IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 NOVEMBER 2024
SURAT YUDAS
YUDAS 1:5
(Seri 2)
Subtema: BAGIAN YANG TERBESAR TEWAS DI PADANG GURUN
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmatNya kita semua dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus, beribadah dan melayani TUHAN lewat Ibadah Doa Penyembahan.
Selanjutnya, saya juga tidak lupa untuk menyapa anak-anak TUHAN, bapa/ibu, saudara/saudari yang terkasih dalam Kristus Yesus yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon lewat live streaming/online/video internet baik itu dari Youtube, Facebook, ataupun media sosial lainnya dimanapun berada. Kiranya damai sejahtera Allah turun memenuhi kehidupan kita untuk memberi satu sukacita sekaligus kebahagiaan di saat kita duduk diam dekat kaki TUHAN dan terus mendengarkan Firman TUHAN Allah.
Kita sambut SURAT YUDAS sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan.
Yudas 1:5
(1:5) Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya.
TUHAN menyelamatkan umat Israel dari tanah Mesir, namun membinasakan mereka yang tidak percaya.
Pendeknya, bangsa Israel dibebaskan dari tanah Mesir hingga berada di padang gurun adalah sebuah kisah yang disampaikan kepada kita dengan tujuan; untuk memperingatkan gereja TUHAN di hari-hari terakhir.
Kisah tersebut ditulis kembali oleh rasul Paulus lalu diajarkan (disampaikan) kepada jemaat di Korintus secara khusus dalam 1 Korintus 10. Sementara ayat 1-4 intinya adalah umat Israel dibebaskan (diselamatkan) dari tanah Mesir.
1 Korintus 10:5
(10:5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
Namun “bagian yang terbesar” dari umat Israel ditewaskan di padang gurun.
Singkat kata, dibebaskan (diselamatkan) dari tanah Mesir, tetapi ditewaskan di padang gurun
Dari sini kita dapat pengertian atau dapat memetik suatu pelajaran bahwa orang-orang Kristen tidak cukup hanya percaya, bertobat lalu dibaptis air, selanjutnya dipenuhkan oleh Roh Kudus. Dengan lain kata; tidak berhenti pada asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus akan tetapi harus beralih kepada perkembangannya yang penuh. (Ibrani 6:1-2)
Kemudian, yang ditewaskan di padang gurun adalah “bagian yang terbesar” dari umat Israel, sebab TUHAN tidak berkenan kepada mereka. Sebab itu kita dapat berkaca kepada Firman Allah malam ini; sudah berkenan atau belum?
Siapa bagian yang terbesar ini?
Bilangan 14:29-30 dengan perikop: Pemberontakan umat Israel
(14:29) Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku. (14:30) Bahwasanya kamu ini tidak akan masuk ke negeri yang dengan mengangkat sumpah telah Kujanjikan akan Kuberi kamu diami, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun!
"Bagian yang terbesar" dari umat Israel mati di tengah jalan sehingga mayat-mayat mereka berhantaran (bergelimpangan) di padang belantara (padang gurun).
Mengapa "bagian yang terbesar" dari umat Israel ini harus mati di padang gurun?
Jawabnya: karena mereka telah bersungut-sungut kepada TUHAN.
Jadi, pekerjaannya dalam mengikuti TUHAN hanya bersungut-sungut. Ikut dalam barisan Musa, tetapi saban hari kerjaannya hanya bersungut-sungut; besok bersungut-sungut, lusa bersungut-sungut, terus menerus bersungut-sungut.
Hati-hati, jangan sampai kita tergembala tetapi saban hari bersungut-sungut, itu tidak baik.
Saudara, bersungut-sungut, ngomel dan menggerutu di dalam hati adalah suara daging yang menunjukkan bahwa keinginan-keinginan daging mereka belum dimatikan (disalibkan) dihadapan TUHAN.
Padahal pelajaran yang diajarkan TUHAN Yesus kepada murid-murid…
Matius 16:24-25
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Syarat menjadi pengikut Kristus:
Sangkal diri
Pikul salib
Ikut TUHAN
Artinya: daging dan keinginannya sudah harus dimatikan (disalibkan) demi hidup kekal.
Untuk apa seseorang mempertahankan nyawanya, tetapi dia harus kehilangan nyawa.
TUHAN dapat melihat siapa saja yang memperoleh hidup kekal. Tetapi kita juga bisa melihat siapa yang akan memperoleh hidup kekal jika mau berkaca (bercermin) kepada Firman Allah. Kalau tidak mau bercermin, ia tidak akan tahu siapa yang akan memperoleh hidup kekal. Tetapi malam ini, lewat Firman Allah yang diajarkan oleh TUHAN kepada kita, itulah Firman Penggembalaan yang menggembalakan kita dapat berkaca untuk selanjutnya membawa kita masuk dalam Yerusalem yang baru.
Lukas 9:22
(9:22) Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga."
Ini adalah pemberitahuan pertama tentang penderitaan yang harus ditanggung oleh Yesus di atas kayu salib dari pihak imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua Israel.
Lukas 9:23
(9:23) Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
Di sini kita melihat: sangkal diri, pikul salib setiap hari dan mengikut TUHAN.
Kata setiap hari berarti; bukan saat dalam keadaan tertentu, tetapi setiap hari terjadi penyangkalan dan penyaliban terhadap daging dan keinginannya.
Ada banyak orang Kristen nampak terlihat penyangkalan di dalam dirinya bila kepentingan itu terpenuhi di dalam dirinya, itu tidak boleh, itu namanya “keadaan tertentu.” Tetapi, menyangkal dirinya, memikul salibnya itu harus setiap hari, bukan dalam keadaan tertentu.
Matius 7:13-14
(7:13) Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; (7:14) karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
"Bagian yang terbesar" dari umat Israel yang bersungut-sungut kepada TUHAN tadi adalah mereka yang tidak menyangkal diri dan tidak memikul salibnya. Sebaliknya, yang menyangkal diri dan memikul salibnya adalah "bagian yang terkecil" yakni; Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune. Berarti mereka telah betul-betul menyangkal dirinya dan memikul salibnya, dengan lain kata; menyalibkan segala kepentingan-kepentingan dari keinginan daging itu sendiri.
Saudara, kalau masih ada kepentingan dalam diri, satu kali nanti, cepat atau lambat pasti akan bersungut-sungut.
Setelah kita berkaca siapa “bagian yang terbesar”, ternyata mereka adalah orang-orang yang tidak menyalibkan daging dan kepentingannya, dengan lain kata; daging dibiarkan bersuara.
Ciri-ciri orang yang bersungut-sungut.
Bilangan 14:31
(14:31) Tentang anak-anakmu yang telah kamu katakan: Mereka akan menjadi tawanan, merekalah yang akan Kubawa masuk, supaya mereka mengenal negeri yang telah kamu hinakan itu.
Mereka yang lahir di tanah Mesir itulah generasi pertama dari umat Israel memang harus binasa, mayat mereka akan bergelimpangan di padang gurun. Tetapi keturunan mereka yang lahir di padang gurun, merekalah yang akan masuk ke negeri yang dijanjikan oleh TUHAN.
Kemudian, ciri-ciri orang yang bersungut-sungut adalah menghina negeri yang dijanjikan oleh TUHAN.
Saudara, kita semua masih berada di negeri yang dijanjikan oleh TUHAN, artinya; tekun dalam tiga macam ibadah pokok, berarti; tidak menghina negeri yang dijanjikan oleh TUHAN. Itu sebabnya kita ada dalam pertemuan-pertemuan tiga macam ibadah pokok.
Ibrani 4:1 dengan perikop: Hari perhentian yang disediakan Allah
(4:1) Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku.
Janji akan masuk ke dalam hari perhentian TUHAN, itu masih berlaku kepada kita semua di hari-hari terakhir ini sekalipun waktu tinggal sedikit. Kesempatan yang tersisa walaupun tinggal sedikit, itu adalah rahmat TUHAN / kemurahan TUHAN, sebab itu hargailah.
Ibrani 4:3-5
(4:3) Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan. (4:4) Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: "Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya." (4:5) Dan dalam nas itu kita baca: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."
Menghina negeri perjanjian = menghina hari perhentian.
Hari perhentian adalah hari sabat (hari ketujuh) itulah ibadah dan pelayanan.
Inilah ciri-ciri orang yang bersungut-sungut; menghina ibadah dan pelayan = tidak mau menghargai ibadah dan pelayanan.
Coba saudara perhatikan dalam satu rumah siapa yang paling bersungut-sungut, biasanya dia adalah orang yang menghina negeri perjanjian (ibadah dan pelayanan). Semakin banyak bersungut-sungut, semakin dia tidak menghargai ibadah, itu tidak bisa dipungkiri karena ini adalah rumus Alkitab.
Kalau saudara melihat orang banyak ngomel dan mempersalahkan ibadah, jangan dengar nasihatnya supaya jangan ada pembiaran di dalam dirimu. Kita harus semakin dewasa dan peka.
2 Petrus 3:3
(3:3) Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.
Di hari-hari terakhir dengan lain kata; menjelang datangnya TUHAN, pada saat itu tampil banyak pengejek-pengejek.
Pengejek-pengejek ini adalah orang-orang yang hidup menurut hawa nafsunya 🡪 orang yang bersungut-sungut / belum mematikan suara dagingnya.
Lihat orang yang mundur dari Pengajaran Tabernakel dalam terangnya Mempelai, selain bersungut-sungut, ia akan tampil sebagai pengejek dan dia akan berkata; tidak hanya Firman Pengajaran dalam terangnya Tabernakel yang selamat. Silahkan saja berpendapat seperti itu, tetapi yang saya tahu adalah kita semua harus berkaca kepada Pengajaran Tabernakel yang diterangkan, supaya kita tahu; layak masuk Sorga berjumpa dengan Mempelai Laki-Laki, atau sebaliknya, yang saya tahu begitu. Apakah kita mempunyai pemahaman yang sama?
2 Petrus 3:4
(3:4) Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan."
Di sini kita melihat, pengejek-pengejek (orang yang bersungut-sungut) tidak mengakui janji kedatangan TUHAN = menghina hari perhentian (ibadah dan pelayanan).
Alasannya: dunia tetap sama sekalipun orang-orang telah meninggal (mati) dari tahun ke tahun, generasi ke generasi.
Itulah alasan mereka menghina janji kedatangan TUHAN. Mereka melihat dunia sama saja, tidak ada yang berubah. Orang sudah mati dari keturunan ke keturunan, generasi ke generasi, tetapi dunia tetap sama. Apalagi kalau dia masih menikmati berkat-berkat dari penghasilannya, pekerjaannya, bisnisnya, lebih-lebih lagi tidak menghargai dengan lain kata menghina negeri perjanjian itulah hari perhentian (kedatangan TUHAN).
2 Petrus 3:5-7
(3:5) Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, (3:6) dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. (3:7) Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.
Langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.
Jadi kita tidak bisa bergantung kepada yang lahiriah, jangan bergantung kepada berkat gaji satu bulan, berkat dari hasil bisnis atau apapun, termasuk kedudukan, jabatan, pangkat yang tinggi, harta / uang yang banyak, tidak bisa.
Semuanya memang terpelihara sampai hari ini, tetapi satu kali semua itu yakni; langit dan bumi pertama termasuk unsur-unsurnya menuju (on the way) ke api neraka.
Kemudian, di sini kita melihat pengejek-pengejek (orang yang bersungut-sungut) tidak mau tahu bahwa:
Langit dan bumi diciptakan oleh Firman Allah.
Bumi telah binasa oleh air bah tetapi Firman Allah sanggup memulihkan segala sesuatunya.
Mereka juga tidak peduli dengan hari penghakiman yang membinasakan;
Langit dan bumi yang pertama serta unsur-unsurnya.
Orang-orang fasik, pongah, sombong, angkuh, tidak mengakui adanya TUHAN.
Sekalipun hal itu akan terjadi satu kali kelak, namun pada kenyataannya orang yang bersungut-sungut, pengejek-pengejek, orang-orang yang belum menyalibkan hawa nafsu dan kepentingan dagingnya di tengah peribadatan tetap saja tidak peduli. Firman Allah disampaikan begitu rupa, tetap saja tidak peduli.
Saya masih jauh dari sempurna, tetapi belajar dan terus belajar untuk mengasihi TUHAN tanpa kepentingan. Kalau saya tahu seseorang menempuh jalan yang tidak baik, saya akan ingatkan, tetapi tetap keputusan ada di tangan orang itu, tidak bisa saya paksa mengikut TUHAN. Tetapi resikonya akan ia tanggung sendiri.
Saya juga sampaikan malam ini kepada pemuda/pemudi, cari pasangan yang seimbang. Jangan seperti yang tertulis dalam 2 Korintus 6:14-16 --- Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh.
Kalau nasihat yang sama yang diajarkan rasul Paulus kepada jemaat Korintus ini diabaikan; keputusan ada di tangan masing-masing. Tugas saya adalah mengingatkan.
Jadi, orangtua juga harus menangis banyak sebelum terjadi satu keputusan yang salah, sebelum terjadi air mata bercucuran seperti cucuran darah. Jangan eforia sekarang; terlihat berkembang besar, tetapi besok menangis.
Saudara pikir gampang membangun nikah rumah tangga di luar TUHAN, di luar Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel? Kita sebagai orangtua yang sudah punya pengalaman, masa membiarkan anak mencari pasangan yang tidak seimbang. Lihat pengalaman kita dalam nikah, betapa hancurnya, dan betapa besarnya derita yang ditimbulkan oleh kehancuran itu, masa kita tidak mau belajar dari pengalaman itu. Masa engkau tidak mau menangis untuk putera dan puteri mu, justru membiarkan mencari pasangan yang tidak seimbang, membiarkan mereka menghina hari perhentian, menghina tanah air Sorgawi itulah ibadah dan pelayanan hanya karena unsur-unsur dunia yakni; kedudukan, jabatan, pangkat, pekerjaan yang bagus disebuah perusahaan, sementara semua itu sedang on the way (menuju) kepada api neraka (kebinasaan).
Lalu kenapa saudara gerah dengan peringatan-peringatan atau nasihat semacam ini? Bukankah kita sudah tahu kisah Israel diselamatkan dari tanah Mesir tetapi dibinasakan (ditewaskan) di padang gurun? Kenapa kisah ini harus disampaikan kembali sekalipun kita sudah tahu betul? Tujuannya adalah untuk memperingatkan kita supaya jangan sampai pengalaman kita sama seperti yang dialami oleh bangsa Israel.
Biasanya, sebelum terbentur dengan masalah, seseorang tidak akan pernah datang menangis di kaki salib. Tetapi kalau begitu jalan keluar dari pikiran saudara, terserah. Sekali lagi saya tandaskan; tetap cari pasangan yang seimbang. Percaya kepada Firman TUHAN, hidupmu ditentukan oleh Firman TUHAN, tidak ditentukan oleh unsur-unsur dunia.
Saya sedikit berbagi cerita, dahulu sebelum menikah ada seorang mayor (tentara) dekat dengan saya, ada juga sarjana (S3), pengawas limbah di Jawa Timur yang dekat dengan saya, waktu itu. Bukan tidak mau, tetapi apakah mereka bisa menjadi pasangan yang seimbang untuk menggembalakan sidang jemaat lewat Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel atau tidak. Setelah saya ikuti “alurnya” ternyata tidak bisa, saya hentikan, untuk apa saya euforia sesaat tetapi besok menangis. Ini adalah masa lalu yang sekedar saya bagikan. Saya berharap saudara dikuatkan.
2 Petrus 3:8
(3:8) Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.
Sesungguhnya anak-anak TUHAN tidak boleh melupakan, bahkan tidak boleh menghina hari perhentian yakni; negeri yang dijanjikan itulah tanah air Sorgawi.
Menghina tanah perjanjian artinya:
Menghina ibadah dan pelayanan itulah hari ketujuh (hari perhentian)
Menghina kerajaan Sorga perhentian kekal (abadi).
Di atas tadi kita sudah melihat ciri orang yang bersungut-sungut.
Sekarang kita lihat….
AKIBAT BERSUNGUT-SUNGUT
Bilangan 14:32-33
(14:32) Tetapi mengenai kamu, bangkai-bangkaimu akan berhantaran di padang gurun ini, (14:33) dan anak-anakmu akan mengembara sebagai penggembala di padang gurun empat puluh tahun lamanya dan akan menanggung akibat ketidaksetiaan, sampai bangkai-bangkaimu habis di padang gurun.
Akibat bersungut-sungut: mengembara = tidak tergembala.
Sekarang kita lihat kehidupan yang tidak tergembala…
Yeremia 50:6
(50:6) Umat-Ku tadinya seperti domba-domba yang hilang; mereka dibiarkan sesat oleh gembala-gembalanya, dibiarkan mengembara di gunung-gunung, mereka berjalan dari gunung ke bukit sehingga lupa akan tempat pembaringannya.
Mengembara artinya; berada di gunung-gunung dengan lain kata; dari gunung yang satu pergi ke gunung yang lain, sehingga lupa akan tempat pembaringannya. Tempat pembaringan 🡪 kandang penggembalaan bagi kawanan domba.
Kitalah umat ketebusan Allah dan kawanan domba Allah itu sendiri dan oleh karena kemurahan TUHAN, Ia memberikan tempat pembaringan kepada kita semua, supaya sebagai kawanan domba kita semua tergembala dengan sungguh-sungguh dihadapan TUHAN, seperti malam ini; kita ada dalam ketekunan Ibadah Doa Penyembahan.
Saudara, sebenarnya kandang penggembalaan adalah:
Tempat domba-domba diberi makan.
Tempat domba-domba diberi minum.
Tempat domba-domba diberi nafas hidup.
Pendeknya, dibaringkan artinya; diberi makan, minum dan nafas hidup yakni; doa penyembahan
Kita lihat sejenak keadaan seseorang bila tidak tergembala…
Ayub 39:8-11
(39:8) Siapakah yang mengumbar keledai liar, atau siapakah yang membuka tali tambatan keledai jalang? (39:9) Kepadanya telah Kuberikan tanah dataran sebagai tempat kediamannya dan padang masin sebagai tempat tinggalnya. (39:10) Ia menertawakan keramaian kota, tidak mendengarkan teriak si penggiring; (39:11) ia menjelajah gunung-gunung padang rumputnya, dan mencari apa saja yang hijau.
Keadaan domba bila tidak tergembala:
Menertawakan keramaian kota.
Artinya; tidak menghargai ibadah dan pelayanan.
Tidak mendengarkan teriak si penggiring.
Artinya; tidak mendengar suara gembala.
Perlu untuk diketahui: sampai sejauh ini kita sekaliannya sebagai kawanan Domba Allah telah digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Tujuannya: untuk membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, dengan lain kata untuk membawa kita masuk dalam Yerusalem baru (perhentian kekal). Tetapi, kalau tidak dengar-dengaran, maka, ia tidak akan sampai kepada rencana TUHAN.
Menjelajah gunung-gunung padang rumputnya.
Artinya; berada di semua tempat peribadatan dengan alasan: untuk mencari Firman Allah (apa saja yang hijau), karena dengan demikian ia merasa terpelihara oleh Gembala Agung (sudah tergembala).
Banyak orang Kristen berkata; dimana-mana ada TUHAN, maksudnya; tidak perlu tergembala, yang terpenting berada di semua gunung-gunung (tempat peribadatan). Kenapa dia berkata begitu? alasannya; di sana juga ada Firman Allah. Dan dengan mencari Firman TUHAN di tempat lain-lain; ia merasa sudah tergembala, walaupun di tempat lain nampak lebih hebat, lebih mewah dan lain sebagainya. Tetapi, kalau berada di semua tempat peribadatan itu namanya liar.
Sebenarnya kehidupan yang mengembara ia sedang berada:
Di tanah dataran 🡪 seseorang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya.
Kalau orang sudah tidak tergembala, tempatnya adalah tanah dataran. Untuk mencari sesuap nasi, dia harus mengandalkan manusia dan kekuatannya. Tetapi coba saudara perhatikan ketika seseorang tergembala, walaupun penghasilannya tidak seberapa, tetapi penghasilan yang sedikit itu memelihara kehidupannya.
Tetapi, kalau orang sudah tidak tergembala, tidak akan pernah terpelihara sekalipun ia merasa tergembala, justru tempatnya adalah di tanah dataran = tanah Mesir.
Justru ada di padang masin 🡪 orang yang mengalami sunyi sepi di tengah keramaian.
Saudara, apa yang membuat kita bahagia bagaikan di tengah keramaian? Jelas karena kasih Mempelai. Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel atau Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan, itu yang membuat kita merasa sukacita, itu yang disebut dengan sukacita mempelai bahagia walaupun tidak punya apa-apa. Dahulu sebelum tergembala, kita punya ini dan itu tetapi selalu dalam kesusahan (merasa kekurangan).
Yeremia 50:6
(50:6) Umat-Ku tadinya seperti domba-domba yang hilang; mereka dibiarkan sesat oleh gembala-gembalanya, dibiarkan mengembara di gunung-gunung, mereka berjalan dari gunung ke bukit sehingga lupa akan tempat pembaringannya.
Berada di tanah dataran dan di padang masin = terhilang dan sesat.
Sekarang ini kita masih berada di kandang penggembalaan, di tempat pembaringan. Saudara jangan biarkan diri saudara mengembara dari gunung satu ke gunung lain; setialah dalam satu penggembalaan apapun harga yang harus dibayar.
Kalau tidak, persis seperti orang yang berada di tanah dataran dan di padang masin; terhilang dan sesat.
Kalau kita digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, jalan kita lurus; tidak akan pernah terhilang, percaya saja, ujungnya pasti Yerusalem yang baru. Dari Tabernakel di bumi untuk sampai Tabernakel di Surga, dari manusia nafsani sampai menjadi manusia rohani, untuk masuk dalam perjamuan pesta kawin Anak Domba, jelas karena Tabernakel, sebab Pengajaran Tabernakel harus diterangkan supaya tahu wujud rohani ini.
Yeremia 50:7
(50:7) Siapa pun yang menjumpai mereka, memakan habis mereka, dan lawan-lawan mereka berkata: Kami tidak bersalah! Karena mereka telah berdosa kepada TUHAN, tempat kebenaran, TUHAN, pengharapan nenek moyang mereka!
Keadaan apabila domba-domba terhilang dan sesat: lemah dan tidak berdaya terhadap lawan (musuh)
Pendeknya, musuh (lawan) akan memakan habis mereka.
Musuh abadi itulah setan Tritunggal, yaitu;
Naga.
Antikris (binatang yang keluar dari dalam laut).
Nabi-nabi palsu (binatang yang keluar dari dalam bumi).
Mereka yang sesat dan terhilang, lemah terhadap musuh ini dengan lain kata; dihabisi oleh setan tritunggal.
Yeremia 23:4
(23:4) Aku akan mengangkat atas mereka gembala-gembala yang akan menggembalakan mereka, sehingga mereka tidak takut lagi, tidak terkejut dan tidak hilang seekor pun, demikianlah firman TUHAN.
Apabila domba-domba tergembala dengan baik dan benar dalam satu kandang penggembalaan, maka;
Tidak takut / tidak kuatir soal apa yang dimakan, minum, pakai, tidak takut terhadap masa depan.
Tidak terkejut terhadap kekejutan yang akan terjadi, yaitu; kedahsyatan malam yang akan terjadi saat antikris menjadi raja atas seantero dunia ini.
Tidak hilang seekorpun, berarti; tidak terhilang dan tersesat.
Mazmur 23:4 dengan perikop: TUHAN Gembalaku yang baik
(23:4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Kehidupan yang tergembala sekalipun berjalan dalam lembah kekelaman tidak takut bahaya, sebab TUHAN beserta kita.
Jaminannya: gada dan tongkat.
Mazmur 23:5-6
(23:5) Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. (23:6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Pengalaman / pengakuan dari domba yang tergembala:
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku = tekun dalam Ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. Hasilnya; dipelihara oleh Gembala Agung
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak = tekun dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
Pialaku penuh melimpah = tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan sebagai tingkat ibadah yang tertinggi (puncak ibadah).
Kalau ibadah sudah sampai kepada puncaknya, sebagai domba yang tergembala kita akan berkata; pialaku penuh melimpah. Piala isinya anggur itulah kasih 🡪 doa penyembahan (puncak ibadah).
Sampai di situlah TUHAN membawa kita di tengah ibadah dan pelayanan.
Ibadah kita tidak boleh berhenti sebatas Ibadah pendalaman Alkitab, nanti burung akan mematok roti-roti yang ada di bakul itu. Tetapi dia yang dikembalikan kepada jabatan yang semula, membawa piala isi anggur untuk melayani raja, ini adalah kasih berarti doa penyembahan. Kalau ibadah kita sampai kepada doa penyembahan, seperti piala berisi anggur untuk melayani raja, itu adalah jaminan dari kerajaan Sorga untuk kita semua.
Jadi saudara, malam ini kita mendapat satu peringatan keras, supaya kita jangan mengulangi kesalahan seperti kesalahan yang dilakukan umat Israel; dibebaskan (diselamatkan) dari tanah Mesir, tetapi anehnya ditewaskan di padang gurun, jangan kita seperti itu. Kalau kita sudah dilepaskan dari dunia jahanam ini dengan segala ikatannya dan sekarang kita ada di tengah-tengah perjalanan padang gurun rohani, tekun dalam tiga macam ibadah pokok, tujuannya adalah Yerusalem Sorgawi maka tentu domba-domba yang tergembala itu akan terpelihara dengan sungguh-sungguh. Tempat kita bukan padang masin, bukan tanah dataran, tetapi tempat kita adalah dalam kerajaan Sorga, bahagia selama-lamanya bersama dengan Dia di dalam kekekalan (keabadian). Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang