IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 27 OKTOBER 2022
KITAB MALEAKHI PASAL 1
(Seri: 12)
Subtema: TENANG KARENA
TERGEMBALA
Pertama-tama
saya mengucapkan “selamat malam”, dan puji syukur kepada TUHAN yang sudah
memperkenankan kita untuk menghadap Dia lewat Ibadah Pendalaman Alkitab yang
disertai dengan perjamuan suci.
Saya
juga tidak lupa menyapa sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, bahkan umat
ketebusan TUHAN yang senantiasa setia untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming video internet Youtube,
Facebook, di mana pun berada.
Selanjutnya,
marilah kita berdoa, kita mohon kemurahan TUHAN, supaya apabila Firman dibukakan
maka selanjutnya meneguhkan setiap kehidupan kita, juga memberkati kita lewat
perjamuan suci.
Mari
kita sambut KITAB MALEAKHI untuk Firman Penggembalaan Ibadah Pendalaman Alkitab.
Kita
akan memperhatikan Maleakhi 1,
dengan perikop: “TUHAN mengasihi Israel”
Maleakhi 1:2-3
(1:2) "Aku mengasihi kamu," firman
TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi
kami?" "Bukankah Esau itu kakak Yakub?" demikianlah firman
TUHAN. "Namun Aku mengasihi Yakub, (1:3) tetapi membenci Esau. Sebab itu Aku membuat
pegunungannya menjadi sunyi sepi dan tanah pusakanya Kujadikan padang
gurun."
Sesungguhnya,
TUHAN mengasihi Israel. Hal itu disampaikan dengan jelas oleh nabi Maleakhi
Namun Israel
ragu, lebih tepatnya tidak yakin bahwa TUHAN mengasihi mereka, sehingga
terhadap kasih TUHAN itu, Israel berkata:
Dengan cara bagaimanakah engkau
mengasihi kami?
Akan tetapi
kasih TUHAN sangat istimewa terhadap umat Israel, karena umat Israel mempunyai
tempat secara khusus di hati TUHAN, seperti dua orang anak Ribka. Sesungguhnya,
Esau adalah kakak Yakub, namun kenyataannya; TUHAN mengasihi Yakub tetapi
membenci Esau.
Hal yang senada
juga diajarkan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Roma dalam Roma 9, dengan perikop: “Pilihan atas Israel”
Roma 9:13-14
(9:13) seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub,
tetapi membenci Esau." (9:14)
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil?
Mustahil!
Alkitab berkata:
Tuhan mengasihi Yakub tetapi membenci
Esau.
Hal ini
dinyatakan Rasul Paulus dengan jelas, dengan terang benderang kepada jemaat di
Roma.
Jika Allah mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau, apa yang hendak kita katakan? Apakah kita berkata bahwa Allah itu tidak adil? Mustahil! Karena sesungguhnya, Allah itu adil.
Roma 9:12
(9:12) dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua
akan menjadi hamba anak yang muda,"
TUHAN berkata: Anak yang tua (Esau) akan menjadi hamba anak
yang muda (Yakub). Inilah yang menjadi alasan sehingga TUHAN mengasihi
Yakub, tetapi membenci Esau.
Kita
lihat peristiwa yang sesungguhnya dalam Kejadian 25.
Kejadian 25:23
(25:23) Firman TUHAN kepadanya: "Dua bangsa ada
dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam
rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak
yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda."
Firman TUHAN datang
kepada Ribka untuk memberitahukan bahwa di
dalam kandungan Ribka ada dua bangsa, dengan keadaan:
- Suku bangsa yang
satu akan lebih kuat dari yang lain.
- Anak yang tua
(Esau) akan menjadi hamba kepada anak yang muda (Yakub).
Itulah yang
disampaikan oleh Rasul Paulus tadi kepada jemaat di Roma. Jadi, Kejadian 25:23 = Roma 9:12.
Kejadian
25:24-26
(25:24) Setelah genap harinya untuk bersalin, memang anak
kembar yang di dalam kandungannya. (25:25)
Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah
berbulu; sebab itu ia dinamai Esau. (25:26) Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit
Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun
pada waktu mereka lahir.
Ribka memang
mengandung anak kembar (dua anak laki-laki) dan melahirkannya.
Anak yang
pertama adalah ESAU.
Tanda lahirnya:
Warnanya merah, lalu seluruh tubuhnya
seperti jubah berbulu.
Dari tanda
lahirnya ini, Esau benar-benar adalah anak sulung.
Anak yang kedua lahir, itulah YAKUB.
Tanda lahirnya:
Seluruh tubuhnya klimis -- tepatnya
tidak membawa apa-apa --, akan tetapi Yakub
memegang tumit Esau.
Kita datang ke
dunia ini persis seperti bayi yang baru lahir, maksudnya; telanjang, tidak
membawa apa-apa. Demikian juga nanti kembali kepada Sang Pencipta (Sang Khalik)
-- entah dia ke sorga atua ke neraka -- juga dengan tidak membawa apa-apa;
itulah Yakub. Tetapi yang menjadi kelebihannya adalah tangannya memegang tumit
Esau; itulah sebabnya ia dinamai Yakub.
Intinya: Namanya
sesuai dengan perbuatannya atau tabiatnya. Tangan → Perbuatan hidup.
Kalau kita
melihat; “tumit Yesus” sangat berkuasa. Itu sebabnya, Dia berkuasa untuk
meremukkan kepala ular 2000 (dua ribu) tahun yang lalu di atas kayu salib.
Jadi, ini adalah
tangan yang hebat, tangan yang heran luar biasa. Biar kita tidak mempunyai
apa-apa, asal tangan kita terus memegang tumit TUHAN, maka kita pasti
berkemenangan, kita pasti dibela TUHAN, kita pasti dipelihara, diberkati oleh
TUHAN.
Jangan pegang
yang lain-lain. Untuk yang lain, kita pegang dengan segala jerih lelah, tetapi untuk
pekerjaan TUHAN, kita justru lepas tangan; di mana letak pemeliharaan TUHAN di
situ? Tentu, tidak ada.
Yakub datang
dengan klimis, juga kembali kepada Sang Khalik dengan keadaan klimis, tetapi
kelebihannya adalah tangannya memegang tumit; itulah yang menjadi jaminan
keselamatan. Ayo, gunakan tangan masing-masing; jangan lepas tangan untuk
pekerjaan TUHAN, sebab itu adalah jaminan keselamatan bagi gereja Yakub di
hari-hari terakhir ini.
Saya bangga kalau sidang jemaat sebagai anak-anak rohani sungguh-sungguh menggunakan dua tangan untuk pekerjaan TUHAN. Saya tidak bangga kalau sidang jemaat sidang jemaat nampak berhasil di dunia ini, tetapi dia lepas tangan untuk pekerjaan TUHAN; TUHAN tidak bangga, karena tidak akan mendapatkan jaminan keselamatan.
Jaminan
keselamatan itu kita peroleh; walaupun kita klimis, tidak mempunyai apa-apa, asal
tangan memegang tumit TUHAN. Tetapi kalau kita lepas tangan, TUHAN tidak
bangga, walaupun nampaknya sepertinya terpelihara oleh karena keadaan, pekerjaan
yang TUHAN berikan, uang, bisnis yang ada; namun itu bukanlah jaminan.
Jaminannya adalah tangan memegang tumit; itu adalah kebanggaan.
Maka orang tua
pun harus bangga kalau melihat anaknya melayani TUHAN. Jangan bangga hanya
sebatas karena dia nampaknya terlihat berhasil dengan bisnisnya; itu adalah
bangga yang semu, karena tidak bisa dipertahankan untuk selama-lamanya.
Oleh sebab itu,
kita harus dukung orang lain, jangan dihasut-hasut. Kalau seseorang sedang
dididik dengan salib, jangan dihasut-hasut.
Saya merasa; ada
satu orang di sini yang menjadi korban karena hasutan-hasutan itu. Tetapi saya
terus doakan dia, namun akhirnya dia tertolong. Awalnya dia terhasut dan goyah,
lalu saya bertanya: Mengapa kamu goyah?
Tetapi dia tidak mau menjawab, padahal saya tahu sebetulnya; ada
pengaruh-pengaruh yang tidak baik.
Karena
penglihatan dari pada Maria itu tidak bisa meleset; pasti ada yang membuat
keributan dan penghasutan. Yang mana penglihatan itu adalah:
- Ada anjing
dengan kertas sampah di mulutnya.
- Kemudian, bebek
mengebas-kebaskan sayapnya dan juga berisik.
Memang didikan
salib yang kita terima di sini. Ketika didikan salib itu kita terima, lalu
tiba-tiba ada hasutan, memang sekilas didikan salib yang salah. Oleh sebab itu,
hati-hati, jangan mau dihasut.
Kalau ada roh
penghasut di dalam dirimu, lepaskan itu, karena kita ada di dalam penggembalaan
ini bukan untuk merusak pekerjaan TUHAN. Oleh sebab itu, biarkan satu dengan
yang lain masing-masing menggunakan tangannya untuk melayani pekerjaan TUHAN;
jangan dihasut, supaya ia jangan lepas tangan.
Ayo, belajar
dewasa; jangan rusak pekerjaan TUHAN. Apalagi saat seseorang menerima didikan
salib, dukung dia; itulah yang benar. Jangan justru menghasut-hasut, seolah-olah
didikan salib yang salah.
Dukung satu
dengan yang lain untuk menerima didikan salib: “Ayo, gunakan tanganmu, nak, untuk melayani pekerjaan TUHAN. Gunakan
tanganmu, Bapa atau Ibu, untuk mengerjakan pekerjaan TUHAN.” Jangan malah
saat ada didikan salib, engkau malah mengambil kesempatan dengan mengelus-elus
dagingnya, akhirnya dia lepas tangan.
Kalau saya
berkata seperti ini, berarti TUHAN punya maksud di sini, bahwa ternyata memang
ada yang demikian.
Sekali lagi saya
sampaikan dengan tandas: Saat ada didikan salib, jangan ambil kesempatan untuk
menghasut orang lain. Justru dukung dia untuk memegang tumit, dukung dia untuk
menerima didikan salib, dukung dia untuk mengerjakan pekerjaan TUHAN. Dukung
dia dengan berkata: “Ayo, gunakan
tanganmu, pikul salibmu!” Itulah yang benar. Jangan justru dielus-elus dagingnya
saat ia sedang dididik dengan salib.
Hati-hati;
pokoknya, saya sudah menyampaikan hal ini. Tetapi kalau masih terus-terusan
demikian, yang kita hadapi nanti adalah TUHAN. Saudara tidak sedang menyakiti
saya, tetapi sedang berhadapan dengan TUHAN.
Ada banyak cara
Setan untuk menghasut -- sebab Setan namanya --; dia pintar sekali untuk
menghasut. Jangan lanjutkan itu, sebab itu tidak baik.
Kembali saya sampaikan
dengan tegas: Sementara engkau melihat ada didikan salib, dukung itu. Jangan
justru menghasut dagingnya.
Ingat: Yakub
lahir dalam keadaan klimis, tetapi yang menjadi kelebihannya ialah ia memegang
tumit. Ayo, jangan lepas tangan terhadap pekerjaan TUHAN, tetapi terlibatlah di
dalamnya, karena itu adalah jaminan keselamatan.
Walaupun kita
tidak mempunyai apa-apa di bumi ini; nampaknya hina, papah, tersisihkan, tetapi
kalau kita tetap memegang tumit, itu adalah jaminan dari segala sesuatu. Camkanlah
itu. Dewasalah dan bijaksanalah.
Kita sudah
melihat "tanda lahir", sekarang kita akan melihat SETELAH BERTAMBAH
BESAR.
Kejadian 25:27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau
menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di
padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
Setelah
bertambah besar, ESAU menjadi
seorang yang pandai berburu daging
dan hari-harinya sibuk hanya untuk berburu daging.
Dia mengisi
kekosongan hidupnya hanya dengan sibuk berburu daging; itu saja pekerjaan Esau.
Jangan kita dikuasai oleh roh Esau.
Kemudian, Esau
adalah seorang yang suka tinggal di
padang. Padang → Dunia.
Dalam 1 Yohanes 2:15, Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang
mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Alasan TUHAN
mengatakan hal itu, sebab di dalam 1
Yohanes 2:16, Segala sesuatu yang ada di dalam dunia ialah keinginan
daging, keinginan mata, keangkuhan hidup; dan ketiganya bukan berasal dari Bapa
di sorga (bukan dari tempat Yang Mahatinggi), melainkan berasal dari dunia
(dari bawah). Sementara dalam 1 Yohanes
5:19, dunia ini berada di bawah kuasa si jahat (berasal dari Setan).
Hal itu nampak dengan
jelas dalam Injil Lukas 4, di mana Yesus
menghadapi 3 (tiga) ujian:
- Ujian yang
pertama: Batu menjadi roti, itu adalah keinginan daging.
- Ujian yang
kedua: Yesus dibawa ke gunung yang tinggi lalu diperlihatkan kerajaan dunia dan
keindahan-keindahannya, itu adalah keinginan mata.
- Ujian yang
ketiga: Yesus dibawa ke bubungan Bait Allah (menara gereja), tempat yang tinggi,
itu berbicara soal keangkuhan hidup.
Jadi, jelas; tiga
perkara ini datang dari Setan, bukan dari sorga, bukan dari Allah, bukan dari
tempat Yang Mahatinggi. Pokoknya, segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini
bukanlah berasal dari Allah, tetapi dari Setan.
- Keinginan daging
berasal dari Setan.
- Keinginan mata
berasal dari Setan.
- Keangkuhan hidup
juga berasal dari Setan.
Dewasalah,
terimalah pengertian yang benar supaya kita memperoleh kasih yang sempurna.
Lalu dalam 1 Yohanes 2:17, dunia ini sedang lenyap
dengan 3 (tiga) keinginan tadi -- keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan
hidup --, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah Bapa, seperti Yakub
memegang tumit Esau, tetap hidup selama-lamanya. Jadi, memegang tumit adalah
jaminan.
Kejadian 25:27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau
menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi
Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
Setelah
bertambah besar, YAKUB adalah
seorang yang tenang.
Kata
"tenang" di sini bukan menunjuk kepada si pemalas yang tanpa
kegiatan. Akan tetapi, kata "tenang" di sini menunjukkan sebuah ibadah
yang sudah berada pada tingkat tertinggi, dengan lain kata; berada pada puncak
ibadah, yakni doa penyembahan.
Ciri-ciri tenang: Tidak sibuk berburu daging = Terkendali, dengan lain kata; berada dalam penguasaan diri.
Kita perhatikan 1 Petrus 4, dengan perikop: “Hidup orang Kristen”
1 Petrus 4:7A
(4:7) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena
itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat, berarti;
kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi, sebab tanda-tanda kedatangan TUHAN
sudah nampak dengan jelas, dengan demikian; sekarang ini kita sudah berada pada
waktu yang terakhir, di ujung-ujung akhir kedatangan TUHAN = Perjalanan rohani
kita sudah berada pada mil-mil yang terakhir.
Sekarang,
kita membaca 1 Korintus 10, dengan
perikop: “Israel sebagai suatu peringatan”
1 Korintus
10:6-10
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita
untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat
seperti yang telah mereka perbuat, (10:7)
dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti
beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa
itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan
percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga
pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan
oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut,
seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka
dibinasakan oleh malaikat maut.
Perjalanan
bangsa Israel di padang gurun adalah gambaran dari perjalanan gereja TUHAN di
hari-hari terakhir ini
Keadaan bangsa
Israel selama 40 (empat puluh) tahun dalam perjalanan di padang gurun:
1.
Menginginkan
hal-hal yang jahat, 1 Korintus 10:6.
Peristiwa itu ada di dalam Bilangan 11:4.
2.
Israel
menyembah berhala, 1 Korintus 10:7. Peristiwa
itu ada di dalam Keluaran 32.
3.
Israel
hidup dalam percabulan, 1 Korintus 10:8.
Peristiwa itu ada di dalam Bilangan 25:
1-18.
4.
Israel
mencobai TUHAN, 1 Korintus 10:9.
Peristiwa itu ada di dalam Bilangan 21:5.
5.
Israel
bersungut-sungut di hadapan TUHAN, 1
Korintus 10:10. Peristiwa itu ada di dalam Bilangan 16:41-49.
Jika tidak ada
kegiatan, jangan terlalu banyak main HP, tetapi periksalah Firman TUHAN. Ketika
kita memeriksa Firman TUHAN, maka sama dengan; memeriksa wujud hidup rohani
kita. Kalau kita tidak mau memeriksa Firman, maka kita tidak akan pernah
memeriksa seperti apa wujud rohani kita di hadapan TUHAN. Itu sebabnya,
seseorang akan merasa diri paling benar, paling suci, mengapa? Karena dia tidak pernah memeriksa hatinya.
Tetapi kalau
kita sibuk memeriksa Firman TUHAN, itu sama dengan; sibuk memeriksa hati ini
sudah seperti apa di hadapan TUHAN. Oleh sebab itu, Firman Allah harus menjadi
cermin hidup; jangan hanya didengar untuk dilupakan, tetapi dengar untuk
selanjutnya dilakukan.
Itulah keadaan
dari bangsa Israel selama 40 (empat puluh) tahun dalam perjalanan mereka di
padang gurun.
1 Korintus 10:11
(10:11) Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh
dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu,
di mana zaman akhir telah tiba.
Apa yang
diperbuat bangsa Israel, kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat di padang
gurun selama 40 (empat puluh) tahun perjalanan di padang gurun, itu dituliskan,
karena itu harus dijadikan contoh untuk memperingatkan kita yang hidup di
hari-hari terakhir ini, sebab hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, dan hari-hari
ini adalah masa untuk kita menantikan kedatangan TUHAN.
Hari terakhir
adalah masa untuk penantian. Jangan sampai hari terakhir justru sibuk berburu
daging, seperti Esau. Biarlah hari-hari terakhir ini harus kita jadikan sebagai
masa penantian; jangan justru sibuk berburu daging.
Tetapi memang, banyak
orang Kristen; sekalipun telah disampaikan pengertian yang benar, tetapi seringkali
diabaikan.
Sama seperti pada
zaman Nuh, dalam Matius 24:37, Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh,
demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Hari-hari terakhir
ini persis seperti zaman Nuh.
Kemudian, dalam Matius 24:38-39, Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum,
kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan
mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan
mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Keadaan
dari zaman akhir persis seperti zaman Nuh.
Nuh, disebut
pemberita kebenaran, sebab ia telah menyatakan yang benar, di mana ia mempersiapkan
bahtera di atas gunung:
- Bahtera itu
harus berpetak-petak, itu adalah Pengajaran Mempelai.
- Kemudian bahtera
itu ada ukurannya, juga ada tingkatannya, yaitu tingkat bawah, tingkat tengah
dan tingkat atas, itu berbicara tentang Pengajaran Tabernakel.
Jadi, Pengajaran
Mempelai dalam Terang Tabernakel adalah pemberitaan yang benar yang disampaikan
oleh Nuh.
Tetapi sekalipun
Nuh telah menyampaikan kabar baik, namun
orang-orang pada zaman Nuh sibuk dengan 2 (dua) hal:
1.
Makan
minum → Urusan daging.
2.
Kawin
mengawinkan → Kenajisan percabulan. Secara lahiriah; bersetubuh dengan wanita
lain, tetapi secara rohani; menjadi hamba uang, yang hanya mencari kelimpahan.
Demikian juga
Rasul Paulus: Rasul Paulus sibuk menuliskan peristiwa perjalanan 40 (empat
puluh) tahun bangsa Israel di padang gurun; dan itu harus menjadi contoh supaya
memperingatkan kita yang hidup di hari-hari terakhir ini.
Rasul Paulus
tidak mau bahwa kehidupan anak-anak TUHAN di hari-hari terakhir sama seperti
perjalanan bangsa Israel di padang gurun, juga sama seperti pada zaman Nuh. Maka,
kalau kita perhatikan 2 Korintus 11:2,
Aku cemburu kepada kamu dengan cemburu
ilahi -- bukan cemburu daging, tetapi cemburu rohani --. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada
satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
Jadi, Rasul Paulus menyampaikan Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel.
Singkatnya: Baik
Nuh, maupun Rasul Paulus sama-sama menyampaikan Pengajaran Mempelai dalam
Terang Tabernakel supaya di hari-hari terakhir ini, kita betul-betul
menggunakan waktu sebaik mungkin.
Seharusnya,
waktu yang terakhir ini adalah masa penantian. Jangan kita gunakan waktu yang
terakhir ini untuk sibuk berburu daging.
Itulah yang
dimaksud dengan 1 Petrus 4:7A,
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat,
berarti; hari-hari ini adalah hari-hari terakhir. Pengajaran Mempelai dalam
Terang Tabernakel harus diajarkan; itu sudah harus menjadi harga mati.
1 Korintus
10:12-13
(10:12) Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh
berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! (10:13) Pencobaan-pencobaan yang kamu
alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.
Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai
melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan
ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Jangan ada orang
yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, jangan sampai ada di antara kita yang
menyangka bahwa ia teguh berdiri = Jangan menyangka dirinya hebat dan kuat, jangan
ada yang menyangka bahwa dirinya tetap kuat dan mampu menghadapi pencobaan-pencobaan
di atas muka bumi ini, supaya ia jangan jatuh di dalam pencobaan.
Pencobaan yang kita hadapi selama di muka bumi ini silih berganti; pencobaan yang satu selesai, lalu kita akan menghadapi pencobaan berikutnya, bahkan pencobaan yang satu belum selesai, tetapi kita juga harus menghadapi pencobaan berikutnya, terus menerus sampai TUHAN datang.
Sedangkan nanti
puncak dari pencobaan-pencobaan itu adalah pada saat antikris menjadi raja,
mereka akan memerintah dan berkuasa atas seantero dunia ini.
Jadi, sekali
lagi saya sampaikan: Walaupun seseorang memiliki kedudukan, jabatan, pangkat
yang tinggi, mempunyai uang, harta, kekayaan yang banyak, namun jangan merasa
diri kuat, karena kalau ia merasa dirinya kuat, pastilah ia jatuh terhadap
pencobaan yang terjadi.
Jangan kita
menyangka hebat, jangan kita menyangka kuat, jangan kita menyangka berdiri
teguh, supaya kita jangan jatuh, supaya kita jangan lemah menghadapi pencobaan
yang terjadi di bumi ini.
Saya tahu: Ada
di antara kita yang merasa diri tidak butuh TUHAN, dia merasa diri kuat, sebab
yang terpenting baginya adalah bekerja dan uang; itu sebabnya dia menjadi hamba
dalam kelimpahan, hamba terhadap uang, hamba kenajisan percabulan. Jangan
menyangka kuat, supaya jangan jatuh karena pencobaan-pencobaan.
Mengapa disebut pencobaan-pencobaan? Karena pencobaan
satu selesai, kita harus hadapi pencobaan berikutnya. Dan puncak pencobaan
adalah pada saat antikris menjadi raja.
Ketika antikris
menjadi raja:
- Mereka
memerintah dengan tangan besi.
- Menjalankan
kekuasaannya dengan kekerasan (otoriter).
Kalau
kita tidak mau dengan rendah hati menerima kebenaran ini, maka habislah kita. Jangan
kita menganggap diri kuat, jangan merasa diri hebat karena harta, kekayaan,
uang, kedudukan, jabatan, pangkat dan ijazah. Jangan merasa kuat berdiri teguh
karena kita punya uang, pekerjaan -- yang datang dari TUHAN --, supaya jangan
jatuh terhadap pencobaan-pencobaan, di mana puncak pencobaan adalah pada saat
antikris menjadi raja.
Camkanlah;
tidak usah panas hati dan uring-uringan, tetapi kita harus pegang tumit Yesus;
itu harus dan mutlak.
Buktinya:
- Dilihat dari
tanda lahir Esau; warnanya merah, kemudian seperti jubah berbulu. Namun kenyataannya,
Esau binasa, karena dia lepas tangan.
- Sebaliknya, satu
kehidupan yang klimis, tidak punya apa-apa, namun dia tetap pegang tumit.
Akhirnya, gunung Sion disebut rumah Allah Yakub. Berarti, pegang tumit adalah
jaminan keselamatan.
Jadi,
harus rendah hati; tidak bisa tidak. Kita harus terima secara utuh kebenaran
dari sorga, dari Allah; itu yang akan menolong kita. Apalagi hari-hari ini
adalah hari-hari terakhir yang harus kita jadikan sebagai masa penantian,
jangan justru sibuk berburu daging.
Sekarang, mari
kita lihat: KEADAAN DI HARI-HARI TERAKHIR.
Kita perhatikan 1 Yohanes 2, dengan perikop: “Antikristus”
1 Yohanes 2:18
(2:18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang
terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus
akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya,
bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.
Seorang antikris akan datang, namun
kelanjutan dari kalimat berikutnya, yaitu: sekarang
telah bangkit banyak antikristus. Dan itu adalah tanda bahwa waktu ini benar-benar
adalah waktu yang terakhir
Kita
akan buktikan keabsahan, kebenaran dari ayat ini yang harus didukung dengan
ayat yang lain, di dalam Wahyu 13:16-18.
Tetapi supaya kita tahu Wahyu 13:16-18,
kita harus terlebih dahulu membaca Wahyu
13:1, dengan perikop: “Binatang yang
keluar dari dalam laut”
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari
dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas
tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama
hujat.
Binatang pertama
yang keluar dari dalam laut → Antikris.
Wujudnya:
- Bertanduk 10
(sepuluh) dan di atas tanduk-tanduknya terdapat 10 (sepuluh) mahkota.
- Berkepala 7 (tujuh)
dan pada tiap-tiap kepala tertulis nama-nama hujat.
Menghujat kediaman
Allah dan segala sesuatu yang ada di dalamnya; itu adalah pekerjaan dari
antikris. Lepas tangan -- seperti Esau --, tidak mau pikul salib itu adalah
antikris yang menghujat kemah kediaman-Nya dengan segala sesuatu yang ada di
dalamnya.
Tetapi kita
harus memegang tumit Yesus; sangkal diri dan pikul salib, itu harus menjadi
perbuatan kita. Tetapi jika kita menghujat kemah kediaman-Nya, berarti; lepas
tangan, menganggap najis darah perjanjian.
Selanjutnya,
mari kita membaca ayat 16-18.
Wahyu 13:16-18
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang,
kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda
pada tangan kanannya atau pada dahinya, (13:17)
dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka
yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. (13:18) Yang penting di sini ialah
hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang
itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan
bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Bilangan
binatang pertama (antikris) ialah bilangan seorang manusia. Manusia
terdiri dari tubuh, jiwa dan roh, kemudian hati, pikiran dan perasaan.
Sedangkan
bilangan dari binatang itu adalah enam ratus enam puluh enam (666).
Jadi, berawal
dari "seorang", tetapi apabila tubuh, jiwa dan roh dikuasai daging = Dikuasai oleh roh antikris, dan akhirnya sekarang telah bangkit “banyak”
antikris.
Roh antikris
disebut juga dengan roh jual beli, maksudnya; seseorang diperbolehkan untuk sebebas-bebasnya
menjual membeli, bekerja atau beraktivitas, apabila dia menerima tanda bilangan
binatang itu pada tangan kanan atau pada dahinya. Sedangkan bilangannya adalah enam
ratus enam puluh enam (666), maksudnya;
- 6 (enam) pertama
→ Tubuh dikuasai daging.
- 6 (enam) kedua →
Jiwa dikuasai daging.
- 6 (enam) ketiga
→ Roh dikuasai daging.
Kalau tubuh jiwa
roh dikuasai daging, pada akhirnya nanti akan bangkit banyak antikris.
Jangan
sampai tubuh, jiwa, roh kita dikuasai oleh daging. Dalam Matius 26:41, Roh memang
penurut, tetapi daging lemah.
Sejenak
kita kembali memperhatikan ANTIKRIS, di dalam Wahyu 13.
Wahyu 13:2
(13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan
tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa.
Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya
yang besar.
Binatang pertama
yang keluar dari dalam laut adalah antikris
Antikris
merupakan kombinasi dari 3 (tiga) jenis binatang:
1.
Macan
tutul.
2.
Beruang.
3.
Singa.
Kita perhatikan Daniel 7, dengan perikop: “Keempat binatang dan anak manusia”
Daniel 7:1
(7:1) Pada tahun pertama pemerintahan Belsyazar, raja
Babel, bermimpilah Daniel dan mendapat penglihatan-penglihatan di
tempat tidurnya. Lalu dituliskannya mimpi itu, dan inilah garis
besarnya:
Daniel mendapat
nubuatan (pembukaan Firman) tentang yang akan datang, lalu dituliskannya.
Daniel 7:2-3
(7:2) Berkatalah Daniel, demikian: "Pada malam hari
aku mendapat penglihatan, tampak keempat angin dari langit mengguncangkan
laut besar, (7:3) dan empat
binatang besar naik dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain.
Tampak keempat angin dari langit mengguncang laut besar. Berarti, goncangan yang terjadi ini terjadi atas seizin TUHAN.
Dan 4 (empat) binatang
besar naik (keluar) dari dalam laut; yang satu berbeda dengan yang lain.
Daniel 7:4-6
(7:4) Yang pertama rupanya seperti seekor singa, dan
mempunyai sayap burung rajawali; aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut
dan ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia, dan
kepadanya diberikan hati manusia. (7:5)
Dan tampak ada seekor binatang yang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang;
ia berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada di dalam
mulutnya di antara giginya. Dan demikianlah dikatakan kepadanya: Ayo, makanlah
daging banyak-banyak. (7:6) Kemudian
aku melihat, tampak seekor binatang yang lain, rupanya seperti macan tutul;
ada empat sayap burung pada punggungnya, lagipula binatang itu berkepala empat,
dan kepadanya diberikan kekuasaan.
Adapun kombinasi
dari 3 (tiga) jenis binatang, Yang Pertama: Seperti seekor SINGA.
Awalnya, dia
mempunyai sayap burung rajawali, tetapi pada akhirnya sayap itu tercabut. Jadi
jelas; antikris itu datangnya dari orang Kristen, berasal dari hamba TUHAN,
tetapi dia menolak salib di Golgota, dia lepas tangan dari pekerjaan TUHAN
(seperti Esau), dan akhirnya sayap itu tercabut.
Jadi, sudah
jelas; bilangan binatang itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya
adalah 666 (enam ratus enam puluh enam). Berasal dari seorang hamba TUHAN atau
anak TUHAN, namun menolak salib, maka tercabutlah sayapnya itu. Sesudah tercabut
sayapnya, barulah dia terangkat dari tanah, dan ditegakkan pada dua kaki
manusia, dan kepadanya diberikan hati manusia.
Adapun kombinasi
dari 3 (tiga) jenis binatang, Yang Kedua: Seperti
BERUANG.
Tetali lihat; ia
berdiri dengan 2 (dua) kaki pada bagian belakang, sedangkan 2 (dua) kaki bagian depan akan meremukkan, membanting
dan memukul sampai musuhnya hancur.
Tidak berhenti
sampai di situ; 3 (tiga) tulang rusuk ada di dalam mulut beruang di antara
gigi-giginya.
Adam dibentuk
dari tanah, segambar serupa dengan Allah. Lalu Adam dibuat tidur nyenyak, itulah
pengalaman kematian, supaya Yesus bebas mengadakan operasi. Kalau kita tidak
masuk dalam pengalaman kematian (daging bersuara), maka Firman akan susah untuk
membedah kehidupan ini, sehingga masalah tidak kunjung selesai.
Tetapi TUHAN
membuat Adam tidur, itulah pengalaman kematian, sehingga ketika dioperasi
dengan pedang tajam, maka Firman Allah melukai daging itu untuk mengambil semua
penyakit dan kelemahan dalam tubuh, lalu selanjutnya dibebat.
Demikian juga
ketika TUHAN membangun seorang perempuan; TUHAN membuat manusia itu tidur, lalu
diambillah salah satu tulang rusuk Adam, lalu dibangunkanlah perempuan dari
tulang rusuk itu, dan dibawa kepada Mempelai Laki-Laki. Itu sebabnya, namanya
“perempuan”, karena perempuan itu diambil dari laki-laki.
Tetapi tadi kita
melihat: 3 (tiga) tulang rusuk ada di dalam mulut beruang di antara
gigi-giginya → Manusia, di mana tubuh, jiwa dan rohnya dikuasai oleh daging,
dikuasai oleh roh antikris, dikuasai oleh roh jual beli.
Maka, kepada
beruang itu dikatakan: “Ayo, makanlah
daging banyak-banyak.” Jadi, yang dikuasai oleh antikris adalah manusia
daging, sebab tubuh, jiwa, rohnya dikuasai daging.
Adapun kombinasi
dari 3 (tiga) jenis binatang, Yang Ketiga: Seperti
MACAN TUTUL.
Di atas
dikatakan: Binatang ketiga yang seperti macam tutul memiliki empat sayap burung pada punggungnya; ini
berbicara soal kecepatan. Artinya, antikris memiliki suatu kecepatan. Jadi,
selain kuat, tangkas, tetapi juga memiliki suatu kecepatan yang sangat tinggi.
Kalau kita
berlambat-lambat, kalau kita bermasa bodoh di di hari-hari terakhir ini,
menunda-nunda pekerjaan TUHAN, maka kita akan dilibas habis oleh antikris.
Empat sayap pada
punggung adalah sayap burung, bukan sayap rajawali; jadi, empat sayap itu akan
terbangkan dia ke seluruh dunia dalam gerakan kecepatan yang tinggi.
Kemudian, di
sini juga dikatakan: Lagipula binatang
itu berkepala empat, artinya; suatu kali nanti, antikris akan menjadi raja
atas seantero dunia, atas empat penjuru bumi (Timur, Barat, Utara, Selatan). Mereka
akan memerintah dengan tangan besi, menjalankan kekuasaan dengan kekerasan.
Berawal dari
“seorang antikris”, dan akhirnya akan bangkit “banyak antikris”, apabila tubuh,
jiwa, roh dikuasai oleh daging. Tiga tulang rusuk itulah yang nanti akan
menjadi sasaran dari antikris, yaitu tubuh, jiwa, roh yang dikuasai oleh
daging.
Jadi, kombinasi
dari 3 (tiga) jenis binatang ini hanyalah gambaran saja bahwa binatang itu
kuat, binatang itu tangkas dan juga memiliki kecepatan tinggi. Kalau kita
berlambat-lambat, bermasa bodoh, lihat; suatu kali nanti akan digilas habis.
Mungkin hari ini tidak akan ada apa-apa, tetapi nanti akan digilas habis,
karena pekerjaan antikris itu begitu cepat seperti kilat memancar. Kalau kita
menunda-nunda pekerjaan, berlambat-lambat, bermasa bodoh, maka orang seperti
inilah yang nanti akan menjadi korbannya.
Kita harus bersegera,
jangan bermasa bodoh, jangan tunda-tunda pekerjaan TUHAN. Jangan kita memiliki
roh Esau, yaitu lepas tangan. Tetapi sekalipun kita tidak punya apa-apa
(klimis), asal kita pegang tumit TUHAN Yesus, layani TUHAN dengan sungguh-sungguh,
layani pekerjaan TUHAN, sangkal diri pikul salib, itu adalah jaminan
keselamatan, pertolongan bagi kita.
Lihatlah,
bagaimana hebatnya “seorang antikris”, tetapi pada akhirnya bangkit “banyak
antikris”, apabila tubuh, jiwa, rohnya dikuasai daging.
Kangan ada di
antara kita yang merasa diri kuat, supaya dia jangan jatuh dalam pencobaan,
tetapi bijaksanalah sebelum kebijaksanaan itu diambil TUHAN, sebelum hikmat itu
diambil TUHAN.
Jadi, antara Daniel 7:4-6 sama dengan Wahyu 13:1-2,16-18.
Tadi kita sudah
melihat: 3 (tiga) tulang rusuk ada di dalam mulut beruang di antara
gigi-giginya → Tubuh, jiwa, roh sudah dikuasai daging = 666 (enam ratus enam
puluh enam).
Hal ini juga
dapat kita temukan di dalam 2 Timotius 3,
dengan perikop: “Keadaan manusia pada
akhir zaman” Akhir zaman = Hari terakhir. Ingat: Jangan gunakan waktu yang
ada, jangan kita gunakan hari-hari terakhir ini untuk sibuk berburu daging.
2 Timotius 3:1
(3:1) Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir
akan datang masa yang sukar.
Di hari-hari
terakhir akan datang masa yang sukar. Selama kita hidup di bumi, akan
menghadapi pencobaan-pencobaan; setelah pencobaan yang pertama selesai, akan
menghadapi pencobaan yang kedua, terus menerus silih berganti; itu adalah masa
sukar. Dan puncak masa sukar adalah pada saat antikris menjadi raja atas
seantero dunia ini.
2 Timotius 3:2-4
(3:2) Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi
hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi
pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih,
tidak mempedulikan agama, (3:3)
tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat
mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, (3:4) suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu,
lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
Delapan belas
macam dosa akhir zaman:
1.
Manusia
akan mencintai dirinya sendiri = Mempertuhankan perut.
2.
Menjadi
hamba uang = Hidup dikuasai kenajisan
percabulan.
3.
Membual = Kata-kata
dusta terus menerus terucap dari mulut.
4.
Menyombongkan
diri
= Tinggi hati, tidak mau merendah. Orang yang tidak mau merendah, maka ia tidak
suka mengalah.
5.
Pemfitnah. Jangan suka
memfitnah. Saya sudah memberi contoh tadi: Kita ini diajar oleh didikan salib,
tiba-tiba kita datang dari belakang dan mengelus-elus dagingnya, itu adalah
fitnah. Jangan teruskan hal yang seperti itu. Kita semua, satu dengan yang lain
harus sadar, bahwa; pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik.
6.
Berontak
terhadap orang tua.
7.
Tidak tahu
berterima kasih.
Sampai sejauh ini, kita telah digembalakan; diberi makan, minum, diberi nafas
hidup = dipelihara oleh TUHAN. Sampai sejauh mana terima kasih kita? Kemudian,
dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah, Yesus tampil sebagai Imam Besar Agung;
melayani kita, berdoa untuk kita, memperdamaikan dosa kita, lalu sampai sejauh
mana ucapan terima kasih kita kepada TUHAN? Jangan kita malah menjelekkan TUHAN
dan pekerjaan TUHAN, dan yang ada di dalam kediaman-Nya.
8.
Tidak
mempedulikan agama
= Menghujat tempat kediaman Allah dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya.
9.
Tidak tahu
mengasihi.
10.
Tidak mau
berdamai.
Kalau seseorang sudah turun dari pelayanan, maka akan nampak keadaannya, yaitu
dimulai dari gelisah, mulai uring-uringan, mulai tidak suka dengan gembala,
tidak suka dengan seisi rumah TUHAN, mulai tidak suka dengan segala sesuatu,
sampai akhirnya tidak mau berdamai. Itulah yang saya lihat. Jadi, apa yang saya
lihat, itulah yang saya sampaikan. Hati-hati, kalau sudah melayani, jangan
coba-coba putus asa, karena nanti fatal akibatnya. Hal ini sudah terjadi dan
akhirnya terlihat (ketahuan) keaslian dari pribadi lepas pribadi.
11.
Suka menjelekkan
orang.
Ini adalah tipe-tipe orang yang suka main belakang; sudah diajar tentang
didikan salib, eh malah daging
dielus-elus, seolah-olah didikan salib yang salah, bahkan berani mengatakan
didikan salib itu sebagai “tukang pemarah”.
12.
Tidak dapat
mengekang diri.
13.
Garang = Berani
(nekat) untuk melakukan yang jahat.
14.
Tidak suka yang
baik.
Allah itu baik; karena Allah itu baik, maka Dia akan bercerita tentang hal-hal
yang baik. Sampai pada malam ini, TUHAN menyatakan hal-hal yang baik kepada
kita semua. Tetapi, salah satu dari 18 (delapan belas) macam dosa akhir zaman
adalah tidak suka yang baik.
15.
Suka mengkhianat = Menusuk dari
belakang. Jangan ada di antara kita yang seperti ini, tetapi biarlah kita
sehati sepikir, berada di bawah satu naungan, jangan membuat naungan-naungan
yang lain. Antara satu dengan yang lain, kita adalah saudara bersaudara, kakak
beradik; jangan membuat perbedaan kasta.
16.
Tidak berpikir
panjang
= Pikirannya pendek, sehingga mudah terpengaruh oleh hal-hal yang tak suci.
17.
Berlagak tahu, padahal tidak
tahu apa-apa.
18.
Lebih menuruti
hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
Inilah semua 18
(delapan belas) macam dosa akhir zaman, persis seperti orang-orang pada zaman
Nuh; makan minum, kawin dan mengawinkan, yang semuanya sudah tercakup dalam 2 Timotius 3:2-4.
18 macam dosa
akhir zaman : 3 = 6
Sebaliknya, 6 x
3 = 18.
Jadi, manakala 18
(delapan belas) macam dosa akhir zaman ini terjadi, berarti; tubuh, jiwa, roh
sudah dikuasai daging, sudah dikuasai oleh roh antikris.
Tetapi, ada lagi
pengertian yang lain tentang 3 (tiga)
tulang rusuk ada di dalam mulut beruang, yang dapat kita perhatikan pada 2 Timotius 3:5-7.
2 Timotius 3:5
(3:5) Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah
mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka
itu!
Menjalankan
ibadah Taurat (ibadah lahiriah) = Tubuh dikuasai daging.
2 Timotius 3:6
(3:6) Sebab di antara mereka terdapat orang-orang yang menyelundup
ke rumah orang lain dan menjerat perempuan-perempuan lemah yang
sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu,
Orang-orang
menyelundup ke rumah orang lain, misalnya; hamba TUHAN ada di rumah TUHAN
Yesus, tetapi untuk menjerat perempuan-perempuan
lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai nafsu = Jiwa dikuasai
daging.
Bukankah banyak
hamba TUHAN yang berada di rumah TUHAN Yesus? Tetapi dia menyelundup,
tujuannya; untuk menjerat orang lemah yang sarat dengan dosa dan hidup dalam
hawa nafsu; itu adalah sasarannya. Kita melayani adalah untuk mencari jiwa, tetapi
justru ada penyelundup ke rumah orang yang lemah, berarti; jiwanya dikuasai
oleh daging.
2 Timotius 3:7
(3:7) yang walaupun selalu ingin diajar, namun
tidak pernah dapat mengenal kebenaran.
Ingin diajar dan
suka diajar, tetapi tidak akan sampai kepada kebenaran = Roh dikuasai daging.
Kalau roh sudah
dikuasai daging, maka biar seperti apapun orang diajar dan mungkin saja dia
suka diajar, tetapi dia tidak akan sampai kepada kebenaran, mengapa? Karena roh yang ada di dalam
diri manusia itu sudah dikuasai daging.
Begitu banyak di
antara kita yang suka diajar oleh Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel, tetapi
sampai di mana kita mau diajar dan dibawa oleh ajaran itu? Tetapi lihatlah,
manakala rohnya sudah dikuasai oleh daging, maka dia tidak akan sampai kepada
kebenaran.
Seharusnya,
carilah Kerajaan Sorga; di dalamnya ada kebenaran, di dalamnya ada TUHAN Yesus
yang sudah menyatakan kebenaran di atas kayu salib. Tetapi jika roh seseorang
sudah dikuasai oleh daging, maka dia tidak akan sampai ke situ. Oleh sebab itu,
hati-hati dengan istilah “kutuk”.
Dahulu saya
pernah sampaikan kepada seorang pemuda: Karena saya tahu kelemahan pemuda ini,
saya berkata: “Patahkan kutuk nenek
moyang!” Tetapi dia tidak mengerti apa yang saya maksud; dia justru
uring-uringan, dia persalahkan cara TUHAN mendidik dia.
Andaikata dia
mau terima cara TUHAN mendidik dia, maka dia pasti tertolong, tidak berada di
gunung-gunung lain, tidak liar, tidak diterkam oleh si serigala.
Inilah 3 (tiga) tulang
rusuk ada di dalam mulut beruang.
Intinya: Masa di
hari-hari terakhir sudah seharusnya kita jadikan masa penantian. Tetapi di sini
kita melihat; hari terakhir justru mengarah kepada kebinasaan, karena tubuh
jiwa roh dikuasai daging.
Roh antikris disebut
juga dengan roh jual beli. Boleh membeli, boleh menjual, dengan lain kata;
boleh mengadakan segala aktivitas, tetapi syaratnya; terima dahulu cap meterai
dari antikris, itulah enam ratus enam puluh enam (666) di dahi atau pun di
tangan kanannya (perbuatan hidupnya).
- Lihat, dahi ini
adalah sasaran dari Setan, karena pikiran dari mempelai perempuan, sasarannya
adalah gunung Sion, TUHAN Yesus Kristus; dan Setan tahu akan hal itu. Itu
sebabnya, Setan pun menaruh enam ratus enam puluh enam (666) di dahi anak-anak
TUHAN sebagai cap meterai.
- Atau ditaruh
pada tangan kanannya, supaya menjadi sebuah tabiat dan perbuatan (prilaku)
sehari-sehari, sehingga segala aktivitas kegiatan ini tergantung kepada cap
meterai itu.
Akhirnya,
berujung kepada maut.
Seharusnya,
waktu yang terakhir kita jadikan sebagai masa penantian. Tetapi di sini kita
sudah melihat; justru akhirnya berujung kepada kebinasaan, karena tubuh, jiwa,
rohnya dikuasai daging.
Awalnya dari
“seorang” manusia, tetapi akhirnya bangkit “banyak” antikris, apabila tubuh,
jiwa, roh dikuasai daging.
Supaya jangan
binasa, mari kita perhatikan JALAN KELUARNYA.
Kita perhatikan 1 Petrus 4, dengan perikop: “Hidup orang Kristen”
1 Petrus 4:7A
(4:7) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena
itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Kesudahan segala
sesuatu sudah dekat, berarti; hari-hari ini adalah hari-hari terakhir menjelang
kedatangan TUHAN -- di mana kedatangan-Nya sudah di ambang pintu --, yang harus
kita jadikan sebagai masa penantian. Jangan justru sibuk urus daging lagi.
1 Petrus 4:7B
(4:7) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah
dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Jalan keluarnya:
Kuasailah dirimu, jadilah tenang seperti Yakub, supaya dapat berdoa.
- Kuasai diri = Terkendali = Tidak liar → Orang yang
tergembala, terpimpin, dikuasai oleh TUHAN.
- Jadilah tenang → Puncak ibadah, itulah doa
penyembahan. Dalam Wahyu 8:1, Sunyi
senyap di sorga, suatu ketenangan dan kedamaian yang sangat tinggi, itulah doa
penyembahan. Maka dalam Wahyu 8:3-4,
Yesus, malaikat lain, Dialah Imam Besar Agung, tampil di tengah-tengah ibadah
di bumi ini untuk mempimpin ibadah-ibadah di bumi sampai kepada puncak ibadah,
itulah doa penyembahan.
Kata KUASAI DIRI
dan JADILAH TENANG hanya ditujukan kepada mereka yang mau tergembala,
sebagaimana dalam Mazmur 23, “TUHAN, Gembalaku yang baik”
Mazmur 23:1
(23:1) Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan
kekurangan aku.
Kalau
tergembala, pasti tidak kekurangan, baik jasmani maupun rohani, lahir maupun
batin.
- Tidak kekurangan
secara jasmani, berarti; dicukupkan, baik itu makan, minum, pakaian.
- Tidak kekurangan
secara rohani, berarti; tidak nampak lagi kelemahan-kelemahan, segala dosa,
segala kejahatan, segala kenajisan, segala kecemaran, segala dusta, sebagai kekurangan.
Keadaan suatu
kehidupan domba yang tergembala:
Mazmur 23:2-3
(23:2) Ia membaringkan aku di padang yang
berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; (23:3) Ia menyegarkan jiwaku. Ia
menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Kehidupan yang
tenang adalah suatu kehidupan yang tergembala, dia terkendali = Ada penguasaan
diri.
Jadi,
tergembalalah supaya tenang. Tenang itu hanya didapat apabila kita mau
tergembala.
Mazmur 23:4
(23:4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah
kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu
dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Pemazmur ini
mengaku: Sekalipun berjalan dalam lembah kekelaman, namun tidak takut bahaya.
Sekali waktu
nanti, dunia ini bagaikan lembah kekelaman yang harus kita hadapi, tepatnya saat
antikris menjadi raja, tetapi sekalipun demikian; manakala kita tergembal, maka
sekalipun kita menghadapi lembah kekelaman, namun kita tidak takut bahaya.
Berbeda dengan
orang yang gelisah -- sekalipun dia hanya menghadapi masalah kecil -- karena
tidak ada penguasaan diri, tidak ada ketenangan.
Tidak ada uang;
gelisah. Tidak ada beras; gelisah. Gelisah, gelisah, dan gelisah, tidak tenang,
tidak ada penguasaan diri. Kehidupan semacam ini, mungkinkah ia dapat berjalan
di dalam lembah kekelaman, tepatnya saat antikris menjadi raja? Tidak mungkin.
Oleh sebab itu, KUASAILAH DIRIMU dan JADILAH TENANG, Sekalipun berjalan dalam lembah kekelaman, namun tidak takut bahaya; sekalipun kelak antikris menjadi raja atas seantero dunia, namun kita tidak takut bahaya itu, karena TUHAN adalah Gembala yang baik, Dia membuat hati kita tenang dan damai dalam penguasaan dan terkendali.
Mazmur 23:5
(23:5) Engkau menyediakan hidangan bagiku, di
hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku
penuh melimpah.
1.
Engkau
menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku = Firman Allah menjadi jaminan
dalam menghadapi lawan.
2.
Engkau
mengurapi kepalaku dengan minyak = Roh Allah menjadi pertolongan untuk memimpin
kehidupan kita.
3.
Pialaku
penuh melimpah = Penuh dengan anggur kasih sukacita dari sorga di dalam
melayani Raja di atas segala raja. TUHAN sudah membawa kita kepada sebuah
jabatan untuk melayani Raja di atas segala raja, membawa piala penuh berisi
anggur.
Itu adalah kemenangan
demi kemenangan yang kita alami selama kita melayani TUHAN.
Bayangkan, kalau
dalam kehidupan seseorang: Rotinya sudah dihabisi oleh burung = Kebenaran sudah
dirampas oleh antikris, itu bagaikan orang yang digantung di atas tiang
gantungan.
Tetapi
kemenangan manakala kita ada dalam sebuah jabatan, di mana dipercayakan untuk
membawa piala berisi penuh dengan anggur. Piala = Kemenangan.
Kalau kita
melayani TUHAN, Raja di atas segala raja, di situ ada anggur yang sudah
tercurah di atas Calvari, itu adalah kasih yang sempurna, itu adalah
kemenangan.
Jadi, sudah sangat jelas; kehidupan yang tergembala:
- Ada penguasaan
diri, terkendali, tidak liar.
- Juga dalam suatu
ketenangan yang luar biasa.
Jangan
saudara berpikir bahwa penggembalaan ini tidak ada artinya; seolah-olah
pekerjaanmu yang lebih hebat, seolah-olah gajimu per bulan lebih hebat menjamin
keselamatan. Itu semu, itu akal-akalannya Setan.
Engkau
sarjana S1, S2, S3, tetapi kok engkau
bisa dibodoh-bodohi Setan, sementara;
- Engkau sudah
disediakan hidangan untuk mengalahkan musuh.
- Lalu TUHAN urapi
supaya Dia menjadi Kepala yang memimpin dalam seluruh kebenaran, diberikan
sebuah kedudukan jabatan.
- Dan kepadamu
diberikan piala berisi anggur yang merupakan kemenangan; melayani Raja di atas
segala raja.
Tetapi
mengapa kesempatan ini engkau sia-siakan?
Inilah
keadaan masa penantian; kuasailah diri, jadilah tenang. Berarti, mutlak harus
tergembala, karena itu semua kita alami, kita temukan, kita lihat sendiri, kita
rasakan masing-masing pribadi lepas pribadi, manakala kita tergembala dengan
baik.
Tetapi
lihatlah orang dunia yang menjalankan hidup secara manusiawi; dia tidak tahu
mana yang baik, mana yang benar, sekalipun dia sudah S1, S2, S3. Dia tidak tahu
piala kemenangan berisi anggur, tidak tahu darah yang tercurah dari Calvari,
sekalipun dia sarjana.
Supaya
genaplah berita Firman: Punya mata,
tetapi tidak melihat; punya telinga tetapi tidak mendengar.
Oleh
sebab itu, biarlah hari terakhir ini kita jadikan masa penantian. Kuasailah
diri, kendalikan diri, berarti; tergembala, supaya kita mengalami ketenangan di
dalam hidup ini.
Mazmur 23:6
(23:6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku,
seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Sampai akhirnya,
kebajikan dan kemurahan belaka akan
mengikuti aku, seumur hidupku, dan kita akan
diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa. Ini berbicara tentang keselamatan.
Rumah TUHAN
sementara adalah di bumi ini, tetapi rumah TUHAN selama-lamanya, itulah Sorga =
Selamat. Jadi, mau tidak mau harus tergembala, tidak boleh tidak tergembala.
Orang yang tidak
mempunyai pemahaman, maka dia akan kecilkan penggembalaan, karena dia akan
berpikir bahwa kekuatannya yang menjamin keselamatannya, hartanya, kekayaannya,
uangnya, bisnisnya, pekerjaannya, gajinya menjamin keselamatannya; tetapi itu
adalah perbuatan bodoh.
Jangan ada di
antara kita yang menganggap diri telah berdiri teguh. Jangan menganggap diri
kuat, supaya jangan jauh terhadap pencobaan.
Bukankah TUHAN
sudah memberi sebuah pengertian, supaya lewat pengertian ini kita menjadi orang
yang berakal budi dan bijaksana dan menjadikan kita berkemenangan?
- Hikmat itu
kemenangan.
- Hikmat itu yang dapat
membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik.
- Hikmat itu yang
membawa kita sampai kepada kemuliaan.
Jadi, bukan soal
karunia.
Suatu
kali, dunia ini akan berubah menjadi lembah kekelaman = Suatu kali, dunia ini
akan berubah menjadi gua singa, tepatnya saat antikris menjadi raja.
Daniel
adalah seorang yang memiliki jabatan tinggi; satu dari antara tiga pejabat
tinggi yang diangkat oleh raja Darius, Media Persia. Tetapi karena roh Daniel
melebihi dari dua pejabat lainnya, maka dua pejabat lainnya ini menghasut orang
lain, mulai dari menteri, bupati, dan lain sebagainya. Mereka ingin mencari
kesalahan Daniel, tetapi mereka tidak menemukan kesalahan itu.
Maka,
untuk dapat menjegal Daniel, mereka harus mencari kesalahan yang terkait soal
ibadah. Supaya Daniel tersandung, maka dikeluarkanlah sebuah undang-undang: Dalam
satu bulan atau 30 (tiga puluh) hari, di bawah pemerintahan raja Darius, tidak
ada seorang pun yang menyembah dewanya, Allahnya, atau siapapun Tuhannya,
selain kepada raja Darius. Lalu, undang-undang itu dikeluarkan dan dicap
meterai oleh cincin meterai dari pada raja Darius. Dan berita ini pun
disebarkan di bawah kekuasaan pemerintahan raja Darius.
Tetapi
sekalipun demikian, Daniel tetap tenang; dia tidak menjadi gelisah dan ada
dalam penguasaan diri (terkendali). Seperti biasa; Daniel kembali ke rumahnya,
naik ke sotoh untuk tiga kali sehari memuji TUHAN, tiga kali sehari menyembah
TUHAN.
Jadi,
kehidupan yang sudah berada pada tingkat ibadah tertinggi, itulah doa
penyembahan, dia akan tenang. Dan ketenangan itu hanya didapat di dalam
penggembalaan.
Seseorang
tidak akan bisa tenang kalau tidak tergembala. Ibadah tidak akan mungkin bisa
memuncak sampai kepada doa penyembahan, kalau tidak tergembala.
Singkat
kata: Pejabat-pejabat ini bisa menjegal Daniel, dan ia pun pasrah, lalu
menerima konsekuensi, yaitu dilemparkan ke dalam gua singa; itu bagaikan berjalan
dalam lemah kekelaman, namun dia tidak takut bahaya.
Lalu
pada pagi hari, berserulah raja Darius kepada Daniel dengan suara yang sayu:
"Daniel, hamba Allah yang hidup,
Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari
singa-singa itu?"
Dan
Daniel pun menjawab: “Ya raja, kekallah
hidupmu! Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut
singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku
tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak
melakukan kejahatan.”
Kalau
kita tekun dalam tiga macam ibadah pokok, bahkan nanti ibadah itu membawa kita
sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi, itulah doa penyembahan, maka kita
tidaklah bersalah kepada TUHAN, dan juga tidak bersalah kepada pemerintahan
dunia ini.
Tetapi
yang terjadi sekarang ini, justru hamba TUHAN memutar balik fakta. Kita semua
harus tunduk kepada pemerintahan dunia ini, di bawah kepemimpinan Bapa Joko
Widodo dan para kabinetnya, mulai pejabat tinggi sampai pejabat rendah; kita
harus hormati. Beliau adalah pemimpin luar biasa yang diberkati TUHAN. Kita
harus tunduk, buktinya; kita membayar pajak kendaraan, pajak bumi, pajak
bangunan, dan lain sebagainya. Tetapi soal ibadah, kita tidak boleh takut,
harus tergembala = Tenang, itulah puncak ibadah, doa penyembahan.
Biarlah
kita sama seperti Daniel yang tenang, yang terus menyembah TUHAN, walaupun
berjalan dalam lembah kekelaman saat dunia berubah menjadi gua singa, pada saat
antikris menjadi raja.
Inilah
jalan keluarnya. Inilah hari terakhir, masa penantian, inilah yang seharusnya
menjadi keadaan kita; kuasailah dirimu, jadilah tenang, tetapi harus
tergembala, supaya kita bisa melihat dan kita rasakan sendiri.
Nyatalah
bahwa kasih TUHAN itu istimewa bagi Israel, juga bagi kita, dan kita
ditempatkan secara khusus di hati TUHAN. Kita tidak layak, tetapi dilayakkan.
Bukankah
Esau adalah kakak Yakub? Tetapi TUHAN mengasihi Yakub, namun membenci Esau =
Yang tidak layak menjadi layak. TUHAN berkemurahan kepada siapa Dia
berkemurahan, asal kita mau menghargai kemurahan.
Kita
diberi sebuah jabatan dengan piala berisi anggur darah salib Calvari di tangan untuk
melayani Raja di atas segala raja. Jangan sampai nanti kita bagaikan roti yang
dihabisi antikris (burung di udara), itulah kehidupan yang akhirnya digantung bunuh
diri (dibinasakan).
Jadi,
masa penantian adalah masa di mana kita harus menguasai diri dan jadilah
tenang.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment