IBADAH RAYA MINGGU, 06 NOVEMBER 2022
KITAB WAHYU
PASAL 14
(Seri: 30)
Subtema: MENYEMBAH
BINATANG DAN PATUNGNYA
Pertama-tama saya mengucapkan puji
dan syukur kepada TUHAN yang telah memungkinkan kita untuk berada di tengah Ibadah
Raya Minggu, disertai dengan kesaksian oleh zangkoor.
Dan saya tidak lupa menyapa sidang
jemaat TUHAN yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang
senantiasa setia dan tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming video internet Youtube,
Facebook di mana pun anda berada.
Marilah kita berdoa, dan dalam doa
itu kita mohonkan kemurahan TUHAN, kita melunakkan hati TUHAN, supaya Firman
itu dibukakan dan Firman yang dibukakan itu nanti meneguhkan hati kita pribadi
lepas pribadi.
Marilah dengan hati yang terbuka
selebar-lebarnya, kita sambut KITAB WAHYU sebagai Firman Penggembalaan untuk
Ibadah Raya Minggu dalam penggembalaan GPT “BETANIA”
Serang Cilegon, Banten, Indonesia.
Wahyu 14:6-13
merupakan hal pemberitahuan tentang penghakiman oleh 3 (tiga) malaikat Allah.
- Wahyu
14:6-7 adalah isi pokok pemberitahuan dari
malaikat pertama.
- Wahyu 14:8 adalah isi pokok pemberitahuan dari malaikat kedua.
- Wahyu
14:9-10 adalah isi pokok pemberitahuan dari
malaikat ketiga.
Pemberitahuan dari malaikat pertama,
pemberitahuan dari malaikat kedua telah disampaikan, telah diterangkan, telah
dijelaskan, telah diuraikan.
Sekarang, marilah kita mengikuti
penjelasan tentang: MALAIKAT YANG KETIGA
dan ISI POKOK DARI PEMBERITAHUANNYA.
Wahyu 14:9-10
(14:9) Dan
seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan
suara nyaring: "Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya
itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, (14:10) maka ia akan minum dari anggur
murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya; dan ia
akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata
malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba.
Malaikat ketiga menyusul, berarti;
tampil, sesudah malaikat pertama dan malaikat kedua selesai memberitahukan isi
pokok pemberitahuannya.
Kemudian, dalam penampilannya itu,
ia memberitahukan hal penting, hal yang harus kita ketahui bersama-sama, yaitu:
- orang yang menyembah binatang yang keluar dari dalam laut
dan menyembah patungnya,
- menerima tanda sebagai cap / meterai di dahinya atau di
tangan kanannya,
maka konsekuensinya; ia akan minum
dari anggur murka atau kegeraman Allah yang disebut juga cawan murka Allah, singkat
kata; disiksa dengan api dan belerang selama-lamanya.
Inilah hal penting yang
diberitahukan oleh malaikat yang ketiga, dan ini harus kita perhatikan bersama-sama,
jangan diabaikan. Saya tidak sedang mengancam, tetapi saya hanya sedang memberitahukan
dengan kasih yang tulus; jangan diabaikan.
Singkat kata: Orang yang menerima
hukuman dari cawan murka Allah ialah orang-orang …
- Yang Pertama: Yang menyembah binatang dan patungnya.
- Yang Kedua: Menerima tanda disebut juga cap / meterai dari
binatang itu pada dahi atau pada tangan kanan.
Perhatikan hal ini dengan sungguh-sungguh,
dan kiranya kita mendapat lawatan dari TUHAN, asal ikuti penguraian dari
pemberitaan Firman malam ini. Biarlah kiranya isi hati TUHAN ditumpahkan dan kita
tampung di hati kita, sehingga hati bertemu dengan hati.
Terlebih dahulu kita akan memperhatikan,
Orang yang menerima hukuman dari cawan murka Allah ialah YANG PERTAMA: ORANG-ORANG
YANG MENYEMBAH BINATANG DAN PATUNGNYA.
Kita akan melihat penjelasan hal
ini, yang dibagi dalam 2 (dua) bagian:
- Bagian A: Orang-orang yang menyembah binatang.
- Bagian B: Orang-orang yang menyembah patungnya.
Tentang, BAGIAN A: ORANG-ORANG YANG MENYEMBAH BINATANG.
Kita akan melihat binatang yang
dimaksud, yang akan disembah oleh orang-orang, di dalam Wahyu 13, dengan perikop: “Binatang
yang keluar dari dalam laut”
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku
melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala
tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan
pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Binatang pertama yang keluar dari
dalam laut → Antikris.
Wujudnya:
- Bertanduk 10 (sepuluh) dan 10 (sepuluh) mahkota di atasnya.
- Berkepala 7 (tujuh) dan pada tiap-tiap kepala bertuliskan
nama-nama hujat.
Dari wujud ini, nampaknya:
- Ada kekuatan dan kemenangan, tetapi sebetulnya itu hanya
akal-akalan dari Setan saja, supaya orang-orang itu nanti mudah untuk menyembah
binatang tersebut. Tanduk → Kekuatan. Mahkota → Kemenangan.
- Pemimpin yang sempurna, tetapi anehnya; menghujat Allah Tri
Tunggal. 7 (tujuh) kepala → Pemimpin yang sempurna.
Wahyu 13:2
(13:2) Binatang
yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang
dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya
kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
Binatang pertama yang keluar dari
dalam laut (antikris) adalah kombinasi dari 3 (tiga) jenis binatang, antara
lain; macan tutul, beruang dan singa.
- Macan tutul,
berbicara tentang kecepatan. Antikris ini mempunyai kecepatan yang sangat
tinggi; tiba-tiba nanti dia sudah menjadi raja, menjadi kepala, menjadi
pemimpin atas seantero dunia.
- Beruang.
Kakinya mempunyai daya cengkram yang kuat, sehingga satu kali cengkram, orang
tidak dapat melepaskan dirinya. Kemudian, kaki beruang juga memiliki daya pukul
yang membuat rubuh semua orang. Oleh sebab itu, jangan ada orang yang menganggap
telah berdiri teguh, jangan ada orang yang menganggap dirinya kuat, supaya
jangan jatuh dalam pencobaan.
- Singa.
Singa mempunyai kuasa pada mulutnya, sebab apabila ia mengaum, maka orang yang
lemah akan terperdaya. Singkatnya; auman mulut singa sangat mematikan, tetapi
orang-orang yang lemah tidak memahaminya, sehingga mudah untuk diperdaya. Sebagaimana
dengan 1 Petrus 5:8, Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si
Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang
yang dapat ditelannya, itulah orang yang lemah.
Lebih rinci tentang kombinasi
tentang 3 (tiga) jenis binatang di dalam Daniel
7, dengan perikop: “Keempat binatang
dan anak manusia”
Daniel 7:1-3
(7:1) Pada
tahun pertama pemerintahan Belsyazar, raja Babel, bermimpilah Daniel dan
mendapat penglihatan-penglihatan di tempat tidurnya. Lalu dituliskannya
mimpi itu, dan inilah garis besarnya: (7:2)
Berkatalah Daniel, demikian: "Pada malam hari aku mendapat penglihatan,
tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar, (7:3) dan empat binatang besar
naik dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain.
Garis besar dari mimpi atau
penglihatan yang diterima oleh nabi Daniel, yakni: Satu kali nanti, lautan
dunia ini akan diguncang. Dan guncangan itu terjadi atas seizin TUHAN.
Bunyi guruh disertai dengan
halilintar dan gempa bumi sebetulnya sekarang ini sudah dapat kita rasakan,
secara khsusus di negeri yang kita cintai, Indonesia ini, berawal di tahun
2020, bulan Maret; di situ terjadi bunyi guruh disertai halilintar dan gempa
bumi. Berarti, Indonesia dan dunia telah mengalami guncangan, dan itu terjadi
atas seizin TUHAN; lautan dunia (Timur, Barat, Utara, Selatan) sudah mengalami
gempa bumi, sudah diguncang oleh angin dari langit.
Kemudian, pada saat lautan dunia ini
diguncang, maka 4 (empat) binatang besar keluar dari dalam laut; yang satu
berbeda dengan yang lain. Tetapi pada malam hari ini, kita akan melihat
kombinasi dari 3 (tiga) jenis binatang yang sesuai dengan Wahyu 13:1-2 tadi.
Daniel 7:4-6
(7:4) Yang
pertama rupanya seperti seekor singa, dan mempunyai sayap burung
rajawali; aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari
tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia, dan kepadanya diberikan
hati manusia. (7:5) Dan tampak ada
seekor binatang yang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang; ia
berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada di dalam
mulutnya di antara giginya. Dan demikianlah dikatakan kepadanya: Ayo, makanlah
daging banyak-banyak. (7:6) Kemudian
aku melihat, tampak seekor binatang yang lain, rupanya seperti macan tutul;
ada empat sayap burung pada punggungnya, lagipula binatang itu berkepala empat,
dan kepadanya diberikan kekuasaan.
Adapun kombinasi dari 3 (tiga) jenis
binatang yang keluar dari dalam laut, antara lain, Yang Pertama: SINGA.
Ia mempunyai sayap burung rajawali,
namun pada akhirnya; sayap itu tercabut.
Pendeknya: Firman Allah dan Roh
Allah dicabut, diambil dari padanya = Firman yang diurapi tidak dipercayakan
kepada dia. Tetapi anehnya, dia akan terus menyatakan diri di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan, dengan lain kata; hal itu (Firman Allah dan Roh Allah) tidak
dipercayakan Allah kepadanya.
Pada saat sayap rajawali tercabut
dari singa itulah, ia terangkat dari tanah, sebab ia telah
meninggikan dirinya.
Hati-hati, hamba-hamba TUHAN,
gembala sidang, imam-imam, tidak tertutup kemungkinan sampai kepada seluruh sidang
jemaat; kita semua harus belajar tetap rendah hati, membawa diri
serendah-rendahnya, karena kita berasal dari debu tanah. Kita harus menyadari
diri bahwa kita adalah manusia biasa yang berasal dari debu tanah.
Jangan kita meninggikan diri seperti
binatang ini; setelah tercabut, ia terangkat dari tanah. Jadi, pada saat TUHAN
tidak percayakan dia lagi, dia menyombongkan diri, dia meninggikan diri.
Sebagaimana yang tertulis dalam 2 Tesalonika 2:3, Sebelum TUHAN datang,
terlebih dahulu murtad (mengundurkan diri dari ibadah pelayanan), kemudian
mendurhaka dan memberontak. Kemudian dalam dalam 2 Tesalonika 2:4, lawan yang
meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah.
Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. Jadi,
pada saat sayap rajawali itu dicabut, pada saat itulah ia meninggikan diri,
tampil sebagai antikris yang harus disembah.
Kemudian, di sini juga dikatakan: Setelah
terangkat, ditegakkanlah ia pada dua kaki seperti manusia, dan kepadanya
diberikan hati manusia.
Jadi sekalipun dia ada di tengah
ibadah pelayanan, tetapi dia tidak memiliki hati hamba, dia tidak memiliki hati
Allah yang penuh kasih, tetapi hatinya penuh dengan hati manusia.
Adapun kombinasi dari 3 (tiga) jenis
binatang yang keluar dari dalam laut, antara lain, Yang Kedua: BERUANG.
Ia berdiri pada kedua kaki belakang,
sementara:
- Dua kaki bagian depan digunakan untuk mencengkram lawan.
Apabila lawan sudah tercengkram, maka lawan tidak akan bisa melepaskan diri.
- Dua kaki bagian depan juga memiliki daya pukul yang hebat,
sehingga musuh dapat rubuh dengan satu pukul saja.
Oleh sebab itu, jangan ada orang
yang menganggap diri hebat dan kuat, supaya jangan jatuh dalam pencobaan, sebab
tidak ada seorang pun yang dapat bertahan berdiri menghadap beruang dengan
kekuatannya, menghadap beruang dengan kelebihannya, menghadap beruang dengan
kecakapannya.
Dalam 1 Korintus 10:12-13, Kalau kita menganggap dirinya kuat, pasti jatuh dalam pencobaan. Selama kita hidup di bumi, kita banyak mengalami pencobaan-pencobaan; pencobaan yang satu selesai, muncul lagi pencobaan berikutnya, bahkan pencobaan yang satu belum selesai, namun pencobaan yang lain sudah muncul; pencobaan itu terus menerus silih berganti.
Oleh sebab itu, jangan ada orang
menganggap dirinya berdiri kuat teguh berdiri, jangan menganggap diri kuat hebat,
supaya jangan jatuh dalam pencobaan. Puncak pencobaan-pencobaan di bumi adalah
pada saat antikris menjadi raja dan berkuasa atas seantero dunia.
Ingat: Pencobaan boleh memuncak,
tetapi supaya kita mampu menghadapi puncak pencobaan, maka ibadah kita juga harus
memuncak.
Jadi, jangan ada orang yang
menganggap dirinya hebat dan kuat, supaya jangan jatuh dalam pencobaan. Jangan
percayakan dirimu kepada sesuatu yang tidak bisa dijadikan jaminan hidup.
Jangan merasa sudah terpelihara karena berkat-berkat. Hati-hati, sebab kita
tidak akan mampu menghadapi antikris dengan kekuatan sendiri.
Kemudian, tiga tulang rusuk masih ada di
dalam mulutnya di antara gigi-giginya.
Tiga tulang rusuk → Tubuh, jiwa, roh
yang telah dikuasai oleh daging.
Biasanya, roh itu penurut, namun daging lemah. Tetapi di sini kita melihat;
baik tubuh, baik jiwa, dan rohnya telah dikuasai oleh daging, maka kepada
beruang itu dikatakan: Ayo, makanlah daging banyak-banyak.
Dia akan makan daging manusia sebanyak yang bisa dimakan oleh beruang itu.
Hati-hati, jangan lagi kita hidup sama
seperti manusia duniawi yang menjalankan hidupnya secara manusiawi, sebab
manusia dunia adalah manusia daging. Jangan kita sama seperti manusia dunia
yang menjalankan hidup secara daging.
Inilah untungnya kita ada di tengah
ibadah ini, supaya kita ada di dalam arus pengaruh yang besar dari Allah Roh
Kudus, supaya kita jangan menjadi santapan dari beruang (antikris).
Adapun kombinasi dari 3 (tiga) jenis
binatang yang keluar dari dalam laut, antara lain, Yang Ketiga: MACAN TUTUL.
Macan tutul memiliki 4 (empat)
sayap burung pada punggungnya dan binatang ini berkepala 4 (empat).
Artinya; suatu kali nanti, antikris akan
menjadi kepala, menjadi pemimpin atas seantero dunia, atau atas 4 (empat) penjuru
bumi, itulah Timur, Barat, Utara, Selatan.
Apabila antikris menjadi raja atas 4 (empat) penjuru bumi atau seantero dunia, ia akan memerintah dengan tangan besi, kemudian menjalankan kekuasaannya dengan kekerasan.
Dan macan tutul ini berbicara soal
"kecepatan", "kecekatan", sebab di punggungnya ada 4 (empat)
sayap burung;
- Tiba-tiba sudah menjadi pemimpin di Timur.
- Tiba-tiba sudah menjadi pemimpin di Barat.
- Tiba-tiba sudah menjadi pemimpin di Utara.
- Tiba-tiba sudah menjadi pemimpin di Selatan.
Tiba-tiba sudah menjadi pemimpin di
seantero dunia ini, sebab di punggungnya ada 4 (empat) sayap burung, bukan
sayap rajawali yang berasal dari TUHAN. Jadi, 4 (empat) sayap burung ini adalah
sayap daging-daging.
Dengan demikian, jelaslah bahwa Wahyu 13:1-2 dijelaskan kembali dengan
rinci di dalam Daniel 7:4-6 ini. Inilah
pengertian yang kita dapat dari TUHAN untuk kita perhatikan, bukan diabaikan.
Kita menerima dan mendengar Firman bukan
untuk diabaikan, tetapi kita mendengar Firman untuk secepatnya melakukan.
Kita akan kembali memperhatikan Wahyu 13.
Wahyu 13:2B
(13:2) Binatang
yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang
dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya,
dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
Naga memberikan, antara lain;
kekuatannya, takhtanya, dan kekuasaannya yang besar kepada binatang yang
pertama, yang keluar dari dalam laut.
Wahyu 13:3A
(13:3) Maka
tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena
luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan
hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Satu dari antara tujuh kepalanya ada
luka, dan luka itu sangat membahayakan hidupnya, sebab luka ini membawa kepada
maut, tetapi anehnya; luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Berarti, terjadilah
mujizat kesembuhan. Singkatnya: Antikris mengadakan mujizat, tetapi ini adalah
mujizat palsu.
Wahyu 13:3B
(13:3) Maka
tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang
membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh.
Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Antikris mengadakan tanda-tanda dan
mujizat-mujizat kesembuhan, dan oleh mujizat kesembuhan itu, seluruh dunia heran,
lalu mengikuti binatang itu.
Jadi, pekerjaan antikris hanyalah
untuk memikat hati manusia, bahkan seluruh manusia di dunia (semua orang di
dunia), lewat mujizat kesembuhan.
Tadi sudah saya sampaikan di atas:
Beruang memiliki kaki yang hebat, di mana kakinya ini memiliki daya cengkram
yang kuat. Setelah dicengkram, maka tidak akan dapat dilepaskan. Demikianlah
pekerjaan antikris hanya untuk memikat manusia bahkan seluruh dunia, lewat
mujizat kesembuhan yang diadakannya tadi.
Setelah terpikat oleh mujizat
kesembuhan, akhirnya orang-orang yang terpikat ini menjadi pengikut antikris.
Dia sudah dilukai, dan seharusnya
dia lanjut sampai kepada kematian. Tetapi luka itu justru sembuh, berarti;
mujizat pun terjadi. Sehingga oleh mujizat itulah, banyak orang terpikat untuk
menyembah antikris.
Berbanding terbalik dengan pelayanan
TUHAN Yesus, di mana Yesus mengalami luka-luka di sekujur tubuh:
- Lima luka utama, antara lain; 2 (dua) luka di tangan, 2
(dua) luka di kaki, dengan 1 (satu) tusukan di lambung.
- Dan masih banyak lagi luka-luka pada sekujur tubuh Yesus, disebutlah
itu bilur-bilur, dari kepala sampai ujung kaki.
Kemudian, oleh luka-luka itu,
membawa Yesus mati di atas kayu salib, tetap ingat; hari ketiga, Yesus hidup, Yesus
bangkit, maut dikalahkan.
Kalau hanya mujizat di tengah
ibadah, mengabaikan sengsara salib, apalagi kematian-Nya, maka ini adalah mujizat
palsu.
Bukankah binatang itu keluar dari
dalam laut? Laut adalah gambaran dari baptisan Kristus; pengalaman Yesus dalam tanda
kematian dan kebangkitan-Nya. Tetapi nyatanya; walaupun binatang itu keluar
dari dalam laut, dia mengalami luka, namun luka itu tidak membawa dia kepada
kematian, justru sibuk mengadakan mujizat kesembuhan, mengabaikan pengajaran
Salib.
Berbeda dengan pengalaman Yesus:
Waktu Yesus mati di kayu salib, hari ketiga Yesus hidup, Yesus bangkit, Yesus berkemenangan,
sebab maut telah dikalahkan.
Sistem pelayanan Yesus, Anak Allah,
berbanding terbalik dengan sistem pelayanan dari antikris. Dunia harus tahu hal
ini, anak TUHAN di mana pun anda berada harus tahu akan hal ini.
Jangan berkata: “Ah, di gereja kami bicara akhir zaman”,
tetapi jalan-jalannya itulah yang harus disampaikan dengan baik. Kalau hanya
sibuk mengadakan mujizat, tetapi mengabaikan jalan-jalan ke sorga, itu tidak
ada artinya.
1 Korintus 15:24-26
(15:24) Kemudian
tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa,
sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan
kekuatan. (15:25) Karena Ia
harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua
musuh-Nya di bawah kaki-Nya. (15:26)
Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Kepala ular sudah diremukkan oleh
tumit Yesus di atas kayu salib 2000 (dua ribu) tahun yang lalu. Dia akan
menyerahkan pemerintahan kepada Allah setelah Ia membinasakan segala
pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan yang diberikan oleh naga kepada antikris,
karena Dia harus menjadi Raja untuk selama-lamanya. Dan musuh yang terakhir
yang Dia kalahkan adalah maut.
Jadi, kalau di tengah ibadah pelayanan hanya sebatas sibuk mengadakan mujizat-mujizat, termasuk kesembuhan, tetapi ajaran salib (sengsara dan kematian Yesus) tidak diajarkan, itulah yang disebut mujizat palsu.
Kita butuh mujizat, tetapi jangan
ada kepalsuan, artinya; kita harus sibuk untuk ajaran salib, sibuk dengan didikan
salib yang memang harus kita pikul di atas pundak kita masing-masing, supaya
hidup kita jangan palsu.
Kita tidak boleh menjadi suatu
kehidupan yang palsu. Kita harus menjadi anak-anak TUHAN yang sejati. Kita
harus menjadi orang Kristen yang sejati, umat pilihan Allah sendiri. Kita harus
menerima pengertian ini dan jangan ditolak.
1 Korintus 15:30-32
(15:30) Dan kami
juga -- mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya?
(15:31) Saudara-saudara, tiap-tiap
hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam
Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar. (15:32) Kalau hanya berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas
di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan,
maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".
Kalau sengsara, derita salib dan
kematian Yesus di kayu salib, serta kebangkitan Yesus tidak diajarkan, tetapi
sibuk soal mujizat kesembuhan, itu tidak ada artinya.
Mujizat kesembuhan itu penting,
tetapi mujizat kesembuhan tidak akan mampu pernah memberi kemenangan kepada
kita untuk mengalahkan maut.
Kalau maut tidak dikalahkan, maka binasa.
Kalau kita tidak menerima ajaran salib dan dibawa sampai kepada pengalaman
kematian untuk bangkit pada hari ketiga, maka tidak ada artinya, sama seperti gereja
mati; walaupun masih hidup, tetapi sudah mati.
Kalau toh juga akhirnya mati, kalau kita tahu diri ini akhirnya binasa,
maka saya himbau: “Marilah kita makan dan
minum, kawin dan mengawinkan,” perbuatlah dosa sesuka hatimu, tidak usah
datang beribadah kepada TUHAN, kalau memang ujungnya harus binasa.
Tetapi lihatlah; sistem pelayanan
dari pada Yesus, Anak Allah bertolak belakang (tidak sama) dengan sistem
pelayanan antikris. Pendeknya: Kita sudah melihat perbedaan antara pelayanan
Yesus dengan antikristus.
Hal inilah yang harus diajarkan.
Jangan hanya bicara: “Ini akhir zaman.
Ayo, sungguh-sungguh”, tetapi kebenaran tidak diajarkan, lalu bagaimana bisa
selamat?
Semua orang di Youtube bicara tentang
akhir zaman, di semua gereja bicara akhir zaman; itu bagus. Tetapi jangan
salah, pengertian semacam ini harus diterapkan, harus diterangkan, harus
disampaikan dengan jelas, supaya umat ketebusan TUHAN memperoleh pengertian dan
pengertian itu yang menyelamatkan.
Dalam Hosea 4:6, Binasalah umat-Ku karena tidak mempunyai pengertian. Kemudian,
dalam Amsal 29:18, Kalau tidak ada
wahyu (pembukaan rahasia Firman), maka domba-domba pun liar. Liar, berarti; mengambil
jalannya masing-masing, tidak nurut Gembala.
Sebetulnya, kalau kita sadar: Karya
yang terbesar adalah salib di Golgota, tetapi kalau umat TUHAN tidak memiliki
pengertian, dia akan lebih heran melihat mujizat kesembuhan palsu dari pada karya
yang terbesar yang diajarkan di tengah ibadah.
Tetapi oleh karena kemurahan TUHAN,
kita memperoleh pengertian dan kita menjadi orang yang berhikmat, berakal budi,
dan bijaksana, supaya kita tahu untuk membedakan antara yang tidak baik dengan
yang baik di tengah ibadah-ibadah dalam sebuah penggembalaan.
Doakan terus supaya kita mendapat
pengertian dari sorga. Kalau kita mendapat pembukaan rahasia Firman, maka kitalah
orang yang diakui TUHAN dan dikasihi oleh TUHAN, sesuai dengan kitab Daniel 9:23. Kalau hanya mujizat palsu,
tidak ada pengajaran salib, maka jemaat jauh dari kasih; tetapi kalau ada
pembukaan, pengertian lewat pengajaran salib, itulah jemaat dan dikasihi dan
TUHAN mengasihi.
Kita mempunyai tempat secara khusus
di hati TUHAN, sebab kasih TUHAN istimewa bagi kita. Apa alasan saya mengatakan hal ini? Sebab TUHAN bukakan Firman-Nya.
Kita kembali memperhatikan Wahyu 13.
Wahyu 13:4
(13:4) Dan
mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada
binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata:
"Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat
berperang melawan dia?"
Di sini kita sudah menemukan: Orang-orang
yang menyembah naga dan menyembah binatang (antikris), itulah pengikut-pengikut
antikris yang heran dengan mujizat.
Alasan MENYEMBAH NAGA: Karena naga itu telah memberikan kekuatannya, takhtanya, kekuasaannya yang besar kepada binatang itu (antikris).
Kalau saudara diberi kesempatan
untuk menerima kuasa, kekuatan dan takhta atau pengaruh besar si sebuah
perusahaan karena memang perusahaan itu mempercayakannya kepada saudara,
hati-hati; jangan sampai terlena dengan
kekuatan, kekuasaan dan takhta.
Ingat: kita ini hanyalah pendatang
di dunia ini, kita tidak boleh terlena dengan segala sesuatu yang disuguhkan
oleh dunia ini.
Kita ada di dunia sekarang ini
karena dosa Adam; setelah melanggar hukum Allah, secepatnya mereka diusir dari
taman Eden, bagaikan kita dilempar ke dunia ini sekarang ini. Jadi, kita ini
bukan berasal dari dunia, tetapi kita ini hanya pendatang di dunia ini. Kita
ini hanya orang asing di dunia ini, kita harus kembali ke tanah air sorgawi,
itulah yang harus menjadi milik pusaka kita.
Jadi, kalau “menyembah Setan” hanya
karena takhta, kekuasaan, dan kekuatan yang besar, itu adalah sebuah kebodohan.
Hanya karena dipercaya, diberi kekuasaan, kekuatan, takhta, diberi jabatan
tinggi, lalu terlena di situ untuk menyembah berhala dan Setan; luar biasa
bodohnya.
Terlalu banyak orang bodoh di dunia
ini, biar sudah sarjana S1, S2, S3. Saya tidak sedang menghina, saya hanya
sedang memberi tahu: Biar seseorang sudah sarjana S1, S2, S3, doktor,
professor, tetapi bisa bodoh minta ampun; menyembah Setan hanya karena kuasa,
takhta, kekuatan. Mungkin diberikan kuasa, takhta, kekuatan di dalam pekerjaan,
lalu terlena dengan pekerjaan itu; wah,
bodohnya minta ampun.
Kepada seorang pemuda, saya katakan:
Engkau sarjana, tetapi mengapa engkau
bodoh? Saya mengatakan itu karena tulus hati saya mengasihi dia.
Ayo, perhatikan: Jangan karena takhta,
kekuasaan, dan kekuatan, kita justru terlena oleh dunia ini. Jangan karena itu,
kita justru menyembah Setan. Keluarlah dari sana, sebab itu adalah lingkaran
Setan.
Alasan MENYEMBAH ANTIKRIS: Dilihat
dari pengakuan mereka, "Siapakah
yang sama seperti binatang ini?" Hanya karena mengadakan mujizat
kesembuhan, lalu mereka harus menyembah antikris; bodohnya minta ampun.
Kemudian, mereka juga berkata: "Siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Hanya karena naga itu sudah memberikan takhta, kekuasaan, kekuatan yang besar;
hanya itu saja alasannya sehingga pengikut-pengikut antikris akhirnya menyembah
naga dan juga antikris. Bodoh sekali.
Itu sebabnya, TUHAN memanggil orang
bodoh yang mau diajar pikul salib untuk mengalahkan orang pintar di dunia.
TUHAN memanggil yang lemah, yang mau dididik oleh salib, yang mau pikul salib,
untuk mengalahkan yang kuat dari dunia.
Jadi, orang pandai melihat orang
yang sibuk memikul salib, itu dikatakan “terlalu bodoh” Tetapi kita sangkal
diri, pikul salib saat ini di tengah ibadah pelayanan dalam penggembalaan ini
bukan karena kita bodoh, tetapi karena kita tahu ujungnya salib, muaranya salib
itu di mana.
Itulah alasan mengapa mereka
menyembah naga dan alasan menyembah antikris. Hati-hati, TUHAN sudah sampaikan
isi hati-Nya; jangan diabaikan. Kalau ada yang terhilang dan binasa karena
menerima cawan murka Allah, maka TUHAN tidak bisa dipersalahkan karena isi hati
TUHAN sudah dinyatakan.
Wahyu 13:5-6
(13:5) Dan
kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat;
kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan
lamanya. (13:6) Lalu ia membuka
mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah
kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
Selain memberikan takhta, kekuatan,
dan kekuasaannya yang besar kepada antikris, naga juga memberikan mulut
yang penuh kesombongan dan hujat kepada binatang itu (antikris) untuk:
- Menghujat Allah = Menghujat Bapa di sorga.
- Menghujat nama-Nya = menghujat Yesus, Anak Allah.
- Menghujat kemah kediaman-Nya = menghujat Roh Allah dan
aktivitas-Nya di dalam kemah rumah TUHAN.
Mengapa ia berani menghujat kemah kediamannya? Karena kalau kita perhatikan Wahyu 13:1, pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. Itu sebabnya, binatang itu memiliki mulut yang penuh kesombongan dan berani menghujat kemah kediaman Allah.
Kalau menghujat Allah Bapa, masih
diampuni; menghujat Anak Allah, masih diampuni; tetapi bila menghujat Roh Allah
dan segala aktivitas-Nya yang ada di dalam kemah kediaman Allah, itu diampuni
lagi.
Ada 3 (tiga) zaman:
- Zaman Allah Bapa. Kalau orang berdosa, masih diampuni.
- Zaman Allah Anak. Kalau orang berdosa, masih diampuni.
- Tetapi zaman Allah Roh Kudus; tidak ada lagi kesempatan
untuk mendapat pengampunan. Kalau orang berdosa pada zaman itu menghujat kemah
kediaman Allah, maka tidak akan diampuni lagi.
Coba saja kita bandingkan dengan Matius 12.
Matius 12:30
(12:30) Siapa tidak
bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama
Aku, ia mencerai-beraikan.
- Orang yang tidak mau menyangkal diri dan memikul salib,
akhirnya dia akan memberontak, dia mendurhaka; itu adalah pekerjaan antikris.
- Siapa tidak mengumpulkan bersama dengan Aku, ia
mencerai-beraikan; itu adalah pekerjaan dari nabi-nabi palsu atau serigala yang
mencerai-beraikan kawanan domba. Jadi, orang yang tidak tergembala, berarti sedang
dikuasai oleh si serigala (nabi palsu).
Berarti, kita semua harus sangkal
diri pikul salib dan harus tergembala, supaya selamat.
Ini mutlak harus kita kerjakan, sebab
ini adalah Firman TUHAN Yesus yang hidup, bukan Firman dari manusia.
Matius 12:31
(12:31) Sebab itu
Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat
terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.
- Menghujat Bapa; diampuni.
- Menghujat Anak Allah; juga diampuni.
- Tetapi menghujat kemah kediaman-Nya, tempat Roh Allah
berdiam; tidak diampuni.
Tubuh ini adalah rumah TUHAN. Tubuh ini harus menjadi tempatnya Roh Allah berdiam dan beraktivitas. Jadi, jangan jauh dari kegiatan Roh, jangan jauh dari aktivitas Roh, jangan jauh dari ibadah pelayanan, jangan tercerai berai.
Percayakan kepada Firman Allah: Di
tengah ibadah, kita harus sangkal diri dan pikul salib. Di tengah ibadah,
domba-domba harus tergembala.
Jangan ikuti cara antikris yang
memberontak; jangan ikuti cara nabi palsu (serigala) yang hendak
mencerai-beraikan kita, supaya akhirnya kita jangan sampai menghujat kemah
kediaman Allah.
Kemah kediaman Allah, tubuh ini,
hidup ini, rumah TUHAN, harus menjadi tempatnya Roh Allah, harus menjadi tempat
aktivitas dari Roh Allah. Berarti, kita hidup untuk beribadah dan melayani
TUHAN; jangan dihujat, jangan rusak pekerjaan TUHAN.
Itulah antikris; di mana Setan
(naga) memberikan mulut yang penuh kesombongan dan mulut yang penuh dengan
hujat untuk menghujat Bapa, Anak, dan kemah kediaman tempat Roh Allah berdiam.
Dan hal itu akan berlangsung selama
42 (empat puluh dua) bulan lamanya = 3.5 (tiga setengah) tahun.
Kita sudah melihat orang-orang yang
menyembah antikris, menyembah binatang itu, yang bermula dari mereka terharu
dengan mujizat -- yang sebetulnya, mujizat itu adalah kelicikan dari Setan --.
Inilah orang yang akan menerima cawan murka Allah, penghukuman yang terakhir
dari Allah Bapa.
Tentang, BAGIAN B: ORANG-ORANG YANG MENYEMBAH PATUNGNYA.
Kita perhatikan Wahyu 13, dengan perikop: “Binatang
yang keluar dari dalam bumi”
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku
melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk
dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor
naga.
Binatang kedua yang keluar dari
dalam bumi → Nabi-nabi palsu.
Alasan saya mengatakan bahwa
binatang yang keluar dari dalam bumi adalah nabi-nabi palsu: Sebab binatang itu
bertanduk 2 (dua) seperti anak domba, tetapi anehnya; apabila ia berbicara,
seperti seekor naga.
Ada di tengah ibadah pelayanan,
sepertinya dia hamba TUHAN, sepertinya dia sangkal diri pikul salib di tengah
ibadah, tetapi kalau ia berbicara seperti seekor naga, yang lidahnya bercabang
dua = berbicara palsu.
Wahyu 13:12
(13:12) Dan seluruh
kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia
menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama,
yang luka parahnya telah sembuh.
Seluruh kuasa binatang pertama,
seluruh kuasa dari antikris itu dijalankan kembali oleh nabi-nabi palsu atas
seizin antikristus. Akhirnya, seluruh bumi menyembah binatang pertama, yang
luka parahnya telah sembuh, itulah antikris.
Jadi, yang menyebabkan orang-orang menyembah
binatang, juga karena nabi palsu, karena antikris dan nabi palsu rupanya
bekerja sama.
Saya teringat dengan beberapa waktu
yang lalu: Seorang hamba TUHAN dari Sulawesi mengatakan bahwa “antikris dan nabi palsu tidak ada
hubungannya, tidak ada kaitannya”. Tetapi malam ini saya sampaikan: Percayalah,
antikris dan nabi palsu itu bekerja sama.
Waktu beliau menyanggah pemberitaan ini
beberapa tahun yang lalu, dia menggunakan pengertian dari Teologi sendiri.
Tetapi saya mau tegaskan, bukan karena saya ingin menggurui, bukan karena saya benci
sanggahan saudara, tetapi saya hanya ingin meyakinkan: Percayalah, antikris bekerja sama dengan nabi-nabi palsu, karena
Tri Tunggal Setan adalah naga, antikris dan nabi palsu.
- Kepala dari ular naga, itulah antikris.
- Ekor dari ular naga, itulah nabi palsu.
Itulah Tri Tunggal dari pada Setan.
Jadi, kita harus mengerti akan hal
ini, bahwa: Antikris bekerja sama dengan nabi-nabi palsu. Dan dia juga
menyebabkan sehingga nanti orang-orang akan menyembah antikris (binatang
pertama yang keluar dari dalam laut). Dan itu dikerjakan persis di depan mata
antikris, berarti; terjadi seizin antikris.
Teringatlah saya pada zaman Daniel
dalam Daniel 6. Daniel ini adalah
satu dari antara tiga orang pejabat tinggi di daerah teritorial raja Darius,
kerajaan Babelonia. Daniel adalah adalah seorang yang penuh kuasa, sebab ia
mempunyai roh yang luar biasa.
Apa itu roh yang luar biasa? Dia
memiliki Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel, di mana dasarnya adalah
Pengajaran Salib, sehingga roh kita berkuasa, tidak mudah dipengaruhi oleh
roh-roh dunia.
Itu sebabnya dalam 1 Yohanes 4:4, dikatakan: Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari
pada roh yang ada di dalam dunia. Sesungguhnya, pengertian ayat ini bukan
hanya sebatas “pengusiran Setan”, tetapi pengertian sebenarnya ialah roh kita
lebih kuat karena kita diisi oleh Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel,
di mana dasarnya adalah Pengajaran Salib, sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh
roh-roh dunia dengan kerajaannya (keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan
hidup), termasuk tidak mudah dipengaruhi oleh antikris. Inilah pribadi dari
pada Daniel, waktu dia menjadi satu dari tiga pejabat tinggi, yang mana ia
lebih diprioritaskan oleh Darius.
Karena Daniel adalah seorang pejabat
tinggi dengan memiliki roh yang luar biasa, maka tidaklah ditemukan kesalahan
di dalam dirinya, sehingga dua pejabat lainnya iri, benci, dengki, karena
Daniel ini adalah orang Yehuda (buangan di Babel), tetapi mengapa dia menjadi
pejabat yang lebih tinggi dari dua pejabat lainnya. Demikianlah mereka menjadi
iri dan akhirnya berusaha untuk menjatuhkan Daniel.
Mereka tidak bisa menjatuhkan Daniel
dalam hal pemerintahan, karena Daniel ini jujur oleh karena roh yang luar
biasa. Itu sebabnya, mereka ingin berusaha menjatuhkan Daniel dalam hal ibadah.
Demikian juga di akhir zaman ini:
Antikris mencari jalan untuk menjatuhkan gereja TUHAN yang memiliki roh seperti
Daniel, yang jujur di dunia, jujur dalam bekerja, baik jujur sebagai pengusaha,
jujur sebagai PNS, jujur sebagai wiraswasta, jujur sebagai apapun di dalam
menjalankan hidup ini, jujur oleh karena memiliki roh yang luar biasa. Karena
di dunia ini kita lurus dan jujur, termasuk jujur di pemerintahan, oleh karena
roh yang luar biasa, namun antikris tidak suka; itu sebabnya, dicarilah jalan
untuk menjatuhkan kehidupan gereja TUHAN.
Hal
ini sudah mulai kita rasakan sekarang ini, dan tidak boleh dianggap biasa,
karena sudah tergenapi; oleh sebab itu, perhatikan dengan sungguh-sungguh.
Tetapi lihatlah: Karena roh Daniel
lebih kuat, pejabat tinggi lainnya berusaha menggagalkan Daniel dalam hal
ibadah. Terkait dengan ibadah ini, adalah sebuah peraturan dan
perundang-undangan yang dikeluarkan (ada pasalnya), lalu disetujui oleh Darius
dengan cap (cincin) meterainya.
Dikeluarkanlah undang-undang: Dalam
satu bulan, orang di pemerintahan Media-Persia tidak boleh menyembah kepada
berhala, kepada TUHANnya, kepada dewanya, kepada siapapun, kecuali kepada
Darius.
Tetapi sekalipun Daniel mendengarkan
hal itu, roh yang ada di dalam diri Daniel tetaplah kuat; ia tetap kembali ke
rumahnya, naik ke atas rumahnya (ke loteng), seperti biasa dia menyembah
Allahnya tiga kali sehari. Hal itu diketahui oleh dua pejabat tinggi Media dan
Persia, dan akhirnya Daniel pun ditangkap, dilemparkan ke dalam gua singa.
Suatu kali, dunia ini akan menjadi
gua singa, tepatnya, pada saat antikris menjadi raja, mereka memerintah dan berkuasa
atas 4 (empat) penjuru bumi di seantero dunia (Timur, Barat, Utara, Selatan).
Singkat cerita; pada pagi hari,
Darius datang ke lubang singa dengan hati yang berdebar-debar untuk mengetahui
keberadaan Daniel, apakah dia mati atau
hidup.
Lalu bertanyalah Darius dengan suara
yang sayu: “Daniel, hamba Allah yang
hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan
engkau dari singa-singa itu?”
Daniel pun menjawab: “Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk
mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku …”
Malaikat sidang jemaat diutus oleh TUHAN untuk menggembalakan domba-domba,
menarik domba-domba dari mulut singa, beruang dan macan tutul, sehingga mulut
singa dikatupkan; itulah pentingnya tergembala.
Lalu Daniel kembali berkata: “… karena ternyata aku tak bersalah di
hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan
kejahatan.” Tekunlah dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok yang memuncak sampai
kepada doa penyembahan, seperti Daniel. Biarlah kita tetap tekun dalam 3 (tiga)
macam ibadah pokok sekalipun ada undang-undang atau pun pasal yang sudah
dikeluarkan; demikianlah kita tidak bersalah di hadapan TUHAN, tetapi juga
tidak bersalah terhadap pemerintahan negara ini.
Sekarang ini banyak sekali
hamba-hamba TUHAN menggunakan pernyataan: Kita
tunduk kepada pemerintah, karena ada ayatnya. Itu benar. Bukankah kita
sudah tunduk kepada pemerintah; kita bayar pajak bumi, kita bayar pajak
kendaraan, kita tidak bersalah.
Saya tidak sedang menjelekkan hamba
TUHAN, tetapi mohon perhatikan pengertian ini. Jangan sedikit-sedikit: “Kita tunduk kepada pemerintah”, tetapi
dengan demikian begitu banyak jemaat yang terjerumus.
Tetapi saya berani mengatakan: Saya tidak bersalah kepada TUHAN, saya tidak
bersalah kepada pemerintahan ini. Semoga pemerintahan kita ini seperti raja
Darius yang mengerti TUHANnya Israel.
Camkanlah pengertian ini.
Bersyukurlah kepada TUHAN Yesus, karena TUHAN begitu mengasihi saya dan
saudara.
Jadi, roh yang dimiliki oleh Daniel
lebih besar dari pada roh dunia ini; kita harus memiliki roh itu. Sebab tadi
kita sudah melihat; pada akhirnya, pengikut antikris menyembah binatang pertama
yang luka parahnya telah sembuh.
Wahyu 13:12
(13:12) Dan seluruh
kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia
menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama,
yang luka parahnya telah sembuh.
Biarlah kita memiliki roh seperti roh
yang dimiliki oleh Daniel; jangan kita turut menyembah Setan, jangan kita turut
menyembah antikris, walaupun nabi palsu mengadakan mujizat.
Berarti, binatang yang keluar dari
dalam bumi, itulah nabi palsu (guru palsu), juga mengikuti cara pelayanan antikris,
yakni sibuk untuk mengadakan mujizat kesembuhan.
Saya tambahkan sedikit dalam Matius 7, dengan perikop: “Hal pengajaran yang sesat”
Matius 7:15
(7:15)
"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar
seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Singkat kata: Serigala berbulu
domba, itulah nabi-nabi palsu. Berarti, Matius
7:15 = Wahyu 13:11-12.
Matius 7:22-23
(7:22) Pada hari
terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat
demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak
mujizat demi nama-Mu juga? (7:23)
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Nabi-nabi palsu sibuk mengadakan 3
(tiga) perkara ajaib, Yang Pertama: Sibuk
bernubuat.
Berarti; sibuk mengajarkan Firman
TUHAN, tetapi mengabaikan salib.
Tidak salah apabila seseorang
mengatakan: “Saya mendapatkan
penglihatan, di mana TUHAN mau datang”, disertai dengan cucuran air mata. Pemberitahuan
itu sudah benar, tetapi lebih sempurna lagi pengertian itu bilamana dia
melanjutkan Pengajaran Salib, dengan lain kata; sangkal diri dan pikul salib.
Jangan sibuk hanya bernubuat, dengan
berkata: “Yesus datang. Saya melihat,
banyak orang akan berjatuhan”, itu benar, tetapi belum sempurna. Dia harus
sangkal diri, dia harus pikul salib, dan itu harus diajarkan di tengah ibadah
dan pelayanan di tengah penggembalaan. Baik hamba TUHAN, gembala sidang, baik
sidang jemaat, semuanya harus bersama-sama sangkal diri dan pikul salib.
Kalau hanya sibuk bernubuat,
menyampaikan penglihatan, menyampaikan nubuat-nubuat, tetapi dia tidak sibuk
dalam menyangkal diri dan pikul salib, maka tidak ada artinya, biar air mata
menetes. Mohon maaf, tetapi itu adalah fakta yang terjadi.
Dari Nigeria, ada seorang ibu yang bernubuat
dan menangis sejadi-jadinya; itu bagus, tetapi belum sempurna. Tangisan itu
menjadi sempurna, kalau dia mau sangkal diri dan pikul salib, dan itu diajarkan
di tengah ibadah dan pelayanan. Lewat video
call, saya tawarkan Pengajaran Salib kepada beliau, tetapi tidak ditindak-lanjuti,
lalu apa arti air mata? Iman tanda tindakan adalah nol. Kalau hanya menangis,
namun tidak ada pikul salib; itu adalah nol.
Demikian juga di New Zeland; saya
berkenalan dengan beliau. Beliau hanya berkata: “Bagus ya Firman-Nya”, tetapi tidak mau mengikuti Pengajaran Salib.
Kalau hanya menangis, semua bisa
menangis; itu hanya sebatas terhari. Tetapi yang TUHAN mau adalah Firman itu
ditindak-lanjuti, bukan hanya menangis.
Nabi-nabi palsu sibuk mengadakan 3
(tiga) perkara ajaib, Yang Kedua: Sibuk mengusir Setan.
Saya masih teringat: Awal mula
pelayanan perintisan di provinsi Banten, berkali-kali Setan diusir dari orang
yang kerasukan Setan di berbagai tempat.
Nabi-nabi palsu sibuk mengadakan 3
(tiga) perkara ajaib, Yang Ketiga: Sibuk
mengadakan banyak mujizat kesembuhan.
Di awal mula pelayanan perintisan di
provinsi Banten, juga banyak orang sakit yang disembuhkan, termasuk sakit mata
disembuhkan, kanker kulit disembuhkan, kista disembuhkan, rahim tertutup
dibuka, sakit kuning langsung disembuhkan pada saat itu juga, dan lain
sebagainya.
Tetapi bukan itu menjadi barometer
ukuran sehingga saya masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Itu hanya karunia saja, itu
hanya pemberian saja. Yang terpenting adalah sangkal diri dan pikul salib;
kerjakan keselamatan, bukan soal pemberian.
Kita boleh menerima karunia “yang
miskin menjadi kaya, yang tidak punya uang menjadi punya uang”, tetapi bukan
karena dia punya uang lalu dia masuk sorga, bukan karena dia menerima
kesembuhan lalu dia masuk sorga, tidak, itu hanyalah karunia.
Pengertian ini harus kita miliki.
Hati dan pikiran ini harus diisi penuh oleh pembukaan Firman, supaya jangan
kita terpedaya untuk menyembah binatang itu.
Kemudian, mereka melakukan 3 (tiga)
perkara ajaib tersebut "demi nama TUHAN", bukan demi nama manusia
atau demi sebuah perusahaan, atau karena sebuah perkara, tidak. Tiga perkara
tersebut dilakukan oleh nabi palsu “demi nama TUHAN.”
- Bernubuat, menyampaikan Firman demi nama Yesus. Berseru
kepada TUHAN, yang diawali dengan doa sebelum menyampaikan Firman, dengan
berkata: “TUHAN Yesus, saya sampaikan
Firman, Amin.”
- Mengusir Setan, dengan berkata: “Dalam nama Yesus; saya usir Setan”, lalu Setan terusir.
- Menyembuhkan orang yang sakit: “Dalam nama TUHAN Yesus; sembuh.”
Semuanya demi nama TUHAN Yesus.
Tetapi anehnya, sekalipun mereka lakukan semua itu demi nama TUHAN, pada hari TUHAN, pada saat TUHAN datang pada kali yang kedua, Yesus berterus terang dan berkata:
1.
Aku tidak pernah mengenal kamu!
2.
Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian
pembuat kejahatan!
Sibuk mengadakan 3 (tiga) perbuatan
ajaib, dan ketiga-tiganya dilakukan demi nama TUHAN, bukan demi kepentingannya,
tetapi kok TUHAN justru sebuah mereka
"pembuat kejahatan." Di
mana letak kejahatannya?
Kita bisa melihat dan temukan “letak
kejahatannya” dalam ayat 21.
Matius 7:21
(7:21) Bukan
setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di
sorga.
Bukan setiap orang yang berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga, bukan itu tolak ukurnya. Tetapi tolak ukur untuk masuk
ke dalam Kerajaan Sorga adalah dia yang melakukan
kehendak Bapa di sorga.
Janganlah kita melakukan kehendak
sendiri, tetapi biarlah kita melakukan apa yang menjadi kehendak Allah Bapa.
Mari kita lihat KEHENDAK ALLAH BAPA
di dalam Matius 26.
Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia
pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau
cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah
kehendak-Mu!"
Yesus datang ke dalam dunia ini
untuk melakukan kehendak Allah, berarti; sangkal diri, pikul salib = Minum
cawan yang berisi anggur.
Bernubuat, pengusiran Setan dan mujizat adalah karunia, itu adalah pemberian yang kita terima, tetapi keselamatan harus dikerjakan. Yesus telah mengerjakan keselamatan itu di atas kayu salib; Ia telah melakukan kehendak Allah Bapa, Dia harus minum cawan Allah yang isinya adalah anggur (darah) untuk diminum, barulah kehendak Allah terlaksana.
Mujizat tidak salah, tetapi mujizat
tidak dapat membawa kita untuk sampai kepada keselamatan. Yang menyelamatkan
kita adalah kehendak Allah Bapa sangkal diri dan pikul salib, minum cawan Allah
yang isinya anggur (darah).
Dan untuk kehendak Allah, Anak berkata: "Ya Bapa" Untuk sangkal diri dan pikul salib, maka umat ketebusan TUHAN yang sudah ditebus oleh darah harus berkata: "Ya Bapa, Ya TUHAN"
Janganlah kita mau dibius mati oleh
mujizat kesembuhan, tetapi biarlah kiranya kita ada di dalam pengaruh oleh
kebenaran yang sejati, yakni sangkal diri dan pikul salib, minum cawan Allah. Untuk
perkara yang penting ini, kita harus katakan: "Ya Bapa", dengar-dengaran saja.
Tetapi, pelajaran dengar-dengaran
itu terkait dengan domba yang tergembala (Yohanes
10). Singkatnya; harus tergembala supaya kita dengar-dengaran.
Itulah kehendak Allah, yaitu sangkal
diri dan pikul salib; minum cawan Allah.
Mari kita lihat; orang yang sangkal
diri dan pikul salib, orang yang selalu bergumul. Kita akan melihat suatu
peristiwa yang sangat menarik, supaya kita tahu bahwa muara salib salib itu
adalah Kerajaan Sorga.
Kita perhatikan Kejadian 28, dengan perikop: “Mimpi
Yakub di Betel”
Kejadian 28:17-19
(28:17) Ia takut
dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah
Allah, ini pintu gerbang sorga." (28:18) Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang
dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang
minyak ke atasnya. (28:19) Ia
menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus.
Betel, artinya; rumah TUHAN, Bait
Allah. Sedangkan rumah TUHAN itu dahsyat, dan rumah TUHAN itu adalah pintu
gerbang sorga
Kalau kita menjadi rumah TUHAN, maka
terbuka lebar-lebar pintu sorga untuk kita. Jadi, sudah sangat jelas; Betel
rumah TUHAN itu dahsyat, karena Betel adalah pintu gerbang sorga.
Oleh sebab itu, jangan jauh dari
rumah TUHAN, karena rumah TUHAN itu dahsyat dan rumah TUHAN itu adalah pintu
gerbang ke sorga. Masakan saudara ingin ke sorga, tetapi hari-hari di tempat
bekerja, hari-hari di tempat berbisnis, hari-hari di tempat kuliah, hari-hari
di tempat yang daging inginkan; itu adalah sesuatu yang tidak mungkin.
Tetapi yang pasti; Betel adalah
rumah TUHAN, dan rumah TUHAN itu adalah dahsyat, karena rumah TUHAN itu pintu
gerbang sorga. Percayalah.
MENGAPA RUMAH TUHAN ITU DAHSYAT DAN
DISEBUT PINTU GERBANG SORGA?
Kejadian 28:12
(28:12) Maka
bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya
sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di
tangga itu.
Di bumi didirikan sebuah tangga, yang
ujungnya sampai ke langit.
Tangga → Salib di Golgota.
Kalau kita menyangkal diri, memikul
salib, bergumul setiap hari selama kita hidup di bumi, maka akhir / ujung /
muara dari pergumulan -- oleh karena ibadah yang sangkal diri dan pikul salib --
adalah langit Kerajaan Sorga
Jadi, ukuran untuk masuk sorga bukan
karunia. Sekalipun serigala berbulu domba sibuk bernubuat demi nama TUHAN,
sibuk mengusir Setan demi nama TUHAN, sibuk mengadakan banyak mujizat
kesembuhan demi nama TUHAN, tetapi itu bukan menjadi tolak ukur sehingga hamba
TUHAN dan sidang jemaat yang dilayani masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Tetapi manakala kita tetap sangkal
diri dan pikul salib, sibuk bergumul, maka ujungnya (muaranya) ialah langit
Kerajaaan Sorga.
Jadi, jangan terlena dengan hamba
TUHAN yang mengadakan mujizat. Tidak salah terjadi mujizat, tetapi kalau sudah
tergembala dalam sebuah penggembalaan, bukan mujizat itu lagi yang harus
dikerjakan, sebab domba-domba harus dituntun dengan tongkat dan gada besi,
itulah Roh Kudus dan pengajaran Firman yang menghancurkan tabiat daging.
Pertama memang dengan “tongkat”,
bagaikan tongkat Harun yang mengadakan banyak mujizat terjadi;
- Tongkat berubah menjadi ular.
- Melewati laut Teberau.
Tetapi setelah dari gunung Sinai,
mereka sudah “memikul tabut”, dengan lain kata; dipimpin oleh Pengajaran Salib,
Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel
Kembali saya sampaikan: Ujung salib
adalah langit Kerajaan Sorga. Jadi, kalau kita diajar untuk menyangkal diri dan
memikul salib, diajar untuk berkorban di tengah ibadah, maka anggaplah setiap
korban itu sebagai satu anak tangga. Jadi, kapan kita berkorban? Setiap hari,
bukan pada saat tertentu saja karena ada maunya.
Ada berapa anak tangga dari Betel,
rumah TUHAN, sampai ke Sorga? Tidak terhingga. Artinya, setiap korban adalah
satu anak tangga, setiap korban adalah satu anak tangga, setiap korban adalah
satu anak tangga, terus menerus, yang ujungnya adalah sampai ke langit Kerajaan
Sorga.
Kalau hanya mengadakan mujizat, mengadakan
3 (tiga) perkara ajaib demi nama TUHAN, itu adalah penjahat rohani yang
berdasi; kelihatannya rapi, tetapi penjahat di mata TUHAN.
Sepertinya kejam, tetapi didikan
salib inilah yang menyelamatkan. Jangan lembut-lembut, tetapi tidak ada didikan
salib di dalamnya; itu adalah penjahat.
Saudara lebih suka dengan yang
lembut-lembut?
- Sudah salah, tetapi tidak ditegur;
- sudah malas, tetapi tidak ditegur;
- tidak mengembalikan milik TUHAN, tetapi tidak ditegur;
- tidak sungguh-sungguh ibadah, tetapi tidak ditegur;
Lalu saudara suka dengan hamba TUHAN
yang demikian?
Sama saja seperti seorang sarjana
yang mempunyai pendidikan S1, S2, S3, tetapi tidak memiliki pemahaman. Itulah
orang yang berhikmat di dunia.
Orang Yunani memandang salib sebagai
kebodohan, sedangkan orang Yahudi tersandung terhadap salib, karena tidak hidup
di dalamnya.
Ingat: Setiap korban adalah satu
anak tangga. Lalu ada berapa banyak anak tangga? Tidak terhitung, tidak
terhingga. Berarti, setiap hari kita harus sangkal diri dan pikul salib, terus
menerus sangkal diri dan pikul salib.
Jadi, kalau kita diajar oleh TUHAN untuk
menyangkal diri dan memikul salib, seharusnya kita berkata: “Terima kasih, TUHAN, sebab Engkau kirimkan
Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel untuk menggembalakan kami. Terima kasih
TUHAN, Engkau tidak kirimkan gembala yang manis-manis tetapi penjahat.” Sesuai Amsal 27:5, Lebih baik teguran nyata,
dari pada lembut-lembut tetapi tidak mau tegur.
Mari kita telusuri GEREJA YAKUB ini
lebih dalam lagi di dalam Kejadian 32.
Kejadian 32:24-28
(32:24) Lalu
tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia
sampai fajar menyingsing. (32:25)
Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul
sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok,
ketika ia bergulat dengan orang itu. (32:26)
Lalu kata orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah
menyingsing." Sahut Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau
pergi, jika engkau tidak memberkati aku." (32:27) Bertanyalah orang itu kepadanya: "Siapakah
namamu?" Sahutnya: "Yakub." (32:28)
Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel,
sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan
engkau menang."
Yakub bergumul semalam-malaman
sampai fajar menyingsing, sampai ia berkemenangan; ia tidak mau keluar dari
pergumulan, ia tidak lari dari kenyataan, sebelum ia menerima berkat dari
sorga.
Jadi, sebelum kita diberkati oleh
TUHAN, tetaplah sangkal diri dan pikul salib; sebelum kita dibawa sampai ke Sorga,
tetaplah sangkal diri dan pikul salib, sampai kita yakin menerima berkat
sorgawi.
Selama kita ada di bumi ini, kita
akan tetap bergumul setiap hari, setiap saat. Selama kita mendiami kemah tubuh
ini, selama kita tinggal di bumi, kita akan terus menghadapi pencobaan, kita
akan terus bergumul dengan banyaknya pencobaan, bergulat semalam-malaman.
Arti “semalam-malaman” ialah dunia
sudah berada dalam gelap malam karena dosa sudah memuncak, maka di situlah
kesempatan terakhir kita untuk bergumul semalam-malaman. Jangan lepaskan dan jangan
lari dari kenyataan hidup; jangan cengeng dan jangan menjadi pencundang, tetapi
hadapilah sampai kita menerima berkat sorgawi.
Yakub tidak lari dari kenyataan. Yakub
sadar pergumulan yang dihadapinya adalah atas seizin TUHAN; sebab yang
dihadapinya adalah seorang laki-laki; pribadi Allah dan pribadi manusia; itulah
Pribadi Yesus, yang adalah 100% (seratus persen) Allah dan 100% (seratus persen)
manusia. Ketika Dia memikul salib-Nya adalah dalam keadan 100% (seratus persen)
sebagai manusia; itu sebabnya, Dia merasakan begitu hebatnya pahitnya
penderitaan itu.
Tetapi Yakub terus bergumul; dia
tidak lari dan tidak menjadi pecundang, tidak malu kalau direndahkan, tidak
malu kalau melayani TUHAN, tidak malu rendah hati, sebelum berkat itu dia
terima.
Ingat: Setiap korban adalan satu
anak tangga. Jangan lepaskan diri dari pergumulan; hadapi saja. Jangan cengeng
dan jangan menjadi pencundang.
Kalau oleh karena pergumulan itu
tidak dapat menyenangkan hati kita, ya
sudah; sabar dulu. Jika tidak ada beras, sabar dulu. Jika tidak ada uang,
sabar saja dulu. Tidak usah cengeng, tetap sangkal diri pikul salib; jangan
jauh dari ibadah, jangan jauh dari Betel. Tetap bergulat, tetap bergumul;
hadapi saja, sampai kita menerima berkat yang satu itu, yang ujungnya di
langit. Itulah Yakub.
Kita sudah melihat perbandingan
antara gereja Yakub dengan nabi palsu yang sibuk hanya mengadakan mujizat,
tetapi mengabaikan apa yang menjadi kehendak Allah, tidak mengajarkan sangkal
diri dan pikul salib.
Jadi, didikan salib adalah kekuatan
Allah dan hikmat Allah, sampai kita betul-betul menerima berkat. Artinya; jangan
lari dari kenyataan, sampai kita diberkati.
Apa bukti diberkati?
Kita memiliki kekuatan, kita memiliki hikmat.
1 Korintus 1:23
(1:23) tetapi
kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu
sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
- Untuk orang-orang Yahudi, pengajaran salib adalah batu sandungan.
- Tetapi untuk orang bukan Yahudi (orang dunia), ketika melihat
orang yang menyangkal diri dan memikul salib, bagi mereka itu adalah suatu kebodohan.
1 Korintus 1:24
(1:24) tetapi
untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi,
Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Tetapi untuk kita yang terpanggil
dalam TUHAN, maka Kristus yang disalibkan dan diajarkan, itu adalah kekuatan
Allah dan hikmat Allah.
Jadi, hikmat inilah kemuliaan.
Mengapa saya katakan demikian? Kalau kita memiliki hikmat, maka;
- Kita dapat membedakan antara yang baik dan yang tidak baik.
- Kita dipimpin di jalan yang suci.
- Kita bisa membedakan mana ajaran yang baik dan mana ajaran
yang tidak baik.
Singkat kata: Hikmat Allah adalah
kemuliaan Allah.
Maka, dalam Amsal 8:10-11,
- Amsal 8:10, Terimalah didikan salib, sebab itu lebih dari pada perak.
Pengetahuan yang berasal dari didikan salib lebih dari pada emas pilihan.
- Amsal 8:11, Karena hikmat oleh Pengajaran Salib lebih berharga dari
pada permata, apa pun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamai hikmat.
Jadi, hikmat lebih berharga dari
perak, lebih berharga dari emas, lebih berharga dari permata. Hikmat itu
kemuliaan, karena Yesus adalah hikmat; Yesus adalah kekuatan kita; Dialah
kemuliaan, sehingga dengan demikian, oleh hikmat, kita dipermuliakan bersama
dengan Dia.
Itulah berkat yang kita terima,
sebagai bukti bahwa kita diberkati oleh pergumulan; kita kuat dan kita
berhikmat. Terimalah pergumulan Pengajaran Salib sampai kita diberkati; jangan
dilepaskan.
Yesus adalah hikmat Allah. Yesuslah
kekuatan kita. Dan hikmat itulah kemuliaan, dan kita juga dipermuliakan bersama
dengan Dia.
Kita kembali memperhatikan Wahyu 13.
Wahyu 13:13
(13:13) Dan ia
mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari
langit ke bumi di depan mata semua orang.
Nabi-nabi palsu mengadakan
tanda-tanda yang dahsyat (mengusir Setan dan mengadakan mujizat-mujizat), juga
menurunkan api dari langit ke bumi, supaya dilihat oleh semua orang, dilihat
oleh penduduk di bumi.
Jadi, antara nabi palsu dan antikris
ada kesamaannya: Nabi palsu dan antikris ini hanya ingin pamer-pamer saja, hanya
ingin show, hanya ingin menunjukkan
kelebihan-kelebihan yang dia miliki saja; dan itu menjadi suatu daya tarik bagi
mereka. Maka, jangan heran bila tiba-tiba orang kumpul sebanyak-banyaknya di
situ, karena berita dari mulut ke mulut berkata: “Di situ ada mujizat, di situ ada kesembuhan”
Tetapi jangan kita kecil hati
manakala kita diajar oleh didikan salib, itu adalah hikmat dan kekuatan, itu
adalah berkat yang kita terima. Sebelum terima berkat itu, jangan lepaskan
didikan salib, karena ujungnya adalah kemuliaan. Jangan tidak percaya, tetapi
harus percaya.
Wahyu 13:14
(13:14) Ia menyesatkan
mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan
kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh
mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati
binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.
Tujuan dari tanda-tanda heran atau
mujizat-mujizat yang diadakan oleh nabi palsu adalah untuk menyesatkan mereka
yang diam di bumi.
Bukti sesat ialah orang-orang yang
diam di bumi akhirnya mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka
itu. Jadi, yang dihormati adalah antikris.
Itulah sebabnya di atas tadi saya
sudah katakan: Hati-hati dengan pengertian tentang “tunduk” ini. Kita semua
tunduk, karena memang itu yang tertulis di dalam Alkitab. Tetapi jangan gunakan
kata “tunduk kepada pemerintah” dalam pengertian yang negatif.
Kembali saya sampaikan: Mereka yang
disesatkan akhirnya mendirikan patung untuk menghormati binatang pertama
(antikris), karena binatang pertama itu luka oleh pedang, namun tetap hidup.
Ujian-ujian, pencobaan-pencobaan
yang terjadi sekarang ini, percayalah itu terjadi atas seizin TUHAN. Singkat
kata: Ujian maupun pencobaan itu merupakan pedang TUHAN.
Tujuan dari pedang TUHAN adalah untuk
menyucikan kita dari dosa yang disebabkan oleh musuh abadi;
- Daging dengan keinginannya.
- Dunia dengan arusnya.
- Setan dengan tipu dayanya.
Kalaupun ada ujian, ada pencobaan,
anggap saja itu adalah pedang TUHAN, yang tujuannya adalah untuk menyucikan
kita semua.
Tetapi lihatlah; antikris ini sudah
mengalami luka oleh pedang Roh, itulah Firman Allah, namun penyucian itu tidak
membawa dia sampai kepada pengalaman kematian. Di tengah-tengah luka, dia
justru sibuk mengadakan mujizat kesembuhan.
Ingat: Pencobaan, pergumulan adalah
pedang Roh, itu adalah Firman Allah untuk menyucikan kita, itu adalah penyucian
dari TUHAN. Seperti Yakub tadi, di dalam Kejadian
35:25, saat dia menghadapi pergumulan, dia bergulat dengan satu laki-laki
sampai fajar menyingsing, akhirnya laki-laki ini memukul sendi pangkal paha
Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok. Itu adalah penyucian yang
terdalam.
Pedanh Roh di dalam Ibrani 4:12 adalah Firman Allah yang
hidup dan kuat; dia lebih tajam dari pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat
dalam (penyucian yang terdalam), sehingga memisahkan:
- Jiwa dan roh.
- Sendi-sendi dan sumsum
- Juga sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati.
Memang kita terluka oleh pedang Roh itu,
tetapi ingatlah; luka ini harus membawa kita sampai kepada pengalaman kematian;
itu sebabnya, kita harus mengalami penyucian yang terdalam.
Jadi, ujian pencobaan adalah pedang
tajam untuk menyucikan kita, tetapi antikris tidak mau disucikan, apalagi sampai
kepada pengalaman kematian; ia tidak mau. Dia hanya sibuk mengadakan mujizat,
sibuk mengadakan tanda-tanda heran, sibuk mengusir Setan, walaupun semua demi
nama TUHAN, tetapi itu adalah penjahat rohani.
Luka karena pedang, bukan karena
apa-apa; jadi, pergumulan ini terjadi atas seizin TUHAN, karena pedang Roh yang
tajam itu tujuannya adalah untuk menyucikan kita sampai masuk ke dalam pengalaman
kematian, itulah penyucian yang terdalam, bagaikan sendi-sendi yang terpelecok.
Kita bersyukur, sampai hari ini
TUHAN menolong kita lewat pengertian ini. Kita semua mendapatkan suatu berkat,
itulah hikmat, itulah kekuatan, itulah ujung dari pada tangga, ujungnya sampai
ke langit. Muara dari salib adalah langit Sorga, bukan mujizat.
Ulangan 13:2-4
(13:2) dan
apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia
membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita
berbakti kepadanya, (13:3) maka
janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN,
Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi
TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. (13:4) TUHAN, Allahmu, harus kamu
ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada
perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti
dan berpaut.
Ujian pergumulan itu bagaikan pedang
tajam yang melukai untuk menyucikan kita, dan itu adalah penyucian terdalam.
Tetapi antikris tidak suka; itu
sebabnya, luka itu justru digunakan sebagai kesempatan untuk mengadakan mujizat
kesembuhan, untuk menarik perhatian jiwa-jiwa di bumi ini. Jadi, tidak heran,
apabila hal itu dipraktekkan di dalam ibadah, maka banyaklah jiwa dalam sebuah
penggembalaan.
Berbeda dengan penyucian semacam ini;
terlalu sedikit yang mau menerimanya. Tetapi biarlah kita semua bertahan, karena
ingatlah; muara dari salib adalah langit. Jangan lepaskan pengertian ini.
Walaupun setiap hari kita harus
bergumul, hadapi saja. Walaupun luka parah, hadapi saja. Itu adalah penyucian terdalam.
Jangan kita ambil jalan pintas yang sifatnya sementara, tetapi ujungnya binasa.
Namun salib ujungnya adalah langit
Kerajaan Sorga. Oleh sebab itu, jangan terpengaruh dengan mujizat.
Kembali saya sampaikan: Mereka
mendirikan patung, tujuannya adalah untuk menghormati antikris. Mana lebih
baik; hormati TUHAN atau antikris?
Dalam Yesaya 9:14,
- Tua-tua dan orang yang terpandang, itulah kepala ular naga,
itulah antikris.
- Nabi palsu yang mengajarkan dusta, itulah ekor naga.
Wahyu 13:15
(13:15) Dan
kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung
binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak
begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu,
dibunuh.
Siasat dari nabi palsu: Membawa
orang-orang yang heran dengan mujizat tadi untuk mendirikan patung.
Setelah patung didirikan untuk
menghormati binatang itu, barulah menyembah patung binatang itu; didirikan dulu
barulah disembah. Mengapa? Karena
patung binatang itu dapat berbicara.
Mengapa dapat berbicara?
Karena kepada nabi palsu diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung
binatang itu. Berarti, patung binatang itu menjadi hidup karena ada nyawanya.
Singkat kata: Naga memberikan kuasa
kepada antikris, Wahyu 13:2. Kemudian,
oleh kuasa yang dia terima dari naga, ia memberikan nyawa kepada patung
binatang itu. Kalau nyawa diberikan kepada patung, maka patung menjadi hidup.
Terkait dengan “nyawa”, mari kita
perhatikan Imamat 17.
Imamat 17:11
(17:11) Karena nyawa
makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu
kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah
mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa.
Kalau kita bisa bertahan hidup
sampai hari ini, itu karena Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya. Darah-Nya sudah
dicurahkan untuk menebus kita, supaya kita hidup.
Tetapi lihatlah; patung binatang itu
menjadi hidup, karena kepada patung binatang itu diberikan nyawa supaya hidup. Nyawa siapa? Itulah nyawa dari pada pengikut-pengikut
antikris itu sendiri.
Jadi, nyawa dari pengikut-pengikut
antikris itu sudah ada pada patung itu. Karena nyawa mereka ada pada patung
itu, maka patung yang mati menjadi hidup, dan dia dapat berbicara begitu rupa.
Dan tanda-tandanya sudah dapat kita
rasakan hari ini, yaitu tahun depan terjadi ekonomi global. Sebagaimana dengan
apa yang dikatakan oleh Bapa Presiden Joko Widodo: Tahun 2023, dunia gelap.
Seiring dengan gelapnya dunia, maka
ekonomi global sudah berlangsung. Kalau ekonomi sudah bersifat globalisasi (menyatu),
berarti pemerintahannya satu, rajanya satu.
Semua yang sedang terjadi ini
arahnya kepada satu raja. Ekonomi global arahnya kepada satu raja. Nanti
uangnya juga satu raja. Maka, uang inilah yang mengatur seantero dunia; dia
berbicara, karena pada patung ini sudah diberikan nyawa. Nyawa siapa? Itulah nyawa pengikut-pengikutnya.
Maka mau tidak mau, orang-orang yang
menjadi pengikutnya harus mendengarkan perkataan dari patung itu, supaya dapat
"menjual" dan "membeli"; patung itu bisa berbicara karena
patung itu sudah diberikan nyawa.
Kita harus bersyukur kepada TUHAN;
betapa hebatnya TUHAN memproteksi kita. TUHAN cemburu, Rasul Paulus juga
cemburu dengan cemburu ilahi, itulah cemburu yang bersifat preventif, bukan
cemburu membabi buta.
Kalau suami cemburu membabi-buta,
dia bisa membunuh isterinya, dia bisa membunuh anaknya. Tetapi Suami yang kita
punya adalah Kristus Kepala, namun apabila Dia cemburu, Dia proteksi kita,
sehingga kita tidak jatuh dalam dosa; Dia membatasi kita oleh karena cemburu
yang bersifat preventif.
Jadi, kita sudah melihat; siapa yang
akhirnya menyembah binatang dan siapa yang akhirnya menyembah patung binatang,
itulah mereka yang kepincut dengan tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat palsu,
bahkan nyawa mereka sendiri sudah diserahkan kepada nabi palsu, dan itu menjadi
jaminan sehingga patung itu hidup.
Ketika patung itu hidup, dia
berbicara. Ketika dia berbicara, maka orang-orang yang sudah menyerahkan
nyawanya kepada patung itu akan mendengar dan mengikuti perkataan-perkataan
patung itu.
Demikianlah kelak akan terjadi
ekonomi global, dengan satu pemerintahan, satu mata uang, itulah antikris. Oleh
sebab itu, jangan kita diatur oleh patung itu.
Makan atau tidak makan, kerja atau tidak
bekerja, biarlah kita tetap bergumul terus semalam-malaman sampai fajar
menyingsing, sampai kita berkemenangan.
Ingat: Setiap satu korban adalah
satu anak tangga; satu korban adalah satu anak tangga. Jadi, jangan berhenti di
tengah jalan, jangan berhenti berkorban, jangan berhenti sangkal diri dan pikul
salib, sebab ujung (muara) dari pengajaran salib di tengah ibadah pelayanan ini
adalah langit Kerajaan Sorga (takhta Allah).
Jadi, jangan kecil hati bila gaji
kita kecil, tetapi yang terpenting; patung itu tidak mengatur hidup kita.
Kita harus bersyukur untuk jaminan
keselamatan yang TUHAN berikan. Ayo, kita kerjakan keselamatan masing-masing
dengan takut dan gentar. Mujizat hanyalah karunia, tetapi keselamatan itu harus
kita pikul masing-masing.
Itulah orang-orang yang menyembah
binatang dan menyembah patungnya. Kita harus lebih menghormati TUHAN dari pada
semuanya ini.
Ingat: Luka karena pedang terjadi
adalah seizin TUHAN, karena itu merupakan penyucian terdalam. Jangan kita lari
dari kenyataan, dengan mengambil jalan pintas lewat mujizat untuk memperbanyak
jumlah sidang jemaat, tetapi tidak tahu mau dibawa ke mana ujung (muara) dari
ibadah itu.
Demikian juga kita, sebagai sidang
jemaat, harus bijaksana.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment