukan
bernama Yakub.
Kejadian 25:23
(25:23) Firman TUHAN kepadanya: "Dua bangsa ada
dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku
bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang
tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda."
Firman TUHAN
kepada Ribka: Dua bangsa ada dalam kandunganmu, yakni:
-
Suku
bangsa yang satu (Yakub) akan lebih kuat dari yang lain (Esau).
-
Anak
yang tua (Esau) akan menjadi hamba kepada anak yang muda (Yakub).
Jadi, Kejadian 25:23 = Roma 9:12. Inilah yang menjadi cikal bakal sehingga benar-benar
TUHAN mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.
Kejadian
25:24-26
(25:24) Setelah genap harinya untuk bersalin, memang anak
kembar yang di dalam kandungannya. (25:25)
Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah
berbulu; sebab itu ia dinamai Esau. (25:26) Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit
Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun
pada waktu mereka lahir.
Ribka memang
mengandung anak kembar (dua anak laki-laki) dan melahirkannya.
Anak yang
pertama adalah ESAU.
Tanda lahirnya:
Warnanya merah, lalu seluruh tubuhnya
seperti jubah berbulu.
Dari tanda
lahirnya ini, Esau benar-benar adalah anak sulung. Secara lahiriah, kita datang
menghadap Allah, tetapi hidup rohani juga harus kita persembahkan kepada TUHAN.
Jangan kita
hanya datang dalam tanda lahiriah, jangan kita datang beribadah dengan
menjalankan ibadah Taurat. Secara lahiriah kita memang harus datang kepada
TUHAN lewat pertemuan-pertemuan ibadah, tetapi manusia batin, manusia dalam, manusia
rohani harus turut dipersebahkan di atas mezbahnya TUHAN Yesus.
Anak yang kedua
adalah YAKUB.
Tanda lahirnya:
Seluruh tubuhnya klimis -- dengan
lain kata; tidak membawa apa-apa --, namun yang menjadi kelebihan Yakub adalah Yakub memegang tumit Esau. Itulah
sebabnya anak kedua dinamai Yakub.
Itu berarti:
Namanya sesuai dengan perbuatannya atau tabiatnya. Sebab tangan → Tabiat atau perbuatan
hidup.
Biarlah kiranya kita tetap memegang tumit Yesus; 2000 (dua ribu) tahun yang lalu, Yesus meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya. Jadi, tumit yang berkemenangan memberi kemenangan kepada kita sekaliannya; itulah yang menjadikan kita sebagai anak sulung.
Mungkin kita
lahir dengan tidak membawa apa-apa, tetapi ingat; kita juga kembali kepada
TUHAN dengan tidak membawa apa-apa. Tetapi yang terpenting adalah kita memegang
tumit Yesus yang memberi kemenangan demi kemenangan kepada kita senantiasa.
Jangan
lepas tangan di tengah ibadah pelayanan dalam penggembalaan, tetapi pegang
tumit Yesus supaya kita berkemenangan.
1 Timotius 6:6-8
(6:6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup,
memberi keuntungan besar. (6:7)
Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak
dapat membawa apa-apa ke luar. (6:8)
Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
Ibadah kalau
disertai rasa cukup memberi keuntungan besar.
Kalau tidak
disertai rasa cukup, ya tidak ada
keuntungannya. Biar sudah banyak uang, namun jika tidak ada rasa cukup, maka
tidak ada keuntungannya. Orang kaya yang tidak memiliki rasa cukup, sekalipun
dia datang beribadah, namun ibadah itu bukan suatu keuntungan bagi dia.
Kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan
kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar; entah kembali ke sorga atau
ditempatkan di neraka, kita tetap tidak membawa apa-apa.
Jadi, yang
terpenting; asal ada makanan dan pakaian, itu lebih dari cukup. Dan itu sudah
mencukupkan saya dan saudara.
Berbeda dengan
orang yang sudah memiliki harta, kekayaan, uang banyak, ada tabungan, tetapi
ibadah tidak disertai rasa cukup, pasti merasa kekurangan terus; itu sebabnya,
orang semacam ini tidak peduli dengan ibadah.
Kembali saya
sampaikan: Asal ada makanan dan pakaian,
cukuplah.
Makanan dan pakaian
→ Korban sehari-hari.
Tentang: Makanan
= Korban Santapan → Pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, berarti;
tidak ditambahkan, tidak dikurangkan.
Ditambahkan,
artinya: Menyampaikan satu atau dua ayat Firman ditambah cerita isapan jempol,
dongeng nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong manusia,
ditambah lagi guyon-guyon supaya menarik.
Dikurangkan,
artinya: Pengajaran Salib diganti dengan 2 (dua) hal:
1.
Diganti
dengan tanda-tanda heran, maksudnya; di tengah ibadah sibuk hanya dengan mujizat-mujizat,
tetapi salib terabaikan / tersisihkan (diinjak-injak).
2.
Diganti
dengan teori kemakmuran, berbicara soal berkat keberkatan, berhasil
keberhasilan.
Tetapi kalau itu
diterapkan di tengah ibadah pelayanan dalam sebuah penggembalaan, sebuah
peribadatan, itu yang disebut ibadah fasik, ibadah kesombongan. Harta tanpa
TUHAN, maka seseorang menjadi sombong, fasik.
Tentang: Pakaian = Korban sembelihan → Ibadah yang disertai dengan korban, disebut juga dengan ibadah kasih, bukan ibadah fasik.
Pakaian
→ kasih. Kasih itu menutupi banyak sekali dosa. Begitu Hawa dan Adam jatuh
dalam dosa, mereka telanjang. Rupanya, Adam dan Hawa berupaya untuk menutupi
ketelanjangan dengan memakai cawat dari daun pohon ara. Tetapi ingat; cepat
lambat, daun pohon ara akan kering dan lama-lama akan rapuh, sehingga
kembalilah terlihat kentelajangan. Oleh karenanya, Allah menyembelih seekor
binatang dan dikuliti; dan kulit itulah dijadikan sebagai pakaian untuk
menutupi ketelanjangan dari pada Adam dan Hawa. Itulah pakaian kasih.
Ibadah
yang disertai korban, itulah ibadah kasih, menutupi banyak sekali banyak sekali
dosa.
Maka,
ibadah itu kalau disertai rasa cukup memberi keuntungan besar; oleh sebab itu, asal
ada makanan dan pakaian, cukuplah. Yang terpenting adalah korban sehari-hari,
itulah korban santapan dan korban sembelihan (ibadah kasih).
Perlu untuk
diketahui: Kita tidak membawa sesuatu apa
ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
Persis seperti Yakub;
tanda lahirnya "klimis", tetapi yang terpenting adalah tangannya
memegang tumit Esau.
Lahir tidak membawa apa, tetapi kembali kepada Sang Khalik tidak membawa apa-apa, persis seperti Yakub yang lahir dengan klimis, tetapi yang terpenting adalah tangan selalu memegang tumit TUHAN Yesus, yang memberi kemenangan bagi kita.
Lahir tidak membawa apa, tetapi kembali kepada Sang Khalik tidak membawa apa-apa, persis seperti Yakub yang lahir dengan klimis, tetapi yang terpenting adalah tangan selalu memegang tumit TUHAN Yesus, yang memberi kemenangan bagi kita.
Berbahagialah
umat pilihan TUHAN; saya dan saudara dipilih oleh TUHAN karena kasih karunia TUHAN,
dan TUHAN tidak menyesal terhadap kasih karunia-Nya. Asal kita tetap menjadi suatu
kehidupan yang tersisa bagaikan 7000 (tujuh ribu) nabi yang disembunyikan, yang
ada di gunung Sion, maka TUHAN tidak akan menyesal menjadikan kita sebagai umat
pilihan TUHAN.
1 Timotius 6:17
(6:17) Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini
agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu
yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang
dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.
Jangan kita
menjadi tinggi hati alias sombong. Hidup bergelimangan harta tetapi tanpa
TUHAN, pasti kehidupan semacam ini tinggi hati alias sombong.
Oleh sebab itu,
jangan kita berharap kepada sesuatu yang tidak tentu, yakni sesuatu yang tidak
memberi jaminan keselamatan kekal, itulah harta, kekayaan, dan uang yang
banyak.
Akan tetapi,
marilah kita berharap kepada Allah, sebab dalam kekayaan-Nya nanti Dia
memberikan segala sesuatu untuk dinikmati. Dia kaya, Dia limpah dalam kasih
karunia, sehingga kita juga kaya dalam perbuatan kebajikan; itu perlu
dinikmati. Berbuat baik itu harus dinikmati, sebab itu adalah harta karena
kekayaan kasih karunia TUHAN.
Pendeknya: Seseorang bisa saja tinggi hati alias sombong bila berharap (bergantung) kepada harta, kekayaan, uang yang banyak, dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, jangan
berharap kepada sesuatu yang tidak tentu, sesuatu yang tidak memberi jaminan
keselamatan kekal, tetapi berharaplah kepada kekayaan kasih karunia TUHAN,
sehingga kita kaya dalam berbagai kebajikan dan kaya dalam berbuat baik; dan
itu harus dinikmati, sehingga dengan demikian; kita mengumpulkan harta di
sorga.
Itulah
garis besar tentang “tanda lahir” antara Esau dan Yakub.
Sekarang, kita
akan melihat: SAAT KEDUANYA TUMBUH BESAR.
Kejadian
25:27-28
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau
menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di
padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka
tinggal di kemah. (25:28) Ishak
sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih
kepada Yakub.
Saat keduanya
tumbuh besar, terlihatlah dengan jelas:
ESAU menjadi seorang yang pandai
berburu daging. Maka tentu saja, hari-harinya dihabiskan dengan sibuk
hanya untuk berburu daging.
Kemudian, Esau adalah seorang yang suka tinggal di padang. Padang → dunia.
Dalam 1 Yohanes 2:15, Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau
orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Kalau seseorang mengasihi dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya,
maka sudah dapat dipastikan bahwa di dalam diri orang itu tidak ada kasih
Allah.
Dalam 1 Yohanes 2:16, Segala sesuatu yang ada
di dalam dunia ialah keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup; dan
ketiganya bukanlah berasal dari Bapa di sorga, melainkan berasal dari dunia. Sedangkan
dalam 1 Yohanes 5:19, dunia ini berada
di bawah kuasa si jahat.
Dalam 1 Yohanes 2:17, dunia ini sedang lenyap
dengan keinginannya, itulah kehidupan Esau. Sebaliknya, orang yang melakukan
kehendak Allah Bapa, seperti Yakub memegang tumit Esau, tetap hidup
selama-lamanya.
Sedangkan YAKUB adalah seorang yang tenang.
Kata
"tenang" bukan menunjuk kepada si pemalas yang tanpa aktivitas.
Akan tetapi,
kata "tenang" di sini menunjuk puncak ibadah, yakni doa penyembahan.
Sebagaimana di dalam
Wahyu 8:1, Sunyi senyaplah di
sorga kira-kira setengah jam lamanya.
Sunyi senyap → Suatu ketenangan, dengan tingkat ketenangan yang sangat
tinggi, disertai dengan rasa damai yang sungguh heran; itu doa penyembahan.
Kalau sudah
lama-lama jauh dari kebenaran Firman, maka lama-lama kita gerah mendengar
Firman. Oleh sebab itu, tetap pegang tumit Yesus. Kalau kita jauh dari rumah
TUHAN, lama-lama bosan mendengarkan Firman, bahkan bosan melihat yang
menyampaikan Firman. Dan yang ditakutkan, bisa nanti mengelus-elus daging, lalu
mempengaruhi daging yang lain. Tetapi saya berharap, janganlah itu ada terjadi
di tempat ini.
Yakub itu bukan
si pemalas. Setiap hari ia biasa menggembalakan kambing domba ayahnya, Ishak.
Jadi, kata
“tenang” → Puncak ibadah, itulah doa penyembahan.
Soal “tenang”
ini, kita pelajari dalam Yesaya 30.
Yesaya 30:15
(30:15) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus,
Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan,
dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."
Tetapi kamu enggan,
Dengan bertobat
dan tinggal diam, kamu akan diselamatkan.
Berarti, kita
diselamatkan oleh kasih Allah, yakni darah salib di Golgota.
Bila dikaitkan
dengan pola Tabernakel, terkena pada Mezbah Korban Bakaran → Pertobatan.
-
Mezbah
adalah Salib.
-
Sedangkan
korban yang dipersembahkan di atas mezbah adalah pribadi Yesus yang
dikorbankan.
Jadi, jelas
sekali; kita diselamatkan oleh kasih Allah, yakni darah salib Kristus.
Dalam tinggal
tenang dan percaya, terletak kekuatanmu
Berarti,
kekuatan kita untuk menghadapi segala pergumulan dan menghadapi segala pencobaan-pencobaan
terletak pada doa penyembahan.
Tenang → Puncak
ibadah, itulah Doa Penyembahan. Itu kekuatan kita untuk menghadapi segala
pergumulan, menghadapi segala pencobaan-pencobaan yang terjadi di atas muka
bumi ini. Kuda-kuda kita, kekuatan kita adalah lutut, itulah doa penyembahan.
Mari
sejenak kita melihat Wahyu 8, dengan
perikop: “Meterai yang ketujuh”
Wahyu 8:1
(8:1) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang
ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.
Sunyi senyap →
Suatu ketenangan yang memberi rasa damai sejahtera yang sangat tinggi sekali,
lewat doa penyembahan.
Siapa yang mengalaminya? Yang bisa merasakan hanyalah mereka yang hidup dalam doa penyembahan saja.
Siapa yang mengalaminya? Yang bisa merasakan hanyalah mereka yang hidup dalam doa penyembahan saja.
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia
pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan
banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang
kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa
orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Puncak ibadah
adalah doa penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan naik ke hadirat TUHAN
menembusi takhta Allah.
Tugas Imam Besar
adalah memimpin ibadah-ibadah di bumi sampai kepada puncak ibadah, itulah doa
penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan yang naik ke hadapan Allah, menembusi
takhta Allah; itu yang melarikan kita dari bumi, melepaskan kita dari
kebinasaan kungkungan dosa.
Biarlah kiranya selama kita ada di bumi ini, kita beribadah kepada TUHAN, beribadah sampai kepada tingkat tertinggi, berada pada puncak ibadah, itulah doa penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan yang naik ke hadapan Allah, menembusi takhta Allah. Itulah tugas dari Imam Besar; memimpin ibadah-ibadah di bumi sampai kepada puncaknya. Biarlah itu nyata dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Wahyu 8:5
(8:5) Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu,
mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah
bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.
Tadi di sorga
ada suatu penyembahan, sunyi senyaplah di sorga; suatu ketenangan yang
sangat tinggi, disertai dengan rasa damai.
Tetapi di bumi,
ada ledakan, ada kekacauan yang disertai dengan halilintar dan gempa bumi.
-
Halilintar
= Keributan-keributan yang bisa membuat bising kedua telinga. Coba saja saudara
perhatikan sekarang ini; dengan adanya keributan, membuat telinga ini bising
setiap hari. Baik lewat media sosial Youtube, Facebook, maupun lewat media
televisi, bising telinga karena keributan yang ada.
-
Gempa
bumi = Goncangan-goncangan terjadi menggoncang segala perkara, baik menggoncang
pemerintahan satu negara, menggoncang politik, ekonomi juga digoncang, sampai nikah-nikah
juga digoncang. Goncangan itu sekarang dapat kita rasakan, dan kita sudah
melihat secara kasat mata; jangan diabaikan, sebab itu adalah tanda zaman. Oleh
sebab itu, marilah kita menghitung hari-hari ini.
Dengan demikian,
terlihatlah dengan jelas 2 (dua) keadaan yang berbeda:
-
Di sorga ada suatu
ketenangan yang sangat tinggi, juga memberi kedamaian yang dahsyat. Siapa yang
mengalaminya? Yaitu mereka yang hidup dalam doa penyembahan.
-
Di bumi, suatu kali
akan terjadi kekacauan, keributan-keributan, sehingga telinga menjadi bising, kemudian
terjadi suatu gempa bumi yang menggoncang segala perkara, yaitu menggoncang
pemerintahan, ekonomi, dan menggoncang nikah-nikah di dunia ini.
Jadi, apabila kita sudah berada pada puncak ibadah, yaitu doa penyembahan, maka kita akan mengalami suatu ketenangan yang sangat tinggi di tengah-tengah goncangan yang terjadi di bumi, tepatnya pada saat antikris menjadi raja atas seantero dunia ini selama 3.5 (tiga setengah) tahun.
Biarlah roh
Yakub ini meliputi kehidupan gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini; menjadi
suatu kehidupan yang tenang.
Kita
perhatikan Yesaya 33, dengan perikop: “TUHAN
adalah penolong dan raja di Sion”
Yesaya 33:1
(33:1) Celakalah engkau, hai perusak yang tidak
dirusak sendiri, dan engkau, hai penggarong yang tidak digarong sendiri!
Apabila engkau selesai merusak, engkau sendiri akan dirusak;
apabila engkau habis menggarong, engkau sendiri akan digarong.
Pekerjaan dari
antikris: Merusak dan menggarong.
-
Menggarong = Merampok, merampas, menjarah
harta orang lain.
Ayat
referensi: Daniel 8:11, Antikris merampas
korban sehari-hari, itulah korban sembelihan dan korban santapan; itulah
pekerjaan antikris.
-
Merusak, berarti; yang baik, yang benar, yang
suci, yang indah dirusak oleh antikris.
Ayat
referensi: Daniel 8:12, Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari,
kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil.
Itulah pekerjaan Setan Tri Tunggal; antikris, naga dan nabi-nabi palsu, yaitu
merusak yang benar, yang baik dan yang suci dari Kerajaan Sorga.
Akan tetapi,
-
setelah
merusak, ia sendiri dirusak,
-
setelah
ia menggarong, ia sendiri digarong,
dengan lain
kata; dibinasakan oleh hembusan nafas mulut Allah, dimusnahkan seperti binatang,
karena mereka tidak berakal budi sama seperti binatang.
Jadi sudah sangat
jelas: Kalau pencobaan memuncak, tepatnya saat antikris menjadi raja, maka penyembahan
dan ibadah kita harus memuncak sampai doa penyembahan, karena antikris disebut
penggarong dan perusak.
Siapa yang tahan
menghadapi penggarong dan perusak? Maka,
mau tidak mau, ibadah kita harus sampai kepada doa penyembahan, supaya kita berada
pada suatu tingkat ketenangan yang sangat tinggi, rasa damai yang begitu heran,
di tengah-tengah dunia digoncang oleh antikris.
Jangan abaikan
hal ini. Jangan takut bilaman tidak ada uang, tetapi takutlah kalau kita
kehilangan kasih. Jangan terlalu pendek cara berpikir.
Kadang-kadang,
sudah memiliki titel sarjana, baik
itu S1, S2, S3, tetapi yang baik, yang mulia dari sorga justru diabaikan. Jadi,
sedih sekali rasanya, apalagi hati TUHAN pasti pilu.
Yesaya 33:2
(33:2) TUHAN, kasihanilah kami, Engkau kami
nanti-nantikan! Lindungilah kami setiap pagi dengan tangan-Mu, ya, selamatkanlah
kami di waktu kesesakan!
Pada saat
antikris menjadi raja atas dunia ini, itu adalah masa atau puncak kesesakan yang
dahsyat
maka, mau tidak mau, kita harus berada pada tingkat ibadah tertinggi, puncak ibadah, itulah doa penyembahan.
maka, mau tidak mau, kita harus berada pada tingkat ibadah tertinggi, puncak ibadah, itulah doa penyembahan.
Sebagaimana dari
pernyataan Yesaya ini:
-
Kasihanilah kami.
-
Kemudian,
Yesaya berkata: Engkau kami
nanti-nantikan!
-
Kemudian,
lanjut lagi berkata: Lindungilah kami
setiap pagi dengan tangan-Mu. Setiap pagi, berarti; setiap berada pada hari
yang baru.
-
Kemudian:
Selamatkanlah kami di waktu kesesakan,
tepatnya pada saat antikris menjadi raja!
Siapa yang
memohon hal ini kepada TUHAN? Itulah mereka yang berada pada puncak ibadah, yaitu
doa penyembahan. Orang yang jauh dari TUHAN tidak butuh TUHAN, tidak mengerti
tentang keberadaan suatu ibadah.
Yesaya 33:3
(33:3) Waktu mendengar suara gemuruh ketika Engkau
bangkit, larilah bangsa-bangsa dan berceraiberailah suku-suku bangsa.
Pada akhirnya,
TUHAN bangkit dan tampil sebagai Pembela = Digarong
setelah menggarong, dirusak setelah merusak. Ayat referensi: 2 Tesalonika 2:9-10, Daniel 11:27.
Yesaya 33:5-6
(33:5) TUHAN tinggi luhur, sebab Ia tinggal di tempat
tinggi; Ia membuat Sion penuh keadilan dan kebenaran. (33:6) Masa keamanan akan tiba bagimu; kekayaan
yang menyelamatkan ialah hikmat dan pengetahuan; takut
akan TUHAN, itulah harta benda Sion.
Sion adalah
puncak kekudusan, puncak rohani. Wujudnya adalah doa penyembahan, yang memberi
ketenangan dan keamanan pada saat antikris menjadi raja.
- Kekayaan yang
menyelamatkan ialah hikmat. Oleh sebab itu, mereka yang berada
pada puncak ibadah, sudah pasti memiliki kekayaan dan hikmat. Hikmat pengertian
akal budi kebijaksanaan menjadi bagian kita, tentu saja kalau kita mau
menghargai pembukaan rahasia Firman Allah. Jadi setiap kali kita Firman TUHAN
disampaikan, biarlah itu kita hargai, sehingga kita mempunyai pengertian, mempunyai
akal budi, mempunyai hikmat dan bijaksana, itulah kekayaan kita.
- Takut akan TUHAN
merupakan harta benda Sion. Takut akan TUHAN, berarti benci
kejahatan, antara lain; pertama-tama benci kepada kecongkakan, keangkuhan, benci
kepada dusta dan penipuan.
Jangan
kita menjadi bodoh, tetapi biarlah kita menjadi orang yang berhikmat, sebab hikmat
itu adalah kekayaan yang menyelamatkan. Sedangkan takut akan TUHAN adalah harta
benda Sion.
Demikianlah
kehidupan Yakub, seorang yang tenang. Tenang → Puncak ibadah, itulah doa
penyembahan, itulah yang menyelamatkan kita semua, itu adalah kekuatan kita.
Kekuatan kita untuk menghadapi masa kesesakan, puncak pencobaan, bukan dengan
harta, kekayaan, tetapi dengan doa penyembahan; itu adalah masa keamanan yang
akan kita terima nanti, bilamana antikris menjadi raja.
Kejadian 25:27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau
menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang,
tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di
kemah.
Yakub tidak
hanya tenang, juga Yakub adalah seorang yang suka tinggal di kemah.
Kemah, berarti; rumah
TUHAN, itulah kehidupan manusia (saya dan saudara).
1 Korintus 3:16
(3:16) Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait
Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
Hidup manusia
adalah Bait Allah, berarti; tempat Roh Allah berdiam.
Oleh sebab itu,
jangan menjadi hamba atas segala sesuatu yang ada di dunia ini, tetapi
jadikanlah hidup kita ini sebagai rumah TUHAN, tempat Roh Allah berdiam, dengan
lain kata; tempat Roh Allah beraktivitas.
Kita ada di
dalam rumah TUHAN dan kita ada di dalam kegiatan Roh Allah, yaitu beribadah dan
melayani.
Oleh sebab itu,
biarlah kiranya kita tinggal di dalam kemah, rumah TUHAN, sebagai tempat Roh
Allah berdiam, sebagai tempat aktivitas dari Roh Allah.
-
6
(enam) hari kita beraktivitas untuk diri sendiri.
-
1
(satu) hari, itulah hari ketujuh, hari perhentian bagi TUHAN.
Ingat
itu, jangan lupa; kuduskan hari Sabat.
1 Korintus 3:17
(3:17) Jika ada orang yang membinasakan bait Allah,
maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus
dan bait Allah itu ialah kamu.
Jika ada orang
membinasakan Bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Singkat kata: Bait
Allah tidak boleh dibinasakan, sebab Bait Allah itu kudus.
Hal ini harus
kita ingat dan sadari; Jangan
membinasakan Bait Allah, sebab Bait Allah itu kudus.
Mari kita
melihat: Orang yang membinasakan Bait Allah.
Wahyu 13:6
(13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah,
menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang
diam di sorga.
Antikris membuka
mulutnya untuk:
- Menghujat Allah,
yaitu Bapa.
- Menghujat
nama-Nya, yaitu Yesus, Anak Allah.
- Menghujat kemah
kediaman Allah, tempat Roh Allah berdiam.
Singkat kata: Rumah TUHAN dirusak oleh antikris. Sebab di sini kita melihat: Binatang pertama yang keluar dari dalam laut, itulah membuka mulutnya untuk menghujat kemah kediaman Allah, dengan lain kata; kemah kediaman Allah dirusak, karena pekerjaan dari antikris ini adalah menghujat Allah Tri Tunggal.
Dengan menghujat
kemah kediaman Allah, tempat Roh Allah berdiam, maka rumah TUHAN sudah dirusak
oleh antikris.
PROSES
TERJADINYA RUMAH TUHAN DIRUSAK:
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari
dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas
tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama
hujat.
Binatang pertama
yang keluar dari dalam laut → Antikris.
Lalu binatang
itu:
- Bertanduk 10
(sepuluh), di atas tanduk-tanduknya terdapat 10 (sepuluh) mahkota. Sebetulnya,
ini adalah akal-akalan Setan; seolah-olah tampil sebagai pemenang, padahal sebetulnya
itu adalah akal-akalan.
- Berkepala 7
(tujuh), dan pada kepala-kepalanya tertulis nama-nama hujat. Itu sebabnya,
binatang ini berani membuka mulut untuk menghujat Bapa di sorga, menghujat
Yesus Anak Allah, sampai akhirnya menghujat Roh Allah, itulah kemah kediaman-Nya,
bahkan aktivitas dari Roh Allah itu sendiri dirusak.
Kalau pada kepala-kepalanya tertulis nama-nama
hujat, berarti, pikiran mereka tidak tertuju kepada Allah dan tidak melekat
kepada Allah, berarti; dalam hati pikiran mereka …
- sama sekali
tidak ada nama Allah,
- sama sekali tidak
ada nama Yesus Anak Allah,
- tidak ada
pikiran untuk melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN (melakukan aktivitas Roh) di
dalam rumah TUHAN,
sebab yang
tertulis pada kepala mereka hanyalah nama-nama hujat.
Berbeda dengan 144.000
(seratus empat puluh empat ribu) orang yang berdiri di bukit Sion bersama-sama
dengan Anak Domba; di kepala mereka tertulis nama Bapa, nama Anak, dan kemah
kediaman-Nya tertulis di dahi mereka.
Tetapi
sebaliknya, pada 7 (tujuh) kepala binatang-binatang itu tertulis nama-nama
hujat untuk menghujat Allah Bapa, menghujat Yesus Anak Allah, dan menghujat
kemah aktivitas dari Roh Allah. Jadi, sama sekali di dalam hati pikiran mereka
tidak ada TUHAN; tidak menghargai korban Kristus, tidak menghargai ibadah
pelayanan, tidak menghargai kegiatan Roh dalam rumah TUHAN = Rumah TUHAN
dirusak oleh antikris.
Wahyu 13:2
(13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan
tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa.
Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya
yang besar.
Antikris adalah
kombinasi dari 3 (tiga) jenis binatang:
1.
Macam tutul → Antikris mempunyai kecepatan yang
sangat tinggi. Jadi, kita tidak boleh menunda-nunda, bermasa bodoh dan
berlambat-lambat untuk mengerjakan apa yang TUHAN percayakan.
2.
Beruang. Ini berbicara soal kaki yang dapat
mencengkram dan merobohkan. Oleh sebab itu, jangan ada orang menganggap dirinya
teguh berdiri, karena dia akan berhadapan dengan cakar beruang; kalau dia
mencengkram, maka tidak akan dilepaskan, dia akan merobohkan dengan kekuatan
cengkramannya. Jangan ada orang yang menyangka dirinya dapat teguh berdiri,
supaya dia jangan jatuh dalam pencobaan, di mana puncak pencobaan (puncak
kesesakan) adalah pada saat antikris menjadi raja berkuasa selama 7 (tujuh)
tahun, memuncak pada pertengahan 7 (tujuh) tahun, itulah 3.5 (tiga setengah)
tahun di atas muka bumi.
3.
Singa. Singa mengaum-aum mencari mangsa yang
dapat ditelannya. Jangan lagi kita ditandai dengan kelemahan, jangan lagi
ditandai dengan banyaknya kekurangan, jangan lagi ditandai dengan cacat cela di
sana-sini, sebab akan berhadapan dengan antikris yang digambarkan seperti singa
yang mengaum-aum mencari mangsa yang dapat ditelannya, sesuai dengan 1 Petrus 5:8.
Mengapa antikris
memiliki kecepatan seperti macam tutul, kekuatan seperti bobot cengkraman dari kaki
beruang, kehebatan seperti singa? Karena ternyata, naga itu memberikan kepada
antikris, antara lain; kekuatannya,
dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
Wahyu 13:3-4
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya
seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang
membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut
binatang itu. (13:4) Dan mereka menyembah
naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah
binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini?
Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Satu dari
ketujuh kepala binatang itu terluka parah, tetapi luka yang membahayakan
hidupnya itu pada akhirnya sembuh. Berarti, mujizat kesembuhan terjadi.
Kalau ibadah
sibuk hanya mengadakan mujizat kesembuhan, tetapi ajaran salib diabaikan, ini
adalah awal dari malapetaka.
Saya tidak anti
mujizat kesembuhan, tidak anti kegerakan rohani semacam ini, saya suka
kegerakan rohani semacam ini, tetapi jangan jangan kita datang beribadah
melayani TUHAN hanya sibuk mengadakan mujizat kesembuhan, sampai pada akhirnya mengesampingkan
pengajaran salib.
Biar sejuta kali
terjadi mujizat di depan mata, tetapi bila salib diabaikan, maka itu semua
tidak ada artinya.
Lihatlah apa
yang diperbuat oleh antikris ini; mereka hanya mencari sensasi. Mereka sibuk
mengadakan demonstrasi, yaitu lewat mujizat kesembuhan, untuk menarik, untuk
menyedot perhatian dari dunia ini. Ketika perhatian dunia sudah tersedot, maka dunia
datang berduyun-duyun, berada di tengah ibadah itu, dan menjadi pengikut di
tengah ibadah itu, sampai akhirnya menjadi pengikut dari antikris itu. Ini
adalah awal, sehingga akhirnya mereka menghujat kemah kediaman Allah.
Menghujat Allah dan
menghujat Anak-Nya masih diampuni, tetapi ingat; ini adalah 2000 (dua ribu)
tahun terakhir, ini adalah zaman Allah Roh Kudus, ini adalah kesempatan bagi
kita untuk mengerjakan keselamatan. Janganlah kesempatan kegiatan Roh ini
diabaikan, jangan sampai masa kegiatan Roh ini diabaikan; kalau itu diabaikan, maka
tidak ada lagi pengampunan.
Tetapi oleh
pembukaan Firman yang kita terima, kita mempunyai pengertian, sehingga
pengertian itu menjadikan kita sebagai suatu kehidupan yang berakal budi,
bijaksana dan berhikmat.
- Oleh hikmat,
kita bisa membedakan antara yang baik dan yang jahat, sehingga kita selalu
berada di jalan suci.
- Oleh hikmat,
kita bisa mengalahkan musuh.
- Oleh hikmat,
itulah kekayaan.
- Oleh hikmat,
kita diselamatkan, itulah kemuliaan.
Jadi, jangan
sibuk dengan kegiatan rohani, yakni sibuk dengan mengadakan mujizat kesembuhan,
sementara pengajaran salib diabaikan. Ini adalah awal kebodohan.
Kemudian akhirnya, pengikut-pengikut antikris itu jatuhlah kepada penyembahan Setan (naga) dan menyembah kepada antikris.
Tidak hanya menjadi
pengikut antikris, tetapi lebih tolol dan bodoh lagi, di mana mereka menjadi
penyembah kepada antikris dan penyembah kepada Setan (naga). Maka, jangan kita
bodoh, jangan tolol.
Mujizat
boleh terjadi, tetapi kita datang kepada TUHAN untuk mencari pengajaran salib. Saya
bukan anti mujizat kesembuhan, saya suka, tetapi kita datang beribadah untuk mencari
pengajaran salib, itulah jalan kebenaran sampai kepada hidup kekal, itu adalah
jembatan dari bumi ke sorga, itu adalah tangga dari bumi ke sorga.
Mujizat
boleh terjadi, yang sakit menjadi sembuh boleh terjadi, pengusiran Setan boleh
terjadi, tetapi itu bukan tangga untuk menuju Kerajaan Sorga.
Jembatan
atau tangga kita untuk menuju Kerajaan Sorga adalah salib di Golgota, darah
salib Calvari, tidak ada yang lain. Yesus sendiri sudah memproklamirkannya
kepada murid-murid dalam Yohanes 14:6, Akulah jalan kebenaran dan hidup sampai
kepada kekekalan. Yesus Kristus adalah proklamator sejati yang memberi
kemerdekaan sejati.
Jadi, akhirnya,
pengikut antikris menjadi penyembah naga dan menyembah antikris. Lihatlah puncak
ibadah dari Setan adalah menyembah kepada perkara lahiriah.
Sesuai dengan Injil Matius 4:8-10, Ular itu membawa
Yesus ke atas gunung yang tinggi; dari situlah diperlihatkanlah kerajaan dunia
dan keindahan-keindahannya, dari situlah diperlihatkan kerajaan dunia dengan
segala kemegahan-kemegahannya, itulah keinginan daging, keinginan mata, dan
keangkuhan hidup. Itulah puncak ibadah Setan; perkara lahiriah saja, kerajaan
dunia dan kemegahannya, itulah yang disembah.
Jangan kita
bodoh. Jangan turuti perasaan manusia daging, sebab itu yang membuat kita kacau
balau dan tidak tenang. Dan itu sudah dapat kita lihat dan rasakan hari ini, di
mana Setan datang untuk mengacaukan dunia ini.
Wahyu 13:5
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut,
yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa
untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
Akhirnya, lihatlah:
Mulut binatang pertama yang keluar dari dalam laut, itulah antikris, adalah
mulut yang penuh dengan kesombongan; ia menghujat Allah, menghujat Yesus Anak
Allah, sampai menghujat kemah kediaman-Nya, dengan lain kata; rumah TUHAN,
tempat Roh Allah beraktivitas dirusak oleh antikris.
Sesuai dengan 1 Korintus 3:17, Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan
membinasakan dia = Dirusak sesudah merusak, digarong sesudah menggarong. Itulah
antikris.
Jadi, kalau
dahulu kita keliru, goyah oleh pengaruh yang tidak suci dan tidak baik; ayo,
biarlah sekarang …
- Hikmatlah yang
menjadi kekayaan kita, hikmatlah yang menjadi kemuliaan kita, hikmat yang
menyelamatkan kita.
- Takut akan TUHAN,
benci kejahatan, itu harta kekayaan, harta benda dari pada gunung Sion.
Jangan berani
tinggalkan TUHAN, apalagi berbuat dosa. Jangan binasakan Bait Allah, jangan
nekat, supaya engkau jangan dibinasakan.
Saya tidak
mengerti, entah bagaimana lagi TUHAN harus bicara, sementara TUHAN mau datang,
tetapi kita masih mengeraskan hati. Siapa yang benar; Esau atau Yakub?
- Yang ibadahnya
hanya lahiriah, itulah Esau.
- Tetapi lihatlah
Yakub; klimis, tidak mempunyai apa-apa, namun tangannya memegang tumit.
Pilih mana; manusia
daging yang hidup secara manusiawi, atau hidup manusia rohani yang ibadahnya
memuncak sampai kepada doa penyembahan karena dia senantiasa memegang tumit
Esau, memegang tumit Yesus? Walaupun tidak punya apa-apa, tetapi TUHAN tolong
dia, TUHAN beri keselamatan kepada dia.
Ingatlah
1 Korintus 3:17, jangan lupa: Jika ada orang yang membinasakan bait Allah,
maka Allah akan membinasakan dia = Dirusak sesudah merusak, digarong sesudah
menggarong, oleh nafas mulut Allah dan dimusnahkan seperti binatang karena
tidak berakal budi. Jangan bodoh, supaya jangan dibinasakan.
Oleh sebab itu,
mau tidak mau, kita harus memiliki roh Yakub, yakni; selain tenang, tetapi juga
suka tinggal di kemah, rumah TUHAN, tempat Roh Allah berdiam. Tempat aktivitas
dari Roh Allah adalah rumah TUHAN.
Jadikanlah hidup
ini rumah TUHAN, seperti Yakub yang memegang tumit Esau; bekerja di dalam rumah
TUHAN, ada di dalam kegiatan rumah TUHAN. Jangan lepas tangan, tetapi miliki
roh Yakub yang suka tinggal di kemah.
Sekali lagi saya
sampaikan: Bait Allah jangan dibinasakan, jangan dirusak. Bijaksanalah. Jangan
seperti antikris yang ditangkap untuk dimusnahkan, karena sama seperti binatang
yang tidak berakal budi.
Jadi:
- Hikmat, akal
budi, kebijsakanaan adalah kekayaan gunung Sion.
- Kemudian, takut
akan TUHAN adalah harta benda gunung Sion.
Demikianlah
kehidupan yang hidup dalam doa penyembahan;
- Dia mempunyai
kekayaan, itulah hikmat.
- Dia mempunyai
harta, itulah takut akan TUHAN.
Jangan dirusak!
Kejadian
28:16-19
(28:16) Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia:
"Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak
mengetahuinya." (28:17) Ia
takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain
dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga." (28:18) Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang
dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang
minyak ke atasnya. (28:19) Ia
menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus.
Betel, artinya;
Bait Allah atau rumah TUHAN. Dan rumah TUHAN itu sangat dahsyat.
Kita semua
memiliki nama masing-masing, tetapi biarlah kita disebut sebagai "Betel",
rumah TUHAN, berarti; menjadi suatu kehidupan yang dahsyat.
Kita harus
belajar: DI MANA LETAKNYA SEHINGGA DISEBUT RUMAH TUHAN ITU DAHSYAT?
Kejadian
28:10-14
(28:10) Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran.
(28:11) Ia sampai di suatu tempat,
dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu
yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan
dirinya di tempat itu. (28:12) Maka
bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya
sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di
tangga itu. (28:13) Berdirilah TUHAN
di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham,
nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu
dan kepada keturunanmu. (28:14)
Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan
mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta
keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.
Di Betel, ada
didirikan sebuah tangga, yang ujungnya sampai ke langit.
Tangga → Salib
Kristus. Pendeknya: Salib Kristus adalah tangga untuk menuju Kerajaan Sorga,
takhta Allah.
Ujung dari
tangga itu membawa kita sampai ke langit. Jadi, muara dari salib di Golgota
adalah Kerajaan Sorga.
Jadi, salib di Golgota adalah tangga dari bumi sampai ke sorga, tidak ada lagi tangga yang lain. Jangan berharap kepada sesuatu yang tidak tentu, yang tidak menjamin keselamatan, itulah harta kekayaan; jangan engkau sombong. Itu bukan tangga ke sorga.
Di luar Betel,
tidak ada tangga yang didirikan, yang ujungnya sampai ke langit. Tangga itu
didirikan di Betel, bukan di tempat engkau bekerja, bukan di tempat bisnismu. Tangga
didirikan di Betel; jangan bodoh.
Saya tidak
mengerti, setelah mendapat pengertian yang luar biasa ini, tetapi kalau masih
bertahan dengan kebodohan, saya tidak mengerti. Entah bagaimana lagi cara TUHAN
menolongmu supaya engkau mau berubah, mengalah dan taat kepada Firman untuk
dengar-dengaran kepada Dia.
Mengapa engkau
bisa taat kepada pimpinan, tetapi tidak kepada TUHAN di atas pimpinan, mengapa?
Ada apa sebetulnya? Apakah engkau ketakutan tidak makan, takut tidak minum, takut
tidak bisa cicil rumahmu, takut tidak bisa bayar kontrak rumahmu? Ada apa
sebetulnya?
Tangga
itu didirikan di Betel, bukan di mana-mana. Ujung (muara) dari salib di Golgota
adalah langit, Kerajaan Sorga. Jadi, jangan pernah engkau lari dari kenyataan
hidup; menghindar karena banyaknya korban-korban di tengah ibadah pelayanan
ini. Ingat: Ujung salib di Golgota itu adalah keselamatan kekal. Itulah muara
dari salib di Golgota yang ujungnya membawa kita sampai kepada Kerajaan Sorga.
Tidak mungkin
seseorang masuk ke dalam Kerajaan Sorga tanpa membawa korban dan
mempersembahkannya di atas mezbah.
Sejenak
kita memperhatikan Lukas 9, dengan
perikop: “Pemberitahuan pertama tentang
penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut Dia”
Lukas 9:22-23
(9:22) Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus
menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari
ketiga." (9:23) Kata-Nya kepada
mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal
dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
Yesus mati di
atas kayu salib, tetapi Ia dibangkitkan pada hari yang ketiga.
Syarat untuk
mengikut TUHAN: Menyangkal diri, memikul salibnya. Jadi, syarat untuk mengikut
Kristus bukan karena kepandaian dan kecakapan seseorang, tetapi syarat mutlak
adalah sangkal dirinya dan pikul salibnya setiap hari.
Berarti, sangkal
diri dan pikul salib bukan hanya dilakukan saat waktu tertentu saja; saat
beribadah terlihat baik dan benar, tetapi di luar ibadah penuh dengan dusta
penipuan, jangan, tetapi sangkal diri dan pikul salib setiap hari.
Jangan nanti sampai
di rumah; seisi di rumah kongkalikong berdusta, kongkalikong malas,
kongkalikong penuh dengan penipuan, kongkalikong dengan daging-daging, jangan.
Di dalam satu rumah harus ada yang ibadahnya memuncak sampai kepada
penyembahan, maka …
- kehidupan yang
semacam ini, dia pasti berhikmat, itulah kekayaan.
- kehidupan yang
semacam ini, dia pasti takut akan TUHAN, itulah hartanya.
Oleh sebab itu,
ingat: Sangkal diri dan pikul salib dilakukan setiap hari, bukan pada hari
tertentu.
Ciri-ciri
sangkal diri pikul salib setiap hari:
- Rela menderita
untuk sebuah kebenaran atau kebajikan.
- Siap ditolak
oleh manusia.
Ini yang sulit: Mungkin
satu kali waktu, karena ada maunya, maka seseorang bisa saja rela menderita,
tetapi belum tentu ia siap untuk ditolak oleh manusia.
Satu kali ada
yang datang kepada saya dan berkata: Om,
saya harus “begini dan begitu”. Kalau tidak, nanti saya tidak bekerja. Saya
tidak berkata: “ya” atau “tidak”, tetapi imanilah apa yang engkau dengar. Tetapi
dia takut untuk ditolak oleh manusia.
Inilah ciri-ciri
sangkal diri pikul salib: Selain rela menderita aniaya, juga siap ditolak.
Kalau hari ini
tidak siap ditolak, saya kuatir; mampukah kita menghadapi pedang yang menggorok
leher? Kalau suasana semacam ini saja tidak sanggup, lalu bagaimana nanti
ketika menghadapi pedang yang berkilat-kilat itu, bagaimana ketika menghadapi
leher yang hendak digorok?
Lebih baik ditolak oleh manusia asal diterima oleh TUHAN, dari pada kita diterima manusia di berbagai tempat, di berbagai-bagai kegiatan, tetapi ditolak TUHAN, untuk apa? Ingat rumus ini: Lebih baik ditolak manusia asal diterima oleh TUHAN, dari pada sebuah instansi menerimamu, sebuah perkara menerimamu, manusia menerimamu, tetapi jika engkau ditolak oleh TUHAN, untuk apa?
Camkanlah
apa yang sudah kita terima malam hari ini. Camkanlah sebelum menyesal.
Kalau
kita perhatikan roh antikris dalam 1
Yohanes 4:1-3, di situ terlihat jelas perbedaan antara Roh dari Allah dan
roh antikris.
Kemudian pada 1 Yohanes 4:4-6, Menyangkal dan memikul
salib di tengah ibadah, itu adalah Roh Allah. Sedangkan ibadah tanpa salib,
karena sibuk mengadakan mujizat kesembuhan dan pengusiran Setan, itu adalah roh
yang berasal dari dunia. Itu sebabnya, pada 1 Yohanes 4:5 dikatakan: Mereka
berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan
dunia mendengarkan mereka, dunia menerima mereka. Itulah roh nabi palsu dan
antikris. Tetapi TUHAN menolak mereka.
Untuk apa
sepertinya terpelihara oleh berkat-berkat yang ada, sepertinya terpelihara oleh
uang yang ada, sepertinya diterima oleh manusia, tetapi ditolak oleh TUHAN, untuk apa? Dalam segala pergumulan, biarlah
itu kita tanggung sendiri demi segala kebenaran dan kebajikan, dan kalau pun
ditolak, terima saja.
Kembali
saya sampaikan: Syarat mutlak mengikut TUHAN adalah sangkal diri dan pikul salib.
Ciri-cirinya adalah menderita demi sebuah kebajikan dan siap untuk ditolak. Ini
adalah sebuah pergumulan.
Jadi,
sangkal diri dan pikul salib adalah sebuah pergumulan. Apakah kita sanggup
dalam menghadapi pergumulan semacam ini? Atau justru mundur oleh karena pergumulan
semacam ini? Tetapi lihatlah satu pribadi yang suka tinggal di kemah, itulah
Yakub.
Kita
kembali memperhatikan Kejadian 32,
dengan perikop: “Pergumulan Yakub dengan
Allah”
Kejadian
32:22-24
(32:22) Pada malam itu Yakub bangun dan ia membawa kedua
isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya, dan menyeberang di
tempat penyeberangan sungai Yabok. (32:23)
Sesudah ia menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya. (32:24) Lalu tinggallah Yakub seorang
diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar
menyingsing.
Yakub bergulat
dengan seorang laki-laki dari sepanjang malam sampai fajar menyingsing. Semalam-malaman
dia bergulat dan pergulatan (pergumulan) itu sampai fajar menyingsing, berarti;
Yakub tidak menyerah sampai dia mendapatkan hari yang baru (fajar menyingsing).
Seberapa banyak
di antara kita yang menyerah karena begitu hebat pergumulan-pergumulan kita.
Tetapi Yakub tidak menyerah; dia bergumul semalam-malaman sampai fajar
menyingsing.
Itulah kehidupan yang berada di Betel, karena di Betel-lah didirikan tangga yang ujungnya sampai ke langit. Sangkal diri, pikul salib, itu adalah jembatan kita untuk sampai ke sorga. Di dalam menyangkal diri, memikul salib, biarlah kita bergumul sampai fajar menyingsing. Tidak boleh ada kata menyerah.
Kok untuk yang lahiriah kita bisa mengikuti
terus, tetapi kok untuk yang rohani,
kita tidak bisa mengikuti? Kecil sekali kekuatanmu itu.
Kejadian 32:25-26
(32:25) Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat
mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal
paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu. (32:26) Lalu kata orang itu:
"Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut
Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika
engkau tidak memberkati aku."
Yakub bergumul
dengan pribadi Seorang Laki-Laki. Yesus Kristus, Dialah Mempelai Laki-Laki
Sorga; Dialah Allah 100% (seratus persen), tetapi Yesus juga manusia secara
100% (seratus persen), itulah manusia Yesus; itulah yang dihadapi oleh Yakub.
Pergumulan menghadapi
pribadi seperti ini, Yakub hadapi dari semalam-malaman sampai fajar
menyingsing.
Jangan hanya daging 100% (seratus persen), tetapi kita juga harus mengerti yang rohani 100% (seratus persen) supaya kita dapat bergumul, bergulat sepanjang malam sampai fajar menyingsing. Masakan bergumul daging 100%, tetapi untuk yang rohani tidak? Untuk daging, untuk yang lahiriah, dia banyak sekali bergumul, tetapi untuk TUHAN dan untuk pekerjaan TUHAN tidak mau bergumul 100% (seratus persen), bahkan mudah sekali menyerah.
Belajarlah untuk
mengerti isi hati TUHAN. Memang kita belum sempurna, masih banyak ditandai dengan
kelemahan, tetapi paling tidak; belajar, belajar, belajar.
Karena Yakub tidak melepaskan laki-laki itu, akhirnya pangkal pahanya dipukul sampai terpelecok.
Kalau kita harus
bergumul dalam menghadapi ujian, harus bergulat menghadapi cobaan, maka ingat;
itu adalah cara TUHAN untuk mengadakan penyucian terhadap saya dan saudara. Itu
adalah penyucian yang terdalam; dia menusuk amat dalam, memisahkan jiwa dan
roh, sumsum dan sendi-sendi, sampai dapat membedakan pertimbangan dan hati
pikiran kita masing-masing.
Kalau kita tetap
bertahan dalam pergumulan, itulah menghadapi ujian, itulah menghadapi cobaan,
semalam-malaman sampai fajar menyingsing, itu adalah adalah penyucian yang
terdalam.
Jangan kita
menyerah. Kalau pun ada ujian, ya sudah;
hadapi saja. Kalau ada cobaan; hadapilah. Bergumullah untuk ujian, bergumul
untuk cobaan, sangkal diri dan pikul salib, itu adalah penyucian terdalam sendi-sendi
dan sumsum.
Siapa yang bisa
menyucikan sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh mata manusia, kecuali pedah Roh,
itulah Firman Allah yang hidup dan kuat; ia menusuk amat dalam, memisahkan 3
(tiga) perkara:
- Jiwa dan roh.
- Sumsum dan
sendi-sendi.
- Pertimbangan dan
pikiran hati.
Dipukullah
sendi-sendi itu, sampai dia terpelecok. Luar biasa, TUHAN Mahabesar. Betel,
rumah TUHAN, dahsyat; tidak dipungkiri lagi.
Dan Yakub tidak
membiarkan laki-laki itu pergi sebelum ia diberkati oleh Yesus; Dia Allah 100% (seratus
persen), Dia manusia 100% (seratus persen).
Kejadian
32:26-28
(32:26) Lalu kata orang itu: "Biarkanlah aku pergi,
karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub: "Aku tidak
akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku."
(32:27) Bertanyalah orang itu
kepadanya: "Siapakah namamu?" Sahutnya: "Yakub." (32:28) Lalu kata orang itu:
"Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel,
sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau
menang."
Kalau kita
disebut "Israel rohani", maka kita sudah siap bergumul; inilah Israel
sejati. Itu sebabnya Yakub berganti nama menjadi Israel.
Kalau Yakub
tidak berganti nama menjadi Israel, maka yang bergumul hanyalah Yakub, yang
selamat hanyalah Yakub, tetapi Yakub berganti nama menjadi Israel.
Manakala kita sampai
saat ini mau bergumul karena banyaknya ujian dan cobaan, dan kita tetap terus
bergulat terhadap ujian cobaan, itulah yang disebut Israel. Dan TUHAN pasti
memberi kemenangan, TUHAN memberkati kita semua, asal kita tetap bertahan dalam
pergumulan, tidak lantas menyerah dan putus asa.
Ingat pernyataan
Yakub: Aku tidak akan membiarkan engkau pergi,
jika engkau tidak memberkati aku. Berarti, kalau kita tetap bertahan dalam
setiap ujian cobaan, yang disebut juga pergumulan -- baik itu pergumulan berat,
kecil, maupun menengah --, maka TUHAN berkati kita semua.
Alangkah
dahsyatnya tempat ini; tidak lain, tidak bukan, ini rumah TUHAN.
Kita perhatikan Ibrani 12, dengan perikop: “Nasihat supaya bertekun dalam iman”
Ibrani 12:1
(12:1) Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan
awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban
dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam
perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Kita ini mempunyai
banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita. Apapun yang dijadikan saksi
terhadap kelakuan kita, anggap saja itu awan untuk menjadikan kita rohani.
Jadi, jangan
kita sembarangan, jangan kita sesuka hati berbuat sesuatu; jangan kita main
belakang. Ingat: Kita mempunyai banyak
saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita. TUHAN bisa jadikan apa saja
menjadi saksi, bagaikan awan; jadi, jangan kita sesuka hati dalam berbuat
sesuatu.
Ibrani 12:2
(12:2) Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju
kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu
kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul
salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di
sebelah kanan takhta Allah.
Mengabaikan
kehinaan, itulah gereja Yakub yang tekun menyangkal diri dan memikul salib, tekun
bergumul, tekun bergulat sampai fajar menyingsing, supaya dibalik pergumulan
demi pergumulan yang kita hadapi, maka TUHAN memberikan sukacita bagi kita
semua = TUHAN memberi kemenangan.
Ibrani 12:3
(12:3) Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung
bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa,
supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
Dalam segala
pergumulan, jangan putus asa, tetapi harus tetap semangat.
Ibrani 12:4
(12:4) Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum
sampai mencucurkan darah.
Yesus sudah
bergumul dari semalam-malaman sampai mencucurkan darah. Kita bergumul tidak
sampai mencucurkan darah.
Ibrani 12:5-6
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara
kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap
enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
(12:6) karena Tuhan menghajar
orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya
sebagai anak."
Pergumulan, pencobaan,
ujian yang kita hadapi itu harus kita hadapi; kita harus bergumul untuk ujian
dan cobaan itu, sebab itu merupakan cara TUHAN untuk menyucikan dan mendidik
kita.
Singkatnya: Pergumulan
yang kita hadapi adalah didikan TUHAN untuk menyucikan kita = Didikan salib yang
menyucikan kita.
Mari kita baca 1 Yohanes 2, dengan perikop: “Kristus Pengantara kita”
1 Yohanes 2:1-2
(2:1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu,
supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita
mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang
adil. (2:2) Dan Ia adalah pendamaian
untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga
untuk dosa seluruh dunia.
Firman TUHAN
yang dituliskan, itu diajarkan supaya kita jangan berbuat dosa. Dan di sini
kita melihat: Salib Kristus adalah Pengantara, dengan lain kata; penghubung
atau tangga dari bumi yang ujungnya sampai ke langit (ke sorga).
Jadi, salib di Golgota adalah tangga menuju Kerajaan Sorga, tidak ada tangga lain. Jangan saudara merasa dengan segala sesuatu yang ada di dunia ini, itu dapat dijadikan tangga; tidak bisa.
Tetapi sudah
sangat jelas: Salib di Golgota adalah pengantara, penghubung, dengan lain kata;
tangga dari bumi yang ujungnya sampai ke Sorga, tidak ada tangga lain.
Itu sebabnya;
Betel rumah TUHAN dahsyat. Kegiatan Roh dalam rumah TUHAN jangan dihentikan
supaya engkau jangan dibinasakan.
Camkanlah
kebenaran ini, jangan engkau abaikan hanya untuk perkara yang sifatnya
sementara, hanya untuk sesuatu yang tidak menjanjikan keselamatan kekal.
Kejadian 28:12
(28:12) Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan
sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat
Allah turun naik di tangga itu.
Tampaklah
malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.
Turun naik →
Pengalaman Yesus di dalam tanda pengalaman kematian dan kebangkitan.
Efesus 4:10-12
(4:10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik
jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. (4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul
maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala
dan pengajar-pengajar, (4:12)
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan,
bagi pembangunan tubuh Kristus,
Oleh karena
pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan ini, maka Ia memenuhkan
segala sesuatu. Buktinya: Ia memberikan 5 (lima) jabatan kepada orang-orang kudus-Nya,
itulah hamba-hamba TUHAN, dengan demikian; Ia memperlengkapi orang-orang kudus-Nya
bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.
Waktu Yesus
berkemenangan terhadap 3 (tiga) ujian dari ular, di padang gurun, maka lihatlah
dalam Matius 4:11, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
Oleh pengalaman
kematian kebangkitan Yesus, kita boleh menikmati dan merasakan pelayanan dari
malaikat sidang jemaat.
Tadi kita
melihat: Oleh pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus (turun naik),
Ia memenuhkan segala sesuatu, antara lain; memberikan 5 (lima) jabatan, dengan
lain kata; memperlengkapi orang-orang kudus (hamba-hamba TUHAN) = Kita menikmati
pelayanan malaikat-malaikat.
Jadi, sudah
sangat jelas: Kalau kita tetap sangkal diri pikul salib, maka kita dapat menikmati
pelayanan dari malaikat-malaikat. Bersyukurlah kepada TUHAN.
Tidak ada
malaikat yang turun naik, kalau kita tidak mau menyangkal diri dan memikul
salib, kalau kita lari dari kenyataan hidup. Tetapi manakala kita tetap
bergumul semalam-malaman bahkan sampai fajar menyingsing, di situlah kita boleh
menikmati pelayanan dari malaikat-malaikat, karena kita terus bergumul; itulah
tangga.
Sangkal diri dan
pikul salib, biarlah itu yang terus kita hadapi sampai kita menikmati pelayanan
dari malaikat-malaikat TUHAN. Kita tidak melihat malaikat dengan mata
telanjang, tetapi kita bisa merasakan bagaimana pembelaan TUHAN kepada kita
semua.
Sedikit
kesaksian: Tadi dalam perjalanan menuju gereja, persis di perempatan jalan, ada
mobil yang hendak melewati kendaraan di depannya, tetapi dia harus mengambil
jalur saya. Tanpa saya sadari, malaikat TUHAN sudah melayani perjalanan kami
tadi, sehingga tidak ada sesuatu pun yang terjadi. TUHAN menyertai kami tiba
dengan selamat, sehingga kita bisa menikmati pembukaan rahasia Firman dan memberi
pengertian, supaya kita berhikmat, akal budi, kebijaksanaan, itulah kekayaan
kita.
Kejadian
28:13-15
(28:13) Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman:
"Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat
engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu.
(28:14) Keturunanmu akan menjadi
seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur,
barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan
mendapat berkat. (28:15)
Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau,
ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini,
sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan
apa yang Kujanjikan kepadamu."
Selama kita di
bumi, TUHAN menyertai, TUHAN melindungi, sampai kita kembali kepada Dia, ke
dalam Kerajaan Sorga, karena kita adalah “Betel”, rumah TUHAN yang dahsyat, di
mana di situ didirikan tangga yang ujungnya sampai ke langit.
Anak-anak TUHAN
yang disebut “Betel” menikmati pelayanan dari pada malaikat-malaikat sorgawi. Selama
kita di bumi, TUHAN sertai, TUHAN lindungi, sampai kita kembali kepada Dia.
Itulah
kalau kita menjadi suatu kehidupan yang suka tinggal di kemah, seperti Yakub;
kembali kepada Dia. Tetapi sebelum kembali, TUHAN tetap sertai, TUHAN lindungi,
TUHAN bela kita semua.
Ayo,
mari kita semua menjadi pribadi yang suka tinggal di kemah. Dan TUHAN
memberkati kehidupan kita, karena kita adalah “Betel”, kita menjadi suatu
kehidupan yang dahsyat.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment